You are on page 1of 21

METODE PELAKSANAAN

METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Pembangunan Gedung Pusat Kegiatan
Mahasiswa. Adapun gambaran bangunan dan lingkup pekerjaan secara garis besar adalah
sebagai berikut :
PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum melangkah ke Pekerjaan Utama, maka terlebih dahulu akan dipersiapkan pekerjaan
persiapan sebagai pendukung untuk kelancaran pelaksanaan kerja proyek. Adapun beberapa
hal yang harus dilakukan untuk pekerjaan persiapan adalah sebagai berikut:
1.

Pekerjaan Persiapan
a.

Papan nama proyek dipasang pada tempat yang terlihat.

b.

Alat alat bantu seperti Beton Molen (Mixer Beton), Vibrator, Pompaair,
Alat Penarik, Pengangkat dan Pengangkut Horizontal dan Vertikal ,Mesin
Pemadat , alat-alat gali , alat pancang, Bor tanah, alat pengliha datar (Theodolit ,
Waterpass dan lai-lain ) atau peralatan yang benar-benar diperlukan dan dipakai
dalam pelaksanaan.

c.

Segala sesuatunya menyangkut kelancaran pekerjaan palaksanaan harus


telah disiapkan di lokasi sebelum melaksanakan pekerjaan.

d.

Jadwal terinci, Time schedule, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja,serta


kelengkapan administrasi lapangan akan disiapkan sebelum memulai pekerjaan.

e.

Demi kelancaran kegiatan sebelumnya kontraktor harus memperhatikan


penempatan bahan / material dan lalu lintas.

f.

Pembuatan Direksi keet, barak & gudang material akan dibuat dengan
kontruksi kayu, menggunakan atap seng dan lantai rabat beton atau berdasarkan
keputusan bersama antara Kontraktor pelaksana, Konsultan Pengawas dan
Owner pekerjaan. Penempatan direksi keet harus berada pada daerah lokasi
kerja dan dapat dijangkau agar memudahkan komunikasi, sedangkan untuk
barak dan gudang material akan ditempatkan pada daerah yang tidak
menggangu jalur keluar masuk barang proyek.

g.

Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, maka lokasi


pelaksanaan kerja proyek akan diberikan pagar pembatas terhadap wilayah
sekitar dengan tinggi minimal 2 meter. Bahan untuk pagar dapt berupa seng
yang diatur diatas ragka kayu yang telah dibuat terlebih dahulu. Pemasangan
pagar harus mendapat persetujuan kerja dari pengawas pekerjaan.

h.

Untuk menunjang ketersediaan air kerja dan air bersih maka akan
dilakukan pengeboran. Titik pengeboran untuk sumur akan dikonsultasikan
kepada konsultan pengawas dan pemilik proyek.

METODE PELAKSANAAN

i.

Sebagai langkah awal peleksanaan pekerjaan, Kontraktor membersihkan


lapangan/Lokasi pembangunan dari hal-hal yang dapat merusak pelaksanaan
pembangunan.

j.

Adapun untuk persiapan administrasi proyek, maka pengurusan IMB akan


dilaksanakan setelah tanda tangan kontrak dilakukan.

k.

Memasang Papan Bouwplank


Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :

Kayu Meranti/Kruing ukuran 5/7 dan 2/20

Cat/piloxwarna merah

Papan bangunan ukur 2/20, diketam rata permukaan atasnya, dipasang rata air
setinggi dengan lantai (+ 000) berjarak 1-2 meter kearah keluar as kolom
bangunan.

Tiang-tiang papan bangunan ukur 5/7, dipasang kokoh pada jarak 2


meter. Semua titik as kolom pada papan bangunan harus diberi tanda dengan cat
dan paku

l.
2

Situasi dan Ukuran-ukuran

METODE PELAKSANAAN

Bahwa sebagai kontraktor pelaksanana akan Bertanggung jawab atas


tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut bentuk ukuran-ukuran dan mutu
yang tercantum dalam rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS) pekerjaan.
Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lain dan
segera melaporkan kepada Direksi bilamana terdapat ketidak cocokan
ukuran-ukuran didalam gambar-gambar RKS ini, dan tidak diperkenangkan
membetulkan kesalahan-kesalahan ukuran / gambar-gambar sebelum
berkonsultasian dari Direksi.
Untuk Bangunan rehabilitasi sebelum kontraktor memulai pekerjaan
terlebih dahulu mengambil Foto Nol.
PEKERJAAN TANAH
Meliputi pekerjaan penggalian (Cut) dan penimbunan/urugan (Fill).
Pekerjaan ini meliputi penimbunan kembali galian pondasi, penimbunan rencana lantai
bangunan, penggalian, pemadatan lapis demi lapis, sehingga titik peil sesuai dengan gambar
rencana.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Galian Tanah

1.

Sebelum melaksanakan penggalian, posisi galian dan ukuran seperti


tertera dalam gambar sudah dipastikan benar dan harus mendapat persetujuan
Direksi / Pengawas lapangan.

2.

Penggalian tanah pondasi dapat dimulai setelah pemasangan


bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi / Pengawas lapangan.

3.

Dasar galian harus mencapai tanah keras, dan jika pada galian terdapat
akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan bagian-bagian tanah yang longgar (tidak
padat), maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang
terjadi diisi dengan pasir urug.

4.

Pada saat penggalian, maka harus diperhatikan keadaan tanah galian


dan dimensi galian. Metode penggalian harus disesuaikan dengan kondisi tanah,
apabila kondisi tanah cukup keras maka sisi galian dapat dibentuk dengan sisi
tegak, namun apabila tanah untuk galian pondasi lebih lunak atau sering terjadi
runtuhan maka sisi galian dibentuk dengan sudut miring. Untuk penggalian
dengan tanah lunak/rawa dapat dibantu dengan penggunaan turap yang
berfungsi untuk menambah daya dukung tanah dan sebagai dinding penahan
agar tidak terjadi keruntuhan.

METODE PELAKSANAAN

Gambar 2. Contoh pekerjaan galian dengan system tegak dan miring

Gambar 3. Contoh pekerjaan galian dengan tambahan turap kayu/bambu


b. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang
sudah siap segera dilanjutkan dengan urugan pasir dan batu kosong.
b. Pekerjaan Penimbunan/Urugan
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan timbunan/urugan untuk pondasi dan urugan
pasir bawah pondasi. Adapun metode pelaksanaan pekerjaan timbunan/urugan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk pekerjaan timbunan tanah dengan menggunakan tanah/pasir timbunan
yang bersih dan bebas dari kotoran organik yang mudah lapuk. Baik diambil
dari sisa hasil galian ataupun dari material yang didatangkan dari luar lokasi
kerja.
2. Pada saat material timbunan di hamparkan, maka akan tetap menjaga kadar air
dari material timbunan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kepadatan
maksimal yang diinginkan.
3. Pemadatan material timbunan akan menggunakan cara manual ataupun cara
mekanik dengan penggunaan alat pemdat seperti stamper. Kadar air pada saat
pemadatan tetap diperhitungkan untuk menjaga pemadatan yang baik agar
4

METODE PELAKSANAAN

pada saat pemasangan pondasi tidak terjadi penurunan yang mengakibatkan


terjadi penurunan pada pondasi.
4. Setelah pekerjaan selesai, dilakukan pengukuran bersama hasil pekerjaan
dengan Direksi Pekerjaan dan setelah disetujui dapat dibuat berita acara
pemeriksaan pekerjaan sebagai dasar untuk menjadikan prestasi pekerjaan dan
pembayaran hasil kerja (MC).
PEKERJAAN PONDASI
Meliputi pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam
gambar diikuti berdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk
Direksi / Pengawas. Pondasi yang dipasang berasal dari material batu gunung yang
bermutu baik yang mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada
entrance.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai
berikut :
1. Pasangan pondasi batu kosong tebalnya dibuat sesuai gambar rencana.
2. Untuk pondasi bangunan digunakan batu gunung yang berkualitas baik, keras, tidak
polos dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah
sehingga diameternya antara 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung
untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan yang diaduk matang. Ukuran
kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
3. Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat
baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa
saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat
dipasang bahan lunak yang mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan
dengan gambar rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan
pondasi.
PEKERJAAN BETON
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang dan pelaksanaan yang
benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka perlu penyedian tenaga kerja
yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T-15.1991-03
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua pemasangan, Sloef. Molom, kolom
praktis dan semua komponen-konponenya yang ditunjuk oleh gambar rencana.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai
berikut :
1. Bahan

METODE PELAKSANAAN

b.

c.

d.

e.

a. Portland camen
Portland cament yang digunakan adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut standart Portland cemen yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia
Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat digunakan harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus mengikuti syarat-syarat
penyimpangan bahan tersebut.
Air
Yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971. Air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali bahan-bahan organis
dan bahan-bahan lain yang dapat menurungkan mutu beton.
Kerikil/Batu Pecah
Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,
memenuhi syarat kekerasannya.
Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% ditentukan terhadap
berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka kerikil harus
dicuci.
Pasir
Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang dihasilkan
oleh alat-alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan
mempunyai gradasi yang baik, tidak porous cukup syarat kekerasannya.
Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebuh dari 5% ditentukan terhadap berat
kering.
Besi Beton
Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya sesuai dengan
ditentukan dalam PBI 71.
Besi beton harus bersih dari lapisan minyak lemak, karat dan bebas dari cacatcacat seperti serpih dan sebagainya, serta berpenampang bulat.
Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja tulangan harus sesuai
dengan petujuk gambar kerja (memenuhi batas toleransi minimal) seperti yang
di syaratkan dalam PBI 71.
Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus segera
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam setelah ada perintah
tertulis dari Direksi.
Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter minimal 1mm
dan tidak bersepuh seng.
Material lain yang digunakan diutamakan produksi dalam negeri.
Kayu
Kayu yang digunakan harus bersifat baik dengan ketentuan bahwa segala sifat
dan kekurangan-kekurangan yang berhubungan dengan pemakainya tidak akan
merusak atau mengurangi nilai konstruksi.
Kualitas dan ukuran kayu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja
yang ada. Demikian pula dengan mutu dan kelas kuat kayu yang apabila tidak

METODE PELAKSANAAN

ditentukan lain, maka harus mengikuti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan


dalam PPKI NI-5.
Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu antara lain yang berupa putih kayu,
pecah-pecah, mata kayu yang melintang. Syarat-syarat kelembaban dan
toleransi ukuran kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat dan
ketentuan dalam PPKI.
Scafolding
Untuk mempercepat pelaksanaan pengecoran, maka akan digunakn scaffolding
sebagai perancah, selain untuk mepercepat pelaksaan kerja penggunaan
scaffolding juga tidak menghasilkan banyak sisa buangan proyek seperti
bamboo dan kayu sehingga lebih ramah lingkungan.
Pekerjaan Besi beton
Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter
besi beton yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan
perubahan diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.

Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan dipakai dalam
konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik, karat dan lain-lain lapisan yang
dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.

Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat
beton dengan diameter minimum 1mm.

Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta, maka disamping
adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta harus ada sertifikat dari
laboratorium.

Bekesting dan Acuan


Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat bekesting
atau pun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen tidak bocor.
Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan dilaksanakan.
Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau multiplex.
Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah berumur
minimal 14 (empat belas) hari.
Pengecoran Beton
Beton tidak bertulang/beton tumbuk/ rabat beton dibuat dengan adukan. 1PC :
3 Psr : 5krl dipergunakan untuk lantai kerja, lantai alas keramik untuk lantai
kerja, lantai alas keramik, neut-kusen dan rabat beton, ukuran disesuaikan
dengan gambar.

Semua pekerjaan konstruksi beton harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dengan menggunakan Ready
Mix dengan mutu beton sesuai dengan yang tercantum dalam RKS.

METODE PELAKSANAAN

Pada saat pengecoran akan diperhatikan kondisi lalu lintas apabila mobilmobil truck pengangkut beton menyebabkan kemacetan. Sangat penting untuk
menjaga jalur keluar masuk dari truck dan concrete pump

Pada saat pengecoran beton, maka akan digunakan vibrator untuk mengurangi
adanya rongga atau celah pada beton.

Untuk beton konstruksi bermutu K-175 dapat dilakukan dengan cara manual.

Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian


disetujui oleh Direksi Pelaksanaan secara tertulis dan tersedian cukup bahan,
perlatan serta tenaga kerja.

Inspeksi dan pengawasan

Untuk menjaga kualitas beton, maka akan dibuat sampel kubus untuk
kemudian dilakukan pengujian di laboratorium untuk membuktikan kuat tekan
beton seperti yang tercantum dalam ketentuan kontrak ataupun RKS.

Gambar 4. Struktur Beton (Plat, Balok, Kolom, dan Sloof)

PEKERJAAN DINDING & LANTAI

METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan pekerjaan pemasangan batu bata mengacu pada persyaratanpersyaratan standart:


a. PUBI 1982
b. NI 3 1970
c. NI 10 1973
d. SSII 0021 78
Sebelum pekerjaan arsitektur dimulai terlebih dahulu kita cek as as kolom dan as
as pasangan bata.
Daerah-daerah yang akan dipasang bata harus dimarking terlebih dahulu, setelah
semua marking disetujui oleh Pengawas barulah kita pasang bata pada posisi
tersebut dengan campuran yang telah ditentukan dalam spesifikasi.
Urutan-urutan pekerjaan pemasangan dinding bata adalah:
a. Sebelum dipasangkan, batu bata harus direndam di air sampai jenuh.
b. Bersihkan dahulu bagian yang akan dipasang batu bata, kemudian siram
dengan air sampai jenuh.
c. Pemasangan profilan dari kayu yang dipasang pada tiap sudut untuk
menentukan posisi horizontal dan vertical denagn menggunakan benang yang
berguna sebagai acuan pemasangan bata sehingga hasilnya dapat rata, tidak
terjadi kemiringan pada arah vertical maupun horizontal. Karena jika terjadi
kemiringan maka akan menyulitkan pekerjaan finishing selanjutnya seperti
plesteran, pemasangan keramik atau pengecatan.
d. Pemasangan bata harus bersilangan agar terjadi ikatan antara satu dan lainnya.
e. Pada jarak minimal 3 m pada benang yang panjang dan pada susut pertemuan
dinding harus dipasang kolom dan balok praktis dengan tambahan besi stek
sebagai angkur ke dinding. Posisi dinding harus berada di atas balok sloof
yang pada saat pengecorannya sudah dipasang besi stek.
f. Jika pada dinding tersebut terdapat kusen pintu dan jendela harus dipasang
balok praktis terutama diatas kusen-kusen yang berbentang lebar agar kusen
tersebut tidak menerima beban berat dinding bata diatasnya.
g. Peralatan yang dipakai: sendok tembok, waterpass tangan, palu, benang, dll.

Gambar 4. Ilustrasi Pemasangan Batu Merah

Pekerjaan Plasteran

METODE PELAKSANAAN

Sebelum dilakukan plasteran pada dinding terlebih dahulu diukur dinding pasangan batu bata
dengan menggunakan waterpas, agar supaya tidak terjadi kemiringan lalu dibentangkan
benang untuk mengetahui ketebalan plasteran.
Setelah itu, dinding yang akan diplasteran juga harus disiram air agar supaya betul melenget
pada dinding.
Untuk merapikan plasteran tersebut harus digosok dengan bahan besi/ mistar kayu yang
lurus, agar supaya plasteran tidak bergelombang.
Pekerjaan Lantai
Meliputi pemasangan Lantai selasar, titik peil mengikuti gambar rencana. Warna dan motif
berdasarkan petunjuk Direksi / konsultan pengawas.Lantai yang dipergunakan berkualitas
baik sesuai gambar rencana atau petunjuk direksi / konsultan pengawas.Ketentuan-ketentuan
dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :

Pemasangan keramik/granit lantai sesuai dengan petunjuk Direksi Pelaksana.

Pekerjaan pemasangan keramik/granit lantai baru diperkenankan untuk dipasang


setelah semua Pekerjaan-pekerjaan dinding/plesteran dan plafond telah selesai
dikerjakan. Sebelum pemasangan keramik lantai, harus direndam dalam air sampai
jenuh.

Lantai keramik/granit yang dipasang tidak boleh ada cat berupa : retak-retak,
gelombang-gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung. Sisi
ubin keramik harus siku, penyimpangan kesikuan keramik/granit tidak boleh lebih
besar dari 0,5 cm setiap jarak 10 cm ke kanan dank ke kiri.

Bahan keramik/granit yang digunakan disesuaikan dengan spefikasi yang telah


ditentukan, baik ukuran, kualitas, maupun warna dan motif dari keramik/granit.

Pemasangan keramik/granit harus dikerjakan oleh tukang kayu yang benar-benar ahli dan
harus menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang lurus. Naad harus diisi dengan
bahan grouting / pasta semen / okker yang warnanya disesuiakan dengan warna ubin yang
dipakai. Pengisian naad dilakukan paling
PEKERJAAN BAJA
Semua pekerjaan baja harus disimpan rapih dan ditaruh diatas alas papan.
Seluruh pekerjaan baja setelah selesai difabrikasi harus dibersihkan dari karat dengan
mechanical Wire Brush, kecuali untuk bagian-bagian/tempat-tempat yang sulit dapat
digunakan sikat baja kemudian dicat dengan cat primer 1 (satu) kali dengan cat ICI
Green Primer R 540 - 157 dengan ketebalan minimum 35 micron.
Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor harus membuat gambar-gambar kerja yang
diperlukan dan mengirim 3 ( tiga ) copy gambar kerja untuk disetujui Pemberi Tugas.
Bilamana disetujui, 1 (satu) set gambar akan dikembalikan kepada Kontraktor untuk dapat
dimulai pekerjaan fabrikasinya.

10

METODE PELAKSANAAN

Walaupun semua gambar kerja telah disetujui oleh Pemberi Tugas, tidaklah berarti
mengurangi tanggung jawab Kontraktor bilamana terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam
gambar kerja tersebut. Dan tanggung jawab atas ketepatan ukuran-ukuran selama erection
tetap ada pada Kontraktor. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC
specification, baru dapat
dilaksanakan
dengan
seijin
Pemberi Tugas,
dan
menggunakan mesin las listrik.
Las yang dipakai adalah harus merk "Kobesteel" atau yang setaraf. Kontraktor harus
menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan hasil pengalaman yang baik dalam
melaksanakan konstruksi baja-baja ber tingkat . Permukaan bagian yang akan dilas harus
dibersihkan dari cat, minyak, karat dan bekas-bekas potongan api yang kasar. Bekas
potongan api harus digurinda dengan rata.
Kerak bekas pengelasan harus dibersihkan dan disikat. Metode pengelasan harus dilakukan
sedemikian rupa sehingga tidak timbul distorsi pada elemen konstruksi baja yang dilas.
Pada pekerjaan las dimana terjadi banyak lapisan las ( pengelasan lebih dari satu kali ),
maka sebelum dilakukan pengelasan berikutnya lapisan terdahulu
harus dibersihkan
dahulu dari kerak- kerak las / slag dan percikan-percikan logam yang ada. Tebal las pada
sekali pengelasan maximum 7 mm. Lapisan las yang berpori-pori atau retak atau rusak
harus dibuang sama sekali.
Bila ditemukan hal-hal yang meragukan, maka bagian tersebut harus diuji dengan caracara seperti dibawah dan harus sesuai dengan standard AWS D
Pengujian secara Radiographic harus sesuai dengan lampiran B dari AWS D 1.0. Dan bila ada
kerusakan maka segala macam biaya yang menyangkut perbaikan harus dtanggung oleh
Kontraktor.
Pemeriksaan dengan ultrasonik untuk las dan teknik serta standard yang dipakai harus sesuai
dengan lampiran C dari AWS D 1.0. atau harus sesuai dengan persyaratan ASTM E114 -75;
Ultrasonic Contact Examination or Weldmends : E273-68: Ultrasonic Inspection of
Longitudinal and Spiral Welds of Welded Pipe and Tubing 1974.
Cara pemeriksaan dengan "Particle Magnetic" harus sesuai dengan ASTM E109.
Cara pemeriksaan dengan "liquid Penetrant" harus sesuai dengan ASTM E109.
Semua lokasi pengujian harus dipilih oleh Pemberi Tugas. Seluruh biaya yang berhubungan
dengan pengujian bahan/las dan sebagainya, menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lubanglubang baut harus benar-benar tepat dan sesuai dengan diameternya. Kontraktor tidak
boleh merubah atau membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin Pemberi Tugas.
Pembuatan lubang baut harus memakai bor.
Untuk konstruksi yang tipis, maksimum 10 mm, boleh memakai mesin pons. Membuat
lubang baut dengan api sama sekali tidak diperkenankan. Baut penyambung harus
berkwalitas baik dan baru Diameter baut, panjang ulir harus sesuai dengan yang
diperlukan. Mutu baut yang digunakan adalah Baut Hitam atau setaraf, kecuali ditentukan
11

METODE PELAKSANAAN

lain dalam gambar. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm. lebih besar dari diameter baut.
Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan momen torsi yang berlebihan pada baut yang akan mengurangi kekuatan baut
itu sendiri.
Untuk itu diharuskan menggunakan pengencang baut yang khusus dengan
momen torsi yang sesuai dengan buku petunjuk untuk pengencangan masing-masing baut.
Panjang baut harus sedemikian rupa, sehingga setelah dikencangkan masih dapat
paling
sedikit 4 ulir yang menonjol pada permukaan, tanpa menimbulkan kerusakan pada ulir baut
tersebut. Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-masing 1 buah pada kedua sisinya.
Untuk menjamin pengencangan baut yang dikehendaki, maka baut-baut yang
sudah dikencangkan harus diberi tanda dengan cat, guna menghindari adanya baut
yang tidak dapat dikencangkan.
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, DAN BAHAN PENGGANTUNG
1.

BAHAN
a. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat
dari pekerjaan alumunium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
b. Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
c. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesi-kuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
d. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profilprofil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi
unit-unit, jendela, pintu partisi dll, profil harus diseleksi lagi warnanya
sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama..
e. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan
pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm
- Untuk diagonal 2 mm
f. Accessories, sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather
strip dari vinyl, pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan
alumunium harus ditutup caulking dan sealant, angkur-angkur untuk rangka/
kusen alumunium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan lapisan zink
tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
g. Bahan Finishing, treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu
yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan
bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti
corrosive treatment dengan insulating war-nish seperti asphaltic varnish
atau bahan insulation lainnya.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambargambar dan kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh
jadi untuk semua detail sambungan dan profil alumunium yang berhubungan
dengan sistem konstruksi bahan lain).
12

METODE PELAKSANAAN

b. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai,


dengan membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan
Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
c. Semua frame/ kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar
hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
d. Pemotongan alumunium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk
menghindarkan penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk
mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan
kerusakan pada permukaannya.
e. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup,
rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh
kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
f. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate
setebal 2 - 3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
g. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap
sambungan harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air
sebesar 1000 kg/m2.Celah antara kaca dan sistem kusen alumunium harus
ditutup oleh sealant.
h. Disyaratkan bahwa kusen alumunium dilengkapi oleh kemungkinankemungkinan sebagai berikut:

Dapat menjadi kusen untuk dinding kaca mati.

Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dll.

Sistem kusen dapat menampung pintu kaca frameless.


Untuk sistem partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus
dimatikan secara penuh yang merusak baik lantai maupun langitlangit.
Mempunyai accesories yang mampu mendukung kemungkinan diatas.
i. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kusen
alumunium akan kontak dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan
metal yang bersangkutan harus diberi lapisan chormium untuk menghindari
kontak korosi.
j. Toleransi pemasangan kusen alumunium disatu sisi dinding adalah 10-25 mm
yang kemudian diisi dengan beton ringan/grout.
k. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
pada swing door dan double door.
l. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi
sealant supaya kedap air dan kedap udara.
m. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan
air hujan
n. Untuk pemasangan pintu kaca dilakukan setelah proses pabrikasi kusen selesai
dilksnakan.
o. Pintu kaca untuk entrance akan menggunakan kaca tempered tebal 12 mm,
warna rayband 40 %.
PEKERJAAN PLAFOND
13

METODE PELAKSANAAN

Metode Pemasangan Plafon Gypsum adalah sebagai berikut:


1. Tentukan Marking Elevasi Plafon dan buat garis sipatan serta titik-titik paku kait.
2. Pasang Paku Kait

3. Pasang Penggantung Rangka Plafon ( Hanger dan Clip Adjuster) dengan posisi
tegak lurus.
4. Pasang Rangka Tepi Plafon ( Steel Hollow dan Wall Angle Profil) sebagai list tepi
pada garis sipatan

5. Tentukan jarak penempatan Kait Penggantung.


6. Pasang tarikan benang sebagai pedoman penentu kelurusan dan ketinggian rangka
plafon.

7. Pasang Rangka Utama (Top Cross Rail)


8. Pasang Rangka Pembagi ( Furing Channel) dengan menggunakan Locking Clip

14

METODE PELAKSANAAN

9. Pasang dan kencangkan Clip /Rod.


10. Pasang Panel Gypsum pada rangka plafon dengan Sekrup Ceiling menggunakan
Screw Driver dan setiap sambungan harus tepat pada rangka.

PEKERJAAN PENGECATAN
Meliputi bahan/ material yang bermutu baik, serta tenaga yang terampil untuk
mendapatkan hasil yang baik. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh permukaan yang
kelihatan seperti yang disebutkan / ditunjuk dalam gambar untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan petunjuk Direksi/ konsultan pengawas.Ketentuan-ketentuan dalam
melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Sebelum pekerjaan pengecatan dimulai permukaannya harus diberi acian semen
dan dibersihkan dari kotoran. Setelah pekerjaan pembersihan selesai, permukaan
dinding harus digosok dengan amplas kemudian diplamur untuk menutupi
bagian-bagian permukaan tembok berlubang dan yang terdapat celah-celah
kemudian digosok lagi hingga permukaan pekerjaan menjadi halus lalu dicat
paling sedikit tiga kali.
2. Untuk Pekerjaan pengecatan kolom menggunakan cat tembok kualitas terbaik,
warna akan ditentukan kemudian oleh Direksi/ Pengawas.
3. Semua pekerjaan kayu dan besi lainnya dicat menggunakan cat kayu/Besi dengan
kualitas terbaik.
4. Keseluruhan Warna Pengecatan akan ditentukan kemudian oleh
Direksi/Pengawas.
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

Meliputi bahan/ material yang bermutu baik, untuk mendapatkan hasil yang
baik.Lingkup Pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh material,
perlengkapan/peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan system listrik sehingga
dapat beroperasi secara sempurna.Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan
dilaksanakan harus dikerjakan oleh instalatur yang sudah berpengalaman serta terdaftar
sebagai instalatur resmi PLN dengan memegang SPT dan Surat Izin Kerja- SIKA C
yang masih berlaku. Seluruh Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuai peraturan
pekerjaan listrik yang berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL.Lingkup
Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua komponen listrik
15

METODE PELAKSANAAN

termasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi pengkabelan lengkap conduit, panel
listrik dan pengetesannya. Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti
yang dijelaskan sebagai berikut :
1. Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct akan diusahakan
tidak tampak dari luar (tertanam)
2. Pemasangan
pipa
akan
dilaksanakan
sebelum
pengecoran.
Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton
harus dipasang terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasukkan bersamaan dengan pemasangan sparing.
3. Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran
dan acian dikerjakan.
4. Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah
dicapai untuk perbaikan (perawatan).
5. Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan
baik sehingga tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada
Te Dos.
6. Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk
memudahkan penarikan kabel).
7. Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir,
tidak boleh ada sambungandihubungkan dengan elektroda pentanahan ditanam
sampai minimal mencapai air tanah
8. Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok
atau pada balok kayu rangka langit-langit.
9. Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus
diklem atau dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
10. Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai,
saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya).
Pemasangan stop kontak dan saklar harus rata dengan dinding.
Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan Sanitair meliputi pemasangan urinoir, wastafel, dan floor drain, dan closet.
Semua pekerjaan sanitair meliputi :
a. Closet duduk digunakan setara merk TOTO
b. Wastafel meja digunakan setara merk TOTO (lengkap kran,siphon, tutup dan rantai
avoer)
c. Urinoar yang digunakan setara merk TOTO (lengkap kran tekan)
d. Kran dinding yang digunakan setara merk TOTO
e. Hand shower digunakan setara merk TOTO
f. Shower spray digunakan setara merk TOTO
g. Floor drain digunakan setara merk TOTO / clean Out San-EI
h. Kaca cermin ukuran 40x60 cm lengkap Rak & Hangers
i. Bak cuci stainless steel
j. Septic Tank dan Perembesan.
16

METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan Pekerjaan Sanitair :


1) Jaringan-jaringan harus dilengkapi dengan pipa hawa (vent) sesuai gambar. Pipa hawa
harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka banjir alat sanitair tertinggi,
dengan kemiringan 2 %. Pipa hawa yang menembus atap harus dibuat tahan cuaca,
ujung atas terletak 15 cm diatas muka atap. Untuk vent pipa dipakai PVC.
2) Sambungan-sambungan pipa PVC memakai system Spigot atau system susuk
dengan perekat solvent semen.
3) Sambungan-sambungan pipa tanah harus diberi penguat pondasi pasangan bata (1 ps :
2 ps) sampai kuat yang menyelimuti sekeliling pipa dan kemudian diselimuti pasir
urug.
4) Setip titik simpul T,Y dan X harus diberi lubang pembersih (clean out) untuk
memudahkan pemeliharaan.
5) Seluruh jaringan air bersih baik horizontal dan vertical maupun yang tergantung harus
diklem ketembok atau sekeliling dengan klem yang cukup kuat minimal berjarak 1 m.
6) Semua material sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada Pemilik pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan.
7) Pemasangan harus dikerjakan dengan rapih, terutama penyambungan dengan saluran
air bersih harus rapih dan sempurna.
PEKERJAAN PLUMBING

Instalasi Air bersih :


1. Hal yang perlu diketahui terlebih dahulu adalah denah Plumbing serta Diagram
Isometri dimana dapat diketahui jalur-jalur instalasi pipa itu diletakkan.
2. Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum pekerjaan
plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam bangunan).
3. Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan dikerjakan
setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
4. Pipa yang melewati plat dak atau balok atau kolom beton harus dipasang sparing
atau pemipaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan pengecoran.
5. Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan plug/dop yang tidak
mudah lepas (menghindari kotoran/adukan masuk sehingga terjadi penyumbatan).
17

METODE PELAKSANAAN

6. Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.


7. Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter
8. Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat keramik / as
keramik, simetris dengan luas keramik.
9. Setelah instalasi terpasang segera
- Untuk pipa Gip maximum 10 Bar
-

diadakan

test

tekanan

pipa

Untuk pipa PVC maximum 6 Bar

Instalasi air Kotor


1. Hal yang perlu diketahui :Denah instalasi dan diagram isometris pipa air kotor serta
jalur pembuangan.
2. Hindari /jangan terlalu banyak percabangan.
3. Sambungan harus betul-betul rapat.
4. Untuk air bekas (mandi/cuci) harus dibuat Manhole untuk kontrol pembersihan (bak
kontrol) pada tempat-tempat tertentu.
5. Sparing harus melebihi rencana peil lantai beton & tebal beton.
( diatas plat = 25 cm, dibawah plat = 15 cm ), bagian atas supaya ditekuk atau
digepengkan / ditutup dengan cara dipanaskan.
6. Posisi sparing harus sesuai dengan type saniter (jika saniter telah ditentukan).
7. Jika saniter belum ditentukan , dipakai sistem Block Out.
8. Sparing Clean out harus dipasang bersamaan dengan sparing closet (bila ada), di mana letak sparing clean out berada di samping atau dekat dengan sparing closet,
fungsinya adalah untuk pembersihan apabila closet terjadi penyumbatan.
9. Fan out dipasang bila dalam instalasi saluran kotor banyak percabangan dengan
saluran pembuangannya lewat shaft. Fungsinya untuk mengurangi tekanan udara
pada pipa pada saat closet di gelontor dengan air.
10. Floor drain supaya diletakkan jauh dari pintu dan dekat dengan kurasan bak.
Saluran Air Hujan.
1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
18

METODE PELAKSANAAN

2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan mengguna
klem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 .
3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
4. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan penyambungannya
harus benar-benar kuat.
Saluran Pipa Wc ke Septictank
1. Pipa saluran dari closet menuju ke septictank harus diperhatikan kemiringannya, karena kemiringan pipa dapat memperlancar penyaluran kotoran apabila digelontor
dengan air, kemiringan minimal 2 %.
2. Pipa sebaiknya dipergunakan kwalitas yang baik atau minimal type D.
3. Jangan ada percabangan untuk pipa yang ditanam di tanah (bangunan 1 lantai), ka
rena bila ada penyumbatan susah untuk perbaikannya. Untuk bangunan bertingkat
(ada shaft) harus dibuat clean out dan fan out.
PENYAMBUNGAN PIPA
1. Alat : Gergaji Amplas, Lem, PVC, Shell tape, Kunci Pipa.
2. Untuk pipa PVC, dipotong sesuai dengan ukuran ujungnya diamplas terlebih
dahulu dan dibersihkan oleskan lem pada ujung dan dalam shock (penyambung)
segera masukkan gerakan arah lurus jangan diputar, tunggu sampai kering.
Apabila belum kering betul posisi sambungan jangan digerakkan, karena akan
menyebabkan lem yang telah dioles menjadi tidak rekat.
3. Pada sambungan pipa yang mempunyai drat terlebih dulu dibungkus sheeltape
secukupnya pada drat sisi luar baru dimasukkan drat dalam dan diputar sampai
kencang dan rapat.
Pada penyambungan pipa besi lebih banyak dipakai sistem drat dan las.
Untuk penyenaian pipa minimum 4 baris/alur/drat.
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
Untuk pelaksanaan kerja penangkal petir sebagai berikut :
1) Bahan yang akan digunakan disesuaikan dengan Spesifikasi Bahan yang tercantum
dalam RKS ataupun dengan persetujuan dari direksi pekerjaan.
2) Penangkal petir akan dipasang diatas bubungan atap dengan bahan dari tembaga
sebagai penghantar yang baik
19

METODE PELAKSANAAN

3) Kabel dari penangkal petir akan diteruskan ke dalam tanah atau bak kontrol.
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
Sebelum diadakan Serah Terima-1 (Pertama) Pekerjaan, Kontraktoer pelaksana wajib
membersihkan semua bagian Pekerjaan, terutama pada atap, lantai dinding, pintu/jendela,
plafond dan lain-lain. Kontraktor Pelaksana juga harus membersihkan barang bekas/peralatan
yang diperlukan. Semua sisa materialyang digunakan lagi harus dibawa ke luar dari
lingkungan pekerjaan, sehingga halaman benar-benar bersih dan rapih.
MASA PEMELIHARAAN
Selama masa pemeliharaan Kontraktor Pelaksana berkewajiban untuk mengganti material
yang tidak berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua kekurangan dari item
pekerja yang telah dikerjakan.
PENGELOLAAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Agar pelaksanaan pekerjaan berjalan lancar tanpa ada hambatan terutama menyangkut
keselamatan kerja,maka semua prosedur pekerjaan selalu mengikuti kaidah K3. Baik para
pekerja yang ada di lapangan maupun para pelaksana selalu menaati peraturan keselamatan
kerja yang telah ditetapkan. Waktu dilapangan memakai sarana keselamatan kerja seperti
helm proyek, sepatu karet dan sebagainya. Dump truck pengangkut material supaya ditutup
terpal agar di jalan tidak menimbulkan permasalahan, misalnya polusi udara. Apalagi
membawa batu belah agar tidak jatuh dijalan yang bisa membahayakan pemakai jalan yang
lainnya, Peralatan dan obat-obatan supaya selalu tersedia di lapangan terutama kotak P3K
selalu diisi sesuai standar minimal obat-obatan untuk penanganan sementara. Orang yang
tidak punya kepentingan dengan pekerjaan dilarang masuk ke dalam wilayah kerja, jika ada
orang lain / tamu yang berkunjung ke lokasi pekerjaan supaya ijin pada penjaga proyek yang
selalu berjaga-jaga agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Adapun hal- hal yang bias
dilakukan, antara lain :

Pasang slogan - slogan yang berisi keselamatan dan kesehatan kerja serta tata tertib .
Atur sedemikian rupa sehingga slogan tersebut terpasang rapi dan dapat di pahami
dan dibaca dengan jelas oleh setiap pekerja yang berada di area pekerjaan.
Pasang rambu - rambu petunjuk untuk mengetahui area pekerjaan dilengkapi dengan
denah evakuasi untuk antisipasi apabila terjadi keadaan yang tak terduga.
Buat tempat khusus untuk menyimpan peralatan keselamatan kerja seperti helm
pengaman, sarung tangan, masker, sepatu, savety belt, dll pada tempat yang mudah
dijangkau oleh semau pekerja.
Pastikan bahwa setiap pekerja baik dari Direksi maupun pekerja mematuhi dan
melaksanakan peraturan K3 yang telah di tetapkan.

Demikian metode pelaksanaan pekerjaan dibuat yang merupakan gambaran umum teknik
pelaksanaan dan penanganan pekerjaan.
Makassar, 20 Agustus 2015

20

METODE PELAKSANAAN

PT. TIARA TEKNIK CORP

ANDI SAPADA PALENTEI


Direktur Utama

21

You might also like