Professional Documents
Culture Documents
Malignancies (keganasan)
Infections (infeksi)
Autoimmune disorders (kelainan autoimun)
Miscellaneous and unusual conditions (lain-laindan kondisi tak-lazim)
Iatrogenic causes (sebab-sebab iatrogenik).
Infeksi Primer oleh Viral (HIV, CMV, Rubela, Campak); Bakteri (TB, Sifilis,
Septicaemia); Protozoal (Toxoplasmosis); Parasit (Filariasis)
Infeksi Sekunder, contoh: Tonsilitis dengan limfadenitis servikal, abses dengan
limfadenitis regional
Keganasan Primer (Acute lymphoblastic leukemia, Chronic lymphatic leukemia,
Hodgkins disease, Non-hodgkins lymphoma)
Keganasan Sekunder (Metastasis dari keganasan lokal)
4. Limfadenopati inguinal
Ditemukan dengan ukuran 1-2 cm pada orang normal, terutama yang bekerja
tanpa alas kaki. Limfadenopati reaktif yang jinak dan infeksi merupakan
penyebab tersering limfadenopati inguinal
5. Limfadenopati generalisata
sering disebabkan oleh infeksi serius, penyakit autoimun, dan keganasan,
dibandingkan dengan limfadenopati lokalisata. Penyebab jinak pada anak adalah
infeksi adenovirus. Limfadenopati generalisata dapat disebabkan oleh leukemia,
1.5 Patofisiologi
Limfadenopati adalah suatu tanda dari infeksi berat dan terlokalisasi. Limfadenopati
terjadi bila lomfonodus lokal dan pembuluh darah mengalirkan materi terinfeksi yang
tertangkap dalam jaringan folikular nodus. Peningkatan aliran limfatik adalah
karakteristik dari inflamasi lokal. Bila terjadi inflamasi pembuluh limfatik, ini disebut
limfangitis. Bila inflamasi mempengaruhi limfonodus, ini disebut limfadenitis. System
limfe membantu mempertahankan infeksi tetap terlokalisasi dan terisolasi dari aliran
darah.
penembusan lambat cairan interstisial kedalam saluran limfe jaringan, dan limfe
yang terbentuk dibawa kesentral dalam badan dan akhirnya bergabung kembali kedarah
vena. Bila daerah terkena radang, biasanya terjadi kenaikan yang menyolok pada aliran
limfe dari daerah itu. Telah diketahui bahwa dalam perjalanan peradangan akut, lapisan
pembatas pembuluh limfe yang terkecil agak meregang, sama seperti yang terjadi pada
venula, dengan demikian memungkinkan lebih banyak bahan interstisial yang masuk
kedalam pembuluh limfe. Bagaimanapun juga, selama peradangan akut tidak hanya
aliran limfe yang bertambah, tetapi kandungan protein dan sel dari cairan limfe juga
bertambah dengan cara yang sama.
Sebaliknya, bertambahnya aliran bahan-bahan melalui pembuluh limfe
menguntungkan karena cenderung mengurangi pembengkakan jaringan yang meradang
dengan mengosongkan sebagian dari eksudat. Sebaliknya, agen-agen yang dapat
menimbulkan cedera dapat dibawa oleh pembuluh limfe dari tempat peradangan primer
ketempat yang jauh dalam tubuh. Dengan cara ini, misalnya, agen-agen yang menular
dapat menyebar. Penyebaran sering dibatasi oleh penyaringan yang dilakukan oleh
kelenjar limfe regional yang dilalui oleh cairan limfe yang bergerak menuju kedalam
tubuh, tetapi agen atau bahan yang terbawa oleh cairan limfe mungkin masih dapat
melewati kelenjar dan akhirnya mencapai aliran darah.
1.6 Manifestasi klinis
1.7 Pemeriksaan
Pemeriksaan Utama
1. Anamesis
Dari anamnesis dapat diperoleh keterangan lokasi, gejala gejala penyerta, riwayat
penyakit, riwayat pemakaian obat dan riwayat pekerjaan
Lokasi dan durasi
Lokasi pembesaran KGB pada dua sisi leher secara mendadak biasanya
disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh
penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja.6 Apabila
berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh Mikobakterium,
Toksoplasma, Ebstein Barr Virus atau Citomegalovirus. Durasi dari
limfadenopati ketika sudah persistem (lebih dari 4 minggu) indikasi adanya
infeksi kronik , collagen vascular disease atau keganasan , sedangkan
linfadenopati lokalisata yang akut, sering menyertai dari infeksi mononukleus
dan faringitis bakterialis.
Gejala penyerta
Gejala infeksi selain demam, dicari kemungkinan adanya faringitis (nyeri
menelan batuk), konjungtivitis (keluar secret, mata merah), ulserasi kulit, tinea
(gatal pada daerah lipatan), nyeri lokal, luka genital, keluar cairan dari genital,
dan berkeringat di malam hari menandakan kemungkinan tuberculosis
Riwayat penyakit
Riwayat penyakit sekarang dan dahulu seperti adanya peradangan tonsil
sebelumnya, mengarahkan kepada infeksi oleh Streptococcus; luka lecet pada
wajah atau leher atau tanda tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi
Staphilococcus; dan adanya infeksi gigi dan gusi juga dapat mengarahkan kepada
infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat mengarahkan
kepadaCitomegalovirus, Epstein Barr Virus atau HIV.
Riwayat pekerjaan
Paparan terhadap infeksi paparan/kontak sebelumnya kepada orang dengan
infeksi saluran napas atas, faringitis oleh Streptococcus, atau tuberculosis turut
membantu mengarahkan penyebab limfadenopati. Riwayat perjalanan atau
pekerjaan, misalnya perjalanan ke daerah-daerah di Afrika dapat mengakibatkan
Diagnosis Banding
1.9 Tatalaksana
1.10
Komplikasi
1. Pembentukan abses
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri.
Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi.
Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel
yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam
melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri,
sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah,
yang mengisi ronggatersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan
pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses; hal
ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
Jika suatu abses pecah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh
maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses.
2. Selulitis (infeksi kulit)
Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di
bawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh
getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh
tubuh.
3. Sepsis (septikemia atau keracunan darah)
Sepsis adalah kondisi medis yang berpotensi berbahaya atau mengancam nyawa,
yang ditemukan dalam hubungan dengan infeksi yang diketahui atau dicurigai
(biasanya namun tidak terbatas pada bakteri-bakteri).
4. Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC)
Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening,
padat / keras, multiple dan dapat berkonglomerasi satu sama lain. Dapat pula sudah
terjadi perkijuan seluruh kelenjar, sehingga kelenjar itu melunak seperti abses tetapi
tidak nyeri. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya sulit sembuh oleh karena
keluar secara terus menerus sehingga seperti fistula. Fistula merupakan penyakit
yang erat hubungannya dengan immune system / daya tahan tubuh setiap
individual.
1.11
Prognosis
Prognosis untuk pemulihan adalah baik jika segera diobati dengan antibiotik. Dalam
kebanyakan kasus, infeksi dapat dikendalikan dalam tiga atau empat hari. Namun,
dalam beberapa kasus mungkin diperlukan waktu beberapa minggu atau bulan untuk
pembengkakan menghilang, panjang pemulihan tergantung pada penyebab infeksi.
Penderita dengan limfadenitis yang tidak diobati dapat mengembangkan abses, selulitis,
atau keracunan darah (septikemia), yang kadang-kadang fatal.