You are on page 1of 3

BAB III

MENGGALI KEKAYAAN BAHAN ALAM


1.

Definisi Obat Tradisional


Selama ini, ilmu pengobatan Barat (modern) sebagai dasar sistem kesehatan

nasional, begitu pula berbagai peraturan dan kebijakan lebih banyak menyangkut
obat-obatan modern/sintetis. Di lain pihak, merujuk pada filosofi pengobatan Timur,
yaitu pengobatan menggunakan tumbuhan yang sudah dikenal masyarakat secara luas
sejak zaman dahulu sebagai obat herbal, terutama di Cina, India, dan beberapa negara
di Timur Tengah telah menggunakannya di dalam sistem pelayanan kesehatan formal.
Sistem pengobatan di Cina, yang berkembang di Cina, Jepang, Korea, dan Taiwan
pada intinya menekankan pada pengembalian hubungan fungsional yang dinamis
antar organ tubuh. Di India yang sering dikenal dengan sistem pengobatan Ayurveda
berkembang juga ke beberapa negara di Asia Tenggara menganut konsep pemulihan
kesehatan berdasarkan pengembalian dan menjaga keseimbangan tubuh pada keadaan
normal. Sedangkan sistem Unani-Tibb yang berkembang di Timur Tengah terutama
Mesir dan Turki, berdasarkan konsep terapi yang sistematis.3
Berdasarkan riwayat penggunaan tumbuhan, obat herbal dapat dikelompokkan
menjadi obat herbal tradisional dan obat herbal nontradisional. Obat herbal
tradisional Indonesia yang dikenal sebagai obat tradisional atau jamu, mengandung
tumbuhan yang telah digunakan secara turun-temurun yang merupakan warisan
budaya bangsa Indonesia. Obat herbal nontradisional mengandung tumbuhan yang
tidak memiliki riwayat penggunaan turun-temurun, namun berpotensi memiliki
manfaat bagi kesehatan masyarakat.2
Di Indonesia, landasan ilmiah konsep pengobatan tradisional belum
didokumentasikan secara sistematis, namun manfaatnya telah dirasakan terutama oleh
masyarakat yang hidupnya jauh dari fasilitas pengobatan modern/sintetis.
Penggunaan obat tradisional cukup banyak oleh masyarakat dalam usaha pengobatan
sendiri (self-medication), memelihara dan meningkatkan kesehatan, serta memelihara

kebugaran tubuh, namun dokter dan profesi kesehatan lainnya masih enggan untuk
meresepkan atau menggunakannya dalam sistem pelayanan kesehatan formal, karena
bukti ilmiah mengenai khasiat dan keamanan obat tradisional pada manusia masih
sedikit dan belum sepenuhnya diakui, walaupun secara empiris manfaat obat-obat
herbal tersebut telah terbukti.1 Sebagai salah satu contoh adalah penggunaan jamu
sebagai obat kuat, obat pegal linu, pereda sakit saat datang bulan dan lain-lain,
menyiratkan penggunaan jamu yang sangat luas di masyarakat. Memang disadari,
bahwa produksi jamu belum banyak tersentuh oleh hasil-hasil penelitian karena
antara lain disebabkan para produsen jamu pada umumnya masih berpegang teguh
pada ramuan yang diturunkan turun-temurun. Akibatnya, hingga saat ini obat
tradisional masih merupakan bahan pengobatan alternatif di samping obat
modern/sintetis.
Definisi obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan
dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat. 2 Obat tradisional
yang lebih dikenal sebagai jamu, umumnya campuran obat herbal, yaitu obat yang
berasal dari tanaman. Bagian tanaman yang digunakan dapat berupa akar, batang,
daun, umbi atau mungkin juga seluruh bagian tanaman.1
Berdasarkan kekayaan alam Indonesia yang melimpah terutama dari segi
Indonesia

yang

beriklim

tropis

menjadikannya

sebuah

negara

dengan

keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia setelah Brazil. Indonesia memiliki


sekitar 25.000-30.000 spesies tanaman yang merupakan 90% dari jenis tanaman di
Asia dan 80% dari jenis tanaman di dunia.4,5 Banyaknya spesies tanaman tersebut
menjadikan obat tradisional berpotensi bagi bangsa Indonesia, sehingga dapat ikut
andil dalam memecahkan permasalahan krisis ekonomi yang berdampak pada
melonjaknya harga obat-obatan modern/sintetis secara drastis oleh karena lebih dari
90% bahan bakunya tergantung impor.

Penggunaan obat tradisional menerapkan konsep kembali ke alam (back to


nature) yang diyakini mempunyai efek samping yang lebih kecil dan harga lebih
terjangkau dibandingkan obat-obat modern/sintetis, sehingga obat tradisional
mempunyai kedudukan yang sangat khusus dalam masyarakat dan merupakan
warisan budaya bangsa di bidang kesehatan sehingga perlu digali, diteliti dan
dikembangkan agar dapat memenuhi persyaratan keamanan, khasiat dan mutu
sehingga dapat digunakan lebih luas oleh masyarakat.

1.

2.

3.
4.

5.

Hedi R. Dewoto. Pengembangan Obat Tradisional Indonesia Menjadi


Fitofarmaka. Majalah Kedokteran Indonesia, Volum: 57, Nomor: 7, Juli
2007.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, Kepala Badan Pengawasan
Obat dan Makanan RI. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Herbal.
2014.
R.O.B. Wijisekera. 1991. The Medicinal Plant Industry. CRC Press.
United States of America.
Pramono E. The commercial use of traditional knowledge and medicinal
plants in Indonesia. Submitted for multi-stakeholder dialoque on trade,
intellectual property and biological resources in Asia, 2002.
Erdelen WR, Adimihardja K, Moesdarsono H, Sidik. Biodiversity,
traditional medicine and the sustainable use of indigenous medicinal
plants in Indonesia. Indigenous knowledge and development monitor
1999;7(3):3-6.

You might also like