Professional Documents
Culture Documents
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Menurut para ahli, pengertian gagal jantung di definisikan sebagai
berikut :
Gagal jantung kongestif adalah ketidak mampuan jantung untuk
memompa darah yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan
oksigen dan nutrisi (Smeltzer dan Bare, 2002).
Gagal jantung adalah suatu sindroma klinik yang kompleks akibat
kelainan struktural dan fungsional jantung yang mengganggu kemampuan
ventrikel untuk diisi dengan darah atau untuk mengeluarkan darah
(Setiawati dan Nafrialdi, 2008).
Jadi definisi gagal jantung dapat disimpulkan sebagai suatu keadaan
klinis, dimana terjadi disfungsi kerja jantung untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi dan oksigen ke seluruh tubuh disebabkan oleh berbagai macam
faktor penyebab yang mendasarinya.
B. Anatomi dan fisiologi jantung
1. Anatomi jantung
Jantung adalah sebuah organ berotot dengan empat buah ruang
yang terletak di rongga dada, di bawah perlindungan tulang iga,
sedikit ke sebelah kiri sternum. Ruang jantung terdiri atas dua ruang
yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang
berdinding tebal disebut ventrikel (bilik) (Muttaqin, 2009).
berfungsi
untuk
memungkinkan
darah
10
b) Katup semilunar.
1) Katup pulmonal.
Terletak pada arteri pulmonalis, memisahkan pembuluh
ini dari ventrikel kanan.
2) Katup aorta.
Terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Kedua katup
semilunar ini mempunyai bentuk yang sama, yakni terdiri dari
3 daun katup yang simetris disertai penonjolan menyerupai
corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin serabut. Adapun
katup semilunar memungkinkan darah mengalir dari masingmasing ventrikel ke arteri pulmonalis atau aorta selama sistole
ventrikel, dan mencegah aliran balik waktu diastole ventrikel.
(Ulfah dan Tulandi, 2001)
2. Persyarafan jantung
Jantung dipersyarafi oleh serabut simpatis, parasimpatis, dan
sistem syaraf autonom melalui pleksus kardiakus.
Syaraf simpatis berasal dari trunkus simpatikus bagian servical
dan torakal bagian atas dan syaraf parasimpatis berasal dari nervous
vagus. Sistem persyarafan jantung banyak dipersyarafi oleh serabut
sistem syaraf otonom (parasimpatis dan simpatis) dengan efek yang
saling berlawanan dan bekerja bertolak belakang untuk mempengaruhi
perubahan pada denyut jantung, yang dapat mempertinggi ketelitian
pengaturan syaraf oleh sistem syaraf otot.
11
12
dalam
otot
jantung,
terdapat
jaringan
khusus
yang
13
14
15
f) Bundle Branch
Merupakan lanjutan dari bundle of his yang bercabang menjadi
dua bagian, yaitu :
1) Righ bundle branch (RBB/ cabang kanan), untuk mengirim
impuls ke otot jantung ventrikel kanan.
2) Left bundle branch (LBB/ cabang kiri) yang terbagi dua, yaitu
deviasi ke belakang (left posterior vesicle), menghantarkan
impuls ke endokardium ventrikel kiri bagian posterior dan
inferior,
dan
deviasi
ke
depan
(left
anterior
vesicle),
16
karena hantaran di AV node lambat, maka terjadi perlambatan kirakira 0,1 detik (perlambatan AV node) sebelum eksitasi menyebar ke
ventrikel. Pelambatan ini diperpendek oleh perangsangan saraf
simpatis yang menuju jantung dan akan memanjang akibat
perangsangan vagus. Dari puncak septum, gelombang depolarisasi
menyebar secara cepat di dalam serat penghantar purkinye ke semua
bagian ventrikel dalam waktu 0,08-0,1 detik.
(Ulfah dan Tulandi, 2001; Muttaqin, 2009)
4.
Siklus jantung
Siklus jantung adalah periode dimulainya satu denyutan jantung
dan awal dari denyutan selanjutnya. Siklus jantung terdiri dari periode
sistole, dan diastole. Sistole adalah periode kontraksi dari ventrikel,
dimana darah dikeluarkan dari jantung. Diastole adalah periode
relaksasi dari ventrikel dan kontraksi atrium, dimana terjadi pengisian
darah dari atrium ke ventrikel.
a) Periode sistole (periode kontriksi)
Periode sistole adalah suatu keadaan jantung dimana bagian
ventrikel dalam keadaan menguncup.
17
18
Sistem
peredaran
darah
kecil
ini
berfungsi
untuk
19
Melalui
sistem
peredaran
darah
koroner
ini,
jantung
20
4. Gangguan Pengisian
a) Stenosis mitral
b) Stenosis trikuspidalis
c) Perikarditis konstriktif
5. Peningkatan Kebutuhan Metabolik
a) Anemia
b) Demam
c) Dll.
(Philip dan Jeremy, 2010; Udjianti, 2010)
D. Patofisiologi
Sekitar 70% kasus gagal jantung disebabkan oleh gagal sistolik,
dengan gangguan ventrikel dan fraksi ejeksi < 50%, dimana kontraktilitas
miokardium menurun, dan kurva fungsi ventrikel mengalami depresi.
Sedangkan pada gagal jantung yang disebabkan oleh gagal diastolik,
terjadi karena adanya gangguan pengisian darah pada ventrikel, yang pada
umumnya karena dinding ventrikel kaku akibat fibrosis atau hipertrofi
(kontraktilitas dapat normal atau bahkan meningkat, dan fraksi ejeksi >
50%).
1. Gagal jantung kiri
Penyakit jantung iskemik paling sering mengenai ventrikel kiri.
Penurunan curah jantung menyebabkan peningkatan EDP (End
Diastolik Pressure) ventrikel kiri (preload) dan tekanan vena
pulmonalis karena darah kembali dalam sirkulasi pulmonal (kongesti
21
22
dan
kotraktilitas,
serta
memperbaiki
curah
jantung.
23
kontraktilitas
lebih
efektif
dan
lebih
lanjut
terutama
untuk
mekanisme
kompensasi
bertindak
24
2. Kelas II
25
26
tiroid,
peningkatan
aktivitas
tiroid
menunjukkan
dengan
pemberian
oksigen
secara
adekuat,
sasaran
27
2. Pemberian oksigen.
Terutama pada klien gagal jantung disertai dengan edema paru.
Pemenuhan oksigen akan mengurangi kebutuhan miokardium dan
membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
3. Pembatasan diet
Rasional dukungan diet adalah mengatur diet sehingga kerja dan
ketegangan otot jantung minimal, dan status nutrisi terpelihara sesuai
dengan selera dan pola makan klien. Selain itu, pembatasan konsumsi
natrium dilakukan untuk mencegah, mengatur, atau mengurangi edema
pada kondisi gagal jantung. Selain itu, merokok harus dihentikan bila
pasien seorang perokok.
4. Aktivitas fisik.
Olahraga yang teratur seperti berjalan atau bersepeda dianjurkan
untuk pasien gagal jantung yang stabil (NYHA kelas II-III) dengan
intensitas yang nyaman bagi pasien.
Jika
disfungsi
miokard
sudah
terjadi,
pemberian
terapi/
28
miokard,
apoptosis
dan
fibrosis
miokard,
dan
29
untuk
meningkatkan
kontraktilitas
jantung,
30
I. PATHWAYS KEPERAWATAN
Edema perifer
JVP
Sekresi renin,
aldesteron
Vasokonstriksi
arteri renal
Sekresi ADH
Miokardium
Hepatomegali
Reabsorbsi Na
di tubuli distal
Acites
Arteri renalis
(ginjal)
Filtrasi
glomerulus
Curah Jantung
Otak
Penurunan
perfusi jaringan/
sirkulasi
Reabsorbsi air
di tubuli distal
Gangguan rasa
nyaman nyeri
Kulit lembab
Anorexia
Perubahan
nutrisi <
kebutuhan tubuh
Resti
kerusakan
integritas kulit
Edema
Kelebihan
vol. cairan
Reabsorbsi
H2O dan Na+
di tubuli
proksimal
Intoleransi
aktifitas
Retensi
Natrium dan
air di ginjal
Tirah baring
CO2> O2
Di dalam
tubuh
Fatigue/ lemah
Gangguan
pertukaran
gas
Sesak nafas
Gangguan
pola nafas
tidak efektif
Gangguan
keb. Istarahat
tidur
7
31
J. Pengkajian fokus
1. Aktivitas dan istirahat
Gejala :
Keletihan/ kelelahan
insomnia, nyeri
dada dengan
2. Sirkulasi
Gejala :
anemia, dll.
Tanda :
32
keprihatinan
finansial
(pekerjaan/
biaya
perawatan medis).
Tanda :
4. Eliminasi
Gejala :
Tanda :
33
6. Hygiene
Gejala :
Tanda :
7. Neurosensori
Gejala :
Tanda :
8. Nyeri/ kenyamanan
Gejala :
Tanda :
9. Pernapasan
Gejala :
34
Tanda :
K. Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokardial/ perubahan inotropik, perubahan frekuensi, irama, konduksi
listrik, perubahan struktural (kelainan katup, aneurisma ventricular).
(Doengoes, 2000)
2. Aktual/ resiko tinggi nyeri dada berhubungan dengan kurangnya suplai
darah ke miokardium, dan peningkatan produksi asam laktat.
(Muttaqin, 2009)
35
8.
9.
36
penurunan
curah
jantung
dapat
menunjukkan
37
terhadap
tidak
adekuatnya
curah
jantung,
pada
perubahan
sensori,
contoh:
letargi,
bingumg,
h) Berikan posisi istirahat semi fowler pada tempat tidur atau kursi.
38
39
40
41
42
Intervensi :
a) Auskultasi bunyi nafas, catat krekels dan mengi.
Rasional : menyatakan adanya kongesti paru/ pengumpulan secret
menunjukkan kebutuhan untuk intevensi lebih lanjut.
b) Ajarkan dan anjurkan klien untuk batuk efektif dan nafas dalam.
Rasional ; membersihkan jalan napas dan memudahkan aliran
oksigen.
c) Berikan posisi semi fowler pada klien, sokong tangan klien dengan
bantal.
Rasional
menurunkan
konsumsi
kebutuhan
oksigen,
pemberian
obat
sesuai
indikasi.
(diuretic,
bronkodilator)
Rasional : pemberian obat diuretic menurunkan alveolar,
meningkatkan pertukaran gas, pemberian obat bronkodilator
meningkatkan aliran oksigen dengan mendilatasi jalan nafas kecil
dan mengeluarkan efek diuretic ringan untuk menurunkan kongesti
paru.
43
44
45
46
47
48
49
50
8.
volume
sekuncup
selama
aktivitas,
dapat
51
52
53