Professional Documents
Culture Documents
tiroid
terletak
pada
leher
bagian
depan,
tepat
di
bawah
kartilago
krikoid, disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram.
Kelenjar ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus.
Masing-masing lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjangnya 4 cm. Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat
folikel dan parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormonhormon disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri
tiroidea inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan
arteri tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid
mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf
adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal
dari nervus vagus.
Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit kalsitonin. Hormon
T3 dan T4 dihasilkan oleh folikel sedangkan kalsitonin dihasilkan oleh parafolikuler. Bahan
dasar pembentukan hormon-hormon ini adalah yodium yang diperoleh dari makanan dan
minuman. Yodium yang dikomsumsi akan diubah menjadi ion yodium (yodida) yang masuk
secara aktif ke dalam sel kelenjar dan dibutuhkan ATP sebagai sumber energi. Proses ini disebut
pompa iodida, yang dapat dihambat oleh ATP- ase, ion klorat dan ion sianat.
Sel folikel membentuk molekul glikoprotein yang disebut Tiroglobulin yang kemudian
mengalami penguraian menjadi mono iodotironin (MIT) dan Diiodotironin (DIT). Selanjutnya
terjadi reaksi penggabungan antara MIT dan DIT yang akan membentuk Tri iodotironin atau T3
dan DIT dengan DIT akan membentuk tetra iodotironin atau tiroksin (T4). Proses penggabungan
ini dirangsang oleh TSH namun dapat dihambat oleh tiourea, tiourasil, sulfonamid, dan metil
kaptoimidazol. Hormon T3 dan T4 berikatan dengan protein plasma dalam bentuk PBI (protein
binding Iodine).
a)
b)
Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya
reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan
T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan dari
c)
d)
e)
folikel kelenjar.
Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan tulang
Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan
insulin.
Tirokalsitonin
mempunyai
jaringan
sasaran
tulang dengan fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi
kalsium di tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium
serum. Kadar kalsium serum yang rendah akan menekan ;pengeluaran tirokalsitonin dan
sebaliknya peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor
tambahan adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
Pembentukan dan Sekresi Hormon Tiroid Ada 7 tahap, yaitu:
1.
Trapping
Proses ini terjadi melalui aktivitas pompa iodida yang terdapat pada bagian basal sel folikel.
Dimana dalam keadaan basal, sel tetap berhubungan dengan pompa Na/K tetapi belum dalam
keadaan aktif. Pompa iodida ini bersifat energy dependent dan membutuhkan ATP. Daya
pemekatan konsentrasi iodida oleh pompa ini dapat mencapai 20-100 kali kadar dalam serum
darah. Pompa Na/K yang menjadi perantara dalam transport aktif iodida ini dirangsang oleh
2.
TSH.
Oksidasi
Sebelum iodida dapat digunakan dalam sintesis hormon, iodida tersebut harus dioksidasi
terlebih dahulu menjadi bentuk aktif oleh suatu enzim peroksidase. Bentuk aktif ini adalah
iodium. Iodium ini kemudian akan bergabung dengan residu tirosin membentuk monoiodotirosin
yang telah ada dan terikat pada molekul tiroglobulin (proses iodinasi). Iodinasi tiroglobulin ini
dipengaruhi oleh kadar iodium dalam plasma. Sehingga makin tinggi kadar iodium intrasel
maka akan makin banyak pula iodium yang terikat sebaliknya makin sedikit iodium di intra sel,
iodium yang terikat akan berkurang sehingga pembentukan T3 akan lebih banyak daripada T4.
3.
Coupling
Dalam molekul tiroglobulin, monoiodotirosin (MIT) dan diiodotirosin (DIT) yang terbentuk
dari proses iodinasi akan saling bergandengan (coupling) sehingga akan membentuk
triiodotironin (T3) dan tiroksin (T4). Komponen tiroglobulin beserta tirosin dan iodium ini
disintesis dalam koloid melalui iodinasi dan kondensasi molekul tirosin yang terikat pada ikatan
di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin dibentuk oleh sel-sel tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid
4.
5.
dan DIT.
Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid (releasing)
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan kemudian
ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi darah yaitu Thyroid Binding
Protein (TBP) dan Thyroid Binding Pre Albumin (TBPA). Hanya 0,35% dari T4 total dan 0,25%
dari T3 total yang berada dalam keadaan bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat daripada
ikatan T4 dengan TBP. Pada keadaan normal kadar T3 dan T4 total menggambarkan kadar
hormon bebas. Namun dalam keadaan tertentu jumlah protein pengikat bisa berubah. Pada
seorang lansia yang mendapatkan kortikosteroid untuk terapi suatu penyakit kronik cenderung
mengalami penurunan kadar T3 dan T4 bebas karena jumlah protein pembawa yang meningkat.
Sebaliknya pada seorang lansia yang menderita pemyakit ginjal dan hati yang kronik maka kadar
protein binding akan berkurang sehingga kadar T3 dan T4 bebas akan meningkat.
Efek Primer Hormon Tiroid
Sel-sel sasaran untuk hormon tiroid adalah hampir semua sel di dalam tubuh. Efek primer
hormon tiroid adalah:
a)
Merangsang laju metabolik sel-sel sasaran dengan meningkatkan metabolisme protein, lemak,
dan karbohidrat.
b) Merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di sel sasaran. Kedua fungsi bertujuan untuk
meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi peningkatan laju metabolisme basal,
pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas oleh setiap sel.
c) Meningkatkan responsivitas sel-sel sasaran terhadap katekolamin sehingga meningkatkan
d)
e)
frekuensi jantung.
meningkatkan responsivitas emosi.
Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka, yang meningkatkan kecepatan kontraksi otot
f)
rangka.
Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel tubuh dan
dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan.
Pengaturan Faal Tiroid
Ada 3 macam kontrol terhadap faal kelenjar tiroid :
1.
2.
3.
Pada pasien yang mengalami pembesaran kelenjar tiroid (goiter), pemeriksaan kelenjar
sangatlah penting dan dapat ditunjang dengan memilih tes fungsi tiroid yang optimal, seorang
ahli bedah harus mengetahui metode yang sistematis untuk melakukan pemeriksaan, yang harus
diperhatikan pada pemeriksaan adalah besar, konsistensi, penampang, perlengketan pada trakea
dari kelenjar tiroid, serta melakukan palpasi pada KGB daerah servikal.
Serum T3, T4, TSH dapat diperiksa secara akurat dengan radioimmunoassay, T4 juga
dapat diperiksa dengan metode competitive protein binding. Dengan tes sensitive TSH dapat
digunakan untuk mengetahui keadaan pasien dengan hipertiroid atau hipotiroid, Pengukuran
T3RU secara in vitro dapat secara langsung mengetahui konsentrasi dari tiroksin binding
globulin di dalam serum.
Pengukuran serum T4 dan TSH menggunakan tes sensitive tinggi TSH merupakan cara
terbaik dalam menentukan fungsi tiroid, pengukuran T3 biasanya di barengi dengan pemeriksaan
T3RU untuk mengkoreksi pertukaran ikatan protein. Sebagai contoh pada pasien yang hamil atau
sedang mengkonsumsi esterogen yang tinggi terdapat peningkatan T4 tetapi T3Runya menurun,
jadi nilai tiroid indexnya normal (T4 x T3RU). Pengukuran kadar T3 dilakukan pada pasien
dengan kecurigaan hipertiroidism.
TINJAUAN TEORITIS HIPOTIROID
2.1 Definisi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang dikarakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
rendah. Ada banyak kekacauan-kekacauan yang berakibat pada hipotiroid. Kekacauan-kekacauan
ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan kelenjar tiroid. Karena hormon tiroid
mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan banyak proses-proses sel, hormon tiroid yang
tidak memadai mempunyai konsekuensi-konsekuensi yang meluas untuk tubuh.
a)
b)
c)
d)
2.2 Etiologi
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang sangat umum. Diperkirakan bahwa 3% sampai 5% dari
populasi mempunyai beberapa bentuk hipotiroid. Kondisi yang lebih umum terjadi pada wanita
dari pada pria dan kejadian-kejadiannya meningkat sesuai dengan umur.
Dibawah adalah suatu daftar dari beberapa penyebab-penyebab umum hipotiroid pada orangorang dewasa diikuti oleh suatu diskusi dari kondisi-kondisi ini.
Hashimoto's thyroiditis
Lymphocytic thyroiditis (yang mungkin terjadi setelah hipertiroid)
Penghancuran tiroid (dari yodium ber-radioaktif atau operasi)
Penyakit pituitari atau hipotalamus
e)
f)
Obat-obatan
Kekurangan yodium yang berat
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
m)
mudah dan sepenuhnya dirawat dengan penggantian hormon tiroid. Pada sisi lain, hipotiroid
yang tidak dirawat dapat menjurus pada suatu pembesaran jantung (cardiomyopathy), gagal
jantung yang memburuk, dan suatu akumulasi cairan sekitar paru-paru (pleural effusion).
2.5 Patofisiologi
Hipotiroid dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hormon tiroid atau gangguan pada
respon jaringan terhadap hormon tiroid. Sintesis hormon tiroid diatur sebagai berikut :
1. Hipotalamus membuat Thyrotropin Releasing Hormone (TRH) yang merangsang hipofisis
anterior.
2. Hipofisis anterior mensintesis thyrotropin (Thyroid Stimulating Hormone = TSH) yang
merangsang kelenjar tiroid.
3. Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin = T3 dan Tetraiodothyronin = T4
= Thyroxin) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi: konsumsi oksigen, produksi
panas tubuh, fungsi syaraf, metabolisme protrein, karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta
kerja daripada hormon-hormon lain.
Hipotiroid dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Apabila
disebabkan oleh malfungsi kelenjar tiroid, maka kadar HT yang rendah akan disertai oleh
peningkatan kadar TSH dan TRH karena tidak adanya umpan balik negatif oleh HT pada
hipofisis anterior dan hipotalamus.
Apabila hipotiroid terjadi akibat malfungsi hipofisis, maka kadar HT yang rendah disebabkan
oleh rendahnya kadar TSH. TRH dari hipotalamus tinggi karena tidak adanya umpan balik
negatif baik dari TSH maupun HT. Hipotiroid yang disebabkan oleh malfungsi hipotalamus akan
menyebabkan rendahnya kadar HT, TSH, dan TRH.
Peningkatan arteriosklerosis
Oklusi pembuluh darah
Suplai darah ke jaringan otak menurun
Hipoksia
Perubahan pola berfikir
Anemia
Kelemahan
Intoleransi aktivitas
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
a)
b)
c)
d)
1.
2.
3.
4.
5.
secara bertahap sampai kadar TSH kembali normal. Obat ini biasanya terus diminum sepanjang
hidup penderita.
Pengobatan selalu mencakup pemberian tiroksin sintetik sebagai pengganti hormon tiroid.
Apabila penyebab hipotiroidism berkaitan dengan tumor susunan saraf pusat, maka dapat
diberikan kemoterapi, radiasi, atau pembedahan
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Hypothyroid
Kasus
Ny. N 45 tahun dirawat dengan keluhan tidak ada nafsu makan sudah seminggu ini, suka sesak,
rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir, suaranya sudah seminggu ini parau, kuku
juga mudah rapuh, dia tidak mngerti kenapa ini terjadi? Keluhan lainnya suka merasa dingin
walaupun udara dilingkungan sangat panas. Ners Jimmy melakukan pemeriksaan fisik didapat
TD : 90/60 mmHg , Nadi : 64 x/menit , Suhu : 37,3 oC. Miksedema ; hasil rontgen thorax : efusi
pleura.
1. PENGKAJIAN
1) Data Pasien :
Nama
: Ny. N
Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 23 Februari 1968
Umur
: 45 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Status perkawinan
: Menikah
Status pendidikan
: SLTA
Diagnosa medis
: Hypothyroid
2)
Riwayat penyakit :
Keluhan Utama :
Klien datang ke Rumah Sakit hari Senin, 11 Maret 2013 dengan keluhan keluhan tidak ada nafsu
makan sudah seminggu ini, suka sesak, rambutnya rontok sangat banyak setiap kali menyisir,
suaranya sudah seminggu ini parau, kuku juga mudah rapuh.
Riwayat Penyakit Sekarang :
Klien mengalami hypothyroid
Riwayat Penyakit Dahulu :
Klien tidak mempunyai riwayat penyakit terdahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga :
Keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit hypothyroid
3) Pemeriksaan fisik
a. Pola Istirahat dan Tidur
Sangat malas beraktivitas, dan ingin tidur sepanjang hari
b. Sistem pencernaan
Lidah tampak menebal, nafsu makan berkurang, anoreksia, peningkatan berat badan, konstipasi,
distensi abdomen.
c. Sistem kardiovaskuler
Perbesaran jantung, disritmia, hipotensi, nadi lambat, penurunan frekuensi denyut jantung,
penurunan curah jantung
d. Sistem musculoskeletal
Parastesia dan reflek tendon menurun, gerak-gerik klien sangat lamban, lemah, cepat lelah, sakit
pada sendi dan otot, gerakan yang canggung lamban
e. Sistem neurologic
Berbicara lambat, kelopak mata turun, wajah bengkak, pusing, pucat, perlambatan daya pikir,
berbicara lambat dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen,
f.
g.
h.
kuku menebal; rambut kering, kasar; rambut rontik dan pertumbuhannya buruk.
Emosi/psikologis
Klien sangat sulit membina hubungan sasial dengan lingkungannya, mengurung diri, depresi,
apatis, agitasi, depresi, paranoid, menarik diri.
2.
DATA FOKUS
1.
2.
3.
4.
DATA SUBJEKTIF
Klien mengeluh tidak ada nafsu makan
1.
DATA OBJEKTIF
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
sudah seminggu ini
Nadi : 64 x/menit
Klien mengeluh suka sesak
Suhu : 37,3oC ,
Klien mengeluh rambutnya rontok sangat
RR : 25 x/menit kedalaman nafas dangkal,
banyak setiap kali menyisir
suara tambahan wheezing
Klien mengatakan suaranya sudah seminggu
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
ini parau
T3 :
Klien mengatakan kuku juga mudah rapuh
T4 :
Klien tidak mengerti kenapa ini terjadi
2. Miksedema
Klien mengeluh suka merasa dingin
3. Hasil rontgen thorax : efusi pleura.
4.
Kemungkinan klien terlihat malas
walaupun udara dilingkungan sangat panas.
Kemungkinan klien mengeluh malas beraktivitas
5. Kemungkinan lidah klien tampak menebal
beraktivitas
6. Kemungkinan klien terlihat penurunan reflek
Kemungkinan klien ingin tidur sepanjang
tendon
hari
7.
Kemungkinan klien terlihat gerak-gerik
Kemungkinan klien mengeluh konstipasi,
Kemungkinan klien mengatakan mengalami sangat lamban,
8. Kemungkinan klien terlihat lemah, cepat
penurunan berat badan
Kemungkinan klien mengeluh sakit pada lelah,
9. Kemungkinan klien terlihat gerakan yang
sendi dan otot
Kemungkinan klien mengeluh pusing
canggung lamban
Kemungkinan klien mengatakan perubahan
10. Kemungkinan klien terlihat berbicara lambat
menstruasi,
masa
menstruasi
memanjang
15. Kemungkinan klien mengatakan tidak tahan turun dan wajah bengkak,
12. Kemungkinan klien terlihat mengalami
terhadap dingin,
perlambatan daya pikir
13. Kemungkinan klien terlihat mengalami
gangguan memori
14. Kemungkinan klien terlihat perhatian kurang,
letargi atau somnolen, bingung
15. Kemungkinan kulit klien teraba kasar, tebal,
bersisik, dingin dan pucat
16. Kemungkinan klien
terlihat
adanya
PROBLEM
Pola napas tidak
ETIOLOGI
Depresi ventilasi
Kemungkinan klien
mengatakan
Tanda-tanda vital :
RR : 25 x/menit kedalaman nafas
dangkal, suara tambahan wheezing
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
Kemungkinan
klien
terlihat
memegangi dada
Penurunan curah
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
T3 :
T4 :
Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
Degenerasi otot
jantung
(miokarditis)
perbesaran jantung
Kemungkinan
klien
terlihat
memegangi dada
DS :
Perubahan nutrisi
Peningkatan
metabolisme
rapuh
Kemungkinan klien mengeluh malas
beraktivitas
Kemungkinan klien mengeluh pusing
DO :
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC
Pemeriksaan Penunjang
Hasil rontgen thorax : efusi pleura
Kemungkinan klien terlihat malas
beraktivitas
Kemungkinan lidah klien tampak
menebal
cepat lelah,
Kemungkinan kulit klien teraba kasar,
tebal, bersisik, dingin dan pucat
DS :
Perubahan proses
Perubahan
fisiologis :
penurunan stimulasi
SSP
Tanda-tanda vital :
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 64 x/menit
Suhu : 37,3oC ,
Miksedema
Kemungkinan
klien
terlihat
mengalami perlambatan daya pikir
Kemungkinan
klien
terlihat
letargi
atau
somnolen,
bingung
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DIAGNOSA
1.
TANGGAL DITEMUKAN
TANGGAL TERATASI
11 03 2013
14 03 2013
11 03 2013
14 03 2013
11 03 2013
14 03 2013
11 03 2013
14 03 2013
KEPERAWATAN
Pola napas tidak efektif b.d
depresi ventilasi
2.
3.
4.
5.
INTERVENSI
NO
INTERVENSI
DX
1
HASIL
Setelah dilakukan tindakan Mandiri :
keperawatan selama 3 x 241.
jam
diharapkan
upaya
pernapasan,
efetif
Frekuensi dan kedalaman
Kedalam
bervariasi
tergantng
pernapasan
atau
kolaps
jalan
napas
kecil
: duduk tinggi
memungkinkan
posisi
dan
ambulasi
sputum
dimana
gangguan
ventilasi
dan
vasodilatasi
serebral
dan
membra mukosa
Setelah dilakukan tindakan Mandiri
keperawatan selama 3 x 24
1.
jam
diharapkan
kerja jantung
tamponade jantung
3.
4.
meningkatkan
relaksasi
dan
misalnya
bimbingan
imajinasi,
yang
latihan
pernapsan.
Rasional
perilaku
bermanfaat
akumulasi
cairan
dalam
kantung
8.
9.
meningkatkan
dapat
diberikan
kontraktilitas
miokard
untuk
dan
miokarditis
Setelah dilakukan tindakan Mandiri
keperawatan selama 3 x 241. Auskultasi bising usus dan kaji apakah ada
jam
diharapkan
keperawatan
perubahan Rasional
kekuarangan
kortisol
dapat
dari makanan
gejala
hipoglikemia
dengan
anoreksia,
kelemahan
dan
oleh
kehilangan
pengaturan
metabolisme
kortisol
terhadap
maknana
dapat
ini
dapat
membantu
untuk
mulut
yang
bersih
dapat
keefktifan
terapi
dan
terjadinya
komplikasi
10.Berikan obat sesuai indikasi
Antikolinergik : atropin, propantelin bromida
Vitamin larut dalam lemak : B12, Kalsium
Rasional : mengontorl dan meningkatkan
4
diharapkan
keperawatan
proses
mengenai2.
berpikir
6.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Hari/ Tanggal
No.DX
1 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Memberikan
humidifikasi
tambahan
3.
4.
Memberikan
tindakan
kenyamanan
Paraf
jantung
5.
6.
Menyelidiki
penyempitan
nadi
tekanan
cepat,
nadi,
hipotensi,
peningkatan
8.
3 1.
2.
3.
Memantau
pemasukan
maknaan
dan
5.
6.
7.
8.
Memberikan cairan IV
9.
Mengawasi
pemeriksaan
laboratorium,
3.
4.
1. EVALUASI
Hari / Tanggal
No. DX
1
Evaluasi
S : Klien mengatakan sudah tidak sesak
O : Tanda-tanda vital dalam keadaan normal
Klien tidak terlihat memegangi dada
Klien terlihat napas tanpa bantuan otot
tambahan
Paraf
P : Intervensi dihentikan
S : Klien memahami tentang kondisi
penyakit klien, proses pengobatan
O : Klien terlihat tidak apatis
Klien terlihat tidak letargi
Klien dan keluarga mampu menersukan
program dari pendidikan kesehatan yang di
ajarkan di rumah
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Hipotiroid adalah suatu kondisi yang di karakteristikan oleh produksi hormon tiroid yang
abnormal
rendahnya.Ada
banyak
kekacauan-kekacauan
yang
berkaitan
padaHipotiroid.Kekacauan-kekacauan ini mungkin langsung atau tidak langsung melibatkan
kelenjar tiroid.Karena hormon tiroid mempengaruhi pertumbuhan.
Hormon-hormon tiroid di produsikan oleh kelenjar tiroid.Kelenjar tiroid bertempat pada bagian
bawah leher,Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara(Trakea)dan mempunyai suatu
bentuk yang menyerupai kupu-kupu yang di bentuk oleh dua sayap dan di lekatkan oleh suatu
bagian tengah.
Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah ( yang kebanyakan datang dari makanan-makanan
seperti seafood,roti,dan garam) dan menggunakannya untuk memproduksi hormon-hormon
tiroid.Dua hormon yang paling penting adalah thyroxine(T4 ) dan triiodothyronine(T3) mewakili
99.9% dan 0.1% dari masing-masing gormon-hormon tiroid.