Professional Documents
Culture Documents
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan
Gerontik Tingkat I Semester II
Rival Rebiana
Tri Utomo D
Ahmad Fajar G
Dudi Hermayadi
Aditya Nugraha
Andy Anugrah
Puji dan Syukur hanya milik Allah SWT, Karena berkat rahmat, karunia
serta hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Cushing Syndrome.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Gerontik. Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari
beberapa pihak yang ikhlas bersedia meluangkan waktunya untuk membantu
Penulis. Maka pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. TIM Mata Kuliah Keperawatan Klinik, Dosen pengajar Keperawatan klinik.
2. Orangtua tercinta yang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik berupa
materil maupun moril yang tidak ternilai harganya.
3. Teman-teman Tingkat I IKP Non-Reguler yang senantiasa memberikan
semangat dan dorongan selama penulisan Makalah ini.
4. Semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penulis, pihak-pihak yang telah
membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi
keilmuanya. Aamiin Allahumma Aamiin
Cimahi, April 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
1.1. Latar Belakang...............................................................................................................
1.2. Rumusan Masalah..........................................................................................................
1.3. Tujuan............................................................................................................................
1.4. Manfaat..........................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................
2.1. Definisi Cushing Syndrome...........................................................................................
2.2. Etiologi Cushing Syndrome...........................................................................................
2.3. Patofisiologi...................................................................................................................
2.4. Manifestasi Klinis..........................................................................................................
2.5. Penatalaksanaan Chusing Syndrome..............................................................................
2.6. Pemeriksaan diagnostik dan Penunjang..........................................................................
2.7. Asuhan Keperawatan....................................................................................................
BAB III KASUS DAN PEMBAHASAN...........................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................................
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................
4.2 Saran.............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2) Tumor kelenjar hipofise, yaitu sebuah tumor jinak dari kelenjar hipofise
yang menghasilkan ACTH dalam jumlah yang berlebihan, sehingga
menstimulasi kelenjar adrenal untuk membuat kortisol lebih banyak.
3) Tumor ektopik yang menghasilkan hormon ACTH. Tumor ini jarang
terjadi, dimana tumor terbentuk pada organ yang tidak memproduksi
ACTH, kemudian tumor menghasilkan ACTH dalam jumlah berlebihan.
Tumor ini bisa jinak atau ganas, dan biasanya ditemukan pada paru-paru
seperti oat cell carcinoma dari paru dan tumor karsinoid dari paru,
pankreas (tumor pankreas), kelenjar tiroid (karsinoma moduler tiroid), atau
thymus (tumor thymus).
4) Gangguan primer kelenjar adrenal, dimana kelenjar adrenal memproduksi
kortisol secara berlebihan diluar stimulus dari ACTH. Biasanya terjadi
akibat adanya tumor jinak pada korteks adrenal (adenoma). Selain itu
dapat juga tumor ganas pada kelenjar adrenal (adrenocortical carcinoma).
5) Sindrom chusing alkoholik yaitu produksi alkohol berlebih, dimana akohol
mampu menaikkan kadar kortisol.
6) Pada bayi, sindrom cushing paling sering disebabkan oleh tumor
adrenokorteks yang sedang berfungsi, biasanya karsinoma maligna tetapi
kadang-kadang adenoma benigna.
2.3. Patofisiologi
Glukokortikoid meningkat karena berbagai faktor baik dari luar
maupun dalam tubuh, seperti yang sudah dijelaskan pada poin etiologi
chusing syndrome. Fungsi metabolik glukokortikoid atau kortisol yang stabil
dipengaruhi oleh jumlah sekresi glukokortikoid atau kortisol. Kelebihan
glukokortikoid dapat menyebabkan perubahan berbagai kondisi di dalam
tubuh khususnya fungsi metabolik seperti dibawah ini:
1.) Metabolisme protein dan Karbohidrat
setiap tingkatan berikut ini yaitu proses pengenalan antigen awal oleh selsel sistem monosit makrofag, Induksi dan proleferasi limfosit
imunokompeten, produksi anti bodi, reaksi peradangan,dan menekan
reaksi hipersensitifitas lambat.
4.) Elektrolit
Glukokortikoid memiliki efek minimal pada kadar elektrolit serum.
Glukokortikoid yang diberikan atau disekresikan secara berlebih akan
menyebabkan retensi natrium dan pembuangan kalium sehingga
menyebabkan edema, hipokalemia dan alkalosis metabolik.
5.) Sekresi lambung
Sekeresi asam lambung dapat ditingkatkan sekresi asam hidroklorida dan
pepsin dapat meningkat. Faktor-faktor protekitif mukosa dirubah oleh
steroid dan faktor-faktor ini dapat mempermudah terjadinya tukak.
6.) Fungsi otak
Perubahan psikologik terjadi karena kelebihan kortikosteroid, hal ini
ditandai dengan oleh ketidak stabilan emosional, euforia, insomnia, dan
episode depresi singkat.
7.) Eritropoesis
Kortisol mengurangi jumlah eosinofil dan limfosit di dalam darah. Involusi
jaringan limfosit, menyebabkan rangsangan untuk pelepasan neutrofil dan
peningkatan eritropoiesis.
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)
(f)
(g)
Variabel
a) 17-Hidroksikortikoid
(17OHCS)
b) 17-ketosteroid
(17KS)
a)
b)
c)
d)
b. Sel Darah
Eosinofil
Neutrofil
Darah
Urin
Hasil
Naik
Naik
Turun
Naik
Naik
Turun
Positif
c. Glukosa
Pemeriksaan Diagnostik lain yang dilakukan adalah
1. Sampel darah, untuk menentukan adanya variasi di urnal yang normal
pada kadar kartisol plasma. Variasi ini biasanya tidak terdapat pada
gangguan fungsi adrenal.
2. Test supresi deksametason, untuk menegakkan diagnosis penyebab
sindrom cushing apakah dari hipofisis atau adrenal. Deksametason
diberikan pada pukul 11 malam dan kadar kortisol plasma diukur pada
pukul 8 pagi di hari berikutnya.
8
Hasil
a. Osteoporosis terutama pelvis,
Kranium, kosta, vertebra
b. Pembesaran adrenal (Karsinoma)
Lokalisasi tumor adrenal
c. Hiperplasi
d. Tumor
e. Hiperplasi
f. Tumor Hipofisis
e. Ultrasonografi
f. Foto Rontgen Kranium
2) Keluhan Utama
Adanya memar pada kulit, klien mengeluh lemah, terjadi kenaikan
berat badan.
3) Riwayat penyakit dahulu
Kaji apakah klienpernah mengkonsumsi obat-obatan kartekosteroid
dalam jangka waktu yang lama.
4) Riwayat Kesehatan keluarga
Kaji apakah keluarga pernah menderita penyakit cushing sindrom atau
kelainan kelenjar adrenal lainnya.
Pengumpulan riwayat dan pemeriksaan kesehatan difokuskan
pada efek pada tubuh dari hormon korteks adrenal yang
konsentrasinya tinggi dan pada kemampuan korteks adrenal untuk
berespons terhadap perubahan kadar kortisol dan aldosteron. Riawayat
kesehatan mencakup informasi tentang tingkat aktivitas klien dan
kemampuan untuik melakukan aktivitas rutin dan perawatan diri.
Detailnya pengkajian keperawatan untuk klien ini mencakup:
1. Kaji kulit klien terhadap trauma, infeksi, lecet-lecet, memar, dan
edema.
2. Amati adanya perubahan fisik dan dapatkan respons klien tentang
perubahan ini.
3. Lakukan pengkajian fungsi mental klien, termasuk suasana hati,
respons terhadap pertanyaan, kewaspadaan terhadap lingkungan,
dan tingkat depresi. Keluarga klien merupakan sumber terbaik
untuk mendapatkan informasi tentang perubahan ini.
5) Pemeriksaan Fisik
B1 (Breath)
Inspeksi : Pernapasan cuping hidung kadang terlihat, pergerakan
dada simetris
Palpasi
: Vocal premitus teraba, tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi
: Suara sonor
Auskultasi : Terdengar bunyi nafas normal, tidak terdengar bunyi
nafas tambahan.
B2 (Blood)
Perkusi pekak , S1 S2 Terdengar tunggal , hipertensi, TD meningkat.
B3 (Brain)
Composmentis dengan GCS 456, kelabilan alam perasaan depresi
sampai insomnia
B4 (Bladder)
10
Etiologi
Kadar kortisol dalam darah
Masalah
meningkat
Sintesis protein menurun
Produk protein di otot dan
tulang menurun
Intoleransi Aktivitas
Pembentukan energy
meningkat
Intoleransi aktivitas
DS :
Klien mengatakan ada
sembuh
meningkat
DO :
belum sembuh
Kelembapan kulit menurun
Perubahan pigmentasi
Perubahan turgor
DS :
Penolakan terhadap
meningkat
Kerusakan integritas
kulit
11
DO :
Haluaran urine dan adanya
glukosuria
Kelebihan volume
cairan
Penumpukan cairan
Gangguan keseimbangan
cairan
DS :
Melaporkan nyeri baik
secara verbal maupun
nonverbal
DO :
nyeri
tingkah laku ekspresif
meningkat
mengeluh)
Perubahan dalam nafsu
Nyeri
makan
DS :
Keterbatasan kemampuan
untuk melakukan
ketramppilan motorik halus
12
Nyeri
DO:
Keterbatasan ROM
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan utama yang dapat dijumpai pada klien
dengan sindrom cushing adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium akibat
kortisol dalam darah meningkat
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan atrofi otot akibat sintesis
protein di otot menurun
3. Risiko tinggi cedera berhubungan dengan atrofi otot sehingga terlihat
kelemahan dan perubahan metabolisme protein
4. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan edema,
kerusakan proses penyembuhan, dan penipisan dan kerapuhan kulit
5. Perubahan proses pikir yang berhubungan dengan perubahan suasana
hati, insomnia mudah terangsang, dan depresi.
6. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan
penampilan fisik, kerusakan fungsi seksual, dan penurunan tingkat
aktivitas
7. Risiko infeksi berhubungan dengan respons inflamatori
C. Intervensi dan Implementasi Keperawatan
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium akibat kortisol dalam
darah meningkat
Tujuan: Perawatan diberikan dalam 3x24 jam volume cairan dalam batas normal
Kriteria hasil : volume cairan stabil, pemasukan dan pengeluaran seimbang, berat badan stabil,
TTV rentang normal
Intervensi
Observasi masukan dan haluaran, catat
Rasional
Menunjukan status volume sirkulasi, terjadinya
keseimbangannya.
13
pembentukan edema
Natrium mungkin dibatasi untuk
Rasional
Menurunkan permintaan untuk metabolisme
kadar kortisol
Menekan produksi kortisol sehingga sintesis
berjalan
14
Risiko tinggi cedera berhubungan dengan atrofi otot ditandai dengan kelemahan dan
perubahan metabolisme protein
Tujuan: Perawatan diberikan dalam 2x24 jam sintesis protein, distribusi protein ke tulang dan
kelemahan dapat diatasi
Kriteria hasil : Cedera tidak terjadi sehingga klien bebas dari cedera jaringan lunak atau fraktur,
klien tidak mengalami suhu tubuh yang naik, kemerahan, nyeri atau tanda infeksi
dan inflamasi.
Intervensi
Rasional
Efek antiinflamasi kortikosteroid dapat
vitamin D
osteoporosis
Menekan produksi kortisol sehingga sintesis
15
krim
Kolaborasi dalam pemberian matras busa.
16
BAB III
KASUS DAN PEMBAHASAN
Ny. Ani, 36 tahun datang ke poliklinik tempat saudara bekerja
dengan keluhan tubuhnya semakin gemuk. Tadinya ia mengira mungkin
sedang hamil karena perutnya besar dan sudah 2 bulan ia tidak mendapat
haid. Ia sudah melakukan tes urin untuk kehamilan tetapi ternyata hasilnya
17
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan Umum
: tampak lemah
Kesadaran
: compos mentis
Tanda vital
:
0
Suhu : 37 C
TD
: 150/90 mmHg hipertensi grade 1
N
: 100/menit, reguler
RR
: 20x/menit
TB
: 160 cm
76 kg/(1,6)m^2 = 29,6875
BB
: 76 kg
overweight
Wajah
: Bundar,
banyak jerawat dan kulit berminyak
Kulit
: Wajah dan punggungnya terdapat bercak-bercak
kehitaman
Abdomen
: Lingkar perut = 90 cm
Dinding perut terdapat striae berwarna biru keunguan
Shifting dullness tidak ada
Hepar, Lien : Tidak teraba
Pinggang
: Agak kaku
Ekstremitas : Lengan, tangan, dan jari-jari relatif kecil/kurus
19
Pemeriksaan laboratorium:
Pemeriksaan
Hb
Leukosit
Trombosit
Hasil
11,9 mg/dl
7.800/mm3
172.000/mm3
Nilai Normal
12-15 mg/dl
5.000-10.000/mm3
150.000-
Interpretasi
Menurun
Normal
Normal
400.000/mm3
GDS
225 mg/dl
< 200 mg/dl
Meningkat(hiperglikemi)
Kalium
3,0 mg/dl
3,5-5,2 mg/dl
Menurun(hipokalemi)
Natrium
150 md/dl
135-145 mg/dl
Meningkat (hipernatrium)
Pemeriksaan laboratorium tambahan :
a) Darah lengkap
b) Elektrolit darah seperti Na, K
c) Kadar gula darah sewaktu, puasa, post prandial, HbA1c untuk
mengetahui adanya DM
d) Kadar kortisol plasma dan urine 24 jam
e) Test Supresi Dexametason
f) Urin lengkap untuk tahu fungsi ginjal
Pemeriksaan penunjang tambahan :
a) Foto X-ray pada tulang vertebra untuk mengetahui adanya fraktur
tulang
b) Bone Mass Densitometry (BMD) untuk mengetahui adanya
osteoporosis
c) CT-scan untuk memastikan diagnosis tumor
Analisa Data
Data penunjang
DS:
Etiologi
Kadar kortisol dalam darah
Merasa tubuh
meningkat
semakin gemuk
DO:
IMT 29,6875 dari
TB 160 cm, BB
76 kg
menumpuk di sentral
20
Masalah
Gangguan citra tubuh
meningkat
DO:
150/90 mmHg
Retensi natrium
Penumpukan cairan
Kelebihan volume cairan
Ketidakseimbangan hormon
DS:
Tulang
punggungnya
meningkat
terasa nyeri
Pengambilan ion kalsium dalam
DO:
(BMD)
Fraktur Patologis
Diagnosa Keperawatan
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan retensi natrium dan air
akibat kortisol meningkat
2. Gangguan rasa nyaman nyeri punggung berhubungan dengan cedera akibat
jatuh
21
Rasional
Menunjukan status volume sirkulasi, terjadinya
keseimbangannya.
pembentukan edema
Natrium mungkin dibatasi untuk
22
2. Gangguan rasa nyaman nyeri punggung berhubungan dengan cedera akibat jatuh
Tujuan: Perawatan diberikan dalam 1x24 jam nyeri yang dirasakan bisa berkurang bahkan
hilang
Kriteria hasil : TTV stabil, klien mampu mengeskpresikan rasa nyeri telah berkurang
Intervensi
Rasional
Homeostasis tubuh sangat dipengaruhi oleh
kondisi stres akibat nyeri yang dirasakan.
target
dengan klien
Tindakan kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian analgetik
Tindakan kolaboratif untuk foto rontgen
terasa nyeri
tindakan lanjut
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan atrofi otot akibat sintesis protein di otot
menurun
Tujuan: Perawatan diberikan dalam 2x24 jam klien mampu beraktivitas sedikit (mobilisasi)
Kriteria hasil : klien mampu untuk bergerak dari tidur hingga duduk sampai berjalan secara
bertahap
Intervensi
Rasional
Menurunkan permintaan untuk metabolisme
23
kadar kortisol
Menekan produksi kortisol sehingga sintesis
berjalan
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan obesitas, jerawat dan moon face
Tujuan: Perawatan diberikan dalam 2x24 jam klien mampu mengeskpresikan diri dan mampu
menerima kondisi
Kriteria hasil : Klien tidak mengeluh, klien mampu berkoordinasi atau bekerjasama dengan
perawat dalam tindakan keperawatan, klien dapat membicarakan diri sendiri
secara positif
Intervensi
Rasional
Dengan hubungan saling percaya, klien akan
masalahnya
Mengidentifikasi luas masalah dan perlunya
intervensi
Beberapa pasien memandang situasi sebagai
tantangan, beberapa sulit menerima perubahan
sedang dialami
Hindari faktor risiko pemicu kenaikan
kortisol
klien menurun
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Cushing sindrom adalah kelainan hiperfungsi kelenjar adrenal yang
bertugas memproduksi glukokortikoid atau kortisol. Pada penyakit ini kadar
kortisol dalam darah meningkat. Faktor pemicu keadaan tersebut ada dua
yaitu faktor luar dan dalam tubuh. Secara umum yang paling sering terjadi
yaitu pengobatan kortikosteroid dan keganasan dalam tubuh yang memicu
peningkatan CRH oleh hipotalamus dan ACTH dari hipofisis sebagai respon
umpan balik saat sel target akan hormon kortisol. Hormon kortisol yang
meningkat memberikan dampak pada beberapa fungsi tubuh seperti
26
penumpukan lemak pada daerah sentral yang disebut moon face, tubuh
semakin gemuk baik akibat kelebihan volume cairan maupun penumpukan
lemak, dan lain sebagainya.
4.2 Saran
Setelah mengetahui dan memahami bagaimana proses penyakit
cushing sindrom dan asuhan keperawatan kepada klien dengan cushing
sindrom, mahasiswa keperawatan sebaiknya mampu menerapkannya dalam
praktik lapangan. Hasil diskusi kelompok kami ini tentunya masih memiliki
banyak kekurangan, oleh karena itu kami memohon kritik dan sran sehingga
dapat membangun kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
__.2013.Cushings Syndrome.
www.medicinenet.com/cushings_syndrome/article.htm. Diakses tanggal 7
Maret 2014
Behrman, Kliegman, & Arvin. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak edisi 15 vol. 3.
Jakarta : EGC
Guyton, Arthur C. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran , Edisi 11. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC. Halaman 999-1003
http://medicastore.com/penyakit/3052/Cushings_Syndrome.html
J. Corwin, Elizabeth. 2009. Buku Saku Patofisiologi edisi 3. Jakarta : EGC
27
Pierce A. Grace and Neil R. Borley. 2007. At a Glance Ilmu Bedah edisi 3. Jakarta
: EMS
Rumahorbo, Hotma. 1999. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Hal 16, 87-90
Rumahorbo, Hotma. 2003. Asuhan Keperawatan Klien denga Gangguan Sistem
Endokrin. Jakarta:EGC.
Sumber : http://endocrine.niddk.nih.gov
Sylvia A. Price; Patofisiologi, halaman 1090-1091
Tjokroprawiro, Askandar.2000. Garis besar kuliah ADRENAL: PATOGENESIS,
DIAGNOSIS, DAN TERAPI. Surabaya: Lab.-SMF Penyakit Dalam
FK.UNAIR-RSUD Dr. Soetomo. Halaman 2
Wilkinson, Judith M. Ahern, Nancy R. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan:
diagnosis NANDA, INTERVENSI NIC, KRITERIA HASIL NOC. Ed.9.
Jakarta: Buku Kedokteran EGC
28