You are on page 1of 10

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


SOSIALISASI PADA LANSIA : RANGE OF MOTION (ROM) EXERCISE

Di Susun Oleh :
KELOMPOK 1

PROGRAM PROFESI NERS


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
2013

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK


SOSIALISASI PADA LANSIA : RANGE OF MOTION (ROM) EXERCISE

1. TOPIK

: Latihan Rentang Gerak Aktif - Pasif (ROM Exercise)

2. TUJUAN PELAKSANAAN
- Tujuan Umum :
Setelah mengikuti TAK, klien dapat meningkatkan kemampuan dalam melatih
-

rentang gerak dan melaksanakan secara rutin latihan yang sudah diberikan.
Tujuan Khusus :
Klien mampu mengikuti latihan rentang gerak yang diberikan terapis
Klien mampu memberikan umpan balik yang positif
Klien mampu mengidentifikasi manfaat kegiatan yang dilakukan

3. METODE :
Metode yang digunakan dalam TAK ini adalah sosial therapeutic model
interpersonal yang didasari pada kognitif, afektif dan psikomotor.
4. MEDIA :
Tape Recorder
5. SASARAN :
Klien di Panti Wreda Rukun Ibu Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang
Kota Sukabumi :
1. Ny. Atikah
2. Ny. Santi
3. Ny. Aminah
4. Ny. Rohmah
5. Ny. Icih
6. Ny. Duyung
7. Ny. Rohanah
6. KRITERIA EVALUASI :
100 % peserta dapat hadir mencapai tujuan khusus yang telah ditetapkan.
7. WAKTU DAN TEMPAT :
Hari/Tanggal
: Jumat, 13 Desember 2013
Waktu
: 60 Menit, (Pukul 09.00 10.00 WIB)
Tempat
: Panti Wreda Rukun Ibu Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang
Kota Sukabumi
8. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
Pengorganisasian dan uraian tugas therapis :

1. Leader
Tugas :
a. Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannya TAK.
b. Membuka acara
c. Memimpin jalannya TAK
d. Menjelaskan tujuan TAK
e. Memperkenalkan anggota TAK
f. Mengatur jalannya TAK
g. Menetapkan jalannya tata tertib
h. Dapat mengambil keputusan dengan tepat dan dapat menyimpulkan hasil TAK
pada kelompok terapi tersebut
i. Menutup jalannya TAK
2. Co Leader
Tugas :
a. Membantu tugas leader.
b. Mengambil alih posisi leader jika terjadi bloking.
c. Menjadi motivator.
d. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader
e. Mengingatkan leader bila diskusi menyimpang
f. Mengingatkan lamanya waktu pelaksanan
g. Bersama leader memberi contoh kerja sama yang baik
3. Fasilitator
Tugas :
a. Membantu meluruskan dan menjelaskan tugas yang harus dilakukan klien
sebagai peserta TAK.
b. Mendampingi peserta diskusi
c. Memotivasi peserta biar aktif dalam TAK
d. Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan
4. Observer
Tugas :
a. Mengamati dan mencatat respon klien selama kegiatan.

b. Mengidentifikasi motivasi strategi untuk kelompok berikutnya


c. Mencatat hasil dari diskusi
d. Memberikan tanggapan terhadap jalannya kegiatan.
9. TATA TERTIB
1. Peserta bersedia mengikuti TAK
2. Peserta wajib hadir 5 menit sebelum TAK dimulai
3. Anggota wajib memberi tahu leader jika tidak hadir
4. Peserta berpakaian rapi dan sudah mandi
5. Jika ada klien yang ada meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada therapis
6. Lama kegiatan 60 menit
7. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
8. Klien tidak boleh makan dan minum selama kegiatan
9. Jika ada klien yang mengacaukan jalannya TAK maka tersebut dikeluarkan dari
TAK
10. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Fase perkenalan 5 menit
a. Therapis mempersiapkan lingkungan dan selanjutnya mengatur posisi
b. Mengucapkan salam
c. Memperkenalkan anggota yang hadir
d. Therapis menjelaskan tujuan TAK
e. Menjelaskan topik yang akan dibahas
f. Membuat kontrak waktu
g. Membacakan tata tertib
2. Fase kerja 45 menit
Season 1
Menjelaskan materi tentang Latihan Rentang Gerak (Pengertian, Tujuan dan
Manfaat)
Season 2
a. Hidupkan tape recorder (music)
b. Memberikan contoh gerakan gerakan latihan rentang gerak aktif pasif, sebagai

berikut :
Abduksi : gerakan menjauhi garis tubuh
Aduksi : gerakan mendekati garis tubuh
Fleksi : membengkokkan sendi sehingga sudut dari sendi tidak ada lagi
Ekstensi : gerakan kembali dari posisi fleksi
Rotasi : gerakan membalik atau menggerakkan suatu bagian tubuh pada
porosnya

Dorsofleksi : gerakan yang memfleksikan/ membengkokkan lengan kearah

belakang kearah tubuh/ kaki ke arah tungkai.


Fleksi palmar : gerakan yang memfleksikan/ membengkokkan lengan dalam

kearah telapak tangan


Fleksi plantar : gerakan yang memfleksikan/ membengkokkan kaki dalam kea

rah telapak kaki


Pronasi : rotasi lengan atas sehingga telapak tangan kebawah
Supinasi : rotasi lengan atas sehingga telapak tangan keatas
Oposisi : mempertemukan ujung jari pada lengan yang sama
Inverse : gerakan memutar telapak kaki kearah dalam
Eversi : gerakan memutar telapak kaki kearah luar
c. Bersama sama melakukan gerakan latihan rentang gerak aktif pasif
d. Klien melakukan latihan rentang gerak aktif pasif tanpa diberikan contoh
e. Berikan reward berupa tepukan tangan kepada semua peserta
3. Fase terminasi 10 menit
a. Leader memberikan kesempatan kepada klien untuk beristirahat sejenak
b. Leader meminta tanggapan dari klien terhadap kegiatan yang telah dilakukan.
c. Therapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti kegiatan TAK tersebut.
d. Menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan dan memotivasi anggota kelompok
untuk mengikuti kegiatan lainnya yang positif
e. Obsever memberikan tanggapan terhadap jalannya TAK
f. Menutup acara.
11. SETTING TEMPAT
1. Klien dan therapis duduk bersama membentuk setengan lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang

CL
L

K1

K7

F1

F4

K2

K6

K3
Keterangan :
L
: Leader
CL
: Co Leader

K5
F2

K4

F3
OB

F1 F4 : Fasilitator
K1 K7 : Klien
OB
: Observer

12. LANDASAN TEORI


A. Konsep dasar lansia
Lanjut usia merupakan kelanjuatan dari usia dewasa (Dra.Ny.Jos Psikolog
dari UI). Seseorang dapat dikatakan jompo atau lanjut usia setelah 55 tahun tidak
mempunyai nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima
nafkah dari orang lain (UU.No IV tahun 1965 ).Menua adalah satu proses yang
menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri
atau mengganti diri dan mempertahankan sruktur dan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap jejas ( termasuk infeksi dlam memperbaiki kerusakan
yang diderita ( konstantinides tahun 1994 ).Sistem Muskoloskeletal adalah berkaitan
dengan atau terdiri dari langkah dan otot ( Dorlan 1998 Hal.690 ).
B. Perubahan-Perubahan Yang Terjadi Akibat Proses Penuaan
Akibat perkembangan usia, lanjut usia mengalami perubahan-perubahan
yang menuntut dirinya untuk menyesuaikan diri secara terus menerus. Apabila
proses penyesuaian diri dengan lingkungannya kurang berhasil maka timbulnya
berbagai masalah. Hurclock (1979) seperti dikutip oleh Munandar Ashar Sunyoto
a.
b.

(1994) menyebutkan masalah-masalah yang menyertai lansia yaitu :


Ketidak berdayaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain.
Ketidak pastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola

c.

hidupnya.
Membuat teman baru untuk mendapatkan ganti mereka yang telah meninggal

d.

atau pindah.
Mengembangan aktifitas baru untuk mengisi waktu luang yang bertambah

e.

banyak.
Belajar memperlakukan anak-anak yang telah tumbuh dewasa.

C. Perubahan perubahan yang terjadi pada lansia lainnya pada sistem tubuh.
a. Sistem Kardivaskuler
Terjadi penurunan curah jantung,penurunan kemampuan merespon
stress,frekuensi jantung dan volume tidak meningkat dengan kebutuhan
maksimal,kecepatan pemulihan jantung lebih lambat,peningkatan tekanan darah.
b. Sistem Pernafasan

Terjadi

peningkatan

volume

residual

paru,penurunan

kapasitas

vital,penurunan pertukaran gas dan kapasitas difusi,penurunan efisiensi batuk.


c. Sistem Integumen
Penurunan perlindungan terhadap trauma dan pajanan matahari,
penurunan perlindungan terhadap suhu yang ekstrim,berkurangnya sekresi
minyak alami dan keringat.
d. Sistem Reproduksi
Wanita : penyempitan dan penurunan elastisitas vagina, penurunan sekresi
vagina, Pria : penurunan ukuran penis dan testis. Pria dan wanita : respon
seksual yang melambat.
e. Sistem Muskuloskeletal
Kehilangan kepadatan tulang, kehilangan ukuran dan kekuatan
otot,degenerasi tulang rawan sendi.
f. Sistem Gastrointestinal
Penurunan salivasi, kesulitan

menelan

makanan,

perlambatan

pengosongan esopagus dan lambung, penurunan motilitas gastrointestinal.


g. Sistem Syaraf
Penurunan kecepatan konduksi syaraf, cepat bingung saat sakit fisik dan
kehilangan orientasi lingkungan, penurunan sirkulasi serebral (pingsan,
kehilangan keseinbangan).
h. Sistem Indra Khusus
Penglihatan : berkurangnya kemampuan memusatkan pada benda dekat,ketidak
mampuan menerima cahaya yang menyebabkan,kesulitan menyesuaikan
terhadap perubahan intensitas cahaya,penurunan kemampuan membedakan
warna.
Pendengaran : penurunan kemampuan untuk mendengarkan suara dengan
frekuensi tinggi.
Kecap dan penghidu : penurunan kemampuan terhadap pengecapan dan
penciuman.
i. Perubahan Kondisi Mental
Pada umumnya lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan
psikomotor. Perubahan mental ini erat kaitannnya dengan perubahan fisik,
keadaan kesehatan, tingkat pendidikan, serta situasi lingkungan. Adapun faktor
yang mempengaruhi perubahan tersebut adalah:
1) Pertama- tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
2) Kesehatan umum
3) Tingkat pendidikan
4) Keturunan
5) Lingkungan
6) Gangguan saraf panca indra
j. Perubahan Psiko sosial

Masalah- masalah ini serta reaksi individu terhadapnya akan sangat


beragam, tergantung pada kepribadian individu yang bersangkutan. Pada saat ini
orang yang telah menjalani kehidupannya dengan bekerja mendadak diharapkan
untuk menyesuaikan dirinya dengan masa pensiun. Perubahan mendadak dalam
kehidupan rutin barang tentu membuat mereka merasa kurang melaukukan
kegiatan yang berguna antara lain:
1) Minat
2) Isolasi dan kesepian
3) Iman
k. Perubahan Kognitif
Perubahan fungsi kognitif diantaranya :
1) Kemunduran umumnya terjadi pada tugas- tugas yang membutuhkan
kecepatan dan tugas yang memerlukan memori jangka pendek.
2) Kemampuan intelektual tidak mengalami kemunduran.
3) Kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosa kata) akan menetap bila
tidak ada penyakit.
l. Perubahan Spiritual
1) Agama atau kepercayaan makin terintegrasi dalam kehidupannya ( Maslow,
1970 )
2) Lansia makin matur dalam kehidupan keagamaan
3) Perkembangan spiritual dapat dicapai pada tingkat ini adalah berfikir dan
bertindak dengan cara memberikan contoh cara mencintai dan keadilan

D. Konsep R.O.M
1. Pengertian
Range of Motion (ROM) adalah gerakan yang dalam keadaan normal
dapat dilakukan oleh sendi yang bersangkutan. (Suratun, 2008). Latihan ROM
pasif adalah latihan ROM yang di lakukan pasien dengan bantuan perawat
setiap-setiap gerakan. Indikasi latihan fasif adalah pasien semikoma dan tidak
sadar, pasien dengan keterbatasan mobilisasi tidak mampu melakukan beberapa
atau semua latihan rentang gerak dengan mandiri, pasien tirah baring total atau
pasien dengan paralisis ekstermitas total (suratun, dkk, 2008). Rentang gerak
pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan
menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan
menggerakkan kaki pasien. Latihan ROM aktif adalah Perawat memberikan
motivasi, dan membimbing klien dalam melaksanakan pergerakan sendi secara
mandiri sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Hal ini untuk melatih

kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya
secara aktif.
Latihan rentang gerak dapat aktif (klien menggerakan semua sendinya
dengan rentang gerak tanpa bantuan), aktif (klien tidak dapat menggerakan
setiap sendi dengan rentang gerak), atau berada di antaranya. Rencana
keperawatan harus meliputi menggerakan ekstremitas klien dengan rentang
gerak penuh. Latihan rentang gerak pasif harus dimulai segera pada kemampuan
klien menggerakan ekstremitas atau sendi menghilang. Pergerakan dilakukan
dengan perlahan dan lembut dan tidak menyebabkan nyeri. Perawat jangan
memaksakan sendi melebihi kemampuannya. Setiap gerakan harus diulang 5
kali setiap bagian. (Perry & Potter, 2005).
2. Tujuan ROM
a. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
b. Memelihara mobilitas persendian
c. Merangsang sirkulasi darah
d. Mencegah kelainan bentuk
e. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan
Manfaat latihan gerak aktif pasif
3. Prinsip Dasar Latihan ROM
a. ROM harus diulang sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari.
b. ROM di lakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan pasien
c. Dalam merencanakan program latihan ROM, perhatikan umur pasien,
diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
d. Bagian-bagian tubuh yang dapat di lakukan latihan ROM adalah leher, jari,
lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
e. ROM dapat di lakukan pada semua persendian atau hanya pada bagianbagian yang di curigai mengalami proses penyakit.
f. Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi atau
perawatan rutin telah di lakukan.
4. Manfaat ROM
a. Memperbaiki tonus otot
b. Meningkatkan mobilisasi sendi
c. Memperbaiki toleransi otot untuk latihan
d. Meningkatkan massa otot
13. PENUTUP
Demikian proposal ini kami susun atas perhatian dan dukungannya kami ucapkan terima
kasih. Mudah-mudahan proposal ini bermanfaat bagi yang membacanya. Amin ......

You might also like