Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
MUHAMMAD AFANDI
C1013061
DEVINISI
1.1 Devinisi
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan atau
jumlah erytrosit lebih rendah dari normal (Jumiarni, 1992 : 112).
Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas
hemoglobin dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, A, Sylvia, 1994 : 232)
anemia adalah suatu keadaan sebagai penurunan volume erytrosit
atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang
sehat (Nelson, 2000 : 1680)
anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan Hb/ erytrosit
dalam darah kurang dari normal. Dikatakan anemia grafis apabila Hb 5 gr
%. Tingkatan anemia pada anak dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Anemia ringan
2. Anemia Sedang
3. Anemia Berat
: 15 gr% - 18 gr%
Perempuan
: 12 gr% - 16 gr%
: 18 gr%
: 11 gr%
1.2 etiologi
Tergantung dari jenis anemianya antara lain :
1. Anemia Micrositik Hipokrom
a. Anemia Defisiensi Besi
Disebabkan : - asupan besi dalam makalan kurang
-
perdarahan kronik
4. Anemia Hemolitik
dan sebagainya
Disebabkan 2 faktor :
Faktor Intrinsik
a. Kelainan membran seperti sterositosis heriditer.
b. Kelainan glikolisis seperti defisiensi piruvat kinase.
c. Kelainan enzim seperti defisiensi GG PD.
d. Hemoglobinopati seperti anemia sel sabit.
Faktor Ekstrinsik
a. Gangguan sistem imun
b. Mikroargiopati seperti NID
c. Infeksi seperti akibat plasmodium
d. Hipersplenisme
e. Luka bakar
5. Anemia Aplastik
Disebabkan 2 faktor :
Faktor Kongenital
Karena kelainan bawaan seperti sindrom fanconi disertai microsefali
strabismus, anomali jari.
Faktor yang didapat :
a. Bahan kimia, benzene, insektisida, senyawa Pb.
b. Obat-obatan : kloramfenikal, mesantoin, piri benzamin.
c. Radiasi
d. Faktor individu : alergi terhadap obat
e. Infeksi, keganasan, gangguan endokrin
1.3 Patofisiologi
1. Anemia Defisiensi Besi
Jika besi yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh kurang dapat
menyebabkan pembuluh sel darah merah menurun melalui 3 tingkatan :
a. Defisiensi besi merupakan permukaan kekurangan Fe dimana
cadangan besi dalam tubuh berkurang atau + ada, tetapi besi dalam
plasma darah normal, Hb dan Ht normal.
b. Defisiensi besi tanpa anemia yaitu cadangan besi dan besi diit
plasma kurang tapi Hb normal.
c. Anemia defisiensi besi bila cadangan besi dalam plasma dan
hemoglobin berkurang dari normal.
2. Anemia Penyakit Kronis
Penyakit kronis menyebabkan RES hiperaktif, dengan adanya RES yang
diperaktif menyebabkan destruksi erytrosit sehingga sel darah merah
akan menurun dan menjadi anemia.
3. Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat
Vitamin B12 dan asam folat merupakan bahan esensial untuk sintesis
RNA dan DNA yang penting untuk metabolisme inti sel dan pematangan
sel darah merah karena asupan vitamin B12 dan asam folat berkurang
maka proses pematangan sel darah merah terganggu dan jumlah erytrosit
menurun.
4. Anemia karena Perdarahan
Kehilangan darah mendadak akan menyebabkan sel darah merah
berkurang, maka dapat terjadi reflek cardiovaskuler yang fisiologis
berupa konstruksi arterial, pengurangan aliran darah ke organ vital
kehilangan darah mendadak 30% menimbulkan hipovolumia dan
hipoksia.
5. Anemia Hemolitik
1.4 Pathways
cepat lelah
palpitasi
takikardi
cepat lelah
takikardi
palpitasi
anorexia
diare
dispepsia
lidah licin
pucat
pucat
transpirasi
takikardi
pucat
lemah, demam
Hb turun
Neutrofil hipersegmentasi
Hb turun
Hb turun
IBC : meningkat
4 Anemia Hemolitik
Ht : turun
Retikulositosis
Erytropoesis : hiperaktif
5 Anemia Aplastik
Adanya pansitopenia
Retikulosit menurun 1 %
Neutrofil 500 ml
Trombosit 20.000/ ml
Kepadatan selular sum-sum tulang 20%.
-
1.8 Penatalaksanaan
1. Anemia pasca perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma ekspander
atau plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa
saja.
2. Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari.
Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.
3. Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah, pengobatan
infeksi sekunder, makanan dan istirahat.
Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST
dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur
sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit
hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat
(aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP).Sklera : biru atau putih seperti
mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
3)
Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.
4)
Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
(DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau
konstipasi.Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5)
6)
Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan
menelan (ulkus pada faring).Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia.Adanya
penurunan berat badan.Tidak pernah puas mengunyah.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan
vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering,
tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status
defisiensi).Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
(DB).
Neurosensori
7)
Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala
8)
Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9)
Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan
pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.Riwayat kanker, terapi
kanker.Tidak toleran terhadap dingin dan panas.Transfusi darah
sebelumnya.Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.
Ptekie dan ekimosis (aplastik).
B. MASALAH KEPERAWATAN
a. Inefektif perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi HB dan darah
b. Intoleransi Aktifitas b.d berkurangnya suplay oksigen ke susunan saraf
pusat.
c. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual;
muntah; anoreksia.
Rasional
Data dasar
mengetahui
efektif
b/d.penurunan
konsentrasi
HB dan
Darah
Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
berkurangnya
suplay
oksigen ke
susunan saraf
pusat.
setelah
2.
dilakukan
tindakan
perawatan.
Kriteria Hasil :3.
Kulit tidak
pucat,tanda vital
dalam batas 4.
normal, nilai Hb
dan eritrosit
dalam rentang
normal
5.
Atur posisi
dengan kepala
datar atau tubuh
lebih rendah
Hindari
pergerakan yang
berlebihan
Awasi kesadaran
dan tanda-tanda
terhadap
penurunan
kesadaran
Manajemen
terapi tranfusi
sesuai terapi
6.
Pemberian
O2pernasal sesuai
program
7.
Monitoring
keefektifan suplai
O2
Setelah
1.
dilakukan
2.
tindakan
keparawatan
selama 3x24 3.
jam klien dapat
meningkatkan
toleransi
4.
aktivitas dengan
kriteria :
- Bebas dari
kelelahan
5.
setelah
beraktivitas
- Keseimbangan
kebutuhan
aktivitas dan
istirahat
- Adanya
peningkatan
toleransi
aktivitas
Ketidak
Setelah
1.
seimbangan
dilakukan
perkembangan pasien
Meningkatkan
pernafasan
Mempertahankan
pasokan oksigen
Mengetahui status
kesadaran pasien
Meningkatkan sel
darah
Meningkatkan
perfusi
Menjaga
keefektifan oksigen
Data dasar
mengetahui
perkembangan pasien
Merencanakan
intervensi secara
tepat
Imobilisasi yang
lama akan
menyebabkan
dekubitus
Menghemat energi
Tidak kelelehan
Kaji status
nutrisi pasien
Merencanakan
intervensi yang tepat
nutrisi kurang
dari
kebutuhan
berhubungan
dengan mual;
muntah;
anoreksia.
tindakan
2.
keperawatan
selama 3x24
jam klien
3.
terpenuhi
kebutuhan
nutrisinya
4.
dengan kriteria
hasil :
- Intake nutrisi
adekuat.
5.
- Mual, muntah,
anoreksi hilang
- Bebas dari tandatanda
malnutrisi.
6.
- Tidak terjadi
penurunan BB 7.
Kaji masukan
selama perawatan
per shif
Kaji terhadap
ketidaknyamanan
(mual,muntah)
Beri makanan
dalam kondisi
hangat,porsi kecil
tapi sering
Motivasi untuk
menghabiskan
makanan dengan
melibatkan
okeluarganya.
Lakukan oral
hygene
Kolaborasi
dengan ahli gizi
akan kebutuhan
kalori, protein dan
cairan sesuai
ndengan penyakit,
usia dan
kebutuhan
metabolism
Observasi
kebutuhan nutrisi
Merencanakan
makanan yang tepat
Meningkatkan
serlera makan dan
intake makanan
Meningkatkan
kepercayaan tentang
kebutuhan nutrisi
Oral yang bersih
meningkatkan nafsu
makan
Menentukan
makanan yang sesuai
dengan klien
D. EVALUASI
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1)
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2)
Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
3)
Peningkatan perfusi jaringan.
4)
Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan
rencana pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bare, Brenda G dan Smelttzer, Susanne G. 2002 . Keperawatan MedikalBedah. Jakarta: EGC
Engram,Barbara. 1998 .Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah.jak
arta.EGCBrun
Brunner, suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta. EGC