You are on page 1of 14

ANABOLISME KARBOHIDRAT

Karbohidrat merupakan komponen pangan yang menjadi sumber energi utama dan
sumber serat makanan. Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C), hidrogen
(H) dan oksigen (O). Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam dan mereka dibedakan satu dengan
yang lain berdasarkan susunan atom-atomnya, panjang/pendeknya rantai serta jenis ikatan akan
membedakan karbohidrat yang satu dengan lain. Dari kompleksitas strukturnya dikenal
kelompok karbohidrat sederhana (seperti monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat dengan
struktur yang kompleks atau polisakarida (seperti pati, glikogen, selulosa dan hemiselulosa). Di
samping

itu,

terdapat

oligosakarida

(stakiosa,

rafinosa,

fruktooligosakarida,

galaktooligosakarida) dan dekstrin yang memiliki rantai monosakarida yang lebih pendek dari
polisakarida. Berdasarkan nilai gizi dan kemampuan saluran pencernaan manusia untuk
mencernanya, karbohidrat dapat dikelompokkan menjadi karbohidrat yang dapat dicerna dan
karbohidrat yang tidak dapat dicerna. Karbohidrat dari kelompok yang dapat dicerna, bisa
dipecah oleh enzim a-amilase untuk menghasilkan energi. Monokasarida, disakarida, dekstrin
dan pati adalah kelompok karbohidrat yang dapat dicerna. Karbohidrat yang tidak dapat dicerna
(juga dikelompokkan sebagai serat makanan atau dietary fiber) tidak bisa dipecah oleh enzim aamilase. Contohnya adalah selulosa, hemiselulosa, lignin dan substansi pektat.
Anabolisme karbohidrat merupakan serangkaian reaksi kimia yang substrat awalnya adalah
molekul kecil dan produk akhirnya adalah molekul besar atau dengan kata lain reaksi yang
bertujuan untuk penyusunan atau sintesis molekul. Pada makalah ini proses anabolisme yang
dibahas adalah glukoneogenesis, glikogenesis, kemosintesis dan fotosintesis.
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hidrogen, dan oksigen, dengan rasio hidrogen
terhadap pksigen normalnya adalah 2 : 1 senyawa tersebut mengandung beberapa rantai unit
gula atau sakarida yang masing masing terbentuk dari tiga sampai tujuh atau karbon dengan
atom hidrogen dan oksigen yang melekat padanya, baik sendiri sendiri ataupun dalam
kelompok. Karbohidrat juga merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam,
terutama sebagai penyusun utama jaringan tumbuhan. Nama lain karbohidrat adalah sakarida
(berasal dari bahasa Latin Saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida
atau polihidroksi keton yang mengandung unsur unsur karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen
(O) dengan rumus empiris total (CH2O)n, karbohidrat paling sederhana adalah monosakarida,
diantara glukosa yang mempunyai rumus molekul C6H12O6. Karbohidrat merupakan bahan

yang sangat diperlukan tubuh manusia, hewan, dan tumbuhan disamping lemak dan protein.
Senyawa ini dalam jaringan merupakan cadangan makanan atau energi yang disimpan dalam sel.
Sebagian besar karbohidrat yang ditemukan di alam terdapat sebagai polisakarida dengan berat
molekul tinggi. Beberapa polisakarida berfungsi sebagai penyusun.
Pada proses pencernaan makanan, karbohidrat mengalami proses hidrolisis, baik dalam
mulut, lambung maupun usus. Hasil akhir proses pencernaan karbohidrat ini ialah glukosa,
fruktosa, galaktosa dan manosa serta monosakarida lainnya. Senyawa-senyawa ini kemudian
diabsorbsi melalui dinding usus dan dibawa ke hati oleh darah.
Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai proses kimia. Proses inilah yang
mempunyai peranan penting dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel ini
tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Sebagai contoh
apabila banyak glukosa yang teroksidasi untuk memproduksi energy, maka glikogen dalam hati
akan mengalami proses hidrolisis untuk membentuk glukosa. Sebaliknya apabila suatu reaksi
tertentu menghasilkan produk yang menghasilkan produk yang berlebihan, maka ada reaksi lain
yang dapat menghambat produksi tersebut. Dalam hubungan antar reaksi-reaksi ini enzim-enzim
mempunyai peranan sebagai pengatur atau pengendali. Proses kimia yang terjadi dalam sel ini
disebut metabolisme.
Karbohdirat merupakan pusat metabolisme tanaman hijau dan organisme fotosintetik lain
yang menggunakan energi matahari untuk melakukan pembentukan karbohidrat. Karbohidrat
yang terdapat dalam bentuk pati dan gula berfungsi sebagai bagian utama energi yang
dikonsumsi oleh kebanyakan organisme di muka bumi ini. Sebagai pati dan glikogen,
karbohidrat berfungsi sebagai penyangga di dalam dinding sel bakteri dan tanaman serta pada
jaringan pengikat dan dinding sel organisme hewan karbohidrat jenis lain berperan sebagai
pelumas sendi kerangka, sebagai perekat diantara sel, dan senyawa pemberi spesifisitas pada
permukaan sel hewan.
Pada tumbuhan karbohidrat disintesis dari CO2 dan H2O melalui proses fotosintesis
dalam sel berklorofil dengan bantuan sinar matahari. Karbohidrat yang dihasilkan merupakan
cadangan makanan yang disimpan dalam akar, batang dan biji sebagai pati (amilum).
Karbohidrat dalam tubuh manusia dan hewan dibentuk dari beberapa asam amino, gliserol
lemak, dan sebagian besar diperoleh dari makanan yang berasal dari tumbuh tumbuhan,
karbohidrat dalam sel tubuh disimpan dalam hati dan jaringan otot dalam bentuk glikogen.

Karbohidrat merupakan komponen utama dalam suatu makanan yang merupakan sumber
energi yang utama bagi setiap organisme hidup. Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami
berbagai proses kimia. Maka proses inilah yang kemudian mempunyai peranan penting dalam
tubuh kita. Proses-proses yang dialami oleh unsur-unsur makanan setelah dicerna dan diserap
disebut dengan metabolisme intermediet. Metabolisme intermediet ini mencakup bidang luas
yang tidak hanya proses metabolik yang dialami oleh masing-masing molekul saja, tetapi juga
interelasi dan mekanisme yang mengatur arus metabolit untuk dapat melewati proses-proses atau
tahapan-tahapan tersebut. Proses metabolisme itu kemudian digolongkan menjadi 3 macam,
yaitu:
1. Anabolime (penyatuan/pembentukan)
2. Katabolisme (pemecahan)
3. Amfibolisme (persimpangan)
Anabolisme adalah proses sintesis molekul kompleks dari senyawa-senyawa kimia yang
sederhana secara bertahap. Proses ini membutuhkan energi dari luar. Energi yang digunakan
dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya ataupun energi kimia. Energi tersebut, selanjutnya
digunakan untuk mengikat senyawa-senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih
kompleks. Jadi, dalam proses ini energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan
dalam bentuk ikatan-ikatan kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.
Selain dua macam energi diatas, reaksi anabolisme juga menggunakan energi dari hasil
reaksi katabolisme, yang berupa ATP. Agar asam amino dapat disusun menjadi protein, asam
amino tersebut harus diaktifkan terlebih dahulu. Energi untuk aktivasi asam amino tersebut
berasal dari ATP. Agar molekul glukosa dapat disusun dalam pati atau selulosa, maka molekul itu
juga harus diaktifkan terlebih dahulu, dan energi yang diperlukan juga didapat dari ATP. Proses
sintesis lemak juga memerlukan ATP.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk
reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul
kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang

menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang


menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.
1. Fotosintesis
Salah satu contoh peristiwa anabolisme karbohirat adalah fotosintesis. Fotosintesis adalah
proses pengubahan zat organik (karbohidrat) dengan pertolongan cahaya. Organel yang berperan
dalam fotosintesis adalah kloroplas. Di dalam kloroplas inilah penyerapan sinar oleh klorofil
dimulai pada proses fotosntesis. Kloroplas dibungkus oleh dua lapisan (membran). Membran
dlam berupa suatu membran yang kompleks. Pada membran ini terdapat beberapa lapisan
kantong yang rata, disebut granum. Di dalam seluruh granum terdapat larutan protein yang
disebut stroma.
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan
energi cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum
cahaya infra merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu
(tidak kelihatan). Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari
ungu sampai merah, infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis. Dalam
fotosintesis, dihasilkan karbohidrat dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari
fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu untuk mengetahui tingkat produksi
fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.
Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat
dilakukan percobaan Ingenhousz. Senyawa kompleks yang disintesis organisme tersebut adalah
senyawa organik atau senyawa hidrokarbon. Autotrof, seperti tumbuhan, dapat membentuk
molekul organik kompleks di sel seperti polisakarida dan protein dari molekul sederhana seperti
karbon dioksida dan air. Di lain pihak, heterotrof, seperti manusia dan hewan, tidak dapat
menyusun senyawa organik sendiri. Jika organisme yang menyintesis senyawa organik
menggunakan energi cahaya disebut fotoautotrof, sementara itu organisme yang menyintesis
senyawa organik menggunakan energi kimia disebut kemoautotrof.
Proses fotosintesis yang terjadi di kloroplas berlangsung melalui dua tahap reaksi yaitu,
reaksi terang (memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya).
a. Reaksi terang
Pada tahap pertama, energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya dan diubah
menjadi bentuk energi kimia, ATP, dan senyawa pereduksi NADPH. Proses ini disebut tahap

reaksi terang. Atom hidrogen dari molekul H2O dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi
NADPH, dan O2 dilepaskan sebagai hasil samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini juga
dirangkaikan dengan reaksi endergonik, membentuk ATP dari ADP + Pi. Dengan demikian,
reaksi terang dapat dituliskan dengan persamaan:

Pembentukan ATP dari ADP + Pi, merupakan suatu mekanisme penyimpanan energi
matahari yang diserap kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia. Proses ini disebut
fosforilasi fotosintesis atau fotofosforilasi. Pada reaksi terang yang terjadi di grana, energi cahaya
memacu pelepasan elektron dari fotosistem di dalam membran tilakoid. Fotosistem adalah
tempat berkumpulnya beratus-ratus molekul pigmen fotosintesis. Aliran elektron melalui sistem
transpor menghasilkan ATP dan NADPH. ATP dan NADPH dapat terbentuk melalui jalur non
siklik, yaitu elektron mengalir dari molekul air, kemudian melalui fotosistem II dan fotosistem I.
Elektron dan ion hidrogen akan membentuk NADPH dan ATP. Oksigen yang dibebaskan
berguna untuk respirasi aerob. Pusat reaksi pada fotosistem I mengandung klorofil a, disebut
sebagai P700, karena dapat menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 700 nm. Pusat
reaksi pada fotosistem II mengandung klorofil a yang disebut sebagai P680, karena dapat
menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 680 nm.
b. Reaksi gelap (reaksi tidak tergantung cahaya)
Disebut juga siklus Calvin-Benson. Reaksi ini disebut reaksi gelap, karena tidak
tergantung secara langsung dengan cahaya matahari. Reaksi gelap terjadi di stroma. Namun
demikian, reaksi ini tidak mutlak terjadi hanya pada kondisi gelap. Reaksi gelap memerlukan
ATP, hidrogen, dan elektron dari NADPH, karbon dan oksigen dari karbondioksida, enzim yang
mengkatalisis setiap reaksi, dan RuBp (Ribulosa bifosfat) yang merupakan suatu senyawa yang
mempunyai 5 atom karbon.
Reaksi gelap terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu:
a)

Karbondioksida diikat oleh RuBp (Ribulosa bifosfat yang terdiri atas 5 karbon) menjadi
senyawa 6 karbon yang labil. Senyawa 6 karbon ini kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat
(PGA).

b)

Masing-masing PGA menerima gugus pfosfat dari ATP dan menerima hidrogen serta e- dari
NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida).

c) Tiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat dihasilkan 12 PGAL.


d) Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBp, dan seterusnya RuBp akan
mengikat CO2 yang baru.
e)

Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa 6 fosfat. Molekul ini merupakan
prekursor (bahan baku) untuk produk akhir menjadi molekul sukrosa yang merupakan
karbohidrat untuk diangkut ke tempat penimbunan tepung pati yang merupakan karbohidrat yang
tersimpan sebagai cadangan makanan.
2.Kemosintesis
Kemosintesis terjadi pada organisme autotrof, tepatnya kemo-autotrof, yang mampu
menghasilkan senyawa organik yang dibutuhkan dari zat-zat anorganik dengan bantuan energi
kimia. Yang dimaksud dengan energi kimia di sini adalah energi yang diperoleh dari suatu reaksi
kimia yang berasal dari reaksi oksidasi. Kemampuan mengadakan kemosintesis ini, terdapat
pada mikroorganisme dan bakteri autotrof. Bakteri Sulfur yang tidak berwarna memperoleh
energi dari proses oksidasi senyawa H2S. Jangan disamakan dengan bakteri sulfur yang
berwarna kelabu-keunguan yang mampu mengadakan fotosintesis karena memiliki klorofil,
dengan reaksi sebagai berikut:
H2S +

Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C menggunakan cahaya sebagai


sumber energi. Beberapa macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan
asimilasi C dengan menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri
sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain. Bakteri-bakteri tersebut
memperoleh energi dari hasil oksidasi senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi memperoleh
energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri). Bakteri Nitrosomonas dan
Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat
menjadi asam nitrit dengan reaksi:
Nitrosomonas
(NH4)2CO3 + 3 O2 > 2 HNO2 + CO2 + 3 H20 + Energi
Nitrosococcus

Reaksi anabolisme menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat dibutuhkan oleh banyak


organisme, baik organisme produsen (tumbuhan) maupun organisme konsumen (hewan,
manusia). Beberapa contoh hasil anabolisme adalah glikogen, lemak, dan protein berguna
sebagai bahan bakar cadangan untuk katabolisme, serta molekul protein, protein-karbohidrat, dan
protein lipid yang merupakan komponen struktural yang esensial dari organisme, baik ekstrasel
maupun intrasel.
3. Glukoneogenesis
Adalah proses pembentukan D-glukosa dari prekursor yang bukan karbohidrat. Karena
prekursor yang digunakan bukan karbohidrat, maka sumber karbonnya adalah sejumlah
prekursor glukogenik yang terutama berasal dari asam amino-L, laktat atau gliserol. Proses ini
terjadi jika makanan yang dimakan tidak cukup mengandung D-glukosa yang dapat
menyebabkan turunnya kadar glukosa darah. D-glukosa harus dibentuk karena senyawa ini
penting untuk fungsi sebagian besar sel dan mutlak dibutuhkan oleh sistem syaraf dan eritrosit.
Jalur metabolisme ini terjadi terutama di hati dan ginjal, tetapi glukoneogenesis secara fisiologis
tidak berarti dalam otot karena otot tidak mempunyai enzim glukosa 6-fosfatase yang mengubah
glukosa 6-fosfat menjadi glukosa untuk dilepaskan ke darah.
Asam laktat yang terjadi pada proses glikolisis dapat dibawa oleh darah ke hati. Di sini
asam laktat diubah menjadi glukosa kembali melalui serangkaian reaksi dalam suatu proses yang
disebut glukoneogenesis (pembentukan gula baru). Pada dasarnya glukoneogenesis ini adalah
sistesis glukosa dari senyawa-senyawa bukan karbohidrat, misalnya asam laktat dan beberapa
asam amino. Proses glukoneogenesis berlangsung terutama dalam hati. Walaupun proses
glukoneogenesis ini adalah sintesis glukosa, namun bukan kebalikan dari proses glikolisis,
karena ada tiga tahap reaksi dalam glikolisis yang tidak reversibel, artinya diperlukan enzim lain
untuk reaksi kebalikannya.
1.

Glukosa + ATP heksokinase glukosa-6-fosfat + ADP

2.

Fruktosa-6-fosfat + ATP fosfofruktokinase

3.

fruktosa-1,6-difosfat + ADP

Fosfoenol piruvat + ADP piruvatkinase asam piruvat + ATP

yaitu :
1. Fosfoenolpiruvat dibentuk di asam piruvat melalui pembentukan asam oksalo asetat

a.

Asam piruvat + CO2 + ATP + H2O

asam oksalo asetat + ADP + fosfat + 2

H+
b.

Oksalo asetat + guanosin trifosfat

fosfoenol piruvat + guanosin difosfat +

CO2
Reaksi

(a)

menggunakan

katalis

piruvatkarboksilase

dan

reaksi

(b)

menggunakan

fosfoenolpiruvat karboksilase. Jumlah rekasi (a) dan (b) ialah :

TP + GTP +H2O

fosfoenolpiruvat + ADP + GTP + fosfat + 2 H+

2. Fruktosa-6-fosfat dibentuk dari fruktosa-1,6-difosfat dengan cara hidrolisis oleh enzim fruktosa1,6-difosfatase
Fruktosa-1,6-difosfat + H2O

fruktosa-6-fosfat + fosfat

3. Glukosa dibentuk dengan cara hidolisis glukosa-6-fosfat dengan katalis glukosa-6-fosfatase


Glukosa-6-fosfat + H2O

glukosa + fosfat

Glukoneogenesis terjadi jika sumber energi dari karbohidrat tidak tersedia lagi. Maka
tubuh adalah menggunakan lemak sebagai sumber energi. Jika lemak juga tak tersedia, barulah
memecah protein untuk energi yang sesungguhnya protein berperan pokok sebagai pembangun
tubuh. Jadi bisa disimpulkan bahwa glukoneogenesis adalah proses pembentukan glukosa dari
senyawa-senyawa non karbohidrat, bisa dari lipid maupun protein. Secara ringkas, jalur
glukoneogenesis dari bahan lipid maupun protein dijelaskan sebagai berikut:
1.

Lipid terpecah menjadi komponen penyusunnya yaitu asam lemak dan gliserol. Asam lemak
dapat dioksidasi menjadi asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk dalam siklus Krebs.
Sementara itu gliserol masuk dalam jalur glikolisis.

2. Untuk protein, asam-asam amino penyusunnya akan masuk ke dalam siklus Krebs.
4. Glikogenesis
Tahap pertama metabolisme karbohidrat adalah pemecahan glukosa (glikolisis) menjadi
piruvat. Selanjutnya piruvat dioksidasi menjadi asetil KoA. Akhirnya asetil KoA masuk ke dalam
rangkaian siklus asam sitrat untuk dikatabolisir menjadi energi. Proses di atas terjadi jika kita
membutuhkan energi untuk aktifitas, misalnya berpikir, mencerna makanan, bekerja dan

sebagainya. Jika kita memiliki glukosa melampaui kebutuhan energi, maka kelebihan glukosa
yang ada akan disimpan dalam bentuk glikogen. Proses anabolisme ini dinamakan glikogenesis.
Glikogen merupakan bentuk simpanan karbohidrat yang utama di dalam tubuh dan
analog dengan amilum pada tumbuhan. Unsur ini terutama terdapat didalam hati (sampai 6%),
otot jarang melampaui jumlah 1%. Akan tetapi karena massa otot jauh lebih besar daripada hati,
maka besarnya simpanan glikogen di otot bisa mencapai tiga sampai empat kali lebih banyak.
-D-Glukosa yang bercabang.Seperti amilum, glikogen merupakan polimer
Glikogen otot berfungsi sebagai sumber heksosa yang tersedia dengan mudah untuk
proses glikolisis di dalam otot itu sendiri. Sedangkan glikogen hati sangat berhubungan dengan
simpanan dan pengiriman heksosa keluar untuk mempertahankan kadar glukosa darah,
khususnya pada saat di antara waktu makan. Setelah 12-18 jam puasa, hampir semua simpanan
glikogen hati terkuras habis. Tetapi glikogen otot hanya terkuras secara bermakna setelah
seseorang melakukan olahraga yang berat dan lama. Rangkaian proses terjadinya glikogenesis
digambarkan sebagai berikut:
a.

Glukosa mengalami fosforilasi menjadi glukosa 6-fosfat (reaksi yang lazim terjadi juga pada
lintasan glikolisis). Di otot reaksi ini dikatalisir oleh heksokinase sedangkan di hati oleh
glukokinase.

b. Glukosa 6-fosfat diubah menjadi glukosa 1-fosfat dalam reaksi dengan bantuan katalisator enzim
fosfoglukomutase. Enzim itu sendiri akan mengalami fosforilasi dan gugus fosfo akan
mengambil bagian di dalam reaksi reversible yang intermediatnya adalah glukosa 1,6-bifosfat.
Enz-P + Glukosa 6-fosfat Enz + Glukosa 1,6-bifosfat Enz-P + Glukosa 1-fosfat
c.

Selanjutnya glukosa 1-fosfat bereaksi dengan uridin trifosfat (UTP) untuk membentuk uridin
difosfat glukosa (UDPGlc). Reaksi ini dikatalisir oleh enzim UDPGlc pirofosforilase.
UTP + Glukosa 1-fosfat UDPGlc + PPi
Uridin difosfat glukosa (UDPGlc) (dipetik dari: Murray dkk. Biokimia Harper)
d. Hidrolisis pirofosfat inorganic berikutnya oleh enzim pirofosfatase inorganik akan menarik
reaksi kea rah kanan persamaan reaksi.
a.

Atom C1 pada glukosa yang diaktifkan oleh UDPGlc membentuk ikatan glikosidik dengan

atom C4 pada residu glukosa terminal glikogen, sehingga membebaskan uridin difosfat. Reaksi
ini dikatalisir oleh enzim glikogen sintase. Molekul glikogen yang sudah ada sebelumnya

(disebut glikogen primer) harus ada untuk memulai reaksi ini. Glikogen primer selanjutnya dapat
terbentuk pada primer protein yang dikenal sebagai glikogenin.
UDPGlc + (C6)n UDP + (C6)n+1
Glikogen

Glikogen

Residu glukosa yang lebih lanjut melekat pada posisi 14 untuk membentuk rantai pendek
yang diaktifkan oleh glikogen sintase. Pada otot rangka glikogenin tetap melekat pada pusat
molekul glikogen, sedangkan di hati terdapat jumlah molekul glikogen yang melebihi jumlah
molekul glikogenin.
b.

Setelah rantai dari glikogen primer diperpanjang dengan penambahan glukosa tersebut

hingga mencapai minimal 11 residu glukosa, maka enzim pembentuk cabang memindahkan
bagian dari rantai 14 (panjang minimal 6 residu glukosa) pada rantai yang berdekatan untuk
membentuk rangkaian 16 sehingga membuat titik cabang pada molekul tersebut. Cabangcabang ini akan tumbuh dengan penambahan lebih lanjut 1 glukosil dan pembentukan cabang
selanjutnya. Setelah jumlah residu terminal yang non reduktif bertambah, jumlah total tapak
reaktif dalam molekul akan meningkat sehingga akan mempercepat glikogenesis maupun
glikogenolisis.
Tampak bahwa setiap penambahan 1 glukosa pada glikogen dikatalisir oleh enzim
glikogen sintase. Sekelompok glukosa dalam rangkaian linier dapat putus dari glikogen induknya
dan berpindah tempat untuk membentuk cabang. Enzim yang berperan dalam tahap ini adalah
enzim pembentuk cabang (branching enzyme).

ANABOLISME KARBOHIDRAT

Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks,
nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi,
misalnya : energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, pengaktivasian senyawa-senyawa tersebut menjadi bentuk reaktif
menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut menjadi molekul kompleks,
seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat. Anabolisme yang menggunakan energi cahaya
dikenal dengan fotosintesis, sedangkan anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan
kemosintesis.
1. Fotosintesis
Salah satu contoh peristiwa anabolisme karbohirat adalah fotosintesis. Fotosintesis adalah
proses pengubahan zat organik (karbohidrat) dengan pertolongan cahaya. Organel yang berperan dalam
fotosintesis adalah kloroplas. Di dalam kloroplas inilah penyerapan sinar oleh klorofil dimulai pada proses
fotosntesis. Kloroplas dibungkus oleh dua lapisan (membran). Membran dlam berupa suatu membran
yang kompleks. Pada membran ini terdapat beberapa lapisan kantong yang rata, disebut granum. Di
dalam seluruh granum terdapat larutan protein yang disebut stroma.
Arti fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan dengan menggunakan energi
cahaya atau foton. Sumber energi cahaya alami adalah matahari yang memiliki spektrum cahaya infra
merah (tidak kelihatan), merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu dan ultra ungu (tidak kelihatan).
Yang digunakan dalam proses fetosintesis adalah spektrum cahaya tampak, dari ungu sampai merah,
infra merah dan ultra ungu tidak digunakan dalam fotosintesis. Dalam fotosintesis, dihasilkan karbohidrat
dan oksigen, oksigen sebagai hasil sampingan dari fotosintesis, volumenya dapat diukur, oleh sebab itu

untuk mengetahui tingkat produksi fotosintesis adalah dengan mengatur volume oksigen yang
dikeluarkan dari tubuh tumbuhan.
Untuk membuktikan bahwa dalam fotosintesis diperlukan energi cahaya matahari, dapat
dilakukan percobaan Ingenhousz. Senyawa kompleks yang disintesis organisme tersebut adalah
senyawa organik atau senyawa hidrokarbon. Autotrof, seperti tumbuhan, dapat membentuk molekul
organik kompleks di sel seperti polisakarida dan protein dari molekul sederhana seperti karbon dioksida
dan air. Di lain pihak, heterotrof, seperti manusia dan hewan, tidak dapat menyusun senyawa organik
sendiri. Jika organisme yang menyintesis senyawa organik menggunakan energi cahaya disebut
fotoautotrof, sementara itu organisme yang menyintesis senyawa organik menggunakan energi kimia
disebut kemoautotrof.
Proses fotosintesis yang terjadi di kloroplas berlangsung melalui dua tahap reaksi yaitu, reaksi
terang (memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya).

a. Reaksi terang
Pada tahap pertama, energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya dan diubah
menjadi bentuk energi kimia, ATP, dan senyawa pereduksi NADPH. Proses ini disebut tahap reaksi
terang. Atom hidrogen dari molekul H2O dipakai untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH, dan O2
dilepaskan sebagai hasil samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini juga dirangkaikan dengan reaksi

endergonik, membentuk ATP dari ADP + Pi. Dengan demikian, reaksi terang dapat dituliskan dengan
persamaan:
Pembentukan ATP dari ADP + Pi, merupakan suatu mekanisme penyimpanan energi matahari
yang diserap kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia. Proses ini disebut

fosforilasi fotosintesis

atau fotofosforilasi. Pada reaksi terang yang terjadi di grana, energi cahaya memacu pelepasan elektron
dari fotosistem di dalam membran tilakoid. Fotosistem adalah tempat berkumpulnya beratus-ratus
molekul pigmen fotosintesis. Aliran elektron melalui sistem transpor menghasilkan ATP dan NADPH. ATP
dan NADPH dapat terbentuk melalui jalur non siklik, yaitu elektron mengalir dari molekul air, kemudian
melalui fotosistem II dan fotosistem I. Elektron dan ion hidrogen akan membentuk NADPH dan ATP.
Oksigen yang dibebaskan berguna untuk respirasi aerob. Pusat reaksi pada fotosistem I mengandung
klorofil a, disebut sebagai P700, karena dapat menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 700 nm.
Pusat reaksi pada fotosistem II mengandung klorofil a yang disebut sebagai P680, karena dapat
menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 680 nm.

b. Reaksi gelap (reaksi tidak tergantung cahaya)


Disebut juga siklus Calvin-Benson. Reaksi ini disebut reaksi gelap, karena tidak tergantung
secara langsung dengan cahaya matahari. Reaksi gelap terjadi di stroma. Namun demikian, reaksi ini
tidak mutlak terjadi hanya pada kondisi gelap. Reaksi gelap memerlukan ATP, hidrogen, dan elektron dari
NADPH, karbon dan oksigen dari karbondioksida, enzim yang mengkatalisis setiap reaksi, dan RuBp
(Ribulosa bifosfat) yang merupakan suatu senyawa yang mempunyai 5 atom karbon.
Reaksi gelap terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu:
a)

Karbondioksida diikat oleh RuBp (Ribulosa bifosfat yang terdiri atas 5 karbon) menjadi senyawa 6
karbon yang labil. Senyawa 6 karbon ini kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat (PGA).

b)

Masing-masing PGA menerima gugus pfosfat dari ATP dan menerima hidrogen serta e- dari NADPH.
Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfogliseraldehida).

c)

Tiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat dihasilkan 12 PGAL.

d)

Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBp, dan seterusnya RuBp akan mengikat
CO2 yang baru.

e)

Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa 6 fosfat. Molekul ini merupakan prekursor
(bahan baku) untuk produk akhir menjadi molekul sukrosa yang merupakan karbohidrat untuk diangkut ke

tempat penimbunan tepung pati yang merupakan karbohidrat yang tersimpan sebagai cadangan
makanan.

You might also like