You are on page 1of 14

A.

Rumusan Masalah
Pada praktikum ini, rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh pemberian ion K+ dan ion Mg2+ terhadap
pertumbuhan tanaman Lemna minor?
B. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pada praktikum ini sebagai berikut:
1. Membuktikan pengaruh pemberian ion K+ dan ion Mg2+ dan terhadap
pertumbuhan tanaman Lemna minor.
C. Hipotesis
Pada praktikum ini, memiliki hipotesis sebagai berikut:
Ha = terdapat pengaruh pemberian ion K+ dan ion Mg2+ dan terhadap
pertumbuhan tanaman Lemna minor.
Ho = tidak terdapat pengaruh pemberian ion K+ dan ion Mg2+ dan terhadap
pertumbuhan tanaman Lemna minor.
D. Kajian Pustaka
1. Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman
Tanaman juga memerlukan makanan seperti halnya manusia, namun
pada tanaman disebut hara tanaman. Pada tanaman berbeda dengan
manusia yang menggunakan bahan organik, tanaman juga menggunakan
bahan anorganik untuk mendapatkan energi dan pertumbuhannya (Geby,
2012).
Unsur hara yang diperlukan tanaman adalah Karbon (C), Hidrogen
(H), Oksigen (O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S),
Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Seng (Zn), Belerang (S), Besi (Fe),
Mangan (Mn), Tembaga (Cu), Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl),
Natrium (Na), Kobal (Co), dan Silikon (Si). Unsur hara tersebut tergolong
unsur hara Essensial. Berdasarkan jumLah kebutuhan bagi tanaman
dikelompokkan menjadi dua yaitu (a) unsur hara yang diperlukan tanaman
dalam jumLah besar disebut Unsur Hara Makro, dan (b) unsur hara yang
diperlukan tanaman dalam jumLah kecil disebut Unsur Hara Mikro. Unsur
hara makro meliputi: N, P, K, Ca, Mg, dan S. Unsur hara mikro meliputi:
Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl.
2. Unsur Kalium

Kalium merupakan salah satu hara makro yang dibutuhkan oleh


tanaman. Kalium di dalam tanah berada dalam larutan tanah, berikatan
dengan muatan negatif permukaan partikel dan dalam struktur mineral
(Kasno et al, 2004).
Kalium diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+ sehingga mudah
diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan. Unsur hara K pada tanaman
memilki peranan sedikit sebagai penyusun komponen tanaman, selain itu
berfungsi pula dalam pengaturan mekanisme seperti fotosintesis,
translokasi karbohidrat dan sintesis protein (Ningsih et al., 2013).
Kalium terdapat didalam sel-sel yaitu sebagai ion-ion didalam cairan
sel dan sebagai persenyawaan adsorptif didalam zat putih telur dari
sitoplasma. Inti sel tidak mengandung kalium. Sebagai ion didalam cairan
sel, Kalium berperan dalam melaksanakan turgor yang disebabkan oleh
tekanan osmotis.
Ion Kalium mempunyai fungsi psikologis pada asimilasi zat arang.
Bila tanaman sama sekali tidak diberi Kalium, maka asimilasi akan
terhenti. Oleh sebab itu pada tanaman yang banyak menghasilkan hasil
asimilasi seperti kentang, ubi kayu, tebu, nanas, akan banyak memerlukan
Kalium (K2O) didalam tanah (Jaslit, 2011).
3. Unsur Magnesium
Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi
beberapa enzim di dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan
keberadaannya di daun , terutama untuk ketersediaan klorofil. Jadi
kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar proses
fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan
klorofil dan enzim di berbagai proses sintesis protein (Hasibuan, 2004).
Magnesium diserap dalam bentuk Mg+ dan merupakan bagian dari
hijau daun yang tidak dapat digantikan oleh unsur lain, kecuali didalam
hijau daun Mg terdapat pula sebagai ion didalam air-sel.
Walaupun zat mineral ini diserap tanaman dalam jumLah yang
sedikit jika dibandingkandengan zat mineral makro lain (diantaranya N,P
dan Ca), Mg dalam bentuk Mg 2+ mempunyai peranan penting dalam
penyusunan klorofil. Menurut G. H. Collings (1955) kadar magnesium
dari klorofil tanaman adalah 2,7 persen.

Kekurangan

magnesium

menyebabkan

sejumLah

unsur

tidak

terangkut karena energi yang tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah


unsur berbobot ringan seperti nitrogen. Akibatnya terbentuk sel-sel
berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan jarak antar ruas
panjang. Ciri-ciri persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada
tanaman (Echo, 2011).
4. Antagonisme Ion
Tumbuhan memerlukan unsur-unsur hara dari lingkungannya, baik
dari tanah, air, maupun udara. Penyerapan unsur-unsur hara, pada dasarnya
serupa dengan penyerapan air, akan tetapi oleh karena pada umumnya
unsur-unsur hara yang diserap itu adalah berupa ion bermuatan, maka
dalam prosesnya sering menghadapi kesulitan, antara lain adanya interaksi
antar ion yang bersifat antagonis.
Interaksi antar ion dikatakan sinergis apabila terjadi interaksi antara
dua ion atau lebih yang memiliki efek yang sama dalam sistem.
Sebaliknya, interaksi antar ion dikatakan antagonis apabila efek dari satu
ion mengurangi atau meniadakan pengaruh ion lain. Dalam antagonistik
ini, diketahui bahwa semakin besar valensinya semakin kecil kekuatan
antagonismenya, dalam arti ion dengan valensi lebih besar, akan kalah
bersaing dengan yang bervalensi lebih kecil. Ion yang bervalensi satu akan
lebih mudah diserap daripada bervalensi dua atau lebih. (Santosa, 1992).
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada
sifat antagonisme antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan
magnesium. Sifat antagonisme ini menyebabkan kekalahan salah satu
unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak seimbang. Unsur
kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan
magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan
kekurangan magnesium. Sebab , sifat antagonisme antara kalium dan
magnesium lebih besar daripada sifat antagonisme antara kalium dan
kalsium. Kendati demikian , pada beberapa kasus , kelebihan kalium
gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium.
Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium.
Terdapat sifat antagonisme antara kalium dan kalsium, dan juga antara
kalium dan magnesium.

E. Variabel Penelitian
1. Variabel manipulasi : komposisi medium pertumbuhan
2. Variabel kontrol
:
a. Jenis tanaman yaitu Lemna minor.
b. JumLah tanaman yaitu 5 kuntum tanaman setiap medium.
c. Panjang awal akar tanaman
d. JumLah helai daun
e. Warna awal daun
3. Variabel respon
: pertumbuhan tanaman (panjang), warna daun dan
viabilitas daun
F. Definisi Operasional Variabel
1. Komposisi medium pertumbuhan yaitu besarnya volume larutan yang
dicampur menjadi satu yang digunakan sebagai medium pertumbuhan.
Kompisisi medium pertumbuhan yang digunakan terdapat 6 macam yaitu
40 mL air suling, 40 mL KCl 1%, 40 mL MgCl 2 1%, 20 mL KCl 1% + 20
mL MgCl2 1%, 20 mL KCl 1% + 10 mL MgCl2 1% + 10 mL air suling, dan
10 mL KCl 1% + 20 mL MgCl2 1% + 10 mL air suling.
2. Pertumbuhan tanaman yaitu proses perubahan fisik pada Lemna minor
yang meliputi pertambahan maupun penurunan fisik pada panjang akar,
dan panjang helai daun Lemna minor yang telah dimasukkan ke dalam
komposisi medium pertumbuhan. Selain itu, juga mengamati perubahan
warna dan viabilitas (kesegaran) daun tanaman Lemna minor.

G. Alat dan bahan


1. Alat :

Aqua gelas 6 buah


Gelas ukur

a.
2. Bahan

Jarum pentul

Larutan KCl 1%
Larutan MgCl2 1%
Air suling

Lemna minor 5 kuntum


tiap aqua gelas


H. Rancangan Percobaan
1. Melakukan kegiatan.

Membuat enam macam medium pertumbuhan

dengan komposisi yaitu 40 mL air suling, 40 mL KCl 1%, 40 mL MgCl 2


1%, 20 mL KCl 1% + 20 mL MgCl2 1%, 20 mL KCl 1% + 10 mL MgCl 2
1% + 10 mL air suling, dan 10 mL KCl 1% + 20 mL MgCl 2 1% + 10 mL
air suling. Memasukkan masing-masing komposisi medium tersebut ke
dalam 6 aqua gelas dan diberi label.

40 mL air
suling

40 mL
KCl 1%

40 mL
MgCl2
1%

20 mL 20 mL KCl 10 mL KCl

KCl 1% 1% + 10 mL
1% + 20 mL
MgCl
1%
+
2
+ 20 mL
MgCl2 1% +

10
mL
air
MgCl2
10 mL air
suling
suling

2. Setiap aqua gelas, dimasukkan 5 kuntum tanaman Lemnna minor yang


seragam warna, jumLah daun, dan ukurannya.

dimasukkkan

1%
40 mL air suling
40 mL KCl
401%
mL
1%
20
mL MgCl2
KCl 1%
10
+
mL20
10
KCl
mL1%
MgCl2
+ 20
mL+
MgCl2
10 mL
1%
air+suling
10 mL air

3. Mengamati. Dilakukan pengamatan mengenai warna, viabilitas, dan


pertumbuhan yang mungkin terjadi pada masing-masing kelompok
perlakuan. Pengamatan dilakukan pada hari ke 1, 3, 5, dan 7.

Hari ke 1, 3,
5, dan 7
terhadap

diamati

warna,
viabilitas,
dan
mL
40 mL air suling
40 mL KCl
401%
mL
1%
20
mL MgCl2
KCl 1%
10
+
mL20
10
KCl
mL1%
MgCl2
+ 201%
mL+
MgCl2
10
1%
air+suling
10 mL air suling
pertumbuh

an tanaman

I. Langkah Kerja

Tanaman semanggi,
ditumbuhkan pada 6
medium yg berbeda

J.
K.

20 mL air

40 mL

40 mL

suling

KCl 1%

MgCl2 1%

20 mL KCl 1% +
20

mL

MgCl2

10 mL KCl 1% + 20

20 mL KCl 1% + 10
mL MgCl2

mL MgCl2

1% + 10

mL air suling

1%

1% +

10 mL air suling

pada hari ke 1,3,5, dan 7


Setiap medium diisi 5 potong tanaman semanggi. Diamati pertumbuhaannya (panjang). warna, dan viabilitas

Hasil

Gambar 1.
Diagram Alur
Praktikum

J. Rancangan Tabel Pengamatan

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, diperoleh hasil


yang menyatakan bahwa pemberian ion K + dan Mg2+ mempengaruhi terhadap
pertumbuhan tanaman Lemna minor. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pengaruh Pemberian Ion K + dan Mg2+


Terhadap Pertumbuhan tanaman Lemna minor

Hari

mposisi

Ke-

Media Ke-

Ko

II

III

IV

VI

II

III

IV

Warna
Daun

Hijau

Hijau

Hijau

Hijau

kecokelatan

Hijau

kecokelatan

Hijau

kekuningan

Hijau

Hijau

kekuningan

Hijau

VI

Hijau

Hijau

III

IV

kekuningan

Hijau

Hijau

II

kecokelatan

muda

kekuningan

Hijau

muda

Hijau

kekuningan

Hijau

Hasil Pengamatan

Pertumbuhan
Viabil

Aka
Dau
itas
r (cm)
n (cm)
Segar

2,18
0,24
(++++)
Segar

2,30
0,28
(++++)
Segar

2,00
0,26
(++++)
Segar

2,06
0,26
(++++)
Segar

2,60
0,32
(++++)
Segar

2,10
0,26
(++++)
Segar

2,40
0,30
(+++)
Ronto

2,46
0,34
k
Ronto

2,18
0,32
k
Ronto

2,10
0,34
k
Segar

2,70
0,34
(+++)
Ronto

2,24
0,32
k
Segar

2,44
0,34
(++)
Ronto
k

Ronto
k

Ronto

2,52

0,36

2,28

0,32

2,03

0,36

Keterang
an

(++++) =
Sangat segar

(+++) =
segar
3 tanaman

daunnya rontok

1 tanaman
daunnya rontok

2 tanaman
daunnya rontok

(+++) =

segar
2 tanaman

daunnya rontok

(++) =
lumayan segar

Semua
tanaman daunnya

rontok
3 tanaman
daunnya rontok

Semua

kekuningan

VI

II

III

Hijau

Hijau

kekuningan

Hijau

Hijau

Hijau

Ronto
k

Segar
(+)

keputihan

Ronto
k

kekuningan

tanaman daunnya

Ronto
k

keputihan

Ronto
k

2,76

0,36

2,38

0,34

2,48

0,36

2,56

0,40

IV

VI

Hijau

kekuningan

Hijau

muda

Hijau

kekuningan

Ronto

Ronto
k

Ronto
k

daunnya rontok

4 tanaman
daunnya rontok

(+) =
sedikit segar

Semua
tanaman daunnya

2,32

0,38

rontok
2 tanaman

tanaman daunnya

2,01

0,40

2,78

0,40

2,44

0,36

rontok
Semua

tanaman daunnya

rontok
Semua

tanaman daunnya

rontok
Semua

rontok
Semua

tanaman daunnya
rontok

Keterangan :
I
= komposisi medium pertumbuhan 40 mL air suling
II
= komposisi medium pertumbuhan 40 mL KCl 1%
III
= komposisi medium pertumbuhan 40 mL MgCl2 1%
IV
= komposisi medium pertumbuhan 20 mL air KCl 1% + 20 mL

MgCl2 1%

= komposisi medium pertumbuhan 20 mL air KCl 1% + 10 mL

MgCl2 1%

VI

+ 10 mL air suling
= komposisi medium pertumbuhan 10 mL air KCl 1% + 20 mL

MgCl2 1%

+ 10 mL air suling

Berdasarkan tabel hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa

terdapat pengaruh pemberian ion K+ dan Mg2+ terhadap pertumbuhan tanaman


Lemna minor, yang dapat dilihat pada gambar 2.

3.00
2.50
2.00
Hari ke-1
Hari ke-3

1.50

Hari ke-5
1.00

Hari ke-7

0.50
0.00
I

II

III

IV

VI

Gambar 2.
Grafik

Pengaruh
Pemberian Ion
K+ dan Mg2+
Terhadap
Pertumbuhan
Akar Tanaman
Lemna minor

0.45
0.40
0.35
0.30
Hari ke-1

0.25

Hari ke-3

0.20

Hari ke-5

0.15

Hari ke-7

0.10
0.05
0.00
I

II

III

IV

VI

Gambar 3. Grafik Pengaruh Pemberian Ion K+ dan Mg2+ Terhadap


Pertumbuhan Daun Tanaman Lemna minor

J. Rencana Analisis Data

Berdasarkan data hasil pengamatan, dapat diketahui bahwa

pemberian ion K+ dan Mg2+ mempengaruhi pertumbuhan tanaman Lemna


minor ditunjuk. Hal ini ditunjukkan pada tanaman Lemna minor yang
direndam dalam dalam medium 40 mL air suling pada hari ke-1 kelima daun
tanaman Lemna minor berwarna hijau muda, daun utuh 3 helaian, rata-rata
pertumbuhan akar sebesar 2,18 cm dan daun sebesar 0,24 cm. Pada hari ke-3,
daun tanaman Lemna minor berwarna hijau kekuningan, daun mulai rontok,
rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,40 cm dan daun sebesar 0,30 cm. Pada
hari ke-5, daun tanaman Lemna minor berwarna daun hijau kekuningan, daun
rontok, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,44 cm dan daun sebesar 0,34
cm. Pada hari ke-7, daun tanaman Lemna minor berwarna hijau kekuningan,
daun rontok, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,48 cm dan daun sebesar
0,36 cm.

Pada perlakuan II yaitu medium 40 mL KCl 1%, pada hari ke-1

daun Lemna minor berwarna hijau, viabilitas daun sangat segar, rata-rata
pertumbuhan akar sebesar 2,30 cm dan daun sebesar 0,28 cm. Pada hari ke-3,
daun tanaman Lemna minor berwarna hijau, viabilitas daun rontok pada 3
tanaman, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,46 cm dan daun sebesar 0,34
cm. Pada hari ke-5, daun tanaman Lemna minor berwarna hijau muda,
viabilitas daun rontok pada semua tanaman, rata-rata pertumbuhan akar
sebesar 2,52 cm dan daun sebesar 0,36 cm. Pada hari ke-7 warna daun hijau
keputihan, viabilitas daun rontok pada semua tanaman, rata-rata pertumbuhan
akar sebesar 2,56 cm dan daun sebesar 0,40 cm.

Perlakuan III yaitu medium 40 mL MgCl2 1%, pada hari ke-1


warna daun tanaman Lemna minor hijau kecokelatan, viabilitas daun sangat
segar, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,00 cm dan daun sebesar 0,26 cm.
Pada hari ke-3, warna daun hijau kekuningan, viabilitas daun rontok pada 1
tanaman, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,18 cm dan daun sebesar 0,32
cm. Pada hari ke-5, warna daun hijau kekuningan, viabilitas daun rontok pada
3 tanaman, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,28 cm dan daun sebesar 0,32
cm. Pada hari ke-7, warna daun tanaman Lemna minor hijau keputihan,
viabilitas daun rontok pada semua tanaman, rata-rata pertumbuhan akar
sebesar 2,32 cm dan daun sebesar 0,38 cm.

Pada perlakuan IV yaitu medium 20 mL KCl 1 % + 20 mL MgCl 2

1%, pada hari ke-1 warna daun tanaman Lemna minor adalah hijau, viabilitas
daun sangat segar, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,06 cm dan daun
sebesar 0,26 cm. Pada hari ke-3, daun tanaman Lemna minor berwarna hijau
kekuningan, viabilitas daun rontok pada 2 tanaman, rata-rata pertumbuhan
akar sebesar 2,10 cm dan daun sebesar 0,34 cm. Pada hari ke-5, daun tanaman
Lemna minor berwarna hijau kekuningan, viabilitas daun rontok pada semua
tanaman, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,03 cm dan daun sebesar 0,36
cm. Pada hari ke-7, warna daun hijau keputihan, viabilitas daun rontok pada
semua tanaman, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,01 cm dan daun sebesar
0,40 cm.

Perlakuan V yaitu medium 20 mL KCl 1 % + 10 mL MgCl2 1% +


10 mL air suling, pada hari ke-1 daun tanaman Lemna minor berwarna hijau
kecokelatan, viabilitas daun sangat segar, rata-rata pertumbuhan akar sebesar
2,60 cm dan daun sebesar 0,32 cm. Pada hari ke-3, daun tanaman Lemna
minor

berwarna hijau, viabilitas daun segar, rata-rata pertumbuhan akar

sebesar 2,70 cm dan daun sebesar 0,34 cm. Pada hari ke-5, daun tanaman
Lemna minor berwarna masih hijau, viabilitas daun rontok pada 2 tanaman,
rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,76 cm dan daun sebesar 0,36 cm. Pada
hari ke-7, warna daun hijau muda, viabilitas daun rontok pada semua
tanaman, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,78 cm dan daun sebesar 0,40
cm.

Sedangkan pada perlakuan VI yaitu medium 10 mL KCl 1% + 20

mL MgCl2 1% + 10 mL air suling, pada hari ke-1 daun tanaman Lemna minor
berwarna hijau kecokelatan, viabilitas daun sangat segar, rata-rata
pertumbuhan akar sebesar 2,10 cm dan daun sebesar 0,26 cm. Pada hari ke-3,
daun tanaman Lemna minor berwarna hijau, viabilitas daun rontok pada 2
tanaman, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,24 cm dan daun sebesar 0,32
cm. Pada hari ke-5, daun tanaman Lemna minor berwarna hijau kekuningan,
viabilitas daun rontok pada 4 tanaman, rata-rata pertumbuhan akar sebesar
2,38 cm dan daun sebesar 0,34 cm. Pada hari ke-7, daun tanaman Lemna
minor

berwarna hijau kekuningan, viabilitas daun rontok pada semua

tanaman, rata-rata pertumbuhan akar sebesar 2,44 cm dan daun sebesar 0,36
cm.

Berdasarkan hasil praktikum antagonisme ion, dapat diketahui

bahwa pertumbuhan akar tanaman Lemna minor tertinggi yaitu pada


perlakuan V yaitu komposisi medium pertumbuhan 20 mL KCl 1 % + 10 mL
MgCl2 1% + 10 mL air suling, sedangkan pertumbuhan akar tanaman Lemna
minor terendah yaitu pada perlakuan IV dengan komposisi medium
pertumbuhan 20 mL KCl 1 % + 20 mL MgCl2 1%. Pada perlakuan ini
pertumbuhan akar semakin menurun dari hari ke-1 hingga ke-7. Pertumbuhan
daun tanaman Lemna minor tertinggi terdapat pada perlakuan V yaitu
komposisi medium pertumbuhan 20 mL KCl 1 % + 10 mL MgCl2 1% + 10
mL air suling, yang semakin meningkat dari hari ke-1 hingga ke-7, sedangkan
yang terendah terdapat pada perlakuan I yaitu komposisi medium
pertumbuhan 40 mL air suling.

K. Hasil Analisis Data

Berdasarkan rencana analisis data, dapat diketahui bahwa


pemberian ion K+ dan Mg2+ berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
Lemna minor yang dapat dilihat pada hasil pengamatan perlakuan IV yaitu
pada pemberian 20 mL KCl 1 % + 20 mL MgCl 2 1%. Pada perlakuan IV,
dapat diketahui bahwa pertumbuhan akar, viabilitas daun, dan warna daun
tanaman Lemna minor semakin menurun setiap harinya terutama pada hari
ke-5 sampai ke-7. Hal ini dikarenakan adanya sifat antagonisme antara ion K +
dengan Mg2+. Perbedaan sifat kedua ion tersebut dikarenakan perbedaan
elektron valensi antara ion K dan ion Mg yang menyebabkan penyerapan ion
K+ dan Mg2+ di dalam akar tanaman Lemna minor terganggu dan terjadi
ketidakseimbangan diantara keduanya. Santosa (1992) menyatakan bahwa ion
yang memiliki valensi lebih kecil akan lebih mudah diserap oleh tanaman,
sehingga akan menyebabkan kelebihan salah satu unsur hara pada tanaman.

Ion K+ memiliki valensi 1 dimana valensinya lebih kecil


dibandingkan ion Mg2+ yang memiliki valensi 2. Hal ini menyebabkan
kelebihan penyerapan ion K+ lebih besar dibandingkan ion Mg2+ yang
membuat

penyerapan unsur Ca dan Mg pada tanaman Lemna minor

terganggu. Terggangunya penyerapan unsur Ca dan Mg akan menyebabkan

pertumbuhan tanaman terhambat. Johan (2015) menyatakan bahwa ciri-ciri


tanaman yang kelebihan unsur K, pada awalnya daun tampak mengerut,
kemudian tepi daun menguning, tampak bercak-bercak kotor berwarna
cokelat, kemudian daun mati.

Kekurangan unsur Mg dapat menyebabkan sintesis klorofil


terganggu, karena pembentuk cincin ferol adalah Mg. Berkurangnya
penyerapan Mg menyebabkan produksi klorofil pada tumbuhan tidak berjalan
optimal. Selain itu, kekurangan unsur Mg dapat menyebabkan daun mudah
terbakar oleh teriknya sinar matahari dikarenakan lapisan lilin pada daun
tidak terbentuk sehingga banyak daun yang berubah warna menjadi cokelat
tua atau kehitaman dan mengerut (Dharma, 2015).

L. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa pemberian ion K+


dan Mg2+ menyebabkan terjdinya sifat antagonisme ion yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman Lemna minor yang dapat dilihat pada
pertumbuhan akar, viabilitas daun, dan warna daun yang semakin menurun
pada hari ke-5 dan 7 di dalam komposisi media pertumbuhan 20 mL KCl 1%
+ 20 mL MgCl2 1% (perlakuan IV).

M. Daftar Pustaka

You might also like