Professional Documents
Culture Documents
CVOH .(1)
Berdasarkan persamaan (1) maka hokum laju reaksi dapat dituliskan sebagai :
Laju reaksi = k [ CV+]n [OH-]m
..(2)
Pangkat n dan m merujuk pada orde reaksi sedangkan k merujuk pada konstanta laju reaksi.
Percobaan yang dilakukan dengan menggunakan konsentrasi OH- yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan konsentrasi CV+ menggunakan persamaan hokum laju reaksi menjadi :
Laju reaksi = k [CV+]n
.(3)
Dengan nilai k = k[OH-]m
.(4)
k merupakan konstanta laju reaksi semu yang muncul ketika dilakukan observasi dan
persamaan (3) merupakan hokum laju seu karea merupakan hasil penyederhanaan hokum laju
sebenarnya.
Spektrofotometri dapat digunakan untuk menganalisis konsentrasi suatu zat dialam
larutan berdasarkan absorbansi terhadap warna dari larutan pada panjang gelombang tertentu.
Metode spektrofotometri memerlukan larutan standar yang telahdiketahui konsentrasinya.
Larutan standarnya terdiri dari beberapa tingkat konsentrasi tinggi. (Khopkar, 2003)
Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitans atau
absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Prinsip kerja
spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu
medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam
medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan
dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel.
Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih
mendalam dari absorbsi energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding
lurus dengan dengankonsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller J.N 2000)
Tujuan
1. Manentukan orde reaksi dengan menggunakan metode grafis
2. Menentukan hukum laju reaksi pemutihan kristal violet
3. Menentukan pengaruh ion dalam proses pemutihan
Alat, Bahan dan Metode
Alat :
Beaker glass
Pipet volume
Gelas ukur
Labu takar
Gelas arloji
Spatula
Stopwatch
Spektofotometer
Tisu
Bahan
Akuades
Kristal violet
NaOH
NaNO3
Metode
1.1 Pembuatan larutan kerja
Dibuat larutan kristal violet 0,00025%, NaOH 0,008 M(a), 0,0016 M(b), NaNO 3 0,1
M(a), 0,05 M(b)
Volume Akuades
(ml)
9,5
9
8
7
Konsentrasi Larutan
(%)
0,000125
0,000250
0,000500
0,000750
Nilai Transmitan
(%)
56
53
43
29
4
5
6
5
0,001000
0,001250
22
10
NaOH 0,016 M
Akuades
NaNO3
NaNO3
(%)
0,1 M (%) 0,05 M(%)
31
21
28
32
22
29
33
23
29
33
24
31
33,5
24,5
31
33,5
25
32
36
27
33
36
27,5
34
37
28
34
37,5
29
35
NaOH 0,008 M
Akuades
NaNO3
NaNO3
(%)
0,1 M (%) 0,05 M(%)
17
36
34
21
37
37
22
38
38
25
39
41
28
39,5
42
30
41
43
31,5
43
44
34
43,5
45
38
45
45
40
45
46
Jawab Pertanyaan
1. Bandingkan hasil praktikum anda tentang penentuan orde reaksi dengan literatur!
Jawab :
Percobaan yang dilakukan dapat dikatakan berhasil karena larutan yang diuji
menunjukkan kurva yang benar yaitu dengan bertambah besarnya absorbansi maka
konsentrasinya pun semakin besar, dan konsentrasi tersebut mempengaruhi laju reaksi
suatu larutan maka laju reaksinya pun juga besar. Dengan didapatkannya absorbansi yang
benar maka didapatkan pula orde reaksi yang sesuai dengan literatur yaitu NaOH +
akuades mempunyai orde reaksi 1 sedangkan NaOH + NaNO3 mempunyai orde reaksi 2
namun ada sedikit perbedaan pada NaOH 0,008 M + NaNO3 0,1 M karena didapatkan
orde reaksi 0. Hal ini dapat terjadi karena kemungkinan NaNO3 yang ditambahkan tidak
bereaksi sehingga laju reaksinya tidak berpengaruh.
2. Bagaimana reaksi yang terjadi antara pewarna dan NaOH setelah dilakukan penambahan
NaNO3 ?
Jawab :
C25H30ClN3 + NaOH
NaCl + C25H30N3O NaNO3 2NaOH + C25H30N3Cl
H O/H+
2
Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu pembuatan kurva standar kristal violet membutuhkan
data absorbansi dari tiap konsentrasi larutan CV yang ditambahkan. Untuk mencari absorban
dari nilai transmitan digunakan rumus:
A = 2 log transmitan%
Dari hasil percobaan didapatkan absorban sebagai berikut:
Konsentrasi Larutan (%)
Nilai Transmitan (%)
Absorban
0,000125
56
0,2518
0,000250
53
0,2757
0,000500
43
0,3665
0,000750
29
0,5376
0,001000
22
0,6576
0,001250
10
1,0000
Kemudian dibuat kurva standar antara konsentrasi larutan dengan absorban
Kurva standart
1.2
1
0.8
Absorban
0.6
0.4
0.2
0
0.000000
0.001000
0.002000
Konsentrasi
Grafik 1
Dapat disimpulkan dari tabel maupun grafik bahwa semakin besar konsentrasi kristal
violet yang ditambahkan maka semakin besar pula nilai absorbannya (besarnya sinar radiasi
yang terserap oleh zat) dari zat yang diukur), namun transmitan (besarnya sinar radiasi yang
melewati zat dan ditangkap detektor) akan semakin menurun.
Sedangkan dalam percobaan yang kedua, pengamatan kinetika reaksi antara kristal
violet dan natrium hidroksida. Persamaan untuk reaksi yang ditampilkan di sini:
reaksi NaOH 0,016 M + akuades mempunyai orde reaksi 1 karena nilai R 2 dari grafik 2.2
yang paling mendekati 1
reaksi NaOH 0,016 M + NaNO3 0,1 M mempunyai orde reaksi 2 karena nilai R 2 dari
grafik 3.3 yang paling mendekati 1
reaksi NaOH 0,016 M + NaNO3 0,05 M mempunyai orde reaksi 2 karena nilai R 2 dari
grafik 4.3 yang paling mendekati 1
reaksi NaOH 0,008 M + akuades mempunyai orde reaksi 1 karena nilai R 2 dari grafik 5.2
yang paling mendekati 1
reaksi NaOH 0,008 M + NaNO3 0,1 M mempunyai orde reaksi 0 karena nilai R 2 dari
grafik 6,1 yang paling mendekati 1. Hal ini tidak sesuai dengan literatur mungkin
disebabkan oleh tidak bereaksinya NaNO3 yang ditambahkan.
reaksi NaOH 0,008 M + NaNO3 0,05 M mempunyai orde reaksi 2 karena nilai R 2 dari
grafik 7.3 yang paling mendekati 1
Dengan diketahuinya orde reaksi makan dapat ditentukan kecepatan laju reaksinya karena
semakin besar orde reaksi maka laju reaksinya semakin cepat. Sehingga penambahan NaNO3
dalam percobaan ini dapat mempercepat laju reaksi antara CV dengan NaOH. Dan juga ion
dari NaNO3 yang beraksi dengan ion CV menyebabkan cepatnya laju reaksi menuju pH7
atau netral karena pada umumnya garam yang menandung ion logam alkali dan basa
konjungat suatu asam kuat seperti NO3 tidak mengalami hidrolisis dalam jumlah yang
banyak dan larutannya akan dianggap netral. Jadi bila NaNO3 , suatu garam yang terbentuk
oleh reaksi NaOH dengan HNO3 akan larut dalam air dan akan menakibatkan garam terurai
sempurna menjadi :
NaNO3(s) + H2O
Na+(aq) + NO3-(aq)
Ion Na+ terhidrasi tidak memberikan ataupun tidak juga menerima ion H+. ion NO3adalah
basa konjugat dari asam kuat HNO3 dan tidak memiliki afinitas untuk ion H+. Akibatnya,
suatu larutan yang mengandung ion Na+ dan NO3- akan netral, dengan pH 7. Selain itu
konsentrasi dari tiap larutan pun juga mempengaruhi kecepatan laju reaksi.
Kesimpulan
1. Orde reaksi NaOH + akuades adalah 1 sedangkan NaOH + NaNO3 mempunyai orde
reaksi 2 namun ada sedikit perbedaan pada NaOH 0,008 M + NaNO3 0,1 M karena
didapatkan orde reaksi 0.
2. Semakin bertambah besarnya konsentrasi maka absorbansinya pun semakin besar. Hal
tersebut juga mempengaruhi laju reaksinya menjadi lebih cepat.
3. Pengaruh ion pada NaNO3 dapat mempercepat jalannya reaksi antara kristal violet
dengan NaOH sehingga proses pemutihan semakin cepat
Daftar Pustaka
Andy. 2009. http://andykimia03.wordpress.com/tag/konstanta-laju-reaksi/ diakses 25/10/2016
jam 23.29 WIB
Khopkar, S.M, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia (UI-Press),
Jakarta, Hal 215-216.
Lampiran
1. Tugas Awal
2. Laporan Sementara
3. Grafik penentuan orde
A
0,5229
0,2218
0,0458
-0,0792
-0,1761
-0,2553
-0,3222
-0,3802
-0,4314
-0,4771
Log A
-0,293590936
-0,305526406
-0,317416282
-0,317416282
-0,32334736
-0,32334736
-0,352913019
-0,352913019
-0,364719096
-0,370622279
1/A
1,9660336
2,0208143
2,076903327
2,076903327
2,105461767
2,105461767
2,253787776
2,253787776
2,315896231
2,34759015
0.2000
0.0000
-0.2000
50
-0.4000
-0.6000
Waktu
Grafik 2.1
Linear ()
50
-0.1
-0.15
log A
-0.2
Linear ()
-0.25
-0.3
f(x) = - 0x - 0.29
R = 0.95
-0.35
-0.4
Waktu
Grafik 2.2
f(x) = 0x + 1.92
R = 0.95
2.2
2.1
1/ A
Linear ()
1.9
1.8
1.7
0
Waktu
Grafik 2.3
A
0,6778
0,6576
0,6383
0,6198
0,6108
0,6021
0,5686
0,5607
0,5528
0,5376
Log A
-0,168910799
-0,182053175
-0,194994095
-0,207756305
-0,214076857
-0,220360232
-0,245165469
-0,251294768
-0,257398995
-0,269539123
1/A
1,475403463
1,520733716
1,566729769
1,613452949
1,637106216
1,660964047
1,758593521
1,783588929
1,808835177
1,86011212
0.6
0.5
0.4
Linear ()
0.3
0.2
0.1
0
0
Waktu
Grafik 3.1
-0.1
log A -0.15
-0.2
Linear ()
f(x) = - 0x - 0.16
R = 0.99
-0.25
-0.3
Waktu
Grafik 3.2
1.5
1/A
1
Linear ()
0.5
0
0
50
Waktu
Grafik 3.3
A
0,5528
0,5376
0,5376
0,5086
0,5086
0,4949
0,4815
Log A
-0,257398995
-0,269539123
-0,269539123
-0,293590936
-0,293590936
-0,305526406
-0,317416282
1/A
1,808835177
1,86011212
1,86011212
1,9660336
1,9660336
2,0208143
2,076903327
240
270
300
0,4685
0,4685
0,4559
-0,329270862
-0,329270862
-0,341099968
2,134375669
2,134375669
2,193309742
0.5
0.4
0.3
Linear ()
0.2
0.1
0
0
Waktu
Grafik 4.1
50
-0.1
-0.15
log A
-0.2
Linear ()
-0.25
-0.3
-0.35
f(x) = - 0x - 0.25
R = 0.98
-0.4
waktu
Grafik 4.2
2
1.5
1/A
Linear ()
0.5
0
0
50
Waktu
Grafik 4.3
A
0,7696
0,6778
0,6576
0,6021
0,5528
0,5229
0,5017
0,4685
0,4202
0,3979
Log A
-0,113762549
-0,168910799
-0,182053175
-0,220360232
-0,257398995
-0,281599012
-0,299565035
-0,329270862
-0,376526999
-0,400182395
1/A
1,299458902
1,475403463
1,520733716
1,660964047
1,808835177
1,912489289
1,993264972
2,134375669
2,379726236
2,512941595
f(x) = - 0x + 0.77
R = 0.98
Linear ()
Waktu
Grakfik 5.1
-0.1
-0.15
log A
-0.2
f(x) = - 0x - 0.1
R = 0.99
Linear ()
-0.25
-0.3
-0.35
-0.4
-0.45
waktu
Grafik 5.1
1/A
1.5
Linear ()
1
0.5
0
0
50
Waktu
Grafik 5.3
A
0,4437
0,4318
0,4202
0,4089
0,4034
0,3872
0,3665
0,3615
0,3468
0,3468
Log A
-0,352913019
-0,364719096
-0,376526999
-0,3883453
-0,394260979
-0,412046545
-0,435888643
-0,441878792
-0,459936582
-0,459936582
1/A
2,253787776
2,315896231
2,379726236
2,445374055
2,478911255
2,582536956
2,728278139
2,766169524
2,883610395
2,883610395
0.4
0.3
0.2
Linear ()
0.1
0
0
Waktu
Grafik 6.1
Linear ()
f(x) = - 0x - 0.34
R = 0.98
waktu
Grafik 6.2
2.5
2
1/A 1.5
Linear ()
1
0.5
0
0
50
Waktu
Grafik 6.3
A
0,4685
0,4318
0,4202
0,3872
0,3768
0,3665
0,3565
0,3468
0,3468
0,3372
Log A
-0,329270862
-0,364719096
-0,376526999
-0,412046545
-0,423945921
-0,435888643
-0,447882819
-0,459936582
-0,459936582
-0,472058127
1/A
2,134375669
2,315896231
2,379726236
2,582536956
2,654275027
2,728278139
2,804676782
2,883610395
2,883610395
2,965228236
0.4
0.3
0.2
Linear ()
0.1
0
0
Waktu
Grafik 7.1
Linear ()
f(x) = - 0x - 0.34
R = 0.93
waktu
Grafik 7.2
f(x) = 0x + 2.14
R = 0.95
2.5
2
1/A 1.5
Linear ()
1
0.5
0
0
50
Waktu
Grafik 7.3