Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelapa merupakan salah satu dari sekian banyak biji tanaman yang dapat
digunakan dalam pembuatan minyak. Minyak yang terbuat dari kelapa banyak
digunakan masyarakat sebagai minyak goreng. Pembuatan minyak kelapa secara
tradisional dilakukan dengan pemanasan pada suhu tinggi. Pembuatan minyak
kelapa secara tradisional ini banyak menimbulkan kerugian. Sebagai contoh,
pemanasan yang tinggi dapat mengubah struktur minyak serta menghasilkan
warna minyak kurang baik. Dewasa ini telah ditemukan suatu metode pembuatan
minyak kelapa yang dapat mengurangi kerugian-kerugian tersebut di atas.
Metode ini didasarkan pada penemuan bioteknologi sederhana, yaitu penggunaan
Saccharomyces sp untuk memisahkan minyak dari karbohidrat dan protein yang
terdapat dalam sel-sel endosperm biji kelapa. Metode ini lebih dikenal dengan
Pembuatan Minyak Kelapa dengan Menggunakan Ragi atau Pembuatan Minyak
Kelapa secara Fermentasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Minyak
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada
golongan lipid , yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut
dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar,misalnya dietil eter
(C2H5OC2H5), Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak
dan minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak
dan minyak mempunyai polaritas yang sama dengan pelaut tersebut (Herlina,
2002).
Minyak kelapa merupakan bagian yang paling berharga dari buah kelapa
dan banyak digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng.
Minyak kelapa dapat diekstraksi dari daging buah kelapa atau daging kelapa
yang dikeringkan. Kandungan minyak pada kopra umumnya 60 65%,
sedangkan daging buah kelapa sekitar 43%. Minyak kelapa merupakan ester dari
gliserol dan asam lemak (Syafrini, 2009).
Rumus Kimia
Jumlah (%)
C5H11COOH
C7H15COOH
C9H19COOH
C11H23COOH
C13H27COOH
C17H35COOH
C19H39COOH
0 0,8
5,5 9,5
4,5 9,5
44 52
7,5 10,5
13
0 0,4
C15H29COOH
0 1,3
2
Asam Oleat
Asam Linoleat
(Syafrini, 2009)
C17H33COOH
C17H31COOH
58
1,5 2,5
fermentasi minyak
kelapa
diantaranya adalah jenis mikroba atau starter dan konsentrasi starter. Mikroba
dapat berperan dalam proses fermentasi karena mengandung enzim yang
diperlukan dalam reaksi-reaksi kimia tersebut. Enzim yang terdapat dalam
setiap mikroba mempunyai kemampuan yang berbeda dalam memecah
emulsi santan. Sehinggaperbedaan mikroba pada ragi tempe dan ragi tape
dapat menyebabkan hasil produksi minyak kelapa yang terbentuk berbeda,
baik dari kualitas maupun rendemen yang dihasilkan. Kecepatan suatu enzim
yang terdapat pada mikroba tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada
suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan
bertambahnya konsentrasi enzim (Fadhli, 2015).
2.5 Kerusakan Minyak Kelapa
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik
yang disebut proses ketengikan. Hal ini disebabkan oleh otooksidasi radikal
asam lemak tidak jenuh dalam lemak. Radikal bebas dengan O 2 membentuk
peroksida aktif yang dapat membentuk hidroperoksida yang bersifat tidak
stabil dan mudah pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih
pendek oleh radiasi energi tinggi, energi panas, katalis logam, atau enzim.
Senyawa-senyawa dengan rantai C lebih pendek ini adalah asam-asam lemak,
aldehida-aldehida, dan keton yang bersifat volatile dan menimbulkan bau
tengik pada lemak (Patty, 2015).
2.6 Manfaat Minyak Kelapa
Minyak kelapa dengan komponen utamanya asam laurat mempunyai
beberapa manfaat. Manfaat tersebut antara lain:
1) mengurangi resiko aterosklerosis dan penyakit yang terkait,
2) menurunkan resiko kanker dan penyakit degeneratif lainnya,
3) membantu mencegah infeksi virus,
4) mensupport sistem kekebalan tubuh,
5) membantu mencegah osteoporosis,
6) membantu mengontrol diabetes,
7) memulihkan kembali (kehilangan) berat badan,
8) menyediakan sumber energi yang cepat,
9) menyediakan sedikit kalori dibandingkan dengan lemak lain,
10) menyediakan nutrisi penting untuk kesehatan,
11) memperbaiki sistem pencernaan dan penyerapan nutrisi,
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Praktikum
3.1.1 Pembuatan Santan
Tunggu
2 jam hingga dingin
Memanaskan aquadest sampai
Mencampur
mendidih
kelapa
pada parut
suhu 100oC
dan aquadest
padasampai
suhu 60oC
Pipet tetes
Gelas ukur
Cuvet
Kompor listrik
Indikator pH
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Pengaduk
Beaker glass
Inkubator goyang
Neraca analitik
Aluminium foil
Centrifuge
m.
n.
p.
Gambar Alat
q.
Nama Alat
t.
Erlenmeyer
w.
Pipet Tetes
.
s.
r.
1.
v.
u.
2.
y.
x.
z.
3.
Gelas Ukur
ab.
aa.
ac.
4.
Cuvet
ae.
ad.
af.
5.
ag.
ah.
6.
aj.
ak.
7.
al.
Kompor Listrik
ai.
am.
Indikator pH
Pengaduk
ao.
an.
ap.
8.
Beaker Glass
ar.
aq.
as.
9.
Inkubator
Goyang
au.
at.
10.
av.
Neraca Analitik
ay.
Aluminium foil
ax.
aw.
11.
ba.
az.
12.
bc.
bb.
Centrifuge
bd.
be.
bf.
bg.
bh.
bj.
bk.
BAB IV
bl.
bm.
Variabel 1
Variabel 2
Variabel 3
Variabel 4
Har i 1
Har i 2
Har i 3
Hari
bn.
bo. Gambar 4.1 Grafik Hubungan Hari vs pH
bp. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pH santan setelah fermentasi,
yaitu sekitar pH 3-4. pH fermentasi mengalami penurunan dari pH awal yang
telah diatur untuk setiap variabel yaitu pH 7. Hal ini disebabkan selama
fermentasi terjadi perombakan
menjadi asam-asam organik oleh mikroba yang terdapat pada ragi tape, dan
enzim bromelain yang terkandung dalam sari buah nanas. Dari hasil pengamatan
pH setelah fermentasi titik isoelektrik protein berada pada pH 3-4. Konsep dasar
dari pengolahan minyak secara basah adalah memecahkan lapisan tipis yang
membungkus minyak dengan jalan mengganggu titik isoelektrik. Titik isoelektrik
adalah derajat keasaman atau pH ketika suatu makromolekul bermuatan nol
akibat bertambahnya proton atau kehilangan muatan oleh reaksi asam-basa
(Intan, 2008).
bq.
br.
Variabel 1
Variabel 2
0.96
0.95
Hari 1
Variabel 3
Hari 2
Hari 3
Variabel 4
Hari
bs.
bt. Gambar 4.2 Grafik Hubungan Hari vs Densitas
bu. Berdasarkan grafik di atas menunjukkan perubahan densitas pada
setiap variabel. Perubahan densitas dipengaruhi oleh aktifitas enzim dalam
bz.
4.4 Sumber Enzim Dari Sari Buah Selain Nanas (Kelompok Enzim
Protease)
1. Enzim Actinidin Pada Sari Buah Kiwi
ca. Buah kiwi selama ini telah dikenal sebagai salah satu jenis buah yang
tinggi kandungan nutrisi dan vitamin C. Namun lebih dari itu, kiwi
sebenarnya juga menyimpan manfaat tersembunyi yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh manusia.
cb.Di balik kulit coklatnya yang berbulu serta daging buah berwarna
hijau, kiwi ternyata mengandung satu enzim pencernaan yang dapat
membantu penyerapan protein. Enzim itu disebut actinidin. Ini adalah enzim
protease (penghancur protein) yang ada pada buah kiwi hijau, berfungsi
mencerna protein sehingga mudah diserap tubuh (Kompas, 2012).
2. Enzim Urease Pada Sari Kacang Kedelai
cc. Urease adalah sebuah protein yang ditemukan dalam bakteri, kapang,
dan beberapa tanaman tingkat tinggi. Karakteristiknya yaitu pH optimum 7,4
suhu optimum 64 celcius dengan spesifikasi enzimatis : urea dan hidroksi
urea. Beberapa tanaman memanfaatkan ureases untuk keperluan yang sama.
Ureases ditemukan dalam jumlah yang besar pada jack bean, kacang kedelai
dan beberapa biji tanaman lainnya (Ezza, 2012).
3. Enzim Papain Dari Sari Buah Pepaya
cd.Buah pepaya merupakan buah tropis yang enak rasanya dan banyak
mengandung zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Buah pepaya umumnya
mengandung air dan karbohidrat, rendah kalori dan kaya akan vitamin dan
mineral khususnya vitamin A dan C serta mineral kalium (K). Selain sebagai
penghasil buah, tanaman pepaya juga memiliki banyak khasiat. Hampir semua
bagian tanaman pepaya dapat dimanfaatkan, mulai dari akar, batang, daun,
kuntum bunga, kulit pohon, sampai getahnya.
ce. Batang, daun, dan buah pepaya mengandung getah berwarna putih
yang mengandung enzim pemecah protein atau proteolitik yang biasa disebut
papain. Papain [EC. 3.4.22.2] adalah satu dari enzim proteolitik asal tanaman
yang secara intensif digunakan dalam proses pembuatan roti, pengempukan
daging, pelembutan kulit, defibrinating luka, pelepasan gum pada sutera dan
wool serta untuk pengobatan penyakit edema.
cf. Papain banyak digunakan dalam berbagai proses industri, sehingga
prospek ekonomis papain tampaknya semakin cerah. Oleh karena itu
eksplorasi penelitian dan pemanfaatan papain terus dilakukan. Ada penelitian
tentang pengaruh jenis substrat terhadap aktivitas proteolitik enzim papain
amobil.
cg.Pemanfaatan papain untuk penghilangan lapisan kapur pada teripang
pasir telah dilakukan. Penggunaan enzim papain sebanyak 4% mampu
menghilangkan lapisan kapur pada tubuh teripang dan tidak menyebabkan
lapisan kulit hitam pada punggung teripang rusak.
ch.Sebagai enzim proteolitik, papain diharapkan memiliki aktivitas yang
tinggi dan tahan terhadap lingkungan yang ekstrim seperti suhu yang tinggi
dan pH yang rendah (Malle, 2015).
ci.
cj.
ck.
cl.
BAB V
PENUTUP
cm.
cn.
5.1 Kesimpulan
1. Semakin lama fermentasi maka kadar pH nya semakin turun.
2. Semakin lama fermentasi maka densitasnya semakin menurun.
3. Jumlah minyak yang diperoleh juga dipengaruhi jumlah starter yang
ditambahkan.
co.
cp.
5.2 Saran
1 Mensterilkan bahan sebelum praktikum untuk meminimalisir kontak dengan
kontaminan.
2 Memastikan mengatuh pH dengan teliti sesuai dengan prosedur.
3 Memastikan semua variabel sudah dimasukkan.
cq.
cr.
cs.
DAFTAR PUSTAKA
ct.
cu.
cv.
cw. Fadhli, Haiyul. 2015. Pembuatan Minyak Kelapa. http://www.haiyulfadhli.tk/2015/12/pembuatan-minyak-kelapa.html. Diakses pada tanggal 18
oktober 2016.
cx.
Herlina Netti dan M. Hendra S. Ginting. 2002. Lemak dan Minyak. Fakultas
Teknik Jurusan Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara
cy.
Intan Deasy Ariwianti, Kristina Ari Cahyani. 2008. Pembuatan Minyak Kelapa
Dari Santan Secara Enzimatis Menggunakan Enzim Papain Dengan
Penambahan Ragi Tempe. Makalah Penelitian. Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro Semarang.
cz.
Karouw, Steivie dan Budi Santosa. 2002. Minyak Kelapa Sebagai Sumber
Asam Lemak Rantai Medium. Balai Penelitian Tanaman Palma. Manado.
da.
db.
Mardiah, Elida. 2011. Mekanisme Inhibisi Enzim Polifenol Oksidase Pada Sari
Buah Markisa Dengan Sistein Dan Asam Askorbat. Laboratorium Biokimia
Jurusan Kimia Fmipa Unand. J. Ris. Kim Vol. 4, No. 2, Maret 2011 ISSN :
1978-628x.
dc.
dd.
de.
df.
dg.
dh.