You are on page 1of 18

MAKALAH

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS


DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS MATA KULIAH KEPERAWATAN KOMUNITAS

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
ANDY ANUGRAH
:
MUHAMAD SYAIKHON
:
MUHAMAD ZAINUL ARIP
:
TRIUTOMO DIANTORO
:
RIVAL REBIANA
:
RENI RAENIPAH
:
SITI HAKIMAH
:

2132150
213215007
213215023
213215005
213215003
213215024
213215010

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI


PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat rahmatNya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
tentang "Implementasi Keperawatan Komunitas" ini. Sholawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjunan besar kita,
yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan yang lurus
berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi anugerah
serta rahmat bagi seluruh alam semesta.
Penyusun

sangat

bersyukur

karena

telah

menyelesaikan

penyusunan makalah yang menjadi tugas mata kuliah Keperawatan


komunitas. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada

semua

penyusunan

pihak

makalah

yang
ini

telah

membantu

berlangsung

sehingga

selama

proses

terealisasikan.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat dan


diharapkan ada kritik dan saran agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Cimahi, 27 Mei 2016

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..... i


DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar
Belakang 1
...
B. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
...
B. Implementasi

1
2
2
3

..
C. Teknik
Manajerial
Implementasi
Keperawatan
komunitas 5

D. Dokumentasi

..
BAB III PENUTUP 13
A. Kesimpulan
13

B. Saran

13

...
DAFTAR PUSTAKA .

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk
menetapkan, merencanakan dan melaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka
membantu klien untuk mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin.
Langkah langkahnya dimulai dari pengkajian : pengumpulan data, analisis data dan
penentuan masalah, diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan,
pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan. (Wahit, 2005). Proses keperawatan
pada komunitas mencakup individu, keluarga dan kelompok khusus yang
memerlukan pelayanan asuhan keperawatan.
Pada tahap implementasi dalam proses keperawatan komunitas memerlukan
teknik manajerial yang meliputi advokasi, lobbying dan negosiasi agar suatu tujuan
komunitas dalam menyelesaikan suatu masalah kesehatan dapat tercapai dengan
efektif dan efisien sesuai yang diharapkan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diharapkan mahasiswa mampu merealisasikan proses implementasi secara
langsung di lapangan dengan mengacu pada model keperawatan community as
partner.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa memahami pengertian dari implementasi keperawatan komunitas
b. Mahasiswa mengerti tentang kegiatan apa saja yang harus dilaksanakan dalam
implementasi keperawatan komunitas
c. Mahasiswa memahami tentang bagaimana

teknik

implementasi keperawatan komunitas


d. Mahasiswa mengerti tentang pendokumentasian
keperawatan komunitas
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Implementasi

manajerial

pelaksanaan

dalam
kegiatan

Pelaksanaan atau implementasi merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan


keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya tindakan asuhan
keperawatan harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lain dalam hal
melibatkan pihak puskesmas, bidan desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005).
Perawat bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah
direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:
1. Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit
2. Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku hidup sehat dan
melaksanakan upaya peningkatan kesehatan
3. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah gangguan penyakit
4. Advokat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan
komunitas.
Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah:
1. Inovative
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa.
2. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama profesi,
tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan
azas kemitraan.
3. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program
yang telah disusun.
4. Mampu dan Mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten.
5. Urgensi
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
tercapai. (Mubarak, 2009).

Perawat bertanggung jawab untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan


yang meliputi :
1. Bantuan untuk mengatasi masalah kurang nutrisi, mempertahankan kondisi
seimbang atau sehat, dan meningkatkan kesehatan.
2. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi
3. Sebagai advokat komunitas (pendamping, pendukung, inovator, fasilitator) untuk
sekaligus memfasilitasi terpenuhnya kebutuhan komunitas.
B. Implementasi
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan
yaitu ;
1. Pencegahan Primer. Yaitu Pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada
populasi sehat, mencakup kegiatan kesehatan secara umum, dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
Contoh : imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi, dan bimbingan dini dalam
kesehatan keluarga.
2. Pencegahan Sekunder. Yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
menghambat proses penyakit.
Contoh : mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga.
3. Pencegahan Tersier. Yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu pada
tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga.
Contoh : membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko kekurangan
gizi untuk melakukan pemeriksaaan secara teratur ke Posyandu.
Setelah perencanaan penanggulangan masalah disusun dalam lokakarya atau
musyawarah masyarakat desa, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan
kegiatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Beberapa hal yang harus
dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan penanggulangan masalah kesehatan
masyarakat adalah :
1. Pilihlah kegiatan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

2. Libatkan peran serta masyarakat secara aktif dalam upaya penanggulangan


masalah.
3. Kegiatan disesuaikan dengan kemampuan, waktu, dan sumber daya yang tersedia
di masyarakat.
4. Tumbuhkan rasa percaya diri masyarakat bahwa mereka mempunyai kemampuan
dalam penanggulanagan masalah.
Dalam tahap ini, salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk memecahkan
masalah adalah penyuluhan kesehatan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan
skala prioritas masalah. Agar penyuluhan tersebut mudah dipahai oleh masyarakat,
maka petugas kesehatan atau mahasiswi keperawatan komunitas harus membuat
Satuan Acara Pembelajaran (SAP) disertai lampiran materi penyuluhan dan leaflet.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :
1. Keterpaduan antara : biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana dan prasarana dengan
pelayanan kesehatan maupun sektor lainnya.
2. Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat dalam rangka
alih peran.
3. Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.

C. Teknik Manajerial Implementasi Keperawatan komunitas


1. Advokasi
merupakan usaha untuk mempengaruhi kebijakan kesehatan masyarakat
melalui berbagai bentuk komunikasi. Advokasi kesehatan dapat dilakukan oleh
individu atau kelompok agar pembuat keputusan membuat kebijakan publik yang
menguntungkan kelompok masyarakat. Komunikasi yang dilakukan saat advokasi
dirancang secara sistematis agar menarik dengan harapan pembuat keputusan
tertarik, terpengaruhi, dan yakin terhadap ide yang disampaikan.
Melalui advokasi, diharapkan dihasilkan kebijakan yang mendukung upaya
penanggulangan masalah kesehatan serta pencapaian keberhasilan program dan
isu yang diadvokasi. Sasaran advokasi diutamakan kepada para pengambil
keputusan (decision maker) atau pembuat kebijakan (policy maker), seperti unsur

pemerintah atau lembaga Negara, media massa, LSM, tokoh masyarakat, tokoh
agama, pihak swasta, asosiasi perusahaan atau penyandang dana baik di bidang
kesehatan maupun sektor lain di luar kesehatan yang mempunyai pengaruh
terhadap publik. Advokasi dapat dilakukan baik di tatanan formal seperti rapat,
seminar, dan konferensi maupun di tatanan informal, seperti arisan, reuni dan di
rumah.
Tujuan advokasi asalah satunya agar para pembuat keputusan mengeluarkan
kebijakan baik dalam bentuk peraturan, undang-undang instruksi, dan sebagainya
yang menguntungkan kesehatan. Program yang akan ditawarkan melalui kegiatan
advokasi harus dapat meyakinkan para penentu kebijakan atau pembuat
keputusan, sehingga diperlukan data dan fakta dari sumber yang dapat dipercaya.
Program yang ditawarkan harus berdasarkan permasalahan yang ditemukan di
masyarakat dan sangat penting untuk segera diatasi.
Program harus dapat dilaksanakan dengan ketersediaan sarana dan prasarana
pendukung termasuk sumber daya manusia yang cukup dan dana yang cukup.
Program yang diajukan paling tidak harus memenuhi kriteria dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dan dapat memecahkan masalah masyarakat untuk
mencapai kesejahteraan. Selain itu, program yang diajukan harus mempunyai
urgensi yang tinggi sehingga jika tidak dilaksanakan akan menimbulkan masalah
yang lebih besar. Perawat kesehatan komunitas melakukan advokasi dan berusaha
keras melindungi kesehatan, keamanan dan hak-hak komunitas.
Kriteria pengukuran bagi perawat komunitas
a. Menyatukan

identifikasi

kebutuhan

komunitas

dalam

pengembangan

kebijakan, program, atau rencana pelayanan


b. Mengintegrasikan advokasi kedalam implementasi kebijakan, program, dan
pelayanan komunitas
c. Mengukur efektifitas untuk advokasi komunitas ketika mengkaji hasil yang
diharapkan
d. Menerapkan kerahasiaan etik, hukum, privasi, dan panduan professional dalam
pengembangan dan isu-isu lainya
e. Mendemonstrasikan keterampilan dalam advokasi dihadapan penyedia layanan
dan pemangku kepentingan atas nama komunitas

f. Berusaha keras memecah konflik yang berasal dari komunitas, penyedia


layanan, pemangku kepentingan untuk memastikan keamanan serta minat baik
komunmitas dan integritas perawat professional
2. Lobbying
Menurut Anwar (1997) definisi yang lebih luas adalah suatu upaya informal
dan persuasif yang dilakukan oleh satu pihak (perorangan, kelompok, Swasta,
pemerintah) yang memiliki kepentingan tertentu untuk menarik dukungan dari
pihak pihak yang dianggap memiliki pengaruh atau wewenang, sehingga target
yang diinginkan tercapai.
Istilah lobbying atau kemudian menjadi Lobi dalam bahasa Indonesia sering
dikaitkan dengan kegiatan politik dan bisnis. Perkembangan dewasa ini Lobimelobi tampaknya tidak terbatas pada kegiatan tersebut namun mulai dirasakan
oleh manajer organisasi untuk menunjang kegiatan manajerialnya baik sebagai
lembaga birokrat maupun lembaga usaha khususnya dalam pemberian pelayanan
Kesehatan
3. Negosiasi
Kesehatan komunitas akan terwujud dari keadaan sehat dan sejahtera individu,
keluarga, dan kelompok di komunitas. (Mc Muray, 2003). Dalam rangka
mewujudkan komunitas yang sehat, dibutuhkan upaya untuk memengaruhi orang,
organisasi, atau pihak lain dengan melakukan negosiasi. Negosiasi merupakan
salah satu bentuk kegiatan komunikasi yang bersifat informasi yang dilakukan
guna memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan organisasi (Partao, 2006).
Negosiasi juga didefinisikan sebagai upaya penyelesaian pertentangan isu tertentu
(Bagwell & Clement, 1985 dalam Helvie, 1998).
Perawat komunitas perlu mempunyai keahlian sebagai negosiator, untuk
menghasilkan suatu kesepakatan yang dibutuhkan. Perawat komunitas perlu
menguasai teknik negosiasi yang tepat, dengan cara memengaruhi orang lain,
bargaining, serta adanya seni memengaruhi orang lain mengerjakan sesuatu tanpa
membuat orang ain merasa dipengaruhi atau diperintah.kegiatan negosiasi dapat
dilakukan secara individual atau kelompok, melalui lembaga pemerintah maupun
lembaga non-pemerintah lain, serta perusahaan swasta.

Negosiasi bertujuan untuk memengaruhi keputusan atau kebijakan yang akan


diambil sehingga menguntungkan negosiator, organisasi, dan komunitas.
Negosiasi dapat dilakukan sendiri atau mengikutsertakan pihak lain yang
dianggap berpengaruh, dengan dukungan adanya fakta dan data yang
melengkapinya. Negosiasi membutuhkan komunikasi, yang pada akhirnya
membantu pencapaian tujuan.
Negosiasi budaya adalah intervensi dan implementasi keperawatan untuk
membantu klien beradaftasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatannya. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan
budaya lain yang lebih mendukung peningkatan status kesehatan. Misalnya bila
klien sedang hamil memiliki pantangan untuk makan makanan yang berbau amis
seperti ikan, maka klien tersebut dapat mengganti ikan dengan sumber nabati yang
lain.

D. Dokumentasi
Selanjutnya Implementasi yang sudah dilaksanakan harus dicatat dan didokumentasikan dalam bentuk format proses keperawatan komunitas sebagai berikut :
No
.
1.

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Resiko peningkatnya

TUJUAN
TUJUAN
UMUM
KHUSUS
Menurunnya 1.Meningkatnya

STRATEGI
RENCANA
INTERVENSI PELAKSANAAN
1. Pendidikan
1. Lakukan

EVALUASI
KRITERIA
STANDAR
Angka
Pelaksanaan

kejadian ISPA pada

angka

pengetahuan

pendidikan

kejadian

program P2-

pendidikan

balita b.d tingginya

kejadian

dan kesadaran

kesehatan
2. proses

kesehatan

ISPA pada

kesehatan tentang

tentang ISPA

balita

ISPA.
Tujuan dari

kejadian ISPA pada


balita, kurang

ISPA pada
balita

ibu tentang
pemanfaatan

pengetahuan

pelayanan

kesadaran ibu

kesehatan

tentang pemanfaatan
pelayanan posyandu,
tingginya angka
perokok dan
merokok di dalam
rumah dan prilaku
yang tidak PHBS.

kelompok

posyandu.
2.Meningkatnya

pada keluarga
yang memiliki
balita.
2. Lakukan

kesadaran
tentang
bahaya

balita
3.Tercerminya

kesehatan mengenai

kesehatan

pneumonia.

PHBS di rumah

Bank Sampah
dan 3R (Reuse,
Reduce,

kesehatan

Recycle)
Tujuan :
Bank sampah

lingkungan.

adalah strategi
untuk

prilaku PHBS

membangun
8

balita.
2. Melakukan

balita akibat

tentang

kesehatan

yang memiliki

pendidikan

kesehatan

terhadap

menurunkan

ISPA pada keluarga

pendidikan

pendidikan

dalam rumah

adalah untuk

1. Melakukan

angka kesakitan

mengenai PHBS
3. Lakukan

merokok di

menurun.

program ini

IMPLEMENTASI

tangga dan PAUD


3. Melakukan
pendidikan
kesehatan tentang
kesehatan
lingkungan.

pada

kepedulian

masyarakat.

maysarakatagar
dapat
berkawan
dengan sampah
untuk
mendapatkan
manfaat
ekonomi
langsung dari
sampah .jadi
bank sampah ini
tidak dapat
berdiri sendiri
melainkan harus
diintegrasikan
dengan grakan
3R sehingga
manfaat
langsung yang
dirasakan tidak

hanya ekonomi,
namun
pembangunan
lingkungannya
yang bersih,
hijau dan sehat.

Contoh Format Implementasi


No

Masalah

Kegiatan

Hari/ Tanggal

Waktu/ Tempat

10

Peserta

Pelaksana

Hambatan

Evaluasi

1.

Resiko peningkatnya

1. Lakukan

Dusun

20.00 s.d selesai

Warga

Mahasiswa

Kegiatan

Kegiatan berjalan

kejadian ISPA pada

pendidikan

Pinang : Senin,

GOR Dusun

masyarakat

bekerja

dilaksanakan

lancar, warga

balita b.d tingginya

kesehatan tentang

08 maret 2016

Pinang

Dusun

sama

malam hari dan

terlihat cukup

kejadian ISPA pada

ISPA pada

Pinang

dengan

pada bulan

berantusias

balita, kurang

keluarga yang

kader

Ramadhan kegiatan mengikuti kegiatan

pengetahuan kesadaran
ibu tentang
pemanfaatan pelayanan
posyandu, tingginya
angka perokok dan
merokok di dalam
rumah dan prilaku yang
tidak PHBS.

memiliki balita.
2. Lakukan

yang di laksanakan
di Dusun Pinang

pendidikan

terjadi mati lampu.

kesehatan
mengenai PHBS
3. Lakukan
pendidikan
kesehatan tentang
kesehatan
lingkungan.

11

penyuluhan.

Contoh Format Implementasi


Nama Komunitas

Kelurahan

No
.
1.

Tanggal/waktu

Diagnosa Keperawatan

Implementasi
(Kegiatan)
1. Melakukan pendidikan

28 Mei 2016

Resiko peningkatnya

Jam 09.00 WIB.

kejadian ISPA pada balita

kesehatan tentang ISPA

b.d tingginya kejadian

pada keluarga yang

ISPA pada balita, kurang


pengetahuan kesadaran ibu
tentang pemanfaatan
pelayanan posyandu,
tingginya angka perokok
dan merokok di dalam
rumah dan prilaku yang
tidak PHBS.

12

memiliki balita.
2. Melakukan pendidikan
kesehatan mengenai
PHBS.
3. Melakukan pendidikan
kesehatan tentang
kesehatan lingkungan.

Paraf

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dokumentasi yang baik mencerminkan tidak hanya kualitas perawatan tetapi juga
membuktikan pertanggungguggatan setiap anggota tim perawatan dalam memberikan
perawatan. Perawat mendokumentasikanya perlu ditekankan pada penulisanya untuk
menghindari salah persepsi dan kejelasan dalam menyusun tindakan perawatan lebih
lanjut.
B. Saran
Seluruh perawat agar meningkatkan pemahamanya terhadap berbagai cara
implementasi dan pendokumentasian kegiatan pelaksanaan keperawatan komunitas
sehingga dapat dikembangkan dalam layanan keperawatan. Diharapkan agar perawat bisa
menindaklanjuti pendokumentasian tersebut melalui kegiatan asuhan keperawatan
sebagai dasar untuk pengembangan kedisiplinan di lingkungan komunitas dalam ruang
lingkup keperawatan.

13

DAFTAR PUSTAKA
1. Efendy, ferry & Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas. Jakarta :
Salemba Medika
2. Achjar, Henny, Komang Ayu. 2013. Asuhan Keperawatan komunitas. Jakarta : EGC
3. Lyer, patricia W. & Camp, Nancy H.. (2004). Dokumentasi Keperawatan: Suatu
Pendekatan Proses Keperawatan Ed. 3. Jakarta: EGC
4. Nursalam. 2001. Proses & Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika
5. Marreelli, T. M.. (2007). Buku Saku Dokumentasi Keperawatan Ed. 3. Jakarta: EGC
6. Wilkinson, Judith M. & Ahern, Nancy R.. (2011). Buku Saku NANDA NIC NOC.
Jakarta: EGC
7. Anonim. (2012). Diambil pada tanggal 19 September 2014.
http://aulianurika08.wordpress.com/2012/10/12/dokumentasi-keperawatan-_implementasi/

You might also like