Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal Pengkajian :Senin, 22 Agustus 2016
A. IDENTITAS
1. Identitas Klien
Nama
: An. N
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 15 tahun
Pendidikan
: SMP
Pekerjaan
: Pelajar
Alamat
: Kapuas
Status Perkawinan
: Belum menikah
Agama
: Hindu
Suku/bangsa
: Indonesia
Tanggal Masuk RS
: 21 Agustus 2016
Diagnosa Medis
: Cephalgia
: 04.66.xx
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan nyeri di bagian belakang kepala.
2. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Sekarang
Klien mengatakan mengeluh nyeri di kepala pada bagian belakang , nyeri
yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan skala nyerinya 7 dari 1-10. Nyeri
yang dirasakan 1 minggu, selama dirumah klien tidak ada meminum obatobatan dan hanya beristirahat ketika merasakan nyeri. Karena nyerinya
tidak berkurang dan terus-menerus, kemudian dibawa ke RS Sari Mulia
pada tanggal 21 Agustus 2016 dan dirawat diruang perawatan Nuri B.
3. Riwayat Kesehatan/ Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan sebelumnya klien belum pernah masuk RS dengan
keluhan atau penyakit yang sama seperti sekarang ini.
4. Full Set Vital Sign
TD
Nadi
:
:
110/70 mmHg
84x/mnt (Irama : teratur ; Pulse : kuat)
20
Respirasi
: 23x/mnt (Irama : teratur ; Kedalaman : normal)
T
: 36,30C
Tingkat Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E: 4; V:5 ; M:6
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum
Klien tampak lemah, meringis kesakitan, dan pada malam hari klien terlihat
terjaga karena tidak bisa tidur dan klien tidur hanya 3 jam sehari serta
aktivitas klien selama di RS dibantu keluarga serta perawat.
2. Kulit
Keadaan umum kulit terlihat bersih, warna kulit kuning langsat, turgor kulit
kembali <2 detik, terlihat tidak ada luka ataupun kelainan di kulit.
3. Kepala dan Leher
Keadaan umum kepala simetris antara kanan dan kiri serta tidak ada
benjolan pada kepala, terdapat nyeri kepala pada bagian belakang dengan
skala nyeri 7 (1-10), tidak ada trauma dan bekas luka pada kepala.
Distribusi rambut merata, warna rambut hitam. Pada leher tidak terdapat
pembesaran kelenjar tiroid serta tidak mengalami keterbatasan bergerak,
dibuktikan dengan klien mampu menggerakkan ke kanan dan ke kiri serta
memutar.
4. Penglihatan dan Mata
Struktur bola mata simetris antara kanan dan kiri, bola mata dapat
digerakkan kesegala arah, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis, dan
tampak kantong mata. Fungsi penglihatan baik dibuktikan klien dapat
membaca dari jarak 30 cm, tidak buta warna dan tidak menggunakan alat
bantu melihat seperti kacamata.
5. Penciuman dan Hidung
Keadaan umum hidung tampak bersih, struktur lubang hidung simetris
antara kanan dan kiri, tidak terdapat sekret atau darah dan tidak ada
peradangan pada hidung, tidak ada sumbatan pada hidung. Penciuman
berfungsi baik, dapat membedakan aroma atau bau misalnya dapat
membedakan bau makanan dengan bau wewangian.
6. Pendengaran dan Telinga
21
Bentuk daun telinga simetris antara kanan dan kiri, telinga tampak bersih,
tidak terdapat adanya sekret. Pendengaran berfungsi baik, dapat bereaksi
bila dipanggil.
7. Mulut dan Gigi
Struktur bibir simetris antara atas dan bawah, mukosa bibir lembab, lidah
merah muda dan gusi berwarna merah muda. Jumlah gigi lengkap, gigi
tampak rapi dan bersih, tidak ada kelainan pada gigi. Fungsi pengecapan
baik, dibuktikan klien mampu membedakan rasa manis, asin, pahit dan
asam.
8. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
Inspeksi :
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada dada dan tidak teraba ada
benjolan pada dada.
Perkusi
Auskultasi : Bunyi napas vesikuler dan tidak ada suara napas tambahan
dan bunyi jantung S1 dan S2 tunggal.
Sirkulasi :
9. Abdomen
Diisi hasil pengkajian yang meliputi:
Inspeksi :
Perkusi
22
Ekstrimitas bawah : Bentuk kaki simetris antara kanan dan kiri, jumlah jari
lengkap dan tidak ada keterbatasan gerak pada
ekstremitas bawah.
Skala kekuatan otot :
5555 5555
5555 5555
Keterangan
0 :
lumpuh total
1 :
ada kontraksi
2 :
4 :
4 :
5 :
Di RS
23
Skala aktivitas :
Aktivitas
skala
2
Berpakaian
Mandi
Makan/minu
m
Berpindah
Keterangan
0 :
1 :
2 :
3 :
4 :
ketergantungan penuh
Jenis kelamin
Diagnosis
Kriteria
< 3 tahun
3-7 tahun
7-13 tahun
13 tahun
Laki-laki
Perempuan
Diagnosis neurologi
Perubahan
oksigenasi
(diagnosis
Nilai
4
3
2
1
2
1
4
3
Skor
1
1
3
respiratorik,
Gangguan kognitif
Faktor lingkungan
keterbatasan
Orientasi baik terhadap diri
sendiri
Riwayat jatuh/bayi diletakan
alat
tidur
bayi/perabot
rumah
24
Pasien
Pembedahan/sedasi/anastes
i
Penggunaan
medika
mentosa
diletakan
pada
tempat tidur
Area diluar rumah sakit
Dalam 24 jam
Dalam 48 jam
>48 jam atau tidak menjalani
1
3
2
1
pembedahan/sedasi/anastesi
Penggunaan
multiple:
sedative,
obat
barbiturate,
antidepresan,
hypnosis,
fenotiazi,
pencahar,
diuretic, narkose
Penggunaan salah satu obat
diatas
Penggunaan
medikasi 1
10
Di RS
3. Nutrisi.
Di rumah
Di RS
4. Eliminasi.
Di rumah
25
Di RS
5. Sexualitas.
Klien belum menikah.
6. Psikososial.
Saat di RS klien selalu ditemani oleh keluarga dan hubungan klien dengan
keluarga dan perawat baik.
7. Spiritual.
Klien beragama Hindu dan klien percaya bahwa penyakitnya dapat
disembuhkan setelah berobat ke rumah sakit atas izin dari Tuhan YME.
4
Data Fokus
Inspeksi
Perkusi
Palpasi
Auskultasi
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : 21 Agustus 2016
26
PEMERIKSAAN
HASIL
KATEGORI
NORMAL
HASIL
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
Hematokrit
12,1
8150
4,72
317000
41,1
gr/dl
/mm3
juta/mm3
/mm3
%
11,5-15,5
4000-11000
4,50-5,50
150000-350000
35,0-45,0
HITUNG JENIS
Basofil
Eosinophil
Stab
Segmen
Limfosit
Monosit
0
3
3
51
36
7
%
%
%
%
%
%
0-1
1-3
2-6
50-70
20-40
3-7
80,3 *(-)
25,6 *(-)
31,9 *(-)
22,0 *(+)
fL
pg
g/dL
mm/jam
82,0-92,0
27,0-31,0
32,0-37,0
<20
KIMIA KLINIK
GULA DARAH
Gula darah sewaktu
90
mg/dl
<200
FUNGSI GINJAL
Ureum
Creatinin
14,98 *(-)
0,50
mg/dl
mg/dl
20,00-50,00
0,50-1,20
FUNGSI HATI
SGOT
SGPT
56 *(+)
45 *(+)
U/L
U/L
<31
<32
ELEKTROLIT
Natrium (Na)
Kalium
Klorida
140,4
3,87
103,6
mmol/l
mmol/l
mmol/l
137,0-145,0
3,50-5,10
98,0-107,0
Pemeriksaan Diagnostik
HasilCT-Scan kepala : 22 Agustus 2016
Discripsi :
27
Meningen normal
RL 10 tpm
Drip : Cernevit : 1x 1 ampul
Injeksi :
Tofedex : 3 x 1 ampul
OMZ : 1 x 1 ampul
PO
II.
No.
Frego : 2 x 1 tablet
Analisa Data
DATA
ETIOLOGI
MASALAH
28
1. DS :
Klien mengatakan kepalanya
terasa nyeri pada bagian
belakang
Nyeri akut
ETIOLOGI
MASALAH
Tirah baring
Intoleransi aktivitas
ETIOLOGI
MASALAH
DO :
TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/mnt (Irama : teratur ;
Pulse : kuat)
R : 23 x/mnt
T: 36.3 oC
Klien terlihat lemah
Klien
terlihat
meringis
kesakitan
P: nyeri akibat ketegangan
otot
Q: seperti di tusuk-tusuk
R: nyeri di bagian kepala
belakang
S: Skala 7 (1-10)
T: Terus-menerus
No.
2
DATA
DS :
DO :
Klien terlihat lemah
Klien hanya berbaring di
tepat tidur
Pada saat klien duduk,
berdiri ataupun berubah
posisi
klien
mengeluh
kelapanya terasa melayanglayang.
Skala aktivitas 2 (perlu
bantuan orang lain)
No.
DATA
29
3.
DS :
Klien
mengatakan
pada
malam hari klien tidak bisa
tidur
Klien mengatakan klien tidur
hanya 3 jam sehari
Nyeri kepala
DO :
Klien terlihat gelisah
Klien tampak berjaga saat
malam hari
Tampak kantong mata pada
klien
4.
DS:
Klien mengeluh apabila
berpindah posisi kepalanya
terasa melayang-layang.
DO:
Hasil TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/mnt (Irama : teratur ;
Pulse : kuat)
R : 23 X/MNT
T: 36.3 oC
Skala resiko jatuh 10 (skala
rendah)
Skala nyeri 7 (1-10)
30
III.
Intervensi Keperawatan
No
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1 x 6 jam. Klien tidak mengalami nyeri, dengan
kriteria hasil:
nyeri
secara
NIC
NIC :
1. Monitor vital sign
2. Lakukan
pengkajian
mampu
menggunakan
tehnik
durasi,
frekuensi,
kualitas
dan
faktor
nonverbal
dari
presipitasi
3. Observasi
mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang atau
ketidaknyamanan
4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
kebisingan
5. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi
6. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas
berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
reaksi
pemberian
analgetik
untuk
mengurangi nyeri.
No
Diagnosa Keperawatan
2. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring
NOC
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1x24 jam. Klien bertoleransi terhadap
aktivitas dengan Kriteria Hasil :
NIC
NIC :
1. Monitor TTV
2. Monitor respon
kardivaskuler
terhadap
No
Diagnosa Keperawatan
kelehan.
Skala aktivitas 0 (mandiri)
klien
4. Kaji kemampuan klien dalam mobilisasi
5. Bantu klien untuk beraktivitas diselingi istirahat
NOC
NIC
32
kepala
NIC :
6-8 jam
Tidak terjaga saat malam hari
Perasaan segar sesudah tidur/istirahat
lampu
saat
tidur
malam,
berikan
IV.
1. Monitor TTV
menegakkan leher
dengan
efek
dokter
samping
obat
untuk
yang
menyebabkan jatuh
Hari / Tanggal
Senin, 22 Agustus
Implementasi Keperawatan
1. Memonitor vital sign seperti tekanan darah, nadi,
EVALUASI
S = Klien mengatakan kepalanya
Paraf
33
agen
injuri 2016
biologis
tentang
teknik
non
farmakologi,
Pulse : kuat)
R : 23 x/mnt
T: 36.3 oC
A = masalah belum teratasi
P = intervensi dilanjutkan no 1, 2, 3,
4, 5, 6 dan 7.
Diagnosa
Intoleransi
Hari / Tanggal
Senin, 22 Agustus
Implementasi Keperawatan
1. Memonitor TTV seperti tekanan darah,
aktivitas
2016
tirah baring
b.d
nadi,
EVALUASI
S = Klien mengatakan badannya
terasa
lemah
dan
Paraf
aktivitas
(perlu
Diagnosa
Hari / Tanggal
Implementasi Keperawatan
EVALUASI
Paraf
35
Gangguan
Senin, 22 Agustus
2016
nyeri kepala
lampu
yang
gangguan.
3. Melakukan
dan
damai
relaksasi
serta
dengan
jam sehari
minimalkan
pijatan
yang
Klien
tampak
terjaga
saat
malam hari
Tampak kantong mata pada
klien
Diagnosa
Resiko
jatuh
dengan faktor
resiko
Pusing
ketika
berpindah
posis
Hari/tanggal
Senin, 22 agustus
2016
Implementasi keperawatan
1. Memonitor TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/mnt (Irama : teratur ; Pulse : kuat)
R : 23 X/MNT
T: 36.3 oC
EVALUASI
S=
Klien
mengeluh
apabila
berpindah posisi kepalanya terasa
melayang-layang.
O= Skala resiko jatuh 10 ( skala
rendah)
Hari ke 2 :
Diagnosa
Nyeri akut b.d
agen
biologis
Hari / Tanggal
Selasa, 23 Agustus
injuri 2016
Implementasi Keperawatan
1. Memonitor vital sign seperti tekanan darah, nadi,
pernapasan dan suhu tubuh.
2. Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas dan faktor presipitasi
3. Mengobservasi reaksi nonverbal seperti ekspresi
wajah dari ketidaknyamanan yang klien rasakan.
4. Mengkontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi
nyeri seperti mengatur suhu ruangan, pencahayaan
dan kebisingan.
5. Mengkaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan
intervensi.
6. Mengajarkan
tentang
teknik
non
farmakologi,
EVALUASI
Klien mengatakan
Paraf
nyeri
80x/mnt
(Irama
Diagnosa
Intoleransi
Hari / Tanggal
Selasa, 23 Agustus
Implementasi Keperawatan
1. Memonitor TTV seperti tekanan darah,
aktivitas
2016
b.d
tirah baring
nadi,
EVALUASI
S = Klien mengatakan badanya sudah
bisa
aktivitas
tapi
melakukan
Paraf
mengeluh
kelapanya
masih
terasa melayang-layang.
- Skala aktivitas 2 (perlu
bantuan orang lain)
A = masalah terasatasi sebagian
P = intervensi dilanjutkan no 1, 2, 3, 4,
dan 5
Diagnosa
Gangguan
Hari / Tanggal
Selasa, 23 Agustus
Implementasi Keperawatan
1. Membantu klien mengidentifikasi faktor-faktor
EVALUASI
S = Klien mengatakan sudah bisa
2016
nyeri kepala
lampu
Paraf
yang
tenang
gangguan.
3. Melakukan
dan
damai
serta
minimalkan
relaksasi
dengan
pijatan
yang
tidur
P = intervensi dilanjutkan no 1, 2, 3,
4, dan 5.
Diagnosa
Resiko
jatuh
dengan faktor
resiko
Hari/tanggal
Selasa, 23 agustus
2016
Pusing
ketika
berpindah
Implementasi keperawatan
1. Memonitor TTV
TD : 120/70 mmHg
N : 85x/mnt (Irama : teratur ; Pulse : kuat)
R : 22 X/MNT
T: 36.3 oC
EVALUASI
S= Klien masih mengeluh apabila berpindah
posisi kepalanya masih terasa melayanglayang.
O= Skala resiko jatuh 10 ( skala rendah)
posisi
Hari / Tanggal
Rabu, 24 Agustus
Implementasi Keperawatan
1. Memonitor vital sign seperti tekanan darah, nadi,
EVALUASI
Klien mengatakan
Paraf
nyeri
39
agen injuri
2016
biologis
tentang
teknik
non
farmakologi,
(Irama
R : 20 x/mnt
T: 36 oC
78x/mnt
Diagnosa
Intoleransi
Hari / Tanggal
Rabu, 24 Agustus
Implementasi Keperawatan
1. Memonitor TTV seperti tekanan darah,
aktivitas b.d
2016
tirah baring
nadi,
EVALUASI
S = Klien mengatakan badanya sudah
Paraf
klien
4. Mengkaji kemampuan klien dalam mobilisasi
40
A = masalah terasatasi
P = intervensi dihentikan, klien pulang
kamar mandi.
Diagnosa
Gangguan
Hari / Tanggal
Rabu, 24 Agustus
Implementasi Keperawatan
1. Membantu klien mengidentifikasi faktor-faktor
2016
nyeri kepala
lampu
relaksasi
dengan
pijatan
Resiko jatuh
Rabu, 24 agustus
dengan faktor
2016
resiko Pusing
ketika
memutar atau
menegakkan
tidur
Hari/tanggal
Paraf
yang
Diagnosa
EVALUASI
S = Klien mengatakan sudah bisa
Implementasi keperawatan
1. Memonitor TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 78x/mnt (Irama : teratur ; Pulse : kuat)
R : 20 x/mnt
T: 36 oC
2. Melakukan pengkajian resiko jatuh, skala resiko
jatuh 8 (resiko jatuh terendah)
EVALUASI
S = Klien mengeluh apabila berpindah posisi
kepalanya terasa melayang-layang sudah
berkurang
O = Skala resiko jatuh 10 ( skala rendah)
A = Masalah teratasi sebagian
P = Intervensi dihentikan, klien pulang
41
leher
42
V.
Discarge Planning
S : Klien mengatakan kadang-kadang kepalanya masih terasa nyeri dan klien masih
takut untuk berjalan sendiri karena masih terasa melayang-layang.
O
diagnosa keperawatan yang sudah teratasi yaitu intoleransi aktivitas b.d tirah
baring, gangguan pola tidur b.d nyeri kepala dan risiko jatuh b.d pusing ketika
berpindah posisi, sedangkan diagnosa keperawatan yang teratasi sebagian yaitu
nyeri akut b.d agem injuri biologis. Klien dibolehkan untuk pulang pada hari rabu
tanggal 24 Agustus 2016.
:
1. Beri pendidikan kesehatan mengenai istirahat yang cukup, membatasi aktivitas
sehingga tidak kelelahan, pada waktu bangun tidur jangan langsung berdiri
namum duduk dulu beberapa menit kemudian berdiri.
2. Meminum obat secara teratur dirumah :
Frego 1 x 1 tablet
Analsik 2 x 1 tablet
Hepamax 3 x 1 tabet
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan membahas Asuhan Keperawatan pada An. N dengan Cephalgia
di Ruang Nuri B Rumah Sakit Sari Muia Banjarmasin, sesuai tahap dari proses
keperawatan
yang
terdiri
dari
pengkajian,
diagnosa
keperawatan,
intervensi,
A. Pengkajian Keperawatan
Proses pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2016 pada
An.
N dengan diagnosa medis Cephalgia pada tahap pengkajian kami menemukan data dasar
melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan catatan medis klien.
Keluhan utama yang didapat pada saat pengkajian pada An. N yaitu nyeri di bagian
belakang kepala. nyeri yang dirasakan klien terus-menerus dan sudah berlangsung 1
minggu. Teori menyebutkan bahwa cephalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak
mengenakkan pada daerah atas kepala memanjang dari orbital sampai ke daerah belakang
kepala (area oksipital dan sebagian daerah tengkuk) (Addison, 2005). Menurut lama
berlangsungnya, nyeri kepala tegang otot perlangsungannya kurang dari 15 hari dengan
serangan yang terjadi kurang dari 1 hari perbulan (12 hari dalam 1 tahun). (George, 2006).
Menurut Boru (2005) etiologi pada klien dengan cephalgia digolongkan menjadi
dua, yaitu nyeri kepala primer adalah nyeri kepala yang tidak jelas kelainan anatomi atau
kelainan struktur, yaitu migrain, nyeri kepala tipe tegang, nyeri kepala klaster dan nyeri
kepala primer lainnya, dan nyeri kepala sekunder adalah nyeri kepala yang jelas terdapat
kelainan anatomi maupun kelainan struktur dan bersifat kronis progresif, antara lain
meliputi kelainan non vaskule, pada kasus ditemukan penyebab dari cephalgia yaitu
termasuk golongan nyeri kepala primer, karena dari hasil CT Scan dan Rotgen tidak
terdapat kelainan pada anatomi ataupun struktur kepala.
Menurut teori pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan yaitu pemeriksaan CT
Scan untuk menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat dan MRI untuk
mendeteksi kondisi patologi aotak dan medulla spinalis dengan menggunakan teknik
scanning degan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh (Brunner &
Suddart, 2002). Pada kasus klien menjalani pemeriksaan laboratorium, CT Scan dan
Rongent.
B. Diagnosa keperawatan.
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai seseorang, keluarga,
atau masyarakat sebagai akibat dari masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual. Diagnosa keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan rencana tindakan
asuhan keperawatan (Hutahean, 20010).
Menurut teori ada beberapa diagnosa yang dapat diangkat yaitu nyeri akut
berhubungan dengan agen injuri biologis, mual berhubungan dengan nyeri kepala, dan
gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala (NANDA, 2011). Sedangkan pada
kasus ditemukan ada tiga diagnosa keperawatan pada An. N yang selama 3 hari dirawat di
Ruang Perawatan Nuri B Rumah Sakit Sari Mulia Banjarmasin yaitu, nyeri akut
berhubungan dengan agen injuri biologis, intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah
44
baring, gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri kepala dan risiko jatuh dengan
faktor risiko pusing ketika memutar atau menegakkan leher.
C. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan adalah bagian dari tahap proses keperawatan yang meliputi tujuan
perawatan, penetapan kriteria hasil, penetapan rencana tindakan yang akan diberikan
kepada klien untuk memecahkan masalah yang dialami klien (Hutahaean, 2010).
Tahap perencanaan adalah menetukan kelanjutan dari diagnosa yang telah
dirumuskan. Adapun prioritas masalah pada kasus An. N didasarkan oleh kebutuhan dasar
manusia menurut Maslow. Masalah tersebut nyeri akut, intoleransi aktivitas gangguan pola
tidur, dan risiko jatuh.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan catatan tentang tindakan yang diberikan
kepada klien. Pencatatan ini mencakup tindakan keperawatan yang diberikan secara
mandiri maupun kolaborasi serta pemenuhan kriteria hasil terhadap tindakan yang
diberikan kepada klien (Hutahaean, 2010).
Pada tahap ini, kami melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana
yang telah dibuat, semua tindakan dilakukan pendokumentasian dalam catatan
keperawatan. Adapun uraian dari setiap pelaksanaan tidak menemukan hambatan dalam
mengatasi masalah yang terjadi pada klien. Dalam tindakan keperawatan ini dilakukan
kerja sama yang baik antara mahasiswa, perawat ruangan dan klien sendiri.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan tindakan
intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa jauh
diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan umpan balik yang relevan dengan cara
membandingkannya degan kriteria hasil. Hasil evaluasi menggambarkan tentang
perbandingan tujuan yang hendak dicapai dengan hasil yang diperoleh (Hutahaean, 2010).
Dari semua diagnosa keperawatan yang ada pada An. N setelah kami evaluasi
selama tiga hari, masalah teratasi yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis,
intoleransi aktivitas, gangguan pola tidur dan risiko jatuh.
45
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Cephalgia adalah rasa nyeri atau rasa tidak mengenakkan pada daerah atas
kepala memanjang dari orbital sampai ke daerah belakang kepala (area oksipital dan
sebagian daerah tengkuk).
tertentu baik ekstrakranial maupun intracranial. Nyeri kepala disebabkan oleh penyakit
pada tulang kranium, neuritis dan neuralgia, irritasi meningeal, lesi di intracranial, trauma
dan penurunan tekanan intracranial. Secara farmakologi, obat yang dapat meringankan
nyeri kepala ini dilakukan dengan pemberian analgetik dan dapat ditambahkan obat
antidepresan, sedangkan dengan terapi non farmakologi bisa dengan terapi fisik, relaksasi,
akupuntur, Biofeedback, mengatur diet, dan terapi psikologis.
B. SARAN
1. Tenaga keperawatan diharapkan mampu memahami tentang penatalaksanaan pada
klien dengan cephalgia.
2. Mahasiswa diharapkan mampu menambah wawasan dan pengetahuan bagi semua
mahasiswa tentang asuhan keperawatan pada klien dengan cephalgia.
46