Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
a. Data subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian.
b. Data objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dapat diukur.
2.1.4 Anamnesis
Wawancara atau anamnesis dalam pengkajian keperawatan pada sistem
pernapasan merupakan hal yang utama yang dilaksanakan perawat karena 80%
diagnosis masalah klien diperoleh dari anamnesis.
a. Keluhan Utama
Dalam membuat riwayat keperawatan yang berhubungan dengan sistem
pernapasan, penting untuk mengenal tanda serta gejala umum gangguan sistem
pernapasan. Termasuk dalam keluhan utama pada sistem pernapasan, yaitu
batuk, batuk darah, produksi sputum yang berlebihan, sesak napas, dan nyeri
dada.
1. Batuk
Batuk merupakan suatu refleks protektif yang timbul akibat iritasi
bercabang trakeobronkial kemampuan untuk batuk merupakan mekanisme
yang penting untuk memberihkan saluran pernapasan bagian bawah.
2. Batuk Darah
Batuk darah adalah keluarnya darah dari saluran pernapasan akibat
pecahnya pembuluh darah pada saluran pernapasan bagian bawah (dari
glotis ke bawah). Gejala awal biasanya berupa rasa gatal pada tenggorokan
atau adanya keinginan untuk batuk, lalu darah dikeluarkan lewat batuk.
Darah berwarna merah terang, berbuih, dan dapat bercampur sputum.
3. Produksi Sputum Berlebih
Orang dewasa normal membentuk sputum +100/hari. Jika produksi
berlebihan, proses pembersihan mungkin tidak efektif lagi sehingga sputum
akan tertimbun.
4. Sesak napas
Sesak napas
merupakan
gejala
nyata
adanya
gangguan
situasi
tempat
kerja
dan
Pengkajian
psikologis
klien
meliputi
beberapa
dimensi
yang
Membuka Mata
Menurut
Orientasi
Spontan
Terlokalisasi
Bingung
Menghindar
Kata tidak
dimengerti
Terhadap
panggilan
Fleksi
abnormal
Hanya suara
Terhadap nyeri
Ekstensi
Tidak ada
Tidak ada
Tidak dapat
Temuan. Kepekakan di atas paru terjadi ketika jaringan paru yang terisi
oleh udara digantikan oleh cairan atau jaringan padat.
Bunyi
Intensitas
Puncak
Durasi
Contoh
lokasi
Contoh
patologis
Kedataran
Ringan
Tinggi
Singkat
Paha
Efusi pleura
masif
Pekak
Sedang
Sedang
Sedang
Hepar
Pneumonia
Bronkhitis
kronis
sederhana
Emfisema,
pneumothoraks
Resonan
Keras
Rendah
Lama
Paru
normal
Hiperresonan
Sangat
keras
Lebih
rendah
Lebih lama
Normalnya
tidak
Timpani
Keras
Tinggi
Gelembung
Pneumothoraks
gas pada
masif.
lambung
Bunyi Napas
Durasi Bunyi
Intensitas
Bunyi
Ekspirasi
(Vesikular),
Bunyi
inspirasi lebih lama
dibanding ekspirasi
Halus
(Bronkhovesikular)
Bunyi
inspirasiekspirasi relatif sama
Intermediet
(Bronkhial),
Bunyi
eksperasi berlangsung
lebih
lama
dibandingkan
bunyi
inspirasi
(Trakeal), Bunyi dan
inspirasi dan ekspirasi
kira-kira sama
Puncak Bunyi
Ekspirasi
Lokasi Terdengar
Normal
Relatif rendah
Intermediet
Sering
pada
interspasium 1 dan 2
di sebelah anterior
dan di antara skapula.
Keras
Relatif tinggi
Di atas manubrium
jika memang ada
terdengar
Sangat keras
Relatif tinggi
Ketebalan pada garis menunjukan intensitas, semakin meninggi bentuk garisnya maka semakin
tinggi pula puncaknya.
11
ini,
bronkhografi
jarang
digunakan
sejak
ditemukannya
mendiagnosis
juga
mengelola
keadaan-keadaan
pada
percabangan
13
Penilaian laju endap darah untuk menilai sejauh mana tingkat proses
inflamasi yang terjadi pada sistem pernapasan.
3. Leukosit
Peningkatan kadar leukosit memberikan gambaran adanya perlawanan
oleh leukosit untuk melakukan proses fagositosis terhadap invasi kuman
yang masuk ketubuh terutama akibat adanya infeksi disistem pernapasan.
4. Fungsi Hati
Pemeriksaan SGOT dan SGPT diperlukan untuk memantau dampak
pemberian pengobatan yang telah dilakukan terutama pengobatan jangka
panjang obat antituberkulosis terhadap kondisi dan fungsi hati.
5.
Glukosa
Glukosa serum harus sering dipantau karena kebanyakan klien dengan
gangguan sistem pernapasan juga menderita diabetes melitus dan
keduanya sering saling memengaruhi.
6. C-Reactive Protein
C-Reactive
protein
merupakan
anggota
dari
protein
pentraxin.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengkajian keperawatan merupakan suatu tahap penting dari proses pemberian
asuhan keperawatan yang sesuai bagi kebutuhan individu. Oleh karena itu, pengkajian
yang akurat, lengkap sesuai dengan kenyataan, dan kebenaran data sangat penting untuk
langkah selanjutnya dalam pemberian asuhan keperawatan sesuai respons individu.
Pengkajian keperawatan pada sistem pernapasan adalah suatu komponen proses
keperawatan sebagai suatu usaha yang dilakukan oleh perawat dalam menggali
permasalahan sistem pernapasan klien.
3.2 SARAN
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
15