You are on page 1of 13

asuhan keperawatan gout

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin meningkatnya
usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan
jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan
jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan
penyakit misalnya penyakit gout rthritis.
Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan sesudah menopause
pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak diternui pada usia 50-60. Gout lebih
banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 % penderita gout adalah pria. Urat serum wanita
normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi
sesudah menopause perubahan tersebut kurang nyata. Pada pria hiperurisemia biasanya tidak
timbul sebelurn mereka mencapai usia remaja.
Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda awitan serangan gout
adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien mungkin juga menderita demam
dan jumlah sel darah putih meningkat. Serangan akut mungkin didahului oleh tindakan
pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan stres emosional. Meskipun yang paling sering
terserang mula-mula adalah ibu jari kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan
semakin lanjutnya penyakit maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan
siku dapat terserang gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan
gejala-gejala serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi

Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam
urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau
ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunder.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang
dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang
terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperurisemia).
- Gout primer
Merupkan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat
penurunan ekresi asam urat
- Gout sekunder
Disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam uratyang
bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu
2.2 Etiologi
Gejala gout disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk
dalam kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan dengan gangguan kinetik asam urat
yaitu hiperuresemia. Hiperuresemia terjadi karena:
1.

Pembentukan asam urat berlebihan

a.

Gout primer metabolik, disebabkan sintesis langsung yang bertambah

b.

Gout sekunder metabolik, disebabkan pembentukan asam urat berlebihan

karena penyakit lain seperti leukimia, terutama bila diobati dengan sitostatistika, psoriasis,
polisitemia vena dan mielofibrosis
2.

Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal.

a.

Ginjal yang sehat. Penyebabnya tidak diketahui.

b.

Gout sekunder renal, disebabkan oleh kerusakan ginjal, misalnya pada glomerulonefritis

kronik atau gagal ginjal kronik


3.

Perombakan dalam usus yang berkurang. Namun secara klinis hal ini tidak penting.

Tetapi beberapa kasus menunjukkan adanya hubungan dengan defek genetik dalam
metabolisme purin. Imkompletnya metabolisme purin menyebabkan pembentukan kristal
asam urat di dalam tubuh atau menimbulkan over produksi asam urat. Over produksi asam
urat ini dapat juga terjadi secara sekunder akibat beberapa penyakit antara lain:
1.

Sickle cell anemia

2.

Kanker maligna

3.

Penyakit ginjal

Penurunan fungsi renal akibat penggunaan obat dalam waktu yang lama (diuretik) dapat
menyebabkan penurunan ekskresi asam urat dari ginjal.Penyebab Gout dapat terjadi akibat
hiperusemia yang di sebabkan oleh diet yang ketat atau starpasi, asupan makanan kaya purin
(terang-terangan/jeron) yang berlebihan atau kelainan Herediter.
2.3 Manifestasi klinis
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi yang
terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia.
Fase akut sering dimulai serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi
biasanya jempol kaki dan terjadi selama 3 7 hari. Serangan rasa sakit tersebut biasanya
diakibatkan oleh peningkatan luka, menggunakan diuretik (yang menyebabkan naiknya
resorpsi tubular kristal asam urat), meminum alkohol, atau memakan makanan yang
mengandung purin tinggi. Periodik interkritis akan terjadi setelah hal tersebut dan pasien
akan mengalami asimtomatik.
Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval asimtomatik akan memendek dan
semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan menderita rasa pegal/kaku dipagi
hari, deformitas sendi, dan penebalan jaringan sinovial. Tofus, pembentukan nodul nodul
kristal asam urat akan muncul di telinga, jari tangan, tangan, dan tendon achilles. Demam,
penyakit ginjal, hipertensi, takikardia, dan malaise (rasa tidak enak badan) merupakan
manifestasi sistemik yang terjadi bersamaan dengan gejala lokal.
2.4 Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah
diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout
akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
1. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari
9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa,
tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh
berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk
berespon terhadap pembentukan kristal.
2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit
PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.

3. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala
disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara
permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan
pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.

5. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang
menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat
(tetapi tidak selalu) menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan gout
tampaknya berhubungan dengan peningkatan atau penurunan mendadak kadar asam urat
serum. Kalau kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, respons inflamasi akan terjadi dan
serangan gout dimulai. Dengan serangan yang berulang ulang, penumpukan kristal natrium
urat yang dinamakan tofus akan mengendap di bagian perifer tubuh seperti ibu jari kaki,
tangan dan telinga. Nefrolitiasis urat (batu ginjal) dengan penyakit renal kronis yang terjadi
sekunder akibat penumpukan urat dapat timbul.
Gambaran kristal urat dalam cairan sinovial sendi yang asimtomatik menunjukkan bahwa
faktor faktor non-kristal mungkin berhubungan dengan reaksi inflamasi. Kristal
monosodium urat yang ditemukan tersalut dengan imunoglobulin yang terutama berupa IgG.
IgG akan meningkatkan fagositosis kristal dan dengan demikian memperlihatkan aktivitas
imunologik.
2.5 Penatalaksanaan
A. Tindakan operasi
Apabila upaya perawatan dan pengobatan tidak menunjukkan hasil yang signifikan maka
dapat dilakukan tindakan yang agresif untuk mengurangi rasa sakit akibat gout. Bila cara ini
ditempuh maka tindakan operasi merupakan hal yang mudah dilakukan oleh dokter. Melalui
operasi dokter akan memecah kristal asam urat yang terkumpul di persendian dan akan
mengeluarkannya dari tubuh. Ini merupakan alternatif terakhir yang dapat ditempuh guna
menghilangkan nyeri akibat gout.

B. konservatif non operasi


Obat
Probenecid
(Benemid)

Dosis
Efek Samping
0,5 gram 2x Sakit kepala, mual,
sehari
muntah, anoreksia,
frekuensi urinari

Sulfinpyrazone
(Anturane)

400 800
mg/hari

Allopurinal
200 600
penghambat
mg/hari
asam
urik
(Zyloprim)

Colchicine

0,5 1,8
mg/hari
(prophylaxis
) ; 0,5 1,2
mg setiap 1
2
jam
(serangan
akut)

Tindakan Perawat
1. Doronglah pasien untuk
mengkonsumsi banyak air
untuk mengurangi formasi
kalkulus.
2. Monitorlah level asam
urik serum.
3. Minumlah
dengan
makanan atau antasida.
4. Hindari
penggunaan
salisilat secara bersamaan
(akan menurunkan efek
uricosuric).
Gangguan
1. Berikan
dengan
gastrointestinal atas makanan, susu atau antasida.
(mual,
gangguan 2. Berikan konsumsi air
pencernaan)
; yang banyak.
reaktivasi penyakit
ulcer peptic
Ruam pada kulit, 1. Monitorlah
fungsi
demam,
dingin, ginjal dan liver pada bulan
depresi
sumsum bulan awal.
tulang,
iritasi 2. Berikan
dengan
gastrointestinal
makanan.
3. Berikan konsumsi air
yang banyak.
4. Berikan alkaline urine
(hindari pemberian vitamin
C dalam dosis besar).
Depresi
sumsum 1. Monitorlah darah secara
tulang,
anemia komplit untuk discrasias
aplastik,
darah dengan penggunaan
granulositopenia,
jangka panjang.
leukopenia,
2. Hindarkan alkohol saat
trombositopenia,
meminum
obat
mual, muntah, diare, (meningkatkan
toksisitas
kram, ruam kulit.
gastrik dan menurunkan
keefektifan obat).
3. Obat diberikan dengan
makanan.
4. Jangan
memberikan
lebih dari 12 tablet dalam 24
jam.
5. Berikan saat ada tanda

pertama serangan.
6. Berikan dosis intravena
setelah 2 5 menit.
7. Jangan
diberikan
dengan dextrose 5% atau air
bakteriostatic.
8. Berikan kompres dingin
dan jika terjadi ekstravasasi
berikan analgesik.
9. Jangan memberi lebih
dari 4 mg/24 jam dengan
cara melewati pembuluh
darah.
Penatalaksanaan keperawatan :
Penatalaksanaan

keperawatan

adalah

kombinasi

pengistirahatan

sendi

dan

terapi

makanan/diit.
Pengistirahatan sendi meliputi pasien harus disuruh umtuk meninggikan bagian yang sakit
untuk menghindari penahanan beban dan tekanan yang berasal dari alas tempat tidur dan
memberikan kompres dingin untuk mengurangi rasa sakit.
Terapi makanan mencakup pembatasan makanan dengan kandungan purin yang tinggi,
alkohol serta pengaturan berat badan. Perawat harus mendorong pasien untuk minum 3 liter
cairan setiap hari untuk menghindari pembentukan calculi ginjal dan perintahkan untuk
menghindari salisilat.
Pola diet yang harus diperhatikan adalah :
1.

Golongan A ( 150 - 1000 mg purin/ 100g ) :

Hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jerohan, udang, remis, kerang, sardin, herring,
ekstrak daging, ragi (tape), alkohol, makanan dalam kaleng
2.

Golongan B ( 50 - 100 mg purin/ 100g ) :

Ikan yang tidak termasuk gol.A, daging sapi, kacang-kacangan kering, kembang kol, bayam,
asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung
3.

Golongan C ( < 50mg purin/ 100g ) :

Keju, susu, telur, sayuran lain, buah-buahan


4.

Bahan makanan yang diperbolehkan :

Semua bahan makanan sumber karbohidrat, kecuali havermout (dalam jumlah terbatas)
Semua jenis buah-buahan
Semua jenis minuman, kecuali yang mengandung alkohol
Semua macam bumbu

5.

Bila kadar asam urat darah >7mg/dL dilarang mengkonsumsi bahan makanan gol.A,

sedangkan konsumsi gol.B dibatasi


6.

Batasi konsumsi lemak

7.

Banyak minum air putih

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 pengkajian
A.

Identitas

Meliputi nama, jenis jenis kelamin ( lebih sering pada pria daripada wanita ), usia ( terutama
pada usia 30- 40), alamat, agama, bahasa yang digunakan, status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, asuransi kesehatan, golongan darah, nomor register, tanggal masuk rumah sakit,
dan diagnosis medis.
B.

Keluhan Utama

Pada umumnya klien merasakan nyeri yang luar biasa pada sendi ibu jari kaki (sendi lain)
C.

Riwayat Penyakit Sekarang

P (Provokatif)

: kaji penyebab nyeri

Q (Quality / qualitas) : kaji seberapa sering nyeri yang dirasakan klien


R (Region)

: kaji bagian persendian yang terasa nyeri (biasanya pada pangkal ibu

jari)
S (Saverity)

: Apakah mengganggu aktivitas motorik ?

T (Time)

: Kaji kapan keluhan nyeri dirasakan ?


(Biasanya terjadi pada malam hari)

D.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tanyakan pada klien apakah menderita penyakit ginjal


E.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tanyakan apakah pernah ada anggota keluarga klien yang menderita penyakit yang sama
seperti yang diderita klien sekarang ini.
F.

Pengkajian Psikososial dan Spiritual

Psikologi

: apakah klien mengalami peningkatan stress

Sosial

: Cenderung menarik diri dari lingkungan

Spiritual

: Kaji apa agama pasien, bagaimana pasien menjalankan ibadah menurut

agamanya
G.
-

Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari


Kebutuhan nutrisi

1. Makan : kaji frekuensi, jenis, komposisi (pantangan makanan kaya protein)


2. Minum : kaji frekuensi, jenis (pantangan alkohol)
-

Kebutuhan eliminasi

1. BAK

: kaji frekuensi, jumlah, warna, bau

2. BAB

: kaji frekuensi, jumlah, warna, bau

Kebutuhan aktivitas

Biasanya klien kurang / tidak dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri akibat
nyeri dan pembengkakan
H.

Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum dan pemeriksaan

setempat.
a.

B1 (Breathing)

Inspeksi: bila tidak melibatkan system pernafasan, biasanya ditemukan kesimetrisan rongga
dada, klien tidak sesak nafas, tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan.
Palpasi : Taktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
Perkusi : Suara resonan pada seluruh lapang paru.
Auskultasi : Suara nafashilang/ melemah pada sisi yang sakit, biasanya didapatkan suara
ronki atau mengi.
b.

B2 (Blood)

Pengisian kapiler kurang dari 1 detik, sering ditemukan keringat dingin dan pusing karena
nyeri. Suara S1 dan S2 tunggal.
c.

B3(Brain)
Kepala dan wajah

Ada sianosis.

Mata

Sklera biasanya tidak ikterik, konjungtiva anemis


Pada kasus efusi pleura hemoragi kronis.

Leher
d.

B4 (Bladder)

Biasanya JVP dalam batas normal.

Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system perkemihan,
kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam
urat, dan gagal ginjal kronik yang akan menimbulkan perubahan fungsi pada system ini.
d.

B5 (Bowel)

Kebutuhan elimknasi pada kasus gout tidak ada gangguan, tetapi tetap perlu dikaji frekuensi,
konsistensi, warna, serta bau feses. Selain itu, perlu dikaji frekuensi, kepekatan, warna, bau,
dan jumlah urine. Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung. Dan tidak nafsu makan,
terutama klien yang memakan obat alnagesik dan antihiperurisemia.
e.

B6 ( Bone ). Pada pengkajian ini di temukan:

a.

Look. Keluhan nyeri sendi yang merypoakan keluhan utama yang mendorong klien

mencari pertolongan (meskipun mungkin sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah
bentuknya). Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan
istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang menimbulkan nyeri yang lebih dibandingkan
dengan gerakan yang lain. Deformitas sendi (pembentukan tofus) terjadi dengan temuan
salah satu sendi pergelangan kaki secara perlahan membesar.
b.

Feel. Ada nyeri tekan pda sendi kaki yang membengkak.

c.

Move. Hambatan gerak sendi biasanya seamkin bertambah berat. Pemeriksaan

diasnostik. Gambaran radiologis pada stadium dini terlihat perubahan yang berarti dan
mungkin terlihat osteoporosis yang ringan. Pada kasus lebih lanju, terlhat erosi tulang seperti
lubang-lubang kecil (punch out).
3.2 Diagnosa
1)

Nyeri akut b/d radang sendi dengan penumpukan kristal urat di jaringan sinovial

2)

Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri persendian

3)

Gangguan integritas kulit b/d tophy

4)

Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit gout

3.3 Intervensi
1)

Nyeri akut b/d radang sendi dengan penumpukan kristal urat di jaringan sinovial
Noc

Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan teknik non
farmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)

Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan menejemen nyeri

Mampu mengenal nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)

Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

Tanda vital dalam rentang normal

Nyeri dapat benar-benar hilang


Nic

Kaji secara komperhensif tentang nyeri : lokasi, karakteristik dan onset, durasi, frekuensi,
dan kualitas)

Observasi isyarat non verbal dari ketidaknyamanan

Gunakan komuniokasi teurapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri

Beri dukungan terhadap klien dan keluarga

Kontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pasien terhadap nyeri

Beri informasi tentang nyeri

Anjurkan pasien untuk memonitor sendiri nyeri

Berikan analgesik sesuai order

Tutunkan dan hilangkan faktor yang dapat meningkatkan nyeri

2)

Kerusakan mobilitas fisik b/d nyeri persendian


Noc

Rentang pergerakan sendi dengan gerakan atas inisiatif sendir

Klien meningkat dalam aktivitas fisik

Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas


Nic

Beri alat bantu jika pasien memerlukan untuk mobilisasi

Kaji klien dalam mobilisasi

Penggunaan pergerakan tubuh aktif atau pasif untuk mempertahankan atau memperbaiki
fleksibilitas sendi

Meningkatkan dan membantu berjalan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi


tubuh volunter dan autonom selama perawatan serta pemulihan dari sakit atau cidera.

3)

Kerusakan itegritas kulit b/d tophy (penumpukan monosidium urat dalam jaringan)
Nic

Observasi ekstremitas (warna, bengkak, tekstur)

Jelaskan keluarga tentang tanda kerusakan kulit

Catat perubahan kulit/membran mukosa

Meminimalkan penekanan pada bagian-bagian tubuh


Noc

Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (baik sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi,
dan pigmentasi)

Tidak ada luka/lesi pada kulit

Perfusi jaringan baik

Mampu melindungi kulit dan mempertahankan keadaan kulit dengan baik

4)

Kurang pengetahuan b/d kurang informasi terhadap penyakit gout


Noc, diharapkan pasien dapat :

Familiar dengan proses penyakit gout

Mendiskripsikan proses penyakit gout

Mendeskripsikan faktor penyebab dan faktor resiko penyakit gout

Mendeskripkikan efek penyakit, tanda dan gejala gout

Mendeskripsikan komplikasi gout

Mengetahui tindakan pencegahan penyakit gout

Mengetahui pencegahan untuk mencegah terjadinya komplikasi penyakit gout


Nic

Mengobservasi kesiapan klien untuk mendengar (siap mental, emosi dsb)

Menentukan tingkat pengetahuan klien sebelumnya

Menjelaskan proses penyakit gout (pengertian, etiologi, tanda & gejal, serta transmisi)

Diskusikan perubahan gaya hidup yang bisa mencegah komplikasi gout

Diskusikan tentang pilihan terapi atau perawatan gout

Jelaskan secara rasional tentang pengelolaan terapi atau perawatan yang dianjurkan

Anjurkan pasien untuk mencegah dan meminimalkan efek samping dari penyakitnya

Ajarkan dan informasikan pengobatan gout (karakteristik obat, dosis, rute, durasi obat)

Informasikan cara minum obat, menyimpan obat dsb.

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Artritis gout adalah suatu sindrom klinik yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis
akut. Artritis gout lebih banyak terdapat pada pria dari pada wanita. Pada pria sering
mengenai usia pertengahan, sedangkan pada wanita biasanya mendekati masa menopause.
Gejala arthritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal
monosodium urat monohidrat. Karena itu, dilihat dari penyebabnya, penyakit ini termasuk
dalam kelainan metabolik.
gout terbagi dalam 2 klasifikasi yaitu : Gout primer yang merupkaan akibat langsung
pembentukan asam urat tubuh yang berlebih atau akibat penurunan ekresi asam urat dan gout
sekunder yang disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebih atau ekresi asam urat
yang bekurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu. Gejala gout
disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat
monohidrat yaitu pembentukan asam urat berlebihan dan kurangnya pengeluaran asam urat
melalui ginjal.
Manifestasi karakteristik pada gout adalah peradangan dan pembengkakan pada sendi yang
terluka, rasa sakit, meningkatnya temperatur, dan hiperurisemia. Fase akut sering dimulai
serangan rasa sakit yang terjadi di malam hari pada satu sendi biasanya jempol kaki dan
terjadi selama 3 7 hari. Saat penyakit semakin meningkat ke fase kronis, interval
asimtomatik akan memendek dan semakin banyak sendi yang akan terserang. Pasien akan
menderita rasa pegal/kaku dipagi hari, deformitas sendi, penebalan jaringan sinovial dan
timbul tofus.
Studi diagnostik mencakup peningkatan kadar asam urat serum (lebih besar dari 7,0 mg/dl),
analisa cairan sendi yaitu adanya kristal urat monosodium dan ESR serta WBC selama
serangan.
Penatalaksanaanya meliputi : Penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan keperawatan yaitu
kombinasi pengistirahatan sendi dan terapi makanan/diit
Diagnosa keperawatan yang munkin muncul Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan
dengan proses penyakit, Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian dan
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman pengobatan dan perawatan
di rumah.
4.1.

Saran

Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat
mengetahui atau mengerti tentang rencana keperawatan pada pasien dengan got,

pendokumentasian harus jelas dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan klien dan
keluarga.
Dalam rangka mengatasi masalah resiko injuri pada klien dengan gout maka tugas perawat
yang utama adalah sering mengobservasi akan kebutuhan klien yang mengalami gout.

DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth Edisi 8. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Vol 3. ECG.
Judith M. Wilkinson. 2002. Buku saku Diagnosis Keperawatan NANDA NIC NOC. EGC
Midian sirait. 2013. Informasi Spesialite Obat. ISPI
Diposkan oleh baim ibrahim di 18.32

You might also like