You are on page 1of 13

TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN CA VESICA URINARIA


3.1 Pengkajian
A. Identitas Pasien.
B. Riwayat Keperawatan

Keluhan Utama : Pasien nyeri saat BAK dan agak mengedan, ada
benjolan pada abdomen sebelah bawah, sulit BAB, dan nyeri

diseluruh tubuh terutama dipinggang.


Riwayat Penyakit Sekarang(riwayat penyakit yang diderita pasien
saat masuk rumah sakit). Darah keluar sedikit-sedikit saat BAK

dan terasa nyeri sera sulit BAB.


Riwayat Penyakit Dahulu (riwayat penyakit yang sama atau

penyakit lain yang pernah diderita oleh pasien).


Riwayat Kesehatan Keluarga, penyakit yang pernah diderita

anggota keluarga yang menjadi faktor resiko.


Riwayat psikososial dan spiritual.
Kondisi lingkungan rumah.
Kebiasaan sehari-hari (pola eliminasi BAK, pola aktivitas latihan,
pola

kebiasaan

yang

mempengaruhi

kesehatan

(rokok,

ketergantungan obat, minuman keras)).


C. Pemeriksaan Fisik

Aktivitas/Istirahat
- Gejala : Merasa lemah dan letih
- Tanda : Perubahan kesadaran

Sirkulasi
- Gejala : Perubahan tekanan darah normal (hipertensi)
- Tanda : Tekanan darah meningkat, takikardia, bradikardia,

disritmia
Integritas Ego
- Gejala : Perubahan tingkah laku atau kepribadian
- Tanda : Cemas, mudah tersinggung
Eleminasi
- Gejala : Perubahan gejala BAK
- Tanda : Nyeri saat BAK, Urine bewarna merah
Makanan & Cairan
- Gejala : Mual muntah
- Tanda : Muntah
Neurosensori
- Gejala : Kehilangan kesadaran sementara (Vertigo)

- Tanda : Perubahan kesadaran sampai koma, perubahan mental


Nyeri/Kenyamanan
- Gejala : Sakit pada daerah abdomen
- Tanda : Wajah menyeringai, respon menarik pada rangsangan
nyeri
Interaksi Sosial
- Gejala : Perubahan interaksi dengan orang lain
- Tanda : Rasa tak berdaya, menolak jika diajak berkomunikasi
Keamanan
- Gejala : Trauma baru
- Tanda :Terjadi kekambuhan lagi
Seksualisasi
- Gejala : Tidak ada sedikitnya tiga silus menstruasi berturutturut
- Tanda : Atrofi payudara, amenorea
Penyuluhan/Pembelajaran
- Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk
-

insiden depresi
Tanda : Prestasi akademik tinggi

3.2 Diagnosa Keperawatan


Pre Op:
1. Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien sebelum operasi
Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis(kanker), perubahan
kesehatan.
2. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
3. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis, dan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya informasi keterbatasan kognitif.
4. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan deficit
pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi
kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.
Post Op :
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan
jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf,
inflamasi), efek samping therapi
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan diversi urinarius
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan untuk eliminasi urine

4. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan defisit


pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi
kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek
radiasi dan kemotherapi, defisit imunologik
3.3 Intevensi
Pre Operasi :
1. Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis(kanker), perubahan
kesehatan.
Tujuan:
Klien dapat mengurangi rasa cemasnya
Rileks dan dapat melihat dirinya secara objektif
Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi
dalam pengobatan.
Kriteria hasil:

Klien melaporkan perasaan cemasnya berkurang


Klien menyatakan pemahamannya tentang penyakit

Intervensi:
1) Tentukan pegalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang
dideritanya.
2) Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.
3) Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien
mempersiapkan diri dalam pengobatan.
4) Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial,
ketidakberdayaan, dll.
5) Anjurkan untuk mengembangkan interksi dengan support system.
6) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
7) Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan
wajar.
Rasional:
1) Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan
memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya
duplikasi.
2) Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami
penyakitnya.

3) Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan


dan efek sampingnya.
4) Mengetahui dan menggali pola koping klien serta
mengatasi/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan
dalam mengatasi kecemasan.
5) Agar klien mendapat dukungan dari orang terdekat/keluarga.
6) Meberikan kesempatan pada klien untuk merenung/istirahat.
7) Klien mendapatkan kepercayaan diri dan keyakinan bahwa dia
benar-benar ditolong
2. Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker.
Tujuan:
Klien menunjukkan BB stabil, hasil lab normal dan tidak ada

tanda-tanda malnutrisi.
Klien menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang
adekuat.

Kriteria hasil:

Peningkatan masukan makanan


Tidak ada penurunan BB lebih lanjut hingga saat operasi nanti.
Hasil lab dalam batas normal.
Nutrisi yang cocok dan adekuat serta kalori yang cukup.

Intervensi:
1) Monitor intake makanan setiap hari
2) Timbang BB, ukuran lengan(triceps) serta amati penurunan BB.
3) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori, intake
cairan yang adekuat. Anjurkan pula klien untuk sering
mengkonsumsi makanan kecil.
4) Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk, bising. Hidari
makanan yang manis, berlemak, dan pedas.
Rasional:
1)
2)
3)
4)

Memberikan informasi tentang status gizi klien.


Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan BB.
Kalori merupakan sumber energi.
Mencegah mual muntah, distensi berlebihan serta dispepsia yang
menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus
berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.

3. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis, dan pengobatan


berhubungan dengan kurangnya informasi keterbatasan kognitif.
Tujuan:
Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosa dan

pengobatan pada tingkatan siap.


Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan

berpartisipasi dalam pengobatan.


Mengikuti prosedur pengobatan dan bekerjasama dengan
perawat/dokter.

Kriteria hasil:

Klien siap untuk dioperasi, baik secara fisik maupun mental.


Klien mau berpartisipasi dalam perubahan gaya hidup.

Interensi:
1) Riview pengertian klien dan keluarga tentang diagnosa pengobatan
dan akibatnya.
2) Tentukan presepsi klien tentang kanker dan pengobatannya.
3) Berikan bimbingan kepada klien sebelum mengikuti prosedur
pengobatan, terapi yang lama, komplikasi. Jujurlah kepada klien.
4) Anjurkan klien memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi
miskomunikasi tentang penyakitnya.
5) Anjurkan klien untuk memelihara kebersihan kulit dan rambut.
6) Jelaskan kepada klien/keluarga tentang pentingnya status nurisi
yang optimal
Rasional:
1) Menghindari duplikasi dan pengulangan terhadap pengetahuan
klien.
2) Memungkinkan dilakukan pembinaan terhadap kesalahan persepsi
dan konsepsi serta pengetiannya
3) Membantu kliendalam memahami proses penyakit dan
pengobatannya.
4) Mengetahui sampai sejauh mana pemahaman klien dan keluarga
5) Meningkatkan integritas kulit dan kepala.
6) Sebagai upaya percepatan penyembuhan dan pencegahan infeksi.
4. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan deficit
pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi
kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.

Tujuan:
Klien dapat mengungkapkan pengertian terhadap efek kanker dan

terapi terhadap seksualitas.


Mempertahankan aktivitas seksual dalam batas kemampuan.

Kriteria hasil:

Klien mampu beradaptasi dengan kondisi yang dialami.


Klien mampu mengungkapkan perasaannya.

Intervensi:
1) Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang proses seksualitas
dan reaksi serta hubungannya dengan penyakitnya.
2) Berikan advise tentang akibat pengobatan terhadap seksualitas
3) Berikan privacy kepada klien dan pasangannya. Ketuk pintu
sebelum masuk.
Rasional:
1) Meningkatkan ekspresi seksual dan meningkatkan komunikasi
terbuka antara klien dan pasangannya.
2) Membantu klien dalam mengatasi masalah seksual yang
dihadapinya.
3) Memberikan kesempatan bagi klien dan pasangannya untuk
mengekspresikan perasaan dan keinginan secara wajar.
Post Op :
1. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi),
efek samping therapi
Tujuan : Nyeri dapat teratasi
Kriteria Hasil :

Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas

Melaporkan nyeri yang dialaminya

Mengikuti program pengobatan

Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri


melalui aktivitas yang mungkin

INTERVENSI
1. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas

2. Evaluasi therapi : pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi,


ajarkan pasien dan keluarga tentang cara menghadapinya
3. Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan
seperti mendengarkan musik atau nonton TV.
4. Anjurkan teknik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi,
bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.
5. Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narcotik
dll.
RASIONAL
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan
2. Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah
menyebabkan komplikasi.
3. Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien
dari rasa nyeri.
4. Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan
stress dan ansietas.
5. Untuk mengatasi nyeri.
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan diversi urinarius
Tujuan: gangguan citra tubuh teratasi
Kriteria hasil :
Citra diri meningkat, terpelihara dan terjaga
INTERVENSI
1. Anjurkan klien utnuk mengungkapkan perasaan mengenai ostomi dan
kanker kandung kemih dan dampak yang diharapkan pada gaya hidup
2. Evaluasi perasaan klien mengenai diversi urinarius dan efeknya,
identitas seksual, hubungan dan citra diri
3. Bantu untuk memisahkan penampilan fisik dan perasaan kesehatan
4. Izinkan klien untuk ventilasi emosi seperti marah dan rasa bersalah
5. Pantau apakah klien dapat melihat ostominya
RASIONAL
1. Meningkatkan integrasi dari perubahan ke dalam gaya tubuh

2. Sebagai data untuk merumuskan rencana askep


3. Meningkatkan citra diri.
4. Meningkatkan koping
5. Ketidakmampuan memandang ostominya mengindikasikan kesulitan
koping.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan untuk eliminasi urine
Tujuan: tidak ada infeksi
Kriteria Evaluasi :
Tidak ada infeksi pada saluran kemih
INTERVENSI
1. Gunakan sabun antimicrobial untuk cuci tangan
2. Pertahankan intake cairan adekuat
3. Ajarkan klien cuci tangan
4.Ajarkan klien tentang gejala dan tanda infeksi serta anjurkan untuk
melaporkannya
5. Ajarkan klien dan keluarga untuk sering mengalirkan kantong untuk
mencegah refluks
RASIONAL
1. Mencegah transmisi organisme
2. Meningkatkan aliran urine
3. Memberikan informai tentang personal hygiene
4. Memberikan info untuk meningkatkan kepatuhan
5. Dapat mencegah infeksi
4. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan defisit
pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi
kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan
Tujuan : Pasien dapat mengungkapkan pengertiannya terhadap efek kanker
dan therapi terhadap seksualitas
Kriteria Hasil : Mempertahankan aktivitas seksual dalam batas
kemampuan

INTERVENSI
1. Diskusikan dengan pasien dan keluarga tentang proses seksualitas
dan reaksi serta hubungannya dengan penyakitnya
2. Berikan penjelasan tentang akibat pengobatan terhadap seksualitas
3. Berikan privasi kepada pasien dan pasangannya. Ketuk pintu
sebelum masuk.
RASIONAL
1. Meningkatkan ekspresi seksual dan meningkatkan komunikasi
terbuka antara klien dengan pasangannya.
2. Membantu

klien

dalam

mengatasi

masalah

seksual

yang

dihadapinya.
3. Memberikan kesempatan bagi klien dan pasangannya untuk
mengekspresikan perasaan dan keinginan secara wajar.
5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi
dan kemotherapi, defisit imunologik
Tujuan : Pasien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan
dengan kondisi spesifik
Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan
percepatan penyembuhan.
INTERVENSI
1. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi
kanker, amati penyembuhan luka.
2. Anjurkan pasien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal
3. Ubah posisi pasien secara teratur
4. Berikan penjelasan pada pasien untuk menghindari pemakaian
cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter
RASIONAL
1. Memberikan

informasi

untuk

perencanaan

asuhan

dan

mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.


2. Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.

3. Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah


tertentu.
4. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikat

BAB IV
PENUTUP

4.1 Simpulan
Kancer Vesica Urinaria/Kanker kandung kemih adalah suatu kondisi medis yang
ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker (tumor) pada kandung kemih.,
meskipun pada pertumbuhannya mungkin menginfiltrasi sampai dinding kandung
kemih. Kanker kandung kemih lebih sering ditemukan pada pasien-pasien yang
berusia di atas 50 tahun dan lebih banyak mengenai laki-laki daripada wanita
(3:1).
Penyebab kancer vesica urinaria/kanker kandung kemih adalah:
1. Usia
2. Merokok
3. Lingkungan kerja
4. Infeksi
5. Pemakaian siklofosfamid
6. Ras
7. Jenis Kelamin
8. Riwayat keluarga.
Manifestasi Kanker Kandung Kemih antara lain hematuria, iritasi kandung kemih,
gejala obstruktif saluran kemih, dan gejala metastase.
Penyebab kanker seperti radiasi, merokok, dan lain lain dapat merubah
metabolisme karsinogen menjadi mutasi sel yang akhirnya dapat menyebabkan
pertumbuhan tidak terkontrol. Akhirnya menyebabkan penumbuhan
papiloma/tumor yang berubah menjadi ganas yang akhirnya disebut kanker.
Kanker kandung kemih akan menyebabkan infiltrasi ke saluran kemih dan
obstruksi saluran kemih. Hal hal ini yang nanti dapat menyebabkan masalah
seperti gangguan eliminasi urin, resiko infeksi, dan lain lain.
Komplikasi yang dapat terjadi seperti infeksi, retensi, hydronephrosis, dan
hematuria.
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah sitologi urin, pemeriksaan
air kemih, sistografi, USG, CT scan, MRI, dan sistoskopi. Sedangkan
pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan seperti pemeriksaan laboratorium.
Penatalaksanaan medis dilakukan sesuai dengan jenis tumor, kedalaman invasi
tumor, penyebaran penyakit, dan keadaan umum klien. Contohnya pada stadium I
dapat dilakukan sistektomi radikal.
4.2 Saran
Saran dan kritik sangat dibutuhkan agar tim penulis dapat membuat makalah yang
lebih baik untuk selanjutnya. Untuk pembaca, Hidup sehat dapat dilakukan
sebagai pencegahan untuk segala penyakit. Lebih baik mencegah daripada
mengobati. Namun jika anda mendapatkan tanda dan gejala seperti yang kami
sebutkan di makalah ini, ada baiknya segera memeriksakan diri ke dokter atau
tempat kesehatan terdekat.

Daftar Rujukan

Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medikal Surgical Nursing:


Clinical Management for Contiunity of Care, Edisi 5, W.B.
Saunders Company, Philadelphia.
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guide for Planning and
Documenting Pattien Care, Edition 3, F.A. Davis Company,
Philadelphia.
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.
Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Jakarta

You might also like