Professional Documents
Culture Documents
OLEH : SGD 5
I B Gde Mustika
(1202105013)
(1202105029)
(1202105036)
(1202105055)
(1202105060)
(1202105063)
(1202105066)
(1202105067)
Ni Made Erawati
(1202105077)
(1202105078)
(1202105083
Pengkajian temuan fisik dilakukan untuk mendukung data yang diperoleh dari
riwayat kesehatan. Informasi dasar diperoleh dari riwayat kesehatan. Bagi
pasien jantung akut, pemeriksaan fisik dilakukan dengan mengukur tanda vital
secara rutin (tiap 4 jam, atau lebih bila perlu).
Selain pengkajian keadaan umum pasien, pengkajian jantung harus berisi pula
evaluasi sebagai berikut:
dengan
lebih
akurat.
Saat
manset
dikempiskan
kita
tempat tidur.
Tunggu 1 sampai 3 menit setelah setiap perubahan postural sebelum
selesai.
Catat setiap tanda dan gejala yang menyertai perubahan posisi.
Respon postural normal yang terjadi pada pasien saat berdiri atau bangkit
dari tidur ke posisi diuduk meliputi (1) frekuensi jantung 15 sampai 20
denyut di atas kecepatan istirahat, (2) penurunan tekanan sistolik sampai
15 mmHg dan (3) tekanan diastolik sedikit meningkat atau meningkat 5
sampai 10 mmHg.
3. Pemeriksaan Nadi
Faktor-faktor yang perlu dievaluasi adalah kecepatan, irama, kualitas,
konfigurasi gelombang nadi, dan kualitas pembuluh darah .
4. Pemeriksaan fisik
a. Tangan
Berikut ini merupakan temuan yang paling penting untuk diperhatikan
saat pemeriksaan ekstremitas atas pada pasien jantung, yaitu:
Sianosis perifer, dimana kulit tampak kebiruan, menunjukkan
penururnan kecepatan aliran darah ke perifer, sehingga perlu waktu
yang lebih lama bagi hemoglobin mengalami desaturasi. Normal
terjadi pada vasokonstriksi perifer akibat udara dingin, atau pada
vaskuler sistemik.
Waktu pengisian
kapiler
merupakan
dasar
memperkirakan
mengakibatkan vasokonstriksi.
Edema meregangkan kulit dan membuatnya susah dilipat.
Penurunan turgor kulit terjadi pada dehidrasi dan penuaan.
Penggadaan (clubbing) jari tangan dan ajri kaki menunjukkan
desaturasi hemoglobin kronis, seperti pada penyakit jantung
kongenital.
b. Kepala dan Leher
Pemeriksaan kepala pada pengkajian kardiovaskuler difokuskan untuk
mengkaji bibir dan cuping telinga utnuk mengetahui adanya sianosis
perifer atau kebiruan. Perkiraan fungsi jantung kanan dapat dibuat
dengan mengamati denyutan vena jugularis di leher. Ini merupakan
cara
memeperkirakan
tekanan
tekanan
vena
sentral,
yang
akan diperiksa.
Cari vena jugularis eksterna.
Cari denyutan vena jugularis interna.
Tentukan titik tertinggi dimana denyutan vena jugularis interna
masih terlihat.
Ukur jarak ventrikel antara titik ini dengan sudut sternal dengan
berbaring.
Pengukuran yang lebih dari 3 sampai 4
sternum kiri
Daerah epigastrik dibawah prosesus xifoideus
Pemeriksaan kebanyakan dilakukan dengan pasien dalam posisi
supine, dan kepala sedikit dinaikkan.
Inspeksi dan Palpasi
Terdapat impuls normal yang jelas dan terletak tepat diatas apeks
jantung; biasanya terlihat pada orang muda atau tua yang kurus.
Impuls ini disebut impuls apikal atau titik impuls maksimal (PMI) dan
normalnya terletak pada rongga interkostal kelima kiri pada garis
medio-klavikularis. Impuls apikal terkadang dapat pula dipalpasi.
Normalnya terasa sebagai denyutan ringan, dengan diameter 1 sampai
2 cm. Teraba pada saat awitan bunyi jantung pertama dan berlangsung
hanya setengah sistolik. Bila impuls apikal lebar dan kuat, dinamakan
sembulan (heave) atau daya angkat ventrikel kiri.
PMI abnormal bila PMI terletak dibawah ruang interkostal ke lima
atau disebelah lateral garis medioklavikularis, penyebabnya adalah
pembesaran ventrikel kiri karena gagal jantung kiri. Secara normal,
PMI hanya teraba pada satu ruang interkostal. Bila PMI teraba paada
dua daerah yang terpisah dan gerakan denyutannya paradoksal, harus
dicurgai adanya aneurisma ventrikel.
Murmur, bila sangat keras, dapat dipalpasi dan teraba oleh tangan
pemeirksa sebagai sensasi mendengkur. Fenomena ini dinamakan
thrill dan pasti menunjukkan patologi yang bermakna pada jantung.
Thrill juga dapat dipalpasi di atas pembuluh darah bila ada obstruksi
aliran darah yang bermakna, dan akan terjadi di atas arteri karotis bila
ada penyempitan (stenosis) katup aorta.
Perkusi
Secara normal hanya batas jantung kiri yang dapat dideteksi pada
perkusi. Memanjang dari garis medioklavikularis di ruang interkostal
ketiga sampai kelima. Batas kanan terletak di bawah batas kanan
sternum dan tidak dapat dideteksi. Pembesaran jantung baik ke kiri
maupun ke kanan biasanya akan terlihat. Pada beberapa orang yang
dadanya sangat tebal atau obes atau menderita emfisema, jantung
terletak jauh dibawah permukaan dada sehingga bahkan batas kiripun
tidak jelas kecuali bila membesar. Perkusi tidak boleh dilakukan
kecuali bila pemeriksa menemukan pergeseran impuls apikal dan
mencurigai pembesaran jantung.
Auskultasi
pada daerah aorta maupun pulmonal, dan terdengar kurang jelas pada
apeks. Komponen pulmonal bunyi kedua, bila ada, hanya terdengar
pada daerah pulmonal. Jadi, kita hanya akan mendengar bunyi jantung
kedua tunggal pada daerah aorta dan split bunyi jantung kedua pada
daerah pulmonal.
Bunyi gallop. Bila pengisian darah ke ventrikel terhambat selama
diastolik, seperti terjadi pada berbagai keadaan penyakit, maka akan
terjadi getaran sementara pada saat diastolik, serupa dengan bunyi
jantung pertama dan kedua meskipun lebih halus. Maka bunyi jantung
menjadi triplet dan menimbulkan efek akustik seperti gallop kuda;
sehingga disebut gallop. Bunyi ini dapat terjadi pada awal diastolik,
selama fase pengisian cepat siklus jantung, atau pada akhir kontraksi
atrium.
Bunyi gallop yang terjadi selama pengisian cepat ventrikel dinamakan
suara ketiga (S3) dan merupakan temuan normal pada anak dan
dewasa muda. Suara ini terdengar pada pasien yang mengalami
penyakit miokard atau yang menderita gagal jantung kongestif dan
yang ventrikelnya gagal menyemburkan semua darah selama sistolik.
Gallop S3 paling jelas terdengar pada pasien yang berbaring pada sisi
kiri.
Bunyi gallop yang terdengar pada saat kontraksi atrium dinamakan
suara jantung keempat (S4). S4 sering terengar bila ventrikel
membesar atau hipertropi sehingga ada tahanan pengisian. Keadaan
trsebut terjadi pada penyakit arteri koroner, hipertensi, atau stenosis
katup aorta. Meskipun jarang, keempat suara jantung dapat terdengar
dalam satu siklus jantung, sehingga dinamakan irama kuadrupel.
Bunyi gallop mempunyai frekuensi rendah dan hanya dapat didengar
melalui corong stetoskop yang diletakkan pada dinding dada. Tanpa
ditekan bunyi tersebut terdengar paling baik di apeks, meskipun
kadang-kadang dapat juga terdengar di sisi kiri sternum.
Snap dan Klik. Stenosis katup mitral akibat penyakit jantung rematik
menimbulkan bunyi sanagt dini pada diastolik dengan nada tinggi dan
paling jelas terdengar sepanjang batas kiri sternum. Bunyi ini
ditimbulkan oleh tekanan tinggi di atrium kiri dengan gerakan
b. Abdomen
Pada pasien jantung ada dua komponen pemeriksaan abdomen yang
sering dilakukan:
Refluks hepatojuguler. Dapat terjadi akibat penurunan aliran balik
vena yang disebabkan karena gagal ventrikel kanan. Hepar menjadi
besar, keras, tidak nyeri tekan, dan halus. Refluks hepatojuguler
dapat diperiksa dengan menekan hepar secara kuat selama 30
sampai 60 detik dan akan terlihat peninggian tekanan vena
jugularis sebesar 1 cm. Hal ini menunjukkan ketidakmampuan sisi
kemih penuh.
c. Kaki dan Tungkai
Kebanyakan psien yang menderita penyakit jantung mengalami juga
penyakit vaskuler perifer, atau edema perifer akibat gagal ventrikel
kanan. Maka, pada semua pasien jantung penting untuk dikaji sirkulasi
arteri perifer dan aliran blik vena. Selain itu, tromboflebitis juga dapat
terjadi akibat berbaring lama sehingga memerlukan pemantauan yang
seksama.
B. Kelainan yang Ditemukan dalam Pemeriksaan Fisik Terkait Gangguan
pada Sistem Kardiovaskuler
1. Infark Miokard Akut
Infark Miokard Akut (IMA) didefinisikan sebagai nekrosis miokardium
yang disebabkan oleh tidak adekuatnya pasokan darah akibat sumbatan
akut pada arteri koroner. Sumbatan ini sebagian besar disebabkan oleh
ruptur plak ateroma pada arteri koroner yang kemudian diikuti oleh
terjadinya trombosis, vasokonstriksi, reaksi inflmasi, dan mikroembolisasi
berlebih.
Pasien tampak sesak
Demam derajat sedang (< 38 C) bisa timbul setelah 12-24 jam pasca
infark.
Kombinasi nyeri dada substernal > 30 menit dan banyak keringat
dicurigai kuat adanya stemi. Keluhan lokasi nyeri biasanya di daerah
substernal atau nyeri di atas perikardium. Penyebaran nyeri dapat
meluas
di
dada.
Dapat
terjadi
nyeri
dan
ketidakmampuan
infark.
Perkusi
Batas jantung tidak mengalami pergeseran
Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup yang
disebabkan IMA. Bunyi jantung tambahan akibat kelainan katup biasanya
tidak ditemukan pada IMA tanpa komplikasi.
2. Penyakit jantung bawaan
Penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan malformasi struktur jantung
atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir. Penyakit jantung
bawaan akan meninggal pada waktu bayi dan anak.
a. Atrial Septal Defect (ASD)
Atrial Septal Defect (ASD) adalah adanya suatu lubang abnormal pada
dinding (septum) yang memisahkan atrium kanan dan atrium kiri.
Aliran darah pintas kiri ke kanan pada tipe atrium sekunder dan tipe
sinus venosus akan menyebabkan keluhan sesak napas, umumnya
timbul pada usia dewasa muda.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
pasien pucat atau sianosis
dalam,lemas,kejang,sinkop
bahkan
sampai
koma
dan
kematian.
Ginggiva hipertrofi,gigi sianotik
Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar
obstruksi
Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan
keras.
3. Hipertensi
Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.
Pemeriksaan fisik
Palpasi
Palpasi nadi pada arteri brachialis (pada lipatan siku).
Palpasi denyut nadi pada arteri radialis (pada daerah pergelangan tangan)
Auskultasi
Pada saat memulai melakukan pemompaan manset sampai dirasakan
denyutan nadi pada pergelangan tangan menghilang, dengarkan adanya
suara dug dug dug:
Bunyi pertama menunjukan tekanan sistolik.
Bunyi yang terakhir terdengar menunjukan tekanan diastolik.
4. Angina pectoris
Angina pektoris adalah suatu sindrom klinis dimana pasien mendapat
serangan sakit dada yang khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat di
dada yang seringkali menjalar ke lengan kiri. Sakit dada tersebut biasanya
timbul pada waktu pasien melakukan suatu aktivitas dan segera hilang bila
pasien menghentikan aktivitasnya.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik biasanya normal pada penderita angina pectoris. Adanya
gallop, murmur regurgitasi mitral, split S2 atau ronkhi basah basal yang
kemudian menghilang bila nyerinya mereda dapat menguatkan diagnosa
PJK. Hal-hal lain yang bisa didapat dari pemeriksaan fisik adalah tandatanda adanya faktor resiko tekanan darah tinggi.
5. Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kongestif adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa
darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan
nutrisi. Istilah gagal jantung kongestif paling sering digunakan apabila
terjadi gagal jantung sisi kiri dan sisi kanan.
Secara klinis keadaan penderita sesak napas disertai dengan adanya
bendungan vena jugularis, hepatomegali, asites dan edema perifer. Gagal
jantung kongestif biasanya diawali lebih dulu oleh gagal jantung kiri dan
secara lambat diikuti gagal jantung kanan.
Gagal jantung adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis
penyakit jantung kongenital maupun didapat. Mekanisme fisiologis yang
menyebabkan
gagal
jantung
mencakup
keadaan-keadaan
yang
edema ekstremitas.
Pemeriksaan kulit : kulit pucat (karena penurunan perfusi perifer
sekunder) dan sianosis (terjadi sebagai refraktori
Gagal Jantung
keadaan berustirahat)
Bunyi jantung, S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya kerja
pompa. Irama gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran
darah ke atrium yang distensi. Murmur dapat menunjukkan
inkompetensi / stenosis katup.
stafilokokus,
Perkembangan
murmur
yang
progresif
sesuai
Palpasi
Tekanan nadi normal atau sedikit menurun.
Perkusi
Ditemukan adanya pembesaran jantung, serta Ewarts sign yaitu
perkusi pekak di bawah angulus skapula kiri bila efusi perikard
banyak.
Asukultasi
Ditemukan pericardium friction rub. Bunyi gesekan perikardium
adalah gejala fisik yang palin penting. Kadang-kadang dapat didengar
lebih baik hanya dengan menekankan diafragma stetoskop lebih keras
ke dinding dada. Bunyi jantung lemah, s dapat juga normal bila efusi
perikard berada di belakang.
c. Miokarditis
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung, yang pada umumnya
disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai reaksi alergi
terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia radiasi.
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Sebagian keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa lemah,
berdebar-debar, sesak napas dan rasa tidak enak di dada.
Palpasi
Takikardia yang tidak sesuaio dengan kenaikan suhu.kadang-kadang
didapatkan hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan gangguan
pulsasi.
Perkusi
Jantung biasanya melebar terutama bila sudah terjadi jantung kongestif
atau dalam keadaan kardiomiopati kongestif/dilatasi.
Auskultasi
Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot jantung
Katub-katub mitral dan trikuspid tidak dapat ditutup dengan keras
Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan ventrikular
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku Ajar Keerawatan Medikal Bedah: Brunner &
Suddarth, Edisi 8, Vol.2. Jakarta: EGC.
Guyton and Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.