Professional Documents
Culture Documents
AKUNTANSI SYARIAH
Oleh
KONSEP HARTA
Pengertian Harta
Harta dalam bahasa Arab, disebut al-mal yang berarti condong, cenderung dan
miring. Menurut Hanafiyah bahwa harta mesti dapat disimpan, maka sesuatu yang tidak
dapat disimpan tidak dapat disebut harta, tetapi manfaat termasuk milik, Hanafiyah
membedakan harta milik yaitu :
Milik adalah sesuatu yang dapat digunakan secara khusus dan tidak dicampuri
penggunaanya oleh orang lain.
Harta adalah segala sesuatu yang dapat disimpan untuk digunakan ketika
dibutuhkan, dalam penggunaanya bisa dicampuri oleh orang lain, maka menurut Hanafiyah
sesuatu yang berwujud (ayan).
Menurut T.M Hasbi Ash Shiddieqly bahwa yang dimaksud dengan harta adalah:
1. Nama selain manusia, yang diciptakan Allah untuk mencukupi kebutuhan hidup
manisia, dapat dipelihara pada suatu tempat dan dikelola dengan ikhtiar
2. Sesuatu yang dapat dimiliki oleh setiap manusia, baik oleh seluruh manusia maupun
oleh sebagian manusia
3. Sesuatu yang sah untuk diperjualbelikan
4. Sesuatu yang dapat dimiliki mempunyai nilai (harga) seperti sebiji beras dapat dimiliki
oleh manusia, dapat diambil kegunaanya dan dapat disimpan, tapi sebiji menurut urf
tidak bernilai (berharga), maka sebiji beras tidak termasuk harta.
5. Sesuatu yang berwujud, maka sesuatu yang tidak berwujud sekalipun dapat diambil
manfaatnya tidak termasuk seperti harta manfaat, karena manfaat tidak berwujud,
maka bukan harta.
6. Sesuatu yang dapat disimpan dalam waktu yang lama atau sebentar dan dapat
diambil manfaatnya ketika dibutuhkan.
Dengan dikemukakanya definisi diatas, kiranya dapat dipahami bahwa para ulama
masih berbeda pendapat dalam menentukan definisi harta, maka terjadilah perselisihan
perselisihan pendpat para ulama dalam pembagian harta karena berbeda dalam
pendefinisian harta tersebut. Namun disini dapat diperhatikan bahwa penekanan para ulama
dalam mendifisikan harta itu antara lain:
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR- UMB
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
Hasbi Ash Shiddieqly menyebutkan bahwa harta adalah nama bagi selain manusia,
dapat dikelola, dapat dimiliki, dapat diperjualbelikan dan beharga, konsekuensi logisnya dari
perumusan ini ialah :
1. Manusia bukanlah harta sekalipun berwujud
2. Babi bukanlah harta, karena babi bagi muslimin haram diperjualbelikan.
3. Sebiji beras bukanlah harta, karena sebiji beras tidak memiliki nilai (harga) menurut
urf.
Hanafiyah menyatakan bahwa harta adalah sesuatu yang berwujud dan dapat
disimpan, maka sesuatu tidak berwujud dan tidak dapat disimpan tidak termasuk harta,
seperti hak dan manfaat.
UnsurUnsur Harta
Menurut para Fuqaha bahwa harta bersendi pada dua unsur, yaitu unsur aniyah dan
unsur urf : yang dimaksud dengan unsur aniyag ialah bahwa harta itu adalah ada wujudnya
dalam kenyataan (ayan) maka manfaat sebuah rumah yang dipelihara manusia disebut
harta, tapi termasuk milik atau hak.
Unsur urf ialah segala sesuatu yang dipandang harta oleh seluruh manusia atau
sebagian manusia, tidaklah manusia memelihara sesuatu kecuali menginginkan manfaatnya
manawiyah
Kedudukan Harta
Dijelaskan dalam al-Quran bahwa harta adalah sebagai perhiasan hidup. Dalam alQuran surat al-Kahfi:46 dan al-Nisa dijelaskan bahwa kebutuhan manusia terhadap harta
sama dengan kebutuhan manusia atau kesenangan manusia terhadap harta sama dengan
kebutuhan manusia terhadap anak atau keturunan, maka kebutuhan manusia terhadap harta
merupakan kebutuhan yang mendasar.
Dijelaskan dalam al-Quran bahwa harta adalah sebagai perhiasan hidup. Pada alQuran surat al-Kahfi:46 dan al-Nisa:14 dijelaskan bahwa kebutuhan manusia atau
kesenangan manusia terhadap anak atau keturunan, maka kebutuhan manusia terhadap
harta merupakan kebutuhan yang mendasar.
Kedudukan harta selanjutnya adalah sebagai musuh, sebagaimana firman Allah
menyatakan:
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
Siapa yang mati dalam mempertahankan hartanya, maka ia syahid, siapa yang gugur
dalam mempertahankan darahnya maka ia syahid, siapa yang terbunuh karena
mempertahankan
agamanya,
maka
ia
syahid,
dan
barang
siapa
mati
karena
diperhatikannya
kepentingan
umum,
kepentingan
pribadi
juga
b.
c.
d.
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
1.
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
Bendabenda yang ada persamaan dalam kesatuan kesatuannya, dalam arti dapat
berdiri sendiri sebagainya ditempat lain tanpa ada perbedaan yang perlu dinilai.
b. Harta Qimi adalah:
Bendabenda yang kurang dalam kesatuankesatuannya karena tidak dapat berdiri
sebagian di termpat sebagian yang lainya tanpa perbedaan.
c. Dengan percatan lain, harta Mistli adalah harta yang jenisnya diperoleh dari pasar
(secara persis) dan qimi ialah harta yang jenisnya sulit didapatkan di pasar, bisa
diperoleh tapi jenisnya berbeda, kecuali dalam nilai harganya. Jadi harta yang ada
imbangnya (persamaanya) disebut mitsli dan harta yang tidak ada imbangnya secara
tepat disebut qimi, seperti seseorang yang membeli senjata api dari rusia, maka
mencari imbangnya di Indonesia termasuk sulit, jika tidak dikatakan tidak ada. Maka
senjata api Rusia di Indonesia termasuk harta qimi, tetapi harta tersebut di Rusia
termasuk harta mitsli karena barang ini tidak sulit untuk memperolehnya. Maka harta
yang disebut qimi dan mitsli sifatnya Amat relatif dan kondisional, dalam arti bisa aja
di statu tempat atau negara yang satu menyebutnya qimi dan di tempat yang lain
menyebutnya sebagai jenis harta mitsli.
3. Harta Istihlak dan harta istimal
a. Harta istihak ialah
Sesuatu yang tidak dapat diambil kegunaan dan manfaatnya secara biasa, kecuali
dengan menghabiskanya. Harta Istihak terbagi dua ada yang Istihak haqiqi dan
Istihlak huquqi. Yang dimaksud Istihlak haqiqi adalah statu benda yang menjadi harta
yang secara jelas (nyata) satina habis sekali digunakan seperti seperti kayu dari
korek api bila dibakar, maka habislah harta yang berupa kayu itu. Istihlak huquqi
adalah suatu harta yang sudah habis nilainya bila telah digunakan tetapi zatnya
masih tetap ada, seperti uang yang digunakan untuk membayar hutang, dipandang
habis menurut hukum, walaupun uang tersebut masih utuh, hanya pindah
kepemilikannya.
b. Harta istimal adalah Sesuatu yang dapat digunakan berulang kali dan meterinya
tetap terpelihara. Harta Istimal tidaklah habis dengan satu kali menggunakan, tapi
dapat digunakan lama menurut adanya, seperti kebun, tempat tidur, pakaian, sepatu
dan lain sebagainya.
4. Harta Manqul dan harta Qair Maqnul
a. Harta Manqul adalah segala harta dapat dipindahkan (bergerak) dari satu tempat ke
tempat lain. Seperti emas, perak, perunggu, pakaian, kendaraan dan lain sebagainya
termasuk harta yang bisa dipindahkan (manqul)
b. Harta Ghair Manqul adalah Sesuatu yang tidak bisa dipindah dan dibawa dari satu
tempat ke tempat lain. Seperti kebun, rumah, pabrik. Sawah dan yang lainya
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
termasuk harta ghair manqul karena tidak dapat dipindahkan. Dalam hukum Perdata
positif digunakan istilah benda bergerak dan benda tetap.
5. Harta Ain dan Harta Dayn
a. Harta ain adalah harta yang berbentuk benda, seperti rumah, pakaian, beras, jambu,
kendaraan (mobil) dan yang lainya. Harta ain terbagi 2 yaitu :
Harta ain dzati qimah, yaitu benda yang memiliki bentuk yang dipandang
sebagai harta, karena memiliki nilai yang dipandang sebagai harta, karena
memiliki nilai, ain dzati qimah meliputi :
Benda yagn dianggap harta yang tidak ada atau sulit dicari
seumpanya
Harta ain ghayr dzati qimah yaitu benda yang tidak dapat dipandang
sebagai harta, karena tidak memiliki harga seperti sebiji beras
b. Harta Dayn adalah sesuatu yang berada dalam tanggung jawab. Seperti uang yang
berada dalam tanggung jawab seseorang. Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa
harta tidak dibagi menjadi harta ain dan dayn karena harta menurut Hanafiyah ialah
sesuatu yang berwujud, maka sesuatu yang tidak berwujud tidaklah dianggap
sebagai harta, seperti hutang tidak dipandang sebagai harta tetapi hutang menurut
Hanafiyah adalah washf fi al dhimmah
6. Mal al-ain dan Mal al nafi (manfaat)
a. Harta aini adalah benda yang memiliki nilai dan berbentuk seperti rumah, ternak dan
lainya
b. Harta nafi adalah aradl yang berangsurangsur tumbuh menurut perkembangan
masaoleh karena itu mal al nafi tidak berwujud dan tidak mungkin disimpan.
Syafiiyah dan Hanabilah berpendapat bahwa harta ain dan harta nafi ada
perbedaan dan manfaat dianggap sebagai harta mutaqawwim (harta yang dapat
diambil manfaatnya) karena manfaat adalah sesuatu yang dimaksud dari pemilikan
harta benda.
Hanafiyah berpendapat sebaliknya, bahwa manfaat dianggap bukan harta karena
manfaat tidak berwujud, tidak mungkin untuk disimpan, maka manfaar tidaj termasuk
harta, manfaat adalah milik.
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
Harta perorangan (mustaqil) yang berpautan dengan hak bukan milik, seperti
rumah yang dikontrakan. Harta Perorangan yang tidak berpautan dengan
hak bukan pemilik, seperti seseorang yang mempunyai sepasang sepatu
dapat digunakan kapan saja.
b. Harta Mubah adalah Sesuatu yang pada asalnya bukan milik seseorang, seperti air,
pada mata air, binatang buruan darat, laut, pohonpohon di hutan dan buahbuahan.
Tiaptiap manusia memiliki harta mubah sesuai dengan kesanggupannya, orang
yang mengambilnya maka ia menjadi pemuliknya sesuai dengan kaidah.
c. Harta Mahjur ialah Sesuatu yang tidak dibolehkan dimiliki dan memberikan kepada
orang lain menrut syariat adakalanya benda itu benda wakaf ataupun benda yang
dikhususkan untuk masyarakat umu, seperti jalan raya, masjid masjid, kuburan
kuburan dan yang lainya.
8. Harta yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi:
a. Harta yang dapat dibagi ialah harta yang tidak menimbulkan suatu kerugian atau
kerusakan apabila harta itu dibagibagi seperti terpung dan yang lainya
b. Harta yang tidak dapat dibagi ialah harta menimbulkan suatu kerugian atau
kerusakan apabila harta tersebut dibagi bagi seperti gelas, kursi, meja mesin dan
yang lainya
9. Harta pokok dan harta hasil (buah):
Harta pokok ialah Harta yang mungkin darinnya terjadi harta yang lain. Pokok harta bisa
juga disebut modal, seperti uang, mas dan yang lainya, maka antara harga pokok dan
harta hasil dengan contohnya ialah bulu domba dihasilkan dari domba, maka domba
sebagai harta pokok dan bulunya sebagai harta hasil. Atau kerbau yang beranak maka
anaknya dianggap sebagai tsamarab dan induknya yang melahirkannya disebut harta
pokok
10. Harta khas dan harta am
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
a. Harta Khas ialah harta pribadi tidak bersekutu dengan yang lain tidak boleh diambil
manfaatnya tanpa disetujui pemiliknya.
b. Harta am adalah harta milik umum (bersama) yang boleh mengambil manfaatnya.
Harta yang dapat dikuasai (ikhraj) terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
Harta yang dapat masuk menjadi milik perorangan, ada dua macam yaitu:
Harta yang bisa menjadi milik perorangan tetapi belum ada sebab
kepemilikan, seperti binatang buruan di hutan
Harta yang bisa menjadi milik perorangan dan sudah ada sebab
kepemilikannya, seperti ikan disungai diperoleh seseorang dengan cara
mengail.
Harta yang tidak dapat masuk menjadi mili perorangan adalah harta yang
menurut syara tidak boleh dimiliki sendiri, seperti sungai, jalan raya, dan lain sebagainya.
Fungsi Harta
Harta dipelihara manusia karena membutuhkan manfaat harta tersebut, maka fungsi
harta amat banyak, baik kegunaan dalam hal yang baik, maupun kegunaan dalam hal yang
jelek diantara sekian banyak fungsi harta antara lain sebagai berikut :
a. Berfungsi untuk menyempurnakan pelaksanaan ibadah yang khas (mahdhah), sebab
untuk ibadah memerlukan alatalat seperti kain, untu menutup aurat dalam
pelaksanaan shalat, bekal untuk melaksanakan ibadah haji, berzakat, shadaqah,
hibbah dan yang lainnya.
b. Untuk meningkatkan keimanan (ketaqwaan) kepada Allah, Sebab kefakiran
cenderung mendekatkan diri kepada kekufuran, maka pemilikan harta dimaksud
untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah.
c. Untuk meneruskan kehidupan dari suatu periode ke periode berikutnya.
d. Untuk menyelaraskan (menyeimbangkan) antara kehidupan dunia dan akhirat.
e. Untuk mengembangkan dan menegakan ilmuilmu, karena menuntut ilmu tanpa
modal akan terasa sulit, seperti seseorang tudak bisa kuliah di perguruan tinggi bila
tidak memiliki biaya.
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
10
f.
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
11
oranglain. Agar pengawasan dapat berjalan dengan baik, maka pengawas wakaf yang
bersifat perorangan boleh diberi imbalan secukupnya sebagai gajinya atau boleh diambil
dari hasil harta wakaf.
Pengawasan harta wakaf berwenang melakukan perkara-perkara yang dapat
mendatangkan kebaikan harta wakaf dan mewujudkan keuntungan-keuntungan bagi
tujuan wakaf, dengan memperhatikan syarat-syarat yang ditentukan wakif.
Jaminan perwakafan di Indonesia dinyatakan dalam Undang-Undang Pokok
Agraria No.5 tahun 1960 pasal 49 ayat 3 yang menyatakan bahwa perwakafan tanah
milik dilindungi dan diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Referensi :
Safira, SE,Ak.M.Si.
AKUNTANSI SYARIAH
12