Professional Documents
Culture Documents
SAWERIGA
DING PALOPO
STANDAR
ASUHAN
KEPERAWATAN
NO.REVISI
HK.00
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
HALAMAN
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 200003 1037
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100 200 cc/jam tinja). Dengan tinja
berbentuk cair / setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat.
Diare adalah inflamasi lambung dan usu yang diswbabkab oleh berbagai
bakteri, virus, dan pathogen parasit.
1. Pengertian
Diare (gastroenteritis) menurut WHO adalah buang air besar encer atau cair
lebih dari tiga kali sehari.
Diare adlah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi
karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja
encer atau cair.
2. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor:
2.1 Factor Infeksi
2.1.1) Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi
enteral sebagai berikut:
Infeksi virus; rotavirus, adenovirus, Norwalk, enterovirus
(virus ECHO, Coxsackie, poliomyelitis).
Infeksi bakteri; shigella, salmonella, E.Coli, vibrio,
aeromonas.
Infeksi parasit; cacing (askaris, trikuris, strongiloideus),
protozoa (E.Histolytica, G.Lamblia, Balantidium Coli),
jamur (candida Albicans)
2.1.2) Infeksi parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan
seperti; otitis media akut (OMA), tonsillitis/tonsilofaringitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.keadaan ini
terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2
tahun.
3. Manisfestasi
klinik ( tanda
dan gejala)
4. Patofisiologi
timbil diare.
Gangguan sekresi; akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada
dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi
rongga usus.
Gangguan motilitas usus; hiperperistaltik akan mengakibatkan
berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehinnga timbul
diare. Sebaliknya bila peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.
5. Pemeriksaan
Penunjang
6. Ketetapan
Penukisan
Standar
7. Kebijakan
8. Asuhan
Keperawatan
9. Tujuan
ASKEP PNEUMONIA
RSU.SAWERIGADING
PALOPO
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manisfestasi klinik
(tanda dan gejala)
NO.DOKUMEN
SAK-RM.00
NO.REVISI
HK.00
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
HALAMA
N
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 20000 1 037
Pneumonia adalah peradangan pada alveoli dan parenkim paru yang
disebabkan oleh mikroorganisme pathogen yaitu virus staphylococcus
auereus, H.influensa dan bakteri streptococcus pneumonia. (Price dan
Wilson, 2005).
Pneumonia adalah infeksi saluran pernapasan akut bagian bawah yang
mengenai parenkim paru. Menurut anatomis pneumonia pada anak dibagi
3 yaitu: pneumonia lobaris, pneumonia lobularis (bronchopneumonia),
pneumonia interstisialis.
Penyebab pneumonia berdasarkan umur.
2.1 Pada neonates dan bayi kecil (> 20 hari)
Streptococcus grup B dan bakteri gram negative seperti
E.Coli
Pseudomonas Sp dan klebstella Sp
2.2 Pada bayi yang lebih besar (3 minggu 3 bulan) dan Pada anak
balita (4 bulan 5 tahun)
Streptococcus pneumonia, Haemopillusi influenza type B
dan staphylococcus aureus
Secara umum manifestasi klinik pada pneumonia adalah:
3.1 Gejala infeksi umum yaitu; demam, sakit kepala, gelisah, malaise,
penurunan nafsu makan, keluhan gastro intestinal traktus (GIT)
seperti mual, muntah, diare, kdang-kadang ditemukan gejala
infeksi ekstrapulmoner.
3.2 Gejala gangguan respiratori, yaitu: batuk, sesak napas, retraksi
dada, takipnea, napas cuping hidung, merintih dan sianosis. Pada
pemeriksaan fisis dapat ditemukan tanda klinis seperti pekk
perkusi, suara napas lemah, dan ronkhi.
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan
Penunjang
6. Ketetapan Penukisan
Standar
7. Kebijakan
8. Asuhan
Keperawatan
9. Tujuan
Setiap klien baru masuk (KBM) atau pindah ruangan maka penulisan
standar asuhan keperawatan dimulai dari awal. (pengkajian catatan
perkembangan).
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan secara berkesinambungan
selama 24 jam. Diberikan berdasarkan standard an etika profesi
dengan mengutamakan keselamatan dan kebutuhan klien dalam
rangka meningkatkan mutu pelayanan RS.
Diagnose keperawatan pneumonia
8.1 kerusakan pertukaran gas b/d gangguan pengiriman oksigen
8.2 resiko tinggi infeksi terhadap penyebaran b/d ketidakadekuatan
pertahanan utama
8.3 ketidakefektifan jalan napas b/d pembentukan edema /
penumpukan secret.
8.4 Hipertermi b/d inflamsi pada jaringan parenkim paru.
9.1 kerusakan pertukaran gas b/d gangguan pengiriman oksigen
Tujuan; tidak terjadi kerusakan pertukaran gas dengan criteria
hasil menunjukkan perbaiakn ventilasi dan oksigenasi jaringan
dengan GDA dalam batas normal dan tidak ada gangguan distress
pernapasan, berpatisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan
oksigenasi.
9.2 resiko tinggi infeksi terhadap penyebaran b/d ketidakadekuatan
pertahanan utama
Tujuan; penyebaran infeksi tidak terjadi dengan criteria hasil
mencapai waktu perbaikan infeksi berulang tanpa komplikasi,
mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/ menurunkan resiko
infeksi.
9.3 ketidakefektifan jalan napas b/d pembentukan edema /
penumpukan secret.
Tujuan; bersihan jalan napas kembali efektif dengan criteria hasil
tidak mengalami aspirasi, menunjukkan batuk yang efektif dan
peningkatan pertukaran udara dalam paru.
10. Intervensi
ASKEP BRONCHOPNEUMONIA
RSU.SAWERIGADING
PALOPO
NO.DOKUMEN
SAK-RM.00
TANGGAL TERBIT
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manisfestasi
klinik ( tanda
dan gejala)
NO.REVISI
Hk.00
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
HALAMA
N
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 20000 1 037
Bronchopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen
infeksius dan terdapat didaerah bronchus dan sekitar alveoli.
Bronchopneumonia adalah peradangan alveoli / parenchym paru yang
terjadi pada anak.
Bronchopneumonia dalah suatu peradangan pada paru yang disebabkan
oleh bermacam-macam seperti virus, jamur dan benda asing lainnya yang
terjadi pada anak.
Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau
beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak
infiltrate yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Penyebab dari penyakit bronchopneumonia ialah
2.1 bakteri; diplococcus pneumonia,pneumocoocus, streptococcus
Hemoliticus Aureus, Haemopilus Influenza, Basilus
Friendlander (klebsial pneumoni), mycobacterium tuberculosis.
2.2 Virus; Respiratiry sintycal Virus, virus influenza, virus
sitomagalok.
2.3 Jamur; citoplasma capsulatum, criptococcus nepromas,
blastomices dermatidis, cocedirides immitis, arpergillus sp,
candinda albicans,
2.4 Aspirasi benda asing
2.5 Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya penyakit
bronkopneumonia adalah daya tahan tubuh yang menurun
misalnya akibat malnutrisi energy protein (MEP), penyakit
menahun, pengobatan antibiotic yang tidak sempurna.
Manifestasi klinik dari bronchopneumonia adalah:
Sianosis pada mulut dan hidung
Gelisah
Cepat lelah
Sesak napas
Pernapasan cepat dan dangkal
mula-mula batuk kering menjadi batuk produktif
kadang-kadang muntah
diare dan anoreksi
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan
Penunjang
6. Ketetapan
Penukisan
Standar
7. Kebijakan
8. Asuhan
Keperawatan
9. Tujuan
demam.
Pada photo torakx terdapat bercak pada satu lobus atau beberapa
lobus.
Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya
disebabkan oleh virus penyeban bronkopnemonia yang masuk
kesaluran pernapasan sehingga terjadi peradangan bronkus dan
alveolus. Inflamasi bronkus ditandai dengan penumpukan secret,
sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan mual. Bila
penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang
terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisiema dan atelektasis.
Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas,
sesak napas dan napas ronchi. Fibrosis bias menyebabkan penurunan
fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan sebagai pelumas yang
berfungsi untuk melembabkan rongga pleura. Atelektasis
mengakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis
respiratori, pada klien terjadi sianosis, dispnea dan keklelahan yang
akan mengakibatkan terjadinya gagal napas.
Pemeriksaan penunjang pada bronkopneumonia adalah;
5.1 Pengambilan secret secara bronkoscopy dan fungsi paru untuk
preparasi langsung, biakan dan test resistensi dapat
menemukan atau mencari etiologinya, tetapi cara ini jarang
dilakukan karena sukar.
5.2 Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.00040.000/m dengan pergeseran LED meninggi.
5.3 Foto thorax terdapat bercak-bercak infiltrate pada satu atau
beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya
konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
Setiap klien baru masuk (KBM) atau pindah ruangan maka penulisan
standar asuhan keperawatan dimulai dari awal. (pengkajian catatan
perkembangan).
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan secara berkesinambungan
selama 24 jam. Diberikan berdasarkan standard an etika profesi
dengan mengutamakan keselamatan dan kebutuhan klien dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan RS
Diagnose keperawatan:
8.1 Bersihan jalan napas tidak efektif b/d penumpukan secret
8.2 Gangguan pertukaran gas b/d perubahan kapiler alveoli
8.3 Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake
nutrisi yang tidak adekuat
8.4 Peningkatan suhu tubuh b/d proses infeksi
8.5 Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien b/d
kurang informasi.
9.1 Bersihan jalan napas tidak efektif b/d penumpukan secret
Tujuan; bersihan jalan napas kembali efektif dengan criteria
10.1
10.2
11. Catatan
Perkembangan
12. Referensi
10.3
10.4
10.5
RSU.SAWERIGADING
PALOPO
NO.DOKUMEN
SAK-RM.00
TANGGAL TERBIT
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengertian
NO.REVISI
HK.00
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
HALAMA
N
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 20000 1 037
Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit infeksi akut yang
2. Etiologi
3. Manisfestasi
klinik ( tanda
dan gejala)
4. Patofisiologi
merupakan reaksi yang biasa terlihat pada infeksi virus. Reaksi yang
amat berbeda akan tampak bila seseorang mendapat infeksi berulang
dengan dengan tipe virus dengue yang berlainan. Dan DHF dapat
terjadi
5. Pemeriksaan
Penunjang
6. Ketetapan
Penukisan
Standar
7. Kebijakan
8. Asuhan
Keperawatan
9. Tujuan
Setiap klien baru masuk (KBM) atau pindah ruangan maka penulisan
standar asuhan keperawatan dimulai dari awal. (pengkajian catatan
perkembangan).
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan secara berkesinambungan
selama 24 jam. Diberikan berdasarkan standard an etika profesi
dengan mengutamakan keselamatan dan kebutuhan klien dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan RS
Diagnose keperawatan DBD;
8.1 hipertermi b/d proses infeksi virus dengue
8.2 resiko deficit volume cairan b/d pindahnya cairan intravascular ke
ekstravaskular.
8.3 Resiko syok hipovolemik b/d perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
8.4 Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu makan
yang menurun.
9.1 Hipertermi b/d proses infeksi virus dengue
Tujuan; suhu tubuh dalam batas normal dengan criteria hasil
suhu 36-37 C
9.2 resiko deficit volume cairan b/d pindahnya cairan intravascular
ke ekstravaskular.
Tujuan; tidak terjadi deficit volume cairan tubuh dengan criteria
hasil; input dan output seimbang, vital sign dalam batas normal,
tidak ada presyok, akral hangat, capillary refill time < 2 dtk.
9.3 Resiko syok hipovolemik b/d perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Tujuan; tidak terjadi syok hipovolemik dengan kreiteria hasil;
tanda vital dalam batas normal.
9.4 Resiko gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b/d intake nutrisi yang tidak adekuat akibat mual dan nafsu
makan yang menurun
Tujuan; tidak terjadi gangguan kebutuhan nutrisi dengan criteria
hasil; nafsu makan baik, tidak ada tanda-tanda malnutrisi,
menunjukkan BB yang seimbang.
10. Intervensi
10.1
Intervensi;
10.1.1) kaji TTV (temperature)
10.1.2) beri kompres air hangat
10.1.3) anjurkan pasien untuk banyak minum
10.1.4) anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
tipis dan mudah menyerap keringat
10.1.5) observasi intake dan output, TTv tiap 3 jam
10.1.6) kolaborasi pemberian cairan IV dan pemberian obat
sesuai indikasi.
10.2 Resiko deficit volume cairan b/d pindahnya cairan
intravascular ke ekstravaskular.
Intervensi;
10.2.1) awasi vital sign tiap 3 jam sesuai indikasi
10.2.2) observasi capillary refill
10.2.3) observasi intake dan output, catat warna urine,
konsentrasi dan BJ
10.2.4) anjurkan untuk minum banyak sesuai toleransi
10.2.5) kolaborasi pemberian cairan IV.
10.3 Resiko syok hipovolemik b/d perdarahan yang berlebihan,
pindahnya cairan intravaskuler ke ekstravaskuler.
Intervensi;
10.3.1) monitor KU pasien
10.3.2) observasi vital sign tiap 3 jam
10.3.3) jelaskan pada pasien dan keluarga tanda perdarahan,
dan segera laporkan bila terjadi perdarahan
10.3.4) kolaborasi pemberian cairan IV dan pemeriksaan
Laboratorium.
RSU.SAWERIGADING
PALOPO
LOGO
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengertian
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
HALAMA
N
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 200003 1
037
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi karena
peningkatan suhu tubuh yaitu 38C yang sering dijumpai pada anak
dibawah lima tahun.
Kejang demam atau febrile convultion ialah bangkitan yang terjadi
pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal diatas 38 C) yang disebabkan
oleh proses ekstrakranium (Ngastiyah,1997).
Kejang demam adalah gangguan sementara yang terjadi pada anakanak yang ditandai dengan demam.(Wong,1999)
Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya
terjadi pada umur 3 bulan sampai 5 tahun, berhubungan dengan
demam tetapi tidak pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau
penyebab tertentu. Anak yang pernah kejang tanpa demam dan bayi
berumur kurang dari 4 minggu tidak termasuk. Kejang demam harus
dapat dibedakan dengan epilepsi, yaitu ditandai dengan kejang
berulang tanpa demam (Mansjoer, 2000).
2. Etiologi
3. Manisfestasi
klinik ( tanda
dan gejala)
4. Patofisiologi
Sel neuron dikelilingi oleh suatu membran. Dalam keadaan
normal membran sel neuron dapat dapat dilalui dengan mudah oleh ion
kalium dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium dan ion lain, kecuali
ion clorida. Akibatnya konsentrasi natrium menurun sedangkan di luar
6. Ketetapan
Penukisan
Standar
7. Kebijakan
8. Asuhan
Keperawatan
9. Tujuan
5.4 Neuroimaging, yang termasuk dalam neuroimaging adalah CTScan dan MRI kepala.
Setiap klien baru masuk (KBM) atau pindah ruangan maka penulisan
standar asuhan keperawatan dimulai dari awal. (pengkajian catatan
perkembangan).
Pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan secara berkesinambungan
selama 24 jam. Diberikan berdasarkan standard an etika profesi
dengan mengutamakan keselamatan dan kebutuhan klien dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan RS
Diagnose keperawatan
8.1 Resiko tinggi trauma / cedera b/d kelemahan, perubahan
kesadaran, kehilangan koordinasi otot.
8.2 Resiko tinggi terhadap inefektifnya jalan napas b/d kerusakan
neuromuscular
8.3 Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh
8.4 Kurang pengetahuan keluarga b/d kurangnya informasi
9.1 resiko tinggi trauma / cedera b/d kelemahan, perubahan
kesadaran, kehilangan koordinasi otot.
Tujuan; cedera atau trauma tidak terjadi dengan criteria factor
penyebab diketahui, mempertahankan aturan pengobatan,
meningkatkan keamanan lingkungan.
9.2 Resiko tinggi terhadap inefektifnya jalan napas b/d kerusakan
neuromuscular
Tujuan; inefektifnya jalan napas tidak terjadi dengan criteria
jalan napas bersih dari sumbatan, suara napas vesikuler, sekresi
mukosa tidak ada, RR dalam batas normal.
9.3 Resiko kejang berulang b/d peningkatan suhu tubuh
Tujuan; aktivitas kejang tidak berulang dengan criteria kejang
dapat dikontrol dan suhu tubuh kembali normal.
10. Intervensi
10.1.4)
10.1.5)
10.1.6)
10.1.7)
RSU.SAWERIGADING
PALOPO
LOGO
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengertian
HALAMA
N
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 200003 1
037
Sindrom nefrotik merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan
proteinuria, hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya
edema. Kadang kadang disertai hematuri, hipertensi dan
menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus. Sebab pasti belum
jelas, dianggap sebagai suatu penyakit autoimun.
Sindrom Nefrotik adalah kelainan pada sistem perkemihan/urinary
yang ditandai dengan adanya peningkatan protein dalam urine
(proteinuria), penurunan albumin dalam darah, dan adanya
edema.
2. Etiologi
Sebab penyakit sindrom nefrotik yang pasti belum diketahui, akhirakhir ini dianggap sebagai suatu penyakit autoimun. Jadi Sindrom
Nefrotik adalah kelainan pada sistem perkemihan/urinary yang
ditandai dengan adanya peningkatan protein dalam urine
(proteinuria), penurunan albumin dalam darah, dan adanya
edema.
merupakan suatu reaksi antigen-antibodi. Umumnya para ahli
membagi etiologinya menjadi:
a.
4. Patofisiologi
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan
berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan
terjadi proteinuria. Lanjutan dari proteinuria menyebabkan
hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotik
plasma menurun sehingga cairan intravaskuler berpindah ke
5. Pemeriksaan
Penunjang
6. Ketetapan
Penukisan
Standar
7. Kebijakan
8. Asuhan
Keperawatan
9. Tujuan
10. Intervensi
10.1
10.1.2)
10.1.3)
10.1.4)
10.1.5)
10.2
10.3
10.4
11. Catatan
Perkembangan
12. Referensi
RSU.SAWERIGADING
PALOPO
LOGO
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengertian
2. Etiologi
ASKEP TUBERCULOSIS
NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
HALAMA
N
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 200003 1
037
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan
oleh mycobacterium tuberculosis, yaitu suatu bakteri tahan
bakteri tahan asam (Suriadi dan Rita Yuliani,2001)
Penyebab dari Tuberculosis adalah;
2.1 mycobacterium tuberculosis
2.2 mycobacterium bovis
factor-faktor yang menyebabkan seseorang terinfeksi
mycobacterium tuberculosis adalah:
a
herediter; resistensi seseorang terhadap infeksi
kemungkinan ditemukan secara genetic
b
jenis kelamin; pada akhir masa kanak-kanak dan remaja
angka kematian dan kesakitan lebih banyak terjadi pada
anak perempuan
c
usia; usia bayi kemungkinan terinfeksi lebih tinggi
d
pada masa puber dan remaja dimana masa pertumbuhan
yang cepat, kemungkinan infeksi cukup tinggi karena diit
yang tidak adekuat.
e
Keadaan stress, situasi yang penuh stress ( injuri / penyakit,
kurang nutrisi, stress emosional, kelelahan yang kronik).
f
Anak yang mendapatkan terapi kortikosteroid
kemungkinan terinfeksi lebih mudah
g
Nutrisi yang kurang
h
Infeksi berulang; HIV, measles, pertusis
i
Tidak mematuhi aturan pengobatan.
3. Manisfestasi
klinik ( tanda
dan gejala)
6. Ketetapan
Penukisan
Standar
7. Kebijakan
8. Asuhan
Keperawatan
9. Tujuan
10. Intervensi
10.4.5)
10.4.6)
RSU.SAWERIGADING
PALOPO
LOGO
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manisfestasi
klinik ( tanda
dan gejala)
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
HALAMA
N
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 200003 1
037
Typoid fever / demam typoid atau thypus abdominalis merupakan
penyakit infeksi akut pada usus halus dengan gejala demam satu
minggu atau lebih disaertai gangguan pada saluran pencernaan
dan dengan atau tanpa gangguan kesadaran.Penularan penyakit ini
hamper selalu terjadi dari makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Demam typoid adlah penyaki tmenular yang bersifat akut yang
ditandai dengan bakteremia atau perubahan pada system
retikuloendoterial yang bersifat difus, pembentukan mikroabses
dan ulserasi nodu peyer distal ileum.
Penyebab penyakit ini adalah Salmonella Typhosa, basil gram
negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora.
Mempunyai sekurang-kurangnya 3 macam antigen yaitu: antigen
O (somatic, terdiri dari zat kompleks lipopolisakarida), antigen H
(flagella), antigen Vi, protein membrane hialin.
Gambaran klinik yang biasa yang biasa ditemukan adalah:
1. Demam
Demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris remiten dan
suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan
Penunjang
Darah tepi
Pada pemeriksaan darah tepi dapat ditemukan leucopenia,
limfositosis negative, aneosinofilia. Mungkin terdapat anemia
dan trombositopenia ringan.
Darah untuk kultur (biakan empedu) dan Widal
Biakan empedu untuk menemukan salmonella typhosa.
Pemeriksaan widal untuk menentukan diagnose tifus
abdominalis secara pasti. Dari pemeriksaan widal, titer
antibody terhadap antigen O yang bernilai 1/200 atau
6. Ketetapan
Penukisan
Standar
7. Kebijakan
8. Asuhan
Keperawatan
9. Tujuan
10. Intervensi
10.1
Hipertermi b/d proses infeksi
Intervensi :
10.1.1 monitor TTV
10.1.2 monitor tanda-tanda infeksi
10.1.3 monitor komplikasi neurologis akibat demam
10.1.4 kompres air biasa
10.1.5 berikan air minum yang cukup
10.1.6 lakukan tepid sponge (seka)
10.1.7 berikan suhu lingkungan yang nyaman bagi
S:
O:
A:
P:
12. Referensi
RSU.SAWERIGADING
PALOPO
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
ASKEP GASTRITIS
NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
HALAMA
N
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 200003 1
037
1. Pengertian
Gastritis adalah inflamasi dari dinding lambung terutama pada mukosa
gaster.
Gastritis suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut
dengan kerusakan kerusakan erosi.
Gastritis adalah Suatu peradangan pada mucosa lambung yang dpt
bersifat akut, kronik atau lokal.
2. Etiologi
3. Manisfestasi
klinik ( tanda
dan gejala)
1. Mual
2. Sebagian penderita bisa muntah darah
3. Nyeri epigastrium
4. Nausea
5. Muntah dan cegukan
6. Sakit kepala
Gastritis akut
Gastritis kronis
Kebanyakan tdk mempunyai keluhan, hanya sebagian mengeluh nyeri
ulu hati, anoreksia, nausea
4. Patofisiologi
RSU.SAWERIGADING
PALOPO
LOGO
ASKEP ANEMIA
NO.DOKUMEN
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
HALAMA
N
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 200003 1
037
1. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung
eritrosit lebih rendah dari normal. Anemia adalah berkurangnya
jumlah eritrosit serta jumlah Hb dalam 1mm3 darah atau
berkurangnya volume sel yang didapatkan (packed red cells
volume) dalam 100 ml darah. (Ngastiyah.1997).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang
dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges,1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel
darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah
normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).
2. Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12
dan asam folat. Selebihnya merupakan akibat dari beragam
kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik, penyakit kronik,
keracunan obat, dan sebagainya. Penyebab umum dari anemia
adalah;
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. ulkus peptikum
11. kanker atau polip disaluran pencernaan
12. tumor ginjal atau kandung kemih
13. perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. berkurangnya pembentukan sel darah merah.
15. kekurangan zat besi, B12, asam folat dan vit.C
16. pembesaran limfa
17. kerusakan mekanik pada sel; darah merah.
18. reaksi autoimun terhadap sel darah merah.
19. hemoglobinuria nocturnal paroksismal
20.Sferositosis herediter
21. Elliptositosis herediter
22. Kekurangan G6PD
23. Penyakit sel sabit
24. Penyakit hemoglobin C
25.Penyakit hemoglobin S-C
26. Penyakit hemoglobin E
27. Thalasemia
3. Manisfestasi
klinik ( tanda
dan gejala)
6. Ketetapan
Penukisan
Standar
7. Kebijakan
8. Asuhan
Keperawatan
9. Tujuan
10. Intervensi
11. Catatan
Perkembangan
12. Referensi
RSU.SAWERIGADING
PALOPO
LOGO
STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Manisfestasi
klinik ( tanda
dan gejala)
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan
Penunjang
6. Ketetapan
Penukisan
Standar
7. Kebijakan
8. Asuhan
Keperawatan
9. Tujuan
10. Intervensi
11. Catatan
Perkembangan
12. Referensi
NO.REVISI
TANGGAL TERBIT
DITETAPKAN
DIREKTUR UTAMA:
Dr.H.Rusdi, SKM.M.Kes
Nip: 19641231 200003 1
037
HALAMA
N