Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN GERONTIK
Di susun Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Khoirul Anam
Dewi Ainun Rosida
Noor Ani Anakoda
Indriana Narista Nanda
Lusiana Agus Susanti
Mia Dwi Rachmawati
201410300511042
201410300511047
201410300511048
201410300511050
201410300511051
201410300511057
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai
delirium
yaitu
gangguan
perseptual,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Delirium adalah gangguan mental serius yang menyebabkan
penderita mengalami kebingungan parah dan berkurangnya kesadaran
terhadap lingkungan sekitar. Pada fase awal, delirium akan berkembang
cukup cepat, dari beberapa jam sampai beberapa hari.
Delirium, suatu kondisi akut penurunan perhatian dan disfungsi
kognitif, merupakan sindrom klinis yang umum, mengancam hidup, dan
dapat dicegah. Umumnya terjadi pada individu berusia 65 tahun atau
lebih.1 Delirium sering disebut keadaan kebingungan akut dimulai
dengan kebingungan dalam berfikir, yang kebingungan tersebut akan
berkembang menjadi disorientasi dan perubahan tingkat kesadaran
samapai aktivitas yang berlebihan . Berfikir menjadi kacau, rentang
perhatian secara nyata memendek, halusinasi, waham, ketakutan, ansietas,
dan paranoia . Pasien ini akan muda terganggu dengan tingkat aktivitas
yang berbeda setiap hari. Keadaan ini merupakan kegawatan medis sebab
dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen.
2.2. Etiologi
Factor predisposisi:
a. Demensia
b. Umur lanjut
c. Kecelakaan otak seperti stroke, penyakit Parkinson
d. Gangguan penglihatan dan pendengaran
e. Ketidak mampuan fungsional
f. Ketergantungan alcohol
g. Isolasi social
h. Depresi
i. Riwayat delirium post-operative sebelumnya
Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. Penyebabnya bisa
berasal dari penyakit susunan saraf pusat, penyakit sistemik, intoksikasi
akut (reaksi putus obat) dan zat toksik. Penyebab delirium terbanyak
terletak diluar sistem saraf pusat,misalnya gagal ginjal dan hati. Secara
lengkap dan lebih terperinci penyebab delirium berasal dari:
Penyebab Intrakranial :
a. Epilepsi dan keadaan paska kejangTrauma otak (terutama gegar
otak)
b. Infeksi
c. Meningitis
d. Ensefalitis NeoplasmaGangguan vaskular
Penyebab Ekstrakranial :
a. Obat-obatan (meggunakan atau putus obat) dan racun
b. Obat antikolinergik
c. Antikonvulsan
d. Obat antihipertensi
e. Obat antiparkinson
f. Obat antipsikosis
g. Glikosida jantung
2.3. Patofisiologi
Delirium merupakan fenomena kompleks, multifaktorial, dan
mempengaruhi berbagai bagian sistem saraf pusat. Hipotesis terbaru
menunjukkan defisiensi jalur kolinergik dapat menyebabkan penyebab
delirium. Delirium yang diakibatkan oleh penghentian substansi seperti
alkohol, benzodiazepin, atau nikotin dapat dibedakan dengan delirium
karena penyebab lain. Pada delirium akibat penghentian alkohol terjadi
ketidak seimbangan mekanisme inhibisi dan eksitasi pada sistem
neurotransmiter. Konsumsi alkohol secara reguler dapat menyebabkan
inhibisi reseptor NMDA (N-methyl-D-aspartate) dan aktivasi reseptor
GABA-A
(gamma
aminobutyric
acid-A).
Disinhibisi
serebral
benzodiazepin
menyebabkan
delirium
melalui
jalur
dikombinasikan
dengan
hiperaktivitas
dopaminergik.
Lebih
lanjut,
gangguan
metabolik
seperti
adrenokortikal
untuk
melepaskan
lebih
banyak
(retardasi mental).
2.6. Penatalaksanaan
menunjukkan
mengalami peningkatan
Rangsangan
pasien
eksternal
diperkecil. Pasien delirium sangat sensitif terhadap efek samping obat, jadi
pengobatan yang tidak perlu harus dihentikan termasuk golongan hipnotiksedatif (contoh benzodiazepin). Pasien dengan agitasi tinggi ditenangkan
dengan dosis rendah obat antipsikotik potensi tinggi (contoh :haloperidol,
thiothixene). Obat dengan efek anti kolinergik seperti klorpomazine,
tioridazin di hindari karena dapat memperburuk atau memperpanjang
delirium. Kenyataannya, tingkat antikolinergik plasma yang memicu
delirium ditemukan pada pasien-pasien bedah. Bila sedasi diperlukan
gunakan dosis rendah benzodiazepin dengan kerja singkat seperti
oxazepam, lorazepam.
2.7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada pasien gangguan kognitif delirium
adalah sebagai berikut:
a. Hilangnya kemampuan untuk berfungsi atau merawat diri
b. Kehilangan kemampuan untuk berinteraksi
c. Perburukan menjadi stupor atau koma
d. Efek samping dari obat yang digunakan untuk mengobati
gangguan
e. Cedera aksidental akibat kesadaran pasien yang berkabut atau
hendayakoordinasi atau karena penggunaan alat pengekang yang
tidak perlu
Pengkajian
1. Identitas
Identitas klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, suku
bangsa/latar belakang kebudayaan, status sipil, pendidikan,
pekerjaan dan alamat.
2. Keluhan utama
Keluhan utama atau sebab utama yang menyebabkan klien datang
berobat (menurut klien dan atau keluarga). Gejala utama adalah
kesadaran menurun.
3. Faktor predisposisi
Menemukan gangguan jiwa yang ada sebagai dasar pembuatan
diagnosis serta menentukan tingkat gangguan serta
menggambarkan struktur kepribadian yang mungkin dapat
menerangkan riwayat dan perkembangan gangguan jiwa yang
terdapat pada pasien. Dari gejala-gejala psikiatrik tidak dapat
diketahui etiologi penyakit badaniah itu, tetapi perlu dilakukan
pemeriksaan intern dan nerologik yang teliti. Gejala tersebut lebih
ditentukan oleh keadaan jiwa premorbidnya, mekanisme
pembelaan psikologiknya, keadaan psikososial, sifat bantuan dari
keluarga, teman dan petugas kesehatan, struktur sosial serta ciriciri kebudayaan sekelilingnya. Gangguan jiwa yang psikotik atau
nonpsikotik yang disebabkan oleh gangguan jaringan fungsi otak.
Gangguan fungsi jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit
badaniah yang terutama mengenai otak (meningoensephalitis,
gangguan pembuluh darah otak, tumor otak dan sebagainya) atau
yang terutama di luar otak atau tengkorak (tifus, endometriasis,
payah jantung, toxemia kehamilan, intoksikasi dan sebagainya).
4. Pemeriksaan fisik
Kesadaran yang menurun dan sesudahnya terdapat amnesia. Tensi
III.