Professional Documents
Culture Documents
(PENDAHULUAN)
A. Latar Belakang
Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme tubuh
yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari dalam
tubuh karena dapat menjadi racun. proses eliminasi ini dapat dibagi menjadi eliminasi
unrine (buang air kecil) dan eliminasi alvi (buang air besar).
Gangguan saluran kemih adalah gangguan dari kandung kemih atau uretra.
Ginjal, Uretra, kandung kemih adalah organ-organ yang menyusun saluran kemih.
Fungsi utama dari saluran ini adalah untuk membuang air dan sisa metabolisme dan
mengeluarkannnya sebagai urin.
Penurunan fungsi ginjal dapat mempengaruhi seluruh fungsi tubuh, sehingga
pengkajian riwayat penyakit dan fisik pasien penting dalam menentukan keberadaan,
tingkat, dan komplikasi gagal ginjal. Pengkajian yang tepat harus dilakukan dari
inspeksi dan auskultasi kemudian perkusi dan dilanjutkan dengan palpasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja anatomi sistem renal ?
2. Apa saja fungsi ginjal ?
3. Bagaimana fisiologi sistem renal ?
4. Bagaimana pengkajian sistem renal ?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostic dan laboratorium sistem renal ?
C. Tujuan
1. Mengetahui anatomi sistem renal
2. Mengetahui fungsi dari ginjal
3. Mengetahui fisiologi dari sitem renal
4. Mengetahui bagaimana pengkajian sistem renal
5. Mengetahui pemeriksaan diagnostic dan laboratorium dari sistem reanal
BAB II
(PEMBAHASAN)
A. Anatomi Sistem Renal
1.
Struktur ginjal
2
Ginjal ditutupi oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat. Apabila kapsula
dibuka terlihat permukaan dari ginjal yang licin dengan warna merah tua. Dengan
potongan vertical dari ginjal melalui margo lateralis ke margo medialis akan
terlihat hilus yang meluas ke ruangan sentral yang disebut sinus renalis bagian
atas dari pelvis renalis.
Struktur ginjal terdiri dari hilus renalis, sinus renalis, dan pelvis renalis,
parenkim renalis, lobus renalis. Hilus renalis, tingkat kecekungan tepi medial
ginjal sebagai tempat struktur-struktur pembuluh darah, sistem limfatik, saraf,
ureter menuju & meninggalkan ginjal. Sinus renalis adalah rongga berisi lemak
yang membuka pada hilus, sebagai jalan masuk dan keluar ureter, vena, dan arteri
renalis, saraf & limfatik. Pelvis renalis, merupakan perluasan ujung proksimal
ureter. Paremkim renalis, yaitu jaringan yang menyelubungi struktur ginjal, yang
terbagi atas medula dan korteks. Warnanya ungu tua dan terdiri atas bagian
korteks di sebelah luar,dan bagian medulla di sebelah dalam. Bagian medulla ini
tersusun atas lima belas sampai enam belas massa berbentuk piramid,yang
disebut piramid ginjal. Puncaknya langsung mengarah ke helium dan berakhir di
kalies. kalies ini menghubungkan ke pelvis ginjal. Bagian dalam medulla terdiri
dari substansia medularis terdiri dari pyramid renalis jumlahnya antara 8-16 buah
yang mempunyai basis sepanjang ginjal, sedangkan apeksnya menghadap ke
sinus renalis. Bagian korteks terdiri dari substansia kortekalis berwarna coklat
merah, konsistensi lunak dan bergranula. Substansia ini tepat dibawah tunika
fibrosa, melengkung sepanajang basis pyramid yang berdekatan dengan sinus
renalis, bagian dalam diantara pyramid dinamakan kolumna renalis. Lobus renalis
2.
3.
Glomerolus
Glomulorus merupakan gulungan atau anyaman kapiler yang terletak di dalam
kapsul bowman (ujung buntu tubulus ginjal yang bentuknya seperti kapsul
cekung menutupi glomelurus yang saling melilitkan diri).glomelurus
menerima darah dari arteri aferen dan menuruskan darah ke sistem vena
melalui arteriola eferen. Natrium secara bebas di filtrasi dalam glomelurus
sesui dengan konsentrasi dalam plasma, kalium juga difiltrasi secara
bebas.diperkirakan 10-20% kalium plasma terikat oleh protein dan tidak bebas
difiltrasi sehingga kalium dalam keadaan normal.
Tubulus proksimal konvulta
Tubulus proksimal konvulta, tubulus ginjal yang langsung berhubungan
dengan kapsul bowman dengan panjang 15 mm dan diameter 55 mm. Bentuk
berbelok-belokmenjalar dari korteks ke bagian medula dan kembali ke korteks.
Sekitar 2/3 dari natrium yang terfiltrasi diabsoprsi secara isotonik bersama
klorida dan melibatkan trasportasi aktif natrium. Peningkatkan reabsorbsi
4
natrium akan mengurangi pengeluaran air dan natrium. Hal ini dapat
mengganggu pengenceran dan pemekatan urine yang normal. Kalium di
reabsorpsi lebih dari 70% kemungkinan dengan mekanisme trasfortasi aktif
akan terpisah dari natrium
Ansa henle/ loop of henle/ lengkung henle
Ansa Henle, bentuknya lurus dan tebal, diteruskan ke segmen tipis selanjutnya
ke segmen tebal, panjangnya 12 mm, total panjang ansa Henle 2-14mm.
Klorida secara aktif diserap kembali pada cabang asendens ansa Henle natrium
bergerak secara pasif untuk mempertahankan kenetralan listrik. Sekitar 25%
natrium yang difiltrasi diserap kembali karena nefron bersifat tidak permeabel
terhadap air. Respon klorida dan natrium di pars asendens penting untuk
pemekatan urine karena membantu mempertahankan integritas gradiens
konsentrasi medula. Kalium terfiltrasi sekitar 20-25% diabsorpsi pada pars
asenden lengkung henle proses pasti terjadi karena gradien elektrokimia yang
timbul sebagai akibat dari rebsorpsi aktif klorida pada segmen nefron ini.
Tubulus distal konvulta
Tubulus distal konvulta, bagian tubulus ginjal yang berkelok-kelok dan jauh
letaknya dari kapsul bomman, panjangnya 5 mm. Tubulus distal dari masingmasing nefron bermuara di duktus kolagen yang panjangnya 20 mm. Masingmasing duktus kolagens berjalan melaui korteks dan medula ginjal, bersatu
membentuk suatu duktus yang berjalan lurus dan bermuara ke dalam duktus
belini seterusnya menuju kaliks minor ke kaliks mayor. Akhirnya
mengosongkan isinya ke dalam pelvis renalis pada apek masing-masing
piramid medula ginjal. Panjang nefron keseluruhan ditambah duktus kolagens
45-65 mm. Nefron yang berasal dari glemolurus korteks (nefron korteks),
mempunyai ansa henle yang memanjang ke dalam piramid medula. Dalam
kedaan normal sekitar 5-10% natrium terfiltrasi mencapai daerah reabsorpsi di
bagian distal. Mekanisme pasti diabsorpsi natrium pada daerah ini ditukar
dengan ion hidrogen atau kalium di bawah pengaruh aldosteron. Sekresi
kalium terjadi secara murni. Suatu proses pasif yang terjadi karena gradien
elektrokimia yang ditimbulkan oleh perbedaan besar potensial pada segmen
nefron ini. Gradien ini dipertahankan oleh pertukaran aktif natrium dan kalium
5.
Elektromikroskopis glomerolus
Glomelurus berdiameter 200 m, dibentuk oleh invaginasi suatu anyaman kapiler
yang menetapi kapsul bowman, mempunyai dua lapisan seluler yang memisahkan
darah dalam kapiler glomelurus dan filtrat dalam kapsul bowmman yaitu lapisan
endotel kapiler dan lapisan epetil khusus yang terletak di atas kapiler glomelurus.
Kedua lapisan ini dibatasan oleh lamina basalis, di samping itu terdapat sel-sel
stelata yang disebut sel masangial. Sel ini mirip dengan sel-sel parasit yang
terdapat pada dinding kapiler seluruh tubuh. Zat-zat ini bermuatan netral,
diameter 88 nm hampir semuanya terhambat. Di samping diameter bermuatan
molekul, juga memengaruhi daya tubulus glomerulus sehingga tidak dapat
melewati glomelurus.
6.
posterior. Cabang anterior memberikan darah untuk ginjal anterior dan ventral.
Cabang posterior memberikan darah untuk ginjal posterior dan bagian dorsal. Di
antara kedua cabang ini terdapat suatu garis (Brudels line) yang terdapat di
sepanjang margo lateral dari ginjal. Pada garis ini tidak terdapat pembuluh darah
sehingga, kedua cabang ini akan menyebar sampai bagian anterior dan posterior
dari kolisis sampai ke medula ginjal, terletak di antra piramida dan disebut arteri
interlobularis. Setelah sampai di daerah medula membelok 90 melalui basis
piramid yang disebut arteri Arquarta. Pembuluh ini akan bercabang menjadi arteri
interlobularis yang berjalan tegak ke dalam korteks berakhir sebagai:
1. Vasa aferen glomelurus untuk 1-2 glomelurus
2. Pleksus kapiler sepanjang tubulus melingkar dalam korteks tanpa berhubungan
dengan glomelurus
3. Pembuluh darah menembus kapsul bowmman
Dari glomelurus keluar pembuluh darah eferen, selanjutnya terdapat suatu
anyaman yang mengelilingi tubulu kontorti. Di samping itu ada cabang yang
lurus menuju ke pelvis renalis memberikan darah untuk ansa Henle dan duktus
kolagen yang dinamakan arteri rektal. (A. Spuriase.). dari pembuluh rambut ini
darah kemudian berkumpul dalam pembuluh kapiler vena, bentuk seperti bintang
disebut vena stellata berjalan ke vena interlumbalis.
Pembuluh limfe mengekitu perjalanan A. renalis menuju ke noda limfa
tikus aorta lateral yang terdapat di sekitar pangkal A. renalis, dibentuk olek
pleksus yang berasal dari massa ginjal, kapsula fibrosa dan bermuatan di nodus
lateral aortika
7.
Persarafan ginjal
Saraf ginjal kurang lebih 15 ganglion. Ganglion ini membentuk pleksus renalis
yang berasal dari cabang yang terbawah dan diluar ganglion pleksus seliaka,
pleksus askutikus, dan bagian bawah splenikus. Pleksus renalis bergabung dengan
pleksus spermatikus dengan cara memberikan beberapa serabut yang dapat
8.
Vesika urinary
Viseka urinaria terletak tepat di belakang os pubis. Bagian ini tempat
menyimpan urine, berdinding otot kuat, bentuknya bervariasi sesui dengan
jumlah urine yang dikandung. Viseka urinaria waktu kosong terletak di apeks
vesika urinaria di belakang tepi atas simfisis pubis. Permukaan posterior vesika
urinaria berbentuk segitiga, merupakan muara ureter dan sudut inferior
membentuk ureter.
Bagian atas permukaan vesika urinaria ditutup oleh peritonium yang
membentuk diding anterior. Bagian bawah permukaan posterior dipisahkan dari
rektum oleh duktus deferens, viseka sminalis, dan vesika retrovesikalis.
Permukaan superior seluruhnya ditutup oleh peritoneum dan berbatas dengan
gulungan ileum dan kolon sigmoid, sepanjang lateral permukaan peritoneum
melipat ke diding lateral pelvis. Apabila vesika urinaria terisi penuh, permukaan
superior membesar dan menonjol ke atas masuk, ke dalam rongga abdomen.
Peritoneum menutup bagian bawah dinding anterior kolumna vesika urinaria,
terletak di bawah vesika urinaria dan permukaan atas prostat. Serabut otot polos
prostat kollum vesika urinaria yang dipertahankan pada tempatnya pada pria oleh
ligamentum puboprostatika dan wanita ligamentum pubovesikalis, yaitu
merupakan penebalan fasia pelvis.
Membran mukosa vesika urinaria dalam keadaan kosong berlipat-lipat.
Lipatan ini menghilang apbila vesika urinaria terisi penuh. Daerah membran
mukosa permukaan dalam adalah basis vesika urinaria secara miring membentuk
seperti katup untuk mencegah aliran balik urine ke ginjal pada waktu vesika
urinaria terisi. Lapisan otot vesika urinaria terdiri dari otot polos, tersusun dan
saling berkaitan dengan M. detrusor viseka. Peredaran darah vesika urinaria
berasal dari arteri vesikalis superior dan inferior yang merupakan cabang dari
arteri
iliaka
interna.
Venanya
membentuk
pleksus
prostatikus
yang
9
URETRA PRIA
Uretra pria mulai dari orifisium uretra interna di dalam vesika urinaria
sampai orifisium uretra eksterna pada penis, panjangnya 175-20 cm yang
terdiri dari:
a. Uretra prostatika merupakan saluran panjang terlebar, panjangnya 3 cm,
berjalan hampir vertical melalui glandula prostat, mulai dari basis sampai
ke apeks dan lebih dekat ke permukaan anterior. bentuk salurannya seperti
kumparan yang bagian tengah lebih luas, makin ke bawah mangkin
dangkal kemudian bergabung
10
d.
uretra.
Orifisium uretra eksterna merupakan bagian erector yang paling
berkontraksi, berupa sebuah celah vertikel . kedua sisi di tutupi oleh dua
bibir kecil, panjangnya 6 mm. Ke dalam uretra bermuara glandula
uretralis dan di bagi dalam 2 bagian:
a. Glandula yang terdapat di bawah tunika mukosa di dalam korpus
kavernosus uretra (glandula pars uretralis).
b. lacuna bagian dalam epithelium. Lakukan yang lebih besar di
permukaan atas disebut lacuna magna . orifisium dari lacuna ini
menyebar ke depan sehingga dengan mudah menghalangi ujung kateter
yang dilalui sepanjang saluran.
Uretra Wanita
Uretra wanita terletak di belakang simpisis , berjalan sedikit miring kea rah
atas. Salurannya dangkal panjang nya kira-kira 4cm mulai dari orifisium uretra
interna sampai ke orifisium uretra eksterna, uretra ini terdapat di belakang
simfisis pada dinding anterior vagina, menjurus obliq ke bawah dan
menghadap ke depan. Apabila tidak berdilatasi diameternya 6 cm. uretra ini
11
ke dalam tubulus.
Proses absorpsi
Penyerapan kembali sebagian besar terhadap glukosa, natrium, klorida fospat,
dan ion bikarbonat. Proses ini terjadi secara pasif yang dikenal dengan
obligator reabsopsi dan terjadi pada tubulus atas. Dalam tubulus ginjal cairan
filtrasi dipekatkan dan zat yang penting bagi tubuh diabsorpsi. Kegiatan ini
banyak di pengaruhi oleh hormone-hormon dan zat-zat yang direabsopsi
berubah sesuai dengan keperluan tubuh setiap saat.
Air diserap denganjumlah yang banyak. Zat esensial yang mutlak di
perlukan (mis., Glukosa, NaCl, dan Garam) direabsorpsi dengan sempurna ke
dalam kapiler peritubular, kecuali kadarnya melebihi ambang ginjal, batas
kadar tertinggi suatu zat dalam darah yang apabila dilampaui menyebabkan
ekskresi zat tersebut masuk ke dalam urine. zat yang sebagian diabsorpsi selsel tubulus bila diperlukan , misalnya kalium. Zat yang hanya diabsorpsi dalam
jumlah kecil dari hasil metabolism misalnya ureum, fosfat, dan asam urat. Dan
14
zat yang sama sekali tidak diabsorpsi tidak dapat disekresi oleh sel tubulus
misalnya kreatinin. Jumlah total air yang diabsorpsi lebih kurang 120
ml/menit. 70-80% diabsorpsi oleh tubulus proksimal.disebut juga reabsopsi air
obligatod. Sisanya 20-30% diabsorpsi secara fakultatif dengan bantuan
hormone. Vasopressin (ADH, hormone antideuritik) di tubulus distal. Sebagian
kecil sisanya diabsorpsi pada duktus koligen yaitu saluran tempat bermuaranya
tubulus distal.
c.
Proses sekresi
Tubulus ginjal dapat mensekresi atau menambahzat-zat kedalam cairan filtrai
selama metabolisme sel-sel membentuk asam dalam jumlah besar. Namun pH
darah dan cairan tubuh dapat di pertahankan sekitar 7,4 (alkalisi). Sel tubuh
membentuk amoniak yang bersenyawa dengan asam kemudian disekresi
sebagai ammonium supaya pH darah dan cairan tubuh tetap alkalis.
3. Berkemih
a. Reflek berkemih
Ketika kandung kemih terisi banyak urine, tekanan kandung kemih
menjadi lebih tinggi. sinyal sensorik dari reseptor kandung kemih dihantarkan
kesegmen sacral medulla spinalis melaui nervus pelvikus, kemudian secara
reflex kembali lagi ke kandung kemih melelui nervus parasimpatis. ketika
kandung kemih terisi sebagian , kontraksi berkemih biasanya secara spontan
berelaksasi. Setelah beberapa detik otot detrusor berhenti berkontraksi dan
tekanan turun kembali ke garis basal. Oleh karena kandung kemih terus terisi,
reflex berkemih menjadi bertambah sering dan menyebabkan kontraksi otot
detrusor lebih kuat. pada saat berkemih menjadi cukup kuat menimbulkan
reflekslain yang berjalan melalui nervus pudendal ke sfingter eksternus untuk
menghambatnya. jika inhibasi ini lebih kuat dalam otak dari pada sinyal
konstiktor voluter ke sfingter eksterna berkemih pun akan terjadi jiak
berkemih tidak terjadi kandung kemih terisi lagi dan reflex berkemih menjadi
b.
semakin kuat.
Perangsangan berkemih
Refleks berkemih merupakan dasar penyebab terjadinya berkemih, tetapi pusat
yang lebih tingii normalnya memegang peranan. Sebagai pengendali akhir dari
berkemih sebagi berikut:
15
1.
2.
3.
untuk berkemih
Jika tiba waktu untuk berkemih, pusat kortikal dapat merangsang pusat
berkemih sakral untuk membantu mencetuskan refleks berkemih. Dalam
waktu bersamaan menghambat sfingter eksternus kandung kemih
sehingga peristiwa berkemih dapat terjadi
Berkemih di bawah keinginan tercetus dengan cara seseorang secara
kandung kemih.
4. Filtrasi glomelorus
16
plasma.
Tekanan hidrostatik (TH) : sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi
dalam kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga
mengeluarkan tekanan osotik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmotik
c.
darah.
Perbedaan tekanan osmotik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman
mencerminkan perbedaan konsentrasi protein. Perbedaan ini menimbulkan
pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi.
Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmotik filtrat kapsula
Bowman bekerja sama untuk meningkatkan gerakan air. Molekul permeabel
kecil dari plasma masuk ke dalam kapsula bowman. Tekanan hidrostatik dan
tekanan osmotik filtrat dalam kapsula Bowman bersama-sama mempercepat
gerakan air dan molekul permeabel dari kapsula Bowman masuk ke kapiler.
Jumlah tekanan (90 3) (32 15) = 70 mmHg, akam mempermudah
pemindahan filtrat dari aliran darah ke dalam kapsula Bowman. Laju ini
dinamakan laju filtrasi glomerulus (LFG).
Pada orang sehat jumlah pertukaran filtrasi per enit 125 ml. Faktor
klinis yang memengaruhi LFG adalah tekanan hidrostatik dan tekanan osmotik
17
tekanan
darah,
selanjutnya
meningkatkan
laju
filtrasi
Reabsorpsi tubulus
Mekanisme pasif
Transpor aktif
Tubulus distal
19
Tubulus koligentes
Duktus koligentes kortikalis
Duktus kolingentes medulla
kesehatan seksual.
Inspeksi
Mencermati pasien secara seksama dapat memberikan perawat informasi
yang berharga. Seluruh bagian tubuh harus diinspeksi. Berapa tanda dan gejala di
20
bawah ini dapat dilihat pada pasien penyakit ginjal.Tentukan level penurunan
pasien dan penyebabnya dengan tepat. Tingginya level produk metabolism dalam
tubuh seperti urea dan nitrogen dapat menyebabkan gangguan pola tidur,
kelelahan, letargi, sakit kepala, pandangan kabur, kebingungan dan penurunan
kesadaran. Tidak jarang tingginya level urea dan nitrogen ini juga menyebabkan
kecemasan, depresi, dan psikosis.
Observasi tremor dan spasme pada pasien. Hipokalsemia yang dapat
berkembang pada gagal ginjal dapat menyebabkan eksitabilitas neuromuscular,
mengakibatkan depolarisasi sel yang tidak dapat dikendalikan. Dengan
memasang pompa pengukur tekanan darah pada lengan selama 10 menit, dapat
menstimulasi munculnya tanda trousseau, seperti spasme karpopedal, tanda klinis
dari tetanus. Pasien mungkin akan menyampaikan pada perawat jika dia
mengalami mati rasa dan perasaan gatal (parestesia) di sekitar mulut dan
ekstrimitasnya. Menampar pasien tepat diwajahnya dapat menyebabkan kejang
pada otot wajah, yang dikenal sebagai tanda chvostek.
pada daerah pinggang atau abdomen sebelah atas harus diperhatikan
pada saat melakukan inspeksi pada daerah ini. Pembesaran itu mungkin
disebabkan oleh karena hidronefrosis atau tumor pada daerah retroperitonium.
edema terutama di wajah dan mata, ekstremitas bawah, dan jika pasien dalam
keadaan bedfast kaji edema pada permukaan sakral. Kaji turgor kulit dan status
hydrasi, Observasi warna kulit, pallor menandakan anemia.
Fullness pada flank, kemungkinan adanya tumor, kista, abses atau
akumulasi cairan pada pelvis renal (hydronephrosis). Hal ini akan menjadi
bertambah terasa jika pasien duduk dan lean forward. Suprapubic bulge, jika
terjadi distensi bladder (500mL) atau lebih. Inspeksi meatus uretra jika ada
edema, kemerahan, dan sekresi, Pada pemeriksaan buli-buli diperhatikan adanya
benjolan/massa jaringan parut bekas irisan/operasi di suprasimfisis. Pada inspeksi
genetaliaeksterna diperhatikan kemungkinan adanya kelainan pada penis/uretra
antara lain: mikropenis, makropenis, hipospadia, kordae, epispadia, stenosis pada
meatus uretra eksterna, fimosis/parafimosis, fistel uretro-kutan, dan ulkus/tumor
penis.
Perhatikan apakah ada pembesaran pada skrotum. Untuk membedakan
antara massa padat dan massa kistus yang terdapat pada isi skrotum, dilakukan
pemeriksaan transiluminasi (penerawangan) pada isi skrotum dengan cahaya
21
terang. Jika isi skrotum tampak menerawang berarti berisi cairan kistus dan
dikatakan sebagai transiluminasi positif atau diafanoskopi positif.
3.
Auskultasi
Ukur TD pasien, catat apakah TD pasien normal atau ada perubahan.
Apakah pasien mengalami hipertensi? Banyak pasien dengan gangguan ginjal
memiliki masalah dengan penimbunan cairan yang meningkatkan volume
intravaskuler sehingga meningkatkan TD. Selanjutnya, auskultasi suara paru-paru
pasien, apakah ada cairan di dalamnya dengan mendengarkan apakah ada suara
crackles, gurgles atau wheeze. Suara-suara tersebut dapat mengindikasikan bahwa
pasien juga menimbun cairan yang berlebih. Auskultasi juga dilakukan untuk
mengecek apakah fistula atau cangkok AV untuk hemodialisi berfungsi dengan
baik. Mungkin penting juga untuk dilakukan untuk mengeek bruit atau desiran
aliran darah di situs akses vaskuler yang baru sampai spasme setelah oprasi
membaik.
Biasanya perawat tidak akan mengauskultasi tepat di atas ginjal. Tetapi,
jika pasien mengalami stenosis arteri renalis, bruit memungkin akan terdengar di
atas kuadran kiri atas dan kanan atas abdomen. Digunakan untuk mendeteksi
bruits pada arteri renal posterior pada area sudut costovertebral dan anterior pada
area abdomen kuadran atas.
4.
Perkusi
Anjurkan pasien untuk buang air kecil sebelum diperkusi. Pemeriksaan
perkusi pada ginjal dilakukan untuk mengecek apakah ada pembesran akibat
penyakit polikistik. Apakah pasien melaporkan adanya nyeri atau kaku ketika
diperkusi. Jika ya, hal ini mengindikasikan adanya infeksi atau tumor. Perkusi
kandung kemih harus dilakukan untuk mengetahui adanya nyeri dan penuh atau
tidaknya kandung kemih.
Perkusi dapat digunakan untuk mendeteksi distensi bladder, dengan cara:
a.
Dilakukan pada posisi setinggi umbilikus
b. Pelaksanaan perkusi yang tegas pada area costovertebral hanya dilakukan oleh
dokter dan perawat yang berpengalaman untuk menemukan tenderness renal.
Tendernes renal menunjukkan adanya infeksi.
c. Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan
pada sudut kostovertebra (yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir
22
Palpasi
Secara anatomis, lobus atas kedua ginjal menyentuh diagfragma dan ginjal
turun sewaktu inhalasi. Ginjal kanan nornalnya lebih mudah di palpasi daripada
ginjal kiri karena ginjal kanan terletak lebih rendah daripada ginjal kiri. Ginjal
kanan terletak sejajar dengan tulang rusuk ke-12 dan ginjal kira sejajar dengan
tulang rusuk ke-11. Ginjal orang dewasa pada umumnya mempunyai ukuran
panjang 11 cm, lebar 4-7 cm, dan tebal 2,5 cm.
Palpasi perlu dilakukan pada bagian tubuh pasien untuk memastikan
apakah terjadi edema perifer. Pada kasus kelebihan volume cairan, cairan
berpindah dari system vaskuler ke keruang interstisial. Cek pasien untuk kekuatan
ekstrimitasnya. Kelemahan pada kaki merupakan tanda bahwa pasien mengalami
neuropati uremikum. Palpasi sendi pasien dan gerakkan ekstrimitas pasien dengan
gerakan ROM. Apakah pergerakan yang dilakukan akan menimbulkan nyeri sendi
atau tulang; apakah gerakan tersebut menyebabkan prestesia atau mati rasa pada
ekstrimitasnya? Masalah sendi dapat terjadi karena kekurangan vitamin D dan
demineralisasi tulang akibat rendahnya level kalsium. Sehingga menyebabkan
osteodistrofi ginjal. Racun urea juga dapat mengakibatkan nyeri dan prestesia
(sensai nyeri tajam dan terbakar).
Biasanya ginjal tidak dapat di palpasi karena ginjal berada didalam
abdomen dan dilindungi oleh otot-otot. Tetapi pada pasien yang kurus terkadang
kita dapat merasakan keberadaan ginjal ketika sedang menarik napas dalamdalam. Ginjal teraba lembut dan bulat, tidak padat atau menggumpal. Kandung
kemih dapat di palpasi dengan mudah dan teraba lembut, tidak padat atau ada
tonjolan. Sebagai tambahan untuk melakukan pemeriksaan fisik yang
berkesinambungan, perawat akan mendampingi pasien untuk persiapan dan
melakukan beberapa tes laboratorium dan foto diagnostic.
Dalam melakukan palpasi ginjal, posisi pasien terlentang dan perawat yang
melakukan palpasi berdiri disisi kanan pasien.
Cara palpasi ginjal :
a. Dalam melakukan palpasi ginjal kanan, letakkan tangan kiri anda di bawah
panggul, dan elevasikan ginjal kearah anterior.
23
dan kronis. Kalsium dikontrol oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Nilai
normalnya 8,5-10,5 mg/dl.
Klorida serum anion utama di cairan ekstraseluler. Sangat penting didalam
keseimbangan asam basa, misalnya akan meningkat jika nilai HCO2 menurun.
Peningkatan mengindikasikan asidosis metabolic akibat gagal ginjal kronis.
Nilai normalnya 96-115 mEq/L.
Osmolalitas serum Menunjukkan konsentrasi komponen yang terlarut dalam
serum. Nilai normalnya 275-295 mOsm/kg. peningkatan osmolaritas serum
mengindikasikan dehidrasi sedangkan penurunannya mengindikasikan adanya
kelebihan cairan.
Fosfor serum Banyak ditemukan di tulang. Bekerja bersama ATP dan
keseimbangan asam-basa. Bekerja berlawanan dengan kalsium, jadi ketika
nilai fosfor rendah maka nilai kalsium tinggi, diatur oleh hormone peransang
paratiroid. Nilai fosfor biasanya tinggi pada penderita gagal ginjal. Nilai
normalnya 2,5-4,5 mg/dL.
Kalium serum Kation intraseluler terbanyak. Ikut keluar jika terjadi rupture
dinding sel. Juga tertimbun pada gagal ginjal, dan dapat menyebabkan
gangguan jantung serius. Nilai normalnya 3,5-5,0 mEq/L.
Magnesium serum Sangat penting dalam berbagai reaksi enzimatis seperti
pada sintesis karbohidrat dan protein serta kontraksi jaringan otot. Magnesium
dan kalsium sangat berhubungan erat, kekurangan kadar pada salah satunya
menimbulkan efek yang signifikan pada yang lainnya. Hal ini disebabkan
karena magnesium membantu penyerapan kalsium di usus. Pada penurunan
fungsi ginjal, jumlah magnesium yang berlimpah tertimbun di tubuh, oleh
karena itu terjadi peningkatan level darah. Nilai normalnya 1,3-2,1 mEq/L.
Natrium serum Kation terbanyak di cairan ekstra seluler. Biasanya jika
natrium keluar, diikuti oleh pengeluaran air. Dipengaruhi oleh ADH dan
Aldesteron. Nilai normal 135-145 mEq/L.
Asam urat pada gagal ginjal nilainya akan meningkat seiring dengan
ketidakmampuan
ginjal
mengekskresikan
asam
urat
sebagai
produk
25
urine
mengandung tidak lebih dari empas sel darah merah per high-powered field
(HPF).
2.
Studi diagnostic
EKG/ ECG (elektrokardiogram), menunjukkan respons jantung terhadap
ketidakseimbangan
elektrolit
akibat
digambarkan
dengan
perubahan
27
BAB III
(PENUTUP)
A. Kesimpulan
Sistem perkemihan merupakan sistem pengeluaran zat-zat metabolisme tubuh
yang tidak berguna lagi bagi tubuh yang harus dikeluarkan (dieliminasi) dari dalam
tubuh karena dapat menjadi racun. proses eliminasi ini dapat dibagi menjadi eliminasi
unrine (buang air kecil) dan eliminasi alvi (buang air besar). Ginjal mempunyai fungsi
yaitu mengatur volume air (cairan) dalam tubuh, mengatur keseimbangan osmotic dan
mempertahankan keseimbangan ion yang optimal dalam plasma (keseimbangan
elektrolit), mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh dengan bergantung pada
apa yang dimakan, ekskresi sisa-sisa hasil metabolism (ureum, asam urat, kreatinin)
zat-zat toksik, obat-obatan, hasil metabolism hemoglobin dan bahan kimia asing
(pestisida), fungsi hormonal dan metabolisme.
Penurunan fungsi ginjal dapat mempengaruhi seluruh fungsi tubuh, sehingga
pengkajian riwayat penyakit dan fisik pasien penting dalam menentukan keberadaan,
tingkat, dan komplikasi gagal ginjal. Pengkajian yang tepat harus dilakukan dari
inspeksi dan auskultasi kemudian perkusi dan dilanjutkan dengan palpasi.
B. Saran
Diharapkan bagi para pembaca untuk dapat lebih mencari sumber-sumber lain
yang dapat dijadikan panduan mengenai askep pengkajian sistem renal untuk
menunjang kemampuan diri sebagai perawat professional di masa yang akan datang.
28
DAFTAR PUSTAKA
Brenner BM, Lazarus JM. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 3 Edisi 13. Jakarta:
EGC, 2000.1435-1443.
Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan Edisi 2. Jakarta : EGC
Syafuddin, Haji. 2012. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC
Terry, Cynthia Lee. 2013. Keperawatan Kritis Demystified. Jakarta : Penerbit ANDI
Asmawati dkk.2013.Makalah Pengkajian Sistem Perkemihan.Diakses dari www.scrib.com
tanggal 12 November 2016, time 16.00.
29