Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
dr. Reviolita Ariani
Pendamping:
dr. H. Djoko Santoso
HALAMAN PENGESAHAN
Diajukan oleh:
dr. Reviolita Ariani
Hari / Tanggal : Jumat, 03 Juni 2016
Tempat: Puskesmas Selatpanjang
Disahkan Oleh :
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nyalah
penulis dapat menyelesaikan tugas yang diberikan dalam rangka melaksanakan Program
Internsip Dokter Indonesia di Puskesmas Kota Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi Kab. Kep.
Meranti Riau pada tanggal 16 mei 2012 sampai 31 Agustus 2012.
Laporan ini kami susun berdasarkan data yang kami peroleh selama menjalani
program Internsip. Pada kesempatan ini pula kami mengucapkan terima kasih yang sebesar
besarnya atas bantuan, bimbingan serta nasehat yang diberikan selama menjalani Internsip
kepada :
1.
dr.H.Djoko Santoso , selaku Pembimbing dan Kepala Puskesmas Selat panjang Kec.
dr. Zizi Dian Novianti, selaku dokter umum di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing
dr. Ummul khairiyah, selaku dokter umum di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing
dr. Rinda, selaku dokter umum di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi Kab.
Kepulauan Meranti
5.
dr. Vita, selaku dokter umum di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi Kab.
Kepulauan Meranti
6.
drg. Rani Rahmayan, Selaku dokter gigi di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing
Ibu dan bapak perawat di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi. Kab.
KepulauanMeranti
8.
Ibu Bidan di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi. Kab. Kepulauan Meranti
9.
Ibu Apoteker di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi. Kab. Kepulauan
Meranti
10.
Ibu dan bapak Staf Tata Usaha di Puskesmas Selat Panjang Kec. Tebing Tinggi. Kab.
Kepulauan Meranti
3
Kami Menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhir kata kami
mengucapkan terima kasih dan
Selat Panjang,
Mei 2016
DAFTAR ISI
....................................................................................................... 7
................................................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan anak merupakan hal yang penting, mengingat anak merupakan generasi
penerus bangsa yang meneruskan pembangunan bangsa ke arah yang lebih baik. Anak
adalah pribadi yang unik. Ia bukanlah seorang dewasa yang bertubuh kecil. Namun ia
adalah sosok pribadi yang berada dalam masa pertumbuhan, baik secara fisik, mental dan
intelektual. Sehat merupakan sebuah hasil yang memerlukan proses atau usaha.
Memahami arti pentingnya kesehatan diri harus dimulai sejak dini untuk mewujudkan
generasi yang berkualitas dan sehat. Pendidikan kesehatan harus diajarkan sejak dini
pada anak, karena anak sehat menjadi cerminan keluarga yang juga sehat.
Dalam memberikan pendidikan kesehatan pada anak, seringkali orang tua dan guru
hanya membatasi pada kesehatan tubuh saja. Padahal, ini tidak hanya membahas pada
fisik tubuh, tetapi juga berkaitan dengan kesehatan mental, perubahan sikap, perubahan
kebiasaan dan perubahan cara pandang agar anak memiliki paradigma sehat.
Paradigma sehat tersebut dijabarkan dan dioperasionalkan dalam bentuk Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), yaitu dalam budaya hidup perorangan, keluarga dan
masyarakat yang berorientasi sehat, serta bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan
melindungi kesehatannya baik fisik, mental maupun sosial.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah kebiasaan/ perilaku positif yang
dilakukan oleh setiap komponen lingkungan sekolah yaitu oleh setiap siswa, guru,
penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang tua siswa, dan lain-lain yang dengan
kesadarannya untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya serta aktif dalam
menjaga lingkungan sehat di sekolah. Perilaku hidup bersih dan sehat perlu dilakukan
sekolah dengan tujuan agar siswa, guru, penjaga sekolah, petugas kantin sekolah, orang
tua siswa dan lain-lain terlindungi dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit,
sekolah menjadi bersih dan sehat sehingga meningkatkan semangat proses belajarmengajar dan akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah merupakan kebutuhan mutlak
seiring dengan banyaknya penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 10
tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Oleh
karena itu penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah harus menjadi program
wajib puskemas dalam rangka meningkatkan promosi kesehatan dan menumbuhkan
kesadaran anak berperilaku sehat sejak dini.
7
2. Pernyataan Masalah
Rendahnya tingkat pengetahuan dan pemahaman anak sekolah dasar tentang perilaku
3. Tujuan
Meningkatkan pengetahuan, perubahan sikap serta kemandirian perorangan setiap siswa
dalam membiasakan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
4. Manfaat
1. Bagi Siswa Sekolah
Meningkatkan pengetahuan mereka tentang perilaku hidup bersih dan sehat
sehingga dapat membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat pada anak sejak
dini.
Meningkatkan status kesehatan anak, karena dengan menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat mereka akan terhindar dari penyakit menular.
2. Bagi Sekolah
Terciptanya sekolah yang bersih dan sehat sehingga anak terhindar dari berbagai
gangguan dan ancaman penyakit.
3. Bagi Puskesmas
Pelaksanaan kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi puskesmas, karena
merupakan salah satu kegiatan promosi kesehatan yang masih merupakan bagian
dari program puskesmas yaitu upaya pelayanan kesehatan masyarakat primer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri di bidang kesehatan dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kegiatan kesehatan dan
berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat.
8
penyakit diare, kolera, disentri, tipus, cacingan, dan lain-lain. Cara menggunakan jamban
dengan benar adalah menggunakan jamban duduk jangan berjongkok karena kaki/alas
kaki akan mengotori jamban, kemudian menyiram bersih setelah buang air kecil dan
besar, tidak membuang sampah pada lubang jamban agar tidak tersumbat dan
mengingatkan warga sekolah untuk menjaga kebersihannya.
BAB III
MATERI DAN METODE
A. Materi
Untuk meningkatkan pengetahuan siswa/siswi SDN di wilayah kerja UPT Puskesmas
Selatpanjang mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat maka dilakukan kunjungan ke
sekolah untuk melakukan penyuluhan/edukasi langsung kepada siswa-siswi dan
beberapa guru serta petugas kantin. Materi yang disampaikan dalam penyuluhan
meliputi :
1.
2.
3.
4.
Tempat penyuluhan
Peserta
: SDN 26 Selatpanjang
: 37 Orang
C. Metode
Metode yang dilakukan adalah penyuluhan kelompok dalam bentuk ceramah dan diskusi
2 arah (tanya jawab), sehingga peserta penyuluhan dapat bertanya bila ada yang tidak
mengerti.
D. Media
Media yang digunakan berupa lembar materi penyuluhan atau leaflet.
BAB IV
HASIL
A. Gambaran Umum Penduduk
1. Data geografis dan luas wilayah
Secara geografis kabupaten Kepulauan Meranti berada pada koordinat antara
sekitar 0 42' 30" - 1 28' 0" LU, dan 102 12' 0" - 103 10' 0" BT, dan terletak
pada bagian pesisir timur pulau Sumatera, dengan pesisir pantai yang berbatasan
dengan sejumlah negara tetangga dan masuk dalam daerah Segitiga Pertumbuhan
Ekonomi (Growth Triagle) Indonesia - Malaysia - Singapore (IMS-GT ) dan
secara tidak langsung sudah menjadi daerah Hinterland Kawasan Free Trade Zone
(FTZ) Batam - Tj. Balai Karimun. Kabupaten Kepulauan Meranti mempunyai luas
wilayah 3707,84 km, sedangkan luas kota Selatpanjang adalah 849,50 km.
Penduduk UPT Puskesmas Selatpanjang tahun 2015 berdasarkan proyeksi
penduduk tahun 2015 adalah berjumlah 36.712 jiwa, dengan kepadatan penduduk
5.0 jiwa / Km2., dengan batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Rangsang Barat.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Pulau Sumatra.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Tebing Tinggi Barat.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Rangsang
2. Data Demografis
2.1.
Jumlah penduduk
12
pembangunan
kesehatan
secara
wajar
dan
berpartisipasi
dalam
meliputi
4. Sosial Ekonomi
Tingkat sosial di wilayah Puskesmas Selat panjang umumnya homogen dan
pendapatannya sebagian besar pedagang, Pegawai Negeri, sopir becak, buruh
industri pohon sagu dan perikanan. mengenai pendapatan perkapita pertahun
belum didata.
Tingkat Pendidikan untuk wilayah pedesaan umumnya tamat SD dan SLTP
dan masih sedikit sekali yang tamat perguruan tinggi dan untuk wilayah perkotaan
umumnya tamatan SLTA hingga perguruan tinggi, sedangkan yang melek huruf
sebanyak 2389 orang atau 9,03% dari jumlah penduduk.
Dengan melihat tingkat pendidikan tersebut diatas keinginan masyarakat untuk
menyerap informasi Kesehatan sebenarnya sudah cukup memadai untuk wilayah
perkotaan, namun faktor ekonomi dan pengetahuan yang menyebabkan kurangnya
kemampuan masyarakat untuk menyerap informasi tentang kesehatan, untuk
mengatasinya perlu dilakukan usaha dan pembinaan yang sangat optimal.
5. Derajat Kesehatan Masyarakat
Secara umum bergizi baik namun masih ditemui balita bergizi kurang, pada
tahun 2011 persentase balita bergizi baik 65,12 % atau 2931 jiwa dari jumlah
balita yang ditimbang sebesar 4501 jiwa dan persentase balita bergizi kurang
sebesar 34,88 % atau 1570 jiwa dari jumlah balita yang ditimbang 4501 jiwa,
sedangkan jumlah bergizi buruk 0%, gizi lebih 0%. Masih ditemukannya balita
bergizi kurang disebabkan krisis ekonomi yang berkepanjangan sehingga tingkat
kemampuan penduduk untuk memperoleh gizi yang baik kurang, masalah
kekurangan gizi pada anak balita ini dapat diatasi dengan menggunakan dana
JPKMM dan dana Penanggulangan Kasus Gizi kurang dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Kepulauan Meranti dengan diberikannya makanan tambahan berbagai
bentuk.
14
BAB V
DISKUSI
Kegiatan Penyuluhan yang diadakan di SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas
Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti cukup menarik minat siswa-siswi. Kegiatan awal
dibuka dengan pemberian materi penyuluhan kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab
pengetahuan siswa tentang PHBS Selama kegiatan penyuluhan terlihat para siswa/i
penyuluhan antusias dalam mendengar dan bertanya kemudian mempraktekkan setiap materi
yang dibawa. Oleh karena itu, dengan dilaksanakannya penyuluhan secara berkala
diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta wawasan siswa/i mengenai Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat.
Berdasarkan hasil evaluasi didapatkan pengetahuan siswa-siswi kelas IV dan V SDN
26 wilayah kerja UPT Puskesmas Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti mengenai PHBS di
sekolah sebelum diadakan penyuluhan sudah cukup. Mereka mampu mampu menjabarkan
secara lengkap tindakan apa saja yang termasuk PHBS di sekolah dan banyak dari mereka
yang sudah bisa mempraktekkan secara langsung PHBS di sekolah.
Setelah penyuluhan selesai, pemateri memberi kesempatan kepada siswa-siswi untuk
bertanya mengenai materi. Setelah itu dilakukan review bersama dengan meminta beberapa
peserta untuk mengulangi apa yang baru saja disampaikan pemateri serta mempraktekkan
teknik mencuci tangan yang benar dengan air mengalir dan sabun di luar kelas. Para peserta
yang telah mengikuti penyuluhan mengaplikasikaan secara sistematis teknik mencuci tangan
yang benar.
Pemberian Penyuluhan dilakukan terhadap seluruh siswa-siswi kelas IV dan V, serta
wakil dokter kecil setiap kelas SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas Selatpanjang Kab.
Kepulauan Meranti. Diharapkan siswa yang telah mengikuti penyuluhan dan memberikan
teladan perilaku hidup bersih dan sehat serta mempromosikan perilaku hidup sehat di sekolah
terhadap seluruh siswa lainnya.
Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah terutama SDN 26 wilayah kerja
UPT Puskesmas Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti akan memberikan dampak positif
bagi sekolah. Selain meningkatkan status kesehatan seluruh penghuni sekolah, baik siswa,
15
guru, maupun pihak lainnya, juga akan meningkatkan prestasi belajar siswa-siswi SDN 26
wilayah kerja UPT Puskesmas Kab. Kepulauan Meranti.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 KESIMPULAN
Siswa-Siswi SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas Kab. Kepulauan Meranti pada
umumnya telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang perilaku hidup bersih dan sehat,
hanya saja sebagian dari mereka belum mempraktekkannya secara menyeluruh. Dengan
adanya penyuluhan ini, pengetahuan siswa-siswi tentang PHBS di sekolah meningkat. Selain
itu, mereka juga dapat mempraktekkan secara langsung contoh PHBS di sekolah seperti
kegiatan mencuci tangan yang benar.
1.2 SARAN
Dibutuhkan kerjasama dari pihak guru dan seluruh pegawai sekolah dalam rangka
mengawasi praktik PHBS di sekolah sehari-hari. Hal ini penting agar pengetahuan yang
diperoleh siswa-siswi SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas Selatpanjang Kab. Kepulauan
Meranti tidak hanya berupa teori belaka, tetapi disertai dengan praktek nyata dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu diperlukan peran serta pihak sekolah dalam menyediakan
sarana dan prasarana sekolah yang memadai, seperti penyediaan keran air untuk mencuci
tangan di depan setiap kelas, menyediakan tempat sampah di setiap ruangan kelas,
menyediakan kantin sehat, serta menyediakan jamban sehat dengan jumlah yang sebanding
dengan jumlah siswa-siswi SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas Selatpanjang Kab.
Kepulauan Meranti.
16
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Pedoman Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2013. Dinas Kesehatan
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Panduan Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pendidikan. 2011. Pusat Promosi
Kesehatan Departemen Kesehatan RI.
Anonim. http://www.puskel.com/5-pesan-dasar-cara-hidup-sehat-di-lingkungan-sekolah/
17
LAPORAN PENYULUHAN
Nama Peserta
Tanda Tangan:
Nama Pendamping
Tanda Tangan:
Nama Wahana
Puskesmas Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti
Tema Penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Sekolah
Tujuan Penyuluhan Meningkatkan
pengetahuan, perubahan sikap serta kemandirian
perorangan setiap siswa SDN 26 wilayah kerja UPT Puskesmas
Selatpanjang Kab. Kepulauan Meranti dalam membiasakan perilaku
Hari / Tanggal
Waktu
Tempat
Jumlah Peserta
18