You are on page 1of 7

William Sitner

1102012306
Soal no.6 jelaskan tentang proses asfiksia mekanik
Asfiksia
Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadin

As

ya gangguan pertukaran udara pernafasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia)


disertai dengan peningkatan karbon dioksida (hiperkapnia). Dengan demikian organ tubuh
mengalami kekurangan oksigen (hipoksia hipoksik) dan terjadi kematian.
Asfiksia mekanik
Asfiksia mekanik adalah mati lemas yang terjadi bila udara pernafasan terhalang memasuki
saluran pernafasan oleh berbagai kekerasan (yang sifatnya mekanik), misalnya
a. Penutupan lubang saluran pernafasan bagian atas:
Pembekapan (smothering)
Penyumbatan (gagging dan choking)
b. Penekanan dinding saluran pernafasan:
Penjeratan (strangulation)
Pencekikan (manual strangulation)
Gantung (hanging)
c. Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatic)
Pada orang yang mengalami asfiksia akan timbul gejala yang dapat dibedakan dalam 4 fase,
yaitu:
1. Fase dyspnea. Penurunan kadar oksigen sel darah merah dan penimbunan CO2 dalam
plasma akan merangsang pusat pernafasan di medulla oblongata, sehingga amplitude dan
frekuensi pernafasan akan meningkat, nadi cepat, tekanan darah meninggi, dan mulai
tampak tanda-tanda sianosis terutama pada muka dan tangan
2. Fase konvulsi. Akibat kadar CO2 yang naik dan O2 turun menimbbulkan rangsangan
terhadap susunan saraf pusat sehingga menjadi kejang (konvulsi). Yang mulanya kejang
klonik kemudian menjadi tonik dan akhirnya menjadi spasme opistotonik
3. Fase Apnea. Depresi pusat pernafasan menjadi lebih hebat, pernafasan melemah, dan
dapat berhenti. Kesadaran menurun dan akibat dari relaksasi sfingter dapat terjadi
pengeluaran cairan sperma, urin dan tinja
4. Fase akhir. Terjadi paralisis pusat pernafasan yang lengkap. Pernafasan berhenti setelah
kontraksi otomatis otot pernafasan kecil pada leher. Jantung masih berdenyut beberapa
saat setelah pernafasan berhenti.

Tanda-tanda yang dapat ditemukan pada korban asfiksia yaitu: sianosis pada bibir, ujung jari
dan kuku, warna lebam mayat berwarna merah kebiruan gelap karena kadar CO2 yang tinggi
dan aktifitas fibrinolysis, terdapat busa halus pada mulut dan hidung, terdapat tardieus spot,
pembendungan sistemik maupun pulmoner dan dilatasi jantung kanan, gambaran
pembendungan pada mata berupa pelebaran pembuluh darah konjungtiva bulbi dan
palpebral.
Trauma mekanik:
A. Pembekapan
Pembekapan adalah penutupan lubang hidung dan mulut yang menghambat pemasukan
udara ke paru-paru. Pembekapan menimbulkan kematian akibat asfiksia. Cara kematian
dari pembekapan dapat berupa bunuh diri, kecelakaan dan pembunuhan.
Luka memar atau lecat dapat ditemukan pada permukaan dalam bibir akibat bibir
terdorong dan menekan gigi, gusi dan lidah.
B. Gagging dan choking
Pada keadaan ini terjadi sumbatan jalan nafas oleh benda asing yang mengakibatkan
hambatan udara untuk masuk ke paru-paru. Gagging merupakan sumbatan yang berada
pada orofaring, dan choking adalah sumbatan yang berada lebih dalam pada
laringofaring.
Mekanisme kematian yang mungkin dapat terjadi yaitu asfiksia dan reflex vagal. Reflex
vagal terjadi akibat rangsangan pada reseptor nervus vagus di arkus laring, yang
membulkan inhibisi kerja jantung dengan akibat cardiac arrest dan kematian.
C. Pencekikan
Pencekikan adalah penekanan leher dengan tangan, yang menyebabkan dinding saluran
nafas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran nafas sehingga udara
pernafasan tidak dapat lewat. Mekanisme kematian dapat terjadi karena asfiksia dan
reflex vagal. Fraktur pada tulang lidah (os hyoid) dan kornu superior rawan gondok
sering terjadi pada pencekikan.
D. Penjeratan
Penjeratan adalah penekanan benda asing berupa tali, ikat pinggang, rantai, kawat, kabel,
kaos kaki dan sebagainya, melingkari atau mengikat leher yang makin lama makin kuat
sehingga saluran nafas tertutup. Berbeda dengan gantung diri yang merupakan bunuh
diri, penjeratan merupakan pembunuhan. Mekanisme kematian akibat dari asfiksia dan
reflex vagal.
E. Gantung
Kasus gantung hamper sama dengan penjeratan. Perbedaannya terdapat pada asal tenaga
yang dibutuhkan untuk memperkecil lingkaran jerat. Pada penjeratan tenaga tersebut
datang dari luar, sedangkan pada gantung tenaga tersebut berasal dari berat badan korban
sendiri. Mekanisme kematian dapat terjadi karena 1. kerusakan pada batang otak dan
medulla spinalis, hal ini terjadi akibat dislokasi atau fraktur vertebra ruas leher. 2.
Asfiksia, 3. Iskemia otak akibat terhambatnya aliran arteri-arteri leher. 4. Reflex vagal.
F. Asfiksia traumatic
Kematian akibat asfiksia traumatic terjadi karena penekanan dari luar dinding dada yang
menyebabkan dada terfiksasi dan menyebabkan gangguan gerak pernafasan, misalnya

tertimbun pasir, tanah, runtuhan tembok dan tergencet saat saling berdesakan. Mekanisme
kematian dapat diakibatkan oleh kegagalan pernafasan dan sirkulasi.

You might also like