You are on page 1of 18

MINI PROJECT

UPAYA PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)


BAGI SISWA / SISWI DI SDN 26 WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
SELATPANJANG KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN
KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU

Disusun Oleh:
dr. Reviolita Ariani
Pendamping:
dr. H. Djoko Santoso

PUSKESMAS KOTA SELAT PANJANG


KECAMATAN TEBING TINGGI
KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
PROVINSI RIAU
2016
1

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui presentasi mini project:


UPAYA PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) BAGI
SISWA / SISWI DI SDN 26 WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS SELATPANJANG
KECAMATAN TEBING TINGGI KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI
PROVINSI RIAU

Diajukan oleh:
dr. Reviolita Ariani
Hari / Tanggal : Jumat, 03 Juni 2016
Tempat: Puskesmas Selatpanjang

Disahkan Oleh :
Pembimbing

(Dr. H. Djoko Santoso)

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dalam rangka melaksanakan Program
Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Kota Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi Kab. Kep.
Meranti Riau pada tanggal 16 mei 2012 sampai 31 Agustus 2012.
Laporan ini kami susun berdasarkan data yang kami peroleh selama menjalani
program Internsip. Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya atas bantuan, bimbingan serta nasehat yang diberikan selama menjalani Internsip
kepada :
1.

dr.H.Djoko Santoso , selaku Pembimbing dan Kepala Puskesmas Selat panjang Kec.

Tebing Tinggi. Kab. Kep. Meranti


2.

dr. Zizi Dian Novianti, selaku dokter umum di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing

Tingg Kab. Kepulauan Meranti


3.

dr. Ummul khairiyah, selaku dokter umum di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing

Tinggi Kab. Kepulauan Meranti


4.

dr. Rinda, selaku dokter umum di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi Kab.

Kepulauan Meranti
5.

dr. Vita, selaku dokter umum di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi Kab.

Kepulauan Meranti
6.

drg. Rani Rahmayan, Selaku dokter gigi di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing

Tinggi Kab. Kepulauan Meranti


7.

Ibu dan bapak perawat di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi. Kab.

KepulauanMeranti
8.

Ibu Bidan di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi. Kab. Kepulauan Meranti

9.

Ibu Apoteker di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi. Kab. Kepulauan

Meranti
10.

Ibu dan bapak Staf Tata Usaha di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi. Kab.

Kepulauan Meranti
3

Kami Menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih dan

berharap semoga laporan ini dapat bermanfaaat untuk

menambah pengetahuan kita semua.


Wassalamualaikum Wr.Wb

Selat Panjang,

Mei 2016

dr. Reviolita Ariani

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................... 1


Lembar Pengesahan ........................................................................................................... 2
Kata Pengantar ...................................................................................................................3-4
Daftar Isi ........................................................................................................................... 5-6
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

....................................................................................................... 7

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................................... 8


1.3. Tujuan

................................................................................................................... 8

1.4. Manfaat ................................................................................................................... 8


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian PHBS ...................................................................................................... 9
2.2. Perilaku PHBS Sekolah ............................................................................................ 10
BAB III METODE
3.1 Materi ....................................................................................................................... 11
3.2. Waktu dan Tempat Penyuluhan ............................................................................... 11
3.3 Metode ..................................................................................................................... 11
3.4 Media ....................................................................................................................... 11
BAB IV PROFIL WILAYAH DAN HASIL
4.1 Data Geografis ......................................................................................................... 12
4.2 Data Demografik ..................................................................................................... 13
4.3. Sosial Ekonomi ...................................................................................................... 14
5

4.4. Derajat Kesehatan Masyarakat ............................................................................. 15


BAB V DISKUSI
5.1. Diskusi Hasil ........................................................................................................ 16
BAB VI PENUTUP
6.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 17
6.2. Saran .................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 18

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan anak merupakan hal yang penting, mengingat anak merupakan generasi
penerus bangsa yang meneruskan pembangunan bangsa ke arah yang lebih baik. Anak
adalah pribadi yang unik. Ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh kecil. Namun ia
adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan, baik secara fisik, mental dan
intelektual. Sehat merupakan sebuah hasil yang memerlukan proses atau usaha.
Memahami arti pentingnya kesehatan diri harus dimulai sejak dini untuk mewujudkan
generasi yang berkualitas dan sehat. Pendidikan kesehatan harus diajarkan sejak dini
pada anak, karena anak sehat menjadi cerminan keluarga yang juga sehat.
Dalam memberikan pendidikan kesehatan pada anak, seringkali orang tua dan guru
hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Padahal, ini tidak hanya membahas pada
fisik tubuh, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan mental, perubahan sikap, perubahan
kebiasaan dan perubahan cara pandang agar anak memiliki paradigma sehat.
Paradigma sehat tersebut dijabarkan dan dioperasionalkan dalam bentuk Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berorientasi sehat, serta bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan
melindungi kesehatannya baik fisik, mental maupun sosial.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah kebiasaan/ perilaku positif yang
dilakukan oleh setiap komponen lingkungan sekolah yaitu oleh setiap siswa, guru,
penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain yang dengan
kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam
menjaga lingkungan sehat di sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat perlu dilakukan
sekolah dengan tujuan agar siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang
tua siswa dan lain-lain terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit,
sekolah menjadi bersih dan sehat sehingga meningkatkan semangat proses belajarmengajar dan akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah merupakan kebutuhan mutlak
seiring dengan banyaknya penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 10
tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh
karena itu penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah harus menjadi program
wajib puskemas dalam rangka meningkatkan promosi kesehatan dan menumbuhkan
kesadaran anak berperilaku sehat sejak dini.
7

2. Pernyataan Masalah
Rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman anak sekolah dasar tentang perilaku

hidup bersih dan sehat.


Jumlah anak sekolah penderita penyakit infeksi yang terus meningkat akibat
kurangnya pengetahuan serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat sehari-hari.

3. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap serta kemandirian perorangan setiap siswa
dalam membiasakan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
4. Manfaat
1. Bagi Siswa Sekolah
Meningkatkan pengetahuan mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat
sehingga dapat membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sejak

dini.
Meningkatkan status kesehatan anak, karena dengan menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat mereka akan terhindar dari penyakit menular.

2. Bagi Sekolah

Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga anak terhindar dari berbagai
gangguan dan ancaman penyakit.

Meningkatnya semangat proses belajar-mengajar yang berdampak pada prestasi


belajar peserta didik.

Menjadi percontohan sekolah sehat bagi daerah lain

3. Bagi Puskesmas
Pelaksanaan kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi puskesmas, karena
merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan yang masih merupakan bagian
dari program puskesmas yaitu upaya pelayanan kesehatan masyarakat primer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat.
8

PHBS di sekolah merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta


didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan
kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini
dapat dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah kebiasaan/ perilaku positif yang
dilakukan oleh setiap komponen lingkungan sekolah yaitu oleh setiap siswa, guru, penjaga
sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain yang dengan kesadarannya
untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam menjaga lingkungan
sehat di sekolah. PHBS perlu dilakukan sekolah dengan tujuan agar siswa, guru, penjaga
sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa dan lain-lain terlindungi dari berbagai
gangguan dan ancaman penyakit, sekolah menjadi bersih dan sehat sehingga meningkatkan
semangat proses belajar-mengajar dan akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
Beberapa Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah:
1. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun.
Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun itu penting karena
air bersih yang mengalir membersihkan kotoran dan kuman-kuman, sabun dapat
membersihkan kotoran dan membunuh kuman, karena tanpa sabun, kotoran dan kuman
masih tertinggal di tangan. Air kotor juga banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit antara lain, mencret/diare, cacingan, typhus, flu burung, dan lain-lain.
2. Jajan di kantin sekolah yang sehat.
Jajanan sehat adalah jajanan yang bersih, aman, sehat dan mengandung zat gizi seperti
karbohidrat, protein dan vitamin. Contoh jajanan sehat: gado-gado, pisang goreng,
lemper, tahu isi, singkong, bakwan, buah-buahan, dan lain-lain. Ketika kita jajan
sembarangan, kita tidak dapat memastikan apakah jajanan tersebut bersih, bergizi, sehat
dan aman. Jajanan tidak bersih dapat tercemar kuman. Jajan sembarangan tidak aman
karena kita tidak tahu apakah bahan makanan tambahan yang digunakan seperti zat
pewarna, zat pengawet, bumbu penyedap apakah aman bagi kesehatan kita.
3. Membuang sampah pada tempatnya
Sampah adalah sarang kuman dan bakteri penyakit. Membuang sampah pada tempatnya
menghindari tubuh supaya tidak tertular penyakit, juga menjaga kebersihan lingkungan
sekolah.

4. Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah


Tujuan olahraga secara rutin adalah agar tubuh selalu bugar, untuk memelihara kesehatan
fisik dan mental agar tetap sehat dan tidak mudah sakit, untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang optimal. Sedangkan manfaat dari olahraga teratur adalah berat
badan terkendali, otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh ideal dan
proporsional, daya tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik.
5. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan secara teratur paling tidak 6 bulan
sekali, berarti siswa dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta
status gizi: kurang, baik atau lebih. Dengan mengamati pertumbuhan berat badan dan
tinggi badan dari waktu ke waktu, dapat diketahui perkembangan kesehatannya.
6. Bebaskan diri dari asap rokok
Rokok berbahaya karena pada 1 batang rokok mengandung 4000 bahan kimia dan 43
senyawa tersebut terbukti menyebabkan kanker. Bahan utama rokok terdiri dari nikotin,
tar dan karbonmonoksida. Bahaya merokok ialah dapat menderita kanker, penyakit
jantung dan pembuluh darah, batuk-batuk yang menahun (kronik), kelainan kehamilan,
kerusakan gigi, dan kehilangan pendengaran. Cara untuk terhindari dari merokok ialah
jang pernah mencoba untuk merokok, jangan mau terbujuk oleh rayuan merokok, berani
katakan tidak kalau ada yang menawari merokok, pilih dan bergaulah dengan teman yang
tidak merokok.
7. Memberantas jentik nyamuk di sekolah
Perlunya dilakukan pemberantasan jentik di sekolah adalah agar siswa terhindar dari
berbagai penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti demam berdarah, malaria, dan
kaki gajah, dan juga membuat lingkungan sekolah menjadi bersih dan sehat. Cara
memberantas jentik nyamuk yaitu dengan melakukan cara 3M, yaitu menguras tempat
penampungan air seminggu sekali, menutup rapat tempat penampungan air,
menguburkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan seperti kaleng
bekas, plastik, dan lain-lain. Pemeriksaan jentik berkala dan 3M dilakukan secara teratur
setiap minggu di sekolah.
8. Buang air kecil dan air besar di jamban sekolah
Pentingnya untuk membuang air besar dan kecil di jamban adalah untuk menjaga
lingkungan agar selalu bersih, sehat dan tidak berbau, tidak mencemari sumber air yang
ada di sekitarnya, dan tidak menimbulkan datangnya lalat yang dapat menjadi penular
10

penyakit diare, kolera, disentri, tipus, cacingan, dan lain-lain. Cara menggunakan jamban
dengan benar adalah menggunakan jamban duduk jangan berjongkok karena kaki/alas
kaki akan mengotori jamban, kemudian menyiram bersih setelah buang air kecil dan
besar, tidak membuang sampah pada lubang jamban agar tidak tersumbat dan
mengingatkan warga sekolah untuk menjaga kebersihannya.

BAB III
MATERI DAN METODE
A. Materi
Untuk meningkatkan pengetahuan siswa/siswi SDN di wilayah kerja UPT Puskesmas
Selatpanjang mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat maka dilakukan kunjungan ke
sekolah untuk melakukan penyuluhan/edukasi langsung kepada siswa-siswi dan
beberapa guru serta petugas kantin. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan
meliputi :
1.
2.
3.
4.

Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah


Komponen-komponen Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah
Cara menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Manfaat menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah.

B. Waktu dan tempat penyuluhan


I. Hari/tanggal
: Kamis, 28 April 2016
Waktu penyuluhan
: 20 menit
11

Tempat penyuluhan
Peserta

: SDN 26 Selatpanjang
: 37 Orang

C. Metode
Metode yang dilakukan adalah penyuluhan kelompok dalam bentuk ceramah dan diskusi
2 arah (tanya jawab), sehingga peserta penyuluhan dapat bertanya bila ada yang tidak
mengerti.
D. Media
Media yang digunakan berupa lembar materi penyuluhan atau leaflet.

BAB IV
HASIL
A. Gambaran Umum Penduduk
1. Data geografis dan luas wilayah
Secara geografis kabupaten Kepulauan Meranti berada pada koordinat antara
sekitar 0 42' 30" - 1 28' 0" LU, dan 102 12' 0" - 103 10' 0" BT, dan terletak
pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan
dengan sejumlah negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan
Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia - Malaysia - Singapore (IMS-GT ) dan
secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone
(FTZ) Batam - Tj. Balai Karimun. Kabupaten Kepulauan Meranti mempunyai luas
wilayah 3707,84 km, sedangkan luas kota Selatpanjang adalah 849,50 km.
Penduduk UPT Puskesmas Selatpanjang tahun 2015 berdasarkan proyeksi
penduduk tahun 2015 adalah berjumlah 36.712 jiwa, dengan kepadatan penduduk
5.0 jiwa / Km2., dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rangsang Barat.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Pulau Sumatra.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi Barat.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rangsang
2. Data Demografis
2.1.
Jumlah penduduk
12

Berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2015, jumlah penduduk UPT


Puskesmas Selatpanjang 36.712 Jiwa.Kelompok umur yang memiliki proporsi
terbesar yaitu jumlah penduduk berusia antara 0-4 tahun yaitu (4441 jiwa ).
2.2.Kepadatan Penduduk
Kepadatan Penduduk UPT Puskesmas Selatpanjang berjumlah 5.0 jiwa/km2
pada tahun 2014. Adapun beban tanggungan yaitu : beban ditanggung oleh
penghasilan golongan produktif ( 15 64 Tahun ) untuk dikeluarkan bagi
memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif ( 0 14 tahun dan umur > 65
tahun ).
2.3.Pendidikan
Kemampuan baca tulis atau melek huruf merupakan salah satu
indikator yang penting dari seseorang untuk dapat menerima pesan tertulis, aktif
dalam

pembangunan

kesehatan

secara

wajar

dan

berpartisipasi

dalam

pembangunan kesehatan serta dapat menikmati hasil dari pembangunan kesehatan


itu sendiri. Jumlah penduduk melek huruf di UPT Puskesmas Selatpanjang tahun
2014 sebanyak 229 orang ( 1.73 % ).
3. Keadaan lingkungan dan perilaku
3.1.Keadaan Lingkungan
Untuk melihat keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator
prosentase rumah sehat dan prosentase tempat-tempat umum dan pengelolaan
makanan (TUPM) sehat, prosentase rumah tangga sumber air minum dan
prosentase rumah tangga menurut tempat penampungan akhir kotoran / tinja.
3.1.1.Rumah Sehat
Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi syarat kesehatan yaitu
rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan
sampah, pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian
rumah yang sesuai dengan luas bangunan dan lantai rumah tidak terbuat dari
tanah, adapun untuk rumah sehat di UPT Puskesmas Selatpanjang sebanyak
853 rumah 44.7%).dari jumlah rumah yang diperiksa 1908.
3.1.2. Fasilitas Sumber Air Minum
Sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat di UPT Puskesmas
Selatpanjang terdiri dari : sumur gali, dan Penampungan Air Hujan.
3.1.3. Keluarga Dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi Dasar
Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar

meliputi

kepemilikan jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Berdasarkan


data dari UPT Puskesmas Selatpanjang tahun 2014.
13

3.2. Keadaan perilaku masyarakat


Perilaku masyarakat yang mempunyai pengaruh terhadap derajat kesehatan
antara lain tingginya prosentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) masyarakat di UPT Puskesmas Selatpanjang.

4. Sosial Ekonomi
Tingkat sosial di wilayah Puskesmas Selat panjang umumnya homogen dan
pendapatannya sebagian besar pedagang, Pegawai Negeri, sopir becak, buruh
industri pohon sagu dan perikanan. mengenai pendapatan perkapita pertahun
belum didata.
Tingkat Pendidikan untuk wilayah pedesaan umumnya tamat SD dan SLTP
dan masih sedikit sekali yang tamat perguruan tinggi dan untuk wilayah perkotaan
umumnya tamatan SLTA hingga perguruan tinggi, sedangkan yang melek huruf
sebanyak 2389 orang atau 9,03% dari jumlah penduduk.
Dengan melihat tingkat pendidikan tersebut diatas keinginan masyarakat untuk
menyerap informasi Kesehatan sebenarnya sudah cukup memadai untuk wilayah
perkotaan, namun faktor ekonomi dan pengetahuan yang menyebabkan kurangnya
kemampuan masyarakat untuk menyerap informasi tentang kesehatan, untuk
mengatasinya perlu dilakukan usaha dan pembinaan yang sangat optimal.
5. Derajat Kesehatan Masyarakat
Secara umum bergizi baik namun masih ditemui balita bergizi kurang, pada
tahun 2011 persentase balita bergizi baik 65,12 % atau 2931 jiwa dari jumlah
balita yang ditimbang sebesar 4501 jiwa dan persentase balita bergizi kurang
sebesar 34,88 % atau 1570 jiwa dari jumlah balita yang ditimbang 4501 jiwa,
sedangkan jumlah bergizi buruk 0%, gizi lebih 0%. Masih ditemukannya balita
bergizi kurang disebabkan krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga tingkat
kemampuan penduduk untuk memperoleh gizi yang baik kurang, masalah
kekurangan gizi pada anak balita ini dapat diatasi dengan menggunakan dana
JPKMM dan dana Penanggulangan Kasus Gizi kurang dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Meranti dengan diberikannya makanan tambahan berbagai
bentuk.

14

BAB V
DISKUSI
Kegiatan Penyuluhan yang diadakan di SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas
Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti cukup menarik minat siswa-siswi. Kegiatan awal
dibuka dengan pemberian materi penyuluhan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab
pengetahuan siswa tentang PHBS Selama kegiatan penyuluhan terlihat para siswa/i
penyuluhan antusias dalam mendengar dan bertanya kemudian mempraktekkan setiap materi
yang dibawa. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya penyuluhan secara berkala
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan siswa/i mengenai Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat.
Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan pengetahuan siswa-siswi kelas IV dan V SDN
26 wilayah kerja UPT Puskesmas Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti mengenai PHBS di
sekolah sebelum diadakan penyuluhan sudah cukup. Mereka mampu mampu menjabarkan
secara lengkap tindakan apa saja yang termasuk PHBS di sekolah dan banyak dari mereka
yang sudah bisa mempraktekkan secara langsung PHBS di sekolah.
Setelah penyuluhan selesai, pemateri memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk
bertanya mengenai materi. Setelah itu dilakukan review bersama dengan meminta beberapa
peserta untuk mengulangi apa yang baru saja disampaikan pemateri serta mempraktekkan
teknik mencuci tangan yang benar dengan air mengalir dan sabun di luar kelas. Para peserta
yang telah mengikuti penyuluhan mengaplikasikaan secara sistematis teknik mencuci tangan
yang benar.
Pemberian Penyuluhan dilakukan terhadap seluruh siswa-siswi kelas IV dan V, serta
wakil dokter kecil setiap kelas SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas Selatpanjang Kab.
Kepulauan Meranti. Diharapkan siswa yang telah mengikuti penyuluhan dan memberikan
teladan perilaku hidup bersih dan sehat serta mempromosikan perilaku hidup sehat di sekolah
terhadap seluruh siswa lainnya.
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah terutama SDN 26 wilayah kerja
UPT Puskesmas Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti akan memberikan dampak positif
bagi sekolah. Selain meningkatkan status kesehatan seluruh penghuni sekolah, baik siswa,
15

guru, maupun pihak lainnya, juga akan meningkatkan prestasi belajar siswa-siswi SDN 26
wilayah kerja UPT Puskesmas Kab. Kepulauan Meranti.

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 KESIMPULAN
Siswa-Siswi SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas Kab. Kepulauan Meranti pada
umumnya telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang perilaku hidup bersih dan sehat,
hanya saja sebagian dari mereka belum mempraktekkannya secara menyeluruh. Dengan
adanya penyuluhan ini, pengetahuan siswa-siswi tentang PHBS di sekolah meningkat. Selain
itu, mereka juga dapat mempraktekkan secara langsung contoh PHBS di sekolah seperti
kegiatan mencuci tangan yang benar.
1.2 SARAN
Dibutuhkan kerjasama dari pihak guru dan seluruh pegawai sekolah dalam rangka
mengawasi praktik PHBS di sekolah sehari-hari. Hal ini penting agar pengetahuan yang
diperoleh siswa-siswi SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas Selatpanjang Kab. Kepulauan
Meranti tidak hanya berupa teori belaka, tetapi disertai dengan praktek nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu diperlukan peran serta pihak sekolah dalam menyediakan
sarana dan prasarana sekolah yang memadai, seperti penyediaan keran air untuk mencuci
tangan di depan setiap kelas, menyediakan tempat sampah di setiap ruangan kelas,
menyediakan kantin sehat, serta menyediakan jamban sehat dengan jumlah yang sebanding
dengan jumlah siswa-siswi SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas Selatpanjang Kab.
Kepulauan Meranti.

16

BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2013. Dinas Kesehatan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Panduan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pendidikan. 2011. Pusat Promosi
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Anonim. http://www.puskel.com/5-pesan-dasar-cara-hidup-sehat-di-lingkungan-sekolah/

17

LAPORAN PENYULUHAN
Nama Peserta

dr. Reviolita Ariani

Tanda Tangan:

Nama Pendamping

dr. H. Djoko Santoso

Tanda Tangan:

Nama Wahana
Puskesmas Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti
Tema Penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah
Tujuan Penyuluhan Meningkatkan
pengetahuan, perubahan sikap serta kemandirian
perorangan setiap siswa SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas
Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti dalam membiasakan perilaku
Hari / Tanggal
Waktu
Tempat
Jumlah Peserta

hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.


Kamis, 28 April 2016
09.00 WIB
SDN 26 Selatpanjang
37 Peserta

18

You might also like