Professional Documents
Culture Documents
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Sistem Imun dan
Hematologi
Dosen Pengampuh : Usman,M.Kep,CWCS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya
maka kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Terapi
Komplementer pada Klien dengan Anemia Difiensi Zat Besi sebagai salah satu tugas
dan persyaratan untuk Mata Kuliah Keperawatan Sistem Imun dan Hematologi di
STIK Muhammadiyah.
Dalam penyusunan makalah ini, kami merasakan masih banyak kekurangankekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan
yang dimiliki kami. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Kami
menyampaikan
terima
kasih
kepada
pihak-pihak
yang
membantu
dalam
Kelompok 11
DAFTAR ISI....................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang .................................................................
B. Tujuan Penulisan...............................................................
C. Manfaat Penulisan.............................................................
1
2
3
BAB II PEMBAHASAN
A. Denifisi ..............................................................................
B.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Data Profil Dinas Kesehatan Kota Pontianak Tahun 2012 jumlah
penderita anemia defisiensi zat besi pada remaja Puskesmas Kampung Bali
sebanyak 612 kejadian, merupakan kejadian tertinggi di Kota Pontianak.
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi
hubungan antara kebiasaan sarapan pagi, siklus mestruasi dan akitifitas fisik
dengan anemia gizi besi pada remaja putri di SMA wilayah kerja Puskesmas
Kampung Bali.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 di
Kalimantan Barat jumlah kasus anemia pada wanita 23,4% dan pada laki-laki
10,5%. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pontianak jumlah
penderita anemia pada remaja adalah sebagai berikut: Puskesmas Jendral Urib
sebanyak 238 kejadian dan Puskesmas Ali Anyang sebanyak 177 kejadian.
Anemia defisiensi zat besi merupakan anemia yang terbanyak baik di
Negara maju maupun berkembang. Padahal besi merupakan suatu unsur
terbanyak pada lapisan kulit bumi, akan tetapi defisiensi besi merupakan
penyebab anemia yang tersering. Hal ini disebabkan oleh tubuh manusia
mempunyai kemampuan terbatas untuk menyerap besi dan seringkali tubuh
mengalami kehilangan besi yang berlebihan diakibatkan oleh perdarahan.
Akhir-akhir ini menjadi isu di banyak negara. Masyarakat
menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan, keuangan, reaksi obat kimia
dan tingkat kesembuhan. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam terapi
ini, tetapi memerlukan dukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based
practice). Pada dasarnya terapi komplementer telah didukung berbagai teori,
seperti teori Nightingale, Roger, Leininger, dan teori lainnya. Terapi
komplementer dapat digunakan di berbagai level pencegahan. Perawat dapat
berperan sesuai kebutuhan klien.
Pengobatan komplementer atau alternatif menjadi bagian penting
dalam pelayanan kesehatan di Amerika Serikat dan negara lainnya (Snyder &
Lindquis, 2002). Estimasi di Amerika Serikat 627 juta orang adalah pengguna
terapi alternatif dan 386 juta orang yang mengunjungi praktik konvensional
(Smith et al., 2004). Data lain menyebutkan terjadi peningkatan jumlah
pengguna terapi komplementer di Amerika dari 33% pada tahun 1991 menjadi
42% di tahun 1997 (Eisenberg, 1998 dalam Snyder & Lindquis, 2002).
Klien yang menggunakan terapi komplemeter memiliki beberapa
alasan. Salah satu alasannya adalah filosofi holistik pada terapi komplementer,
yaitu adanya harmoni dalam diri dan promosi kesehatan dalam terapi
komplementer. Alasan lainnya karena klien ingin terlibat untuk pengambilan
keputusan dalam pengobatan dan peningkatan kualitas hidup dibandingkan
sebelumnya. Sejumlah 82% klien melaporkan adanya reaksi efek samping
dari pengobatan konvensional yang diterima menyebabkan memilih terapi
komplementer (Snyder & Lindquis, 2002).
Terapi komplementer yang ada menjadi salah satu pilihan pengobatan
masyarakat. Di berbagai tempat pelayanan kesehatan tidak sedikit klien
bertanya tentang terapi komplementer atau alternatif pada petugas kesehatan
seperti dokter ataupun perawat. Masyarakat mengajak dialog perawat untuk
penggunaan terapi alternatif (Smith et al., 2004). Hal ini terjadi karena klien 2
ingin mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan pilihannya, sehingga
apabila keinginan terpenuhi akan berdampak ada kepuasan klien. Hal ini dapat
menjadi
peluang
bagi
perawat
untuk
berperan
memberikan
terapi
komplementer.
B. Tujuan Penulisan
Untuk memahami bagaimana keterlibatan perawat dalam pemberian terapi
komplementer.
C. Manfaat Penulisan
Diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber literature pembelajaran bagi
pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anemia Defisiensi Zat Besi
Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar
Hb normal adalah 12-16% dari sel darah merah, jumlah sel darah merah
normal adalah 5juta/mm3 (Soebroto,2009). Seseorang dikatakan menderita
anemia apabila kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 12g/ 100ml.
(Hudono,2007).
B. Pathway
1. Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
2. Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
3. Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, all.)
gangguan eritropoesis
Absorbsi besi dari usus kurang
sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin
Anemia defisiensi besi
Health
Organization),
pengobatan
kurlon
kurkumol,
dril
kurkumen,
bisabolen,
humulen,
c. Tambahkan setengah cangkir air dan 1 sendok makan madu, lalu aduk
sampai rata, peras, dan saring.
d. Minum ramuan tersebut 2-3 kali sehari.
4. Ramuan jombang :
Tanaman jombang mengandung taraxasterol, taraxecerin, kholine,
inulin, pektin, koumestrol dan asparagin. Pada bagian akar tanaman
jombang mengandung taraxol, taraxerol, taraxicin, taraxsterol, b-amyrin,
stigmasterol, b-sitosterol, kolin, levulin, pektin, inulin, kalsium, kalium,
glukosa, fruktosa. Pada bagian daun tanaman jombang mengandung
lutein, violaxanthin, plastoquinone, tanin, karotenoid, kalium, natrium,
kalsium, korin, tembaga, zat besi, magnesium, fosfor, silikon, sulfur,
vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, vitamin D. Pada bagian
bunga tanaman jombang mengandung arnidol, dan flavoxanthin. Tanaman
ini juga mengandung Vitamin C, tak heran kalau bunganya pun juga juga
di pakai sebagai pewarna minuman. Manfaatnya untuk meningkatkan
trombosit dalam darah serta anti kanker yang berfungsi sebagai antibodi.
a. Siapkan 15-30 gram jombang (dalam bentuk segar).
b. lalu cuci bersih jombang, lalu rebus atau tumbuk. setelah itu peras.
c. Jika diperlukan, bisa ditambahkan air perasan jeruk nipis untuk
menambah rasa.
d. Lalu minum ramuan ini setiap hari 1 kali sampai anda sembuh.
dammar, pati, asam organik, asam folat, asam aksolat dan gingerin. Jahe
merah kering karena jahe kering di nilai mampu menghasilkan zat besi
sehingga mampu memproduksi sel darah merah.
a. Sediakan 5 gram jahe merah kering.
b. Cuci jahe merah, lalu iris, kemudian rebus dengan 5 gelas air matang
hingga hanya tersisa 3 gelas saja.
c. Minum 3 kali sehari, masing-masing 3 gelas.
6. Bayam duri
Bayam duri (Amaranthus spinosus L.) mengandung banyak zat besi,
garam fosfat, vitamin A, C, dan K. Kandungan lainnya, amarantin, kalium
nitrat, dan piridoksin. Kandungan asam folat dan asam oksalat membuat
bayam bisa dipakai untuk membantu mengatasi anemia defisiensi.
a. Ambil setengah genggam bayam duri.
b. Cuci bersih, lalu giling halus.
c. Selanjutnya, tambahkan setengah cangkir air matang.
d. Setelah diperas dan disaring hanya untuk diambil airnya, tambahkan
satu kuning telur ayam dan 1 sdm madu.
e. Aduk campuran itu hingga rata. Ramuan tersebut untuk sekali minum,
dilakukan 2x sehari.
7. Tapak liman
Ternyata tapak liman ini mempunyai kandungan senyawa yang sangat
diperlukan
oleh
tubuh
untuk
menjaga
kesehatan.
Tapak
liman
c. Ramuan ini untuk sekali minum. Dalam sehari dianjurkan minum 2x.
8. Lempuyang wangi
Lempuyang wangi (Zingiber aromaticum), tumbuh liar di hutan-hutan
jati. Hasil penelitian pada kelinci menunjukkan ada peningkatan kadar Hb
dan jumlah eritrosit setelah kelinci diberi lempuyang wangi selama 16
hari.
Kandungan yang ada dalam lempuyang wangi ini antara lain minyak
atsiri. Minyak atsiri itu sendiri terdiri dari A kurkumin, zingiberen,
kariofilen, bisabolen, seskuifelandren, zerumbon, kamfer, limonen, serta
zat pedas gingerol, zingeron, sogaol, heksahidrokurkumin, paradol dan
dihidrogingerol. Selain itu, lempuyang wangi juga mengandung saponin,
tanin, etanol, zat zerumbon, limonen dan flavonoida.
a. Ambil jari rimpang lempuyang wangi.
b. Setelah dicuci dan dipotong seperlunya, rebus dengan air sebanyak 4
gelas minum hingga tinggal kira-kira setengahnya.
c. Sesudah dingin saring dan tambahkan madu seperlunya.
d. Ramuan ini juga untuk sekali minum. Minum 2x sehari.
9. Daun kacang panjang
Bahan yang bisa dipakai untuk mengatasi anemia defisiensi zat besi
adalah daun kacang panjang (Vigna sinensis). Dalam setiap 100 gram
daun kacang panjang mengandung 43 kkal, karbohidrat 5.8 gram, protein
4.1 gram, lemak 0.4 gram, fosfor sebanyak 145 miligram, kalsium 134
miligram dan zat besi sebanyak 6 miligram. Selain itu daun kacang
panjang juga kaya dengan berbagai macam vitamin yang paling dominan
seperti vitamin A 5240 UI, vitamin C sebanyak 29 miligram, vitamin B1
0.28 miligram. Penyakit anemia defisiensi zat besi disebabkan oleh tubuh
yang kekurangan zat besi sehingga menyebabkan tubuh menjadi lemah,
mudah mengantuk dan tidak bersemangat. Untuk mengatasinya bisa
menjadikan daun kacang panjang sebagai jus karena khasiatnya akan lebih
cepat terasa jika dikonsumsi secara segar dan rutin.
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan :
Terapi Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang
dilakukan sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan
medis yang konvensional. Peran perawat dalam pelayanan kesehatan
diantaranya dalam terapi komplementer sebagai pemberi asuhan
keperawatan, pembela untuk melindungi klien, pemberi bimbingan /
konseling klien, pendidik klien, anggota tim kesehatan yang dituntut untuk
dapat bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain, coordinator agar dapat
memanfaatkan sumber-sumber dan potensi klien, pembaru yang selalu
dituntut untuk mengadakan perubahan-perubahan, dan sumber informasi
yang dapat membantu memecahkan masalah klien. Fungsi perawat yang
dijalankan dipelayanan kesehatan adalah bertindak secara independen,
dependen, dan interdependen.
Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah luas,
termasuk didalamnya orang yang terlibat dalam memberi pengobatan
karena banyaknya profesional kesehatan dan terapis selain dokter umum
yang terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini dapat meningkatkan
perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian yang dapat
memfasilitasi
terapi
komplementer
agar
menjadi
lebih
dapat
dipertanggungjawabkan.
Perawat sebagai salah satu profesional kesehatan, dapat turut serta
berpartisipasi dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai
dengan peran-peran yang ada. Arah perkembangan kebutuhan masyarakat
dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran perawat dalam terapi
komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi keperawatan
yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi.
B. Saran :
Dengan adanya makalah yang kami buat ini tentang terapi komplementer
diharapkan pembaca atau teman-teman sejawat dapat memperoleh
manfaat dari makalah yang kami buat.
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan
lingkungan dan makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan
akan Fe pada tubuh kita. Sehingga kita terjauh dari penyakit terlebih
anemia yang di sebabkan karena kurangnya zat besi untuk memproduksi
darah.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
RISKESDAS, 2007. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2007. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia.
Smith, S.F., Duell, D.J., Martin, B.C. (2004). Clinical nursing skills: Basic to
advanced skills. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementery/alternative therapies in nursing.
4th ed. New York: Springer.
Soebroto, Ikhsan. 2010. Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Yogyakarta :
Perdana.