Professional Documents
Culture Documents
Beranda
Praktikum
Galeri
Profil
Lama sekali kawan, tidak mengupdate blog ini. Nah ini saya coba share-kan hasil
praktikum praktikan saya saat menjadi asisten Praktikum.
A.
JUDUL
Stoikiometri II
B.
TUJUAN
Tujuan Umum:
Memahami stoikiometri dan hukum-hukum gas.
Tujuan Khusus:
1.
2.
C.
PENGAMATAN
No
Percobaan
Pengamatan
Massa Mg mula-mula
0,0058 g
Habis bereaksi
Volume gas H2
0,0086 liter
0,2 ml=2 mm
A.
PEMBAHASAN
Prinsip Dasar
Stoikiometri merupakan istilah yang digunakan dalam mempelajari hubungan
kuantitatif antara unsur-unsur dalam campuran dan antara zat-zat yang terlibat
dalam reaksi kimia. Dengan stoikiometri, dapat diprediksi berapa banyak zat yang
harus direaksikan agar diperoleh hasil reaksi dengan jumlah tertentu.
Dalam menentukan volume molar gas, dapat digunakan hukum dasar kimia.
Hukum-hukum gas tersebut antara lain :
1.
Hukum Boyle
2.
Hukum Charles
Konstan
3.
=>
Selain ketiga hukum tersebut, ada beberapa hukum yang mempelajari stoikiometri,
antara lain:
1.
Hukum Avogadro
Pada tekanan dan suhu tetap, gas-gas yang mempunyai jumlah molekul (n) sama
mempunyai jumlah volume yang sama pula.
n = Jumlah mol gas (mol)
V = 22,4L /
2.
mol
x n mol
Hukum Dalton
Apabila dua gas yang tidak dapat bereaksi dimasukkan dalam satu ruang, maka
tekanan masing-masing gas tersebut sama dengan tekanan masing-masing bila
ruangan terpisah.
Tekanan masing-masing gas dalam campuran tersebut disebut tekanan parsial,
sehingga dirumuskan :
Ptot = Pa + Pb + Pc + . + Pn
Ptot
Pa + Pb + Pc + . + Pn
3.
PV = nRT
Persamaan ini merupakan cakupan semua hukum gas yang telah dibicarakan dan
dikenal dengan istilah Hukum Gas Ideal.
Pada percobaan ini, akan ditentukan volume molar gas H 2, dengan reaksi:
Mg(s) + 2HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Pipet tetes
2.
Gelas beker
3.
Gelas ukur
4.
HCl Pekat
5.
Air (Aquades)
6.
Pita Mg
V1
T1
= suhu percobaan
P2, V2, T2 =tekanan gas, volume, dan suhu pada keadaan standar
Prinsip Kerja
Mula-mula, mengisi gelas beker dengan air atau aquades 200 mL, dan mengisi
gelas ukur dengan air atau aquades pula hingga penuh. Kemudian, gelas ukur
dimasukkan ke dalam gelas beker dengan posisi terbalik. Pastikan tidak ada
gelembung gas dalam gelas ukur.
Selanjutnya, memasukkan pita Mg yang telah ditimbang (dalam percobaan 0,058 g)
dalam mulut gelas ukur. Lalu ambil HCl dengan menggunakan pipet tetes dan
meneteskannya kedalam mulut gelas beker hingga logam Mg bereaksi dengan HCl.
Amati gelembung gas yang terbentuk. Setelah gelembung H 2 habis, menghitung
volume gas yang dihasilkan. Kemudian mencatat hasil pengamatan dalam laporan
sementara.
Hasil Percobaan
Dari percobaan yang dilakukan, dapat dianalisa bahwa pita Mg tidak dapat bereaksi
dengan air melainkan bereaksi dengan HCl. Saat ditetesi HCl, muncul gelembunggelembung gas yang menekan air dalam gelas ukur. Gelembung gas pertama kali
terlihat menempel pada pita Mg. Lama-kelamaan gelembung gas naik ke atas,
karena semakin lama semakin banyak gelembung yang naik ke atas.
Gelembung gelembung gas yang terbentuk tidak berwarna, sifatnya ringan, dan
mudah meletus. Sifat-sifat ini dimiliki oleh gas hydrogen (H 2). Persamaan reaksi
kimianya adalah sebagai berikut :
Mg(s) + HCl(aq) MgCl2(aq) + H2(g)
Gas H2 yang terbentuk dari reaksi ini mendesak air dalam gelas ukur, sehingga air
berpindah pada ruang yang kosong, yaitu gelas kimia sehingga volume dalam gelas
kimia bertambah. Hal ini disebabkan karena dalam suatu campuran gas yang
berlainan, tiap gas melakukan tekanan sendiri-sendiri. Tekanan ini sama dengan
tekanan yang akan dilakukan oleh gas itu ketika gas itu terletak pada volume suatu
ruangan secara terpisah. Hubungan ini dikenal dengan Hukum Dalton yaitu tekanan
total dalam campuran gas Hidrogen dengan Uap air, sehingga :
Volume gas H2 = volume air yang berpindah
Untuk mengetahui volume standar dari gas H 2 dapat menggunakan persamaan:
P1.V1/T1 = P2.V2/T2
Dari percobaan ini, setelah dilakukan perhitungan secara matematis menggunakan
hukum-hukum gas dihasilkan volume molar gas H2 sebesar 31, 578 L mol-1. Hasil ini
cukup jauh menyimpang dari volume molar gas H 2 pada keadaan standar (STP)
sebesar 22,4 L mol-1. Ini menunjukkan ketidaksesuaian antara teori dan hasil
percobaan. Ketidaksesuaian / penyimpangan ini disebabkan oleh beberapa hal,
antara lain:
a)
Kekurangcermatan dalam mengukur / membaca skala pada gelas ukur
maupun gelas kimia saat mengukur volume gas H 2 dan tinggi H2O;
b)
Kekurangcermatan dalam menghitung volume gas H 2 karena dapat H2 yang
keluar dari gelas ukur sehingga perhitungan kurang akurat, dan;
c)
Kondisi ruangan dengan suhu dan tekanan yang berbeda mengakibatkan
perbedaan hasil percobaan.
A.
KESIMPULAN
P.V = n.R.T
dengan,
dengan,
3.
Volume molar gas H2 yang dihasilkan dari percobaan sebesar 31,578 L.mol -1.
Hal ini menyimpang dari volume molar H2 secara teori sebesar 22,4 L.mol-1.
B.
DAFTAR PUSTAKA
Artikel Blog
2013 (16)
o
Januari (9)
Maret (1)
Agustus (3)
September (1)
Desember (2)
2014 (2)
Mengenai Saya
Arif Setiawan
Lihat profil lengkapku
Total Tayangan Laman
143840
Situ Kimia
Indonesia
Masykuri's
Physical
Chemistry
Google+
Followers
Daily Calendar