You are on page 1of 7

Sistem Kelistrikan Rumah Sakit Kelas B

APRIL 5, 2015 BY A
Oleh : Amrullah Samektowibowo
Sistem kelistrikan pada Rumah Sakit Kelas B mempunyai pedoman teknis
tersendiri. Selain instalasinya, penempatan peralatan-peralatan listrik pun
harus di tempat yang mudah dipelihara (maintenance), dioperasikan,
diamati, tidak membahayakan, tidak menganggu, dan tidak merugikan
lingkungan sekitar termasuk bagian bangunan dan instalasi lain. Adapun
perancangan dan pelaksanaannya harus berdasarkan PUIL / SNI 04-0225
edisi terbaru dan peraturan yang berlaku.
Sumber Daya Listrik
Sumber daya listrik pada Rumah Sakit Kelas B umumnya dibagi menjadi 3,
antara lain sebagai berikut.
(A) Sumber Daya Listrik Normal
Sumber daya listrik normal adalah sumber daya listrik utama gedung yang
harus diusahakan menggunakan tenaga listrik dari PLN.
(B) Sumber Daya Listrik Siaga
Sumber daya listrik siaga adalah berupa diesel generator (Genset) dan harus
disediakan 2 (dua) unit dengan kapasitas minimal 40% dari jumlah daya
terpasang pada masing-masing unit. Genset dilengkapi dengan sistem AMF
dan ATS.
(C) Sumber Daya Listrik Darurat
Sistem instalasi pada rumah sakit harus memiliki sumber daya listrik darurat
yang mampu melayani kelangsungan pelayanan seluruh atau sebagian
beban pada bangunan rumah sakit apabila terjadi gangguan pada sumber
listrik utama. Sumber daya listrik darurat tersebut harus mampu melayani
semua beban penting termasuk untuk perlengkapan pengendali kebakaran,
secara otomatis.
Sumber listrik darurat yang umum digunakan adalah genset diesel dengan
sistem ATS dan AMF (sama dengan sumber listrik siaga). Adapun
pengelompokkan beban antara beban normal dan beban darurat dirancang
pada panel utama tegangan rendah (LVMDP). Pada saat kebakaran, sistem
ATS dan AMF secara otomatis akan :
(1) memutuskan sumber listrik dari PLN;

(2) memutuskan listrik untuk beban-beban normal; dan


(3) menggantikan sumber listrik dari PLN menjadi Genset.
Adapun untuk ruangan-ruangan dengan fungsi tertentu, pasokan daya listrik
darurat berasal dari UPS (Uninterruptable Power Supply). Ruangan-ruangan
yang harus dipasangi UPS antara lain : ruang operasi, ruang perawatan
intensif (ICU, NICU, PICU), dan ruang perawatan intensif khusus jantung
(ICCU).
Persyaratan untuk pengadaan UPS antara lain sebagai berikut.
(1) Harus tersedia ruang UPS minimal 2 x 3 m2 (sesuai kebutuhan), terletak
di ruang operasi rumah sakit, ruang perawatan intensif dan diberi pendingin
ruangan.
(2) Kapasitas UPS minimal 5 (lima) kVA atau sesuai kebutuhan menurut
perhitungan dan perancangan.

Jaringan Distribusi Listrik


Jaringan distribusi listrik terdiri dari kabel ber-inti tunggal atau banyak;
dan/atau busduct dari berbagai tipe, ukuran dan kemampuan. Tipe
penghantar listrik harus disesuaikan dengan sistem yang yang dilayani.
Peralatan pada panel seperti circuit breaker, sakelar, tombol, alat pengukur
dan lain-lain harus ditempatkan dengan baik sehingga memudahkan
pengoperasian dan pemeliharaan oleh petugas.
Instalasi beban darurat seperti pompa kebakaran, lift kebakaran, peralatan
pengendali asap, sistem deteksi dan alarm kebakaran, sistem komunikasi
darurat, dan beban darurat lainnya harus terpisah dari instalasi beban
normal; dan harus dilindungi dari resiko terbakar saat terjadi kebakaran. Jenis
perlindungan yang bisa dijadikan alternatif pilihan adalah dengan
menggunakan kabel instalasi tahan api sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Instalasi Listrik
Instalasi listrik dari PLN untuk bangunan rumah sakit termasuk dalam
golongan Tarif Tenaga Listrik untuk keperluan Pelayanan Sosial, tegangan
yang tersedia antara lain sebagai berikut.
(1) TR (tegangan rendah) 1 Fasa, 220 volt, 50Hz;
(2) TR (tegangan rendah) 3 Fasa, 380/220 volt, 50Hz; dan

(3) TM (tegangan menengah) 3 Fasa, 20 kV, 50Hz.


Adapun daya listrik tersambung dari 220 VA (volt-ampere) s/d 197 kVA (kilovolt-ampere) termasuk dalam sistem jaringan listrik TR. Dan untuk rumah
sakit yang memiliki kapasitas daya listrik tersambung PLN di atas 197 kVA,
sudah harus memiliki sistem jaringan listrik TM 20kV.

Sistem jaringan listrik TM terdiri dari :


(1) Bangunan gardu listrik rumah sakit, ukuran sesuai standar gardu PLN.
(2) Peralatan Transformator, kapasitas sesuai daya terpasang.
(3) Peralatan panel TM 20 kV dan aksesorisnya.
(4) Peralatan penunjang dan sistem pengaman pembumian (grounding).
Kapasitas semua peralatan listrik (kabel, transformator, panel listrik, dll)
harus di atas (melebihi) total daya terpasang. Selain itu, kemungkinankemungkinan pertambahan beban di masa yang akan datang juga harus
diperhatikan.
Untuk permasalahan harmonisa dalam jaringan listrik, bisa diselesaikan
dengan pemasangan kapasitor khusus untuk jaringan berharmonik. Jenis
kapasitor yang umum digunakan adalah :
Untuk sistem penerangan darurat (emergency lighting), instalasi harus
tersedia di ruangan-ruangan tertentu dan jalur evakuasi kebakaran. Instalasi
listrik tetap menggunakan kabel normal, namun pada titik-titik lampu yang
ditentukan sebagai lampu darurat, masing-masing dipasang baterai nicad.
Instalasi listrik pada beberapa ruangan khusus di RS kelas B harus dilengkapi
dengan trafo isolator dan kelengkapan monitoring IT kelompok 2E, minimal
berkapasitas 5 kVA untuk titik-titik kotak kontak yang mensuplai peralatanperalatan medis penting (life support medical equipment). Ruangan-ruangan
tersebut antara lain ruang anastesi, ruang bedah, ruang katerisasi hantung,
ruang ICU dan ICCU, ruang angiografi, dan ruang incubator bayi. Trafo isolator
berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik.
Sistem pembumian (grounding) harus terpisah antara panel kebutuhan listrik
gedung dan panel peralatan medis. Nilai grounding harus lebih kecil atau
sama dengan 0,2 ohm.

Transformator Distribusi

Transformator distribusi (disebut juga trafo) untuk sistem jaringan listrik TM,
harus ditempatkan dalam ruangan khusus yang tahan api dan terdiri dari
dinding, atap dan lantai yang kokoh, dengan pintu yang hanya dapat
dimasuki oleh petugas. Ruangan transformator harus diberi ventilasi yang
cukup (alami dan mekanik), serta mempunyai luas ruangan yang cukup untuk
perawatan dan perbaikan.
Apabila ruang trafo dekat dengan ruang yang rawan kebakaran, maka
diharuskan mempergunakan trafo tipe kering (trafo cast resin).
Pemeliharaan
Pemeliharaan instalasi listrik harus dilaksanakan dan diperiksa setiap 5 (lima)
tahun serta dilaporkan secara tertulis kepada instansi yang berwenang. Pada
ruang panel listrik (panel utama atau panel-panel distribusi), harus terdapat
ruang yang cukup untuk memudahkan pemeriksaan, perbaikan dan
pelayanan; serta diberi ventilasi yang cukup (alami atau mekanik).
Pembangkit/sumber daya listrik darurat (genset diesel) harus dihidupkan
secara periodik untuk menjamin pembangkit tersebut dapat dioperasikan bila
diperlukan.

Persyaratan Teknis
Persyaratan sistem kelistrikan harus memenuhi :
(1) SNI 04-0227-1994 atau edisi terbaru; Tegangan standard.
(2) SNI 04-0225-2011 atau edisi terbaru; Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL edisi terakhir).
(3) SNI 04-7018-2004 atau edisi terbaru; Sistem pasokan daya listrik darurat
dan siaga.
(4) SNI 04-7019-2004 atau edisi terbaru; Sistem pasokan daya listrik darurat
menggunakan energi tersimpan.
(5) Untuk persyaratan lainnya atau yang belum memiliki SNI, dapat
digunakan standar baku atau pedoman teknis yang diberlakukan oleh
instansi yang berwenang.

Sumber :
Pedoman Teknis Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 Bidang Sarana dan
Prasarana Rumah Sakit Kelas B

Sistem kelistrikan RS
(1) Generator darurat mempunyai kapasitas memenuhi kebutuhan prioritas
rumah
sakit (ketentuan untuk sistem cadangan kelistrikan, termasuk untuk ruang
operasi,
perawatan intensif dan lorong).
(2) Voltase distribusi yang lebih tinggi, seperti sistem 380/220V-3 phase, 4
kawat
dipertimbangkan terhadap biaya awal rendah dan nilai tambah yang lebih
besar
untuk effisiensi jangka panjang.
(3) Rumah generator atau rumah sumber daya (Power House) di proteksi dari
bencana alam dan bencana yang dibuat manusia; dibuat dari beton yang
diperkuat; ketinggian lantainya lebih tinggi dari tanah.
(4) Generator dan peralatan lainnya yang bergetar harus dipasang dengan
pengikat
(bracket) khusus yang memungkinkan gerakan tetapi mencegahnya dari
terjungkir.
(5) mempunyai generator yang tidak berisik dan tidak bergetar; sistem
buangan harus
dibuat dalam bentuk silencer jenis kritis, atau kualitas rumah sakit dan unit
dilengkapi dengan isolator getaran jika generator berada di dalam bangunan.
(6) generator dilengkapi dengan sakelar pemindah otomatis.
(7) menggunakan sistem pendingin transformer yang tidak mudah terbakar
(yaitu jenis
kering, resin epoxy atau minyak silikon atau minyak temperatur tinggi)
(8) menggunakan sistem proteksi bio (BPS), kawat mempunyai sertifikat

standar, lebih
disukai dengan insulasi thermoplastik nilon tahan panas tinggi dan kabel
dipasang
erat dan dikencangkan pada pemutus arus (CB) atau sakelar atau pengaman
kawat.
(9) Pemutus beban, kontaktor magnetic, pengaman lebur, atau sakelar tanpa
pengaman lebur yang terpasang dalam panel control harus terproteksi.
(10) Dalam kamar mandi dan dalam area basah atau lembab, kotak kontak
harus
dilengkapi dengan pemutus kegagalan sirkit pembumian (GPAS = Gawai
Proteksi
Arus Sisa).
(11) kotak kontak (stop kontak, outlet) dilengkapi dengan kutup pembumian.
(12) bagian-bagian metalik dari sistem elektrikal yang bukan konduit arus,
dibumikan
dengan benar, termasuk penutup elektrikal, kotak, selokan, duct dan tray.
(13) panel kontrol diproteksi, sakelar pemutus arus dan kabel mengikuti
standar SNI
0225-2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan diproteksi dengan
electrical
surge suppressor.
(14) semua sistem elektrikal dan ruangan-ruangan diproteksi dengan unit
pemadam api
kimia ringan.
(15) sistem ducting - polyvinyl chloride (PVC) untuk daya dan pencahayaan;
konduit
baja kaku atau konduit metal menengah untuk sistem deteksi dan alarm; PVC
untuk telepon, intekom, CCTV, kabel TV, jaringan data komputer.
(16) menggunakan pencahayaan fluorecent kompak hemat energi dan
tabung merkuri

tanpa merkuri.
(17) pencahayaan yang cukup dalam seluruh area rumah sakit, termasuk
halaman.
(18) sistem listrik ekterior dipasang dibawah tanah.
(19) listrik fungsional dan lampu darurat dengan batere cadangan dalam
seluruh area
ktiris.
(20) luminus (armatur) lampu eksit dengan batere cadangan.

You might also like