Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
BUDI RAMANDA
I4051161008
prematur
menunjukkan
adanya
kegagalan
normal
sehingga
memicu
dimulainya
proses
proses
persalinan
kriteria
dapat
dipakai
sebagai
diagnosis
ancaman
PPI
1. Kontraksi yang terjadi dengan frekuensi empat kali dalam 20 menit atau delapan
kali dalam 60 menit plus perubahan progresif pada serviks,
2. Dilatasi serviks lebih dari 1 cm,
3. Pendataran serviks sebesar 80% atau lebih.
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan untuk mendukung ketepatan
diagnosis PPI :
1. Pemeriksaan Laboratorium: darah rutin, kimia darah, golongan ABO, faktor
rhesus, urinalisis, bakteriologi vagina, amniosentesis : surfaktan, gas dan PH
darah janin.
2. USG untuk mengetahui usia gestasi, jumlah janin, besar janin, kativitas biofisik,
cacat kongenital, letak dan maturasi plasenta, volume cairan tuba dan kelainan
uterus
F. Komplikasi
Menurut Nugroho (2010), komplikasi partus prematurus
iminens yang terjadi pada ibu adalah terjadinya persalinan
prematur yang dapat menyebabkan infeksi endometrium sehingga
mengakibatkan
sepsis
dan
lambatnya
penyembuhan
luka
G. Penatalaksanaan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan pada PPI, terutama untuk mencegah
morbiditas dan mortalitas neonatus preterm ialah:
1. Menghambat proses persalinan preterm dengan pemberian tokolitik, yaitu :
a. Kalsium antagonis: nifedipin 10 mg/oral diulang 2-3 kali/jam, dilanjutkan tiap
8 jam sampai kontraksi hilang. Obat dapat diberikan lagi jika timbul kontaksi
berulang. dosis maintenance 3x10 mg.
b. Obat -mimetik: seperti terbutalin, ritrodin, isoksuprin, dan salbutamol dapat
digunakan, tetapi nifedipin mempunyai efek samping yang lebih kecil.
Salbutamol, dengan dosis per infus: 20-50 g/menit, sedangkan per oral: 4
mg, 2-4 kali/hari (maintenance) atau terbutalin, dengan dosis per infus: 10-15
g/menit, subkutan: 250 g setiap 6 jam sedangkan dosis per oral: 5-7.5 mg
setiap 8 jam (maintenance). Efek samping dari golongan obat ini ialah:
hiperglikemia, hipokalemia, hipotensi, takikardia, iskemi miokardial, edema
paru.
c. Sulfas magnesikus: dosis perinteral sulfas magnesikus ialah 4-6 gr/iv, secara
bolus selama 20-30 menit, dan infus 2-4gr/jam (maintenance). Namun obat ini
jarang digunakan karena efek samping yang dapat ditimbulkannya pada ibu
ataupun janin. Beberapa efek sampingnya ialah edema paru, letargi, nyeri
dada, dan depresi pernafasan (pada ibu dan bayi).
d. Penghambat produksi prostaglandin: indometasin, sulindac, nimesulide dapat
menghambat produksi prostaglandin dengan menghambat cyclooxygenases
(COXs) yang dibutuhkan untuk produksi prostaglandin. Indometasin
merupakan penghambat COX yang cukup kuat, namun menimbulkan risiko
kardiovaskular pada janin. Sulindac memiliki efek samping yang lebih kecil
daripada indometasin. Sedangkan nimesulide saat ini hanya tersedia dalam
konteks percobaan klinis.
Untuk menghambat proses PPI, selain tokolisis, pasien juga perlu
membatasi aktivitas atau tirah baring serta menghindari aktivitas seksual.
Kontraindikasi relatif penggunaan tokolisis ialah ketika lingkungan
intrauterine terbukti tidak baik, seperti:
a. Oligohidramnion
b. Korioamnionitis berat pada ketuban pecah dini
c. Preeklamsia berat
terapi
kortikosteroid
dimaksudkan
untuk
pematangan
J. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut
Diagnosa
Keperawatan
Nyeri
akut
berhubungan
dengan agen
injuri
(fisik,
biologis,
kimia,
psikologis),
kontraksi
otot dan efek
obat-obatan.
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
NOC :
NIC :
a.
Pain
a. Lakukan pengkajian nyeri
Level,
secara komprehensif termasuk
b.
pain
lokasi, karakteristik, durasi,
control,
frekuensi, kualitas dan faktor
c.
comfort
presipitasi
level
b. Observasi reaksi nonverbal
Setelah
dilakukan
dari ketidaknyamanan
tinfakan
keperawatan c. Bantu pasien dan keluarga
selama . Pasien tidak
untuk
mencari
dan
mengalami nyeri, dengan
menemukan dukungan
kriteria hasil:
d. Kontrol lingkungan yang dapat
a.
Mampu
mempengaruhi nyeri seperti
mengontrol
nyeri
suhu ruangan, pencahayaan
(tahu penyebab nyeri,
dan kebisingan
mampu menggunakan e. Kurangi faktor presipitasi
tehnik
nyeri
nonfarmakologi untuk f. Kaji tipe dan sumber nyeri
mengurangi
nyeri,
untuk menentukan intervensi
mencari bantuan)
g. Ajarkan tentang teknik non
b.
Melapor
farmakologi:
napas
dala,
kan bahwa nyeri
relaksasi, distraksi, kompres
berkurang
dengan
hangat/ dingin
menggunakan
h. Berikan
analgetik
untuk
manajemen nyeri
mengurangi nyeri: ...
c.
Mampu i. Tingkatkan istirahat
mengenali
nyeri j. Berikan informasi tentang
(skala,
intensitas,
nyeri seperti penyebab nyeri,
frekuensi dan tanda
berapa lama nyeri akan
nyeri)
berkurang
dan
antisipasi
d.
Menyata
ketidaknyamanan
dari
kan rasa nyaman
prosedur
setelah
nyeri k. Monitor vital sign sebelum dan
berkurang
sesudah pemberian analgesik
e.
Tanda
pertama kali
vital dalam rentang
normal
f.
Tidak
mengalami gangguan
tidur
2. Intoleransi aktivitas
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Intoleransi
NOC :
NIC :
a.
Self
a. Observasi adanya pembatasan
aktivitas
Care : ADLs
klien dalam melakukan aktivitas
berhubungan
b.
Tolera b. Kaji
adanya
faktor
yang
dengan
nsi aktivitas
menyebabkan kelelahan
hipersensitivita
Konser c. Monitor nutrisi
dan sumber
s otot/seluler, c.
vasi eneergi
energi yang adekuat
tirah
baring,
Setelah
dilakukan d. Monitor pasien akan adanya
kelemahan
tindakan keperawatan
kelelahan fisik dan emosi secara
selama . Pasien
berlebihan
bertoleransi terhadap e. Monitor respon kardivaskuler
aktivitas
dengan
terhadap aktivitas (takikardi,
Kriteria Hasil :
disritmia, sesak nafas, diaporesis,
a.
Berpar
pucat, perubahan hemodinamik)
tisipasi
dalam f. Monitor pola tidur dan lamanya
aktivitas fisik tanpa
tidur/istirahat pasien
disertai peningkatan g. Kolaborasikan dengan Tenaga
tekanan darah, nadi
Rehabilitasi
Medik
dalam
dan RR
merencanakan progran terapi
b.
Mamp
yang tepat.
u
melakukan h. Bantu
klien
untuk
aktivitas sehari hari
mengidentifikasi aktivitas yang
(ADLs)
secara
mampu dilakukan
mandiri
i. Monitor respon fisik, emosi,
c.
Kesei
sosial dan spiritual
mbangan aktivitas
dan istirahat
Diagnosa
Keperawatan
3. Ansietas
Diagnosa
Keperawatan
Ansietas,
ketakutan
berhubungan
dengan
krisis
situasional,
ancaman yng
dirasakan atau
aktual pada diri
dan janin.
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
NOC :
NIC:
a. Anxiety control
Coping Enhancement
b. Fear control
a. Jelaskan pada pasien tentang
Setelah
dilakukan
proses penyakit
tindakan keperawatan b. Jelaskan
semua
tes
dan
selama......takut klien
pengobatan pada pasien dan
teratasi dengan kriteria
keluarga
hasil :
c. Sediakan reninforcement positif
a.
Memiliki
ketika pasien melakukan perilaku
informasi
untuk
untuk mengurangi takut
mengurangi takut
d. Sediakan
perawatan
yang
b.
Menggunakan
berkesinambungan
tehnik relaksasi
e. Kurangi stimulasi lingkungan
Mempertahankan
yang
dapat
menyebabkan
hubungan sosial dan
misinterprestasi
fungsi peran
f. Dorong mengungkapkan secara
d.
Mengontrol
verbal perasaan, persepsi dan rasa
respon takut
takutnya
g. Perkenalkan dengan orang yang
mengalami penyakit yang sama
h. Dorong
klien
untuk
mempraktekan tehnik relaksasi
c.
4. Kurang pengetahuan
Diagnosa
Keperawatan
Kurang
pengetahuan
mengenai
persalinan
preterm,
kebutuhan
tindakan
dan
prognosis
berhubungan
dengan
kurangnya
keinginan
untuk
mencari informasi,
tidak mengetahui
sumber-sumber
informasi.
Rencana Keperawatan
Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
NOC:
NIC :
a.
Kowlw a.
Kaji tingkat pengetahuan
dge : disease process
pasien dan keluarga
b.
Kowle b.
Jelaskan patofisiologi dari
dge
:
health
penyakit dan bagaimana hal ini
Behavior
berhubungan dengan anatomi dan
Setelah
dilakukan
fisiologi, dengan cara yang tepat.
tindakan keperawatan c.
Gambarkan tanda dan gejala
selama
.
pasien
yang biasa muncul pada penyakit,
menunjukkan
dengan cara yang tepat
pengetahuan
tentang d.
Gambarkan proses penyakit,
proses penyakit dengan
dengan cara yang tepat
kriteria hasil:
e.
Identifikasi
kemungkinan
a.
Pasien
penyebab, dengan cara yang tepat
dan
keluarga f.
Sediakan informasi pada
menyatakan
pasien tentang kondisi, dengan
pemahaman tentang
cara yang tepat
penyakit, kondisi, g.
Sediakan
bagi
keluarga
prognosis
dan
informasi
tentang
kemajuan
program pengobatan
pasien dengan cara yang tepat
b.
Pasien h.
Diskusikan pilihan terapi atau
dan keluarga mampu
penanganan
melaksanakan
i.
Dukung
pasien
untuk
prosedur
yang
mengeksplorasi
atau
dijelaskan
secara
mendapatkan second opinion
benar
dengan cara yang tepat atau
c.
Pasien
diindikasikan
dan keluarga mampu j.
Eksplorasi
kemungkinan
menjelaskan
sumber atau dukungan, dengan
kembali apa yang
cara yang tepat
dijelaskan
perawat/tim
kesehatan lainnya
DAFTAR PUSTAKA
Benson, Ralph C dan Pernoll, Martin L. 2012. Buku Saku Obsetri dan Ginekologi.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hariadi, R. 2004. Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Surabaya : Himpunan Kedokteran
Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia.
Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC
NANDA. 2012-2014, Nursing Diagnosis: Definitions and Classification,
Philadelphia, USA
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nugroho, Taufan. 2010. Kesehatan Wanita, Gender dan Permasalahannya. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Oxorn Harry, dkk. 2010. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan (Human
Labor and Birth). Yogyakarta : YEM.
Rukiyah, Ai Yeyeh, dkk. 2010. Asuahan Kebidanan Patologi. Jakarta : Trans Info Media
Wiknjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka, Sarwono
Prawirohardjo.
Wilkinson, J.M., & Ahern N.R., 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan
Diagnosa NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC. Edisi
Kesembilan. Jakarta : EGC.
Faktor Mayor
Faktor Minor
Tindakan Pembedahan
Rangsangan pada uterus
(SC)
Kontraksi Uterus
Krisis situasional
Ansietas
Insisi Abdomen
Prostaglandin
Kerusakan Jaringan
Dilatasi Serviks
Resti Infeksi
Nyeri Akut
Kurang Pengetahuan
Intoleransi Aktivitas