You are on page 1of 78

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN REMAJA

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Tingkat I Semester II

Tingkat I IKP Non-Reguler


Disusun Oleh Kelompok 1
1.

Tika Maulidia Lestari

NPM. 213215020

2.

Siti Hakimah

NPM. 2132150

3.

Insan Kamil

NPM. 2132150

4.

Tri Utomo

NPM. 2132150

5.

Zulfikar Fajar

NPM. 2132150

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2016-2017

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur hanya milik Allah SWT, Karena berkat rahmat, karunia
serta hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Remaja.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga. Makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari
beberapa pihak yang ikhlas bersedia meluangkan waktunya untuk membantu
Penulis. Maka pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. TIM Mata Kuliah Keperawatan Keluarga, Dosen pengajar Keperawatan
Keluarga.
2. Orangtua tercinta yang selalu memberikan dorongan dan bantuan baik berupa
materil maupun moril yang tidak ternilai harganya.
3. Teman-teman Tingkat I IKP Non-Reguler yang senantiasa memberikan
semangat dan dorongan selama penulisan Makalah ini.
4. Semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam pembuatan Makalah ini.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, Penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan Makalah ini.
Semoga Makalah ini dapat berguna bagi Penulis, pihak-pihak yang
telah membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai
referensi keilmuanya. Aamiin Allahumma Aamiin
Cimahi, Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan.....................................................................2
C. Manfaat Penulisan.......................................................................2
D. Metodologi Penulisan...................................................................3
E. Sistematika Penulisan..................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORITIS......................................................................4
A. Pengertian................................................................................. 4
B. Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua..........................................5
C. Tugas Perkembangan Keluarga....................................................5
D. Masalah-masalah kesehatan........................................................6
E. Peran Perawat............................................................................7
BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN...................................9
A. INDENTITAS UMUM KELUARGA.................................................9
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA.................12
C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN.....................................................13
D. STRUKTUR KELUARGA...........................................................15
E. FUNGSI KELUARGA.................................................................17
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA...........................................17
G. KEADAAAN GIZI KELUARGA....................................................18
H. HARAPAN KELUARGA..............................................................18
I. PEMERIKSAAN FISIK...............................................................18
J. DAFTAR MASALAH..................................................................24
K. SCORING/ Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah.............27
L. PERENCANAAN KEPERAWATAN..............................................31
M. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI................................................52
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 65

BAB V PENUTUP.................................................................................... 69
A. Kesimpulan.............................................................................. 69
B. Saran...................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 70

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu kumpulan yang memiliki hubungan darah,
ikatan perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling
berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga
biasanya terdiri dari orang tua yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya,
dan masing-masing individu memiliki perannya masing-masing.
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi
perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan
perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan pembentukan biologis, serta
konflik-konflik dan krisis yang didasarkan perkembangan.

Ada tiga aspek

proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian, yakni


emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan
hubungan teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-nilai
dan norma-norma antara orang tua dan remaja).
Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari
identitas diri, sehingga mereka sering membantah orang tuanya, karena mulai
mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda
dengan orang tuanya. Orang yang dianggap penting pada usia ini adalah
teman sebaya, mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya temantemannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya, sehingga
pada usia ini sering terlibat dalam geng-geng. Masalah lain yang sering
mengganggu anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ
reproduksi (seksual). Mereka memiliki dorongan untuk pemuasan seksual.
Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan,
membaca buku atau menonton film porno.
Peran perawat dalam asuhan keperawatan keluarga dengan tahap
anak usia remaja adalah membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan
fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga, sehingga keluarga dapat

melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah yang


timbul bisa teratasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas
mengenai Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Remaja.
B. Maksud dan Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan secara keseluruhan tentang Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Anak Remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui uraian tentang pengertian
b. Mengetahui uraian tentang peran dan tanggung jawab orang tua
c. Mengetahui uraian tentang tugas perkembangan keluarga
d. Mengetahui uraian tentang masalah-masalah kesehatan
e. Mengetahui uraian tentang peran perawat dalam tugas perkembangan
f.

keluarga remaja
Meninjau dan menganaslis (pembahasan) kasus asuhan keperawatan
keluarga dengan tahapan perkembangan remaja.

C. Manfaat Penulisan
Suatu karya dapat dikatakan baik apabila dapat memberi manfaat yang
dapat digunakan untuk meningkatkan aspek kehidupan kearah yang lebih baik
salah satunya dibidang kesehatan. adapun manfaat yang diharapkan penulis
yaitu:
1. Bagi Mahasiswa/diri sendiri
Dapat menambah pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Remaja.
2. Bagi pembaca secara umum
Dapat menambah pengetahuan terhadap profesi keperawatan.
Menambah wawasan dan pengetahuan Penulis. Menambah daya kritis
terhadap Penulis.
D. Metodologi Penulisan
Metode penulisan yang penulis gunakan untuk menyusun makalah ini
adalah Studi Pustaka atau metode Literatur, yaitu mempelajari buku-buku
acuan yang mendapat informasi teoritis dan relavan serta mencari dengan
berbagai sumber dan Dunia Maya atau Internet, yaitu mencari informasi
melalui Teknologi Informasi dan Komunikasi.

E. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, sitematika penulisan terdiri dari empat (4)
BAB antara lain:
BAB I yaitu pendahuluan berisi latar belakang, maksud dan tujuan,
manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II yaitu tinjauan teoritis yaitu terdiri dari uraian tentang pengertian,
peran dan tanggung jawab orang tua, tugas perkembangan keluarga,
Masalah-masalah pada perkembangan keluarga usia remaja, masalahmasalah kesehatan, dan peran perawat.
BAB III yaitu tijauan kasus asuhan keperawatan keluarga dengan anak
remaja dimulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi.
BAB IV yaitu pembahasan mengenai teori dan kasus asuhan
keperawatan.
BAB V yaitu penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.

Pengertian
Remaja adalah periode perkembangan dimana individu mengalami
perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara
usia 13 dan 20 tahun (Potter & Perry, 2005). Sedangkan menurut Purwanto
(1999) masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan
saja kesukaran bagi individu, tetapi juga bagi orang tuanya, masyarakat
bahkan seringkali aparat keamanan. Hal ini disebabkan masa remaja
merupakan masa transisi antara kanak-kanak dan masa dewasa. Masa
transisi ini seringkali menghadapkan individu yang bersangkutan kepada
situasi yang membingungkan, disatu pihak ia masih kanak-kanak, tetapi
dilain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang dewasa.
Keluarga dengan anak remaja merupakan tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga ketika anak pertama melewati umur 13 tahun. Tahap
ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih
singkat jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika
anak masih tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. (Friedman,
2010)
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak
berusia 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi
dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap
orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahapan ini
seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak
remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan
selanjutnya. (diadaptasi dari Duval, dalam Setiawati & Dermawan, 2008).
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan
biasanya berakhir sampai pada usia 19-20 tahun, pada saat anak
meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak
remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa (Mubarak, 2009).

Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun). Metamorfosis:


pergeseran yang luar biasa pada pola-pola hubungan antar generasi,
pergeseran dimulai dengan kematangan fisik remaja, sejalan dengan peran
orangtua

memasuki

pertengahan

hidup

(Preto,

1988,

dalam

perawatindonesia.org, 2010).
Tantangan utama dengan keluarga yang memiliki anak remaja adalah
seputar perkembangan yang dialami remaja dala perubahan kognitif,
pembentukan identitas, dan pertumbuhan biologis, serta kaitannya dengan
perkembangan berdasakan pada konflik dan krisis (Friedman, 2010)
B.

Peran dan Tanggung Jawab Orang Tua


Menurut Duvall (1977), tugas perkembangan yang penting pada
tahap ini untuk menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab
ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri. Friedman (1957) juga
mendefinisikan bahwa tugas orang tua selama tahap ini adalah belajar
menerima penolakan tanpa meninggalkan anak. ( Friedman, 2010)
Ketika orang tua menerima diri mereka sendiri apa adanya, dengan
semua kelemahan dan kekuatan mereka, dan ketika mereka menerima
beberapa peran pada tahapan perkembangan ini tanpa mendapatkan
konflik yang tidak sepatutnya, mereka menetapkan pola untuk memilah
penerimaan yang serupa pada anak-anaknya. Hubungan antara orang tua
dan anak remaja harus lebih baik ketika orang tua merasa produktif, puas,
dan terkontrol dalam hidup mereka dan fleksibelnya fungsi orang
tua/keluarga. (Friedman, 2010)

C.

Tugas Perkembangan Keluarga


Tugas perkembangan keluarga yang pertama dan utama pada tahap
ini adalah menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring
dengan kematangan remaja dan semakin meningkatnya otonomi. Orang
tua harus secara progresif mengubah hubungan mereka dengan anak
remaja yaitu dari hubungan yang sebelumnya bergantung menjadi
hubungan yang mandiri. Berkembangnya perubahan pada hubungan orang
tua-anak secara khas merupakan sebuah perubahan yang dipenuhi
dengan konflik di sepanjang riwayat keluarga. (Friedman, 2010)

Tugas perkembangan keluarga yang kedua adalah bagi orang tua


untuk memfokuskan kembali hubungan pernikahan mereka (Wilson, 1988).
Banyak pasangan telah menjadi sangat terfokus dengan tanggung jawab
menjadi orang tua sehingga pernikahan tidak lagi memegang peranan
penting dalam kehdupan mereka. Dalam kondisi ini, sejak anak lebih
bertanggung jawab pada mereka sendiri, pasangan dapat lebih mudak
untuk melaksanakan karir/menetapkan hobi individual dan marital.
(Friedman, 2010)
Tugas perkembangan keluarga ketiga yang penting adalah untuk
anggota

keluarga,

terutama

orang

tua

dan

anak

remaja,

untuk

berkomunikasi secara terbuka satu sama lain. Seringkali terjadi penolakan


antara orang tua dan anak remaja mengenai nilai dan gaya hidup satu
sama lain. Orang tua yanng memiliki banyak masalah, terbukti sering
melakukan penolakan dan kemudian tidak lagi berhubungan dengan orang
tua mereka, sehingga mengurangi komunikasi terbuka yang sebenarnya
dapat terjadi. (Friedman, 2010)
Mempertahankan standar etis dan moral keluarga merupakan tugastugas perkembangan keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985). Walaupun
peraturan keluarga perlu diubah, standar etis dan moral keluarga perlu
dipertahankan oleh orang tua. Sementara anak remaja mencari keyakinan
dan nilai mereka sendiri, orang tua harus membela dan menanamkan
prinsip dan standar yang telah di tetapkan. Anak remaja sangat sensitif
dalam melihat adanya geganjilan antara apa yang diajarkan dan
dipraktekan. Meskipun demikian, orang tua dapat belajar dari satu sama
lain. (Friedman, 2010)
D.

Masalah-masalah kesehatan
Pada tahap perkembangan keluarga dengan remaja, kesehatan fisik
anggota keluarga biasanya baik, tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal
yang penting. Faktor-faktor resiko harus diidentifikasi dan dibicarakan
dengan keluarga, seperti pentingnya gaya hidup keluarga yang sehat mulai
dari usia 35 tahun, resiko penyakit jantung koroner meningkat dikalangan
pria dan pada usia ini anggota keluarga yang dewasa mulai merasa lebih
rentan terhadap penyakit sebagai bagian dari perubahan-perubahan

perkembangan dan biasanya mereka ini lebih menerima strategi promosi


kesehatan. Sedangkan pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan
kendaraan bermotor merupakan bahaya yang amat besar, dan patah
tulang serta cedera karena atletik juga umum terjadi (Friedman, 2010).
Penyalahgunaan obat dan alkohol, kontrasepsi, kehamilan yang tidak
diinginkan, dan pendidikan serta konseling seks adalah area-area
perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini dengan keluarga,
perawat dapat berada di tengah-tengah masalah orang tua-remaja. Remaja
seringkali mencari pelayanan kesehatan untuk pelaksanaan uji kehamilan,
penggunaan obat, skrining penyakit AIDS, konstrasepsi dan aborsi, dan
diagnosis dan perawatan penyakit kelamin. Telah terdapat tren legal untuk
membiarkan

anak

remaja

mendapatan

layanan

kesehatan

tanpa

persetujuan dari orang tua. Jika orang tua terlibat, seringkali diindikasikan
untuk memisahkan wawancara antara remaja dan orang tua sebelum
membawa mereka bersama. (Friedman, 2010)
Kehamilan remaja adalah masalah keluarga yang kritis. Pencegahan
kehamilan remaja merupakan intervensi yang didasari oleh keluarga dan
komunitas. Perawat keluarga perlu membantu keluarga dalam upaya
pencegahan kehamilan remaja dengan rujukan ke pelayanan keluarga
berencana, konseling dan pendidikan seksual, mendorong anak remaja
untuk berpartisipasi dalam kegiatan waktu luang sepulang sekolah, dan
kesempatan pendidikan adalah strategi dasar pencegahan kehamilan
remaja.
Kebutuhan kesehatan lainnya adalah di area dukungan dan bantuan
dalam menguatkan hubungan pernikahan dan hubungan otang tua dan
remaja. Mungkin dibutuhkan konseling suportif langsung atau melakukan
rujukan ke sumber-sumber komunitas untuk konseling, pelayaan rekreasi,
edukasi dan, pelayanan lain. (Friedman, 2010)
E.

Peran Perawat
Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada
peningkatan dan pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit
kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat-obatan terlarang,
minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta

membantu terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua


dengan anak remajanya ( Mubarak, 2009).
Menurut Stanhope (1998), peran perawat dalam peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit pada tahap keluarga dengan anak
remaja antara lain:
1. Guru tentang faktor-faktor kesehatan
2. Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan
merokok, diet dan gerak badan
3. Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun
bersama orang tua
4. Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumbersumber kesehatan mental
5. Konsultan keluarga berencana
6. Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual
7. Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.

BAB III
TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
(Kasus)
An. H adalah anak pertama dari pasangan Tn. R dan Ny. R yang saat ini
berusia 14 tahun. Dalam rentang usia ini, An. H termasuk ke dalam

masa

perkembangan remaja. An. H saat ini sedang duduk di bangku SMP kelas 2. An.
H tinggal bersama dengan Bp. R (38 tahun), Ibu R (30 tahun), kedua adiknya
An. F dan An. L dan ibu dari Bp. R yaitu Nenek. R (61 tahun).
Pada saat dilakukan pengkajian, tahapan perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi saat ini yaitu berkomunikasi secara terbuka. An. H adalah anak
yang pendiam dan jarang berbicara jika tidak ditanya, An. H sudah mulai jarang
berkumpul dengan keluarga, jika berada di rumah An. H banyak menghabiskan
waktunya di dalam kamarnya. An. H lebih suka menceritakan masalahnya
kepada teman-temannya dibandingkan kepada orang tua atau pun keluarganya
yang lain. sedangkan Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara
kepada anaknya dan agak keras untuk mendidik anak-anaknya.
An. H sulit untuk diatur semenjak memasuki SMP. An. H tidak
mengetahui tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja.
Dalam hal akademik, An. H malas belajar dan jarang mengerjakan tugas
sekolahnya dan sudah tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya, an.
H jarang belajar dan nilainya pas-pasan. Sedangkan Ibu. R tidak pernah
memantau aktivitas belajar anaknya di rumah. Selain itu, An. H pernah ikut-ikutan
tawuran dengan teman-teman sekolah, jarang (suka membolos) dalam mengikuti
pengajian, dan An. H sudah memiliki teman dekat wanita (pacar).
A. INDENTITAS UMUM KELUARGA
1. Indentitas Kepala Keluarga
Nama
: Tn. R
Umur

: 38 tahun

Perkerjaan

: Buruh

Pendidikan

: SMP

Alamat

: RT 02 RW 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kec. Cimanggis

2. Komposisi Anggota Keluarga


No

Nama

Jenis

Ibu. R
An. H
An. F
An. L
Nenek. R

Kelamin
L
L
P
P
P

.
1
2
3
4
5

Umur
30 tahun
14 tahun
12 tahun
9 tahun
61 tahun

Hub. Klg
Istri
Anak 1
Anak 2
Anak 3
Ibu

Pendidika
n
SMP
SMP Kls 2
SD Kls 6
SD Kls 3
SD

3. Genogram

Nenek R 61th

Bp R
38 th

Keterangan:
An.H 14th
= Laki-laki

Ibu R
30 th

An F
11 th

An. L
9 th

= Perempuan

= Cerai
= Satu Rumah

= anak remaja

4. Type Keluarga
Keluarga Bp. R termasuk tipe keluarga extended family (keluarga luas/ besar).
Keluarga Bp. R (38 tahun) terdiri dari Bp. R, Ibu R, ketiga anaknya dan ibu
dari Bp. R yaitu Nenek. R (61 tahun).
5. Suku Bangsa
Bp. R berasal dari Jakarta (Betawi) dan istrinya, Ibu. R juga berasal dari
Jakarta (Betawi). Bahasa dominan yang mereka gunakan sehari-hari di rumah
adalah bahasa Indonesia. Saat di luar rumah pun mereka menggunakan
bahasa Indonesia dalam percakapan. Ibu. R mengatakan keluarganya tidak
10

memiliki kebiasaan khusus yang mempengaruhi status kesehatan keluarga


yang diajarkan turun-temurun.
6. Agama
Seluruh keluarga Bp. R beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan
keluarga Bp. R yaitu sholat lima waktu dan puasa dilakukan. Menurut keluarga
Bp. R, agama berperan sangat penting dalam kehidupan mereka, bahkan
dalam hal kesehatan. Ketika ada anggota keluarga yang sedang sakit,
keluarga juga selalu mendoakan untuk kesembuhan anggota keluarga yang
sakit tersebut.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Di keluarga Bp. R, pencari nafkah utama di keluarga adalah Bp. R yang
bekerja sebagai buruh dengan penghasilan 2.000.000 - 2.500.000 setiap
bulan. Selain itu Bp. R juga masih aktif sebagai pembawa acara/ MC di acaraacara pernikahan, maka dari itu Bp. R terlihat jarang berada dirumah. Ibu. R
sehari-hari membuka warung yang menjual kebutuhan sehari-hari dan
makanan ringan di rumahnya dengan penghasilan perhari menurut Ibu. R
adalah 50.000-an. Keperluan keluarga sehari - hari adalah untuk makan dan
jajan An. H, An. F dan An. L.. Ibu. R mengatakan bahwa dirinya merasa cukup
dengan penghasilan suaminya saat ini. Bp. R saat ini memiliki tabungan atau
dana kesehatan dari tempatnya bekerja.
8. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bp. R tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga, hanya
sesekali anaknya mengajak berwisata. Waktu liburan biasanya disesuaikan
dengan jadwal libur kerja dan libur anak sekolah, tetapi sekarang jarang
dilakukan, hanya jika ada waktu saja keluarga pergi rekreasi. Ibu. R juga
mengatakan biasanya dirinya berkunjung ke rumah kerabat yang letak
rumahnya berdekatan dengan rumah keluarga Bp. R. Di rumah, Ibu. R
mengatakan keluarganya dapat menikmati hiburan melalui TV dan radio yang
tersedia di rumahnya. An. H mengatakan jika banyak kegiatan dan membuat
dirinya stress maka dia akan main keluar dengan teman-temannya, biasanya
nongkrong sambil mengobrol tidak jelas, main ke warnet atau rental PS dan
menonton balapan motor. An. H juga mengatakan sering main dengan
temantemannya hingga malam hari.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

11

Termasuk keluarga dengan remaja. Tugas perkembangan keluarga dengan


anak remaja yang dilakukan oleh keluarga antara lain:
a. Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri. Keluarga sudah memberikan kesempatan
bagi An. H untuk memilih apa yang ingin dilakukan. An. H mengatakan
tanggung jawabnya adalah belajar dan membantu orang tua, itupun jarang
dilakukan atas kemauannya sendiri. An. H sudah memiliki cita- cita, yaitu
menjadi seorang pemain bola, tetapi hanya sebatas harapan dan tidak
tahu bagaimana cara mencapai tujuannya.
b. Memfokuskan kembali hubungan perkawinan. Pernikahan Bp. R dan Ibu.
R saat ini sudah berlangsung selama 15 tahun, anaknya yang paling kecil
sudah memasuki usia sekolah. Saat ini, Ibu. R dan Bp. R mengatakan
untuk berusaha membesarkan ketiga anaknya dengan memenuhi segala
kebutuhan mereka.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi Dan Kendalanya
Berkomunikasi secara terbuka dengan anak-anak. Ibu. R mengatakan bahwa
An. H adalah anak yang pendiam dan jarang berbicara jika tidak ditanya.
Terutama saat memasuki usia remaja, An. H sudah mulai jarang berkumpul
dengan keluarga, jika berada di rumah An. H banyak menghabiskan waktunya
di dalam kamarnya. An. H mengatakan jarang berbicara dengan Bp. R karena
menurut An. H bapaknya itu galak dan kalau menyuruh sesuatu, misalkan
belajar,

Bp.

sering

marah-marah

sehingga An.

malas

untuk

menanggapinya. Ibu. R mengatakan sebenarnya Bp. R baik, tetapi memang


agak keras untuk mendidik anak-anaknya. Ibu. R juga mengatakan bahwa An.
H sulit untuk diatur semenjak memasuki SMP. An. H mengatakan tidak
mengetahui tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai
remaja, karena sebelumnya tidak pernah mendapatkan informasi mengenai
tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja.
3. Riwayat Keluarga Inti
Bp. R dan Ibu. R menikah pada tahun 1998, dan anak pertamanya lahir
setahun kemudian. Ibu. R dan Bp. R baru memutuskan memakai kontrasepsi
setelah kelahiran anak ke-3. Jenis kontrasepsi yang dipilih adalah pil KB.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menurun. Bila sakit, keluarga Bp. R
pergi ke dokter swasta langganan keluarga. Tidak ada pola makan atau jenis
makanan yang dibatasi.

12

C. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali Bp. R sekeluarga adalah rumah permanen peninggalan
orang tua Bp. R yang berukuran 70 m2. Desain interior rumah terbagi menjadi
6 ruangan, yang paling depan adalah ruang tamu. Lalu, 3 ruang tidur dan
yang paling belakang adalah dapur dan kamar mandi. Kamar tidur 1
digunakan oleh Bp. R dan Ibu. R, sedangkan 2 kamar tidur lainnya digunakan
oleh anak-anak dan Nenek. R yang tinggal bersama Bp. R dan Ibu. R. Lantai
rumah terbuat dari keramik. Terdapat 2 jendela yang kurang lebih berukuran
1,5 x 1 meter di depan samping pintu masuk. Namun, jendela yang terlihat
selalu terbuka ini jarang dibersihkan. Warna dinding rumah adalah putih yang
kondisinya cukup bersih. Kondisi rumah, tampak rapi dan bersih dan terdapat
beberapa perabot rumah yang sesuai. Sumber air yang digunakan oleh
keluarga berasal dari tanah (sanyo) sehingga airnya tidak berasa, tidak
berwarna, dan tidak berbau. Pada saat hari mulai gelap, pencahayaan lampu
dalam rumah Bp. R terbilang terang.

13

Denah Rumah Bapak R:

Kamar Mandi

Dapur

Ruang Tidur

Teras
Ruang keluarga
10 m
Ruang Tamu

Ruang Tidur

Warung

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Bp. R jarang berkumpul dengan tetangga karena kesibukannya, namun Ibu. R
aktif di arisan PKK dan pengajian yang ada di lingkungan rumah. Ibu. R

Teras

sendiri tidak bekerja hanya menjadi ibu rumah tangga saja dan mengurus
warung yang ada di rumah. Keluarga Bp. R tinggal di RT 02 RW 02, di sisi
kanan rumah Bp. R yaitu rumah saudaranya dan sisi kiri adalah rumah

7m

tetangganya, dibelakang rumah ada tanah kosong dan jalan. Kehidupan


bertetangga terlihat rukun dan harmonis.
3. Mobilitas geografis keluarga
Saat ini, keluarga Bp. R sudah tinggal menetap di rumah yang sekarang
selama 15 tahun dan tidak berniat untuk pindah. Bp. R sendiri sudah tinggal
dirumah tersebut sejak Bp. R lahir, karena Bp. R adalah anak tunggal dari
kedua orang tuanya yang telah bercerai maka dirumah tersebut ditinggali
keluarga Bp. R dan ibunya. Rumah Bp. R dibangun di atas tanah milik orang
tuanya, kepemilikan tanah masih milik ibunya Bp. R.
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Bp. R selalu menekankan pada Ibu. R supaya mengikuti acara yang diadakan
oleh RT/RW, misalnya pengajian, arisan RT dan kegiatan lainnya. Apabila ada
waktu luang Ibu. R mengajak anaknya bermain ke tetangga. Hubungan
anggota keluarga terlihat rukun, tidak ada konflik antara satu dengan yang lain
(terlihat harmonis). Anak-anak Bp. R tidak ada yang aktif mengikuti kegiatan
kemasyarakatan di daerah setempat RW 02. An. H mengatakan sudah jarang
(suka membolos) dalam mengikuti pengajian. Bp. R sendiri sering diminta

14

untuk menjadi pembawa acara/ MC di acara - acara pernikahan ataupun


acara yang diadakan RT/ RW. Ibu. R juga bersosialisasi dengan tetangga di
kanan, kiri dan depan rumahnya. Saudara Ibu. R tinggal tidak jauh dari rumah
Ibu. R, setiap hari selalu bertemu. An. H berteman dengan beberapa teman
seusianya, sering nongkrong di pos hansip dekat rumahnya, bermain ke
warnet dan rental PS dan jalan-jalan dengan menggunakan motor.
4. System pendukung keluarga
Bila ada masalah dalam keluarga, keluarga lebih senang menyelesaikan
dengan anggota keluarga. Kadang juga melibatkan orang tua, karena dengan
orang tua tinggal bersama dan berdekatan. Hal yang dirasakan sebagai
pendukung keluarga adalah keluarga yang tinggal tidak jauh dari rumah yang
memperhatikan bila ada anggota keluarga yang sakit dan tetangga yang hidup
saling menghormati serta menghargai. Disamping itu adanya fasilitas dana
kesehatan dari tempat kerja Bp. R untuk anggota keluarga yang sakit menurut
Ibu. R sangat membantu keluarga.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola/cara komunikasi keluarga
Ibu. R mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya menekankan
keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Ibu. R mendiskusikan
bersama Bp. R, terkadang meminta bantuan nasihat dari orang tua. Waktu
yang biasanya digunakan untuk komunikasi pada saat santai yaitu malam hari
dan waktu makan bersama dengan anggota keluarga. Namun An. H
mengatakan lebih suka menceritakan masalahnya kepada teman-temannya
dibandingkan kepada orang tua atau pun keluarganya yang lain. Bp. R sibuk
bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada anaknya.
2. Struktur kekuatan keluarga
Pemegang keputusan di keluarga adalah Bp. R sebagai kepala keluarga,
tetapi tidak menutup kemungkinan suatu ketika Ibu. R punya pendapat sendiri
dan membuat keputusan sendiri, misalnya pada saat membeli keperluan
rumah tangga dan mengatur posisi perabotan rumah tangga. Terkadang Ibu.
R juga berinisiatif sendiri untuk membawa anaknya ke pelayanan kesehatan,
bila ada yang sakit dan tidak bisa sembuh dengan mengkonsumsi obat
warung.
3. Struktur peran

15

a. Bp. R: Sebagai kepala keluarga, bertanggung jawab dalam mencari nafkah


untuk kebutuhan sehari-hari dalam rumah tangga.
b. Ibu. R: Ibu. R mengatakan urusan anaknya lebih banyak diserahkan
kepada ibunya. Sebagai istri Bp. R, sebagai ibu rumah tangga dan juga
membuka usaha warung di rumahnya.
c. An. H: An. H mengatakan malas belajar dan jarang mengerjakan tugas
sekolahnya. Ibu. R mengatakan bahwa anaknya jarang belajar dan nilainya
pas-pasan. Ibu. R mengatakan tidak pernah memantau aktivitas belajar
anaknya di rumah.
d. An. F: Sebagai anak ke dua Bp. R dan Ibu. R yang pada tahun ini akan
memasuki SMP. An. F juga berperan sebagai adik dari An. H dan kakak
dari An. L.
e. An. L: Sebagai anak ke tiga Bp. R dan Ibu. R juga berperan sebagai adik
f.

dari dua orang kakaknya yaitu An. H dan An. F.


Nenek. R: Sebagai Ibu dari Bp. R dan nenek dari ketiga cucunya yaitu An.
H, An. F dan An. L.
Ibu. R juga mengatakan di rumahnya tidak ada peraturan yang jelas

tentang apa saja tugas setiap anggota keluarga.


4. Nilai dan norma Budaya
Nilai dan norma yang dipegang oleh Bp. R adalah sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam dan tidak terpengaruh oleh norma budaya. Penerimaan keluarga
terhadap perawat sangat baik, setiap masalah yang ada diutarakan dan
menerima kehadiran perawat.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
Ibu R mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat saling
terbuka dalam menyampaikan pendapat walaupun An. H termasuk anak yang
pendiam dan jarang menyampaikan pendapatnya.
2. Fungsi sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan baik.
Hubungan anggota keluarga dengan tetangga juga baik apalagi keluarga Bp.
R tergolong paling lama tinggal di wilayah tersebut.
3. Fungsi perawatan kesehatan
Ibu. R mengatakan bahwa ketika ada anggota keluarga yang sakit, maka yang
sakit akan langsung diberikan obat dari warung atau dari apotek. Keluarga
Ibu. R juga sering memanfaatkan pelayanan kesehatan di RS, tetapi jika
sudah sembuh dengan mengkonsumsi obat warung maka hanya diobati di

16

rumah saja. Bp. R mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki keluhan fisik dan
tidak merokok hanya saja jika sedang banyak pekerjaan yang harus
diselesaikannya biasanya Bp. R mengeluhkan pegal-pegal pada badannya.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek
Keluarga Bp. R mencemaskan pergaulan An. H yang sudah memasuki masa
remaja. An. H sudah mulai ditawari untuk mencoba merokok oleh temantemannya, baik teman di sekolah maupun teman di lingkungan rumahnya. An.
H juga sering nongkrong tidak jelas dengan teman sekolah maupun teman di
sekitar rumahnya tersebut. An. H juga mengatakan pernah ikutikutan tawuran
dengan teman-teman sekolahnya. An. H mengatakan sudah memiliki teman
dekat wanita (pacar).
2. Sressor jangka panjang
Ibu. R mengeluhkan biaya sekolah ketiga anaknya yang semakin mahal,
terlebih lagi tahun ini anak keduanya yaitu An. F akan lulus dari SD dan akan
memasuki SMP.
3. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Masalah
Jika ada masalah, keluarga berupaya untuk mencari jalan keluar dari masalah
tersebut dengan jalan musyawarah. Keluarga meyakini kalau setiap masalah
ada jalan keluarnya, misalnya dengan minta bantuan dari orang tua dan
tetangga yang terdekat.
4. Strategi koping yang digunakan
Ibu. R mengatakan selalu menyerahkan semua masalah yang terjadi kepada
Allah SWT tetapi tetap berusaha untuk mengatasi masalah yang ada.
5. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada.
G. KEADAAAN GIZI KELUARGA
Pemenuhan gizi : Pemenuhan gizi keluarga dilakukan oleh Ibu R dengan
menyediakan pemenuhan kebutuhan makan 3 kali sehari.
Upaya lain : Tidak ada upaya lain yang dilakukan.

17

H. HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap akan selalu berada dalam kondisi sehat lahir dan batin.
Mereka juga berharap akan mendapatkan banyak pengetahuan tentang
berbagai macam jenis penyakit dan cara perawatannya.
I.

PEMERIKSAAN FISIK

No
.
1.

Nama
Bp. R
(38 tahun)
Pemeriksaa
n Fisik

TD
(mmHg)

Nadi
(x/menit
)

Nafas
(x/menit
)

Suhu
(oC)

BB
(Kg)

TB
(cm)

130/0

86

21

36,7

68

172

Jantung: Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,


tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada
perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal,
serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru: Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak
terdapat tonjolan abnormal, pernafasan 21 x/menit, tactil
fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi
vesikuler, dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen: Perut terlihat datar dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 10x/menit
Ekstremitas: Terlihat bahu simetris, warna sama dengan
kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal
kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot:
5555 5555
5555 5555
Kulit: Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,
tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
Kepala: Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang,
dan alis simetris.
Leher: Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa.
Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah
tanpa ada nyeri.
Telinga: Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak

18

ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak


ada serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Mata: Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea
tidak ikterik, memakai kacamata jika membaca.
Mulut dan hidung: Bibir simetris, mukosa lembab, lidah
simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat,
lidah dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,
tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab,
terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
2.

Ibu. R
(30 Tahun)
Pemeriksaa
n fisik

110/70

82

19

36,7

48

154

Jantung: Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,


tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada
perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal,
serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru: Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak
terdapat tonjolan abnormal (juga pada payudara),
pernafasan 19 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan,
bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen: Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 9 x/menit
Ekstremitas: Terlihat bahu simetris, warna sama dengan
kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal
kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot: 5555 5555
5555 5555
Kulit: Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,
elastis, tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul
dan tajam baik.
Kepala: Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang,
dan alis simetris.
Leher: Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa.
Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah
tanpa ada nyeri.

19

Telinga: Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak


ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Mata: Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea
tidak ikterik.
Mulut dan hidung: Bibir simetris, mukosa lembab, lidah
simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat,
lidah dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,
tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab,
terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
3.

An. H
(14 Tahun)
Pemeriksaa
n Fisik

120/80

88

20

36,5

51

156

Jantung: Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,


tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada
perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal,
serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru: Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak
terdapat tonjolan abnormal, pernafasan 20 x/menit, tactil
fremitus sama kiri dan kanan, bunyi nafas terauskultasi
vesikuler, dan tidak terdapat suara tambahan.
Abdomen: Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 9 x/menit
Ekstremitas: Terlihat bahu simetris, warna sama dengan
kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal
kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot: 5555 5555
5555 5555
Kulit: Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis,
tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
Kepala: Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang,
dan alis simetris.
Leher: Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa.
Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah
tanpa ada nyeri.

20

Telinga: Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak


ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Mata: Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea
tidak ikterik.
Mulut dan hidung: Bibir simetris, mukosa lembab, lidah
simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat,
lidah dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,
tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab,
terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
4.

An. F
(12 Tahun)
Pemeriksaa
n Fisik

110/80

91

21

36,8

36

139

Jantung: Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,


tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada
perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal,
serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru: Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak
terdapat tonjolan abnormal (juga pada payudara),
pernafasan 21 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan,
bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen: Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 8 x/menit.
Ekstremitas: Terlihat bahu simetris, warna sama dengan
kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal
kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot: 5555 5555
5555 5555
Kulit: Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,
elastis, tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul
dan tajam baik.
Kepala: Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang,
dan alis simetris.
Leher: Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak
terdapat pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa.
Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah

21

tanpa ada nyeri.


Telinga: Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak
ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Mata: Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea
tidak ikterik.
Mulut dan hidung: Bibir simetris, mukosa lembab, lidah
simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat,
lidah dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,
tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab,
terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
5.

An. L
(9 Tahun)

110/70

92

22

36,9

31

134

Jantung: Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,


tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada
perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal,
serta tidak
terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru: Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak
terdapat tonjolan abnormal (juga pada payudara),
pernafasan 22 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan,
bunyi nafas terauskultasi vesikuler dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen: Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 8 x/menit.
Ekstremitas: Terlihat bahu simetris, warna sama dengan
kulit, tidak terdapat tonjolan, dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal
kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot: 5555 5555
5555 5555
Kulit: Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna gelap, elastis,
tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul dan tajam
baik.
Kepala: Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang,
dan alis simetris.
Leher: Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak

22

6.

Nenek. R
Pemeriksaa
n Fisik

terdapat pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa.


Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah
tanpa ada nyeri.
Telinga: Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak
ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada
serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Mata: Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea
tidak ikterik.
Mulut dan hidung: Bibir simetris, mukosa lembab, lidah
simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat,
lidah dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,
tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab,
terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.
140/90
90
23
37
52
155
Jantung: Tidak terdapat tonjolan dan massa pada dada,
tidak ada retraksi intercostae, terdengar dullness pada
perkusi batas jantung, BJ 1 dan BJ 2 terauskultasi normal,
serta tidak terdapat mur-mur dan gallop.
Paru-paru: Pengembangan simetris, warna dada sama
dengan kulit lainnya (tidak terdapat lebam, kebiruan), tidak
terdapat tonjolan abnormal (juga pada payudara),
pernafasan 23 x/menit, tactil fremitus sama kiri dan kanan,
bunyi nafas terauskultasi vesikuler, dan tidak terdapat suara
tambahan.
Abdomen: Perut terlihat bulat dan warnanya sama dengan
kulit lainnya (tidak ada lebam, kemerahan), perut teraba
lemas, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba massa, hepar
tidak teraba, bising usus terdengar 8 x/menit
Ekstremitas: Terlihat bahu simetris, warna sama dengan
kulit, tidak terdapat tonjolan dapat mengangkat dan
menahan beban dengan baik, refleks brachioradialis normal
kiri dan kanan, refleks patela normal kiri dan kanan,
kekuatan otot: 5555 5555
5555 5 555
Kulit: Kulit terlihat bersih, tidak bau, warna sawo matang,
elastis, tidak ada lesi, senstifitas terhadap benda tumpul
dan tajam baik.
Kepala: Bentuk kepala dan muka simetris, klien dapat
merasakan benda tumpul dan tajam, gerakan pipi, rahang,
dan alis simetris.

23

Leher: Bentuk simetris, warna sama dengan kulit, tidak


terdapat pembesaran JVP dan tiroid. Tidak terdapat massa.
Dapat bergerak proposional ke kiri, kanan, atas, dan bawah
tanpa ada nyeri.
Telinga: Daun telinga simetris kiri dan kanan, bersih, tidak
ada benjolan, tidak bengkak, tidak ada nyeri tekan, tidak
ada serumen. Klien dapat mendengar dengan baik.
Mata: Isokor, bola mata dapat mengikuti arah gerakkan
tangan pemeriksa, tidak ada nyeri tekan, diameter pupil + 2
mm, reaksi cahaya +/+, konjungtiva tidak anemis, kornea
tidak ikterik, jarak pandang berkurang.
Mulut dan hidung: Bibir simetris, mukosa lembab, lidah
simetris, dapat bergerak ke kiri dan ke kanan, tidak pucat,
lidah dapat merasakan asam, asin, dan manis dengan baik.
Bentuk simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,
tidak terdapat lesi atau cairan, mukosa hidung lembab,
terdapat bulu hidung, uji penciuman baik.

J. DAFTAR MASALAH
NO
1.

DATA
DS:

ETIOLOGI

PROBLEM

Ketidakmampuan

Ketidakefektifan
performa peran

Ibu. R mengatakan bahwa An. H sulit

keluarga
mengenal

remaja

untuk diatur semenjak memasuki SMP


Ibu. R mengatakan bahwa An. H lebih

masalah.

keluarga Bp. R

suka menghabiskan waktunya di dalam

khususnya

kamar

H.

daripada

berkumpul

dengan

keluarga
Ibu. R mengatakan di rumahnya tidak ada
peraturan yang jelas tentang apa saja

tugas setiap anggota keluarga


An. H mengatakan tidak mengetahui tugas
perkembangan

maupun

tanggung

jawabnya sebagai remaja


An. H mengatakan sebelumnya tidak
pernah mendapatkan informasi mengenai
tugas perkembangan maupun tanggung

dalam

jawabnya sebagai remaja


An. H mengatakan malas belajar dan

24

pada
An.

jarang mengerjakan tugas sekolahnya


An. H mengatakan saat ini sudah tidak
mengikuti

kegiatan

ekstrakulikuler

di

sekolahnya
An. H mengatakan pernah ikut-ikutan

tawuran dengan teman-teman sekolahnya


An. H mengatakan sudah jarang (suka

membolos) dalam mengikuti pengajian


An. H mengatakan sudah memiliki teman

dekat wanita (pacar)


An.
H
mengatakan
menceritakan

lebih

masalahnya

suka
kepada

temannya
DO:

Bp. R terlihat jarang berada dirumah.


An. H merupakan anak pertama dalam

keluarga
An. H berusia 14 tahun, berada pada

masa remaja awal (12-15 tahun)


Di rumahnya tidak ada yang

bisa

mengajarkan peran dan tanggung jawab

kepada remaja (An. H)


Defisiensi pengetahuan tentang tugas
perkembangan maupun tanggung jawab

2.

sebagai remaja
An. H merupakan anak yang pendiam dan

tertutup
DS:

Ketidakmampuan

Risiko

Ibu. R mengatakan bahwa anaknya jarang

keluarga

penurunan

mengenal

prestasi belajar

belajar dan nilainya pas-pasan


Ibu. R mengatakan tidak pernah

masalah

pada keluarga

memantau aktivitas belajar anaknya di

Bp. R

rumah
An. H mengatakan malas belajar dan

khususnya

jarang mengerjakan tugas sekolahnya


DO:
An. H sering nongkrong dan tidak terlihat

25

An.H.

3.

belajar
DS:

Ketidakmampuan

Ketidakefektifan

Ibu. R mengatakan urusan anaknya lebih

keluarga

koping

mengambil

pada

banyak diserahkan kepada ibunya


Ibu. R mengatakan An. H merupakan

keputusan

Bp. R

seorang anak yang tertutup


Ibu. R mengatakan An. H merupakan
seorang anak yang pendiam dan jarang

berbicara jika tidak ditanya


Ibu. R mengatakan bahwa An. H lebih
suka menghabiskan waktunya di dalam
kamar

daripada

berkumpul

dengan

keluarga
Ibu. R mengatakan Bp. R memang agak

keras untuk mendidik anak-anaknya


An.
H
mengaku
tidak
pernah
menceritakan masalah yang dihadapinya

pada orang tua


An. H mengatakan kadang percakapan
dengan orang tua akan berakhir dengan

ketegangan
An.
H
mengatakan

lebih

suka

menceritakan masalahnya kepada temantemannya dibandingkan kepada orang tua

atau pun keluarganya yang lain


An. H mengatakan sudah memiliki teman
dekat wanita (pacar), dan orang tuanya
tidak mengetahui hal itu

DO:

Bp.

sibuk

menyempatkan

bekerja

dan

berbicara

jarang
kepada

anaknya
An. H merupakan anak yang pendiam dan
tertutup

26

keluarga

K. SCORING/ Pembobotan dan Penentuan Prioritas Masalah


1.

Scoring/ Pembobotan
a. Ketidakefektifan performa peran remaja pada keluarga Bp. R khususnya
An. H

SIFAT

KRITERIA
MASALAH

SKOR

HASIL

(bobot= 1)

Aktual

sehat)
Ancaman kesehatan
Krisis/keadaan

(Tidak/kurang

sejahtera

3/3 x 1 = 1

PEMBENARAN
Saat ini An. H masih dalam tahap
perkembangan

remaja

yang

membutuhkan

perhatian

dan

efektif

dalam

komunikasi

yang

mengungkapkan

Orang

tua

masalahnya.
biasanya

hanya

menanyakan kemana An. H pergi


dan kadang memarahi jika ada

KEMUNGKINAN MASALAH

2/2 x 2 = 2

DAPAT DIUBAH (bobot=2)

Mudah
Sebagian
Tidak dapat

masalah dengan sekolah.


An.
H
masih
dapat

diajak

berkomunikasi dan menurut pada


2

orang tuanya, melalui pendekatan

komunikasi

pengenalan peran dan tanggung


jawab

yang

remaja

efektif

maka

akan

penerapan

peran pada remaja di keluarga Bp. R


PONTESIAL

MASALAH

1/3 x 1 =

akan efektif.
Adanya perhatian yang baik dari

DAPAT

DICEGAH

1/3

orang tua dan saudara An. H akan

(bobot= 1)

perkembangan peran dan tanggung


3

Tinggi
Cukup
Rendah

jawabnya.

2
1

MENONJOLNYA

2/2 x 1 = 1

MASALAH (bobot= 1)

dan segera perlu ditangani karena

Masalah

segera ditangani
Ada masalah, tapi tidak

perlu segera ditangani


Masalah tidak dirasakan

berat,

Keluarga mengatakan ada masalah

harus

mereka takut anaknya tidak bisa


penerapkan peran dan tanggung

jawab remaja di keluarga.

27

Total

4 1/3

Risiko penurunan prestasi belajar pada keluarga Bp. R khususnyaAn. H.

b.

KRITERIA
MASALAH

SIFAT

SKOR

HASIL

(bobot= 1)

PEMBENARAN
Masalah merupakan risiko, saat ini
An. H masih duduk di kelas 2 SMP,

Aktual

sehat)
Ancaman kesehatan
Krisis/keadaan

(Tidak/kurang

sejahtera

2/3 x 1 =

dari hasil belajar semester yang lalu

2/3

nilainya termasuk standar. An. H

malas belajar di rumah dan tidak ada


yang

membantunya

dalam

mengerjakan tugas maupun belajar.


Orang tua hanya memarahi jika An. H

KEMUNGKINAN MASALAH

malas belajar.
An. H menyadari bahwa perlu belajar

DAPAT DIUBAH (bobot=2)

jika ingin hasil prestasinya meningkat,

Mudah
Sebagian
Tidak dapat

2/2 x 2 =

orang tua memiliki kemauan untuk

membantu permasalahan.

PONTESIAL

MASALAH

Adanya kemauan dari remaja untuk

DAPAT

DICEGAH

memperbaiki cara belajarnya, tetapi

(bobot= 1)

kurang

Tinggi
Cukup
Rendah

2/3 x 1 =

2/3

bantuan

dan

dukungan

keluarga maupun temannya.

MENONJOLNYA

Masalah

MASALAH (bobot= 1)

pembelajaran anak yang hasilnya

Masalah

segera ditangani
Ada masalah, tapi tidak

perlu segera ditangani


Masalah tidak dirasakan

berat,

harus

1/2 x 1 =

SIFAT

merupakan

belum terlihat.

1
0

Total
c.

ini

3 5/6

Ketidakefektifan koping pada keluarga Bp. R.


KRITERIA
MASALAH

SKOR

HASIL

(bobot= 1)

PEMBENARAN
Timbul mekanisme koping
negatif baik pada orangtua,

28

proses

Aktual

sehat)
Ancaman kesehatan
Krisis/keadaan

(Tidak/kurang

sejahtera

3/3 x 1 =

keluarga maupun remaja karena

kurangnya kualitas komunikasi

antara mereka.

KEMUNGKINAN MASALAH

Pola komunikasi antara remaja

DAPAT DIUBAH (bobot=2)

dan orang tua merupakan suatu

Mudah
Sebagian
Tidak dapat

2/2 x 2 =

proses yang harus dimulai dan

dijaga keberlangsungannya,

keluarga sudah memberikan


respon positif dengan bertanya
cara komunikasi yang baik

PONTESIAL

MASALAH

3/3 x 1 =

dengan remaja.
Keluarga sudah mengetahui

DAPAT

DICEGAH

stressor dan cara mencegahnya.

MENONJOLNYA

1/2 x 1 =

Keluarga menganggap masalah

MASALAH (bobot= 1)

terjadi tetapi tidak menjadikan

(bobot= 1)

Tinggi
Cukup
Rendah

2
1

Masalah

harus

segera ditangani
Ada masalah, tapi tidak

perlu segera ditangani


Masalah tidak dirasakan

berat,

masalah ini prioritas utama.

Total
2.

Prioritas Masalah
a. Ketidakefektifan koping pada keluarga Bp. R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
b. Ketidakefektifan performa peran remaja pada keluarga Bp. R khususnya
An. H berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah.
c. Resiko penurunan prestasu belajar pada keluarga Bp. R khususnya an.
H berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.

29

L. PERENCANAAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Ketidakefektifan
koping pada
keluarga Bp. R
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga
mengambil
keputusan

TUJUAN
UMUM
KHUSUS
Setelah
1. Setelah 2 x 15
dilakukan
menit pertemuan
intervensi
keluarga mampu
sebanyak
mengenal
3kali
komunikasi yang
kunjungan
efektif dengan
diharapkan
remaja, dengan
koing
mampu:
keluarga
menjadi
1.1.
Menyebutk
efektif
an pengertian
komunikasi.

KRITERIA EVALUASI
KRITERIA
STANDAR

Respon
verbal

RENCANA INTERVENSI

Keluarga mampu
1.1.1
menyebutkan
komunikasi adalah
1.1.2
pengiriman dan
peneriamaan pesan atau
berita Antara dua orang 1.1.3
atau lebih, dengan cara
yang tepat sehingga
pesan yang dimaksud
1.1.4
dapat dipahami.
1.1.5
1.1.6

31

Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui keluarga mengenai pengertian
komunikasi.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar
Berikan
informasi
kepada
keluarga
mengenai pengertian komunikasi dengan
menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
Berikan kesempatan keluarga untuk
bertanya tentang materi yang disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang berlum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi

1.1.7
1.2.
Menyebutk
an pengertian
komunikasi
keluarga yang
efektif

Respon
verbal

1.2.1
Keluarga mampu
menyebutkan
komunikasi keluarga
1.2.2
yang efektif adalah
komunikasi yang
1.2.3
berjalan dua arah dan
dapat mencapai tujuan
dari komunikasi tersebut.
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7

1.3.
Menyebutk
an penyebab
komunikasi
tidak efektif

1.3.1
Respon
verbal

Keluarga mampu
menyebutkan 3 dari 6
penyebab komunikasi
tidak effektif, yaitu:
1. Orang tua lebih
banyak bicara

32

1.3.2
1.3.3

yang telah dijelaskan.


Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
Diskusiakan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga megenai pengertian
komunikasi keluarga yang efektif
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar.
Berikan informasi kepada keurga mengenai
pengertian komunikasi keluarga yang
efektif dengan menggunakan media lembar
balik dan leaflet.
Berikan kesempatan keluarga untuk
bertanya tentang materi yang disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang berlum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga
diskusiakan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga megenai penyebab
komunikasi tidak efektif.
berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar.
berikan informasi kepada keurga mengenai
pengertian penyebab komunikasi tidak

2.
3.

4.

5.

6.

1.4.
Menyebutk
an syarat-syarat
komunikasi
efektif dalam
keluarga.

Respon
verbal

daripada mendengar
Orang tua merasa
tahu lebih banyak
1.3.4
Orang tua cenderung
memberi arahan dan 1.3.5
nasihat
Orang tua tidak
1.3.6
berusaha untuk
mendengar terlebih 1.3.7
dahulu apa yang
terjadi pada remaja
Orang tua tidak
mencoba menerima
dahulu kenyataan
yang dialami remaja
dan memahaminya
Orang tua merasa
lebih putus asa dan
marah marah karena
tidak tahu lagi apa
yang harus dilakukan
1.4.1
terhadap remaja

Keluarga mampu
menyebutkan 4 dari 6 1.4.2
syarat-syarat komunikasi
efektif dalam keluarga, 1.4.3
antara lain:

33

efektif dengan menggunakan media lembar


balik dan leaflet.
Berikan kesempatan keluarga untuk
bertanya tentang materi yang disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang berlum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif aatas usaha
keluarga

Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui keluarga tentang syarat-syarat
komunikasi efektif dalam keluarga.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar.
Berikan informasi Asuhan kepada keluarga
tentang syarat-syarat komunikasi efektif

1.
2.
3.
4.

1.5.
Mengidentif
ikasi
ketidakefektifan
koping pada
keluarga Bp. R
terutama
masalah
komunikasi
inefektif antara
orang tua dan
remaja.

Respon
efektif

Mengenal diri sendiri


Mengenal diri remaja
Mendengar aktif
1.4.4
Pesan kamu dan
pesan saya
5. Menentukan masalah 1.4.5
siapa
6. Mengenal dan
1.4.6
menghindari gaya
penghambat
1.4.7
komunikasi

dalam keluarga dengan menggunakan


media lembar balik dan leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

1.5.1

Motivasi keluarga untuk menyebutkan


syarat-syarat komunikasi yang efektif dalam
keluarga.
Bantu keluarga untuk mengidentifikasi
komunikasi yang tidak efektif pada keluarga
Bp. R.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga

Keluarga mengetahui
bahwa komunikasi yang 1.5.2
terjadi antara orang tua
dan remaja di keluarga
adalah komunikasi yang 1.5.3
tidak efektif.

2. Setelah 1 x 15

34

menit
pertemuan,
keluarga
mampu
mengambil
keputusan yang
tepat dalam
menciptakan
komunikasi
yang efektif
dalam keluarga,
dengan
mampu:
2.1 Menyebutkan
risiko akibat
masalah
komunikasi
yang tidak
efektif dalam
keluarga bila
tidak diatasi.

2.1.1

Respon
verbal

Keluarga mampu
2.1.2
menyebutkan 3 dari 5
risiko akibat masalah
2.1.3
komunikasi yang tidak
efektif dalam keluarga
bila tidak diatasi, yaitu:
1. Kenakalan remaja.
2. Menimbulkan
2.1.4
perubahan
sikap
pada diri remaja.
3. Anggota
keluarga2.1.5
saling tertutup satu
2.1.6
sama lain
4. Seringnya
terjadi
perceraian orang tua. 2.1.7
5. Anak remaja merasa

35

Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui keluarga tentang risiko akibat
masalah komunikasi yang tidak efektif
dalam keluarga bila tidak diatasi.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar.
Berikan informasi kepada keluarga tentang
risiko akibat masalah komunikasi yang tidak
efektif dalam keluarga bila tidak diatasi
dengan menggunakan media lembar balik
dan leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

kesepian
2.2.1

2.2 Mengambil
keputusan yang
tepat untuk
mengikuti
program
mengatasi
masalah
ketidakefektifan
koping
terutamasalah
komunikasi
dengan
konseling
individu dan
konseling
keluarga

Respon
efektif

Keluarga memutuskan 2.2.2


untuk mengikuti program
mengatasi masalah
ketidakefektifan koping
terutama masalah
komunikasi dengan
konseling individu dan
konseling keluarga.

3. Setelah 1 x 15

36

Memotivasi anggota keluarga dalam


mengambil keputusan untuk mengikuti
program masalah ketidakefektifan koping
terutama masalah komunikasi.
Berikan reinforcement positif atas minat
keluarga untuk Asuhan mengikuti program
masalah ketidakefektifan koping terutama
masalah komunikasi.

menit
pertemuan,
keluarga
mampu
menciptakan
komunikasi
yang efektif
dalam keluarga,
dengan
mampu:
3.1 Menyebutkan
jenis-jenis
komunikasi.

3.1.1

3.1.2
3.1.3

Respon
verbal

Keluarga mampu
menyebutkan jenisjenis
3.1.4
komunikasi, yaitu: 1.
Komunikasi verbal
dengan kata-kata 2.
3.1.5
Komunikasi non verbal
disebut dengan bahasa 3.1.6
tubuh
3.1.7

3.2.1

3.2.2
3.2.3

Keluarga mampu

37

Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui keluarga tentang jenis-jenis
komunikasi.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman yang benar.
Berikan
informasi
kepada
keluarga
mengenai jenis-jenis komunikasi dengan
menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
Diskusikan bersama keluarga apa yang
diketahui keluarga tentang hambatan dalam
berkomunikasi.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman yang benar.
Berikan informasi kepada keluarga
mengenai hambatan dalam berkomunikasi
dengan menggunakan media lembar balik
dan leaflet.

Respon
verbal
3.2 Menyebutkan
hambatan
dalam
berkomunikasi.

menyebutkan
menyebutkan 7 dari 12
hambatan dalam
komunikasi, yaitu:
1. Memerintah
2. Menyalahkan
3. Meremehkan
4. Membandingkan
5. Memberi cap
6. Mengancam
7. Menasihati
8. Membohongi
9. Menghibur
10. Mengkritik
11. Menyindir
12. Menganalisa

3.2.4

3.2.5
3.2.6
3.2.7

3.3.1

3.3.2
3.3.3

3.3.4

Respon
psikomotor
3.3 Mendemonstras
ikan cara
komunikasi
yang efektif
antara orang

Cara berkomunikasi
efektif antara orang tua
dan remaja harus
memenuhi syarat-syarat
komunikasi efektif.

38

Berikan kesempatan kepada keluarga


untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
Demonstrasikan dengan keluarga cara
berkomunikasi efektif antara orang tua dan
remaja.
Beri kesempatan keluarga bertanya.
Beri
kesempatan
keluarga
mendemonstrasikan
kembali
cara
berkomunikasi efektif antara orang tua dan
remaja
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

tua dan remaja.

4. Setelah 1 x 15
menit
pertemuan,
keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan
dalam
menciptakan
komunikasi
yang efektif
dalam keluarga,
dengan
mampu:
4.1 Menyebutkan
faktor-faktor
dalam diri
remaja untuk
mendukung
komunikasi

4.1.1

4.1.2
4.1.3

Respon
verbal

4.1.4
Keluarga mampu
menyebutkan 2 dari 3
faktor-faktor dalam diri
4.1.5
remaja untuk
mendukung komunikasi
4.1.6
efektif, yaitu:
1.Sebelum
memulai
4.1.7
proses
komunikasi
hubungan remaja dan
orang tua hangat dan
terbuka.
4.2.1

39

Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui keluarga tentang faktor-faktor
dalam diri remaja untuk mendukung
komunikasi efektif.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman yang benar.
Berikan informasi kepada keluarga
mengenai faktor-faktor dalam diri remaja
untuk mendukung komunikasi efektif
dengan menggunakan media lembar balik
dan leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

Diskusikan bersama keluarga apa yang

efektif.

2.Remaja
telah
menyatakan bersedia
mengungkapkan
4.2.2
permasalahannya
3.Teridentifikasi
bahwa
remaja berada pada4.2.3
kondisi Keluarga yang
membutuhkan bantuan
orang
tua
untuk
memfasilitasi
4.2.4

Respon
verbal
4.2 Menyebutkan
faktor-faktor
dalam diri orang
tua untuk
mendukung
komunikasi
efektif.

Keluarga mampu
menyebutkan 2 dari 4
faktor-faktor dalam diri
orang tua untuk
mendukung komunikasi
efektif, yaitu:
1.Mendengar supaya
remaja banyak bicara
2. Menerima dahulu
perasaan remaja agar
remaja lebih terbuka
dan dihargai
2.Berbicara supaya
didengar
3.Mau berubah dimana
orang tua memiliki

40

4.2.5
4.2.6
4.2.7

4.3.1

4.3.2
4.3.3

diketahui keluarga tentang faktor-faktor


dalam diri orang tua untuk mendukung
komunikasi efektif.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman yang benar.
Berikan
informasi
kepada
keluarga
mengenai faktor-faktor dalam diri orang tua
untuk mendukung komunikasi efektif
dengan menggunakan media lembar balik
dan leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui keluarga tentang faktor-faktor
lingkungan untuk mendukung komunikasi
efektif.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman yang benar.
Berikan informasi kepada keluarga Asuhan

waktu yang khusus


dalam mendengarkan
dan berkomunikasi
dengan remaja
4.3.4

Respon
afektif
4.3 Menyebutkan
faktor-faktor
lingkungan
untuk
mendukung
komunikasi
efektif

Keluarga mampu
menyebutkan 2 dari 4 4.3.5
faktor-faktor lingkungan
4.3.6
untuk mendukung
komunikasi efektif, yaitu:
4.3.7
1. Kondusif
2. Tenang
3. Privacy
remaja
terjaga
4. Jika
dilakukan
di
rumah
sebaiknya
dilakukan di ruangan
tertutup
untuk
menjaga
privacy
remaja
dan
keleluasaan remaja
mengekspresikan
perasaan

5.1.1

41

mengenai faktor-faktor lingkungan untuk


mendukung komunikasi efektif dengan
menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

Diskusikan bersama keluarga mengenai

5.1.2
5. Setelah 3 x 20
menit
pertemuan,
keluarga
mampu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan
untuk fasilitasi
komunikasi
efektif dalam
keluarga,
dengan
mampu:
5.1 Menyebutkan
jenis-jenis
pelayanan
kesehatan yang
dapat
dikunjungi
keluarga untuk

5.1.3

5.2.1

Respon
verbal

Keluarga mampu
menyebutkan pelayanan
kesehatan yang dapat
dikunjungi keluarga
untuk berkonsultasi
masalah komunikasi
antara orang tua dan
remaja, yaitu:
1. Puskesmas (PKPR)
2. Psikolog
3. Guru wali kelas
4. Guru BP di sekolah

42

5.2.2

jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dapat


dikunjungi keluarga untuk berkonsultasi
masalah komunikasi antara orang tua dan
remaja yang ada disekitar tempat tinggal.
Motivasi keluarga untuk mengulang jenisjenis pelayanan kesehatan yang dapat
dikunjungi keluarga.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

Motivasi keluarga untuk berkunjung ke


fasilitas pelayanan kesehatan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga untuk menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan Asuhan

berkonsultasi
masalah
komunikasi
antara orang
tua dan remaja.

Ketidakefektifan
performa peran
remaja pada
keluarga Bp. R
khususnya An. H
berhubungan
dengan
ketidakmampuan
keluarga
mengenal

5.2 Mengunjungi
fasilitas
pelayanan
kesehatan
untuk
berkonsultasi
mengenai
masalah
komunikasi
antara orang
tua dan remaja
Setelah
1. Setelah 1 x 20
dilakukan
menit
intervensi
pertemuan,
sebanyak 3
keluarga mampu
kali
mengenal
kunjungan,
masalah tumbuh
performa
kembang remaja,
peran
dengan mampu:
remaja
1.1 Menyebutkan
menjadi
definisi tumbuh

Respon
afektif

Keluarga mengunjungi
pelayanan kesehatan
untuk konsultasi
mengenai masalah
komunikasi antara orang
tua dan remaja.

Respon

Keluarga mampu

43

1.1.1. Diskusikan bersama keluarga apa yang

masalah.

efektif.

kembang.

1.2 Menyebutkan
definisi
remaja

verbal

menyebutkan
diketahui keluarga mengenai pengertian
pertumbuhan adalah
tumbuh kembang.
1.1.2.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
bertambahnya ukuran
pemahaman keluarga yang benar.
anak dari segi jasmani.
1.1.3.
Berikan informasi kepada keluarga
Sedangkan
mengenai pengertian tumbuh kembang
perkembangan adalah
dengan menggunakan media lembar balik
berkembangnya
dan leaflet.
kemampuan atau
1.1.4. Berikan kesempatan kepada keluarga
keahlian anak.
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan
1.1.5. Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
1.1.6. Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
1.1.7. Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
1.2.1

Respon
verbal

Keluarga mampu
menyebutkan remaja
1.2.2
adalah anak yang
berusia 13-21 tahun.
1.2.3
Remaja merupakan
masa transisi/ peralihan
dari masa kanak-kanak
menuju dewasa yang
1.2.4
ditandai dengan adanya

44

Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui keluarga mengenai pengertian
remaja.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar.
Berikan informasi kepada keluarga
mengenai pengertian remaja dengan
menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga

perubahan aspek fisik,


psikis dan psikos
1.2.5
1.2.6
1.2.7

1.3 Menyebutkan
definisi tumbuh
kembang
remaja.

1.3.1
Respon
verbal

Keluarga mampu
menyebutkan tumbuh 1.3.2
kembang remaja adalah
proses lebih lanjut
1.3.3
remaja menuju tahap
perkembangan dan
pertumbuhan selanjutnya
1.3.4
(dewasa).

1.3.5
1.3.6
1.3.7

1.4.1

45

untuk Asuhan bertanya tentang


yang disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas
keluarga.

materi
materi
materi
usaha

Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui keluarga tentang definisi tumbuh
kembang remaja.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar.
Berikan informasi kepada keluarga tentang
definisi tumbuh kembang remaja dengan
menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.
Diskusikan bersama keluarga apa yang

1.4 Menyebutkan
perubahanperu
bahan yang
terjadi pada
remaja.

Respon
verbal

1.4.2
Keluarga mampu
menyebutkan 6 dari 11
perubahan-perubahan 1.4.3
yang terjadi pada
remaja, yaitu:
1. Perubahan fisik,
1.4.4
meliputi:
a. Perubahan TB dan BB
b. Perubahan bentuk
1.4.5
tubuh: Remaja putri
(penimbunan jaringan 1.4.6
lemak, kulit halus, suara
nyaring, payudara
1.4.7
membesar tumbuh
rambut di daerah
tertentu. Remaja putra
(peningkatan besar otot,
kulit kasar, tumbuh
kumis, tumbuh rambut di
daerah tertentu).
c. Mengalami pubertas:
Remaja putra (mimpi
basah). Remaja putri
(menstruasi).

46

diketahui keluarga tentang perubahanperubahan pada remaja.


Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman keluarga yang benar.
Berikan informasi kepada keluarga tentang
perubahan-perubahan pada remaja dengan
menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga

2. Perubahan mental,
meliputi:
a. Berpikir abstrak
b. Kritis
c. Egosentris
d. Selalu ingin tahu
e. Cenderung
menentang orang tua
f. Ingin mencoba hal-hal
yang menguji keberanian
3. Perubahan sosial,
meliputi:
a. Mulai melepaskan diri
dari keluarga
b. Membentuk kelompok
teman sebaya
c. Keluarga mengatakan
An. H adalah remaja.

1.5 Mengidentifikasi
anggota
keluarga yang
berusia remaja
Respon
afektif

Keluarga mampu
menyebutkan minimal 2
dari 4 permasalahan
akibat perubahan fisik
pada remaja, yaitu:
1. Jerawat
2. Kegemukan

47

1.5.1

1.5.2

Tanyakan kepada keluarga, adakah


anggota keluarga yang memiliki kriteria
remaja sebagaimana yang telah
dibahas.
Berikan reinforcement positif atas apa
yang telah dikemukakan keluarga yang
tepat dan benar.

2. Setelah 1 x 15
menit
pertemuan,
keluarga mampu
mengambil
keputusan yang
tepat untuk
mengasuh anak
remaja, dengan
mampu:
2.1 Menyebutkan
permasalahan
akibat
perubahan fisik
pada remaja.

3. Anemia
4. Infeksi karena
kekebalan tubuh mulai
menurun

Respon
verbal

Keluarga mampu
menyebutkan 2
permasalahan akibat
perubahan kejiwaan
pada remaja, yaitu:
1. Mencari identitas diri
2. Timbul pertanyaan:
Siapa aku ini? Apa
jadinya aku ini?

48

2.1.1 Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui keluarga tentang akibat
perubahan fisik pada remaja.
2.1.2 Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman yang benar.
2.1.3 Berikan informasi kepada keluarga
mengenai akibat perubahan fisik pada
remaja dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
2.1.4 Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
2.1.5 Berikan penjelasan ulang terhadap
materi yang belum dimengerti.
2.1.6 Motivasi keluarga untuk mengulang

materi yang telah dijelaskan.


2.1.7 Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

2.2 Menyebutkan
permasalahan
akibat
perubahan
kejiwaan pada
remaja

2.2.1

2.2.2
Respon
verbal

2.3 Menyebutkan
permasalahan
akibat
perubahan
sosial pada

Keluarga mampu
2.2.3
menyebutkan minimal 2
dari 3 permasalahan
akibat perubahan sosial
pada remaja, yaitu:
2.2.4
1.Timbul konflik dengan
orang tua akibat
keinginan remaja ingin 2.2.5
mempunyai
keleluasaan pribadi. 2.2.6
2.Melibatkan remaja pada
2.2.7
perkelahian antar
genk, bolos, terlibat
dalam narkoba, minum
minuman keras,
merokok akibat setia
kawan kepada
2.3.1
kelompok.
3.Sifat egosentris dan

49

Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui keluarga tentang akibat
perubahan kejiwaan pada remaja.
Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman yang benar.
Berikan informasi kepada keluarga
mengenai akibat perubahan kejiwaan pada
remaja dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

Diskusikan bersama keluarga apa yang


diketahui
keluarga
tentang
akibat

remaja.

menonjolkan
kelompoknya
Respon
verbal

2.4 Mengambil
keputusan yang
tepat untuk
mengasuh anak
remaja.

3. Setelah 1 x 15

Respon

2.3.2

2.3.3
Keluarga mampu
menyebutkan minimal 2
dari 3 permasalahan
akibat perubahan sosial
2.3.4
pada remaja, yaitu:
1. Timbul konflik dengan
orang
tua
akibat
2.3.5
keinginan
remaja
ingin
mempunyai
2.3.6
keleluasaan pribadi.
2. Melibatkan
remaja
2.3.7
pada
perkelahian
antar genk, bolos,
terlibat
dalam
narkoba,
minum
minuman
keras,
merokok akibat setia
kawan
kepada
2.4.1
kelompok.
3. Sifat egosentris dan
menonjolkan
2.4.2
kelompoknya.
Keluarga mengatakan

50

2.4.3

perubahan sosial pada remaja.


Berikan pujian kepada keluarga tentang
pemahaman yang benar.
Berikan
informasi
kepada
keluarga
mengenai akibat perubahan sosial pada
remaja dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan.
Berikan penjelasan ulang terhadap materi
yang belum dimengerti.
Motivasi keluarga untuk mengulang materi
yang telah dijelaskan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

Bantu keluarga untuk mengenal dan


menyadari akan adanya remaja di
keluarganya.
Bantu keluarga untuk memutuskan
mengasuh anak remaja dengan tepat
sesuai dengan tumbuh kembangnya.
Berikan reinforcement positif atas

menit
pertemuan,
keluarga
mampu
mengasuh anak
remaja, dengan
mampu:

afektif

akan mengasuh anak


remaja dengan tepat
sesuai dengan tumbuh
kembangnya

3.1 Menyebutkan
sikap orang tua
dalam
mengasuh anak
remaja.

keputusan tepat yang telah diambil


keluarga.

3.1.1
3.1.2

3.1.3
Respon
verbal

3.2 Menyebutkan
sikap anak

Keluarga mampu
menyebutkan minimal 3 3.1.4
dari 4 sikap orang tua
3.1.5
dalam mengasuh anak
remaja, yaitu:
3.1.6
1. Mengenal anak
2. Sering melakukan
percakapan dengan
anak

51

Dorong keluarga untuk menceritakan sikap


orang tua dalam mengasuh anak remaja.
Informasikan kepada keluarga tentang
sikap orang tua dalam mengasuh anak
remaja dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
Motivasi keluarga untuk menjelaskan
kembali materi yang telah disampaikan.
Tanyakan kepada keluarga mengenai
materi yang belum dimengerti.
Jelaskan kepada keluarga mengenai materi
yang belum dimengerti.
Berikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai oleh keluarga.

remaja dalam
menjalani masa
remaja.

Respon
verbal

3.3 Melakukan
komunikasi
yang terbuka
dengan remaja

4.

Setelah 1 x 15
menit
pertemuan,
keluarga mampu
memodifikasi

Respon
psikomotor

3. Mendampingi dan
membimbing remaja 3.2.1
dalam menghadapi
3.2.2
tantangan hidup
4. Menjadi pemimpin
dan teman bagi
remaja
3.2.3
Keluarga mampu
menyebutkan minimal 3 3.2.4
dari 5 sikap anak remaja
dalam menjalani masa 3.2.5
remaja, yaitu:
3.2.6
1. Mengetahui kelebihan
dan kekurangan diri.
3.3.1
2. Menerima diri sendiri.
3. Meningkatkan
keimanan kepada Tuhan 3.3.2
semesta ini.
4. Bersikap terbuka.
5. Memiliki kegiatan
positif.
Pada kunjungan yang
tidak direncanakan,
4.1.1
keluarga melakukan
komunikasi yang terbuka
4.1.2
dengan remaja dan

52

Dorong keluarga untuk menceritakan sikap


anak remaja dalam menjalani masa remaja.
Informasikan kepada keluarga tentang
sikap anak remaja dalam menjalani masa
remaja dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
Motivasi keluarga untuk menjelaskan
kembali materi yang telah disampaikan.
Tanyakan kepada keluarga mengenai
materi yang belum dimengerti.
Jelaskan kepada keluarga mengenai
materi yang belum dimengerti.
Berikan reinforcement terhadap
kemampuan yang dicapai oleh keluarga.
Tanyakan kepada keluarga, hal apa yang
telah dibicarakan dengan anggota keluarga
yang remaja.
Berikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai oleh keluarga.

Diskusikan cara memodifikasi lingkungan


yang sesuai dengan remaja.
Jelaskan kepada keluarga tentang cara

lingkungan yang
sesuai dengan
anak remaja.

saling berbincang
tentang kehidupan
remaja.
4.1.3
Respon
verbal

5. Setelah 1 x 20
menit
pertemuan,
keluarga mampu
menggunakan
fasilitas
kesehatan yang
ada untuk
berkonsultasi
mengenai
tumbuh kembang
remaja, dengan
mampu:

Keluarga mampu
4.1.4
menyebutkan 2
modifikasi lingkungan
4.1.5
yang sesuai dengan
remaja, yaitu:
4.1.6
1. Pergaulan dengan
teman sebaya yang
baik (selektif memilih
teman)
2. Komunikasi terbuka
dengan keluarga

5.1 Menyebutkan
tempat
pelayanan

5.1.1

53

memodifikasi lingkungan yang sesuai


dengan remaja dengan menggunakan
media lembar balik dan leaflet.
Motivasi keluarga untuk menjelaskan
kembali cara memodifikasi lingkungan yang
sesuai dengan remaja.
Tanyakan kepada keluarga tentang materi
yang belum dimengerti.
Jelaskan kepada keluarga mengenai
materi yang belum dimengerti.
Berikan reinforcement positif terhadap
kemampuan yang dicapai oleh keluarga

Diskusikan bersama keluarga mengenai


fasilitas kesehatan yang ada disekitar

kesehatan
untuk
berkonsultasi
mengenai
tumbuh
kembang
remaja.
5.2 Mengunjungi
fasilitas
pelayanan
kesehatan
untuk
berkonsultasi
mengenai
tumbuh
kembang
remaja.

5.1.2
5.1.3

Respon
verbal

Respon
afektif

Keluarga dapat
5.2.1
menyebutkan fasilitas
yang dapat dikunjungi, 5.2.2
yaitu:
1. Puskesmas (PKPR)
2. Rumah sakit
3. Klinik dokter
4. Psikolog 5. Guru wali
kelas 6. Guru BP di
sekolah.
Keluarga mengunjungi
pelayanan kesehatan
untuk konsultasi tumbuh
kembang
Positif remaja.

54

tempat tinggal.
Motivasi keluarga untuk mengulang
fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga.

Motivasi keluarga untuk berkunjung ke


fasilitas kesehatan.
Berikan reinforcement positif atas usaha
keluarga untuk menggunakan fasilitas
pelayanan kesehatan.

M. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


TANGGAL
DAN
WAKTU
24 Mei 2013
Jam 13.00
WIB

NO
DX
1

IMPLEMENTASI

EVALUASI

1. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga


mengenai pengertian komunikasi.
2. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian
komunikasi dengan menggunakan media lembar balik dan leaflet.
3. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
mengenai pengertian komunikasi keluarga yang efektif.
4. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian
komunikasi keluarga yang efektif dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
5. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang penyebab komunikasi tidak efektif.
6. Memberikan informasi kepada keluarga tentang penyebab
komunikasi tidak efektif dengan menggunakan media lembar balik
dan leaflet.
7. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang syarat-syarat komunikasi efektif dalam keluarga.
8. Memberikan informasi kepada keluarga tentang syarat-syarat
komunikasi efektif dalam keluarga dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
9. Memotivasi keluarga untuk menyebutkan syarat- syarat
komunikasi yang efektif dalam keluarga.
10. Membantu keluarga untuk mengidentifikasi komunikasi yang tidak
efektif pada keluarga Bp. R.

Subjektif:
Keluarga (Ibu. R) mampu menyebutkan
pengertian komunikasi.
Ibu. R mampu menyebutkan pengertian
komunikasi keluarga yang efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan penyebab
komunikasi tidak efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan syaratsyarat komunikasi efektif dalam
keluarga.
Ibu.
R
mampu
mengidentifikasi
komunikasi komunikasi yang tidak
efektif pada keluarga Bp. R.
Ibu. R mampu menyebutkan risiko akibat
masalah komunikasi yang tidak efektif
dalam keluarga bila tidak diatasi.
Ibu. R mampu mengambil keputusan
untuk mengikuti program masalah
ketidakefektifan
koping
terutama
masalah komunikasi.
Ibu. R mampu menyebutkan jenis-jenis
komunikasi.

55

PARAF

11. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga


tentang risiko akibat masalah komunikasi yang tidak efektif dalam
keluarga bila tidak diatasi.
12. Memberikan informasi kepada keluarga tentang risiko akibat
masalah komunikasi yang tidak efektif dalam keluarga bila tidak
diatasi dengan menggunakan media lembar balik dan leaflet.
13. Memotivasi anggota keluarga dalam mengambil keputusan untuk
mengikuti program masalah ketidakefektifan koping terutama
masalah komunikasi.
14. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang jenis-jenis komunikasi.
15. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai jenis-jenis
komunikasi dengan menggunakan media lembar balik dan leaflet.
16. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang hambatan dalam berkomunikasi.
17. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai hambatan
dalam berkomunikasi dengan menggunakan media lembar balik
dan leaflet.
18. Mendemonstrasikan dengan keluarga cara berkomunikasi efektif
antara orang tua dan remaja.
19. Memberi kesempatan keluarga bertanya.
20. Memberi kesempatan keluarga mendemonstrasikan kembali cara
berkomunikasi efektif antara orang tua dan remaja.
21. Memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga
yang benar.
22. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan.
23. Memberikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum

56

Ibu. R mampu menyebutkan hambatan


dalam berkomunikasi.
Objektif:
Orang
tua
(Ibu.
R)
dapat
mendemonstrasikan cara komunikasi
yang efektif dengan remaja.
Orang
tua
(Ibu.
R)
dapat
mendemonstrasikan cara mendengar
aktif dan menyampaikan pesan saya
pada remaja.
Analisis:
TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai dengan
keluarga telah mampu mengenal
komunikasi yang efektif antara orang
tua dengan remaja, mengambil
keputusan
dalam
menciptakan
komunikasi
yang
efektif
dalam
keluarga dan mendemonstrasikan
komunikasi yang efektif dengan anak
remaja.
Planning:
Evaluasi TUK 1, 2 dan 3 kemudian
lanjutkan ke TUK 4 dan 5.

dimengerti.
24. Memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang
dijelaskan.
25. Memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
27 Mei 2013
Jam 10.00
WIB

telah

1. Mengevaluasi TUK 1 3
2. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang faktor-faktor dalam diri remaja untuk mendukung
komunikasi efektif.
3. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai faktor-faktor
dalam diri remaja untuk mendukung komunikasi efektif dengan
menggunakan media lembar balik dan leaflet.
4. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang faktor-faktor dalam diri orang tua untuk mendukung
komunikasi efektif.
5. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai faktor-faktor
dalam diri orang tua untuk mendukung komunikasi efektif dengan
menggunakan media lembar balik dan leaflet.
6. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang faktor-faktor lingkungan untuk mendukung komunikasi
efektif.
7. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai faktor-faktor
lingkungan untuk mendukung komunikasi efektif dengan
menggunakan media lembar balik dan leaflet.
8. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai jenis-jenis pelayanan
kesehatan yang dapat dikunjungi keluarga untuk berkonsultasi
masalah komunikasi antara orang tua dan remaja yang ada
disekitar tempat tinggal.

57

Subjektif:
Keluarga
(Ibu.
R)
mampu
menyebutkan kembali pengertian
komunikasi.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
pengertian komunikasi keluarga yang
efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
penyebab komunikasi tidak efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
syarat-syarat
komunikasi
efektif
dalam keluarga.
Ibu. R mampu mengidentifikasi
kembali komunikasi komunikasi yang
tidak efektif pada keluarga Bp. R.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
risiko akibat masalah komunikasi
yang tidak efektif dalam keluarga bila
tidak diatasi.
Ibu.
R
mengatakan
sudah
mengusahakan berbicara dengan
anaknya.

9. Memotivasi keluarga untuk mengulang jenis- jenis pelayanan


kesehatan yang dapat dikunjungi keluarga.
10. Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas pelayanan
kesehatan.
11. Memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman yang
benar.
12. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan.
13. Memberikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti.
14. Memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan.
15. Memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.

58

Ibu. R mampu mengambil keputusan


untuk mengikuti program masalah
ketidakefektifan koping terutama
masalah komunikasi.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
jenis-jenis komunikasi.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
hambatan dalam berkomunikasi.
Ibu. R mampu menyebutkan faktorfaktor dalam diri remaja untuk
mendukung komunikasi efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan faktorfaktor dalam diri orang tua untuk
mendukung komunikasi efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan faktorfaktor lingkungan untuk mendukung
komunikasi efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan jenisjenis pelayanan kesehatan yang
dapat dikunjungi keluarga untuk
berkonsultasi masalah komunikasi
antara orang tua dan remaja yang
ada disekitar tempat tinggal.
Objektif:
Orang
tua
(Ibu.
R)
dapat
mendemonstrasikan kembali cara
komunikasi yang efektif dengan

29 Mei 2013

remaja.
Orang
tua
(Ibu.
R)
dapat
mendemonstrasikan kembali cara
mendengar aktif dan menyampaikan
pesan saya pada remaja.
Analisis:
TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai
dengan keluarga telah mampu
mengenal komunikasi yang efektif
antara orang tua dengan remaja,
mengambil
keputusan
dalam
menciptakan komunikasi yang efektif
dalam
keluarga
dan
mendemonstrasikan komunikasi yang
efektif dengan anak remaja.
TUK 4 dan 5 tercapai ditandai
dengan keluarga telah mampu
memodifikasi
lingkungan
dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan
untuk memfasilitasi komunikasi efektif
dalam keluarga antara orang tua dan
remaja.
Planning:
Evaluasi TUK 1 5 untuk diagnosa
pertama (ketidakefektifan koping
pada keluarga Bp. R).
Subjektif:

1. Mengevaluasi TUK 1 5

59

jam 10.00
WIB

60

Keluarga
(Ibu.
R)
mampu
menyebutkan kembali pengertian
komunikasi.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
pengertian komunikasi keluarga yang
efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
penyebab komunikasi tidak efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
syarat-syarat
komunikasi
efektif
dalam keluarga.
Ibu. R mampu mengidentifikasi
kembali komunikasi komunikasi yang
tidak efektif pada keluarga Bp. R.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
risiko akibat masalah komunikasi
yang tidak efektif dalam keluarga bila
tidak diatasi.
Ibu.
R
mengatakan
sudah
mengusahakan berbicara dengan
anaknya.
Ibu. R mampu mengambil keputusan
untuk mengikuti program masalah
ketidakefektifan koping terutama
masalah komunikasi.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
jenis-jenis komunikasi.

Ibu. R mampu menyebutkan kembali


hambatan dalam berkomunikasi.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
faktor-faktor dalam diri remaja untuk
mendukung komunikasi efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
faktor-faktor dalam diri orang tua
untuk mendukung komunikasi efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
faktor-faktor
lingkungan
untuk
mendukung komunikasi efektif.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
jenis-jenis pelayanan kesehatan yang
dapat dikunjungi keluarga untuk
berkonsultasi masalah komunikasi
antara orang tua dan remaja yang
ada disekitar tempat tinggal.
Objektif
Orang
tua
(Ibu.
R)
dapat
mendemonstrasikan kembali cara
komunikasi yang efektif dengan
remaja.
Orang
tua
(Ibu.
R)
dapat
mendemonstrasikan kembali cara
mendengar aktif dan menyampaikan
pesan saya pada remaja.
Analisis:

61

1 Juni 2013
jam 10.00
WIB

1. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga


mengenai pengertian tumbuh kembang.
2. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian
tumbuh kembang dengan menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
3. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
mengenai pengertian remaja.
4. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai pengertian
remaja dengan menggunakan media lembar balik dan leaflet.

62

TUK 1 5 tercapai ditandai dengan


keluarga telah mampu mengenal
komunikasi yang efektif antara orang
tua dengan remaja, mengambil
keputusan
dalam
menciptakan
komunikasi yang efektif dalam
keluarga,
mendemonstrasikan
komunikasi yang efektif dengan anak
remaja, memodifikasi lingkungan dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan
untuk memfasilitasi komunikasi efektif
dalam keluarga antara orang tua dan
remaja.
Planning:
TUK 1 3 untuk diagnosa ke dua
(ketidakefektifan performa peran
remaja pada keluarga Bp. R
khususnya An. H).
Subjektif:
Keluarga
(Ibu.
R)
mampu
menyebutkan pengertian tumbuh
kembang.
Ibu.
R
mampu
menyebutkan
pengertian remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan definisi
tumbuh kembang remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan syarat-

5.

Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga


tentang definisi tumbuh kembang remaja.
6. Memberikan informasi kepada keluarga tentang definisi tumbuh
kembang remaja dengan menggunakan media lembar balik dan
leaflet.
7. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang perubahan-perubahan pada remaja.
8. Memberikan informasi kepada keluarga tentang perubahanperubahan pada remaja dengan menggunakan media lembar balik
dan leaflet.
9. Menanyakan kepada keluarga, adakah anggota keluarga yang
memiliki kriteria remaja sebagaimana yang telah dibahas.
10. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang akibat perubahan fisik pada remaja.
11. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai akibat
perubahan fisik pada remaja dengan menggunakan media lembar
balik dan leaflet.
12. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang akibat perubahan kejiwaan pada remaja.
13. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai akibat
perubahan kejiwaan pada remaja dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
14. Mendiskusikan bersama keluarga apa yang diketahui keluarga
tentang akibat perubahan sosial pada remaja.
15. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai akibat
perubahan sosial pada remaja dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
16. Membantu keluarga untuk mengenal dan menyadari akan adanya

63

syarat komunikasi efektif dalam


keluarga.
Ibu.
R
mampu
menyebutkan
perubahan-perubahan pada remaja.
Ibu. R mampu mengidentifikasi An. H
termasuk dalam remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan akibat
perubahan fisik pada remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan akibat
perubahan kejiwaan pada remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan akibat
perubahan sosial pada remaja.
Ibu. R mampu mengambil keputusan
untuk mengasuh anak remaja
dengan tepat sesuai dengan tumbuh
kembangnya.
Ibu. R mampu menyebutkan sikap
orang tua dalam mengasuh anak
remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan sikap
anak remaja dalam menjalani masa
remaja.
Objektif:
Orang
tua
(Ibu.
R)
dapat
mendemonstrasikan cara komunikasi
terbuka dengan remaja.
Analisis:

6 Juni 2013
jam 10.00
WIB

remaja di keluarganya.
TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai
17. Membantu keluarga untuk memutuskan mengasuh anak remaja
dengan keluarga telah mampu
dengan tepat sesuai dengan tumbuh kembangnya.
mengenal masalah tumbuh kembang
18. Mendorong keluarga untuk menceritakan sikap orang tua dalam
remaja, mengambil keputusan yang
mengasuh anak remaja.
tepat untuk mengasuh anak remaja
19. Menginformasikan kepada keluarga tentang sikap orang tua dalam
dan mendemonstrasikan komunikasi
mengasuh anak remaja dengan menggunakan media lembar balik
yang terbuka dengan anak remaja.
dan leaflet.
20. Mendorong keluarga untuk menceritakan sikap anak remaja dalam
Planning:
menjalani masa remaja.
21. Menginformasikan kepada keluarga tentang sikap anak remaja Evaluasi TUK 1, 2 dan 3 kemudian
lanjutkan ke TUK 4 dan 5.
dalam menjalani masa remaja dengan menggunakan media
lembar balik dan leaflet.
22. Menanyakan kepada keluarga, hal apa yang telah dibicarakan
dengan anggota keluarga yang remaja.
23. Memberikan pujian kepada keluarga tentang pemahaman keluarga
yang benar.
24. Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk bertanya tentang
materi yang disampaikan.
25. Memberikan penjelasan ulang terhadap materi yang belum
dimengerti.
26. Memotivasi keluarga untuk mengulang materi yang telah
dijelaskan.
27. Memberikan reinforcement positif atas usaha keluarga.
1. Mengevaluasi TUK 1 3
Subjektif:
2. Mendiskusikan cara memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan Keluarga
(Ibu.
R)
mampu
remaja.
menyebutkan kembali pengertian
3. Menjelaskan kepada keluarga tentang cara memodifikasi
tumbuh kembang.
lingkungan yang sesuai dengan remaja dengan menggunakan

64

media lembar balik dan leaflet.


4. Memotivasi keluarga untuk menjelaskan kembali cara
memodifikasi lingkungan yang sesuai dengan remaja.
5. Mendiskusikan bersama keluarga mengenai fasilitas kesehatan
yang ada disekitar tempat tinggal.
6. Memotivasi keluarga untuk mengulang fasilitas kesehatan yang
dapat dikunjungi.
7. Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas kesehatan.
8. Menanyakan kepada keluarga tentang materi yang belum
dimengerti.
9. Menjelaskan kepada keluarga mengenai materi yang belum
dimengerti.
10. Memberikan reinforcement positif terhadap kemampuan yang
dicapai oleh keluarga.

65

Ibu. R mampu menyebutkan kembali


pengertian remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
definisi tumbuh kembang remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
syarat-syarat
komunikasi
efektif
dalam keluarga.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
perubahan-perubahan pada remaja.
Ibu. R mampu mengidentifikasi
kembali An. H termasuk dalam
remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
akibat perubahan fisik pada remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
akibat perubahan kejiwaan pada
remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
akibat perubahan sosial pada remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
sikap orang tua dalam mengasuh
anak remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
sikap anak remaja dalam menjalani
masa remaja.
Ibu.
R
mengatakan
sudah
mengusahakan berbicara dengan

anaknya.
Ibu. R mampu menyebutkan cara
memodifikasi lingkungan yang sesuai
dengan remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan fasilitas
kesehatan yang ada disekitar tempat
tinggal.

Objektif:
Orang
tua
(Ibu.
R)
dapat
mendemonstrasikan kembali cara
komunikasi terbuka dengan remaja.
Analisis:
TUK 1, 2 dan 3 tercapai ditandai
dengan keluarga telah mampu
mengenal masalah tumbuh kembang
remaja, mengambil keputusan yang
tepat untuk mengasuh anak remaja
dan mendemonstrasikan komunikasi
yang terbuka dengan anak remaja.
TUK 4 dan 5 tercapai ditandai
dengan keluarga telah mampu
memodifikasi
lingkungan
dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan
untuk
memfasilitasi
dalam
menerapkan peran dan tanggung
jawab remaja.

66

8 Juni 2013
jam 10.00
WIB

Planning:
Evaluasi TUK 1 5 untuk
diagnosa ke dua (ketidakefektifan
performa peran pada keluarga
Bp. R khususnya An. H).
Subjektif:
Keluarga
(Ibu.
R)
mampu
menyebutkan kembali pengertian
tumbuh kembang.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
pengertian remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
definisi tumbuh kembang remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
syarat-syarat
komunikasi
efektif
dalam keluarga.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
perubahan-perubahan pada remaja.
Ibu. R mampu mengidentifikasi
kembali An. H termasuk dalam
remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
akibat perubahan fisik pada remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
akibat perubahan kejiwaan pada
remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali

1. Mengevaluasi TUK 1 5

67

akibat perubahan sosial pada remaja.


Ibu. R mampu menyebutkan kembali
sikap orang tua dalam mengasuh
anak remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
sikap anak remaja dalam menjalani
masa remaja.
Ibu.
R
mengatakan
sudah
mengusahakan berbicara dengan
anaknya.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
cara memodifikasi lingkungan yang
sesuai dengan remaja.
Ibu. R mampu menyebutkan kembali
fasilitas
kesehatan yang ada
disekitar tempat tinggal.
Objektif:
Orang
tua
(Ibu.
R)
dapat
mendemonstrasikan kembali cara
komunikasi terbuka dengan remaja.
Analisis:
TUK 1 5 tercapai ditandai dengan
keluarga telah mampu mengenal
masalah tumbuh kembang remaja,
mengambil keputusan yang tepat
untuk mengasuh anak remaja,
mendemonstrasikan komunikasi yang

68

terbuka
dengan
anak
remaja,
memodifikasi
lingkungan
dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan
untuk memfasilitasi memfasilitasi
dalam menerapkan peran dan
tanggung jawab remaja.
Planning:
Evaluasi sumatif untuk diagnosa
keperawatan ketidakefektifan koping
pada keluarga Bp. R.

69

BAB IV
PEMBAHASAN
Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya
antara usia 13 dan 20 tahun (Potter & Perry, 2005)
Keluarga dengan anak remaja merupakan tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga ketika anak pertama melewati umur 13 tahun. Tahap ini
berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika
anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal
dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. (Friedman, 2010)
Pada Bab III tinjauan kasus, An. H adalah anak pertama dari pasangan
Tn. R dan Ny. R yang saat ini berusia 14 tahun. Dalam rentang usia ini, An. H
termasuk ke dalam masa perkembangan remaja. An. H saat ini sedang duduk di
bangku SMP kelas 2. An. H tinggal bersama dengan Bp. R (38 tahun), Ibu R (30
tahun), kedua adiknya An. F dan An. L dan ibu dari Bp. R yaitu Nenek. R (61
tahun).
Pada saat dilakukan pengkajian, tahapan perkembangan keluarga yang
belum terpenuhi saat ini yaitu berkomunikasi secara terbuka. An. H adalah anak
yang pendiam dan jarang berbicara jika tidak ditanya, An. H sudah mulai jarang
berkumpul dengan keluarga, jika berada di rumah An. H banyak menghabiskan
waktunya di dalam kamarnya. An. H lebih suka menceritakan masalahnya
kepada teman-temannya dibandingkan kepada orang tua atau pun keluarganya
yang lain. sedangkan Bp. R sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara
kepada anaknya dan agak keras untuk mendidik anak-anaknya.
An. H sulit untuk diatur semenjak memasuki SMP. An. H tidak
mengetahui tugas perkembangan maupun tanggung jawabnya sebagai remaja.
Dalam hal akademik, An. H malas belajar dan jarang mengerjakan tugas
sekolahnya dan sudah tidak mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolahnya.
Sedangkan Ibu. R tidak pernah memantau aktivitas belajar anaknya di rumah.
Selain itu, An. H pernah ikut-ikutan tawuran dengan teman-teman sekolah, jarang
(suka membolos) dalam mengikuti pengajian, dan An. H sudah memiliki teman
dekat wanita (pacar).

65

Berdasarkan pengkajian di atas, setelah dilakukan scoring/pembobotan


dan penentuan prioritas masalah, diagnosa keperawatan keluarga yang muncul
pada keluarga Bpk. R antara lain;
1. Ketidakefektifan

koping

pada

keluarga

Bp.

berhubungan

dengan

ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.


2. Ketidakefektifan performa peran remaja pada keluarga Bp. R khususnya An. H
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
Tujuan intervensi untuk diganosa di atas antara lain:
1. Ketidakefektifan koping pada keluarga Bp. R berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan.
a. Setelah 2 x 15 menit pertemuan, keluarga mampu mengenal komunikasi
yang efektif dengan remaja, dengan mampu: Menyebutkan pengertian
komunikasi, pengertian komunikasi keluarga yang efektif, penyebab
komunikasi tidak efektif, syarat-syarat komunikasi efektif dalam keluarga,
dan mengidentifikasi ketidakefektifan koping pada keluarga Bp. R terutama
masalah komunikasi inefektif antara orang tua dan remaja.
b. Setelah 1 x 15 menit pertemuan, keluarga mampu mengambil keputusan
yang tepat dalam menciptakan komunikasi yang efektif dalam keluarga,
dengan mampu: Menyebutkan risiko akibat masalah komunikasi yang tidak
efektif dalam keluarga bila tidak diatasi, dan mengambil keputusan yang
tepat untuk mengikuti program mengatasi masalah ketidakefektifan koping
terutamasalah komunikasi dengan konseling individu dan konseling
keluarga
c. Setelah 1 x 15 menit

pertemuan, keluarga mampu menciptakan

komunikasi yang efektif dalam keluarga, dengan mampu: Menyebutkan


jenis-jenis komunikasi, menyebutkan hambatan dalam berkomunikasi, dan
mendemonstrasikan cara komunikasi yang efektif antara orang tua dan
remaja.
d. Setelah 1 x 15 menit

pertemuan, keluarga mampu memodifikasi

lingkungan dalam menciptakan komunikasi yang efektif dalam keluarga,


dengan mampu: Menyebutkan faktor-faktor dalam diri remaja untuk
mendukung komunikasi efektif, menyebutkan faktor-faktor dalam diri orang
tua untuk mendukung komunikasi efektif, dan menyebutkan faktor-faktor
lingkungan untuk mendukung komunikasi efektif
e. Setelah 3 x 20 menit pertemuan, keluarga mampu memanfaatkan
pelayanan kesehatan untuk fasilitasi komunikasi efektif dalam keluarga,

66

dengan mampu: Menyebutkan jenis-jenis pelayanan kesehatan yang dapat


dikunjungi keluarga untuk berkonsultasi masalah komunikasi antara orang
tua dan remaja, dan mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan untuk
berkonsultasi mengenai masalah komunikasi antara orang tua dan remaja
2. Ketidakefektifan performa peran remaja pada keluarga Bp. R khususnya An. H
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah.
a. Setelah 1 x 20 menit pertemuan, keluarga mampu mengenal masalah
tumbuh kembang remaja, dengan mampu: Menyebutkan definisi tumbuh
kembang, menyebutkan definisi

remaja, menyebutkan definisi

tumbuh

kembang remaja, menyebutkan perubahanperubahan yang terjadi pada


remaja, dan mengidentifikasi anggota keluarga yang berusia remaja
b. Setelah 1 x 15 menit pertemuan, keluarga mampu mengambil keputusan
yang tepat untuk mengasuh anak remaja, dengan mampu: Menyebutkan
permasalahan

akibat

perubahan

fisik

pada

remaja,

menyebutkan

permasalahan akibat perubahan kejiwaan pada remaja, menyebutkan


permasalahan akibat perubahan sosial pada remaja, mengambil keputusan
yang tepat untuk mengasuh anak remaja.
c. Setelah 1 x 15 menit pertemuan, keluarga mampu mengasuh anak remaja,
dengan mampu: Menyebutkan sikap orang tua dalam mengasuh anak
remaja, menyebutkan sikap anak remaja dalam menjalani masa remaja,
dan melakukan komunikasi yang terbuka dengan remaja
d. Setelah 1 x 15 menit
pertemuan, keluarga mampu memodifikasi
lingkungan yang sesuai dengan anak remaja.
e. Setelah 1 x 20 menit pertemuan, keluarga mampu menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada untuk berkonsultasi mengenai tumbuh kembang
remaja, dengan mampu: Menyebutkan tempat pelayanan kesehatan untuk
berkonsultasi mengenai tumbuh kembang remaja, dan mengunjungi
fasilitas pelayanan kesehatan untuk

berkonsultasi mengenai tumbuh

kembang remaja.
Setelah dilakukan implementasi sesuai dengan intervensi, maka
evaluasi untuk diagnosa pertama, TUK 1 5 tercapai ditandai dengan keluarga
telah mampu mengenal komunikasi yang efektif antara orang tua dengan remaja,
mengambil keputusan dalam menciptakan komunikasi yang efektif dalam
keluarga, mendemonstrasikan komunikasi yang efektif dengan anak remaja,
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk
memfasilitasi komunikasi efektif dalam keluarga antara orang tua dan remaja.

67

Evaluasi tindakan keperawatan untuk diagnosa kedua yaitu, TUK 1 5


tercapai ditandai dengan keluarga telah mampu mengenal masalah tumbuh
kembang remaja, mengambil keputusan yang tepat untuk mengasuh anak
remaja, mendemonstrasikan komunikasi yang terbuka dengan anak remaja,
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk
memfasilitasi memfasilitasi dalam menerapkan peran dan tanggung jawab
remaja.
Sehingga salah satu peran perawat dalam kasus ini adalah membantu
terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak
remajanya.

68

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Remaja adalah periode perkembangan selama dimana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
biasanya antara usia 13 dan 20 tahun (Potter & Perry, 2005)
Keluarga dengan anak remaja merupakan tahap kelima dari siklus
kehidupan keluarga ketika anak pertama melewati umur 13 tahun. Tahap ini
berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap ini dapat lebih singkat
jika anak meninggalkan keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih
tinggal dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. (Friedman, 2010)
Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung
jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi
lebih dewasa (Mubarak, 2009)
Menurut Duvall (1977), tugas perkembangan yang penting pada tahap
ini untuk menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja
menjadi dewasa dan mandiri. Friedman (1957) juga mendefinisikan bahwa
tugas orang tua selama tahap ini adalah belajar menerima penolakan tanpa
meninggalkan anak. ( Friedman, 2010)
Pada tahap perkembangan keluarga dengan remaja, kesehatan fisik
anggota keluarga biasanya baik, tapi promosi kesehatan tetap menjadi hal
yang penting.
Pada remaja, kecelakaan terutama kecelakaan kendaraan bermotor
merupakan bahaya yang amat besar, dan patah tulang serta cedera karena
atletik juga umum terjadi. Penyalahgunaan obat dan alkohol, kontrasepsi,
kehamilan yang tidak diinginkan, dan pendidikan serta konseling seks adalah
area-area perhatian yang relevan.(Friedman, 2010)
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan kepada pembaca
untuk

dapat

memahami

isi

uraian

makalah

ini

mengenai

Asuhan

Keperawatan Keluarga dengan Anak Remaja, Agar dapat di aplikasikan


secara tepat dalam profesi keperawatan.

69

DAFTAR PUSTAKA
Friedman, Marilyn M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga; riset, teori, &
praktik Edisi 5. Jakarta: EGC
Ayu, Komang. 2010. Aplikasi Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: CV
Sagung Seto
Mila Sri Wardani. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Bapak R Dengan Anak
Remaja Dengan Masalah Ketidakefektifan Koping: Komunikasi Inefektif Di
Rw 02 Kelurahan Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Depok. DepoklFakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Program Profesiib.Ui.Ac.Id- diakses pada tanggal 12 April 2016

70

You might also like