You are on page 1of 12

MODUL 10

AKUNTANSI SYARIAH

KONSEP HARTA MENURUT SYARIAH

Oleh

S A F I R A, SE. Ak. M.Si

PROGRAM KELAS KARYAWAN


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2008

KONSEP HARTA
Pengertian Harta
Harta dalam bahasa Arab, disebut al-mal yang berarti condong, cenderung dan
miring. Menurut Hanafiyah bahwa harta mesti dapat disimpan, maka sesuatu yang tidak
dapat disimpan tidak dapat disebut harta, tetapi manfaat termasuk milik, Hanafiyah
membedakan harta milik yaitu :
Milik adalah sesuatu yang dapat digunakan secara khusus dan tidak dicampuri
penggunaanya oleh orang lain.
Harta adalah segala sesuatu yang dapat disimpan untuk digunakan ketika
dibutuhkan, dalam penggunaanya bisa dicampuri oleh orang lain, maka menurut Hanafiyah
sesuatu yang berwujud (ayan).
Menurut T.M Hasbi Ash Shiddieqly bahwa yang dimaksud dengan harta adalah:
1. Nama selain manusia, yang diciptakan Allah untuk mencukupi kebutuhan hidup
manisia, dapat dipelihara pada suatu tempat dan dikelola dengan ikhtiar
2. Sesuatu yang dapat dimiliki oleh setiap manusia, baik oleh seluruh manusia maupun
oleh sebagian manusia
3. Sesuatu yang sah untuk diperjualbelikan
4. Sesuatu yang dapat dimiliki mempunyai nilai (harga) seperti sebiji beras dapat dimiliki
oleh manusia, dapat diambil kegunaanya dan dapat disimpan, tapi sebiji menurut urf
tidak bernilai (berharga), maka sebiji beras tidak termasuk harta.
5. Sesuatu yang berwujud, maka sesuatu yang tidak berwujud sekalipun dapat diambil
manfaatnya tidak termasuk seperti harta manfaat, karena manfaat tidak berwujud,
maka bukan harta.
6. Sesuatu yang dapat disimpan dalam waktu yang lama atau sebentar dan dapat
diambil manfaatnya ketika dibutuhkan.
Dengan dikemukakanya definisi diatas, kiranya dapat dipahami bahwa para ulama
masih berbeda pendapat dalam menentukan definisi harta, maka terjadilah perselisihan
perselisihan pendpat para ulama dalam pembagian harta karena berbeda dalam
pendefinisian harta tersebut. Namun disini dapat diperhatikan bahwa penekanan para ulama
dalam mendifisikan harta itu antara lain:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

Hasbi Ash Shiddieqly menyebutkan bahwa harta adalah nama bagi selain manusia,
dapat dikelola, dapat dimiliki, dapat diperjualbelikan dan beharga, konsekuensi logisnya dari
perumusan ini ialah :
1. Manusia bukanlah harta sekalipun berwujud
2. Babi bukanlah harta, karena babi bagi muslimin haram diperjualbelikan.

3. Sebiji beras bukanlah harta, karena sebiji beras tidak memiliki nilai (harga) menurut
urf.
Hanafiyah menyatakan bahwa harta adalah sesuatu yang berwujud dan dapat
disimpan, maka sesuatu tidak berwujud dan tidak dapat disimpan tidak termasuk harta,
seperti hak dan manfaat.
UnsurUnsur Harta
Menurut para Fuqaha bahwa harta bersendi pada dua unsur, yaitu unsur aniyah dan
unsur urf : yang dimaksud dengan unsur aniyag ialah bahwa harta itu adalah ada wujudnya
dalam kenyataan (ayan) maka manfaat sebuah rumah yang dipelihara manusia disebut
harta, tapi termasuk milik atau hak.
Unsur urf ialah segala sesuatu yang dipandang harta oleh seluruh manusia atau
sebagian manusia, tidaklah manusia memelihara sesuatu kecuali menginginkan manfaatnya
manawiyah
Kedudukan Harta
Dijelaskan dalam al-Quran bahwa harta adalah sebagai perhiasan hidup. Dalam alQuran surat al-Kahfi:46 dan al-Nisa dijelaskan bahwa kebutuhan manusia terhadap harta
sama dengan kebutuhan manusia atau kesenangan manusia terhadap harta sama dengan
kebutuhan manusia terhadap anak atau keturunan, maka kebutuhan manusia terhadap harta
merupakan kebutuhan yang mendasar.
Dijelaskan dalam al-Quran bahwa harta adalah sebagai perhiasan hidup. Pada alQuran surat al-Kahfi:46 dan al-Nisa:14 dijelaskan bahwa kebutuhan manusia atau
kesenangan manusia terhadap anak atau keturunan, maka kebutuhan manusia terhadap
harta merupakan kebutuhan yang mendasar.
Kedudukan harta selanjutnya adalah sebagai musuh, sebagaimana firman Allah
menyatakan:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

Hai orang-orang mukmin, Sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada


yang menjadi musuh bagimu[1479] Maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika
kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (al-Taghabun:14).
Pada ayat tersebut tidak dijelaskan bahwa harta berkedudukan sebagai musuh, pada
ayat tersebut dijelaskan bahwa diantara istri-istri dan anak-anak ada yang menjadi musuh,
pada surat al-Taghabun:15 dijelaskan bahwa antara harta dan anak disambung dengan
wawu athaf, dengan prinsip dalalat al-iqtiran dalam Ushul Fiqh, bahwa sesuatu yang
dijelaskan dengan wawu athaf kedudukan hukumnya adalah sama, seperti kewajiban umrah
karena disamakan dengan kewajiban melakukan haji.
Disamping sebagai perhiasan, harta juga berkedudukan sebagai amanat (fitnah),
karena harta sebagai titipan, maka manusia tidak memiliki harta secara muntlak, karena itu
dalam pandangan tentang harta, terdapat hakhak orang lain, seperti zakat harta dan yang
lainnya. Kedudukan harta selanjutnya dalah sebagai musuh.
Pada Surat At Taubah ayat 14 dijelaskan bahwa harta berkedudukan sebagai musuh,
pada ayat tersebut dijelaskan bahwa diantara isteriisteri dan anakanak ada yang menjadi
musuh, dijelaskan bahwa diantara harta dan anak disambung dengan wawu athaf dengan
prinsip dalalat aliqtiran dalam Ushul Fiqih, bahwa sesuatu yang dijelaskan dengan wawu
athaf kedudukan dan hukumnya adalah sama, seperti kewajiban umrah karena disamakan
dengan kewajiban melakukan haji.
Konsekuensi logis dari ayatayat al-quran adalah:
1. Manusia bukan pemilik mutlak, tapi dibatasi hakhak Allah, maka wajib baginya untuk
mengeluarkan sebagian kecil hartanya untuk berzakat dan ibadah lainya.
2. Caracara pengambilan manfaat harta mengarah kepada kemakmuran bersama,
pelaksanaanya dapat diatur oleh masyarakat melalui wakilwakilnya.
3. Harta perorangan boleh digunakan untuk umum, dengan syarat pemiliknya
memperoleh imbalan yang wajar.
Manusia wajib mempertahankan hartanya manakala oranglain menguasainya dengan
cara yang batal, baik merampas, manipulasi maupun dengan mencuri, langkah pertama
dalam pembelaan menggunakan jalan yang riang, tapi apabila langkah pertama ini sia-sia
dapat dilakukan dengan kekerasan sekalipun sampai kepada permusuhan (perang).
Rasulullah bersabda:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

Siapa yang mati dalam mempertahankan hartanya, maka ia syahid, siapa yang gugur
dalam mempertahankan darahnya maka ia syahid, siapa yang terbunuh karena
mempertahankan

agamanya,

maka

ia

syahid,

dan

barang

siapa

mati

karena

mempertahankan keluarganya maka ia syahid.


Disamping

diperhatikannya

kepentingan

umum,

kepentingan

pribadi

juga

diperhatikan, maka berlakulah ketentuanketentuan sebagai berikut:


1. Masyarakat tidak boleh mengganggu dan melanggar kepentingan pribadi, selama
tidak merugikan orang lain dan masyarakat.
2. Karena pemilikan manfaat berhubungan serta dengan hartanya, maka boleh bagi
pemilik (manfaat) untuk memindahkan hak miliknya kepada orang lain, misalnya
dengan cara menjualnya, menghibahkanya dan sebagainya
3. Pada pokoknya pemilikan manfaat itu kekal, tidak terikat oleh waktu.
Berkenaan dengan itu pula, dalam al-Quran dijelaskan laranganlarangan yang
berkaitan dengan aktifitas ekonomi dalam hal ini meliputi: produksi, distribusi dan konsumsi
harta, dalam kaitan ini dapat dijelaskan bentukbentuk larangan tersebut sebagai berikut :
a.

b.

Perkaraperkara yang merendahkan martabat dan alhlak manusia berupa:

Memakan harta sesama manusia dengan cara yang batil

Memakan harta dengan jalan penipuan

Dengan jalan melanggar janji dan sumpah

Denga jalan pencurian

Perkaraperkara yang merugikan hak perorangan dan kepentingan sebagian atau


keseluruhan masyarakat, berupa perdangan yang memakai bunga.

c.

Penimbunan harta dengan jalan kikir


Serta orangorang yang menimbun harta dengan maksud untuk meninggikan (manaikan)
harga, sehingga ia memperoleh keuntungan yang berlipat ganda.

d.

Aktifitas yang merupakan pemborosan (mubazir)


Baik pemborosan yang menghabiskan harta pribadi, perusahaan, masyarakat atau
negara manapun yang sifatnya mengekploitasi sumber sumber alam secara berlebihan
dan tidak memperhatikan kelestarian lingkungan (ekologi).

e. Memproduksi, memperdagangkan dan mengkonsumsi barangbarang yang terlarang


seperti narkotika dan minuman keras, kecuali untu kepentingan ilmu pengetahuan dan
kesehatan. Dalam data 21 tahun lalu di Indonesia lebih dari 5.000 orang pecandu
narkotika yang dalam satu tahun menghabiskan uang sekitar Rp. 19.6 Milyar untuk biaya
membeli obatobatan dan biaya perawatannya, sedangkan diantara korban mayoritas
remaja sebagai generasi penerus , apalagi tahuntahun sekarang sudah amat

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

menghawatirkan kondisi penyimpangan dan penyalahgunaan obatobatan terlarang ini.


Sebagi tindakan prepentif, maka memproduksi minuman keras lebih baik dilarang,
karena menjadi korban adalah bangsa sendiri, sesuai dengan prinsip sadal-zariah
dalam kaidah Usnul Fiqh. Disamping itu juga, dilarang melokasikan para pelacur, karena
dengan disatu tempatkan pelacur itu dapat memberikan kemudahan kepada lelaki
hidung belang yang ingin melakukan perbuatan maksiat tersebut, terlebih lagi bentuk
perdagangan wanita. Disamping menjatuhkan martabat kemanusiaan wanita itu sendiri,
juga sudah merupakan tindakan diluar batas perikemanusiaan yang beradab.
Maka selain yang dilarang, semua kegiatan yang dilaksanakan dalam memfung
sikan harta pada prinsipya dibolehkan, baik dalam rangka pemenuhan kebutuhan
individual maupun dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Pembagian Harta
Menurut Fuqaha, harta dapat ditinjau dari beberapa segi, maka harta terdiri dari
beberapa bagian, yaitu tiaptiap bagian memiliki ciri khusus dan hukumnya tersendiri.
Pembagian jenis harta ini sebagai berikut :

1.

Mal Mataqawwin dan ghair mutaqawwin


a. Harta mutaqawwin ialah sesuatu yang boleh diambil manfaatnya menurut syara.
Harta yang termaswuk mutaqawwin ini ialah semua harta yang baik jenisnya maupun
cara memperoleh penggunaanya, misalnya kerbau adalah halal dimakan oleh umat
islam, tetapi kerbau tersebut disembelih tidak sah menurut syara dipukul misalnya,
maka daging kerbau tidak bisa dimanfaatkan, karena cara penyembelihannya batal
menurut syara
b. Harta Ghair Mutaqawwin ialah Sesuatu yang tidak boleh diambil manfaatnya menurut
syara.
Harta yang ghair Mutaqawwim ialah kebalikan dari harta mutaqawwim, yakni yang
tidak boleh diambil manfaatnya, baik jenisnya, cara memperolehnya meupun cara
penggunaanya. Seperti babi adalah termasuk harta ghair mutaqawwim, karena
jenisnya. Sepatu diperbolehkan dengan cara mencuri termasuk ghair mutaqawwim
karena cara memperolehnya yang haram itu. Uang disumbangkan untuk membangun
cara pelacuran, termasuk harta ghair mutaqawwim karena penggunaanya itu.
Kadangkadang harta mutaqawwim diartikan dengan dzimah, yaitu yang mempunyai
nilai.

2. Mal Mitsli dan Mal Qimi


a. Harta Mitsli ialah:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

Bendabenda yang ada persamaan dalam kesatuan kesatuannya, dalam arti dapat
berdiri sendiri sebagainya ditempat lain tanpa ada perbedaan yang perlu dinilai.
b. Harta Qimi adalah:
Bendabenda yang kurang dalam kesatuankesatuannya karena tidak dapat berdiri
sebagian di termpat sebagian yang lainya tanpa perbedaan.
c. Dengan percatan lain, harta Mistli adalah harta yang jenisnya diperoleh dari pasar
(secara persis) dan qimi ialah harta yang jenisnya sulit didapatkan di pasar, bisa
diperoleh tapi jenisnya berbeda, kecuali dalam nilai harganya. Jadi harta yang ada
imbangnya (persamaanya) disebut mitsli dan harta yang tidak ada imbangnya secara
tepat disebut qimi, seperti seseorang yang membeli senjata api dari rusia, maka
mencari imbangnya di Indonesia termasuk sulit, jika tidak dikatakan tidak ada. Maka
senjata api Rusia di Indonesia termasuk harta qimi, tetapi harta tersebut di Rusia
termasuk harta mitsli karena barang ini tidak sulit untuk memperolehnya. Maka harta
yang disebut qimi dan mitsli sifatnya Amat relatif dan kondisional, dalam arti bisa aja
di statu tempat atau negara yang satu menyebutnya qimi dan di tempat yang lain
menyebutnya sebagai jenis harta mitsli.
3. Harta Istihlak dan harta istimal
a. Harta istihak ialah
Sesuatu yang tidak dapat diambil kegunaan dan manfaatnya secara biasa, kecuali
dengan menghabiskanya. Harta Istihak terbagi dua ada yang Istihak haqiqi dan
Istihlak huquqi. Yang dimaksud Istihlak haqiqi adalah statu benda yang menjadi harta
yang secara jelas (nyata) satina habis sekali digunakan seperti seperti kayu dari
korek api bila dibakar, maka habislah harta yang berupa kayu itu. Istihlak huquqi
adalah suatu harta yang sudah habis nilainya bila telah digunakan tetapi zatnya
masih tetap ada, seperti uang yang digunakan untuk membayar hutang, dipandang
habis menurut hukum, walaupun uang tersebut masih utuh, hanya pindah
kepemilikannya.
b. Harta istimal adalah Sesuatu yang dapat digunakan berulang kali dan meterinya
tetap terpelihara. Harta Istimal tidaklah habis dengan satu kali menggunakan, tapi
dapat digunakan lama menurut adanya, seperti kebun, tempat tidur, pakaian, sepatu
dan lain sebagainya.
4. Harta Manqul dan harta Qair Maqnul
a. Harta Manqul adalah segala harta dapat dipindahkan (bergerak) dari satu tempat ke
tempat lain. Seperti emas, perak, perunggu, pakaian, kendaraan dan lain sebagainya
termasuk harta yang bisa dipindahkan (manqul)
b. Harta Ghair Manqul adalah Sesuatu yang tidak bisa dipindah dan dibawa dari satu
tempat ke tempat lain. Seperti kebun, rumah, pabrik. Sawah dan yang lainya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

termasuk harta ghair manqul karena tidak dapat dipindahkan. Dalam hukum Perdata
positif digunakan istilah benda bergerak dan benda tetap.
5. Harta Ain dan Harta Dayn
a. Harta ain adalah harta yang berbentuk benda, seperti rumah, pakaian, beras, jambu,
kendaraan (mobil) dan yang lainya. Harta ain terbagi 2 yaitu :

Harta ain dzati qimah, yaitu benda yang memiliki bentuk yang dipandang
sebagai harta, karena memiliki nilai yang dipandang sebagai harta, karena
memiliki nilai, ain dzati qimah meliputi :

benda yang dianggap harta yang boleh diambil manfaatnya

Benda yang dianggap harta yang tidak boleh diambil manfaatnya

Benda yang dianggap sebagai harta yang ada sebangsanya

Benda yagn dianggap harta yang tidak ada atau sulit dicari
seumpanya

Benda dianggap harta berharga dan dapat dipindahkan

Benda yang dianggap harta yang berharga dan tidak dapat


dipindahkan (benda tetap)

Harta ain ghayr dzati qimah yaitu benda yang tidak dapat dipandang
sebagai harta, karena tidak memiliki harga seperti sebiji beras

b. Harta Dayn adalah sesuatu yang berada dalam tanggung jawab. Seperti uang yang
berada dalam tanggung jawab seseorang. Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa
harta tidak dibagi menjadi harta ain dan dayn karena harta menurut Hanafiyah ialah
sesuatu yang berwujud, maka sesuatu yang tidak berwujud tidaklah dianggap
sebagai harta, seperti hutang tidak dipandang sebagai harta tetapi hutang menurut
Hanafiyah adalah washf fi al dhimmah
6. Mal al-ain dan Mal al nafi (manfaat)
a. Harta aini adalah benda yang memiliki nilai dan berbentuk seperti rumah, ternak dan
lainya
b. Harta nafi adalah aradl yang berangsurangsur tumbuh menurut perkembangan
masaoleh karena itu mal al nafi tidak berwujud dan tidak mungkin disimpan.
Syafiiyah dan Hanabilah berpendapat bahwa harta ain dan harta nafi ada
perbedaan dan manfaat dianggap sebagai harta mutaqawwim (harta yang dapat
diambil manfaatnya) karena manfaat adalah sesuatu yang dimaksud dari pemilikan
harta benda.
Hanafiyah berpendapat sebaliknya, bahwa manfaat dianggap bukan harta karena
manfaat tidak berwujud, tidak mungkin untuk disimpan, maka manfaar tidaj termasuk
harta, manfaat adalah milik.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

7. Harta Mamluk, Mubah dan Mabjur


a. Harta Mamluk adalah sesuatu yang masuk kebawah milik, milik perorangan maupun
milik badan hukum, seperti pemerintah dan yayasan. Harta Mamplu yang dimiliki
terbagi kepada 2 macam yaitu :

Harta perorangan (mustaqil) yang berpautan dengan hak bukan milik, seperti
rumah yang dikontrakan. Harta Perorangan yang tidak berpautan dengan
hak bukan pemilik, seperti seseorang yang mempunyai sepasang sepatu
dapat digunakan kapan saja.

Harta Perkongsian (masyarakat) antara dua pemilik yang berkaitan dengan


hak yang bukan pemiliknya, seperti dua orang yang berkongsi memiliki
sebuah pabrik dan lima buah mobil, salah satu mobil disewakan selama satu
bulan disewakan kepada orang lain. Harta yang dimiliki oleh dua orang yang
tidak berkaitan dengan hak bukan miliknya, seperti dua orang yang
berkongsi memuliki sebuah pabrik, pabrik tersebut diurus bersama.

b. Harta Mubah adalah Sesuatu yang pada asalnya bukan milik seseorang, seperti air,
pada mata air, binatang buruan darat, laut, pohonpohon di hutan dan buahbuahan.
Tiaptiap manusia memiliki harta mubah sesuai dengan kesanggupannya, orang
yang mengambilnya maka ia menjadi pemuliknya sesuai dengan kaidah.
c. Harta Mahjur ialah Sesuatu yang tidak dibolehkan dimiliki dan memberikan kepada
orang lain menrut syariat adakalanya benda itu benda wakaf ataupun benda yang
dikhususkan untuk masyarakat umu, seperti jalan raya, masjid masjid, kuburan
kuburan dan yang lainya.
8. Harta yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi:
a. Harta yang dapat dibagi ialah harta yang tidak menimbulkan suatu kerugian atau
kerusakan apabila harta itu dibagibagi seperti terpung dan yang lainya
b. Harta yang tidak dapat dibagi ialah harta menimbulkan suatu kerugian atau
kerusakan apabila harta tersebut dibagi bagi seperti gelas, kursi, meja mesin dan
yang lainya
9. Harta pokok dan harta hasil (buah):
Harta pokok ialah Harta yang mungkin darinnya terjadi harta yang lain. Pokok harta bisa
juga disebut modal, seperti uang, mas dan yang lainya, maka antara harga pokok dan
harta hasil dengan contohnya ialah bulu domba dihasilkan dari domba, maka domba
sebagai harta pokok dan bulunya sebagai harta hasil. Atau kerbau yang beranak maka
anaknya dianggap sebagai tsamarab dan induknya yang melahirkannya disebut harta
pokok
10. Harta khas dan harta am

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

a. Harta Khas ialah harta pribadi tidak bersekutu dengan yang lain tidak boleh diambil
manfaatnya tanpa disetujui pemiliknya.
b. Harta am adalah harta milik umum (bersama) yang boleh mengambil manfaatnya.
Harta yang dapat dikuasai (ikhraj) terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

Harta yang termasuk milik perseorangan

Hartaharta yang tidak dapat termasuk milik perseorangan

Harta yang dapat masuk menjadi milik perorangan, ada dua macam yaitu:

Harta yang bisa menjadi milik perorangan tetapi belum ada sebab
kepemilikan, seperti binatang buruan di hutan

Harta yang bisa menjadi milik perorangan dan sudah ada sebab
kepemilikannya, seperti ikan disungai diperoleh seseorang dengan cara
mengail.

Harta yang tidak dapat masuk menjadi mili perorangan adalah harta yang
menurut syara tidak boleh dimiliki sendiri, seperti sungai, jalan raya, dan lain sebagainya.
Fungsi Harta
Harta dipelihara manusia karena membutuhkan manfaat harta tersebut, maka fungsi
harta amat banyak, baik kegunaan dalam hal yang baik, maupun kegunaan dalam hal yang
jelek diantara sekian banyak fungsi harta antara lain sebagai berikut :
a. Berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang khas (mahdhah), sebab
untuk ibadah memerlukan alatalat seperti kain, untu menutup aurat dalam
pelaksanaan shalat, bekal untuk melaksanakan ibadah haji, berzakat, shadaqah,
hibbah dan yang lainnya.
b. Untuk meningkatkan keimanan (ketaqwaan) kepada Allah, Sebab kefakiran
cenderung mendekatkan diri kepada kekufuran, maka pemilikan harta dimaksud
untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah.
c. Untuk meneruskan kehidupan dari suatu periode ke periode berikutnya.
d. Untuk menyelaraskan (menyeimbangkan) antara kehidupan dunia dan akhirat.
e. Untuk mengembangkan dan menegakan ilmuilmu, karena menuntut ilmu tanpa
modal akan terasa sulit, seperti seseorang tudak bisa kuliah di perguruan tinggi bila
tidak memiliki biaya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

10

f.

Untuk memutarkan (mentasharuf) perananperanan kehidupan yakni adanya


pembantu dan tuan. Adanya orang kaya dan miskin sehingga antara pihak saling
membutuhkan, karena itu tersusunlah masyarakat harmonis dan berkecukupan.

g. Untuk menumbuhkan silaturahim, karena adanya perbedaan dan keperluan, seperti


Ciamis adalah daerah penghasil galendo, Bandung adalah daerah penghasil kain,
maka orang Bandung yang membutuhkan galendo akan membeli produk orang
Ciamis tersebut, dan orang Ciamis yang memerlukan kain akan membeli produk
orang Bandung. Maka dengan begitu, terjadilah interaksi dan komunikasi silaturahmi
dalam rangka saling mencukupi kebutuhan.
Harta Wakaf
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu
Umar RA yang menceritakan tentang wakaf Umar bahwa wakaf tidak boleh dijual,
diwariskan dam dihibahkan, yang jadi masalah ialah apabila harta wakaf berkurang,
rusak atau tidak memenuhi funsinya sebagai harta wakaf.
Perbuatan wakaf dinilai ibadah yang senantiasa mengalir pahalanya, apabila
harta wakaf itu dapat memenuhi fungsinya yang dituju. Dalam hal harta wakaf berkurang,
rusak atau tidak dapat memenuhi fungsinya yang dituju, harus dicarikan jalan keluar agar
harta itu tidak berkurang, utuh dan berfungsi, bahkan untuk menjual atau menukarpun
tidak dilarang, kemudian ditukarkan dengan benda yang dapat memenuhi tujuan wakaf.
Pengawasan harta wakaf adalah hak wakif, tetapi wakif boleh menyerahkan
pengawasan kepada yang lain, baik lembaga maupun perorangan, untuk menjamin
kelancaran masalah perwakafan, pemerintah berhak campur tangan mengeluarkan
peraturan-peraturan yang mengatur permasalah-permasalahan wakaf dan termasuk
pengawasnya.
Pengawasan wakaf yang sifatnya perorangan diperlukan syarat-syarat sebagai
berikut:
1. Berakal sehat
2. Baligh
3. Dapat dipercaya
4. Mampu melaksanakan urusan-urusan wakaf.
Bila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi hakim berhak menunjuk oranglainyang
mempunyai hubungan kerabat dengan wakif, bila kerabat juga tidak ada, maka ditunjuk

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

11

oranglain. Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka pengawas wakaf yang
bersifat perorangan boleh diberi imbalan secukupnya sebagai gajinya atau boleh diambil
dari hasil harta wakaf.
Pengawasan harta wakaf berwenang melakukan perkara-perkara yang dapat
mendatangkan kebaikan harta wakaf dan mewujudkan keuntungan-keuntungan bagi
tujuan wakaf, dengan memperhatikan syarat-syarat yang ditentukan wakif.
Jaminan perwakafan di Indonesia dinyatakan dalam Undang-Undang Pokok
Agraria No.5 tahun 1960 pasal 49 ayat 3 yang menyatakan bahwa perwakafan tanah
milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Referensi :

Al Quran dan Terjemahan

Harahap, Sofyan Syafri, 2001, Akutansi Islam, PT Bumi Aksara, Jakarta.

Suhendi,Hendi, Fiqh Muamalah, Jakarta.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB

Safira, SE,Ak.M.Si.

AKUNTANSI SYARIAH

12

You might also like