You are on page 1of 9

EVALUASI RASIO PANJANG USUS DENGAN PANJANG TUBUH

IKAN

Oleh:
Nama
NIM
Rombongan
Kelompok
Asisten

: Dini Darmawati
: B1J014058
:I
:2
: Sutri Handayani

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI NUTRISI

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2016

I.
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Pisces merupakan anggota vertebrata yang memiliki jumlah terbanyak
baik dari segi kelimpahan, distribusi maupun keanekaragamannya. Ikan
memiliki habitat yang sangat beraneka ragam mulai dari laut, air sungai hingga
air payau. Jenis makanan ikan sangat bervariasi mulai dari pemakan hewani
(karnivora), pemakan nabati (herbivora) ataupun keduanya (omnivora). Setiap
ikan memiliki organ dan sistem organ yang spesifik. Sistem tersebut antara lain
sistem pencernaan, reproduksi, urogenital dan sistem respirasi. Sistem-sistem
tersebut terdiri atas organ-organ spesifik. Setiap jenis ikan memiliki ukuran serta
bentuk yang berbeda. Perbedaan ini dapat menjadi salah satu alat untuk
membedakan spesies tertentu dari spesies lainnya (Susanto, 2005).
Menurut Effendie (1979), berdasarkan makanannya ikan dapat dibedakan
menjadi pemakan planton, pemakan tanaman, pemakan dasar, pemakan detritus,
ikan buas dan ikan pemakan segala. Berdasarkan jumlah variasi dari macammaca, makanan, ikan dibedakan menjadi Euryphagic yaitu ikan pemakan
bermacam-macam ikan, Stenophagic yaitu ikan pakan makanan yang macamnya
sedikit dan Monophagic yaitu ikan yang

makannya hanya terdiri dari satu

macam saja.
Upaya untuk mengetahui perbedaan tersebut dapat dipelajari baik
anatomi, morfologi, fungsi, sifat maupun ukuran organ dari tiap ikan yang
diamati. Ciri spesifik yang dimiliki masing-masing organ pada tiap spesies dapat
menjadi suatu alat untuk mengidentifikasi suatu jenis ikan. Oleh sebab itu, studi
mengenai ikan sangat dibutuhkan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
sektor perikanan itu sendiri (Effendie, 1979).
I.2. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengevaluasi rasio panjang usus
dengan panjang tubuh untuk dapat memprediksi kategori makan ikan.

II.1.

II.
MATERI DAN CARA KERJA
Materi
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah ikan lele

(Claria batrachus), ikan tawes (Barbonymus gonionotus), ikan mujair


(Oreochromis mossambicus), ikan belut (Monopterus albus) dan ikan nilem
(Osteochillus vittatus).
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah alat bedah,
milimeter blok, bak plastik, lap dan tissue.
II.2.
Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ukur panjang total ikan menggunakan milimeter blok yang telah disiapkan.
3. Bedah ikan menggunakan gunting bedah yang telah disediakan.
Pembedahan dimulai dari bagian ventral depan, bedah dengan hati-hati agar
tidak sampai merusak saluran pencernaan.
4. Keluarkan sistem pencernaan ikan dan urai saluran pencernaan dengan hatihati.
5. Ukur panjang usus dengan milimeter blok dimulai dari pangkal depan
lambung hingga ujung anus.
6. Hitung rasio panjang usus dengan panjang total tubuh. Lakukan hal yang
sama untuk ikan dengan jenis yang berbeda.

III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1.
Hasil
Tabel 1. Rasio Panjang Usus dengan Panjang Tubuh Ikan Belut
No.

Panjang
Tubuh
Total (cm)

Panjang
Usus (cm)

Rasio

P anjang keseluruhan
panjangtubuh total

1
2

28,5
26

21
17

(cm)
0,73
0,65

27

17

0,62

Jumlah

Rerata

0,67

Kategori

karnivora
karnivora
karnivora

Tabel 2. Rasio Panjang Usus dengan Panjang Tubuh Ikan Mujair

No
.
1
2
3

Panjang
Tubuh
Total
(cm)

Panjang
Usus
Sebelum
Lambung
(cm)
11
68
12,5
75,5
14
102
Jumlah
Rerata

Panjang
Usus
Setelah
lambung
(cm)
66
73,5
100

Gambar 1. Pengukuran panjang


usus dan panjang total tubuh ikan
mujair dengan milimeter blok.

Rasio
Rasio
P anjang keseluruhan P anjang usus
panjang tubuh totalpanjang tubuh total
Kategori

( )

(cm)
6,18
6,04
7,28
20,12
6,71

(cm)
6
5,88
7,14
19,02
6,34

omnivora
omnivora
omnivora

Gambar 2. Pengukuran panjang


usus dan panjang total tubuh ikan
belut dengan milimeter blok.

III.2.

Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, diketahui nilai rata-rata rasio panjang usus

dengan panjang tubuh ikan belut adalah 0,67. Berdasarkan hasil praktikum
diketahui ikan belut termasuk kedalam jenis ikan karnivora. Hal ini dikarenakan
nilai rasio panjang usus dengan panjang tubuh, ikan karnivora memiliki nilai
kurang dari 1. Hasil ini sesuai dengan pustaka, menurut Effendie (1997), sistem
pencernaan belut (Monopterus albus) memiliki bentuk yang memanjang
mengikuti anatomi tubuhnya yang memanjang. Panjang usus belut hanya 2/3
dari panjang tubuhnya. Hal ini merupakan belut merupakan ikan karnivora. Hal
ini juga sesuai dengan pernyataan Kapoor et al., (1975), yang menyatakan
bahwa ikan-ikan karnivora dicirikan dengan panjang ususnya yang relatif
pendek. Hal ini disebabkan makanan yang dikonsumsi oleh ikan karnivora lebih
mudah dicerna.
Berdasarkan hasil praktikum diketahui nilai rata-rata rasio panjang usus
dengan panjang tubuh ikan mujair adalah 6,34. Berdasarkan nilai rata-rata rasio
panjang usus dengan panjang tubuh ikan diketahui ikan mujair termasuk ke
dalam ikan omnivora. Hasil ini sesuai dengan pustaka, menurut Situmorang et
al., (2013), ikan yang memiliki struktur anatomis panjang usus lebih panjang
dibanding panjang tubuh adalah jenis ikan omnivora. Hal ini juga ditunjukkan
dari hasil pengamatan yang dilakukan Situmorang et al., (2013) terhadap usus
ikan keperas. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Effendie (1979), ikan
keperas dan ikan mujair merupakan ikan euryfagus, yaitu ikan yang jenis
makanannya bermacam-macam atau campuran. Jenis makanan yang dimakan
oleh ikan tergantung ketersediaan jenis makanan di alam dan juga adaptasi
fisiologis ikan tersebut misalnya panjang usus, sifat dan kondisi fisiologis
pencernaan, bentuk gigi dan tulang faringeal, bentuk tubuh dan tingkah lakunya.
Pencernaan adalah proses penyederhanaan makanan baik secara fisik
maupun kimia menjadi sari makanan yang udah diserap di dalam usus, untuk
kemudian diedarkan ke seluruh organ tubuh. Sistem pencernaan pada ikan tentu
saja berbeda dengan hewan darat. Ikan merupakan hewan vertebrata akuatik.
Sistem pencernaan pada ikan terdiri atas saluran pencernaan (tractus digestivus)
dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). Saluran pencernaan terdiri dari
mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan dapat salah satunya terdiri atas hepatopankreas,

yang berguna untuk menghasilkan enzim pencernaan yang membantu proses


digesti (Zaldi,2010).
Menurut Zeng et al., (2012), Aktivitas enzim pencernaan mencerminkan
karakteristik pencernaan dari ikan, dan memiliki pengaruh pada kemampuan
untuk mencerna dan menyerap makanan agar mendapat energi yang diperlukan.
Ikan menggunakan enzim pencernaan secara efisien untuk mendapatkan nutrisi
dan energi di saluran pencernaan. Beberapa enzim pencernaan seperti tripsin dan
lipase terutama disekresikan dari pankreas sebagai zymogens dan fungsional
diaktifkan di saluran pencernaan.
Berdasarkan jenis pakannya, ikan dibagi menjadi ikan herbivora, ikan
karnivora dan ikan omnivora. Ikan herbivora merupakan ikan yang memakan
bahan tumbuhan yang hidup di air atau di dalam lumpur, seperti alga, hifa jamur
atau alga biru. Ikan herbivora tidak memiliki gigi dan tapis insang yang lembut
sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan herbivora juga tidak mempunyai
lambung yang sejati. Lambungnya merupakan bagian usus yang mempunyai
jaringan otot yang kuat, mengekskresi asam, mudah mengembang, dan terdapat
di bagian muka alat pencerna makanannya. Bentuk usus ikan herbivora ini
panjang berliku-liku dan dindingnya tipis (Susanto, 1995).
Ikan karnivora memiliki saluran pencernaan yang lebih pendek dari
saluran ikan herbivora. Hal ini dikarenakan daging yang dimakan memiliki
dinding sel tipis berupa selaput sehingga lebih mudah dicerna. Saluran
pencernaan pada ikan karnivora hanya sepanjang tubuh saja atau bahkan ada
pula yang lebih pendek dari panjang tubuhnya. Sedangkan, pada ikan herbivora
dapat mencapai tiga kali panjang tubuhnya. Lambung ikan karnivora membesar
dan berdinding tebal yang kuat mirip dengan ampel pada ayam (Gerking, 1994).
Ikan omnivora merupakan golongan ikan yang memakan bahan makanan
yang berasal dari binatang dan tumbuhan. Ikan omnivora mempunyai sistem
pencernaan antara bentuk herbivora dan karnivora. Menentukan jenis makanan
ikan tertentu secara langsung tidaklah mudah, karena usus ikan kadang-kadang
kosong. Namun, pengamatan terhadap panjang usus dan hubungannya dengan
panjang badan dapat membantu untuk mengetahui jenis bahan makanan yang
dimakannya. Ikan herbivora, umumnya memiliki usus yang panjangnya 4-10
kali panjang badannya. Ikan predator memiliki panjang usus yang lebih pendek
atau sama panjang dengan badannya (Susanto, 1995). Menurut Edmonson

(1963), ikan omnivora memiliki lambung yang menyerupai bentuk kantung dan
usus sedang dengann ukuran 5 sampai 6 kali panjang tubuh.
Panjang usus ikan sangat berkaitan erat dengan jenis makanannya. Usus
yang sangat panjang pada ikan herbivora merupakan kompensasi terhadap
kondisi makanan yang memiliki kadar serat yang tinggi dan keadaan villinya
yarig relatif rendah. Makanan ikan herbivora mangandung banyak serat sehingga
rnemerlukan pencernaan yang lebih lama dan kompleks. Oleh sebab itu,
pencernaan pada ikan herbivora membutuhkan tempat pencernaan (saluran
pencernaan) yang panjang. Sementara ikan karnivora memiliki usus yang
pendek. Oleh karena itu, panjang usus merupakan suatu bukti bahwa dalam usus
terjadi proses pencernaan makanan, jika tidak terjadi proses pencernaan
makanan maka panjang usus ikan herbovora, ikan omnivora maupun karnivora
seharusnya tetap sama (Effendie, 1979).

IV.1.

IV.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pengamatan sebelumnya, dapat disimpulkan

bahwa :
1. Nilai rata-rata rasio panjang usus dengan panjang tubuh ikan belut
yang merupakan ikan karnivora ialah 0,67. Nilai rata-rata rasio
panjang usus dengan panjang tubuh ikan mujair yang merupakan ikan
omnivora ialah 6,34.

DAFTAR REFERENSI

Edmonson, W.T. 1963. Freshwater Biology. Second Edotion. John Wiley and
Sons inc.
Effendie, M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan Edisi 1. Bogor : Yayasan Dewi
Sri.
Gerking SD. 1994. Feeding Ecology of Fish. San Diego : Academic Press.
Kapoor, B.G., H. Smit & E.A. Verighina. 1975. The Alimentary Canal Digestion
in Teleost. Ad. Mar. Biol. 13,pp.109-211.
Situmorang, Toberni S., Ternala A. Barus & Hesti Wahyuningsih. 2013. Studi
Komparasi Jenis Makanan Ikan Keperas (Puntius binotatus) di Sungai Aek
Pahu Tombak, Aek Pahu Hutamosu dan Sungan Parbotikan Kecamatan
Batang Toru Tapanuli Selatan. Jurnal Perikanan dan Kelautan. 5, pp.48-58.
Susanto H. 1995. Budidaya ikan di Pekarangan. Jakarta : Penebar Swadaya.
Zeng, Ling-Qing., Feng-Jie Li., Xiu-Ming Li., Zhen-Dong Cao., Shi-Jian Fu &
Yao-Guang Zhang. 2012. The Effects of Starvation on Digestive Tract
Function and Structure in Juvenile Souther Catfish (Silurus meridinalis
Chen). Comparative Biochemistry and Physiology.162.pp. 200-211.

You might also like