Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
ii
BAB I
BAB II
: PENDAHULUAN
Tujuan ...............................................................................
Manfaat .............................................................................
: LANDASAN TEORI
BAB III
3
3
3
4
5
: ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian ........................................................................
Diagnosa Keperawatan ....................................................
Intervensi Keperawatan ...................................................
Implementasi Keperawatan ..............................................
Evaluasi Keperawatan ......................................................
7
8
9
12
12
: PENUTUP ...................................................................................
13
13
BAB IV
Definisi .............................................................................
Klasifikasi .........................................................................
Manifestasi Klinis .............................................................
Patofisiologi ......................................................................
Penatalaksanaan ................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi
terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit
ini adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo. Penyakit scabies ini
merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes scabei tersebut, kutu
tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk kanalikuli atau
terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang
disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina
panjangnya 0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di
depan dengan ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam.
Sedangkan, untuk kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan
mati setelah kawin. Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah
membuat jalur yang bercabang. Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap
semua stadium tungau, tidak menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau
kotor, tidak merusak atau mewarnai pakaian, mudah diperoleh dan harganya
murah.
B. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini asuhan keperawatan ini adalah untuk
membahas mengenai cara mendiagnosis dini dan mekanisme terjadinya
PENYAKIT SKABIES.
C. MANFAAT
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DEFINISI
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestisasi dan sensitisasi
terhadap sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. Sinnim dari penyakit
ini adalah kudis, the itch, gudig, budukan, dan gatal agogo.
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal
sarcoptes scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum,
membentuk kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai
1,2 centimeter.
B. KLASIFIKASI SKABIES
Scabies pada orang bersih
Scabies nodular
Scabies yang ditularkan melalui hewan
Scabies pada bayi dan anak
Scabies terbaring ditempat tidur
Scabies Norwegia atau scabies krustosa
C. ETIOLOGI
Scabies dapat disebabkan oleh kutu atau kuman sercoptes scabei varian
hominis. Sarcoptes scabieiini termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo
Ackarina, superfamili Sarcoptes. Pada manusia disebut Sarcoptes scabiei var.
hominis. Kecuali itu terdapat S. scabiei yang lainnya pada kambing dan babi.
Secara morfologik merupakan tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya
cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor,
dan tidak bermata.
C. MANIFESTASI KLINIS
Diagnosis dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal berikut :
Pruritus nktuma (gatal pada malam hari) karena aktivitas tungau lebih tinggi
pada suhu yang lembab dan panas.
anggota Keluarga.
Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna
putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang
1cm, pada ujung menjadi pimorfi (pustu, ekskoriosi). Tempat predileksi
biasanya daerah dengan stratum komeum tipis, yaitu sela-sela jari tangan,
pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan,
aerola mammae dan lipat glutea, umbilicus, bokong, genitalia eksterna, dan
perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang bagian telapak tangan dan
telapak kaki bahkan seluruh permukaan kulit. Pada remaja dan orang dewasa
D. PATOFISIOLOGI
Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya dari tungau scabies, akan tetapi
juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Dan karena bersalaman atau
bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat,menyebabkan lesi timbul
pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan leh sensitisasi terhadap
secret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah
infestasi. Pada saat itu kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemuannya
papul, vesikel, dan urtika. Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta,
dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari
lokasi tungau. Tungau scabies penderita sendiri dan digaruk. Kontak kulit kuat
Bersalaman bergandengan timbul lesi pergelangan tangan gatal sensitivitas
terhadap secret. Waktu 1 bulan setelah infestasi Timbul papul, vesikel, urtika
timbul erosi,
eks
koriosi,
krusta Digaruk
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
I.
II.
Biodata
a. Identitas pasien
b. Identitas penanggung jawab
Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pada pasien scabies terdapat lesi dikulit bagian punggung dan merasakan
gatal terutama pada malam hari.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mulai merasakan gatal yang memanas dan kemudian menjadi
edema karena garukan akibat rasa gatal yang sangat hebat.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien pernah masuk Rs karena alergi
d. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga pasien ada yang menderita penyakit seperti yang klien
III.
Klien BAB 1x sehari, dengan konsitensi lembek, wrna kuning bau khas
dan BAK 4-5x sehari, dengan bau khas warna kuning jernih.
f. Pola kognitif perceptual
Saat pengkajian kien dalam keadaan sadar, bicara jelas, pendengaran dan
g.
h.
i.
j.
k.
penglihatan normal.
Pola peran hubungan
Pola konep diri
Pola seksual reproduksi
Pada klien scabies mengalami gangguan pada seksual reproduksinya.
Pola koping
1. Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klien selalu merasa
gatal, dan pasien menjadi malas untuk bekerja.
2. Kehilangan atau perubahan yang terjadi perubahan yang terjadi klien
malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Takut terhadap kekerasan : tidak
4. Pandangan terhadap masa depan klien optimis untuk sembuh
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biolgi
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dalam penampian
sekunder
4. Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Resiko infeksi berhubungan dengan jaringan kuit rusak dan prosedur infasif
6. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan edema
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx1
DX2
DX 3
DX4
temperatur)
Tidak ada luka atau lesi pada kulit
Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembapan kulit serta
perawatan alami
Perfusi jaringan baik Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang
longgar
Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
Monitor kulit akan adanya kemerahan
Mandikan pasien dengan air hangat dan sabun
DX5
DX6
10
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
nyeri terkontrol
gatal mulai hilang
puss hilang
kulit tidak memerah kaji TTV
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN DAN SARAN
11
Penyakit scabies ini merupakan penyakit menular oleh kutu tuma gatal sarcoptes
scabei tersebut, kutu tersebut memasuki kulit stratum korneum, membentuk
kanalikuli atau terowongan lurus atau berkelok sepanjang 0,6 sampai 1,2 centimeter.
Akibatnya, penyakit ini menimbulkan rasa gatal yang panas dan edema yang
disebabkan oleh garukan. Kutu betina dan jantan berbeda. Kutu betina panjangnya
0,3 sampai 0,4 milimeter dengan empat pasang kaki, dua pasang di depan dengan
ujung alat penghisap dan sisanya di belakang berupa alat tajam. Sedangkan, untuk
kutu jantan, memiliki ukuran setengah dari betinanya. Dia akan mati setelah kawin.
Bila kutu itu membuat terowongan dalam kulit, tak pernah membuat jalur yang
bercabang.
Syarat obat yang ideal adalah efektif terhadap semua stadium tungau, tidak
menimbulkan iritasi dan toksik, tidak berbau atau kotor, tidak merusak atau mewarnai
pakaian, mudah diperoleh dan harganya murah.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED :
3 jilid : 1. Jakarta : Media Aesculapius FKUI.
12
TUGAS INDIVIDU
13
HERLINA
10.06
111 :B
14