You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT ANEMIA

Di Buat Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah


Pendidikan Dalam Keperawatan
Dosen pengampu:

Disusun Oleh:
MUHAMMAD AFANDI
C1013061

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jl. Cut Nyak Dhien No.16 Slawi-52416
Tahun 2015 / 2016

DEVINISI
1.1 Devinisi
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan atau
jumlah erytrosit lebih rendah dari normal (Jumiarni, 1992 : 112).
Anemia adalah pengurangan jumlah sel darah merah, kuantitas
hemoglobin dan volume pada sel darah merah (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, A, Sylvia, 1994 : 232)
anemia adalah suatu keadaan sebagai penurunan volume erytrosit
atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang
sehat (Nelson, 2000 : 1680)
anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan Hb/ erytrosit
dalam darah kurang dari normal. Dikatakan anemia grafis apabila Hb 5 gr
%. Tingkatan anemia pada anak dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Anemia ringan

: kadar Hb antara 8 10 gr%

2. Anemia Sedang

: kadar Hb antara 5 8 gr%

3. Anemia Berat

: kadar Hb adalah 5 gr%

Sedangkan kadar Hb normal :


Laki-laki

: 15 gr% - 18 gr%

Perempuan

: 12 gr% - 16 gr%

Bayi baru lahir

: 18 gr%

Bayi umur 2 tahun

: 11 gr%

1.2 etiologi
Tergantung dari jenis anemianya antara lain :
1. Anemia Micrositik Hipokrom
a. Anemia Defisiensi Besi
Disebabkan : - asupan besi dalam makalan kurang
-

perdarahan kronik

gangguan absorbsi sedangkan kebutuhan


meningkat

pada anak-anak karena besi dalam susu dan


makanan berkurang

b. Anemia Penyakit Kronik


Disebabkan : - penyakit-penyakit infeksi seperti infeksi ginjal,
infeksi paru dan lain-lain
-

Infeksi kronik seperti artrisis keumatia dan


neoplasma

2. Anemia Macrositik (Anemia Megaloblastik)


a. Anemia Defisiensi Vitamin B12
Disebabkan oleh faktor :
Intrinsik
Karena gangguan absorbsi vitamin yang merupakan penyakit herediter
autoimun
Ekstrinsik
Karena kekurangan masukan vitamin B12
b. Anemia Defisiensi Asam Folat
Disebabkan : - asupan asam folat dalam makanan kurang
-

masa absorbsi asam folat

kebutuhan asam folat meningkat

eksresi asam folat lebih dalam urine

obat-obatan anti konvulsan dan sitostatik tertentu

3. Anemia karena Perdarahan


Disebabkan

: - perdarahan akibat persalinan


-

perdarahan menahun seperti pada penyakit


cacingan

4. Anemia Hemolitik

dan sebagainya

Disebabkan 2 faktor :
Faktor Intrinsik
a. Kelainan membran seperti sterositosis heriditer.
b. Kelainan glikolisis seperti defisiensi piruvat kinase.
c. Kelainan enzim seperti defisiensi GG PD.
d. Hemoglobinopati seperti anemia sel sabit.
Faktor Ekstrinsik
a. Gangguan sistem imun
b. Mikroargiopati seperti NID
c. Infeksi seperti akibat plasmodium
d. Hipersplenisme
e. Luka bakar
5. Anemia Aplastik
Disebabkan 2 faktor :
Faktor Kongenital
Karena kelainan bawaan seperti sindrom fanconi disertai microsefali
strabismus, anomali jari.
Faktor yang didapat :
a. Bahan kimia, benzene, insektisida, senyawa Pb.
b. Obat-obatan : kloramfenikal, mesantoin, piri benzamin.
c. Radiasi
d. Faktor individu : alergi terhadap obat
e. Infeksi, keganasan, gangguan endokrin

1.3 Patofisiologi
1. Anemia Defisiensi Besi
Jika besi yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh kurang dapat
menyebabkan pembuluh sel darah merah menurun melalui 3 tingkatan :
a. Defisiensi besi merupakan permukaan kekurangan Fe dimana
cadangan besi dalam tubuh berkurang atau + ada, tetapi besi dalam
plasma darah normal, Hb dan Ht normal.
b. Defisiensi besi tanpa anemia yaitu cadangan besi dan besi diit
plasma kurang tapi Hb normal.
c. Anemia defisiensi besi bila cadangan besi dalam plasma dan
hemoglobin berkurang dari normal.
2. Anemia Penyakit Kronis
Penyakit kronis menyebabkan RES hiperaktif, dengan adanya RES yang
diperaktif menyebabkan destruksi erytrosit sehingga sel darah merah
akan menurun dan menjadi anemia.
3. Anemia Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat
Vitamin B12 dan asam folat merupakan bahan esensial untuk sintesis
RNA dan DNA yang penting untuk metabolisme inti sel dan pematangan
sel darah merah karena asupan vitamin B12 dan asam folat berkurang
maka proses pematangan sel darah merah terganggu dan jumlah erytrosit
menurun.
4. Anemia karena Perdarahan
Kehilangan darah mendadak akan menyebabkan sel darah merah
berkurang, maka dapat terjadi reflek cardiovaskuler yang fisiologis
berupa konstruksi arterial, pengurangan aliran darah ke organ vital
kehilangan darah mendadak 30% menimbulkan hipovolumia dan
hipoksia.
5. Anemia Hemolitik

Kelainan membran (faktor intrinsik), gangguan imun (faktor ekstrinsik)


menyebabkan penghancuran sel darah merah dalam pembuluh darah,
sehingga umur erytrosit menjadi pendek, bila sum-sum tulang tidak
mampu mengatasi karena usia sel darah merah yang pendek. Dengan
usia sel darah merah yang pendek menyebabkan pengurangan jumlah sel
darah merah.
6. Anemia Aplastik
Faktor kongenital dan faktor yang didapat menyebabkan kerusakan pada
sum-sum tulang belakang sehingga pembentukan sel hemopoetik
(eritropoetik, aranulopoetik, tromboroetik) yang merangsang
pematangan sel darah merah terhenti, sehingga sel darah tepi berkurang
sehingga menyebabkan sel darah merah mengalami penurunan.
Anemia dapat menyebabkan oksigen dalam jaringan berkurang karena sel
darah merah yang berfungsi mengantar oksigen dalam jaringan berkurang,
sehingga klien terlihat pucat, cepat lelah, apabila kehilangan darah 30%
dengan mendadak menyebabkan hipovolemia dan hapoksemia.
Mekanisme kompensasi tubuh bekerja melalui 5 cara :
-

Peningkatan curah jantung dan pernafasan, karena dengan ini dapat


menambah pengiriman O2 ke jaringan oleh sel darah merah.

Meningkatkan pelepasan O2 oleh hemoglobin.

Mengembangkan volume plasma dengan menarik cairan dari sela-sela


jaringan.

Redistribusi aliran darah ke organ vital.

1.4 Pathways

1.5 Klasifikasi menurut etiologi anemia


Anemia dapat dibedakan menurut mekanisme kelainan pembentukan,
kerusakan atau kehilangan sel-sel darah merah serta penyebabnya:
1. Anemia pasca perdarahan : akibat perdarahan massif seperti kecelakaan,
operasi dan persalinan dengan perdarahan atau perdarahan
menahun:cacingan.
2. Anemia defisiensi: kekurangan bahan baku pembuat sel darah. Bisa karena
intake kurang, absorbsi kurang, sintesis kurang, keperluan yang bertambah.
3. Anemia hemolitik: terjadi penghancuran eritrosit yang berlebihan. Karena
faktor intrasel: talasemia, hemoglobinopatie, sferositisis kongenital,
dsfisiensi enzim erotrosit dll. Sedang factor ekstrasel: intoksikasi, infeksi
malaria, reaksi hemolitik transfusi darah.
4. Anemia aplastik disebabkan terhentinya pembuatan sel darah oleh sumsum
tulang (kerusakan sumsum tulang).
(Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, 1985)

1.6 Manifestasi klinis


Secara umum tanda dari anemia adalah :
-

cepat lelah

palpitasi

takikardi

takipnea pada latihan fisik

1. Anemia Defisiensi Besi


Manifestasi klinis :
-

cepat lelah

takikardi

palpitasi

takipnea pada latihan fisik

perubahan kulit dan mukosa yang progresif seperti lidah halus

2. Anemia Penyakit Kronik


Kebanyakan tidak menunjukkan gejala.
3. Defisiensi Vitamin B12 dan Asam Folat

anorexia

diare

dispepsia

lidah licin

pucat

gangguan neurologis dimulai dengan parestesia kemudian gangguan


keseimbangan.

Pada kasus berat terjadi perubahan fungsi cerebral, dimensia, dan


perubahan neuro psikiatrik lain.
4. Anemia karena Perdarahan
Kehilangan darah sebanyak 12 15% manifestasi klinis :
-

pucat

transpirasi

takikardi

tekanan darah normal atau turun

Kehilangan darah 15 20%


-

tekanan darah menurun

renjatan yang reversibel

Kehilangan darah 20%


Menimbulkan renjatan irreversibel dan kematian.
5. Anemia Hemolitik
Gejala bervariasi dari ringan sampai berat.
Klien mengeluh fatigue bersamaan dengan angina atau gagal jantung
kongestif. Pada pemeriksaan fisik didapat ikterus dan splenomegali.
6. Anemia Aplastik
-

pucat

lemah, demam

1.7 pemeriksaan penunjang

1. Anemia Makrositik Hipokram

A. Anemia Defisiensi Besi

Morfologi sel darah merah : hipocrom dan makrositer


Besi dalam serum : menurun
IBC : meningkat
Hemosiderin sum-sum tulang : berkurang
Feritin dalam serum : meningkat
Hb : turu
B. Anemia Penyakit kronis
Hb turun
Ht turun 25 30%
Feritin serum : meningkat / normal
Leucosit : menurun
2. Anemia Macrositik
A. Defisiensi Vitamin B12

Hb turun

Sel darah merah macrositik

Mev 100 mol/ L

Neutrofil hipersegmentasi

Vitamin B12 menurun : kurang dari 100 pg/ml.


B. Defisiensi Asam Folat

Hb turun

Asam folat serum rendah 3 mg/ ml

3. Anemia karena perdarahan

Hb turun

Test benzindin tinja : positif

Besi serum : turun

IBC : meningkat

4 Anemia Hemolitik

Ht : turun

Retikulositosis

Bilirubin indirek : meningkat

Bilirubin total : meningkat

Erytropoesis : hiperaktif

5 Anemia Aplastik
Adanya pansitopenia
Retikulosit menurun 1 %
Neutrofil 500 ml
Trombosit 20.000/ ml
Kepadatan selular sum-sum tulang 20%.
-

purpura dan perdarahan

1.8 Penatalaksanaan
1. Anemia pasca perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma ekspander
atau plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan infus IV apa
saja.
2. Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg BB/hari.
Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.
3. Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah, pengobatan
infeksi sekunder, makanan dan istirahat.

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA


A. PENGKAJIAN
1)
Aktivitas / istirahat

Gejala :keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas;


penurunan semangat untuk bekerja.Toleransi terhadap latihan
rendah.Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat.
Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.Kelemahan
otot, dan penurunan kekuatan.Tubuh tidak tegak.Bahu menurun, postur lunglai,
berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2)

Sirkulasi
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST
dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur
sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit
hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat
(aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP).Sklera : biru atau putih seperti
mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan
vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).

3)

Integritas ego
Gejala : Keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : Depresi.
4)
Eleminasi
Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
(DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau
konstipasi.Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5)

6)

Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan
menelan (ulkus pada faring).Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia.Adanya
penurunan berat badan.Tidak pernah puas mengunyah.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan
vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering,
tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status
defisiensi).Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah.
(DB).
Neurosensori

Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak


mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada
mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental :
tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik,
AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi,
ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).

7)

Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala
8)
Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9)
Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan
pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan.Riwayat kanker, terapi
kanker.Tidak toleran terhadap dingin dan panas.Transfusi darah
sebelumnya.Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.
Ptekie dan ekimosis (aplastik).
B. MASALAH KEPERAWATAN
a. Inefektif perfusi jaringan b.d penurunan konsentrasi HB dan darah
b. Intoleransi Aktifitas b.d berkurangnya suplay oksigen ke susunan saraf
pusat.
c. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual;
muntah; anoreksia.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI


No Diagnosa
Tujuan
Intervensi
1
Perfusi
Perfusi jaringan1.
Monitor tendajaringan in
terpenuhi
tanda vital

Rasional
Data dasar
mengetahui

efektif
b/d.penurunan
konsentrasi
HB dan
Darah

Intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan
berkurangnya
suplay
oksigen ke
susunan saraf
pusat.

setelah
2.
dilakukan
tindakan
perawatan.
Kriteria Hasil :3.
Kulit tidak
pucat,tanda vital
dalam batas 4.
normal, nilai Hb
dan eritrosit
dalam rentang
normal
5.

Atur posisi
dengan kepala
datar atau tubuh
lebih rendah
Hindari
pergerakan yang
berlebihan
Awasi kesadaran
dan tanda-tanda
terhadap
penurunan
kesadaran
Manajemen
terapi tranfusi
sesuai terapi
6.
Pemberian
O2pernasal sesuai
program
7.
Monitoring
keefektifan suplai
O2

Setelah
1.
dilakukan
2.
tindakan
keparawatan
selama 3x24 3.
jam klien dapat
meningkatkan
toleransi
4.
aktivitas dengan
kriteria :
- Bebas dari
kelelahan
5.
setelah
beraktivitas
- Keseimbangan
kebutuhan
aktivitas dan
istirahat
- Adanya
peningkatan
toleransi
aktivitas
Ketidak
Setelah
1.
seimbangan
dilakukan

perkembangan pasien
Meningkatkan
pernafasan
Mempertahankan
pasokan oksigen
Mengetahui status
kesadaran pasien
Meningkatkan sel
darah
Meningkatkan
perfusi
Menjaga
keefektifan oksigen

Ukur vital sign


Kaji penyebab
intoleransi aktivita
s klien
Latih ROM bila
keadaan klien
memungkinka
Ajarkan klien
teknikpenghemata
n energi
untuk beraktivitas
Tingkatkan
aktivitas
klien sesuai
dengan
kemampuan

Data dasar
mengetahui
perkembangan pasien
Merencanakan
intervensi secara
tepat
Imobilisasi yang
lama akan
menyebabkan
dekubitus
Menghemat energi
Tidak kelelehan

Kaji status
nutrisi pasien

Merencanakan
intervensi yang tepat

nutrisi kurang
dari
kebutuhan
berhubungan
dengan mual;
muntah;
anoreksia.

tindakan
2.
keperawatan
selama 3x24
jam klien
3.
terpenuhi
kebutuhan
nutrisinya
4.
dengan kriteria
hasil :
- Intake nutrisi
adekuat.
5.
- Mual, muntah,
anoreksi hilang
- Bebas dari tandatanda
malnutrisi.
6.
- Tidak terjadi
penurunan BB 7.

Kaji masukan
selama perawatan
per shif
Kaji terhadap
ketidaknyamanan
(mual,muntah)
Beri makanan
dalam kondisi
hangat,porsi kecil
tapi sering
Motivasi untuk
menghabiskan
makanan dengan
melibatkan
okeluarganya.
Lakukan oral
hygene
Kolaborasi
dengan ahli gizi
akan kebutuhan
kalori, protein dan
cairan sesuai
ndengan penyakit,
usia dan
kebutuhan
metabolism

Observasi
kebutuhan nutrisi
Merencanakan
makanan yang tepat
Meningkatkan
serlera makan dan
intake makanan
Meningkatkan
kepercayaan tentang
kebutuhan nutrisi
Oral yang bersih
meningkatkan nafsu
makan
Menentukan
makanan yang sesuai
dengan klien

D. EVALUASI
Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :
1)
Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
2)
Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.
3)
Peningkatan perfusi jaringan.
4)
Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan
rencana pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Bare, Brenda G dan Smelttzer, Susanne G. 2002 . Keperawatan MedikalBedah. Jakarta: EGC
Engram,Barbara. 1998 .Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah.jak
arta.EGCBrun
Brunner, suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta. EGC

You might also like