You are on page 1of 24

Lampiran I

Peraturan Menteri Negara


Lingkungan Hidup
Nomor : 01 Tahun 2011
Tanggal : 11 Pebruari 2011

RINCIAN KEGIATAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG LINGKUNGAN HIDUP


TAHUN ANGGARAN 2011

I.

PEMANTAUAN KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP


A.

Peralatan Laboratorium Lingkungan


Pengadaan peralatan laboratorium lingkungan untuk pengujian sampel
air, sampel udara ambien dan sampel tanah. Dalam pengadaan
peralatan tersebut baik bentuk, jenis dan jumlah alat disesuaikan
dengan kondisi dan keperluan daerah. Namun demikian, kualitas
peralatan agar tetap diutamakan supaya dapat memenuhi standar
laboratorium lingkungan.
Peralatan laboratorium lingkungan terdiri atas:
1. Peralatan sampling air.
Peralatan sampling air diperlukan untuk melengkapi peralatan
pengujian sampel kualitas air. Peralatan sampling air dapat menguji
paling sedikit parameter DO, BOD, COD, TSS, Amonia, pH dan fecal
coliform. Peralatan dengan fungsi yang sama dan sudah diadakan
pada tahun sebelumnya, tidak diperbolehkan pengadaannya pada
tahun berikutnya.
2. Peralatan sampling udara ambien.
Peralatan sampling udara ambien paling sedikit dapat menguji emisi
SOx, NOx, CO, dan particulate matter (PM10). Pengadaan peralatan
sampling udara ambien diutamakan bagi daerah-daerah yang padat
industri, dan di daerah perkotaan.
3. Peralatan sampling tanah.

Dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pemantauan


kerusakan tanah akibat produksi biomassa diperlukan seperangkat
peralatan yang digunakan untuk mengukur parameter fisik, kimia
dan biologi tanah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 150 Tahun 2000 tentang Pengendalian Kerusakan Tanah
Untuk Produksi Biomassa. Pengadaan alat terdiri dari alat
pengambilan sampel tanah dan alat pengujian sampel tanah.
4. Laboratorium bergerak.
Untuk memudahkan pengambilan sampel air di lokasi tertentu
dengan tingkat kesulitan tertentu, diperbolehkan untuk melakukan
pengadaan laboratorium bergerak berupa mobil dan speedboat
seperti pada Gambar 3.
Khusus untuk mobile lab berupa kendaraan roda 4 (empat) atau
lebih rancangannya sesuai dengan Gambar 1 dan Gambar 2,
dengan syarat:
a.
Bagian depan sesuai dengan kondisi keadaan pada
umumnya, selain untuk pengemudi tempat duduk dapat memuat
2 (dua) orang lainnya (petugas pengambil sampel atau petugas
laboratorium);
b.
Bagian belakang, terdiri atas:
1)
alas kendaraan dilapisi material
PVC yang cukup kuat;
2)
bagian belakang samping kanan
sejajar pengemudi dibuatkan meja kerja dengan ukuran: lebar
30 40 Cm, tinggi 50 60 Cm, panjang sesuai panjang mobil,
menggunakan bahan anti korosi;
3)
bagian bawah meja dibuatkan
lemari/rak-rak bertutup untuk penyimpanan alat-alat
pengujian
portable,
glassware
dan
bahan
kimia,
menggunakan bahan anti korosi dan di disain agar tahan
getaran dan goncangan;
4)
Penempatan kursi lipat, ice-box dan
peralatan lainnya agar didisain pada posisi yang tidak
mungkin terlepas pada saat mobil berjalan.
Gambar 1
Contoh Rancangan Mobile lab (laboratorium bergerak)

Gambar 2
Contoh Mobil Lab Jenis Double Gardan

Gambar 3
Contoh Gambar Speedboat

B.

Pembangunan Gedung Laboratorium


Pembangunan gedung laboratorium lingkungan dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan daerah dalam melakukan pemantauan
kualitas lingkungan. Pembangunan gedung laboratorium baru hanya
diperbolehkan untuk daerah yang belum memiliki gedung laboratorium
dan tidak termasuk pengadaan tanah, dengan luas bangunan paling
sedikit 200 m2 seperti pada Gambar 4.
Ruang bangunan laboratorium lingkungan, terdiri atas:
1. ruang staf;
2. ruang kepala laboratorium;
3. ruang adminsitrasi peneriman contoh uji /sampling;
4. ruang penyimpanan contoh uji /sampling;
5. gudang bahan kimia;
6. ruang UV dan ruang GC;
7. ruang AAS / voltametri;
8. ruang timbang;
9. ruang kerja/analisa sample dan lemari asam; dan
10. ruang gas.
Gambar 4
Contoh Rancangan Gedung Laboratorium Lingkungan

Laboratorium lingkungan memiliki ruangan yang memenuhi


persyaratan sesuai peruntukkannya, antara lain:
1. Ruang penyimpanan contoh uji termasuk contoh uji arsip
disesuaikan dengan kebutuhan denga suhu 40 C + 20C;
2. Ruang timbang yang bebas debu dilengkapi meja bebas getar dengan
suhu ruangan 200C + 30C dan kelembaban 45% - 65% serta
disarankan untuk menggunakan pintu ganda;
3. Ruang preparasi contoh uji dilengkapi meja dengan ukuran minimal
lebar 90 cm tinggi 80 cm dan panjang disesuaikan kebutuhan;
4. Ruang instrumen dengan suhu ruangan 200C + 30C dan kelembaban
45% - 65%, misalnya untuk :
a.
spektrofotometer UV-Vis disarankan berukuran paling sedikit 6 m2
b.
AAS/ICP/Hg-analyzer disarankan berukuran paling sedikit 7,5 m2
yang dilengkapi dengan exhaust fan dan penyimpanan gas harus
berada di luar ruangan;
c.
GC/GC-MS/HPLC/IC disarankan berukuran minimal 6 m2 yang
dilengkapi dengan exhaust fan dan penyimpanan gas harus
berada di luar ruangan.
5. Ruang mikrobiologi yang dilengkapi dengan ruang steril dan bebas
debu (Laminar Air Flow Cabinet) untuk pengujian mikroorganisme
yang meliputi:
6

a.

ruang penyimpanan bahan kimia atau standar acuan atau


bahan acuan dengan suhu ruangan dan kelembaban disesuaikan
dengan persayaratan;
b.
lemari asam harus digunakan bila preparasi menggunakan
bahan kimia pekat atau pelarut organik yang mudah menguap;
c.
langit-langit, lantai, dinding dan jendela terbuat dari bahan
yang kuat, dicat dan debu tidak mudah menempel misalnya
dengan acrylic. Lantai terbuat dari beton dan dilapisi bahan
kedap air atau dilapisi vinyl tahan gores.
d.
kebutuhan tenaga listrik sebesar kurang lebih 10-20 KVA
dan tergantung pada peralatan laboratorium
1) untuk
peralatan
UV/VIS
dan
TOC
masing-masing
dubutuhkan 2 GPO (general purpose outlet) ganda dengan
sirkuit yang terpisah;
2) untuk AAS : 1 buah GPO dan 1 buah switch berkekuatan
cukup besar untuk exhaust fan dengan menggunakan 1
sirkuit 10A. Juga harus disiapkan 2 GPO ganda lainnya
dengan sirkuit terpisah untuk peralatan penunjang/asesori
AAS;
3) untuk setiap meja diperlukan 1 buah GPO ganda dan sirkuit
tidak melebihi 8 GPO

C.

Perlengkapan laboratorium
Perlengkapan laboratorium, terdiri atas:
1.
lemari penyimpan peralatan;
2.
lemari penyimpan sampel;
3.
meja
laboratorium
untuk
instrumen;
4.
meja harus kokoh, permukaannya
dilapisi lapisan yang kedap air, seperti epoksi atau formika. Jika
menggunakan keramik batas-batasnya sebaiknya menggunakan
epoksi/pelapis kedap air seperti pada Gambar 6 dan Gambar 7;
5.
meubelair;
6.
air conditioner (AC);
7.
exhaust-fan; dan
7

8.

peralatan
kesehatan
dan
keselamatankerja (K3) di laboratorium termasuk Safety Shower dan
lemari asam seperti pada Gambar 5.
Gambar 5
Contoh Gambar Lemari Asam

Gambar 6
Contoh Meja Kerja Laboratorium

Catatan:
Jarak minimum antar meja kerja harus dipertimbangkan untuk
kenyamanan dalam melakukan kegiatan laboratorium. Posisi meja
kerja sedapat mungkin tidak mengganggu kegiatan personel lain
Gambar 7

Keterangan Gambar:
Jarak antar meja kerja disarankan sebagai berikut :

1.

pekerja di salah satu sisi


meja, tidak ada pekerja lain yang lewat dibelakangnya, jarak
minimum 1020 mm;
2.
pekerja di salah satu sisi
meja, namun ada pekerja lain yang lewat dibelakangnya, jarak
minimum 1200 mm;
3.
pekerja di salah satu sisi meja
pada dua meja yang sejajar, tidak ada pekerja lain yang lewat
dibelakangnya, jarak minimum 1350 mm;
4.
pekerja di salah satu sisi meja
pada dua meja yang sejajar, namun ada pekerja lain yang lewat
dibelakangnya, jarak minimum 1800 mm.
D.

Pembangunan IPAL laboratorium.


Salah satu syarat pembangunan gedung laboratorium harus
membangun Instalasi Pengolahan Limbah Laboratorium (IPAL Lab),
mengingat limbah-limbah yang dihasilkan dari hasil pengujian sampel
dapat mencemari lingkungan apabila tidak dikelola dengan baik.
Contoh skema IPAL Laboratorium seperti pada Gambar 8 dibawah ini.
Gambar 8
Contoh Skema Pengolah Limbah Laboratorium Lingkungan

10

TANGKI BAHAN
KIMIA

LIMBAH
DOMESTIK
LIMBAH
KIMIA

POMPA
DOSIS
PENYARING
TEKAN
SLUDGE
SLURRY
TANK

PROSES KIMIA

TANGKI
EFLUENT

TANGKI
AERASI

POMPA
PENGERI
NG

TANGKI
NETRALASI
BLOWER

SEDIMENT
ASI

FILTRASI

11

II. PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP


A.

Pengadaan Instalasi Pengolah Air Limbah Usaha Kecil dan


Menengah (IPAL UKM).
Pembangunan IPAL UKM dirancang sesuai dengan debit, konsentrasi
dan kapasitas pengolahan air limbah sehingga memenuhi baku mutu
lingkungan seperti pada Gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9
Contoh Lay Out IPAL UKM

B.

Pengadaan IPAL Fasilitas Kesehatan


Pembangunan IPAL fasilitas kesehatan dimaksudkan untuk mengolah
air limbah yang dihasilkan dari kegiatan fasilitas kesehatan.

C.

Pengadaan Pemusnah Limbah Infeksius Fasilitas Kesehatan

12

Untuk memusnahkan limbah medis yang bersifat infeksius dan


patologis seperti bekas jarum suntik dan potongan tubuh, digunakan
prinsip insinerasi dengan menggunakan alat yang disebut incinerator.

13

Secara sederhana proses insinerasi dapat digambarkan dalam skema


berikut :
SUPPLAI ENERGI
TERKONTROL

LIMBAH
INFEKSIUS

UDARA
BAKAR
TERKONTROL

INCINERATOR

PANAS

PADATAN SISA

GAS BUANG

Limbah medis direaksikan dengan oksigen dari udara dengan bantuan


suplai panas dari bahan bakar menghasilkan abu buang serta panas
sisa pembakaran. Secara ideal reaksi kimia dari proses pembakaran
adalah sebagai berikut :
CxHyOz + (x+y/4-z/2) O2

x CO2 + y/2 H2O

Pembakaran dapat terjadi dengan sempurna jika tersedia cukup udara,


bahan bakar tambahan untuk pembakar, dan waktu tinggal (time
residence) untuk melangsungkan pembakaran. Titik nyala
yang
o
umumnya berkisar antara 200-500 C dicapai dengan pemberian panas
yang disuplai oleh bahan bakar dari pilot burner di ruang bakar.
Gambar 10. Skema Incinerator

14

D.

Pengadaan Pengolah Sampah dengan prinsip 3 R


Pembangunan unit pengolah sampah terutama diarahkan dalam
rangka penerapan prinsip 3R (reuse, recycle, recovery).
Unit pengelolaan sampah, terdiri atas:
1. pembangunan rumah atap pengolah sampah;
2. conveyor pemilah sampah;
3. pencacah sampah organik dan unit composter;
4. dryer;
5. tong sampah;
6. gerobak sampah;
7. kontainer sampah;
8. truk Sampah; dan
9. arm roll.
Gambar 11
Contoh Lay Out Pengelolaan Sampah Organik

15

16

Gambar 12
Contoh Bangunan Unit Pengolah Sampah

Gambar 13
Contoh Alat Transportasi Sampah

17

III. PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)


A.

Pembangunan Taman Hijau/Taman Kehati


Pembangunan taman hijau /taman kehati merupakan salah satu
upaya untuk menangkap gas CO2 yang merupakan salah satu GRK dan
sekaligus sebagai paru-paru kota. Kegiatan pembangunan Taman
Kehati juga bertujuan sebagai pencadangan sumber daya alam hayati
guna penyelamatan tingkat ancaman sangat tinggi terhadap
kelestariaannya. Taman Kehati mempunyai fungsi antara lain :
a.Sumber
bibit,
b.Pengembangbiakan
tumbuhan
dan
satwa
pendukungnya, c.Sumber genetik tumbuhan dan tanaman asli/lokal
yang dibudidayakan secara tradisional, d.Sarana pendidikan,
penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan, e.Ruang terbuka
hijau, f. Penambahan tutupan vegetasi. Berikut contoh taman kehati
sebagaimana gambar 14 di bawah ini:
Gambar 14
Contoh Gambar Taman Kehati

18

B.

Pengadaan Unit Biogas.


Penanganan limbah organik yang baik dapat memperbaiki lingkungan
dan menghasilkan nilai tambah ekonomi misalnya bagi para peternak
dan petani. Pemanfaatan limbah organik yang tadinya tidak bermanfaat
menjadi berhasil guna menjadi gas metan sebagai energi, pupuk cair
dan pupuk padat organik.
Sumber pencemar yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan
biogas, antara lain:
1. kotoran ternak sapi , kerbau dan babi;
2. eceng gondok;
3. sisa proses pembuatan tahu dan ampas tahu;
Dalam pembuatan biogas pertimbangan desain teknis perlu dilakukan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihan desain dan model
instalasi biogas, antara lain:
1. desain sederhana, dalam hal konstruksi,
operasional dan
perawatan;
2. bahan baku mudah didapat, jenis bahan baku yang dapat
digunakan adalah bahan bangunan dan bahan fabrikan (fiber);
3. mudah diperbaiki, aman dan bila memungkinkan mudah
dipindahkan;
4. harga terjangkau oleh petani dan peternak, dan umur
pemakaiannya lama.
19

Gambar 15
Contoh Desain Biodigiser (eceng gondok)
Desain Biodigister Tampak Samping dan Atas

Gambar I B. 4
Contoh Rencana Desain Biodigiser (Kotoran Sapi)

20

IV. PERLINDUNGAN FUNGSI LINGKUNGAN HIDUP.


A.

Pembangunan Sumur Resapan.


Pembangunan sarana perlindungan sumber air berupa sumur resapan,
diharapkan dapat menjadi salah satu penyelesaian untuk mengatasi
permasalahan kelangkaan air pada musim kemarau dan mengurangi
volume air larian (run of) pada musim hujan. Kegiatan ini dapat
membantu memberikan tambahan cadangan air dan juga mengurangi
air limpahan. Untuk menambah cadangan air, sumur resapan
sebaiknya dibangun di lokasi atau disekitar sumber cadangan air atau
mata air sehingga dapat berfungsi sebagai kantong air. Sedangkan
untuk mengurangi volume air larian sebaiknya dibangun di
permukiman penduduk. Contoh rancangan sumur resapan dapat
dilihat pada Gambar 16
Gambar 16
Contoh Rancangan Sumur Resapan

21

B.

Pengadaan Pencacah Gulma (Tanaman Pengganggu) di Danau /


Situ
Pengadaan alat pengolah/pencacah gulma (tamanan pengganggu) di
perairan danau/situ dimaksudkan agar dapat meningkatkan kualitas
perairan danau/situ melalui upaya pemanfaatan tanaman pengganggu
baik untuk kompos maupun bahan kerajinan lainnya. Hal ini sekaligus
merupakan upaya mendorong diterapkannya prinsip 3 R dalam setiap
aspek kehidupan sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi
masyarakat. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan tersebut, baik jenis
dan merk mesin, kemampuan mesin atau kapasitas dan bangunan
serta alat pendukungnya dapat disesuaikan dengan kondisi daerah dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

V. SISTEM INFORMASI KUALITAS LINGKUNGAN


A.

Pembelian komputer PC pengolah data.


Tidak ada spesifikasi khusus yang diwajibkan dalam pengadaaan
komputer pengolah data, namun ada beberapa kelengkapan yang
disarankan, antara lain:
1. monitor, papan ketik (keyboard), tetikus (mouse) dan perangkat
lunak legal (baik berbayar ataupun opensource) minimal terdiri dari
sistem operasi, anti virus (jika sistem operasi yang digunakan
membutuhkan) dan aplikasi perkantoran (office suite yang minimal
terdiri dari aplikasi spreadsheet, word processor dan presentation);
2. processor sebaiknya sudah memiliki inti lebih dari satu;
3. memory minimal 1 Gigabit;
4. memiliki pemutar / pembaca cakram digital DVD;
5. harddisk best value;
6. memiliki akses koneksi jaringan minimal berkabel (ethernet card)
100 / 1000;
7. memiliki kartu grafis (VGA card) terpisah dengan mainboard.

B.

Pembelian komputer server


22

Tidak ada spesifikasi khusus yang diwajibkan dalam pengadaaan


komputer yang berfungsi sebagai server, namun ada beberapa
kelengkapan yang disarankan, antara lain :
1. monitor, papan ketik (keyboard), tetikus (mouse) dan perangkat
lunak legal (baik berbayar ataupun opensource) minimal terdiri dari
sistem operasi yang diperuntukan sebagai server dan anti virus (jika
sistem operasi yang digunakan membutuhkannya);
2. processor sebaiknya sudah memilki inti lebih dari satu dan memiliki
teknologi yang cukup canggih;
3. memory minimal 2 Gigabit;
4. memiliki pemutar / pembaca cakram digital DVD;
5. harddisk lebih besar dari komputer biasa dan memiliki teknologi
yang lebih cepat;
6. memiliki akses koneksi jaringan minimal berkabel (ethernet card)
100/1000;
7. memiliki kartu grafis (VGA card) terpisah dengan mainboard;
8. memiliki modem, untuk akses internet. Tipe modem tergantung
ketersedian akses internet di tempat masing-masing, antara lain dial
up, ASDL/broadband, radiolink, 3G dan CDMA2x. Akses internet
tidak dibiayai melalui DAK, namun disarankan dapat dipenuhi oleh
pemerintah daerah. Internet penting dalam pengembangan sistem
informasi lingkungan terutama dalam berkomunikasi, bertukar
data, menambah pengetahuan, meng-update sistem operasi dan
antivirus (agar keamanan perangkat lunak terjaga), serta sebagai
pendorong penggunaan teknologi informasi.
C.

Pembelian peralatan koneksi jaringan internal (LAN / Local Area


Network).
Peralatan koneksi jaringan internal berfungsi agar komputer-komputer
yang ada dalam sebuah kantor dapat berkomunikasi satu dengan yang
lainnya. Jika komputer-komputer dapat terhubung dengan jaringan,
keuntungan yang diperoleh adalah dapat menggunakan fasiltas
teknologi informasi lainya secara bersama-sama.

MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
23

GUSTI MUHAMMAD HATTA


Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Humas,

Inar Ichsana Ishak

24

You might also like