Professional Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK IV
1. NOORITA
2. SANDRA E. ADULANU
3. STEFANIA L. ASA
4. THERESIA B. GHARI
5. TRESIA R. KADUNGA
8. WIDIATI ZULKARNAIN
9. YENIANTY LAPIKOLY
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan kasih dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan judul ASUHAN BBL,
NEONATUS, BAYI DAN BALITA DI KOMUNITAS KEBIDANAN dapat terselesaikan
dengan lancar. Semoga makalah ini dapat di pergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami serta mengetahui kegiatan pencatatan dan
pelaporan dalam imunisasi.
Harapan kami, semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya lebih baik. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Asuhan BBL Dan Neonatus Di Komunitas..........................................................................
B. Asuhan Kesehatan Bayi Balita Di Komunitas Berkaitan Dengan Program
Pemerintah.................................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asuhan bayi baru lahir dan neonatus di komunitas dalam rangka memberikan pelayanan
kesehatan kompehensif bagi bayi lahir dimulai sejak janin dalam kandungan sampai dengan
bayi berumur 28 hari di puskesmas dan jaringannya maka setiap tenaga kesehatan harus
mematuhi standar pelayanan yang sudah ditetapkan. Standar yang dijadikan acuan antara
lain: Standar pelayanan kebidanan atau SPK, pedoman asuhan persalinan normal( APN) dan
pelayanan neonatal esensial dasar.
Penyebab utama kematian neonatal adalah tetanus neonatorum, bayi berat lahir rendah
dan asfiksia. Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatus diutamakan pada
pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin, pertolongan persalinan yang bersih.
Perawatan bayi baru lahir yang adekuat termasuk perawatan tali pusat yang higenis.
Selain itu dilakukan pulaupaya deteksi dini neonatus resiko tinggi agar segera dapat
diberikan pelayanan yang diperlukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asuhan BBL dan Neonatus di Komunitas ?
2. Bagaimana asuhan kesehatan Bayi Balita di Komunitas berkaitan dengan program
pemerintah ?
C. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memberikan asuhan BBL dan Neonatus di Komunitas
2. Mahasiswa mampu memberikan asuhan kesehatan Bayi Balita di Komunitas berkaitan
dengan program pemerintah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Asuhan BBL Dan Neonatus Di Komunitas
1. SPM
a) Standar Peralatan
1) Bak instrument
a. Gunting steril/ DTT untuk memotong tali pust
b. 2 klem steril/ DTT
c. Benang steril/ DTT ( atau klem _ untuk mengikat tali pusat,
sarung tangan bersih / DTT
2) Sarung tangan bersih
3) Bola karet penghisap atau penghisap DeLee yang di DTT
4) Gunting (biasa,perban)
5) Medikamentosa :
a. Spuit ukuran 1cc
b. Vitamin K 1 ampul
c. Salep mata oxytetrasiklin 1%
d. Vaksin hepatitis B (HB0)
6) Tempat periksa
7) Alat Pelindung Diri :
a. Celemek
b. Masker
c. Sepatu boot
d. Kacamata google
8) Lampu yang berfungsi untuk penerangan dan memberikan kehangatan
9) Kain bersih
10) Air bersih, sabun, dan handuk kering
11) Tempat kain kotor
12) Tempat sampah
13) Tempat plasenta
14) Stetoskop
15) Jam dengan jarum detik
16) Termometer
17) Timbangan bayi
18) Pengukur panjang bayi
19) Metline (pita cm)
20) Format pencatatan (buku KIA, formulir BBL, formulir MTBM, partograf,
formulir register kohor bayi)
b) Standar Tempat
Memiliki pencahayaan yang cukup (baik melalui jendela, lampu ataupun sumber
cahaya lainnya). Ruangan harus hangat dan terhalang dari tiupan angin secara
langsung, selain itu harus tersedia meja atau permukaan yang bersih dan mudah
dijangkau untuk meletakkan peralatan yang diperlukan.
c) Standar Pelayanan BBL dan Neonatus
1. Selalu mencuci tangan dan menggunakan sarung tangan bersih/
DTT sebelum menangani bayi baru lahir
2. Memastikan bahwa suhu ruangan hangat ( ruangan harus hangat
untuk mencegah hipotermi pada bayi baru lahir )
3. Segera setelah lahir, nilai keadaan bayi, letakkan di perut ibu,
dan segera keringkan bayi dengan handuk bersih yang hangat
setelah bayi kering, selimuti bayi termasuk bagian kepalanya
dengan
handuk
baru
yang
bersih
dan
hangat>
riset
kehidupan
intrauterine
menjadi
ekstrauterine
dengan
bayinya
dan
segera
mulai
menyusui.
riset
APGAR
Warna
Biru/
Tubuh
DJJ
Refleks
pucat
ekstremitas kebiruan
Tidak ada <100 x/ menit
Tdak ada Menyeringai
kemerahan
>100 x/ menit
Bersin, batu, menarik
Tidak
kaki
Gerak aktif
Aktivitas
2
merah
jambu, Seluruh
Sedikit fleksi
tubuh
ada/
Pernapas
lemas
Tidak ada Lemah
an
dan
teratur/
tidak Menangis
lemah
11.
kuat,
teratur
thermometer
yang
Ukur
suhunya
diletakkan
di
dengan
ketiak
adanya
kelainan.
Periksa
anus
dan
daerah
kedinginan.
Ibu
hendaknya
menyaksika
pemeriksaan
tersebut
14.
Timbang bayi dan ukur panjangnya. Lakukan dengan cepat
agar bayi tidak mengalami hipotermi
15.
Tetap selimuti bayi pada saat ditimbang, meletakkan bayi
pada timbangan yang dingin akan menyebabkan kehilangan
panas. Berat yang tercatat kemudian dpat disesuaikan dengan
mengurangi jumlah berat handuk/ kain tersebut
16.
Setelah memeriksa dan mengukur bayi, selimuti dengan
baik, pastikan bahwa kepala bayi tertutup dan berikan bayi
kembali untuk dipeluk ibu. Hal in merupakan cara yang sangat
baik untuk mencegah hipotermi
17.
Cuci tangan lagi dengan sabun, air, dan handuk yang
bersih. Dalam waktu satu jam setelah kelahiran, berikan salep/
obat tetes mata pada mata bayi baru lahir, untuk mencegah
oftalmia neonatorum : salep mata tetrasikilin 1%, lautan perak
1%, atau eritromisin 1%. Biarkan obatnya tetap di mata bayi,
jangan dibersihkan salep/ obat tets mata yang berada di sekitar
mata
18.
Jika bayi belum diberi ASI, bantu ibu untuk mulai menyusui.
( riset menunjukkna bahwa memulai pemberian ASI dalam waktu
1
jam
pertama
ketelah
kelahiran
adalah
penting
untuk
tunggu
lebih
lama
jika
bayi
mengalami
saat
lahir
periksa
suhu
tubhbayi
sebelum
urine
dan
meconium.
Mintalah
ibu
b. Mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat
mendapat pertolongan
c. Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan,imunisasi,serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulasi
tumbuh kembang.
4) Tujuan Bidan Memberikan Kunjungan
a. Mengidentifikasi gejala penyakit.
b. Menawarkan tindakan skrining metabolik.
c. Memberikan KIE kepada orang tua.
d. Mengkaji riwayat atau masalah pada pemenuhan nutrisi bayi, perhatian, usaha
menangis, BAB, BAK dll.
e. Melakukan pemriksaan fisik, memberikan penyuluhan dan anticipatory
guidance pada orang tua.
f. Membuat kunjungan dalam 6-8 minggu untuk imunisasi dan check-up serta
harus melakukan pengkajian fisik kembali jika ditemukan kondisi emergency
yang memerluakan perawatan dari dokter spesialis anak
Pelayanan pada balita adalah pelayanan yang diberikan pada balita sehat
dan sakit yang sesuai diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar.
3) Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita
a. Pemeriksaan fisik anak dilakukan termasuk penimbangan berat badan
b. Penyuluhan atau nasihat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak dan
perbaikan gizi serta hubungan psikososial antar anak, ibu, dan keluarga. Ibu
diminte memperhatikan tumbuh kembang anak, pola makan, dan tidur serta
perkembangan perilaku sosial anak
c. Penjelasan tentang keluarga berencana untuk mengatur jarak kehamilan
4) Jenis-jenis pelayanan pada Balita
a. Buku KIA/KMS
Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali KMS (kartu
menuju sehatr) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.Oleh karenanya
KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap
kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk
bidan dan dokter.Manfaat KMS adalah :
1. Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita
secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan
imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi
kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan makanan pendamping ASI.
2. Sebagai media edukasi bagi orang tua belita tentang kesehatan anak
3. Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk
menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.
b. Vitamin A 2 Kali Setahun
Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat
diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat
dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan
tubuh,jaringan epitel, untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan
infeksi lain. Pemberian vitamin A termasuk dalam program Bina Gizi yang
dilaksanakan oleh departemen kesehatansetiap 6 bulan yaitu bulan februari
dan agustus, anak-anak balita diberikan vitamin A secara gratis dengan target
pemberian 80% dari seluruh balita.
Kapsul vitamin A biru (100.000 IU) diberikan pada bayi berusia 6-11
bulan satu kali dalam satu tahun.Kapsul vitamin A merah (200.000) diberikan
dan
upaya
pencarian
pertolongan
kasus
balita
sakit
2. Jadwal Kunjungan
1) Jadwal Kunjungan Bayi
Pada bayi 1 11 bulan, deteksi dini dilakukan saat umur 3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan
2) Jadwal kunjungan pada balita
a) Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan
b) pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12 bulan
c) Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24 bulan
d) Permeriksaan dilakukan satu kali dalam satu tahun
3. Pemantauan Pertumbuhan Dan Perkembangan / Deteksi Dini
a) Pengertian
SDIDTK (Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang) adalah
pembinaan tumbuh kembang anak secara komprehensif dan berkualitas melalui
kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang pada
masa 5tahun pertama kehidupan .Diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara
keluarga, masyarakat dengan tenaga professional (kesehatan, pendidikan dan sosial).
Program SDIDTK merupakan program pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas melalui kegiatan stimulasi, deteksi dan intervensi dini
penyimpangan tumbuh kembang pada masa lima tahun pertama kehidupan,
diselenggarakan dalam bentuk kemitraan antara keluarga (orang tua, pengasuh anak
dan anggota keluarga lainnya), masyarakat (kader, tokoh masyarakat, organisasi
profesi, lembaga swadaya masyarakat) dengan tenaga professional (kesehatan,
pendidikan dan sosial).
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun
agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal.Setiap anak perlu mendapat
stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan.
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan/pemeriksaan untuk
menemukan secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak
d) Jenis Skrining
1) Deteksi Dini Penyimpangan Pertumbuhan
a. Pengukuran Berat Badan Terhadap Tinggi Badan (BB/TB)
1.
Tujuan pengukuran BB/TB adalah untuk menentukan status gizi
anak, normal, kurus, kurus sekali atau gemuk.
2.
Jadwal pengukuran BB/TB disesuaikan dengan jadwal DDTK.
Pengukuran dan penilaian BB/TB dilakukan oleh tenaga kesehatan
terlatih, yaitu tenaga kesehatan yang telah mengikuti pelatihan SDIDTK.
b. Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA).
Tujuan pengukuran LKA adalah untuk mengetahui lingkaran kepala
anak dalam batas normal atau diluar batas normal
Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan dilakukan di semua tingkat pelayanan.Adapun
pelaksana dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tingkat Pelayanan
Keluarga masyarakat
Puskesmas
Pelaksana
Orang tua
Kader kesehatan
Petugas PAUD, BKB, TPA
dan Guru TK
Dokter
Bidan
Ahli gizi
Petugas lain
Table BB/TB
Grafik LK
Timbangan
Alat ukur tinggi badan
Pita pengukur lingkar kepala
Pelaksana
Orang tua
Kader kesehatan, BKB, TPA
Petugas pusat PAUD terlatih
Guru TK terlatih
Dokter
Alat yang
Digunakan
Buku KIA
KPSP
TDL
TDD
KPSP
Bidan
Perawat
Sumber: Buku Pedoman Pelaksanaan SDIDTK
TDL
TDD
Keterangan :
Buku KIA : Buku Kesehatan Ibu dan Anak
KPSP : Kuesioner Pra Skrining Perkembangan
TDL : Tes Daya Lihat
TDD : Tes Daya Dengar
BKB : Bina Keluarga Balita
TPA : Tempat Penitipan Anak
Pusat PAUD : Pusat Pendidikan Anak Usia Dini
TK : Taman Kanak-kanak
a. Skrining/pemeriksaan perkembangan anak menggunakan Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan (KPSP)
Tujuan pemeriksaan perkembangan menggunakan KPSP adalah untuk
mengetahui perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
b. Tes Daya Dengar (TDD)
Tujuan tes daya dengar adalah untuk menemukan gangguan pendengaran
sejak dini, agar dapat segera ditindaklanjuti untuk meningkatkan kemampuan
daya dengar dan bicara anak.
c. Tes Daya Lihat (TDL)
Tujuan TDL adalah untuk mendeteksi secara dini kelainaan daya lihat agar
segera dapat dilakukan tindakan lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman penglihatan menjadi lebih besar.
3) Deteksi Dini Penyimpangan Mental Emosional
Deteksi dini penyimpangan mental emosional adalah kegiatan/ pemeriksaan
untuk menemukan gangguan secara dini adanya masalah emosional, autisme dan
gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas pada anak, agar dapat segera
memperbaiki
dan
mengatasi
masalah
atau
penyimpangan
Terpadu)
merupakan
salah
satu
bentuk
Upaya
Kesehatan
masyarakat guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
(Pusat Promosi Kesehatan, 2012)
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya
masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan untuk, dari, dan oleh masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan kematian ibu dan bayi. Dalam pelaksanaan tugasnya
kader pada posyandu selalu didampingi oleh tim dari Puskesmas, seperti pada
pelaksanaan pada meja IV, apabila kader menemui masalah kesehatan, kader
harus berkonsultasi pada petugas kesehatan yang ada, masalah tersebut dapat
berupa:
1. Balita yang berat badanya tidak naik tiga kali berturut-turut.
2. Balita yang berat badanya di bawah garis merah.
3. Balita yang sakit; batuk, sukar bernafas, demam dan sakit telinga.
4. Balita yang mencret.
5. Anak yang menderita buta senja atau mata keruh.
Balita dengan penyimpangan tumbuh kembang atau perkembangan
terlambat.
4. Program Imunisasi
Program imunisasi dibagi menjadi beberapa kelompok sebagai berikut
1. Berdasarkan usia yang diimunisasi
1. Imunisasi rutin
Imunisasi rutin adalah pemberian imunisasi secara rutin yang
dilaksanakan pada periode waktu tertentu yang telah ditetapkan. Berdasarkan
kelompok usia sasarannya, imunisasi rutin dibagi menjadi :
a.Bayi (usia kurang dari 1 tahun)
Tabel 1. Jadwal Pemberian Imunisasi Pada Bayi
Vaksin
Pemberian
Selang waktu
Umur
Imunisasi
pemberian
BCG
1x
0-11 bulan
DPT
3x
4 minggu
2-11 bulan
Polio
4x
4 minggu
0-11 bulan
Campak
1x
9-11 bulan
HB
3x
4 minggu
0-11 bulan
b.
Anak usia sekolah dasar
Tabel 2. Jadwal Pemberian Imunisasi Anak Sekolah Dasar
Kelas
Pemberian Imunisasi
Dosis
DT
Campak
0,5 cc
0,5 cc
Kelas 2
TT
0,5 cc
Kelas 3
TT
0,5 cc
Kelas 1
Imunisasi
TT WUS
Pemberian
Selang Waktu
Masa
Imunisasi
Pemberian
Perlindungan
T1
T2
T3
T4
4 minggu setelah T1
4 minggu setelah T2
4 minggu setelah T3
4 minggu setelah T4
3 tahun
5 tahun
10 tahun
25 tahun
Dosis
0,5 cc
0,5 cc
0,5 cc
0,5 cc
0,5 cc
d.
anak usia 1-3 tahun pada desa non UCI setiap 2 tahun sekali
Crash Program
Ditujukan untuk wilayah yang memerlukan intervensi secara cepat karena
masalah khusus, seperti angkat kematian bayi tinggi, infrastruktur kurang,
dan untuk memberi kekebalan pada kelompok sasaran yang belum
mendapatkannya saat imunisasi rutin.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Asuhan BBL dan Neonatus di komunitas harus berdasarkan standar pelayanan
minimum (SPM) dari segi alat, tempat dan prosedur pelayanan BBL dan Neonatus
2. Asuhan Kesehatan Bayi dan Balita di Komunitas harus berdasarkan standar
pelayanan minimum (SPM) dari segi alat, tempat dan prosedur pelayanan Bayi dan
Balita dan berkaitan erat dengan program pemerintah yaitu program imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat Alimul, A.Aziz.2008. Asuhan Neonatus Bayi dan Belita . Buku Praktikum
Kebidanan.EGC. Jakarta
Prawihardjo Sarwono.2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Ed.1.Cet 11. Tridasar Printer. Jakarta
Sudarti.2010.Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi Dan Anak Balita.Yogyakarta: Nuha
Medika
Surjono Achmad, dkk, ( 2005 ). Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk para medis,
Jakarta.
Syafridun dan Hamidah ( 2009 ). Kebidanan Komunitas Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
Wahyuni, Sari.2012.Asuhan Neonatus,dan Balita.Jakarta:EGC
Yeyeh Al Rukiyah, ( 2012 ). Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Trans Info Media,
Jakarta.