Professional Documents
Culture Documents
A. KONSEP KELUARGA
I.
DEFINISI KELUARGA
Friedman (1998) mendefinisikan bahwa keluarga adalah kumpulan 2 orang atau
lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu
mempunyai peran masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga (Suprajitno,
2004)
Depkes RI (1988) mendefinisikan keluarga merupakan unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Nasrul Effendy. 1998)
II.
STRUKTUR KELUARGA
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam, diantaranya adalah:
1. Patrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis arah.
2. Matrilineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
3. Matrilokal : adalah Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
4. Patrilokal : adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
suami.
5. Keluarga kawinan : adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan,
keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
hubungan dengan suami atau istri.
berkomposisi
(composite)
adalah
keluarga
yang
perkawinannya
V.
FUNGSI KELUARGA
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:
1. Fungsi biologis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah suatu alat atau benda yang dimasukan ke
dalam rahim yang efektif, reversible, dan berajngka panjang, dapat dipakabi oleh semua
perempuan usia produktif (saifuddin, 2006).
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukaan ke dalam rahim wanita
untuk tujuan kontrasepsi. AKDR adalah suatu usaha pencegahan kehamilan dengan
menggunakan secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukan ke dalam rongga panggul.
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukan ke dalam rahim
melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010).
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR/IUD) adalah suatu alat kontrasepsi yang
dimasukkan dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastic, ada dililit (CU),
ada pula yang tidak tapi ada pula yang dililit tembaga bercampur dengan perak, selain itu ada
pula yang dibatangnya berisi hormone progesterone (Saifiddin, 2006).
B.
Profil IUD
1. Sangat efektif
2. Haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
3. Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
4. Dapat dipakai semua pasangan usia reproduktif
5. Tidak boleh dipakai pada perempuan yang tertular IMS
6. Penggolongan IUD
8. CU-T 220 C
9. Nova T
10. Micu-375
11. IUD Yang Mengandung hormone : progesterone/levonorgesterol
1. Progestagent : AL 2a T dengan daya kerja 1 tahun
2. ING -20 : mengandung levonorgenal
Penggolongan lain dari IUD berdasarkan
1. Kontigurasi
2. Regiditas
3. Luas permukaan
4. Membahan awal
5. Cara Kerja IUD
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ketuba falopii
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. Mencegah sperma dan ovum bertemu
4. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus
Keuntungan IUD
1. Sebagai kontrasepsi efektif tinggi
2. AKDR segera efektif setelah pemasangan
3. Metode angka panjang
4. Sangat efektif karena tidak perlu mengingat-ingat lagi
Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi padat dilakukan lebih awal
apabila diinginkan.
e.
1. Penapisan pasien
Tabel 2.1
AKDR (Semua jenis Pelepasan Tembaga Dan progestin)
Apakah hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu.
Apakah klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks lain.
Ya
Tidak
Tujuan utama penapisan klien sebelum pemakaian suatu metode kontrasepsi ( misalnya pil,
suntik, atau AKDR) adalah untuk menentuka apakah ada :
1. Kehamilan
2. Keadaan yang mebutuhkan perhatian khusus
3. Masalah (misalnya DM, atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan
pengelolaan lebih lanjut.
Untuk sebagia besar klien keadaan ini dapat diselesaikan dengan cara anamnesis terarah,
sehingga masalah utama dapat dikenali atau kemungkinan hamil dapat disingkirkan. Sebagiab
besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap tidak membutuhkan pemerikasaan
fisik maupun panggul. Pemeriksan laboratorium untuk klien keluarga berencana atau klien baru
umumnya tidak diperluka karena :
1. Sebagian besar klien keluarga berencana berusia muda (umur 16-35 tahun) dan umumnya
sehat.
2. Pada wanita, masalah kesehatan peproduksi yang membutuhkan perhatian (misalnya
kanker genitalia dan payudara, fibroma uterus) jarang didapat sebelum umur 35 atau 40
tahun.
3. Pil kombinasi dosis rendah yang sekarang tersedia (berisi estrogen dan progestin) lebih
baik dari produk sebelumnya karena efeksampingnya lebih sedikit dan jarang
menimbulkan masalah medis.
4. Pil progestin, suntikan, atau susuk bebas dari efek yang berhubungan dengan estrogen
dan dosis progestin yang dikeluarkan perhari bahkan lebih rendah dari pil kombinasi.
Tanyakan kepada klien hal-hal dibawah ini, bila semua jawaban klien adalah TIDAK, klien yang
bersangkutan boleh atau bisa memakai kontrasepsi yang dipilih.
C. Konseling pasca pemasagan
1. Efek Samping
1. Amenore
Periksa apakah sedang hamil jika tidak, jangan dilepas AKDR,lakukan konseling dan selidiki
penyebab amenorea apabila dikehendaki.apabila hamil,jelaskan dan sarankan untuk melepas
AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu, apabila benang tidak
terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan dilepas.apabila klien sedang hamil
dan inginmempertahankan kehamilanya tanpa melepas AKDR, jelaskan akan adanya
kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus
lebih diamati dan diperhatikan.
1. Kejang
Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab lain dari kekejangan.
Tanggulangi penyebab apabila ditemukan.apabila tidak ditemukan berikan analgesik untuk
sedikit meringankan. Pabila klien mengalami kejang yang berat, lepas AKDR dan bantu klien
menentukan alat kontrasepsi yang lain.
1. Perdarahan pervaginam yang hebat dan tidak teratur
Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik. Apabila tidak ada kelainan
patologis, perdarahan berkelanjutan serta perdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan.
Beri ibu profen (800 mg, 3x sehari selama satu minggu) untuk mengurangi perdarahan dan
berikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan). AKDR memungkinkan dilepas apbila
klien menghendaki. Apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR selama
lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb< 7g/%) anjurkan untuk melepas AKDR
dan bantuan memilih metode lain yang sesuai.
1. Benang yang hilang
Pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR terlepas. Apabila tidak hamil dan
AKDR tidak lepas,berikan kondom. Periksa talinya di dalam endoserviks dan kavum uteri
(apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih) setelah masa haid berikutnya.
Apabila tidak ditemukan rujuklah kedokter, lakukan x-ray atau pemeriksaan ultrasound, apabila
tidak hamil dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau bantulah klien
menentukan metode lain.
1. Adanya pengeluaran cairan dari vagina/di curigai adanya PRP.
Pastiakn pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila ditemukan menderita atau dicurigai
menderita gonorhoe atau infeksi klamidial, lakukan pengobatan yang memadai. Bila PRP, obati
dan lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan, beri metode lain sampai
masalahnya teratasi.
1. Komplikasi
1. Merasakan sakit/kejang selama 3 hari setelah pemasangan
2. Perdarahan berat atau anemi
3. Perforasi :
1. IUD ditarik kembali
2. Tempat sampah
3. Waskom berisi larutan clorin 0,5 %
11. Menarik tenakulum sehingga kavum uteri, kanalis serviks dan vagina berada
dalam satu garis lurus
12. Memasukkan IUD kekanalis servikalis dengan mempertahankan posisi leher biru
dalam arah horizontal
13. Mendorong tabung inserter sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri
14. Memegang serta tahan tenakulum dan pendorong dengan satu tangan sedang
tangan lain menarik tabung inserter sampai pangkal pendorong
15. Mengeluarkan pendorong dengan tetap memegang dan menahan tabung inserter
dengan pelan dan hati-hati sampai ada tahanan fundus
16. Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, pada waktu benang
tampak tersembul keluar dari lubang kanalis servikalis sepanjang 3-4 cm, potong
benang tersebut dengan menggunakan gunting untuk mengurangi resiko IUD
tercabut keluar.
17. Melepas tenakulum, bila ada perdarahan banyak dari tempat bekas jepitan
tenakulum, tekan dengan kasa sampai perdarahan berhenti.
18. Membuang alat-alat pakai pada tempat dan rendam dalam larutan klorin
19. Mencuci tangan
20. Meminta klien menunggu di klinik selama 15-30 menit setelah pemasangan IUD
E.
Informed Choice
Klien yang informed choice akan lebih baik dalam menggunakan KB, karena :
1 Informed choice adalah suatu kondisi peserta atau calon peserta KB yang memilih
kontrasepsi di dasari oleh pengetahuan yang cukup setelah mendapat informasiyang
lengkap melalui KIP/K.
2.Memberdayakan klien untuk melakukan informed choice adalah kunci yang baik untuk
menuju pelayanan Kb yang berkualitas.
3.
I.
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN UMUM
Tanggal : 07 November 2014
A. Data Subyektif
Kepala keluarga :
Nama
: Tn.Hardi Wahyuanto
Umur
: 43 Tahun
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTP
Pekerjaan
: TR
Alamat
: Ds. Palaan RT 02 RW 04
No
Jenis
kelamin
Nama
Keadaan
Kedudukan
kesehatan waktu
Umur
dalam
Pekerjaan
kunjungan
Pendidikan
keluarga
pertama/imunisasi
yang didapat
43 th
KK
RT
Baik
SLTP
Istri
IRT
Baik
SLTP
Perempuan 15 th
Anak
Baik
SD
Perempuan 15 th
Anak
Baik
SD
astutik
3
4
Yuyun
Yurike
Keterangan :
= Laki laki
= Perempuan
1.
Rumah
Jenis rumah
: tersendiri
Letak
Dinding
: tembok
Atap
: genteng
Lantai
: keramik
Cahaya
: terang
Jl. Angin
: cukup
Jendela
: ada
Kebersihan
: bersih
2.
3.
Air minum
Asal
Nilai air
: bersih
Pembuangan sampah
Diangkat mobil sampah.
4.
5.
6.
: leher angsa
: + 8 meter
Kebersihan
: bersih
Kamar mandi
: ada/bersih
: teratur
Kebersihan
: bersih
Tanaman peneduh
: ada
Kandang ternak
: ayam
: Ny.Muji astutik
Umur
: 39 tahun
Umur
: 43 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan
: SLTP
Pendidikan
: SLTP
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: RT
Alamat
2. Pengkajian/Anamnesis
a. Keluhan utama
Ibu mengatakan sakit di perut bagian bawah dan sering keputihan
b. Riwayat kesehatan / keadaan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah atau tidak sedang menderita penyakit seperti TBC,
kencing manis, darah tinggi, jantung, kuning, lever, sesak nafas dan kanker payudara
atau kandungan.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti TBC, kencing manis, darah
tinggi, jantung, kuning, lever, sesak nafas, dan kanker payudara atau kandungan.
d. Riwayat Psikososial
-
Ibu merasa bingung harus memilih alat kontrasepsi apa karena ini baru pertama
kali ibu akan menggunakan alat kontrasepsi
B. Data Obyektif
1. Tanda-tanda vital dan keadaan fisik
Tensi
: 120/80 mmHg
Nadi
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
Suhu
: 368 0C
KU
: Baik
Kesadaran
: composmentis
BB
: 55 Kg
TB
: 156 cm
2. Pemeriksaan Umum
a. Inspeksi
Kepala
Muka
: tidak pucat
Mata
Telinga
Hidung
: simetris, bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip, tidak ada
pernafasan cuping hidung
Mulut
: bibir simetris, lembab, lidah bersih, gigi bersih, tidak ada caries,
tidak ada stomatitis, tidak ada tonsilitis
Leher
Dada
Perut
Genetalia
: vulva bersih, tidak ada flour albus, tidak odem, tidak varises,
tidak ada condiloma acuminate atau condilomatalata.
Anus
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah : simetris, tidak odem, tidak varises, pergerakan sendi bebas
b. Palpasi
Kepala
Leher
Payudara
Abdomen
C. Data Subyektif
Hasil kunjungan atau pemeriksaan
Ibu mengatakan sakit pada pertu bagian bawah dan sering keputihan
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH
No
1
Diagnosa/Masalah
P20002
dengan
keputihan
Dasar
: 120/80 mmHg
: 368 0C
: 80 x/menit
RR
: 20 x/menit
III.
IV.
V.
INTERVENSI
Tanggal : 15-02-2007
Dx
Tujuan
Kriteria hasil : -
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan pada klien dan keluarga
R\ membina hubungan saling percaya antara klien dan petugas.
2. Jelaskan pengertian alat kontrasepsi IUD kepada ibu
R\ agar ibu mengerti dengan alat kontrasepsi tersebut
3. Jelasakan cara mengontrol alat kontrasepsi IUD
R\ Supaya ibu mengerti dan bias mengontrol sendiri
IMPLEMENTASI
Tanggal : 07 November 2014
Dx
VII.
EVALUASI
Tanggal : 07 November 2014
Dx
: Masalah teratasi
: Anjurkan ibu untuk segera ke tenaga kesehatan terdekat untuk penanganan lanjut