You are on page 1of 2

Sisilia Mirsya Anastasia

67-C
Chapter 2
Understanding Strategies
Management Control System merupakan alat-alat

untuk mengimplementasikan

strategi. Strategi antar organisasi berbeda-beda, dan kontrol harus disesuaikan dengan
kebutuhan strategi tertentu. Setiap strategi memerlukan prioritas tugas yang berbeda, faktor
sukses kunci yang berbeda, kemampuan, sudut pandang dan perlakuan yang berbeda.
Strategi adalah suatu rencana untuk mencapai tujuan organisasi. Terdapat beberapa
tipe dari tujuan perusahaan, antara lain adalah profitabilitas dan Maximizing Shareholder
Value. Profitabilitas biasanya menjadi satu tujuan penting bagi organisasi, karena
profitabilitas merupakan keuntungan dalam jangka panjang dan dapat ditunjukkan dengan
menggunakan 2 ratio, yaitu profit margin percentage dan investment turnover ratio. Dalam
konsep Maximizing Shareholder Value , kata maximize menunjukkan bahwa terdapat
sebuah cara untuk mencari jumlah maksimal yang dapat dihasilkan oleh perusahaan. Jika
terdapat 2 pilihan, para manajer akan memilih satu cara yang dipercaya dapat meningkatkan
profitabilitas dari perusahaan, dan sangat jarang ditemui manajemen yang mengidentifikasi
seluruh kemungkinan yang ada begitu juga dengan efek yang terjadi, tidak memperhatikan
biaya yang ditimbulkan. Jika maksimalisasi adalah tujuan perusahaan maka para manajer
akan terus berpikir siang dan malam untuk mencari cara agar laba perusahaan terus
bertambah. Konsep yang lebih baik adalah Optimizing shareholder value, yaitu dengan
meningkatkan profit tetapi tidak melewati batas-batas tanggungjawab yang lainnya.
Konsep Strategi
Strategi dideskripsikan sebagai arahan umum dimana organisasi akan bergerak untuk
mencapai tujuan. Organisasi yang baik mempunyai 1 atau lebih dari strategi, tetapi tidak
semua dinyatakan secara tertulis. Formulasi strategi adalah sebuah proses dimana para atasan
harus mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan dalam kesempatan dan ancaman
yang muncul dalam lingkungan saat ini dan memutuskan strategi apa yang paling cocok
dengan kompetensi inti dari perusahaan dengan kesempatan yang ada.
Strategi dapat dijumpai dalam dua tingkat, yang pertama untuk seluruh organisasi, dan yang
kedua untuk unit bisnis. Strategi untuk seluruh organisasi disebut juga strategi korporat, dan

dalam kontek ini, jenis perusahaan dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu industri tunggal
yang hanya beroperasi pada 1 lini bisnis saja. Kedua, perusahaan related diversified yang
beroperasi pada beberapa industri yang masih berhubungan dengan inti kompetensi dari
perusahaan. Ketiga, perusahaan unrelated diversified yang beroperasi pada beberapa bisnis
yang tidak berhubungan sama sekali.
Kompetisi dalam perusahaan tidak hanya terjadi pada tingkat korporat, tetapi juga
terjadi pada unit bisnisnya. Maka dibutuhkan strategi unit bisnis untuk dapat bertahan dalam
kompetisi tersebut. Strategi unit bisnis dibuat berdasarkan 2 aspek, yaitu misi dari unit bisnis
tersebut dan keuntungan kompetitif yang dimiliki oleh unit bisnis tersebut. Dalam misi unit
bisnis, untuk menentukan misinya biasanya digunakan Boston Consulting Group (BCG)
model dan The General Electric Planning Model. Setiap bisnis harus mengembangkan
keuntungan kompetitifnya untuk menjalankan misinya. Untuk mengembangkan keuntungan
kompetitif diugnakan 2 pendekatan analitis, analisis industri dan analisis rantai pasok. Untuk
analisis industri digunakan Porters Five Forces Model, dimana dalam analisisnya dilihat
dari intensitas persaingan dari kompetitor yang ada, daya tawar atau daya beli konsumen,
daya beli dari pemasok, ancaman barang pengganti, ancaman pendatang baru. Porter juga
menyatakan bahwa dalam unit bisnis terdapat 2 cara umum untuk mengembangkan
keuntungan kompetitifnya, yaitu low cost dan differentiation. Low cost dapat dicapai dengan
produksi dalam jumlah besar, dan meminimalkan biaya yang ada, sehingga dapat
menghasilkan harga yang murah. Sedangkan differentiation berfokus pada banyaknya produk
yang dapat ditawarkan dalam satu unit bisnis, membuat sesuatu yang dianggap unik bagi
konsumen.
Keuntungan kompetitif tidak berarti apabila rantai pasok dalam suatu bisnis tersebut
tidak berjalan baik. Rantai pasok merupakan serangkaian aktivitas perusahaan yang dimulai
dari desain suatu produk sampai dengan pengiriman kepada konsumen. Dengan value chain
framework, dapat memecah rantai pasok satu persatu menjadi sejumlah aktivitas yang
spesifik untuk mengetahui biaya dan sumber daya yang digunakan.

You might also like