Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
Erfina Malinda, S.Ked
1008114268
Pembimbing :
dr. Kurniaji, Sp.An
:
:
:
:
:
Tn . M
41 tahun
Laki-laki
wiraswasta
Islam
Status
Nomor RM
Tgl Operasi
Pembiayaan
Alamat
:
:
:
:
:
Menikah
917405
04 Mei 2016
BPJS
Jl.wonerejo
ANAMNESIS
Keluhan Utama
:
Bengkak di rahang bawah sebelah kiri sejak 3 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang:
1 bulan SMRS pasien berencana untuk berobat ke dokter gigi dikarenakan ada
nya bengkak pada rahang bawah sebelah kiri. Pasien mengira bengkak
melitus
Tidak ada riwayat alergi obat dan makanan
Tidak pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya
tangga, anak pertama tidak sekolah lagi dan anak kedua kuliah di medan. Penghasilan
tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasien punya kebiasaan
merokok sejak muda dan pasien tidak pernah meminum minuman alkohol.
Riwayat Operasi :
Pasien belum pernah menjalani operasi sebelumnya
AMPLE
A : Tidak ada riwayat alergi obat-obatan, makanan.
M : Pasien sedang tidak mengkonsumsi obat-obatan.
P : Riwayat DM (-), HT (-), asma (-).
L : Pasien direncanakan puasa 6 jam sebelum tindakan operasi.
E : benjolan pada rahang kiri bawah, terfiksir, tidak bernodul
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis
Keadaan umum
Kesadaran
Vital sign
Berat badan
Suhu : 36,3 0C
Nafas : 20 x/i
70 kg
O (Obstruction)
N (Neck Mobility)
b. Breathing
- Suara napas vesikuler
- Respiratory Rate (RR) : 20 kali/menit
- Tidak ada retraksi iga
- Tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan
c. Circulation
- Akral hangat, tidak pucat, kering.
- Heart Rate (HR) 80 kali/menit, tegangan volume kuat dan teratur.
- Capillarity refill time (CRT) < 2 detik.
- Tekanan darah : 120/80 mmHg.
- Konjungtiva tidak anemis.
d. Disability : kesadaran komposmentis
e. Exposure : Pasien diselimuti.
Pemeriksaan kepala
Mata
Mulut
isokor
: Sianosis (-), Gigi palsu (-) Palatum, uvula dan arkus faring
(+)
Mandibula : Gerakan sendi temporomandibular tidak terbatas
Leher
: tidak terdapat kekakuan leher
Pemeriksaan Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
batas normal
: suara napas vesikuler, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), suara
jantung normal tidak ada suara tambahan
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
ditubuh pasien.
Pakaian pasien dilepas dan diganti dengan baju operasi.
Pasien diposisikan tidur telentang.
Di kamar operasi, pasien dipasang tensimeter dan saturasi oksigen. Evalusi
nadi, tekanan darah, dan saturasi oksigen. Pada pasien ini didapatkan nadi pre
anastesi 74x/i, tekanan darah 107/47 mmHg, dan saturasi oksigen 99%.
Terapi Cairan
Cara rehidrasi:
Nilai status rehidrasi, banyak cairan yang diberikan (D)= derajat
dehidrasi (%) x BB x 1000 cc.
Terapi cairan perioperatif termasuk penggantian defisit cairan
sebelumnya, kebutuhan maintenance dan luka operasi seperti
pendarahan. Kebutuhan maintenance normal dapat diperkirakan dari
tabel dibawah:
Berat Badan Jumlah
- 10kg pertama x 4 mL/kg/jam
D = 5 % x 70 x 1000 cc
- 10kg berikutnya x 2 mL/kg/jam
D= 3500 cc
- 10kg berikutnya x 1 mL/kg/jam
* 4 ml x 10 kg/jam = 40 ml/jam
* 2 ml x 10 kg/jam = 20 ml/jam
* 1 ml x 50 kg/jam = 50 ml/jam
110 ml/jam
Pasien yang puasa tanpa intake cairan sebelum operasi akan mengalami
defisit cairan karena durasi puasa. Defisit bisa dihitung dengan
mengalirkan kebutuhan cairan maintenance dengan waktu puasa. Pada
pasien ini, telah diberikan cairan maintenance sebanyak 1000 cc cairan
RL sebelum operasi. Berat badan pasien adalah 70 kg dimana kebutuhan
cairan maintenance adalah 110cc/jam dan pasien ini dipuasakan selama
8 jam sebelum operasi, Jadi defisit cairan pasien ini secara total adalah
880 cc.
Pemberian cairan
6 jam I = D + M atau
= 3500 + 880
= 1750 + 220
= 1970 cc atau
8 jam I = D + M (menurut Guillot)
= 3500 + 880
= 1750 + 440
= 2190 cc
18
jam
II
=D+ M
= 3500 + 880
= 1750 +660
= 2410 atau
16 jam II = D + M (Menurut Guillot)
EBV (Estimated Blood
Volume)
= 3500
+ 880
EBV = 70 x BB = 70
x 70 =cc4900 cc
= 2190
Hb = 14,42 gr/dL
I = 10 % x 4900 cc
= 490 cc
II = 20 % x 4200 cc
= 12,978 gr/dl
= 980 cc
Persiapan
IIIalat
= 30 % x 4200 cc
Hb = 90 % x 14,42
Hb = 80 % x 14,42
= 11,536 gr/dl
Hb = 70 % x 14,42
= 1470 cc
Mempersiapkan
mesin anestesi, monitor,= 10,094
selanggr/dl
penghubung(connector),
isoflurane.
Mempersiapkan stetoskop, oropharynx tube (guedel) ukuran 8 cm, ETT jenis
kingking nomor 6,5; 7; 7,5 , spuit 20 cc, introducer, hipafix (plester) 2 lembar
ukuran 15x1,5 cm dan 2 lembar ukuran 5x3 cm, konektor, dan selang suction.
Mempersiapkan spuit obat ukuran 3, 5, 10, dan 20 cc
Alat infus kontinius
Midazolam 2,5 mg
Tahapan anastesi
1. Premedikasi
- Dengan akses intravena berikan bolus Midazolam 2,5 mg, kemudian
lanjutkan dengan pemberian bolus Fentanyl 100 mcg.
2. Oksigenasi
- Alirkan O2 3 L/menit melalui face mask, dan alirkan kearah depan wajah
pasien
3. Induksi
- Bolus propofol 100 mg, selanjutnya cek respon reflek bulu mata pasien
hingga dapat hasil respon (-), diikuti dengan pemberian bolus atracurium
30 mg.
4. Ventilasi
- Kuasai patensi jalan nafas pasien, dengan memposisikan ekstensi kepala,
gunakan oropharynx tube untuk mencegah sumbatan lidah pada jalan
-
nafas pasien.
Pasang face mask, dan berikan aliran O2 3 L/menit ditambah dengan aliran
N2O 3 L/menit dan aliran isoflurane 2 Vol. %. Pasien diberikan ventilasi
secara manual dengan frekuensi nafas 20x/menit selama 3 menit. Setelah
Durante Operasi
-
Ekstubasi
-
Mengempiskan balon, cabut selang ETT. Segara pasang face mask dan
pastikan airway lancar dengan triple maneuver. Pasien dipindahkan ke
ruang RR.
Recovery
- Drip Ketorolac 60 mg dan fentanyl 50 mcg
Instruksi di RR
-