You are on page 1of 16

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas


limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan yang semuanya itu disebabkan oleh hambatan dan kemampuan
kami sebagai manusia biasa yang tak luput dari kekurangan-kekurangan. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dikemudian hari.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayahNya bagi kita semua. Amin

MAKASSAR, 8 MARET 2011


Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................

ii

BAB I

BAB II

: PENDAHULUAN

Latar belakang ..................................................................

Tujuan ...............................................................................

Manfaat .............................................................................

: LANDASAN TEORI

BAB III

3
3
3
4
5

: ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian ........................................................................
Diagnosa Keperawatan ....................................................
Intervensi Keperawatan ...................................................
Implementasi Keperawatan ..............................................
Evaluasi Keperawatan ......................................................

7
8
9
12
12

: PENUTUP ...................................................................................

13

Kesimpulan dan Saran ......................................................

13

BAB IV

Definisi .............................................................................
Klasifikasi .........................................................................
Manifestasi Klinis .............................................................
Patofisiologi ......................................................................
Penatalaksanaan ................................................................

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi
terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit
ini adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo. Penyakit scabies ini
merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu
tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau
terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang
disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina
panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di
depan dengan ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam.
Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan
mati setelah kawin. Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah
membuat jalur yang bercabang. Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap
semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau
kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya
murah.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk
membahas mengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya
PENYAKIT SKABIES.

C. MANFAAT

Manfaat dari asuhan keperawatan anak dengan PENYAKIT SKABIES ini


bermanfaat untuk melakukuan askep yang valid mulai dari pengkajian, diagnose
keperawatan, proses kaperawatan, implementasi, evaluasi.

BAB II

LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi
terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit
ini adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal
sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum,
membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai
1,2 centimeter.
B. KLASIFIKASI SKABIES
Scabies pada orang bersih
Scabies nodular
Scabies yang ditularkan melalui hewan
Scabies pada bayi dan anak
Scabies terbaring ditempat tidur
Scabies Norwegia atau scabies krustosa
C. ETIOLOGI
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian
hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.
hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi.
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor,
dan tidak bermata.
C. MANIFESTASI KLINIS
Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut :

Pruritus nktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi
pada suhu yang lembab dan panas.

Umumnya ditemukan pada sekelompok manusia, misalnya mengenai seluruh

anggota Keluarga.
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang
1cm, pada ujung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi
biasanya daerah dengan stratum komeum tipis, yaitu sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,
aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan
perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan
telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan orang dewasa

dapat timbul pada kulit kepala dan wajah.


Menemukan tungau merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat ditemukan

satu atau lebih stadium hidup tungau ini.


Pada pasien yang selalu menjaga hygiene, lesi yang timbul hanya sedikit
sehingga diagnosis kadang kala sulit ditegakkan. Jika penyakit berlangsung
lama, dapat timbul likenifikasi, impetigo, dan furunkulsis.

D. PATOFISIOLOGI
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi
juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau
bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul
pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap
secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah
infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya
papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta,
dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari
lokasi tungau. Tungau scabies penderita sendiri dan digaruk. Kontak kulit kuat
Bersalaman bergandengan timbul lesi pergelangan tangan gatal sensitivitas
terhadap secret. Waktu 1 bulan setelah infestasi Timbul papul, vesikel, urtika

timbul erosi,

eks

koriosi,

krusta Digaruk

infeksi skunder Kelainan kulit

dermatitis menyebar luas.


E. PENATALAKSANAAN
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau
mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.
Jenis obat topical :
Belerang endap (sulfur presipitatum) 4-20% dalam bentuk salep atau krim.
Pada bayi dan orang dewasa sulfur presipitatum 5% dalam minyak sangat
aman dan efektif. Kekurangannya adalah pemakaian tidak boleh kurang
dari 3 hari karena tidak efektif terhadap stadium telur, berbau, mengotori
pakaian dan dapat menimbulkan iritasi.
Emulsi benzyl-benzoat 20-25% efektif terhadap semua stadium, diberikan
setiap malam selama 3 kali. Obat ini sulit diperoleh, sering memberi
iritasi, dan kadang-kadang makin gatal setelah dipakai.
Gama benzena heksa klorida (gameksan) 1% daam bentuk krim atau losio,
termasuk obat pilihan arena efektif terhadap semua stadium, mudah
digunakan, dan jarang memberi iritasi. Obat ini tidak dianurkan pada anak
dibawah umur 6 tahun dan wanita hamil karena toksi terhadap susunan
saraf pusat. Pemberiannya cukup sekali dalam 8 jam. Jika masih ada
gejala, diulangi seminggu kemudian.
Krokamiton 10% dalamkrim atau losio mempunyai dua efek sebagai
antiskabies dan antigatal. Harus dijauhkan dari mata, mulut, dan uretra.
Krim( eurax) hanya efetif pada 50-60% pasien. Digunakan selama 2
malam berturut-turut dan dibersihkan setelah 24 jam pemakaian terakhir.
Krim permetrin 5% merupakan obat yang paling efektif dan aman arena
sangat mematikan untuk parasit S.scabei dan memiliki toksisitas rendah
pada manusia
5

Pemberian antibitika dapat digunakan jika ada infeksi sekunder, misalnya


bernanah di area yang terkena (sela-sela jari, alat kelamin) akibat garukan.

BAB III
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
I.
II.

Biodata
a. Identitas pasien
b. Identitas penanggung jawab
Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan
gatal terutama pada malam hari.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi
edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah masuk Rs karena alergi
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien

III.

alami yaitu kurap, kudis.


Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi terhadap kesehatan
Apabila sakit, klien biasa membeliobat di tko obat terdeat atauapabila
tidak terjadi perubahan pasien memaksakan diri ke puskesmas atau RS
terdekat.
b. Pola aktivitas latihan
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilisasi di tempat tidur
c. Pola istirahat tidur
Pada pasien scabies terjadi gangguan pola tidur akibat gatal yang hebat
pada malam hari.
d. Pola nutrisi metabolic
Tidak ada gangguan dalam nutrisi metaboliknya.
e. Pola elimnesi

Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, wrna kuning bau khas
dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.
f. Pola kognitif perceptual
Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan
g.
h.
i.
j.
k.

penglihatan normal.
Pola peran hubungan
Pola konep diri
Pola seksual reproduksi
Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual reproduksinya.
Pola koping
1. Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa
gatal, dan pasien menjadi malas untuk bekerja.
2. Kehilangan atau perubahan yang terjadi perubahan yang terjadi klien
malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Takut terhadap kekerasan : tidak
4. Pandangan terhadap masa depan klien optimis untuk sembuh

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian
sekunder
4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur infasif
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx1

Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi


Tujuan dan karakteristik Intervensi RasionaI
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam,
diharapkan nyeri klien dapat teratasi dengan KH :
- nyeri terkontrol
- gatal mulai hilang
- puss hilang
- kulit tidak memerah kaji TTV
INTERVESI :
-

kaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi


8

berikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan lingungan

yang kurang menyenangkan


kolaborasi dengan dokter pemberi analgesic
kolaborasi pemberian antibiotika

DX2

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam


diharapkan tidur klien tida terganggu dengan KH :
- mata klien tidak bengkak lagi
- klien tidak sering terbangun dimalam hari
- klien tidak pucat kaji tidur klien
- berikan kenyamanan pada klien (kebersihan tempat tidur klien)
- klaborasi dengan dokter pemberia analgeti
- catat banyaknya klien terbangun dimalam hari
- berika lingkungan yang nyamandan kurangi kebisingan
- berikan minum hangat (susu) jika perlu
- beian musik klasik sebagai pengantar tidur

DX 3

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam


diharapkan klien tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri
dengan KH :
- mengungkapan penerimaan atas penyakit yang di alaminya
- mengakui dan memantapkan kembali system dukungan yang ada
- Dorong individu untuk mengekspresian perasaan khususnya mengenai
-

pikiran, pandangan dirinya


Dorong individu untuk bertanya mengenai masalah penanganan,
perkembangan kesehatan

DX4

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam

diharapkan klien tidak cemas lagi dengan KH :


Klien tidak resah
Klien tampak tenang dan mampu menerima kenyaataan
Klien mampu mengidentifiasi dan mengungkapkan gejala cemas
Postur tubuh ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas

menunjukkan bekurangnya kecemasan


Identifiasi kecemasan

Gunakan pendekatan yang menenangan


Temani pasien untuk memberian keamanan dan mengurangi takut
Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan
Berikan informasi faktual tentang diagnosis, tindakan prognosis
Berikan obat untuk mengurangi kecamasan

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama . X24jam

diharapkan klien tidak terjadi resiko infeksi dengan KH :


Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
Menunjukkan perilaku hidup sehat
Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang mempengaruhi

penularan dan penatalaksanaannya Monitor tanda dan gejala infeksi


Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung bila perlu
Instruksikan pada pengunjung untk mencuci tangan saatberkunjung dan

setelah meninggalkan pasien


Pertahankan lingkngan aseptic selama pemasangan alat
Berikan perawatan kulit pada area epidema
Inspeksi kulit dan membrane mukosa terhadap kemerahan,panas
Inspeksi kondisi luka
Berikan terapi anibiotik bila perlu
Ajarkan cara menghindari infeksi

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan elama . X24jam

diharapkan lapisan kulit klien terlihat normal, dengan KH :


Integritas kulit yang bak dapat dipetahankan (sensasi, elastisitas,

temperatur)
Tidak ada luka atau lesi pada kulit
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta

perawatan alami
Perfusi jaringan baik Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang

longgar
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Mandikan pasien dengan air hangat dan sabun

DX5

DX6

10

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Mengkaji intensitas nyeri, karakteristik dan catat lokasi


Memberikan perawatan kulit dengan sering, hilangkan rangsangan

lingungan yang kurang menyenangkan


Berkolaborasi dengan dokter pemberi analgesic
Ber kolaborasi pemberian antibiotika
D. EVALUASI KEPERAWATAN
Masalan gangguan rasa nyaman nyeri dikatakan teratasi apabila :
-

nyeri terkontrol
gatal mulai hilang
puss hilang
kulit tidak memerah kaji TTV

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN

11

Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes
scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk
kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang
disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya
0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan
ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk
kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin.
Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang
bercabang.
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.

DAFTAR PUSTAKA
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED :
3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.

12

Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.


Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis
Anonim. 2007. Skabies (kulit gatal bikn sebel).
http://www.cakmoki86.wordpress.com
Anonim. 2008. Skabies.
Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

TUGAS INDIVIDU

13

HERLINA
10.06
111 :B

14

You might also like