You are on page 1of 74

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.
Alhamudulillah, Puji Syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat-Nya dan Hidayah-Nya sehingga membuat penulis bisa
menyelesaikan laporan kegiatan mini project yang berjudul Survey Mawas Diri
Upaya Kesehatan Masyarakat Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota
Kediri Tahun 2016. Dimana kegiatan ini sebagai syarat Program Internsip Dokter
Indonesia.
Terima Kasih yang sebesar-besarnya tidak lupa penulis ucapkan kepada
pihak-pihak yang membantu dan memberikan dukungan dalam terlaksananya
kegiatan mini project dan penyusunan laporan ini, terutama kepada:
1. dr. Muhammad Fajri M. selaku Kepala Puskesmas Mrican dan Dokter
pendamping kegiatan Dokter Internsip di Puskesmas.
2. Semua anggota Tim SMD yang telah membantu dalam proses awal
perencanaan kegiatan hingga penulisan laporan.
3. Para kader di Kelurahan Mrican yang telah membantu dalam proses
penyebaran kuesioner dan pengumpulannya.
4. Semua pihak yang membantu terselesaikannya kegiatan dan laporan
mini project ini.
Penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna sehingga di dalamnya
masih diperlukan banyak kritik dan saran dari pembaca. Semoga laporan ini bisa
banyak memberikan manfaat khususnya tambahan informasi dan pengetahuan
dibidang kesehatan lingkungan.
Wassalamualaikum Wr. Wb
HALAMAN PENGESAHAN

Disusun dan diajukan oleh :


dr. Dwitya Oktina Dewi

Telah dipresentasikan dan disetujui Mini Project dengan judul:


SURVEY MAWAS DIRI UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
KELURAHAN MRICAN, KECAMATAN MOJOROTO, KOTA KEDIRI
TAHUN 2016

Hari/Tanggal :
Tempat

: Puskesmas Mrican, Kota Kediri, Jawa Timur

Disetujui dan disahkan oleh:


Dokter Pendamping

dr. Muhammad Fajri M.


DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................iii
2

PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Pernyataan Masalah......................................................................................3
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................3
D. Manfaat Penelitian........................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
A. Puskesmas.....................................................................................................5
B. Survey Mawas Diri (SMD)...........................................................................8
C. Upaya Kesehatan.........................................................................................12
METOLOGI PENELITIAN...............................................................................20
A. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................................20
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.......................................................................20
HASIL PENELITIAN..........................................................................................23
A. Data Sosiodermografik Kelurahan..............................................................23
B. Hasil Survey Mawas Diri............................................................................32
PEMBAHASAN...................................................................................................47
A. Kependudukan............................................................................................47
B. Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan.......................................................47
C. KIA, KB, Imunisasi dan Gizi......................................................................47
D. Rumah dan lingkungan...............................................................................49
E. Perilaku Anggota Keluarga dan Surveillance.............................................49
F.

Program kesehatan Lansia..........................................................................50

KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................51


A. Kesimpulan.................................................................................................51
B. Saran............................................................................................................51
3

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52
LAMPIRAN..........................................................................................................53

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan yang esensial dari setiap
individu, keluarga, masyarakat dan juga merupakan perwujudan dari
4

tingkat kesejahteraan suatu masyarakat atau bangsa. Seperti yang


dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 tentang kesehatan. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan
salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan citacita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk
mencapai cita-cita tersebut dilakukanlah pembangunan kesehatan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Bebagai upaya telah dilakukan untuk mencapai kesejahteraan di
bidang kesehatan, salah satunya adalah dengan menyelenggarakan
pembangunan kesehatan secara terpadu dan menyeluruh diseluruh wilayah
indonesia. Jika dilihat dari sasaran strategi kementrian kesehatan yang
harus dicapai pada tahun 2014 dan target Millenium Development Goals
(MDGs) pada tahun 2015 masih banyak hal yang harus ditingkatkan lagi
untuk mencapai kesejahteraan tersebut.
Menurut H.L Blum, derajat kesehatan dipengaruhi oleh 4 macam
faktor yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik. Faktor
lingkungan dan perilaku merupakan faktor terbesar yang berpengaruh
terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan. Dilihat dari Angka Kematian
Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), Umur Harapan Hidup (UHH),
hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 menunjukan
AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 32 per 1000 kelahiran
hidup menurut SDKI 2012.
Faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan adalah
pelayanan kesehatan yang bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu ini
dapat dilihat dari kualitas Puskesmas sebagai unit pelayanan dasar
5

kesehatan masyarakat. Puskesmas ini merupakan suatu organisasi yang


bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan
dan mempunyai misi sebagai pusat pengembang pelayanan kesehatan
secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja
tertentu.
Berdasarkan data terakhir dari Departemen Kesehatan Republik
Indonesia jumlah Puskesmas yang terdaftar adalah sebanyak 9.705, terdiri
dari 3.364 Puskesmas perawatan (Puskesmas DTP) dan 6.341 Puskesmas
non perawatan (Puskesmas Non DTP). Sedangkan untuk di provinsi Jawa
Timur sendiri terdapat 960 Puskesmas yang terdiri dari 519 Puskesmas
perawantan (Puskesmas DTP) dan 441 Puskesmas non perawatan
(Puskesmas non DTP).
Kota Kediri memiliki 9 Puskesmas yang terdiri dari 3 Puskesmas
dengan

perawatan

dan

Puskesmas

tanpa

perawatan.

Salah

satunya adalah Puskesmas Mrican yang merupakan satu dari tiga


Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Cigeureung meliputi 5.508 km2 yang
terdiri dari 4 kelurahan yaitu Kelurahan Mrican, Kelurahan Dermo,
KElurahan Ngampel dan Kelurahan Gayam.
Penelitian yang dilakukan penulis pada saat ini adalah Survey
Mawas Diri (SMD) khususnya pada Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM). Survey Mawas Diri yaitu survey yang dilakukan secara rutin
untuk mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan di masyarakat.
Informasi gambaran, kebijakan dan arah pembangunan yang didapatkan
melalui survey ini sangat berguna bagi identifikasi masalah dan masukan
untuk pemecahan masalah kesehatan di masyarakat.
B. Pernyataan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah yaitu


puskesmas sebagai unit pelayanan kesehatan masyarakat merupakan salah
satu penentu derajat kesehatan masyarakat, oleh karena itu perlu diadakan
Survey Mawas Diri (SMD). Pelaksanaan Survey Mawas Diri diharapkan
dapat membantu dalam mengetahui permasalahan-permasalahan kesehatan
yang ada pada masyarakat khususnya pada penelitian ini di wilayah kerja
Puskesmas Mrican sehingga masalah-masalah tersebut dapat segera teratasi
dan tercapainya kualitas hidup yang lebih baik.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran
permasalahan dan potensi kesehatan yang terdapat di wilayah kerja
Puskesmas Mrican yaitu Kelurahan Mrican Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai akses
pelayanan dan pembiayaan kesehatan
b. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai Kesehatan Ibu
dan Anak
c. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai Keluarga
Berencana (KB)
d. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai

Gizi

masyarakat
e. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai Surveilens
penyakit
7

f. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai Rumah dan


lingkungan
g. Mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat di anggota keluarga
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
a. Hasil laporan ini dapat memberikan informasi yang relevan berupa
gambaran masalah kesehatan yang terdapat di Kelurahan Mrican
b. Hasil laporan ini dapat dijadikan masukan untuk membuat usulan dalam
perencanaan pelayanan dan kegiatan kesehatan selanjutnya.
2.

Bagi Penulis
Meningkatkan pengetahuan penulis tentang bagaimana cara
pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD) dan pentingnya pelaksanaan
Survey Mawas Diri untuk mengetahui permasalahan dan potensi kesehatan
di masyarakat

3. Bagi Masyarakat
Hasil evaluasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
dan wawasan mengenai kesehatan masyarakat

di Kelurahan Mrican

Kecamatan Mojoroto Kota Kediri.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A Puskesmas

1. Definisi Puskesmas
Menurut Departemen Kesehatan

RI 1991, Puskesmas adalah

organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan


kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat dan
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten
atau kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan disuatu wilayah kerja. Secara nasional standar wilayah kerja
puskesmas adalah satu kecamatan. Apabila di satu kecamatan terdapat lebih
dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar
puskesmas dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah desa atau
kelurahan atau dusun (Depkes RI, 2003).
Menurut

KEPMENKES

RI

No.

128/MENKES/SK/II/2004,

Puskesmas adalah UPTD kesehatan kabupaten/ kota yang bertanggung jawab


menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Selain dengan adanya puskesmas, juga terdapat satuan penunjang dari
puskesmas antara lain:
a. Puskesmas Pembantu
Puskesmas Pembantu yaitu unit pelayanan kesehatan yang
sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan

kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah


yang lebih kecil.
b. Puskesmas Keliling
Puskesmas Keliling yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang
dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan,
peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.
Dengan fungsi dan tugas yaitu memberi pelayanan kesehatan daerah
terpencil, melakukan penyelidikan KLB, transport rujukan pasien, dan
penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.
c. Bidan Desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan
ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan
bertanggung jawab kepada kepala puskesmas. Wilayah kerjanya dengan
jumlah penduduk 3.000 orang. Adapun tugas utama bidan desa yaitu :
1) Membina PSM
2) Memberikan pelayanan
3) Menerima rujukan dari masyarakat
2. Visi dan Misi Puskesmas
Menjadi pusesmas terbaik dengan pelayanan kesehatan yang bermutu,
terpadu, serta menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Meningkatkan
kualitas

pelayanan

melalui

sesuai

standar

mutu

di

tahun

2013.

Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif,


propentif, kuratif dan rehabilitatif.

10

Memberikan pelayanan kesehatan yang manusiawi dengan landasan


kasih bagi seluruh lapisan masyarakat, tanpa membedakan ras, agama dan
status sosial budaya. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan untuk mencapai masyarakat yang mandiri dan siaga.
Puskesmas Wawonasa juga menjalin kemitraan dengan pihak-pihak
terkait sebagai upaya peningkatan dan pengembangan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Meningkatkan kualitas SDM yang terkait dalam
pemberian pelayanan kesehatan melalui peningkatan pengetahuan dan
keterampilan serta peningkatan kesejahteraan.
3. Fungsi Puskesmas
Berdasarkan pedoman kerja puskesmas yang disusun Departemen Kesehatan
(1990) memiliki empat fungsi dasar, yaitu:
a. Preventif (pencegahan penyakit)
b. Promotif ( peningkatan kesehatan)
c. Kuratif (pengobatan penyakit)
d. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Selain itu fungsi pokok puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
2. Pusat pemberdayaan masyarakat dan keluarga dalam pembangunan
kesehatan
3. Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama

11

Peran puskesmas yaitu sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau


masyarakat diwilayah terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta
peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.

E. Survey Mawas Diri (SMD)


1. Pengertian Survei Mawas Diri (SMD)
Survei Mawas Diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan
pengkajian masyarakat kesehatan yang dilakukan oleh kader dan tokok
masyarakat setempat dibawah bimbingan kepala Desa/Kelurahan dan petugas
kesehatan (petugas Puskesmas, Bidan di Desa). Survei Mawas Diri
adalah pengenalan, pengumpulan, pengkajian masalah kesehatan pekerja
untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pekerja mengenai kesehatan
kerja.
2. Tujuan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Dilaksanakannya

pengumpulan

data,

masalah

kesehatan,

lingkungan dan perilaku.


b. Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan

perilaku yang paling menonjol di masyarakat.


c. Mengiventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung

upaya mengatasi masalah kesehatan.


d. Diperolehnya

dukungan

kepala

desa/kelurahan

dan

pemuka

masyarakat dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan


masyarakat di Desa Siaga.

12

3. Pentingnya pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)


a. Agar masyarakat menjadi sadar akan adanya masalah, karena mereka
sendiri yang melakukan pengumpulan fakta & data,
b. Untuk mengetahui besarnya masalah yang ada dilingkungannya
sendiri,
c. Untuk menggali sumber daya yang ada / dimiliki desa
d. Hasil SMD dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun
pemecahan masalah yang dihadapi.

4. Sasaran Survei Mawas Diri (SMD)


Sasaran SMD adalah semua rumah yang ada di desa/kelurahan atau
menetapkan sampel rumah dilokasi tertentu ( 450 rumah) yang dapat
menggambarkan kondisi masalah kesehatan, lingkungan dan perilaku pada
umumnya di desa/kelurahan.
5. Pelaksana Survei Mawas Diri (SMD)
a. Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara pengumpulan data
(menyusun daftar pertanyaan sederhana), cara pengamatan, cara
pengolahan/analisa data sederhana & cara penyajian
b. Tokoh masyarakat di desa
6. Cara Pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD)
a. Petugas Puskesmas, Bidan di desa dan kader/kelompok warga yang
ditugaskan untuk melaksanakan SMD dengan kegiatan meliputi :

13

1) Pengenalan instrumen (daftar pertanyaan) yang akan dipergunakan

dalam pengumpulan data dan informasi masalah kesehatan.


2) Penentuan sasaran baik jumlah KK ataupun lokasinya
3) Penentuan cara memperoleh informasi masalah kesehatan dengan

cara wawancara yang menggunakan daftar pertanyaan.


b. Pelaksana SMD
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
melaksanakan SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di
desa mengumpulkan informasi masalah kesehatan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan.

c. Pengolahan Data
Kader, tokoh masyarakat dan kelompok warga yang telah ditunjuk
mengolah data SMD dengan bimbingan petugas Puskesmas dan bidan di
desa, sehingga dapat diperoleh perumusan masalah kesehatan untuk
selanjutnya merumuskan prioritas masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku di desa/kelurahan yang bersangkutan.
7. Cara melaksanakan Survei Mawas Diri (SMD)
Pengamatan langsung dengan cara :
a. Observasi partisipatif : Melakukan koordinasi dengan pengurus RW
siaga tentang rencana survei mawas diri terkait dengan tujuan, metode
dan strategi pelaksanaannya.
b. Berjalan bersama masyarakat mengkaji lapangan ( Transection walk) :

14

c. Wawancara dengan kunjungan rumah , Bersama kader dasar wisma


melakukan pendataan dari rumah ke rumah dengan metode tanya
jawab, pengisian formulir, observasi dan pemeriksaan fisik rumah dan
anggotanya.
d. Wawancara mendalam ( DKT/FGD) secara kelompok
8. Langkah langkah Survei Mawas Diri (SMD)
a.

Persiapan
1) Menyusun daftar pertanyaan :
a) Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas &

Desa (data sekunder)


b) Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
c) Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat

mempengaruhi responden
d) Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring
e) Menampung juga harapan masyarakat

2) Menyusun lembar observasi (pengamatan)


Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan
sekitarnya.
3) Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah &
jumlah KK
b. Pelaksanaan:

15

1) Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden


2) Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan
c. Tindak lanjut

1) Meninjau kembali pelaksanaan SMD,


2) Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah
dikumpulkan
3) Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
d. Pengolahan data

Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:


1) Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.
2) Prioritas masalah
3) Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam
pemecahan masalah

9. Cara penyajian data Survei Mawas Diri (SMD)


Ada 3 cara penyajian data yaitu :
a. Secara Tekstular (mempergunakan kalimat)

Adalah Penyajian data hasil penelitian menggunakan kalimat.

16

b. Secara Tabular (menggunakan tabel)

Merupakan Penyajian data dalam bentuk kumpulan angka yang disusun


menurut kategori-kategori tertentu, dalam suatu daftar. Dalam tabel,
disusun dengan cara alfabetis, geografis, menurut besarnya angka, historis,
atau menurut kelas-kelas yang lazim.
c. Secara Grafikal ( menggunakan grafik)

Adalah gambar gambar yang menunjukkan secara visual data berupa


angka atau simbol simbol yang biasanya dibuat berdasarkan dari data
tabel yng telah dibuat.
F. Upaya Kesehatan
Upaya meningkatkan kesejahteraan umum berarti suatu usaha untuk
mewujudkan tingkat kehidupan masyarakat secara optimal yang memenuhi
kebutuhan dasar manusia termasuk kesehatan. Pada dasarnya kesehatan
menyangkut semua segi kehidupan, baik perorangan, keluarga, kelompok
maupun masyarakat. Upaya kesehatan dilaksanakan secara menyeluruh,
merata,

bermutu

dan

terjangkau

secara

berkesinambungan

dengan

menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif yang didukung oleh upaya
kuratif

dan rehabilitatif. Upaya kesehatan yang luas dan kompleks perlu

senantiasa mempertimbangkan pola lingkungan, pembiayaan dan manajemen


yang berpengaruh pada pembangunan kesehatan.
1. Pengertian
Upaya kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan perorangan, dan upaya kesehatan
kegawatdaruratan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
2. Tujuan
17

Terselenggaranya upaya kesehatan yang merata, bermutu dan


terjangkau secara berkesinambungan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
3. Unsur-unsur Utama
Subsistem upaya kesehatan terdiri atas tiga unsur utama, yakni :
a. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
Adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat serta swasta untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan
serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di
masyarakat. UKM mencakup upaya promosi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan,

pencegahan

dan

pemberantasan

penyakit

pengendalian penyakit tidak menular, kesehatan jiwa,

menular,
penyehatan

lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,


pengamanan obat dan perbekalan kesehatan, pengamanan penggunaan
zat aditif (bahan tambahan makanan),

pengamanan makanan,

pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya,


serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.

b. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)


Adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, swasta
dan atau pemerintah, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan.

UKP

mencakup

upaya-upaya

promosi

kesehatan,

pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap,


pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap
18

perorangan. Upaya Kesehatan Perorangan termasuk pengobatan


tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran fisik dan
kosmetika.
Upaya-upaya kesehatan tersebut bersinergi dan didukung sistem
rujukan serta dilengkapi sarana penunjang. Sarana penunjang UKM antara
lain laboratorium kesehatan masyarakat, sediaan farmasi, alat kesehatan
dan perbekalan kesehatan lainnya. Sarana penunjang UKP antara lain
laboratorium klinik dan penunjang diagnostik lainnya, apotek, optik, dan
toko obat. Sarana penunjang UKKD antara lain transportasi dan
komunikasi.
4. Prinsip
Penyelenggaraan Subsistem Upaya Kesehatan mengacu pada :
a. Kebijakan dan regulasi pemerintah serta diikuti pemantapan pola
manajemen dan pembiayaan pada setiap strata.
b. Bersifat menyeluruh, terpadu, merata, bermutu, terjangkau, dan
berjenjang secara berkesinambungan yang didukung oleh sub sistem
lain.
c. Sesuai dengan nilai dan norma sosial budaya masyarakat, moral dan
etika profesi.
d. Diselenggarakan oleh pemerintah, masyarakat dan swasta dengan
memperhatikan fungsi sosial.
e. Penanggungjawab upaya kesehatan adalah pemerintah setempat sesuai
kewenangannya.
f. Penyelenggaraan semua jenis upaya kesehatan tidak bertentangan
dengan kaidah ilmiah.
19

g. Penyelenggaraan kegawatdaruratan mengacu pada Sistem Penanganan


Gawat Darurat Terpadu ( SPGDT ) dan Safe Community.
E. Bentuk Pokok
1.

Upaya Kesehatan Masyarakat


Bentuk pokok upaya kesehatan masyarakat meliputi :
a. Upaya kesehatan masyarakat strata pertama
UKM

strata

pertama

adalah

UKM

tingkat

dasar

yang

mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar


ditujukan kepada masyarakat. UKM strata pertama diselenggarakan
oleh puskesmas dan bertanggung jawab atas masalah kesehatan di
wilayah kerjanya.
Terdapat tiga fungsi utama puskesmas, yakni sebagai (1) pusat
penggerak

pembangunan

berwawasan

kesehatan,

(2)

pusat

pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan (3) pusat pelayanan


kesehatan tingkat pertama.
Puskesmas wajib melaksanakan 6 (enam) pelayanan kesehatan
dasar, yakni promosi kesehatan; kesehatan ibu dan anak serta keluarga
berencana; perbaikan gizi; kesehatan lingkungan; pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular; dan pengobatan dasar. Selain itu
puskesmas dapat melaksanakan pelayanan kesehatan pengembangan
berdasarkan permasalahan kesehatan setempat yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuannya.
Peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraannya
diwujudkan dalam bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
misalnya posyandu, poskesdes, poskestren dan lain-lain.

20

b. Upaya kesehatan masyarakat strata kedua


UKM

strata

mendayagunakan

kedua
ilmu

adalah

UKM

pengetahuan

tingkat

dan

lanjut,

teknologi

yang

kesehatan

spesialistik ditujukan kepada masyarakat.


Penyelenggara UKM strata kedua adalah pemerintah, masyarakat
dan

swasta

dengan

penanggung

jawab

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota yang mempunyai dua fungsi utama, yakni fungsi


manajerial dan fungsi teknis kesehatan.
Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian,

pemantauan,

pengawasan,

dan

penilaian,

serta

pertanggung-jawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di


kabupaten/kota. Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan
pelayanan kesehatan masyarakat tingkat lanjut, yakni dalam rangka
melayani kebutuhan rujukan kesehatan masyarakat. Yang dimaksud
dengan rujukan kesehatan masyarakat adalah pelimpahan wewenang
dan tanggung jawab atas masalah kesehatan masyarakat yang dilakukan
secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal. Rujukan kesehatan
masyarakat dibedakan atas tiga aspek, yakni: rujukan sarana, rujukan
teknologi, dan rujukan operasional.
Untuk dapat melaksanakan fungsi teknis kesehatan, beberapa
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dilengkapi dengan berbagai kegiatan
teknis antara lain: promosi kesehatan, pencegahan dan pemberantasan
penyakit menular, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, kesehatan ibu
dan anak, keluarga berencana, laboratorium kesehatan lingkungan dan
pelayanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan
lainnya.
c. Upaya kesehatan masyarakat strata ketiga

21

UKM strata ketiga adalah UKM tingkat unggulan, yaitu yang


mendayagunakan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

kesehatan

subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat.


Penanggung jawab UKM strata ketiga adalah Dinas Kesehatan
Propinsi yang mempunyai dua fungsi utama, yakni fungsi manajerial
dan fungsi teknis kesehatan.
Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian,

pemantauan,

pengawasan,

dan

penilaian,

serta

pertanggung-jawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di


propinsi. Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat unggulan melalui UPT untuk pelayanan
langsung dan kebutuhan rujukan dari kabupaten/kota dan propinsi.
Untuk dapat melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinas
Kesehatan Propinsi dilengkapi dengan berbagai unit pelaksana teknis
antara lain BP4, RS Paru, RS Kusta, BKMM dan Balai Materia Medika,
yang menyelenggarakan pelayanan langsung dan membantu pelayanan
rujukan kesehatan.
Dalam rangka pengembangan UKM perlu diperhatikan :
1) Pemerataan UKM yang terdiri dari 2 faktor utama yaitu pemerataan
pelayanan (sarana dan prasarana, sumber daya manusia kesehatan,
peralatan kesehatan) dan pembiayaan (investasi, operasional dan
pemeliharaan)
2) Peningkatan mutu UKM melalui standarisasi sumber daya manusia
kesehatan, prosedur tetap, obat, alat kesehatan dan gedung dengan
memperhatikan jaminan mutu serta penilaian kinerja terhadap institusi,
akreditasi dan perijinan.

22

3) Keterjangkauan UKM yang didukung adanya pelayanan kesehatan baik


yang bersifat statis maupun dinamis dengan sasaran prioritas keluarga
miskin, kelompok risiko tinggi dan kelompok rentan di daerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan dengan melakukan koordinasi lintas program
dan lintas sektor yang didukung peran aktif masyarakat.
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
Bentuk pokok upaya kesehatan perorangan meliputi :
a. Upaya kesehatan perorangan strata pertama
UKP

strata

pertama

adalah

UKP

tingkat

dasar,

yang

mendayagunakan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dasar


ditujukan kepada perorangan.
Penyelenggara

UKP

strata

pertama

adalah

perorangan,

masyarakat, swasta, dan pemerintah, dalam bentuk antara lain : praktik


bidan, praktik perawat, praktik dokter, dokter keluarga, praktik dokter
gigi, poliklinik, balai pengobatan, rumah bersalin, puskesmas,
pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif, kebugaran fisik,
kosmetika dan lain-lain.
b. Upaya kesehatan perorangan strata kedua
UKP strata
mendayagunakan

kedua
ilmu

adalah

UKP tingkat

pengetahuan

dan

lanjut,

teknologi

yang
kesehatan

spesialistik ditujukan kepada perorangan.


Penyelenggara UKP strata kedua adalah perorangan, masyarakat,
swasta dan pemerintah dalam bentuk antara lain: praktik dokter/dokter
gigi spesialis, klinik spesialis, dan rumah sakit rujukan strata kedua baik
pemerintah maupun swasta.

23

c. Upaya kesehatan perorangan strata ketiga


UKP strata ketiga adalah UKP tingkat unggulan yang
mendayagunakan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi

kesehatan

subspesialistik ditujukan kepada perorangan.


Penyelenggara UKP strata ketiga adalah perorangan, masyarakat,
swasta dan pemerintah dalam bentuk antara lain praktik dokter
subspesialis, pusat pelayanan unggulan (pusat unggulan jantung , pusat
unggulan kanker, pusat penanggulangan stroke) dan rumah sakit
rujukan strata ketiga baik pemerintah maupun swasta.
Dalam rangka pengembangan UKP perlu diperhatikan :
1) Pemerataan UKP yang terdiri dari 2 faktor utama yaitu pemerataan
pelayanan (sarana dan prasarana, sumber daya manusia kesehatan, peralatan
kesehatan) dan pembiayaan (investasi, operasional dan pemeliharaan)
2) Peningkatan mutu UKP melalui standarisasi

sumber daya manusia

kesehatan, prosedur tetap, obat, alat kesehatan dan gedung dengan


memperhatikan jaminan mutu serta penilaian kinerja terhadap institusi,
akreditasi dan perijinan.
3) Keterjangkauan UKP yang perlu didukung adanya pelayanan kesehatan baik
yang bersifat statis maupun dinamis dengan sasaran prioritas keluarga
miskin, kelompok risiko tinggi dan kelompok rentan di daerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan dengan melakukan koordinasi lintas program dan
lintas sektor yang didukung peran aktif masyarakat.

24

BAB III
METOLOGI PENELITIAN
A Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang
suatu keadaan secara obyektif. Menurut Notoadmodjo (2005) metode penelitian
deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang
sedang dihadapi.
G. Lokasi dan Waktu Penelitian
1.

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi yang digunakan untuk

pengambilan kasus atau observasi. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan


Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu atau saat yang di gunakan untuk
pelaksanaan penelitian atau observasi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
2016 hingga Juni 2016.
3. Populasi dan Sample
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek atau
subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
diterapkan oleh peneliti yang di pelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya.

25

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh


Kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Mrican yaitu KElurahan Mrican,
Kelurahan Dermo, Kelurahan Gayam dan Kelurahan Ngampel.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh responden. Metode yang
digunakan dalam pengambilan sample adalah Stratified Random
Sampling.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah

masyarakat Kelurahan Mrican, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri yaitu


sejumlah 388 kepala keluarga (KK).
4. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner yaitu daftar pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, matang,
dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tandatanda tertentu. Kuesioner ini dibagikan oleh kader masing-masing RT di wilayah
sampel. Kuesioner tersebut terdiri dari beberapa pertanyaan yang meliputi akses
pelayanan dan pembiayaan kesehatan, Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga
Berencana (KB), gizi, serta imunisasi, Surveilens penyakit, Rumah dan
lingkungan, serta perilaku hidup bersih dan sehat di anggota keluarga. Pengisian
kuesioner tersebut dengan memberikan tanda silang () atau melingkari jawaban
yang dianggap sesuai.
Indikator yang digunakan untuk pembuatan kuesioner diambil dari
kuesioner Survey Mawas Diri yang telah digunakan sebelumnya di Puskemas lain
di wilayah Kota Kediri.

26

5. Cara pengambilan data


Cara Pengambilan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner yang dilakukan oleh kaderkader kesehatan di masing-masing wilayah, kemudian menjelaskan cara
pengisianya. Responden dipersilahkan untuk mengisi kuesioner hingga selesai dan
kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti.
6. Tahap Penelitian
a. Survey data awal
b. Pemilihan informan
c. Pengumpulan dan analisis data
d. Penyusunan karya tulis ilmiah
e. Presentasi karya tulis ilmiah
7. Pelaksanaan penelitian
a. Pembagian wilayah tugas pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD)
b. Mempelajari kuesioner yang digunakan untuk Survey Mawas Diri
(SMD)
c. Sosialisasi kepada kader-kader wilayah sampel mengenai tata cara
pengisian kuesioner serta pembagian kuesioner
d. Pengumpulan kuesioner dan analisis data Survey Mawas Diri (SMD)
e. Pembuatan laporan kegiatan dan melaporkan hasil penelitian kepada
pembimbing beserta manajemen Puskesmas Mrican

27

BAB IV
HASIL PENELITIAN
A Data Sosiodermografik Kelurahan
1. Letak Geografis
Kegiatan Survey Mawas Diri dilakukan di Kelurahan Mrican yang
merupakan salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Mojoroto Kota
Kediri. Berdasarkan survei, observasi, serta data laporan monografi desa,
didapatkan data-data sosiodemografi desa, yaitu sebagai berikut:
1. Tipologi Kelurahan : Perindustrian/Jasa
2. Klasifikasi

: Swakarya

3. Kategori

: Madya

4. Luas Wilayah

: 141.000000 Ha

5. Batas Wilayah
a. Sebelah Utara

: Kelurahan Dermo

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Ngampel


c. Sebelah Barat

: Kelurahan Maron

d. Sebelah Timur

: Kelurahan Jabon

28

2. Tataguna Lahan dan Produksi


a. Tataguna Lahan

-- Sawah (Ha)

30,0000

-- Tegal/Ladang (Ha)

4,0000

-- Pemukiman (Ha)

71,0000

-- Pekarangan (Ha)

0,0000

-- Tanah Rawa (Ha)

0,0000

-- Pasang Surut (Ha)

0,0000

-- Lahan Gambut (Ha)

0,0000

-- Situ/Waduk/Danau (Ha)

0,0000

-- Perkebunan (Ha)

5,0000

-- Tanah Kas Desa (Ha)

23,0000

-- Fasilitas Umum (Ha)

8,0000

29

-- H u t a n (Ha)

0,0000

-- Jumlah Luas Wilayah (Ha)

141,0000

b. Produksi

1. Total Nilai Produksi Pangan (Rp)

1.304.000.000,00

----- Komoditas Unggulan Berdasarkan Luas Panen Jagung

----- Komoditas Unggulan Berdasarkan Nilai

Jagung

Produksi

2. Total Nilai Produksi Perkebunan (Rp)

9.000.000.000,00

----- Komoditas Unggulan Berdasarkan Luas Panen Tebu

----- Komoditas Unggulan Berdasarkan Nilai

Tebu

Produksi

3. Penduduk dan Kepala Keluarga

a. Jumlah Penduduk
Jumlah Laki-Laki (orang)

3.581

30

Jumlah Perempuan (orang)

3.648

Jumlah Total (orang)

7.229

Jumlah Kepala Keluarga (KK)

2.794

Kepadatan Penduduk (Jiwa/KM2)

5.126

b. Komposisi Usia Penduduk


Laki-Laki

Perempuan
114

Usia 0 - 6 Tahun

165
Usia 0 - 6 Tahun

95
Usia 7 - 12 Tahun

115
Usia 7 - 12 Tahun

187
Usia 13 - 18 Tahun

209
Usia 13 - 18 Tahun

286
Usia 19 - 25 Tahun

325
Usia 19 - 25 Tahun

742
Usia 26 - 40 Tahun

830
Usia 26 - 40 Tahun

873
Usia 41 - 55 Tahun

999
Usia 41 - 55 Tahun

441
Usia 56 - 65 Tahun

478
Usia 56 - 65 Tahun

31

507
Usia 65 - 75 Tahun

563
Usia 65 - 75 Tahun

132
Usia > 75 Tahun

167
Usia > 75 Tahun

3.245

3.684

Jumlah Laki-Laki

Jumlah

(Orang)

Perempuan
(Orang)

c. Kesejahteraan Keluarga
Keluarga Prasejahtera (KK)

156

Keluarga Sejahtera 1 (KK)

432

Keluarga Sejahtera 2 (KK)

126

Keluarga Sejahtera 3 (KK)

120

Keluarga Sejahtera 3+ (KK)

215

Jumlah Kepala Keluarga

5. Kesehatan

1.049

32

Jenis Sarana Kesehatan

Jumlah (Unit/Orang}

Dokter Umum

Dokter Digi

Bidan

Perawat

Dukun pengobatan alternatif

6. Tingkat Pendidikan Masyarakat

Tingkatan

Laki-Laki

Perempuan

Jumlah

(orang)

(orang)

(Orang)

Tamat SD/sederajat

130

90

220

Tamat SMP/sederajat

736

745

1.481

Tamat

956

694

1.650

50

69

119

Pendidikan

SMA/sederajat

Tamat D-1/sederajat

33

Tamat D-2/sederajat

121

80

201

Tamat D-3/sederajat

106

97

203

Tamat S-1/sederajat

36

67

103

Tamat S-2/sederajat

2.139

1.846

3.985

Jumlah Total
(Orang)

7. Sarana dan Prasarana

a. Kantor Desa/Kelurahan

- Gedung Kantor

Ada

- Kondisi

Baik

- Balai Desa/Kelurahan/Sejenisnya

Ada

- Listrik

Ada

34

- Air Bersih

Ada

- Telepon

Ada

b. Kesehatan

Jenis Prasarana Kesehatan

Jumlah (Unit)

Puskesmas

Poliklinik/balai pengobatan

Apotik

Posyandu

13

Toko obat

Balai pengobatan masyarakat

yayasan/swasta

Jumlah Rumah/Kantor Praktek

Dokter

Rumah Bersalin

35

Jumlah Total (Unit)

26

d. Peribadatan
Jenis Tempat Ibadah

Masjid

Jumlah

Langgar/Surau/Mushola

10

Gereja Kristen Protestan

Wihara

Pura

Klenteng

Jumlah Total

16

36

e. Transportasi
Jenis Sarana/
Prasarana

Kondisi Baik

Kondisi Rusak

Jumlah

(Km/Unit)

(Km/Unit)

(Km/Unit)

9,00

0,00

9,00

Jalan
Desa/Kelurahan
(Aspal)

f. Air Bersih
Sumur Pompa (Unit)

Sumur Gali (Unit)

1.000

500

Hidran Umum (Unit)

Penampung Air Hujan (Unit)

Tangki Air Bersih (Unit)

Embung (Unit)

Mata Air (Unit)

Bangunan Pengolahan Air (Unit)

37

g. Irigasi
Panjang Saluran Primer (M)

Panjang Saluran Sekunder (M)

Panjang Saluran Tersier (M)

0,00

10.000,00

3.000,00

Pintu Sadap (Unit)

2,00

Pintu Pembagi Air (Unit)

0,00

h. Sanitasi
Sumur Resapan Air Rumah Tangga (Rumah)

MCK Umum (Unit)

Jamban Keluarga (KK)

Saluran Drainase/Saluran Pembuangan Air

20

1.200

Ada

Limbah

Kondisi Saluran Drainase/Saluran

38

i. Olah Raga
Jenis Prasarana Olah Raga

Jumlah (Unit/Gedung/Lokasi)

Lapangan bulu tangkis

Lapangan sepak bola

Lapangan voli

8. Kelembagaan

a. Lembaga Kemasyarakatan
Jumla

Pengurus

Jenis

(orang)

Kegiatan

17

Pkk

50

Rukun Warga

38

38

Jenis Lembaga

Lpmd/Lpmk Atau Sebutan


Lain

Rukun Tetangga

39

Karang Taruna

10

Kelompok Tani/Nelayan

Organisasi Perempuan Lain

52

128

Jumlah Total

b. Lembaga Adat
Pemangku Adat

Tidak Ada

Kepengurusan Adat

Tidak Ada

Rumah Adat

Tidak Ada

Barang Pusaka

Tidak Ada

Naskah-Naskah

Tidak Ada
Tidak Ada

Lainnya

c. Keamanan dan Ketertiban

40

Jumlah Anggota Hansip (Orang)

Jumlah Anggota Satgas Linmas (Orang)

40

Jumlah Pos Kamling (Buah)

12

Konflik SARA (Kasus)

Perkelahian Massal (Kasus)

Penyerobotan Tanah/Penjarahan (Kasus)

Pembunuhan (Kasus)

Pencurian/Perampokan (Kasus)

Mabuk akibat Narkoba (Kasus)

Meninggal akibat Narkoba (Kasus)

Lokalisasi Prostitusi (Lokasi)

H. Hasil Survey Mawas Diri


1. Kependudukan
a. Jumlah sampel : 388 KK

41

RW

RT

Jumlah KK

10

10

20

10

15

10

10

10

10

18

10

30

12

II

III

IV

42

VI

VII

18

15

10

15

15

10

15

10

15

10

43

VIII

10

11

10

TOTAL

388

b. Proporsi penduduk berdasarkan kelompok umur

No

Umur

Jumlah

Prosentase

Bayi

(0-11 Bulan)

45

4%

Balita (12-59 bulan)

171

16%

WUS (15-45 tahun)

398

36%

PUS (15-45 tahun)

352

32%

Lansia (45-59 tahun)

112

10%

Lansia (> 60 tahun)

26

2%
44

Jumlah

1.104

100%

c. Proporsi penduduk berdasarkan jenis kelamin

No

Jenis Kelamin

Jumlah

Persentase

Laki-laki

732

50,1%

Perempuan

730

49,9%

1.462

100%

Jumlah
2. Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan
a. Tempat berobat
No

Tempat berobat

Jumlah

Persentase

Tenaga Kesehatan

379

97,68%

Tradisional

Diobati Sendiri

2,32%

Lain-lain

388

100%

Jumlah

45

b. Jarak rumah ke fasilitas kesehatan


No

Jarak

Jumlah

Persentase

Kurang dari 1 km

258

66,49%

1-5km

118

30,41%

6-10km

11

2,84%

10km

0,26%

388

100%

Jumlah

c. Sarana transportasi yang digunakan untuk ke fasilitas kesehatan


No

Transportasi

Jumlah

Persentase

Jalan Kaki

82

21,13%

Kendaraan Pribadi

299

77,06%

Kendaraan Umum

1,8%

388

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah
d. Jaminan Kesehatan yang digunakan

No

Jarak

46

BPJS

249

64,18%

Iuran dana sehat

1,55%

Asuransi lainnya

35

9,02%

Tidak ada

98

25,26%

388

100%

Jumlah
3. KIA, KB, Imunisasi dan Gizi
a. Keluarga Berencana (KB) yang digunakan

No

KB

Jumlah

Persentase

MOW

20

5,15%

MOP

0,52%

IUD

18

4,64%

Suntik

118

30,41%

Implan

18

4,64%

Pil

42

10,82%

Kondom

30

7,73%

47

Alami

20

5,15%

Tidak ada

120

30,93%

388

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah
b. Ibu Hamil
Jumlah ibu hamil : 11 orang

No

Rencana Tempat Bersalin

Bidan

63,64%

Rumah Sakit

36,36%

Dukun

0%

Rumah sendiri

0%

11

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah

No

Rencana Penolong Persalinan

Bidan

63,64%

Dokter

36,36%

Dukun

0%
48

Sendiri
Jumlah

No

Pemeriksaan Kehamilan

0%

11

100%

Jumlah

Persentase

Tidak pernah

0%

1-3

0%

>4

11

100%

11

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah

No

Gangguan Selama Kehamilan

Ya

0%

Tidak

11

100%

11

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah
c. Anak terakhir usia balita

No

Umur

49

0-11 bulan

45

23%

12-36 bulan

94

47%

37-59 bulan

60

30%

199

100%

Jumlah
d. Pemeriksaan Kehamilan pada hamil terakhir

No

Pemeriksaan Kehamilan

Jumlah

Persentase

Tidak pernah

0%

1-3

2,53%

>4

193

97,47%

198*

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah
*= 1 KK anak adopsi

e. Gangguan Selama Kehamilan Terakhir

No

Gangguan Kehamilan

Ya

13

6,57%

Tidak

185

93,43%

50

Jumlah

198*

100%

Jumlah

Persentase

*= 1 KK anak adopsi

f. Penolong Persalinan Terakhir

No

Penolong Persalinan
Terakhir

Bidan

86

56,06%

Dokter

111

43,43%

Dukun

0,51%

Sendiri

0%

198*

100%

Jumlah
*= 1 KK anak adopsi

g. Kematian

No
1

Kematian
Bayi

Ya

Jumlah

Persentase

0,99%

51

Balita

Ibu hamil

Ibu melahirkan

Tidak

199

99,01%

Ya

0%

Tidak

199

100%

Ya

0%

Tidak

199

100%

Ya

0%

Tidak

199

100%

h. Bayi lahir berat badan rendah cukup umur

No

BBLR cukup umur

Ya

Tidak
Jumlah

Jumlah

Persentase

2,01%

195

97,99%

199

100%

Jumlah

Persentase

196

98,49%

i. Imunisasi anak terakhir

No
1

Imunisasi
Lengkap sesuai usia

52

Tidak lengkap

1,51%

199

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah
j. Kegiatan Posyandu anak terakhir
No

Kegiatan Posyandu

>8 kali

195

97,99%

1-7 kali

1,51%

Tidak pernah

0,5%

199

100%

Jumlah
k. Balita dengan status gizi kurang/BGM/buruk

No

gizi kurang/BGM/buruk

Ya

Tidak
Jumlah

Jumlah

Persentase

1,05%

376

98,95%

380**

100%

**= 8 KK tidak punya anak

53

l. Pemberian ASI

No

Usia Pemberian ASI saja

Jumlah

Persentase

< 6 bulan

83

21,84%

6 bulan

297

78,16%

380**

100%

Jumlah

No

Usia Pemberian MP ASI

Jumlah

Persentase

terakhir
1

< 6 bulan

81

21,32%

6-12 bulan

196

51,58%

12-24 bulan

103

21,7%

380**

100%

Jumlah
**= 8 KK tidak punya anak

m. Kebiasaan Sarapan Pagi

No
1

Sarapan pagi
Ya

Jumlah

Persentase

372

95,88%

54

Tidak
Jumlah

16

4,12%

388

100%

Jumlah

Persentase

n. Konsumsi Menu Seimbang Setiap Hari

No

Menu seimbang

Ya

364

93,81%

Tidak

24

6,19%

388

100%

Jumlah

Persentase

388

100%

0%

388

100%

Jumlah
o. Penggunaan Garam Beryodium

No

Garam beryodium

Ya

Tidak
Jumlah

4. Rumah dan Lingkungan


a. Tempat pembuangan kotoran (ketersediaan jamban)

55

No

Ketersediaan jamban

Jumlah

Persentase

Ada, memenuhi syarat

372

95,88%

Ada, tidak memenuhi syarat

10

2,58%

Tidak ada

1,54%

388

100%

Jumlah
b. Jarak pembuangan kotoran dengan sumber air

No

Jarak pembuangan kotoran dengan sumber

Jumlah

Persentase

air
1

<10m

184

47,42%

>10m

204

52,58%

388

100%

Jumlah

c. Sumber Air
No

Sumber air

Jumlah

Persentase

Sumur

335

86,34%

PDAM

43

11,08%
56

Pompa

10

2,58%

Sungai

0%

388

100%

Jumlah

Persentase

386

99,48%

Jumlah

No

Nilai air

Bersih dan jernih

Keruh

0,26%

Bau

0,26%

Berasa

0%

388

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah
d. Kamar Mandi
No

Kamar mandi

Ada, di dalam

348

89,69%

Ada, di luar

40

10,31%

Tidak ada

0%
57

Jumlah

388

100%

Terbuka

16

4,12%

Tertutup

372

95,88%

388

100%

Jumlah

No

Lantai Kamar mandi

Jumlah

Persentase

Tanah

0%

Semen

114

29,38%

Ubin

274

70,62%

388

100%

Jumlah
No

Pembuangan Limbah Kamar

Jumlah

Persentase

mandi
1

Tergenang

26

6,7%

Sawah atau kebun

14

3,61%

Selokan atau sungai

190

48,97%

58

SPAL
Jumlah

158

40,72%

388

100%

e. Tempat pembuangan sampah

No

Tempat pembuangan sampah

Jumlah

Persentase

Ada, tertutup

236

60,82%

Ada, terbuka

121

31,19%

Tidak ada

31

7,99%

388

100%

Jumlah
f. Pembuangan Limbah Dapur

No

Tempat pembuangan limbah dapur

Jumlah

Persentase

Ada sarana

336

86,6%

Tidak ada sarana

52

13,4%

388

100%

Jumlah
g. Rumah Sehat

No

Jendela rumah

Jumlah

Persentase
59

Ada, seluruh ruang

250

64,43%

Ada, sebagian

127

32,73%

Tidak ada

11

2,84%

388

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah
No

Ventilasi rumah

Jendela + ventilasi

341

87,89%

Jendela tanpa ventilasi

36

9,28%

Tidak ada

11

2,84%

388

100%

Jumlah

No

Ventilasi dapur

Jumlah

Persentase

Jendela + ventilasi

316

81,44%

Jendela tanpa ventilasi

35

9,02%

Tidak ada

37

9,54%

388

100%

Jumlah

60

No

Lantai

Jumlah

Persentase

0,77%

Tanah seluruh ruang

Keramik seluruh ruangan

217

55,93%

Keramik sebagian

95

24,48%

Semen seluruh ruangan

60

15,46%

Semen sebagian

13

3,35%

Jumlah

388

100%

No

Ruang Tidur

Jumlah

Persentase

Terang, tidak lembab

355

91,49%

Tdk terang dan lembab

31

7,99%

Tdk ada ruang tidur

0,52%

388

100%

Jumlah

No

Atap

Jumlah

Persentase
61

Genting/seng

Anyaman kelapa
Jumlah

No

Langit-langit

388

100%

0%

388

100%

Jumlah

Persentase

Asbes

173

44,59%

Triplex

38

9,79%

Anyaman bambu

18

4,64%

Tanpa langit-langit

159

40,98%

388

100%

Jumlah

No

Cahaya masuk ke rumah

Jumlah

Persentase

Minimal

74

19,07%

Cukup

314

80,93%

388

100%

Jumlah

62

No

Kepadatan hunian

Jumlah

Persentase

Padat

65

16,75%

Cukup

226

58,25%

Tidak padat

97

25%

388

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah
h. Kepemilikan Kandang dan Hewan Ternak

No

Kandang

Terpisah dari rumah

79

20,36%

Menempel

16

4,12%

Tidak punya kandang

293

75,52%

388

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah

No

Jenis hewan ternak

63

Unggas

79

81,44%

Hewan berkaki empat

12

12,37%

Ikan

6,19%

97

100%

Jumlah

Persentase

Jumlah
i. Kepemilikan TOGA

No

TOGA

Ya, >3

53

13,66%

Ya, <3

41

10,57%

Tidak ada

294

75,77%

388

100%

Jumlah
5. Perilaku Anggota Keluarga

No.

Perilaku Anggota Keluarga

Ya

Tidak

Ada Anggota Keluarga Yang Merokok

228

58,76%

160

41,42%

Terbiasa Mencuci Tangan SebelumMakan

378

97,42%

10

2,58%

Terbiasa Menggosok Gigi Minimal 2x Sehari

386

99,48%

0,52%

64

Anggota Keluarga Yang Minum Miras/Narkoba

1,03%

384

98,97%

Melakukan PSN Minimal 1 Minggu Sekali

309

79,64%

79

20,36%

Melakukan Olah Raga atau Aktivitas Fisik

264

68,04%

124

31,96%

Mandi 2x Sehari

387

99,74%

0,26%

Memiiliki TOGA

93

23,97%

295

76,03%

Minum dengan Air yang Dimasak

369

95,1%

19

4,9%

10

BAB Di Jamban

374

96,39%

14

3,61%

11

Cuci Tangan dengan Sabun Setelah BAB

386

99,48%

0,52%

12

Terbiasa Menggosok Gigi Minimal 2x Sehari

387

99,74%

0,26%

13

Membuang Sampah Pada Tempatnya

379

97,68%

2,32%

14

Makan 3x Sehari

385

99,23%

0,77%

15

Mencuci Bahan Makanan Sebelum Dimasak

387

99,74%

0,26%

16

Melakukan Olahraga Min.30 Menit/Hari

193

49,74%

195

50,26%

17

Rutin Membersihkan Rumah

387

99,74%

0,26%

65

18

Membuka Jendela Pagi Hari

376

96,91%

12

6. Surveillance

Penyakit

Jumlah

Batuk pilek

312

Diare

Demam Berdarah

Tifoid

Gatal-gatal

20

Sesak nafas

Campak

Cacar air

Hepatitis

10

Gigi Mulut

16

11

Demam

66

3,09%

Jumlah

376

7. Program Kesehatan Lansia


Jumlah responden : 96

No

Kesehatan Lansia

Ya

Tidak

Lansia dalam Kondisi Sehat

82

85,42%

14

14,58%

Lansia Pernah Berobat Ke Tenaga Kesehatan

86

89,58%

10

10,42%

Lansia Pernah Berkunjung Ke Posyandu Lansia

59

61,46%

37

38,54%

Perlukah Posyandu Lansia?

92

95,83%

4,17%

67

BAB V
PEMBAHASAN
A Kependudukan
Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 388
KK dengan pengambilan sampel berdasarkan RT. Berdasarkan kelompok
umur sampel penelitian yang terbanyak adalah Wanita Usia Subur (WUS)
yaitu sebanyak 36% dilanjutkan dengan Pria Usia Subur (PUS) yaitu
sebanyak 32%. Berdasarkan jenis kelamin proporsinya cukup seimbang
dengan laki-laki sedikit lebih banyak (50,1%) dibandingkan perempuan
(49,9%)
B Pelayanan dan Pembiayaan Kesehatan
Masyarakat Kelurahan Mrican mayoritas memilih tenaga kesehatan
(97,68%) untuk berobat, baik itu dokter, perawat ataupun bidan. Jarak dari
rumah ke fasilitas kesehatan mayoritas cukup dekat yaitu kurang dari 1 km
sebanyak 66,49%. Sebanyak 77,06% mengunakan alat transportasi pribadi
untuk pergi ke fasilitas kesehatan. Sebagian besar masyarakat Kelurahan
Mrican sudah memiliki asuransi baik BPJS (64,18%), iuran dana sehat
(1,55%) ataupun asuransi kesehatan lain (9,02%). Namun masih terdapat
25,26% yang belum memiliki asuransi. Hal ini perlu menjadi perhatian
karena mengacu kepada program pemerintah untuk mewajibkan semua Warga
Negara Indonesia memiliki asuransi kesehatan. Mungkin perlu dilakukan
sosialisasi mengenai asuransi kesehatan sehingga semua warga Kelurahan
Mrican memiliki asuransi kesehatan.
C KIA, KB, Imunisasi dan Gizi
Sebagian besar Wanita Usia Subur sudah memakai alat kontrasepsi
dengan KB suntik yang paling banyak digunakan yaitu sebanyak 30,41%.

68

Terdapat 30,39% WUS yang tidak menggunakan alat kontrasepsi dikarenakan


sudah menopause atau sedang program mendapatkan anak. Dari sampel
didapatkan 11 ibu hamil. Semuanya berencana untuk melahirkan di tenaga
kesehatan, tidak ada gangguan selama kehamilan dan rutin melakukan
pemeriksaan kehamilan.
Data anak terakhir usia balita menunjukkan terbanyak usia 12-36 bulan
yaitu sebesar 47%. Mayoritas data kesehatan balita dan ibu baik namun
walaupun berjumlah sedikit, masih terdapat 6,57% gangguan saat kehamilan
yaitu :
Tabel 1. Data Kesehatan Gangguan Saat Kehamilan
PEB

Resiko abortus

Perdarahan

Oligohidramnion

Sungsang

Kandungan lemah

Demam tinggi

Plasenta previa

Sesak nafas

69

TOTAL

13

Selain itu juga masih terdapat 2 kematian bayi lahir dengan penyebab
kelainan jantung dan ketuban habis. Hal tersebut perlu diperhatikan untuk
menghilangkan angka kematian Ibu dan Bayi. Masih terdapat 2,01% bayi
lahir dengan berat badan kurang. Untuk gizi balita terdapat 1,05% balita
dengan gizi kurang/BGM/buruk. Biasanya ibu memberikan tambahan susu
dan rajin menimbang badan untuk memantau pertumbuhan anak. Untuk
pemberian ASI sebagian besar balita diberikan asi ekslusif selama 6 bulan.
Gizi keluarga mayoritas masyarakat rajin sarapan pagi, makan makanan
seimbang dan smeua warga sudah menggunakan garam beryodium.
D Rumah dan lingkungan
Mayoritas warga sudah memiliki jamban namun masi ada 1,54% yang
belum memiliki jamban. Sumber air terbanyak yaitu sumur (86,34%) dengan
jarah sumber air dengan pembuangan kotoran mayoritas > 10 meter
(52,58%). Tetapi angka ini tidak jauh berbadan dengan jarah kurang dari 10
meter (47,42%). Namun dari hasil survey nilai air bayoritas air jernih, bersih
dan bebas pencemaran (99,48%). Semua warga sudah memiliki kamar mandi
dengan 4,12% kamar mandi terbuka dan 95,88% kamar mandi tertutup.
Mayoritas lantai kamar mandi adalah ubin (70,62%) serta 40,72% sudah
memiliki saluran pembuangan air limbah kamar mandi. Namun terdapat
48,97% yang membuang limbah kamar mandi di selokan dan sungai, hal ini
dapat mencemari air oleh karena itu perlu diadakan perbaikan pembuangan
limbah kamar mandi.
Masyarakat sudah memiliki tempat pembuangan sampah tetapi 31,19%
tempat sampah terbuka. Tempat sampah yang benar sebaiknya tertutup
sehinga tidak menimbulkan bau dan vector-penyakit seperti lalat tidak bias
70

hinggap di sampah. Sebagian besar rumah sudah masuk kriteria rumah sehat
yaitu terdapat jendela dan ventilasi, kamar teran, lantai bukan tanah dan
memiliki atap genting atau seng. Warga yang memiliki kandang sebagian
besar memiliki kandang yang terpisah dari rumah (20,36%) dengan mayoritas
hewan ternak adalah ungags (81,44%). Warga yang memiliki toga lebih
sedikit dibandingkan yang tidak memiliki toga yaitu 75,77%. Oleh karena itu
perlu diadakan sosialisasi pentingnya toga di masing-masing rumah.
E Perilaku Anggota Keluarga dan Surveillance
Masih banyak anggota keluarga yang merokok (58,76%) dibandingkan
yang tidak merokok (41,42%). Selain itu juga 76,03% warga tidak memiliki
toga. Selain itu perilaku keluarga di Kelurahan Mrican mayoritas baik. Hasil
surveillance didapatkan banyak warga yang terkena penyakit ISPA yaitu
sejumlah 312 orang dilanjutkan dengan gatal-gatal sebanyak 20 orang.
F Program kesehatan Lansia
Sebanyak 96 responden mengisi kuesioner lansia. Kebanyak kesehatan
lansia sudah cukup baik. Mayoritas lansia sehat, rutin periksa ke tenaga
kesehatan serta rutin mengikuti posyandu lansia. Saran dari masyarakat yaitu
sebaiknya mengadakan pemeriksaan lab gratis, serta mengadakan kunjungankunjungan kesehatan ke lansia yang tidak bisa datang ke posyandu lansia
karena sakit.

71

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan terhadap warga Kelurahan
Mrican, dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat sudah cukup baik namun
ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan. Masih terdapat masyarakan yang
belum memiliki asuransi kesehatan. Walaupun tidak banyak namun hal ini perlu
dperhatikan mengingat program pemerintah yang mewajibkan seluruh warga
Negara Indonesia memiliki asuransi kesehatan. Masi terdapat beberapa ibu hamil
yang memiliki gangguan selama kehamilan serta masih ada angka kematian bayi
yang muncul. Selain itu masih ada juga balita yang memiliki status gizi
kurang/BGM/buruk walaupun tidak sebanyak balita dengan gizi baik. Mayoritas
rumah warga sudah memiliki kriteria rumah sehat, namun untuk pembuangan
sampah masih banyak yang menggunakan tempat sampah terbuka dan masih
banyak yang membuang limbah kamar mandi ke selokan atau sungai. Masih
banyak juga warga yang belum memiliki toga di rumahnya. Mayoritas anggota
keluarga juga masih nbanyak yang merokok dan banyak warga yang terkena
penyakit ISPA.
I.

Saran
Dari kesimpulan di atas, disarankan untuk diadakan Musyawarah Mawas

Diri (MMD). MMD adalah kegiatan yang mempertemukan tokoh tokoh


masyarakat desa, kader kesehatan serta masyarakat desa. MMD bertujuan untuk
mendiskusikan permasalahan yang muncul dari SMD yang telah dilakukan,
mencari penyebab dan solusi, serta merencanakan berbagai program maupun
kegiatan yang bermaksud untuk menyelesaikan masalah tersebut (intervensi).

72

DAFTAR PUSTAKA
1) Dahlan, M. S., 2010. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam
Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
2) Departemen Kesehatan. 2004. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI,
Jakarta.
3) Depkes (20 Juni 2016). Rekapitulasi Puskesmas. Diperoleh 20 Juni 2016, dari
www.bankdata.depkes.go.id/puskesmas/
4) Ghazali, P. L., 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat Untuk Kompetensi Dokter
Umum. Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
5) Kemendagri (2015). Data Pokok Kelurahan Mrican. Diperoleh 20 Juni 2016,
dari http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id/dpokok_ndesa/
6) Kementrian

Kesehatan.

2004.

KEPMENKES

RI

No.

128/MENKES/SK/II/2004. Kementrian Kesehatan, Jakarta.


7) Notoatmodjo, S., 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
8) Sastroasmoro, S., dkk., 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis.
Jakarta : Binarupa Aksara.
9) UPTD Puskesmas Mrican, 2015. Data Dasar Puskesmas Mrican. Puskesmas
Mrican, Kota Kediri.

73

LAMPIRAN

74

You might also like