Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap kegiatan akan menghasilkan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan lagi,
demikian juga kegiatan yang memanfaatkan zat radioaktif. Bahan nuklir atau
zat radioaktif disamping memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan
lingkungan, juga akan memberikan potensi bahaya bagi manusia, harta benda,
masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu hal-hal yang berkaitan dengan
pengelolaan
10
tahun
1997.
Sebagai
penjabarannya,
untuk
meningkatkan
dalam
pengelolaan
limbah
radioaktif
terjamin
keamanan
dan
Pusdiklat Bat
atau
oleh
instansi
yang
berwenang
dinyatakan
mampu
Pusdiklat Bat
BAB II
PROGRAM PROTEKSI RADIASI
UMUM
Intensitas sumber radiasi yang diperoleh dari suatu operasi kegiatan nuklir akan
tergantung pada berbagai faktor, mencakup disain, jenis kegiatannya dan
sejarah operasionalnya. Perlindungan para pekerja terhadap efek radiasi harus
dipastikan dengan pembentuk suatu sistem proteksi radiasi yang terprogram.
Program proteksi radiasi atau Radiation Protection Programe (RPP) harus
didasarkan pada suatu penilaian risiko yang utama di mana semua risiko
radiasi telah diperhitungkan.
Program proteksi radiasi meliputi :
A) penggolongan/pembagian daerah kerja dan pengendalian akses;
B) pengawasan dan pengaturan pekerja;
C) pemantauan daerah kerja dan personil;
D) perencanaan kerja dan surat ijin kerja;
E) pakaian pelindung dan peralatan yang bersifat melindungi;
F) fasilitas dan peralatan
G) pengawasan kesehatan;
H) aplikasi yang menyangkut prinsip optimisasi proteksi;
I) tugas dan tanggung jawab
J) pengurangan atau minimisasi intensitas sumber radiasi;
K) pelatihan dan
L) pengaturan untuk tanggap darurat.
Disamping pengawasan tentang proteksi radiasi, sangat penting pula
pengawasan keselamatan yang bersifat umum, karena tidak dapat dipungkiri
bahwa seluruh kegiatan pengelolaan limbah radioaktif sangat tergantung pula
dengan adanya sarana penunjang seperti suply udara tekan, steam, pendingin
udara, air,
3
Pusdiklat Bat
/ pembagian
daerah
kerja
bertujuan
untuk melindungi
dosis
atau
tingkat
pencemaran
udara.
Beberapa
zone
Pusdiklat Bat
pengawasan
adalah
daerah
kerja
yang
memungkinkan
seseorang pekerja menerima dosis radiasi tidak lebih dari 15 mSv dalam
satu tahun dan bebas kontaminasi. Daerah pengawasan dibagi menjadi
dua kategori yaitu :
a. Daerah radiasi sangat rendah
Daerah kerja yang memungkinkan seseorang pekerja menerima dosis
radiasi 1 mSv atau lebih dan tidak kurang dari 5 mSv dalam satu
tahun.
b. Daerah radiasi rendah
Daerah kerja yang memungkinkan seseorang pekerja menerima dosis
radiasi 5 mSv atau lebih dan tidak kurang dari 15 mSv dalam satu
tahun untuk seluruh tubuh atau nilai yang sesuai bagi organ tubuh.
2. Daerah pengendalian
Daerah kerja yang memungkinkan seseorang pekerja menerima dosis
radiasi 15 mSv atau lebih dalam satu tahun. Daerah pengandalian ini
dibagi menjadi daerah radiasi dan daerah kontaminasi.
a. Daerah radiasi
Daerah radiasi dibagi menjadi daerah radiasi sedang dan daerah
radiasi tinggi.
Daerah radiasi sedang : daerah kerja yang memungkinkan
seseorang yang bekerja secara tetap pada daerah itu menerima dosis
radiasi 15 mSv (1500 mRem) atau lebih dan kurang dari 50 mSv
pertahun untuk seluruh tubuh atau nilai yang sesuai untuk organ
tertentu didalam tubuh.
Daerah radiasi tinggi : daerah kerja yang memungkinkan seseorang
5
Pusdiklat Bat
zone tertentu
diperlukan
prosedur khusus.
Personil baik pekerja radiasi maupun tamu harus dibatasi aksesnya di daerah
terkendali, hal ini dimaksudkan untuk membatasi segala
pencemaran
kemungkinan
terjadi paparan radiasi. Personil harus mengetahui dimana dia berada pada
daerah/ zona tertentu dengan tingkat paparan radiasi dan kontaminasi tertentu
6
Pusdiklat Bat
Instalasi
bertanggungjawab
menetapkan
keselamatan
dan
Pusdiklat Bat
Pusdiklat Bat
Pusdiklat Bat
baik
kontaminasi
udara
maupun
kontaminasi
permukaan.
seperti halnya dosimeter, harus pada waktu tertentu dikalibrasi, dirawat dan
diuji sesuai program jaminan mutu yang meliputi (a) mutu instrumen dan
peralatan; (b) frekwensi kalibrasi; (c) frekwensi pemeliharaan; (d) traceabilitas
pemakaian. Tinjauan ulang dan audit harus dilakukan pada semua aktivitas di
tempat kerja yang dilakukan pemantauan.
Peralatan yang harus tersedia untuk pemantauan kontaminasi baik kontaminasi
udara maupun permukaan daerah kerja diantaranya adalah :
a. Alat pencuplik udara daerah kerja
b. Alat cacah untuk mengukur aktivitas dan untuk analisa kontaminan bahan
radioaktif;
c.
Peralatan
yang
terpasang
untuk
mengetahui
adanya
peningkatan
kontaminasi,
d. Alat monitor kontaminasi tangan dan kaki
e. Kertas filter
10
Pusdiklat Bat
pengukuran
dan
retrievabilas
perkiraan
dosis
perlu
Langkah-langkah
ini
akan
memastikan
bahwa
dosis
dapat
11
Pusdiklat Bat
paparan
individu
eksternal
dilakukan
dengan
menggunakan
dosimeter personil yang dipakai secara rutin pada saat memasuki daerah kerja.
Dosimeter ini harus diproses dan hasil evaluasi pada interval sesuai dengan
yang ditetapkan.
Perlu dibuat
urin).
Perhitungan
penerimaan
dosis
interna
dilakukan
untuk
Pusdiklat Bat
Pusdiklat Bat
pekerjaan akan
meliputi :
1. Perkiraan penerimaan dosis rata-rata yang diterima pekerja pada daerah
aktif berdasarkan pemantauan sebelum pekerjaan dimulai.
2. Pengukuran perkiraan kontaminasi dan kemungkinan perubahan pada
saat proses.
3. tambahan dosimeter untuk digunakan oleh para pekerja;
4. peralatan pelindung untuk digunakan dalam pekerjaan tertentu.
5. pembatasan waktu kerja dan dosis;
6. instruksi yang dapat dihubungi untuk proteksi radiasi.
Seorang diberi hak sebagai petugas proteksi radiasi (PPR) untuk mengambil
tindakan dan pencegahan serta menetapkan bahwa pekerjaan dapat dilakukan
dengan aman.
Orang
yang
bertanggung-jawab
dalam
perencanaan
operasi
perlu
Pusdiklat Bat
pakaian
pelindung
dapat
memperpanjang
waktu
kerja.
Penggunaan pakaian pelindung ini dikhususkan bagi pekerja yang oleh karena
pekerjaannya dapat menyebabkan pekerja menerima dosis eksterna lebih
besar dari pada dosis interna. Penggunaan pakaian pelindung juga disarakan
untuk pekerja perawatan.
F. FASILITAS DAN PERALATAN PROTEKSI
Manajemen perlu menyediakan fasilitas peralatan untuk proteksi radiasi,
pemeliharaan peralatan dan perlengkapan keadaan darurat.
Fasilitas meliputi :
1. Ruang proteksi radiasi, fasilitas untuk kalibrasi instrumen, serta ruang
untuk persipan pengukuran sampel.
2. Ruang
untuk
fasilitas
pencuci
pakain
pelindung
kerja,
untuk
untuk
dekontaminasi
gas
beracun,
peralatan
yang
Pusdiklat Bat
G. PENGAWASAN KESEHATAN.
Program pengawasan kesehatan meliputi :
(a) Kesehatan pada awal masuk kerja/ sebelum bekerja
(b) Kesehatan yang dipantau terus menerus selama masa kerja
(c) Pemeriksaan kesehatan pada waktu pemutusan hubungan kerja
Pemeriksaan kesehatan terhadap pekerja sebelum masuk dilakukan oleh
dokter yang telah cukup terlatih mengenai proteksi radiasi dan memahami
tentang efek biologis dari paparan radiasi serta risiko akibat paparan radiasi
baik dalam operasi rutin maupun akibat dari terjadinya kecelakaan nuklir.
Pemeriksaan pekerjaan awal merupakan data awal kondisi kesehatan pekerja
sebeblum pekerja bekerja dengan radiasi, Data kesehatan disimpan dan
sewaktu-waktu dapat dipergunakan untuk dihubungkan dengan data dosis,
status kesehatan selama bekerja serta riwayat pekerjaan individu.
Secara umum, informasi medis spesifik tentang perorangan bersifat rahasia.
Bagaimanapun, jika seseorang secara medis tidak cocok untuk melaksanakan
16
Pusdiklat Bat
dokter
perlu
menginformasikan
manajemen,
penyebab
masing-masing..
Tanggung-Jawab
ini
harus
dengan
jelas
Pusdiklat Bat
pekerja
bertanggung
jawab
untuk
mempertahankan/
(b) Memastikan bahwa ada komunikasi terbuka antara atasan dan bawahan
mengenai keselamatan.
(c) Melakukan peninjauan ulang program untuk mengurangi pemaparan.
Manajer bertanggung jawab untuk implementasi rencana program proteksi
radiasi dengan menerapkan konsep ALARA. Sedangkan
PPR
Wajib
Pusdiklat Bat
dan
melakukan
pengamanan
awal
seperti
melakukan
19
Pusdiklat Bat
20
Pusdiklat Bat
BAB III
PENENTUAN TINGKAT RADIASI DAN KONTAMINASI
Sesuai dengan Peranturan Pemerintah No. 33 taHUN 2007 tentang
Keselaamtan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif sebagai
pengganti Peraturan Pemerintah nomor 63 tahun 2000 tentang Keselamatan
dan Kesehatan Terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion serta SK Ka.
BAPETEN NO. 01/Ka.BAPETEN/V/99 tentang Ketentuan Keselamatan Kerja
Terhadap Radiasi, maka kegiatan di instalasi nuklir harus dilaksanakan dengan
memprioritaskan keselamatan dan kesehatan
keselamatan
kerja,
pengukuran
tingkat
paparan
radiasi,
Pengukuran
laju
dosis
daerah
kerja
dilakukan
dengan
Pusdiklat Bat
dilakukan
dengan
menggunakan
TLD
(thermoLuminisence
lingkungan/ daerah kerja ini dilakukan dengan periode 3 (tiga) bulan sekali,
sedangkan proses pembacaan dosis radiasi kumulatif daerah kerja dilakukan
dengan alat TLD Reader model 6600. Hasil pengukuran digunakan untuk
mengetahui korelasi hasil pengukuran daerah kerja dengan penerimaan dosis
pekerja. Evaluasi hasil pembacaan dosis kumulatif sama dengan evaluasi hasil
pembacaan dosimeter yang digunakan oleh pekerja.
B. Pengukuran tingkat kontaminasi
1. Tingkat kontaminasi permukaan
Tingkat kontaminasi pada lantai ruang proses, permukaan container limbah dan
sistem pendukung proses lainnya, dipantau dengan uji usap (smear test)
secara berkala dan sewaktu-waktu bila diperlukan. Uji usap dilakukan dengan
kertas filter whatman, diameter kertas disesuaikan dengan tempat cuplikan
pada alat cacah yang digunakan. Pencacahan cuplikan dilakukan dengan alat
cacah dan / untuk mengetahui tingkat kontaminasi dalam cuplikan. Hasil
pencacahan yang diperoleh dibandingkan dengan batasan yang berlaku, bila
lebih besar lakukan dekontaminasi sesuai dengan Prosedur penanggulangan
bahaya radiasi. Hasil pemantauan didokumentasikan.
Perhitungan tingkat kontaminasi permukaan tergantugn dari jenis alat yang
digunakan untuk pencacahan. Sebagai contoh dari hasil pencacahan
menggunakan alat GSM-10, kontaminasi permukaan dihitunga menggunakan
rumus sebagai berikut :
22
Pusdiklat Bat
( ns nb) xK
SxF
...........................................(1)
ns nb
Vxfaxmx10 2 xcx10 2 x 60 .................(2)
23
Pusdiklat Bat
BAB IV
24
Pusdiklat Bat
dosimeter
yang
dapat
digunakan
untuk
pemantauan
dosis
dimensi 0,3 mm x 3,2 mm x 3,2 mm, sedangkan TLD-100 (LiF alam) memiliki
ukuran 0,9 mm x 3,2 mm x 3,2 mm. Untuk pengukuran radiasi beta maupun
25
Pusdiklat Bat
................................................................(4)
rata-rata ECCi-j
RCF adalah faktor kalibrasi alat diperoleh dengan menyinari kartu TLD dengan
sumber standard di PTKMR hasil pembacaan dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Hasil Bacaan
RCF = ------------------------26
..........................................................(5)
Pusdiklat Bat
Pusdiklat Bat
Pusdiklat Bat
tujuannya
untuk
memperoleh
efisiensi
pemisahan
dengan
Pusdiklat Bat
BAB V
30
Pusdiklat Bat
keselamatan
umum
atau
non-radiasi
dilakukan
melalui
untuk
selalu
menggunakan
perlengkapan
keselamatan
kerja.
penyimpanan
dipasang detektor api atau detektor asap yang dapat memberikan tanda apabila
terjadi kebakaran. Disamping itu untuk tindakan pertama maka disetiap ruang
31
Pusdiklat Bat
Pusdiklat Bat
Pusdiklat Bat
keluar
melalui cerobong. Sistem exhause dipasang pada ruang proses dengan zona
lebih tinggi, karena beda tekanan maka udara akan mengalir dari zona rendah
ke zona yang lebih tinggi.
F. Kebersihan
Kebersihan tempat kerja setelah proses harus menjadi perhatian karena
bekerja dengan bahan radioaktif tidak boleh meninggalkan kontaminan ataupun
kotoran, oleh karena itu pekerja harus memperhatikan. Semua permukaan kerja
dan lantai harus dibersihkan setiap saat, jangan menyimpan bahan kimia dan
alat-alat lain di dalam koridor, tangga, fumehood, di atas meja laboratorium atau
di lantai atau di gang atau di atas rak yang tingginya melebihi meja kerja.
Semua wadah harus diberi label yang terdiri dari identitas, kandungan dan
bahaya yang mungkin dapat terjadi pada pemakaian.
Semua bahan kimia/zat radioaktif yang tumpah karena kecelakaan harus cepat
dibersihkan/ didekontaminasi sesuai dengan prosedur dengan menggunakan
pakaian pelimdung yang tepat.
Biasakan sebelum meninggalkan ruang laboratorium melakukan pengecekan
34
Pusdiklat Bat
35
Pusdiklat Bat
DAFTAR PUSTAKA
36
Pusdiklat Bat