You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN PRE OPERASI

3.1

Pengkajian
1. Pengkajian Psikososial
Dengan mengumpulkan riwayat kesehatan secara cermat, perawat
menemukan kekhawatiran pasien yang dapat menjadi beban langsung
selama pengalaman pembedahan. Tidak diragukan lagi pasien yang
mengalami pembedahan ini dilingkupi oleh kecemasan, termasuk
ketakutan akan ketidaktahuan dan lain sebagainya. Akibatnya, perawat
harus

memberikan

dorongan

untuk

pengungkapan,

dan

harus

mendengarkan, memahami, dan memberikan informasi yang membantu


menyingkirkan kekhawatiran tersebut. Untuk pasien pre operatif berbagai
kecemasan yang cukup besar cemas dan takut terhadap anastesia, takut
terhadap rasa nyeri dan kematian atau ancamanlain yang dapat
menimbulkan ketidaktenangan dan ansietas berat .Perawat dapat
melakukan banyak hal untuk menghilangkan kekhawatiran itusupaya
dapat memberikan perasaan tenang pada pasien apabila memungkinkan.
2. Pengkajian Fisik Umum
Sebelum pengobatan dimulai, riwayat kesehatan dikumpulkan dan
pemeriksaan fisik dilakukan,selama pemeriksaan fisik tersebut, tandatanda vital di catat dan data dasar ditegakan untuk pembandingan dimasa
yang datang, pemeriksaan diagnostik dilakukan seperti Analisis Gas
Darah (AGD), pemeriksaan rontgen, endoskopi, biopsi jaringan, dan
pemeriksaan feses dan urin, perawatberada dalam posisi untuk membantu
pasien

memahami

perlunya

pemeriksaan

diagnostic

adalah

suatukesempatan selama pemeriksaan fisik untuk memperhatikan temuan


fisik yang signifikan, seperti decubitus, edema, atau buny inafas yang
abnormal, yang lebih jauh menggambarkan kondisi keseluruhan pasien.
Berbagai persiapan fisik yang harus dilakukan terhadap pasien sebelum
operasi antara lain :
Status kesehatan fisik secara umum
Sebelum dilakukan pembedahan, penting dilakukan pemeriksaan
status kesehatan secara umum, meliputi identitas klien, riwayat

penyakit seperti kesehatan masa lalu, riwayat kesehatan keluarga,


pemeriksaan fisik lengkap, antara lain status hemodinamika, status
kardiovaskuler, status pernafasan, fungsi ginjal dan hepatik, fungsi
endokrin, fungsi imunologi, dan lain - lain. Selain itu pasien harus
istirahat yang cukup, karena dengan istirahat dan tidur yang cukup
pasien tidak akan mengalami stres fisik, tubuh lebih rileks sehingga
bagi pasien yang memiliki riwayat hipertensi, tekanan darahnya dapat
stabil dan bagi pasien wanita tidak akan memicu terjadinya haid lebih
awal.
Status Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ditentukan dengan mengukur tinggi badan dan
berat badan, lipat kulit trisep,lingkar lengan atas, kadar protein darah
(albumin dan globulin) dan keseimbangan nitrogen. Segala bentuk
defisiensi nutrisi harus di koreksi sebelum pembedahan untuk
memberikan protein yang cukup untuk perbaikan jaringan. Kondisi
gizi

buruk

dapat

mengakibatkan

pasien

mengalami

berbagaikomplikasi pasca operasi dan mengakibatkan pasien menjadi


lebih lama dirawat di rumah sakit.Komplikasi yang paling sering
terjadi adalah infeksi pasca operasi, dehisiensi (terlepasnya jahitan
sehingga luka tidak bisa menyatu), demam dan penyembuhan luka
yang lama. Pada kondisi yang serius pasien dapat mengalami sepsis
yang bisa mengakibatkan kematian.
Keseimbangan cairan dan elektrolit
Balance cairan perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan input dan
output cairan. Demikaian juga kadar elektrolit serum harus berada
dalam rentang normal. Kadar elektrolit yang biasanya dilakuakan
pemeriksaan diantaranya dalah kadar natrium serum (normal : 135
-145 mmol/l ), kadarkalium serum (normal : 3,5 - 5 mmol/l) dan kadar
kreatinin serum (0,70 - 1,50 mg/dl ). Keseimbangan cairan dan
elektrolit terkait erat dengan fungsi ginjal. Dimana ginjal berfungsi
mengatur mekanisme asam basa dan ekskresi metabolit obat - obatan

anastesi. Jika fungsi ginjal baik maka operasi dapat dilakukan dengan
baik. Namun jika ginjal mengalami gangguan seperti oliguri / anuria,
insufisiensi renalakut, nefritis akut maka operasi harus ditunda
menunggu perbaikan fungsi ginjal. Kecuali pada kasus-kasus yang
mengancam jiwa.
Kebersihan lambung dan kolon
Lambung dan kolon harus di bersihkan terlebih dahulu. Intervensi
keperawatan

yang

bias

diberikan

diantaranya

adalah

pasien

dipuasakan dan dilakukan tindakan pengosongan lambung dankolon


dengan tindakan enema / lavement. Lamanya puasa berkisar antara 7
sampai 8 jam (biasanya puasa dilakukan mulai pukul 24.00 WIB).
Tujuan dari pengosongan lambung dan kolon adalah untuk
menghindari aspirasi ( masuknya cairan lambung ke paru-paru ) dan
menghindari

kontaminasi

feses

kearea

pembedahan

sehingga

menghindarkan terjadinya infeksi pasca pembedahan. Khusus pada


pasien yang menbutuhkan operasi CITO (segera), seperti pada pasien
kecelakaan lalu lintas. Maka pengosongan lambung dapat dilakukan
dengan cara pemasangan NGT (naso gastric tube).
Pencukuran daerah operasi
Pencukuran pada daerah operasi ditujukan untuk menghindari
terjadinya infeksi pada daerahyang dilakukan pembedahan karena
rambut yang tidak dicukur dapat menjadi tempat bersembunyi kuman
dan juga mengganggu / menghambat proses penyembuhan dan
perawatan luka. Meskipun demikian ada beberapa kondisi tertentu
yang tidak memerlukan pencukuran sebelum operasi, misalnyapada
pasien luka incisi pada lengan. Tindakan pencukuran ( scheren ) harus
dilakukan dengan hati - hati jangan sampai menimbulkan luka pada
daerah yang dicukur. Sering kali pasien di berikan kesempatan untuk
mencukur sendiri agar pasien merasa lebih nyaman.Daerah yang
dilakukan pencukuran tergantung pada jenis operasi dan daerah yang
akandioperasi. Biasanya daerah sekitar alat kelamin ( pubis )

dilakukan pencukuran jika yang dilakukanoperasi pada daerah sekitar


perut dan paha. Misalnya: apendiktomi, herniotomi, uretrolithiasis,
operasi pemasangan plate pada fraktur femur, hemmoroidektomi.
Selain terkait daerah pembedahan,pencukuran pada lengan juga
dilakukan pada pemasangan infus sebelum pembedahan.
Personal Hygine
Kebersihan tubuh pasien sangat penting untuk persiapan operasi
karena tubuh yang kotor dapatmerupakan sumber kuman dan dapat
mengakibatkan infeksi pada daerah yang dioperasi. Pada pasienyang
kondisi

fisiknya

kuat

diajurkan

untuk

mandi

sendiri

dan

membersihkan daerah operasi dengan lebih seksama. Sebaliknya jika


pasien tidak mampu memenuhi kebutuhan personal hygiene
secaramandiri maka perawat akan memeberikan bantuan pemenuhan
kebutuhan personal hygiene.
Pengosongan kandung kemih
Pengosongan kandung kemih

dilakukan

dengan

melakukan

pemasangan kateter. Selain untukpengongan isi bladder tindakan


kateterisasi juga diperluka untuk mengobservasi balance cairan.
3.2 Diagnosa Keperawatan Pre Operasi
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri, ancaman
terhadap perubahanstatus kesehatan, ancaman terhadap pola interaksi
dengan orang yang berarti, krisis situasi ataukrisis maturasi
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, efek samping
penanganan, factorbudaya atau spiritual yang berpengaruh pada perubahan
penampilan.
3. Mobilitas fisik, hambatan berhubungan dengan penurunan rentang gerak,
kerusakan saraf /otot, dan nyeri.
3.2

Intervensi Dan Implementasi


1. Ansietas adalah suatu keresahan, perasaan ketidaknyamanan yang tidak
mudah atau dreadyang disertai dengan respons autonomis ; sumbernya
seringkali tidak spesifik atau tidakdiketahui oleh individu ; perasaan

khawatir yang disebabkan oleh antisipasi terhadapbahaya.ini merupakan


tanda

bahya

yang

memperingatkan

bahaya

yang

akan

terjadi

danmemampukan individu untuk membuat pengukuran untuk mengatasi


ancaman.
Tujuan : Ansietas berkurang/terkontrol.
Kriteria hasil :
- Klien mampu merencanakan strategi koping untuk situasi-situasi yang
membuat stress.
- klien mampu mempertahankan penampilan peran.
- klien melaporkan tidak ada gangguan persepsi sensori.
- klien melaporkan tidak ada manifestasi kecemasan secara fisik.
- tidak ada manifestasi perilaku akibat kecemasan.
Intervensi Dan Implementasi
- Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien.
Rasional : memudahkan intervensi
- Kaji mekanisme koping yang digunakan pasien untuk mengatasi
ansietas di masa lalu.
Rasional : mempertahankan mekanisme koping adaftif, meningkatkan
-

kemampuan mengontrolansietas.
Lakukan pendekatan dan berikan motivasi kepada pasien untuk
mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional : pendekatan dan motivasi membantu pasien untuk

mengeksternalisasikan kecemasan yang dirasakan.


Motivasi pasien untuk memfokuskan diri pada realita yang ada saat
ini, harapa-harapan yangpositif terhadap terapy yang di jalani.
Rasional : alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang

dibutuhkan untuk mengurangikecemasan.


Berikan penguatan yang positif untuk meneruskan aktivitas sehari-hari
meskipun dalamkeadaan cemas.
Rasional : menciptakan rasa percaya dalam diri pasien bahwa dirinya
mampu mengatasimasalahnya dan memberi keyakinan pada diri sendri

yang dibuktikan dengan pengakuan oranglain atas kemampuannya.


Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi.
Rasional : menciptakan perasaan yang tenang dan nyaman.
Sediakan informasi factual (nyata dan benar) kepada pasien dan

keluarga menyangkutdiagnosis, perawatan dan prognosis.


Rasional : meningkatkan pengetahuan, mengurangi kecemasan.
Kolaborasi pemberian obat anti ansietas.

Rasional : mengurangi ansietas sesuai kebutuhan.


2. Gangguan citra tubuh adalah konfusi pada gaambaran mental dari fisik
seseorang.
Tujuan : pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan
fungsi tubuh.
Kriteria hasil :
- Pasien melaporkan kepuasan terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
- Memiliki keinginan untuk menyentuh bagian tubuh yang mengalami
-

gangguan.
Menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh.

Intervensi Dan Implementasi


-

Kaji dan dokumentasikan respons verbal dan non verbal pasien tentang
tubuhnya.
Rasional : faktor yang mengidentifikasikan adanya gangguan persepsi

pada citra tubuh.


Kaji harapan pasien tentang gambaran tubuh.
Rasional : mungkin realita saat ini berbeda dengan yang diharapkan
pasien sehingga pasien tidak menyukai keadaan fisiknya.
Dengarkan pasien dan keluarga secara aktif, dan akui realitas adanya
perhatian terhadap perawatan, kemajuan dan prognosis.
Rasional : meningkatkan perasaan berarti, memudahkan saran koping,

mengurangi kecemasan.
Berikan perawatan dengan cara yang tidak menghakimi, jaga privasi
dan martabat pasien.
Rasional : menciptakan suasana saling percaya, meningkatkan harga

diri dan perasaan berartidalam diri pasien.


3. Mobilitas fisik, hambatan adalah suatu keterbatasan dalam kemandirian,
pergerakkan fisik yang bermanfaat dari tubuh atau satu ekstremitas atau
lebih.
Tujuan : Pasien akan menunjukkan tingkat mobilitas optimal.
Kriteria hasil :
- Penampilan yang seimbang..
- Melakukan pergerakkan dan perpindahan.
- Mempertahankan mobilitas optimal yang dapat di toleransi, dengan
karakteristik :
1 = mandiri penuh
2 = memerlukan alat Bantu.

= memerlukan bantuan dari orang lain untuk bantuan, pengawasan,

dan pengajaran.
3 = membutuhkan bantuan dari orang lain dan alat Bantu
4 = ketergantungan; tidak berpartisipasi dalam aktivitas.
Intervensi dan Implementasi
- Kaji kebutuhan akan pelayanan kesehatan dan kebutuhan akan

peralatan.
Rasional : mengidentifikasi masalah, memudahkan intervensi.
Tentukan tingkat motivasi pasien dalam melakukan aktivitas.
Rasional : mempengaruhi penilaian terhadap kemampuan aktivitas
apakah karena ketidakmampuan ataukah ketidakmauan.
Ajarkan dan pantau pasien dalam hal penggunaan

alat

bantu.Rasional : menilai batasan kemampuan aktivitas optimal.


Ajarkan dan dukung pasien dalam latihan ROM aktif dan pasif
Rasional : mempertahankan /meningkatkan kekuatan dan ketahanan

otot.
Kolaborasi dengan ahli terapi fisik atau okupasi.
Rasional : sebagai suaatu sumber untuk mengembangkan perencanaan
dan mempertahankan/meningkatkan mobilitas pasien.

3.4

Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Pre Operasi adalah :
1) Ansietas berkurang/terkontrol.
2) Pasien memiliki persepsi yang positif terhadap penampilan dan fungsi
tubuh.
3) Pasien menunjukkan koping yang efektif.
4) Pasien dan keluarga memahami perubahan - perubahan dalam peran
keluarga.
5) Pasien akan memperlihatkan pengendalian ketakutan.
6) Pasien akan menunjukkan tingkat Respirasi yang optimal.

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN POST OPERASI


3.5

Pengkajian
A. Pengkajian
1. Status Respirasi, meliputi :
- Kebersihan jalan nafas
- Kedalaman pernafasaan
- Kecepatan dan sifat pernafasan.

- Bunyi nafas
2. Status sirkulator, meliputi :
- Nadi
- Tekanan darah
- Suhu
- Warna kulit
3. Status neurologis, meliputi : Tingkat kesadaran
4. Balutan, meliputi :
- Keadaan drain.
- Terdapat pipa yang harus disambung dengan sistem drainase.
5. Kenyamanan, meliputi :
- Terdapat nyeri
- Mual
- Muntah
6. Keselamatan, meliputi :
- Diperlukan penghalang samping tempat tidur.
- Kabel panggil yang mudah dijangkau.
- Alat pemantau dipasang dan dapat berfungsi.
7. Perawatan, meliputi :
- Cairan infus, kecepatan, jumlah cairan, kelancaran cairan.
- Sistem drainase : bentuk kelancaran pipa, hubungan dengan alat
penampung,sifat dan jumlah drainage.
8. Nyeri, meliputi :
- Waktu
- Tempat.
- Frekuensi.
- Kualitas.
- Faktor yang memperberat / memperingan.

3.6

Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


3.6.1 Sistem Pernafasan
1. Jalan nafas inefektif b/d bronkospasme d/d kesulitan bernapas,
kecepatan bernapas, penggunaan otot bantu pernapasan, bunyi
nafas tidak normal.
Kriteria Hasil: Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi
napas bersih dan jelas
INTERVENSI

RASIONAL

Mandiri:
-

Auskultasi bunyi napas, catat adanya

bunyi napas tambahan, mis., mengi


Kaji/pantau frekuensi pernapasan, catat

rasio inspirasi/ekspirasi
Catat adanya derajat dispnea, ansietas,
distres pernapasan, penggunaan otot

terjadi dengan obstruksi jalan


napas dan dapat/tidak
dimanifestasikan adanyan bunyi
-

bantu napas
Tempatkan/atur posisi pasien

ditemukan pada penerimaan atau


selama stres/adanya proses infeksi

kepala tempat tidur 15-30, duduk


-

tahap proses akut yang

lingkungan, mis., debu, asap, dll.


Tingkatkan masukan cairan sampai

menimbulkan perawatan di

dengan 3000 ml/hari sesuai toleransi

Rumah Sakit.
Peninggian kepala tempat tidur

jantung. Berikan/anjurkan minum air

memudahkan fungsi pernapasan

hangat.
Kolaborasi:
-

akut.
Disfungsi pernapasan adalah
variabel yang tergantung pada

lingkungan/minimalkan polusi
-

napas advertisius.
Takipnea biasanya ada pada
beberapa derajat dan dapt

senyaman mungkin, mis., peninggian


pada sandaran tempat tidur.
Pertahankan udara

Beberapa derajat spasme bronkus

Berikan obat-obatan sesuai indikasi,

dengan menggunakan gravitasi.


Pencetus tipe reaksi alergi
pernapasan dapat mentriger

mis., bronkodilator.
-

episode akut.
Hidrasi membantu menurunkan
kekentalan sekret, penggunaan
cairan hangat dapat menurunkan

spasme bronkus.
Merilekskan otot halus dan
menurunkan spasme jalan napas,
mengi, dan produksi mukosa.

2. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d ketidakadekuatan pertahanan


utama (penurunan kerja silia, menetapnya sekret).
Kriteria Hasil:

Mengidentifikasi

intervensi

untuk

mencegah

atau

menurunkan resiko infeksi


Perubahan pola hidup untuk meningkatkan lingkungan yang
nyaman

INTERVENSI
Mandiri:
-

Kaji dan awasi suhu

tubuh
Diskusikan kebutuhan

infeksi atau dehidrasi


-

umum dan menurunkan

Kolaborasi:
Dapatkan spesimen
sputum dengan batuk
dan pengisapan untuk
pewarnaan gram,
/kultur/sensitifitas

Malnutrisi dapat
mempengaruhi kesehatan

nutrisi adekuat
-

RASIONAL
Demam dapat terjadi karena

tahanan terhadap infeksi


-

Dikakukan untuk
mengidentifikasi organisme
penyebab dab kerentanan
terhadap berbagai anti
mikrobial

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d dispnea,


kelemahan efek samping obat, produksi sputum, anoreksia,
mual/muntah d/d penurunan sensori pengecap, keengganan untuk
makan.
Kriteri hasil:
- Menunjukkan BB meningkatkat
- Mencapai tujuan dengan nilai laboratorium normal dan bebas
-

tanda malnutrisi.
Melakukan
perilaku/perubahan

pola

hidup

menngkatkan dan mempertahankan BB yang tepat.


INTERVENSI
-

Catat status nutrisi

RASIONAL
-

Membantu dalam

untuk

pasien pada
penerimaan , catat turgor
kulit, BB dan derajat
kekurangan BB,
ketidakmampuan
menelan.
-

Pastikan pola diet biasa


pada pasien yang
disukai/tidak disukai
Awasi
pemasukan/pengeluaran
dan BB secara periodik.
Selidiki anoreksia, mual
dan muntah. Catat
kemungkinan dengan
obat, awasi frekuensi,
volume, konsistensi
feses.

Berikan periode istirahat


sering.

Berikan perawatan
mulut

mengidentifikasi kebutuhan
khusus. Pertimbangan
keinginan individu dapat
memperbaiki masukan diet.
-

Berguna dalam mengukur


keefektifan nutrisi dan
dukungan cairan.

Dapat mempengaruhi
pilihan diet dan
mengidentifikasi pemecahan
masalah untuk
meningkatkan pemasukan
nutrien.

Membantu menhemat energi


khususnya bila kebutuhan
metabolik meningkat saat
demam.

karena sisa sputum/obat

Anjurkan makan sedikit


tapi sering dengan
makanan TKTP
Motivasi orang terdekat
untuk membawa
makanan dari rumah dan
untuk membagi dengan
pasien kecuali
kontraindikasi

Menurunkan rasa tidak enak


yang merangsang pasien
muntah.

Memaksimalkan masukan
nutrisi tanpa kelemahan,
menurunkan iritasi gaster.

Membuat lingkungan sosial

Kolaborasi

lebih normal selama makan

Rujuk ke ahli diet untuk


menentukan komposisi
diet.

dan membantu memenuhi


kebutuhan personal.
-

o Berguna dalam
mendefinisikan
derajat/luasnya masalah
dan pilihan intervensi
yang tepat.

3.6.2

Memberikan bantuan dalam


perencanaan diet dengan
nutrisi adekuat

Sistem Kardiovaskular
1. Penurunan Cardiac Output b.d penurunan kontraktilftas jantung,
perubahan tekanan jantung.
Tujuan : Pasien dapat

mentoleransi

gejala-gej'ala

yang

ditimbulkan akibat penurunan curah jantung, dan setelah


dilakukan tindakan keperawatanterjadi peningkatan curah jantung
sehingga kekeadaan normal.
Intervensi:
- Monitor tanda-tanda vital
Rasional: Permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan
ada perubahan pada tanda-tanda vital seperti pernafasan
menjadi cepat, peningkatan suhu, nadi meningkat, peningkatan
tekanan darah,semuanya cepat dideteksi untuk penangan lebijh
lanjut.2.Informasikan

dan

anjurkan

tentang

pentingnya

istirahat yang adekuat


Rasional: Istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja
-

dari jantungdan dapat mempertahankan energi yang ada.


Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai
indikasi.

Rasional: Meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan


-

miokorduntuk melawan efek hipoksia/iskemia.


Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional: Pucat menunjukan adanya penurunan perfusi
sekunder

terhadap

ketidak

adekuatan

curah

jantung,

vasokonstriksi dan anemi.


Kaji perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung
disorientasi cemas
Rasional: Dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral

sekunder terhadap penurunan curah jantung.


Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis berupa
digitalis;digoxin
Rasional: Mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan
digoksinmeningkatkan
memperlambat

kekuatan

frekuensi

kontraksi

jantung

dengan

miokard

dan

menurunkan

konduksi dan memperlama perioderefraktori pada hubungan


AV untuk meningkatkan efisiensi curah jantung
2. Nyeri; dada b.d Iskemia miokard
Tujuan: Menyatakan nyeri hilang
Intervensi:
- Selidiki adanya keluhan nyeri, yang pada anak bisa ditunjukan
denganrewel atau sering menangis
Rasional: Perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi
penyebabnyeri.Perilaku dan tanda vital membantu menentukan
-

derajat ataua danya ketidaknyamanan pasien


Evaluasi respon terhadap obat/terapi yang diberikan
Rasional: Penggunaan terapi obat dan dosis, catat nyeri yang
tidak hilang atau menurun dengan penggunaan nitrat.
Berikan lingkungan istirahat dan batasi aktivitas anak sesuai
kebutuhan.
Rasional: Aktivitas yang meningkatkan kebutuhan oksigen
miokard.Contoh kerja tiba-tiba, stress, makan banyak,

terpaj'an dingin) dapatCmencetuskan nyeri dada.


Anjurkan ibu untuk setalu memberikan ketenangan pada anak
Rasional: Ketenangan anak akan mengurangi stress yang
dapatmemperberat nyeri yang dirasakan.

3. Penigkatan volume cairan tubuh b.d kongestif vena, penurunan


fungsi ginjal
Tujuan:
Intervensi
- Pantau pemasukan dan pengeluaran, catat keseimbangan
cairan,timbang berat badan anak setiap hari
Rasiona!: penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal
dankeefektifan terapi diuretic. Keseimbangan cairan berlanjut
dan berat badan meningkat menujukan makin buruknya gagal
-

jantung.
Kaji adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki,

hepatomegali,rales, ronchi, penambahan berat badan


Rasional: menunjukan kelebihan cairan tubuh.
Secara kolaborasi berikan diuretic contoh furosemid sesuai

indikasi
Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang menigkatkan

eksresi cairan dan menurukan kelebihan cairan total tubuh.


Berikan batasan dietnatrium sesuai indikasi
Rasional: menurunkan retensi natrium.
Sistem Pencernaan
1. Nyeri berhubungan dengan peradangan pada epigastrium
Tujuan:
Nyeri teratasi dengan kriteria :
- Klien mengatakan tidak nyeri pada bagian epigastrium
- Ekspresi wajah Nampak ceria
-

3.6.3

Intervensi:
-

Kaji tingkat nyeri klien


Rasional: Untuk mengetahui tingkat nyeri yang dirasakan dan
memudahkan dalam menentukan intervensi selanjutnya
Pantau tanda-tanda vital klien
Rasional: Perubahan frekuensi jantung atau tekanan darah
menunjukan bahwa pasien mengalami nyeri
Berikan tindakan yang nyaman seperti posisi relaksasi atau
latihan napas dalam.
Rasional: Tindakan non analgesic diberikan dengan sentuhan

lembut dan menghilangkan ketidak nyamanan


Kolaborasi pemberian obat

Rasional: Analgetik dapat menekan puncak periode nyeri


sehingga dapat memberikan kenyamanan
2. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
rasa tidak nyaman setelah makan, anoreksia, mual, dan muntah.
Tujuan:
Pemenuhan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria :
- Porsi makan dihabiskan
Intervensi:
-

Kaji pola makan klien


Rasional: Mengkaji pola makan klien akan memudahkan dalam
memenuhi kebutuhan dan membantu dalam intervensi

selanjutnya
Observasi makanan klien
Rasional: Mengetahui seberapa banyak makanan yang dapat
dihabiskan klien sehingga member gambaran tentang intake

makanan klien
Sajikan makanan yang hangat dan bervariasi
Rasional: Makanan yang hangat dan bervariasi dapat
menembah selera makan klien sehingga kebutuhan nutrisi

terpenuhi
- Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
Rasional: Memaksimalkan masakan nutrisi tanpa kelemahan
3. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur berhubungan
dengan adanya nyeri
Tujuan:
Kebutuhan istirahat tidur dapat terpenuhi dengan kriteria :
- Klien mengatakan sudah bias tidur
- Konjungtiva tidak anemi lagi
- Keadaan umum baik
Intervensi:
-

Kaji tingkat pola istirahat tidur


Rasional: Membantu menentukan tindakan yang akan diberikan
sesuai dengan kondisi klien
Ciptakan lingkunagan yang nyaman dan nyaman
Rasional: Memberikan suasana yang aman dan nyaman
Healt education tentang penting istirahat tidur

Rasional: Klien dapat mengerti sehingga bias diajak bekerja


sama dalam proses penyembuhan.
3.7 IMPLEMENTASI
3.8 EVALUASI

You might also like