Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Akumulasi pus pada pleura disebut empiema. Empiema umumnya muncul
sebagai akibat dari suatu inflamasi. Thoracosintesis dapat mengkorfimasi
diagnosis dan menyimpulkan organisme penyabnya. Pus dari empiema biasanya
dikeluarkan dengan drainase menggunakan chest tube. Terkadang diperlukan
suatu drainase dengan thorakotomi.2,13
Empiema umumnya terjadi pada pneumonia. Sekitar 20-60 % dari seluruh kasus
pneumonia berhubungan dengan efusi parapneumoni. Dengan antibiotik yang
tepat, efusi parapneumoni akan sembuh tanpa komplikasi. Namun, bila efusi
tidak teratasi, maka dikatakan efusi terkomplikasi. Infeksi dan respon inflamasi
yang diakibatkan menimbulkan perlekatan. Cairan yang terinfeksi menjadi pus
yang terlokalisir di pleura.
ETIOLOGI
Empiema dapat disebabkan oleh penyebab selain pneumonia bakterial. Setiap
proses yang membawa patogen ke dalam celah pleura dapat menyebabkan
suatu empiema.
Beberapa sebab empiema adalah sebagai berikut :
Trauma thoraks
Ruptur abses paru ke dalah celah pleura
Penyebaran infeksi non pleura (mediastinitis, infeksi abdomen)
Robekan esofageal
Iatrogenik akibat pembedahan thoraks
Kateter yang merupakan nidus bagi suatu infeksi.13
PATOFISIOLOGI
Sekresi cairan menuju celah pleura normalnya membentuk keseimbangan
dengan drainase oleh limfatik subpleura. Sistem limfatik pleura dapat
mendrainase hampir 500 ml/hari. Bila volume cairan pleura melebihi kemampuan
limfatik untuk mengalirkannya maka, efusi akan terbentuk.13
Efusi parapnemonia merupakan sebab umum empiema. Pneumonia
mencetuskan respon inflamasi. Inflamasi yang terjadi dekat dengan pleura dapat
meningkatkan permeabilitas sel mesotelial, yang merupakan lapisan sel terluar
dari pleura. Sel mesotelial yang terkena meningkat permeabilitasnya terhadap
albumin dan protein lainnya. Hal ini mengapa suatu efusi pleura karena infeksi
kaya akan protein.
Efusi parapneumoni komplikasi merupakan invasi bakteri pada celah pleura yang
mengakibatkan peningkatan jumlah neutrofil, asidosis cairan pleura dan
peningkatan konsentrasi LDH. Efusi ini sering bersifat steril karena bakteri
biasanya dibersihkan secara cepat dari celah pleura.15
Empiema torakis ditandai dengan aspirasi pus pada thoracosintesis atau adanya
organisme bakteri pada pengecatan Gram.13
1. Pyopneumothorax
2. Apabila terlihat pus pada aspirasi cairan pleura
3. Glukosa cairan pleura <>
4. Pengecatan gram atau kultur menunjukkan hasil positif
5. pH <>
6. dengan USG didapatkan cairan multilokulasi dengan debris
Pleurodesis atau pleural sclerosis dapat digunakan pada efusi pleura yang
berulang, seperti pada efusi pleura maligna pada pasien kanker paru, metastase
kanker payudara, atau metastase kanker ovarium. Beberapa bahan yang dapat
digunakan untuk pleurodesis ini antara lain; talc, doxycycline, bleomycin sulfate,
zinc sulfate, quinacrine hydrochloride. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan
sklerosis pada celah pleura sehingga dapat mencegah dan mengatsi efusi pleura
yang berulang. Talc merupakan salah satu sklerosan yang paling efektif pada
pleurodesis ini. Sklerosan ini dimasukkan ke dalam celah pleura melalui chest
tube, dimana sebelumnya telah dilakukan drainase terhadap cairan efusi. Salah
satu efek samping dari proses ini adalah efek samping dari bahan sklerosan itu
sendiri, seperti demam, nyeri dada, dan muntah. Untuk mengurangi nyeri pada
saat proses ini dapat diberikan injeksi 50cc lidokain 1% sebelum dilakukan
pleurodesis4. Sebelum melakukan tindakan pleurodesis ini harus dipastikan
sebelumnya bahwa celah pleura telah bebas dari cairan efusi dan paru telah
mengembang sepenuhnya.
Operasi biasanya diperlukan apabila drainase cairan efusi tidak dapat dilakukan
secara adekuat dengan menggunakan metode torakosintesis maupun
torakostomi. Hal ini sering terjadi pada kasus parapneumonia dan emypema.
Dekortikasi dilakukan apabila terdapat penebalan pleura dan fibrosis pleura yang
menyebabkan hambatan pengembangan paru yang menyebabkan dyspnea
yang progresif4.