You are on page 1of 142

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM MATA KULIAH


MATEMATIKA DISKRIT MATERI FUNGSI PEMBANGKIT
(Suatu Penelitian di Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Pendidikan Matematika

OLEH

ASMIANTA S. PODILITO
NIM. 411411121

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015

DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA


MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA DALAM MATA KULIAH
MATEMATIKA DISKRIT MATERI FUNGSI PEMBANGKIT
(Suatu Penelitian di Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo)

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan Pendidikan Matematika

OLEH

ASMIANTA S. PODILITO
NIM. 411411121

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2015

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI & PENDIDIKAN TINGGGI


UNVIERSITAS NEGERI GORONTALO
PROGRAM STRATA SATU
Kampus UNG jln. Jendral Sudirman No.6 Telp. (0435) 827213

LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang
saya susun untuk memenuhi persyaratan dalam menempuh ujian akhir guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Jurusan Pendidikan Matematika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Gorontalo,
merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan yang saya kutip dari hasil
karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan ilmiah dan buku pedoman penulisan karya ilmiah
Universitas Negeri Gorontalo.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi ini
bukan hasil karya sendiri atau terdapat plagiat dalam bagian-bagian tertentu, maka
saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi lainnya sesuai peraturan yang berlaku.

Gorontalo,

Februari 2015

Nama Mahasiswa

Asmianta S. Podilito
NIM: 411 411 121

ii

ABSTRAK
Asmianta S. Podilito, 2015. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika dalam Mata Kuliah Matematika
Diskrit Materi Fungsi Pembangkit (Suatu penelitian di Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo). Skripsi. Gorontalo.
Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Universitas Negeri Gorontalo.
Pembimbing : (1) Dr. Ali Kaku, M.Pd, (2) Nursiya Bito, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan tentang kemampuan pemecahan
masalah oleh mahasiswa dalam mata kuliah Matematika Diskrit materi Fungsi
Pembangkit. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dalam bentuk studi
kasus. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa semester 5 yang memprograkan
mata kuliah Matematika Diskrit pada tahun akademik 2014/2015. Untuk
menjaring informasi yang lebih mendalam tentang kemampuan pemecahan
masalah mahsiswa dipilih 6 orang sebagai subjek penelitian yang dapat
dikelompokkan menjadi 2 orang kelompok tinggi, 2 orang kelompok sedang, dan
2 orang kelompok rendah berdasarkan skor yan diperoleh. Dengan mengacu pada
pedoman wawancara dan hasil pekerjaan subjek, keenam subjek tersebut
diinterviu untuk menjaring informasi yang mendalam tentang kemampuan
pemecahan masalah mahasiswa. Untuk melihat kemampuan pemecahan masalah
matematika mahasiswa, digunakan empat indikator sebagai instrumen penelitian
yaitu : (1) Mengidentifikasi masalah, (2) Merumuskan masalah, (3)
Menyelesaikan masalah, (4) Memberikan kesimpulan dari hasil. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dalam
menyelesaikan soal-soal Matematika Diskrit khususnya materi Fungsi
Pembangkit masih tergolong sedang karena dari keempat indikator mahasiswa
hanya mampu memenuhi sebagian indikator kemampuan pemecahan masalah. Hal
ini disebabkan karena mahasiswa kurang memahami definisi-definisi fungsi
pembangkit dan formula yang digunakan dalam menyelesaikan soal serta
kurangnya melakukan latihan-latihan soal yang menyangkut materi fungsi
pembangkit.
Kata kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah, Matematika Diskrit, Fungsi
Pembangkit.

iii

ABSTRACT
Asmianta S. Podilito, 2015. The Description of Mathematics problem solving
ability in students mathematics education at Mathematic diskrit of generating
function subject ( A research at Mathematic Education Program, MIPA Faculty,
Gorontalo State University). Skripsi. Gorontalo. Mathematic Education Program.
Mathematics and Natural Science Faculty. Gorontalo State University.
Advisors: (1) Dr. Ali Kaku, M.Pd (2 ) Nursiya Bito, M. Pd
The aim of this research is to describe problem solving ability by students at
Mathematic diskrit of generating function subject. The kind of this research is
descriptive research in case study form . The subjects are students at fifth
semester who programmed Mathematic diskrit of generating function subject in
2014/2015 academic years. To get a deep information about students problem
solving ability have choosen 6 people as subjects .The subjects is divided into 2
people of high cluster, 2 people of medium cluster and 2 people of low cluster
based score result. By refer to interview and subject task result, the sixth subject
is interviewed to get a deep information about students problem solving ability.
To observe students problem solving ability used four indicators as instrument of
research is : (1) to indetify problem, (2) to formulate Problem, (3) to finish
problem, (4) to give conclusion from result. The result of research indicate that
students problem solving ability in finishing Mathematic diskrit test especially
generating function subject still classified medium because of students fourth
indicators only capable to fulfill a part of indicators of problem solving ability. In
this case is caused by students comprehension is low about definitions of
generating function and formula is used in finishing test and lack to work
exercise that relate to generating function subject.
Key Words : Problem Solving Ability, Mathematic Diskrit, Generating
Function.

iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING


Skripsi yang berjudul Dekripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Mahasiswa Pendidikan Matematika dalam Mata Kuliah Matematika Diskrit
Materi Fungsi Pembangkit
(Suatu Penelitian di Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo)

Oleh

ASMIANTA S. PODILITO
NIM. 411 411 121
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Pembimbing II
Pembimbing I

Nursiya Bito, S.Pd, M.Pd

Dr. Ali Kaku, M.Pd

NIP. 19800322 200501 2 003

NIP. 19640102 199003 1 005

Tanggal : 11 Mei 2015

Tanggal : 11 Mei 2015


Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

Dra. Lailany Yahya, M. Si


NIP. 19681219 199403 2 001

LEM BAR PENGESAHAN


Skripsi yang berjudul Dekripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Mahasiswa Pendidikan Matematika dalam Mata Kuliah Matematika Diskrit
Materi Fungsi Pembangkit
(Suatu Penelitian di Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo)
Oleh
ASMIANTA S. PODILITO
NIM. 411 411 121

Jurusan Pendidikan Matematika


Fakultas Matematika dan IPA
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Hari/Tanggal : Kamis, 28 Mei 2015

Waktu

: 11.30 13.30

Tempat

: Ruang Jurusan Pendidikan Matematika

Dewan Penguji

1.

2.

3.

Tanda Tangan

Dr. Ali Kaku, M.Pd


NIP. 19640102 199003 1 005

Penguji Utama

Nursiya Bito, S.Pd, M.Pd


NIP. 19800322 200501 2 003

Anggota

Dr. Tedy Machmud, M.Pd


NIP. 19690825 199403 1 002

Anggota

()

()
(....)

vi

vii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan
limpahan

rahmat,

karunia

serta

petunjuk-Nya

sehingga

penulis

dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul Deskripsi


Kemampuan

Pemecahan

Masalah

Matematika Mahasiswa Pendidikan

Matematika Pada Mata Kuliah Matematika Diskrit Materi Fungsi Pembangkit


(Suatu penelitian Deskriptif pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo Tahun Akademik 2014/2015).
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi persyaratan
akademis dan menempuh ujian sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Gorontalo.
Dalam pelaksanaan penelitian serta penyusunan skripsi ini, tidak jarang
penulis menemukan hambatan dan kesulitan, namun berkat rahmat dan petunjukNYA, serta kemauan dan kesungguhan hati, dan juga arahan serta bimbingan dari
dosen pembimbing Bapak Dr. Ali Kaku, M.Pd dan Ibu Nursiya Bito, M.Pd
selaku dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II, sehingga segala hambatan
dan kesulitan dapat teratasi.
Untuk itu melalui kesempatan ini perkenankanlah penulis dengan segala
kerendahan hati menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

viii

1. Bapak Dr. Syamsu Qamar Badu, M.Pd selaku Rektor Universitas negeri
Gorontalo
2. Ibu Prof. Dr. Hj. Evie Hulukati, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Gorontalo.
3. Ibu Dra. Lailany Yahya, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo, yang senantiasa membantu dan
mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
4. Bapak Dr. Asrie Arbie M.Si, Ibu Weny JA Musa M.Si, Bapak Dr. Tedy
Machmud, M.Pd, selaku Wakil Dekan 1, Wakil Dekan 2, dan Wakil Dekan 3
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Negeri
Gorontalo.
5. Bapak Drs. Majid, M.Pd selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.
6. Bapak Dr. Ali Kaku, M.Pd selaku Pembimbig I dan Ibu Nursiya Bito, M.Pd
selaku Pembimbing II, serta Penasehat Akademik yang telah banyak
memberikan masukan, arahan, bantuan, serta motivasi dalam penyelesaian
skripsi ini
7. Ibu Hj.Novianita Achmad, M.Si dan Bapak Nurwan, M.Si, yang masingmasing sebagai Kepala dan Sekretaris Laboratorium Matematika Fakultas
MIPA Universitas Negeri Gorontalo.
8. Bapak Drs Sumarno Ismail, M.Pd selaku dosen di Jurusan Pendidikan
Matematika Universitas Negeri Gorontalo yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak Drs. Yus Iriyanto Abas, M.Pd selaku Dosen Pembimbing PPL I dan II

ix

10. Ibu Laswi Kamali, S.T selaku Staf Tata Usaha yang telah banyak memberikan
bantuan dalam kelengkapan administrasi.
11. Seluruh Staf Doesn/Asisten Dosen dan staf Tata Usaha di Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Gorontalo
12. Keluarga tercinta (Cili, Titi, Uni, Sisa, Dode,) yang telah memberikan
motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi.
13. Sahabat-sahabat tercinta EKSIS (Desy, Riyanti, Henry, Ulin, Novi, Irma,
Lisa, Fitran, Siska, dan Tia) serta Meylan yang selalu menyemangati penulis,
dan selalu ada dalam suka maupun duka
14. Rekan-rekan Mahasiswa angkatan 2011Sigma C ( Abdul, Kahar, Abadi, Hery,
Marzeno, Khair, Sanly, Udin, Heny, Memey, Sri Dunggio, Ria, Nurjanah,
Ayu, Nopa, Marianti, Nelsi, Ronal, Iqbal) yang selalu kompak dan
memberikan keceriaan kepada penulis.
15. Rekan-rekan angkatan 2011 Sigma A, B, dan D ( Malik, Adit, Marlin, Kaka L,
Kaka A, Firadila, Wandi, Noldi, KAyu, KJein, Samsul, Ingka, Krina, Tria,
Fitamala, , Izal, Adhi, Echa, Ray, Utam)
16. Rekan-rekan PPL 2 SMPN I Tapa ( Shendy, Nure, Nurmala, Said, Fendy,
Supyan, Ulva, KFestika)
17. Rekan-rekan mahasiswa KKS Desa Talulobutu selatan Universitas Negeri
Gorontalo

18. Adik-Adik Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika ( Putri, Irvan, Egi,


Clara, Istiqamah, Acin) yang merupakan subjek penelitian dalam penelitian
ini.
19. Rekan-rekan Kos Ar-Rayhan yang telah menghadirkan ceria baru, dan
memotivasi penulis
20. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak bisa
disebutkan satu persatu)
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa masih terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran guna membangun dan
menyempurnakan skripsi ini dengan baik pada tahap selanjutnya. Semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Gorontalo,

Maret 2015

Asmianta S. Podilito

xi

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................ ii
ABSTRAK

................................................................................... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... v


LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI

................................................................................... xii

DAFTAR TABEL

................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xv


BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah................................................................................ 6
1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 6
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II Kajian Teori ................................................................................... 8
2.1 Hakekat Belajar Matematika ............................................................. 8
2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ................................ 9
2.3 Langkah-langkah Pemecahan Masalah ............................................. 12
2.4 Indikator-indikator Kemampuan Pemecahan Masalah .................... 14
2.5 Tinjauan Materi ................................................................................. 19
2.6 Hasil Penelitian yang Relevan .......................................................... 26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 28
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian........................................................ 28
3.2 Kehadiran Peneliti dan Lokasi Penelitian ......................................... 28
3.3 Definisi Konseptual ........................................................................... 29

xii

3.4 Definisi Operasional.......................................................................... 29


3.5 Sumber Data ................................................................................... 30
3.6 Prosedur Pengambilan Data .............................................................. 30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 36
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................. 36
4.2 Pembahasan

................................................................................... 91

BAB V PENUTUP

.................................................................................. 97

5.1 Kesimpulan

................................................................................... 97

5.2 Implikasi

................................................................................... 99

5.3 Saran

................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 101


LAMPIRAN

xiii

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
3.1 Daftar Penilai validasi Konstruk Tes ...................................................... 31
3.2 Hasil Validasi Soal .................................................................................. 32
4.1 Kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah ..................... 37
4.2 Kemampuan mahasiswa dalam merumuskan masalah ........................... 39
4.3 Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah ........................ 41
4.4 Kemampuan mahasiswa dalam memberikan kesimpulan dari hasil ....... 43
4.5 Subjek Penelitian..................................................................................... 45
4.6 Jadwal Pelaksanaan Interviu terhadap Subjek Penelitian ....................... 45
5.1 Level Kemampuan Pemecahan Masalah ................................................ 97

xiv

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1.1 Hasil pekerjaan Mahasiswa .................................................................. 4
4.1 Hasil Pekerjaan SP-1 untuk soal Nomor 1 ........................................... 46
4.2 Hasil Pekerjaan SP-1 untuk soal Nomor 2 ........................................... 48
4.3 Hasil Pekerjaan SP-1 untuk soal Nomor 3 ........................................... 50
4.4 Hasil Pekerjaan SP-1 untuk soal Nomor 4 ........................................... 53
4.5 Hasil Pekerjaan SP-2 untuk soal Nomor 1 ........................................... 55
4.6 Hasil Pekerjaan SP-2 untuk soal Nomor 2 ........................................... 57
4.7 Hasil Pekerjaan SP-2 untuk soal Nomor 3 ........................................... 59
4.8 Hasil Pekerjaan SP-2 untuk soal Nomor 4 ........................................... 61
4.9 Hasil Pekerjaan SP-3 untuk soal Nomor 1 ........................................... 63
4.10 Hasil Pekerjaan SP-3 untuk soal Nomor 3 ........................................... 66
4.11 Hasil Pekerjaan SP-3 untuk soal Nomor 4 ........................................... 68
4.12 Hasil Pekerjaan SP-4 untuk soal Nomor 1 ........................................... 70
4.13 Hasil Pekerjaan SP-4 untuk soal Nomor 2 ........................................... 72
4.14 Hasil Pekerjaan SP-4 untuk soal Nomor 3 ........................................... 74
4.15 Hasil Pekerjaan SP-4 untuk soal Nomor 4 ........................................... 76
4.16 Hasil Pekerjaan SP-4 saat Wawancara ................................................. 78
4.17 Hasil Pekerjaan SP-5 untuk soal Nomor 1 ........................................... 79
4.18 Hasil Pekerjaan SP-5 untuk soal Nomor 3 ........................................... 81
4.19 Hasil Pekerjaan SP-5 untuk soal Nomor 4 ........................................... 83
4.20 Hasil Pekerjaan SP-6 untuk soal Nomor 1 ........................................... 85
4.21 Hasil Pekerjaan SP-6 untuk soal Nomor 2 ........................................... 86
4.22 Hasil Pekerjaan SP-6 untuk soal Nomor 3 ........................................... 88
4.23 Hasil Pekerjaan SP-6 untuk soal Nomor 4 ........................................... 90

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 : Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika .... 103
Lampiran 2 : Validasi Instrumen ............................................................... 104
Lampiran 3 : Marking Scheme ................................................................... 106
Lampiran 4 : Rubrik Penskoran ................................................................ 111
Lampiran 5 : Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 113
Lampiran 6 : Pedoman Wawancara .......................................................... 114
Lampiran 7 : Skor Hasil Capaian Mahasiswa ........................................... 117
Lampiran 8 : Kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa pada
setiap item soal ..................................................................... 120
Lampiran 9 : Dokumntasi Penelitian ......................................................... 122

xvi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, karena
pendidikan merupakan proses pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia yang secara langsung akan berguna untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, sebab melalui pendidikan manusia dapat mencapai apa dicita-citakan
dengan tujuan hidupnya. Dalam keseluruhan proses pendidikan di semua jenjang
pendidikan, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan inti dari proses
pendidikan. Salah satu kreativitas atau kecakapan dalam kegiatan belajar
mengajar adalah kemampuan pemecahan masalah. Pemecahan masalah adalah
suatu proses yang digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Salah satu bidang pendidikan yang dapat mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah peserta didik adalah matematika. Matematika merupakan
cabang ilmu yang objeknya bersifat abstrak. Sifat abstrak inilah yang
menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Salah
satu tujuan belajar matematika bagi peserta didik adalah agar ia mempunyai
kemampuan atau ketrampilan dalam memecahkan masalah sebagai sarana baginya
untuk mengasah penalaran yang cermat, logis, kritis, dan kreatif. Oleh karena itu,
kemampuan pemecahan masalah menjadi fokus pembelajaran matematika di
semua jenjang. Lebih-lebih bagi seorang mahasiswa calon guru matematika, tentu
tidaklah cukup jika ia hanya mempunyai kemampuan tersebut untuk dirinya

sendiri, sebab kelak jika ia telah menjadi guru, ia akan mempunyai tugas yang
berat yaitu menjadikan peserta didiknya memiliki kemampuan untuk memecahkan
masalah matematika.
Menurut Santyasa (dalam Utomo, 2012: 148), pemecahan masalah adalah
upaya individu atau kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan
pemahaman yang telah dimiliki sebelumnya dalam rangka memenuhi situasi yang
tidak seperti biasanya. Dalam memecahkan masalah, setiap individu memerlukan
waktu yang berbeda. Dengan belajar pemecahan masalah, peserta didik
diharapkan dapat mengembangkan cara berpikir, kebiasaan, ketekunan dan rasa
ingin tahu serta kepercayaan diri dalam situasi yang tidak biasa, yang akan
melayani mereka dengan baik di luar kelas matematika.
Akan tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik
dalam mempelajari matematika hanya sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh
pendidik. Dalam menyelesaikan soal-soal pun hanya sebatas mengikuti contohcontoh soal yang diberikan. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pemahaman
peserta didik pada materi yang dibelajarkan sehingga pola pikir peserta didik
masih belum terasah. Akibatnya peserta didik mengalami kesulitan belajar,
terlebih pada ketidakmampuan peserta didik dalam memecahkan masalah.
Ketidakmampuan tersebut terlihat ketika peserta didik tidak mengetahui
langkah awal yang harus dilakukan dari masalah atau soal yang diberikan atau di
tengah proses penyelesaian peserta didik mengalami kendala akibatnya peserta
didik tidak dapat memberikan solusi akhir, bahkan ketika peserta didik diberikan
masalah yang lebih kompleks dan membutuhkan tingkat pemahaman yang lebih

tinggi. Di sini peran pendidik sangat diperlukan untuk membiasakan peserta didik
menyelesaikan soal-soal yang dapat mengembangkan kemampuan pemecahan
masalahnya.
Fakta di atas ditemukan pula pada proses pembelajaran di Jurusan Pendidikan
Matematika Fakutas Matematika dan IPA Universitas Negeri Gorontalo.
Memperhatikan

pentingnya

seorang

mahasiswa

calon

guru

matematika

mempunyai kemampuan pemecahan masalah, maka perkuliahan di program Studi


Pendidikan Matematika sudah selayaknya difungsikan sebagai wahana bagi
mahasiswa untuk meningkatkan kemampuannya. Namun pada kenyataannya
harapan tersebut belum sepenuhnya terwujud mengingat banyaknya masalah
matematika dalam perkuliahan yang membutuhkan kemampuan pemecahan
masalah karena perkembangannya yang saat ini sangat pesat.
Salah satu cabang matematika yang perkembangannya sangat pesat adalah
Matematika Diskrit. Matematika Diskrit merupakan salah satu mata kuliah wajib
di Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo.
Matematika diskrit adalah bagian dari matematika yang mempelajari objek-objek
diskrit. Di sini objek-objek diskrit diartikan sebagai objek-objek yang berbeda dan
saling lepas. Peneliti lebih mengkhususkan penelitian pada materi Fungsi
Pembangkit .
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti di Jurusan Pendidikan Matematika
bahwa rata-rata hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah matematika diskrit
sebesar 2,41818. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan salah satu dosen
pengajar matematika diskrit, mahasiswa belum mampu menyelesaikan soal-soal

yang melibatkan kombinatorik. Terdapat kendala yang dialami mahasiswa dalam


menyelesaikan soal-soal. Fakta di atas ditemukan dalam pekerjaan mahasiswa
pada saat proses penjajakan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15
Desember 2014. Diantaranya seperti yang dapat dilihat pada salah satu hasil
pekerjaan mahasiswa di bawah ini:
Soal : Ada berapa cara memilih 100 huruf dari huruf-huruf pembentuk kata
KOMBINATORIK sedemikian sehingga setiap konsonan terpilih paling banyak
10 ?

Gambar 1.1 Hasil pekerjaan mahasiswa


Hasil pekerjaan mahasiswa tersebut membuktikan bahwa mahasiswa
belum mampu merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah dengan benar
dan sistematis. Mengingat mahasiswa merupakan seorang calon guru matematika
yang harus mempunyai kemampuan pemecahan masalah, dan kemudian akan
diterapkan kepada peserta didiknya di sekolah. Dalam jawaban tes di atas nampak
mahasiswa belum mampu untuk melakukan pemecahan masalah yang tepat
terutama dalam menyelesaikan masalah matematika diskrit yang diberikan dengan

menerapkan strategi tertentu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Terlihat


mahasiswa tidak dapat melanjutkan hasil pekerjaannya, sehingga kesimpulan dari
hasil penyelesaiannyapun tidak ada.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Mahasiswa Pendidikan Matematika dalam Mata Kuliah Matematika Diskrit
Materi Fungsi Pembangkit
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, masalah yang
teridentifikasi adalah:
1. Kurangnya penguasaan dan pemahaman mahasiswa terhadap materi
Matematika Diskrit khususnya pada materi Fungsi Pembangkit
a. Mahasiswa belum mampu menggunakan kemampuan pemecahan masalah
matematika untuk menyelesaikan soal-soal matematika diskrit.

1.3 Batasan Masalah


Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah pada kemampuan pemecahan
masalah pada mata kuliah Matematika Diskrit Materi Fungsi Pembangkit untuk
dideskripsikan.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah: Bagaimana Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa dalam
Mata Kuliah Matematika Diskrit Materi Fungsi Pembangkit di Jurusan
Pendidikan Matematika?.
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini bertujuan untuk
menggambarkan tentang kemampuan pemecahan masalah oleh mahasiswa dalam
mata kuliah Matematika Diskrit materi Fungsi Pembangkit.
1.6 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Dosen
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada dosen
mata kuliah khususnya matematika diskrit untuk mengetahui tingkat kemampuan
pemecahan masalah mahasiswa
2. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi mahasiswa agar dapat
mengembangkan kemampuan pemecahan masalahnya melalui pembelajaran pada
berbagai mata kuliah.

3. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan tentang pemecahan masalah matematika mahasiswa dan dapat
mengaplikasikannya dalam pembelajaran sebagai seorang calon pendidik.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Hakekat Belajar Matematika


Matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,
berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsurunsurnya logika dan intuisi, analisis dan kontruksi, generalitas, dan individualitas,
serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmetika, aljabar, geometri, dan
analisis (Uno, 2011: 129).
Menurut Syah (2005: 68) Belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan
seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan
interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. (Dalyono, 2001:
49), Belajar didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan
mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah
laku, sikap, kebiasaaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya.
Belajar matematika merupakan suatu kegiatan yang berkenaan dengan
penyeleksian himpunan-himpunan dari unsur matematika yang sederhana dan
merupakan himpunan-himpunan baru yang lebih rumit. Schoenfeld (dalam Uno,
2010: 110) mendefinisikan bahwa belajar matematika berkaitan dengan apa dan
bagaimana menggunakannya dalam membuat keputusan untuk memecahkan
masalah. Berkaitan dengan hal ini menurut Uno (2010: 110) bahwa belajar
matematika merupakan suatu kegiatan yang berkenaan dengan penyeleksian
himpunan-himpunan baru, yang selanjutnya membentuk himpunan-himpunan

baru yang lebih rumit. Demikian seterusnya, sehingga dalam belajar matematika
harus dilakukan secara hierarkis. Dengan kata lain, belajar matematika pada tahap
yang lebih tinggi, harus didasarkan pada tahap belajar yang lebih rendah.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
matematika adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu
informasi dengan mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematika, untuk
mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, sikap, kebiasaaan, dan lain
sebagainya.
2.2 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Masalah merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon. Menurut
Liberna (2014: 107) suatu pertanyaan akan merupakan suatu masalah hanya jika
seseorang

tidak

mempunyai

aturan/hukum

tertentu

yang

segera

dapat

dipergunakan untuk menemukan jawaban pertanyaan tersebut. Demikian pula


bagi peserta didik, suatu pertanyaan merupakan masalah pada suatu saat, tetapi
bukan merupakan suatu masalah lagi bagi peserta didik tersebut pada saat
berikutnya apabila anak tersebut sudah mengetahui cara atau proses mendapatkan
penyelesaian masalah tersebut. Syarat suatu masalah bagi peserta didik adalah
pertanyaan yang dihadapkan harus dapat diterima oleh peserta didik tersebut yang
merupakan tantangan baginya untuk menjawabnya, kemudian pertanyaan yang
diberikan tidak dapat diselesaikan dengan prosedur rutin yang telah diketahui
peserta didik .
Para

pendidik

dapat

memberikan

masalah

yang

beragam

cara

penyelesaiannya, sehingga peserta didik mendapatkan berbagai pengalaman

10

belajar. Jika ditinjau dari jenis masalah yang diselesaikannya, Kirkley (dalam
Widjajanti, 2009: 407) menyebutkan ada 3 jenis masalah, yaitu: (1) Masalahmasalah yang terstruktur dengan baik (well structured problems), (2) Masalahmasalah yang terstruktur secara cukup (moderately structured problems), dan (3)
Masalah-masalah yang strukturnya jelek (ill structured problems). Masalah yang
terstuktur dengan baik, strategi untuk menyelesaikannya biasanya dapat diduga,
mempunyai satu jawaban yang benar, dan semua informasi awal biasanya bagian
dari pernyataan masalahnya. Masalah yang terstruktur secara cukup, sering
mempunyai lebih dari satu strategi penyelesaian yang cocok, mempunyai satu
jawaban yang benar, dan masih memerlukan informasi tambahan untuk
menyelesaikannya. Masalah-masalah yang strukturnya jelek, penyelesaiannya
tidak terdefinisi dengan baik dan tidak terduga, mempunyai banyak perspekif,
banyak tujuan, dan banyak penyelesaian, serta masih memerlukan informasi
tambahan untuk menyelesaikannya.
Pemecahan masalah merupakan suatu hal yang esensial di dalam pengajaran
matematika karena dengan pemecahan masalah potensi intelektual siswa dapat
meningkat, kepuasan intelektual akan timbul dari dalam, sehingga merupakan
hadiah instrinsik bagi peserta didik, dan proses mengendapnya bahan pelajaran
yang dipelajari menjadi lebih lama. Dalam menyelesaikan masalah, peserta didik
diharapkan memahami proses penyelesaian masalah tersebut dan menjadi terampil
di dalam memilih dan mengidentifikasi kondisi dan konsep yang relevan, mencari
generalisasi, merumuskan rencana penyelesaian dan mengorganisasi keterampilan
yang telah dimiliki sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa pemecahan masalah

11

mempunyai fungsi yang penting di dalam kegiatan belajar mengajar matematika.


Pendidik menyajikan masalah-masalah sebab melalui penyelesaian masalah
peserta didik dapat berlatih dan mengintegrasikan konsep-konsep generalisasi dan
keterampilan yang dipelajari. Hal ini penting bagi peserta didik untuk berlatih
memproses data atau keterangan (Liberna, 2014: 108).
Menurut Tiro (2010: 120) dalam pemecahan masalah matematis, alat yang
digunakan adalah definisi, teorema atau hukum dan yang lebih penting adalah
penalaran peserta didik. Pemecahan masalah dalam matematika mempunyai
bentuk bermacam-macam dan tingkat kesulitan berbeda-beda.
Memperhatikan apa yang akan diperoleh peserta didik dengan belajar
memecahkan masalah, maka wajarlah jika pemecahan masalah adalah bagian
yang sangat penting, bahkan paling penting dalam belajar matematika. Hal ini
karena pada dasarnya salah satu tujuan belajar matematika bagi peserta didik
adalah agar ia mempunyai kemampuan atau ketrampilan dalam memecahkan
masalah atau soal-soal matematika, sebagai sarana baginya untuk mengasah
penalaran yang cermat, logis, kritis, analitis, dan kreatif (Widjajanti, 2009: 404).
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika adalah upaya individu atau
kelompok untuk menemukan solusi permasalahan atau soal-soal matematika
berdasarkan langkah-langkah atau strategi dalam menyelesaikan masalah.
Kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan hal yang penting dalam
matematika itu sendiri maupun dalam pembelajarannya, selain itu kemampuan
pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat

12

penting, karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya peserta didik


dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta
keterampilan yang sudah dimiliki, yang dapat dimunculkan pada kemampuan
pemecahan masalah.
2.3 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Menurut Polya (dalam Utomo, 2012: 149) terdapat beberapa langkah yang
dilakukan dalam memecahkan suatu masalah, yaitu :
1. Memahami Masalah
Meliputi: mengetahui arti semua kata yang digunakan, mengetahui apa
yang dicari atau ditanya, mampu menyajikan soal dengan menggunakan kata-kata
sendiri, menyajikan soal dengan cara lain, menggambar sesuatu yang dapat
digunakan sebagai bantuan, mengetahui informasi yang cukup, berlebih atau
kurang.
2. Rencana Memecahkan Masalah/ menyusun Strategi
Hal-hal

yang

dilakukan

ketika

menyusun

strategi

penyelesaian

diantaranya:
1) Menyatakan kembali masalah itu ke dalam bentuk yang lebih operasional
2) Mengingat kembali apakah masalah yang dihadapi telah dikenal dengan
baik sebelumnya, baik masalah yang sama maupun dalam bentuk yang
berbeda
3) Menentukan

definisi

atau

aturan

menyelesaikan masalahyang dihadapi.

yang

dapat

digunakan

untuk

13

4) Perhatikan

apa

yang

harus

dicari

(dibuktikan),

dapatkah

kita

mengkondisikan sesuatuyang lebih sederhana sehingga kita dapat


memperoleh apa yang dicari (dibuktikan).
5) Menyelesaikan masalah dalam bentuk atau formulasi yang lebih sederhana
6) Mengembangkan data yang diberikan berdasarkan aturan yang sudah
diketahui
3. Menyelesaikan masalah sesuai rencana langkah ke dua/menjalankan strategi
Hal-hal yang dilakukan ketika menjalankan strategi diantaranya:
1) Lakukan rencana strategi itu untuk memperoleh penyelesaian dari
masalah
2) Perhatikan apakah setiap langkah yang dilakukan sudah benar (validitas
argument dapat dipertanggungjawabkan).
4. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh (looking back)
Hal-hal yang dilakukan dalam memeriksa penyelesaian yang dihasilkan
diantaranya
1) Memeriksa validitas argumen pada setiap langkah yang dilakukan
2) Menggunakan hasil yang diperoleh pada kasus khusus atau masalah
lainnya
3) Menyelesaikan masalah dengan cara yang berbeda.
Hampir sama dengan Polya, Dominowski (dalam Widjajanti, 2009: 406)
menyatakan ada 3 tahapan umum untuk menyelesaikan suatu masalah, yaitu:
interpretasi, produksi, dan evaluasi. Interpretasi merujuk pada bagaimana seorang
pemecah masalah memahami atau menyajikan secara mental suatu masalah.

14

Produksi menyangkut pemilihan jawaban atau langkah yang mungkin untuk


membuat penyelesaian. Evaluasi adalah proses dari penilaian kecukupan dari
jawaban yang mungkin, atau langkah lanjutan yang telah dilakukan selama
mencoba atau berusaha menyelesaikan suatu masalah.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa langkahlangkah dalam menyelesaikan masalah adalah:
1. Memahami masalah
2. Menyusun Rencana
3. Meyelesaikan Masalah
4. Memeriksa Kembali Hasil
2.4 Indikator - Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah
Indikator yang dapat menunjukkan apakah seorang calon guru matematika
telah mempunyai kemampuan pemecahan masalah, menurut NCTM (dalam
Widjajanti, 2009: 408) adalah: (1) Menerapkan dan mengadaptasi berbagai
pendekatan dan strategi untuk menyelesaikan masalah, (2) Menyelesaikan
masalah yang muncul di dalam matematika atau di dalam konteks lain yang
melibatkan matematika, (3) Membangun pengetahuan matematis yang baru lewat
pemecahan masalah, dan (4) Memonitor dan merefleksi pada proses pemecahan
masalah matematis.
Terkait dengan indikator pertama, yaitu mampu menerapkan dan
mengadaptasi berbagai pendekatan dan strategi untuk menyelesaikan masalah ini
sangat penting bagi seorang calon guru terkait dengan tugasnya nanti dalam
membimbing peserta didik menyelesaikan masalah.

15

Indikator kedua yaitu, kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang


muncul di dalam matematika atau di dalam konteks lain yang melibatkan
matematika, penting bagi seorang calon guru matematika agar ia mempunyai
cukup ketrampilan yang akan digunakannya untuk membimbing peserta didik
belajar matematika nantinya, apalagi jika dikaitkan dengan perlunya peserta didik
belajar matematika dalam konteks yang beragam, sebagaimana disarankan dalam
pendekatan kontekstual.
Indikator ketiga, yaitu mampu membangun pengetahuan matematis yang
baru lewat pemecahan masalah, terutama terkait dengan perlunya seorang calon
guru

matematika

mampu

memilih

dan

mengembangkan

masalah

dan

penyelesaiannya, agar nanti iapun kelak jika telah menjadi guru akan dapat
mengarahkan peserta didiknya belajar berbagai ketrampilan matematis, dan
membangun gagasan-gagasan matematis yang penting.
Indikator keempat, Memonitor dan merefleksi pada proses pemecahan
masalah matematis, bermakna bahwa untuk menjadi seorang pemecah masalah
yang baik, seorang calon guru matematika haruslah mampu secara kritis meninjau
sendiri apa strategi penyelesaian yang sudah dipilihnya. Bransford (dalam
Widjajanti, 2009: 409) menyatakan bahwa para pemecah masalah yang baik
menyadari apa yang sedang mereka lakukan dan seringkali memonitor, atau
meninjau sendiri, kemajuan diri mereka sendiri, atau menyesuaikan strategistrategi mereka saat menghadapi dan memecahkan permasalahan.
Memperhatikan uraian standar dan indikator kemampuan pemecahan
masalah seperti di atas, dapatlah disimpulkan bahwa seorang calon guru

16

matematika dikatakan telah mempunyai kemampuan pemecahan masalah


matematis yang baik jika ia telah mampu: (1) Memahami masalah, (2) Memilih
strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah, (3) Menyelesaikan masalah
dengan benar dan sistematis, dan (4) Memeriksa sendiri ketepatan strategi yang
dipilihnya dan kebenaran penyelesaian masalah yang didapatkannya (Widjajanti,
2009: 409).
Menurut John (dalam Tinungki, 2013: 383), indikator pemecahan masalah
adalah sebagai berikut:
a. Membangun pengetahuan matematika melalui pemecahan masalah.
b. Menyelesaikan soal yang muncul dalam matematika.
c. Menerapkan dan menyesuaikan berbagai macam strategi yang cocok untuk
memecahkan soal.
d. Mengamati dan mengembangkan proses pemecahan masalah matematika.
Sedangkan beberapa indikator pemecahan masalah dapat diperhatikan dari
paparan Sumarmo (dalam Tinungki, 2013: 383), adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi

unsur-unsur

yang diketahui,

yang ditanyakan,

dan

kecukupan unsur yang diperlukan.


b. Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika.
c. Menerapkan strategi untuk menyelesaikan berbagai masalah (sejenis dan
masalah baru) dalam atau di luar matematika.
d. Menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal.
e. Menggunakan matematika secara bermakna.

17

Indikator-indikator yang telah dipaparkan di atas digunakan sebagai acuan


untuk menilai kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa Jurusan
Pendidikan Matematika. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kemampuan pemecahan masalah diukur dengan mengunakan beberapa indikator.
Dan pada penelitian ini indikator yang digunakan adalah:
1. Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan
kecukupan unsur yang diperlukan.
2. Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika.
3. Menyelesaikan masalah dengan menerapkan strategi untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan
4. Memberikan kesimpulan dari hasil.
Sebagai contoh sederhana pada materi fungsi pembangkit yang menggunakan
indikator pemecahan masalah matematika yaitu sebagai berikut:
Ada berapa cara menempatkan 50 koin yang sama ke dalam 5 kotak berbeda
sedemikian hingga tidak ada kotak yang kosong
Penyelesaian :
a. Indikator Pertama : Mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui, yang
ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.
Diketahui

: Terdapat 50 koin yang akan ditempatkan ke dalam 5 kotak yang

berbeda.
Ditanya

: Berapa cara untuk menempatkan 50 koin tersebut ke dalam 5

kotak berbeda ?

18

b. Indikator Kedua : Merumuskan masalah matematika atau menyusun model


matematika
Sehinggga Model fungsi Pembangkit yang diperoleh :
P( )

=[ (

c. Indikator Ketiga : Menyelesaikan masalah dengan menerapkan strategi untuk


menyelesaikan masalah yang diberikan
=

)
(

p(x) =

)
(

Misalkan
( )

, maka

, sehingga P(x) menjadi:

5. Indikator Keempat : Memberikan kesimpulan dari hasil


banyak cara yang dimaksud adalah koefisien
(

dalam p(x) = (

= 211876 cara
Jadi, banyak cara untuk menempatkan 50 koin ke dalam 5 kotak yang berbeda
adalah 211876 cara.

19

2.5 Tinjauan Materi


1. Fungsi Pembangkit
Misalkan an a0 , a1 , a2 ,..... adalah barisan bilangan real.
Fungsi Pembangkit Biasa (FPB) dari a n adalah:
~

P x an x n
n 0

Fungsi Pembangkit Eksponen (FPE) dari a n adalah:


~

P x an .
n 0

x
n!

Formula-formula yang digunakan (Amir, 2012: 57):


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

(
(

)
)

20

10.

11.
12. (

( )(

21

Fungsi pembangkit untuk Kombinasi


Masalah
Diberikan tiga obyek berbeda, katan a, b, dan c . ada berapa cara untuk
mengambil n obyek dengan syarat obyek a terambil paling banyak 1, b terambil
paling banyak 3, dan c terambil paling banyak 2.
Pemecahan:

Untuk n 3 a, b, c
; a, b, b
; a, c, c
; b, b, b
; b, b, c
; b, c, c
Untuk n 4 a, b, b, c
; a, b, b, b
; a, b, c, c
; b, b, c, c
; b, b, b, c
Perhatikan ekpresi berikut:

Px ax ax
0

bx

bx bx bx
1

1 ax 1 bx b 2 x 2 b3 x 3 1 cx c 2 x 2

cx

cx cx
1

1 a b c x ab ac bc b 2 c 2 x 2 abc ab 2 ac 2 b 2 c bc 2 b3 x 3

abc 2 ab 2 c b 2 c 2 ab3 b3c x 4 ab 2 c 2 ab3c b3c 2 x 5 ab3c 2 x 6

Catatan :

ax 0 artinya a tidak terambil


ax n artinya a terambil sebanyak n
Perhatikan bahwa setiap suku dari koefisien x 3 berkorespondensi dengan satu
cara mengambil tiga obyek dengan syarat yang diberikan. Jadi banyaknya cara
mengambil tiga obyek sama dengan banyaknya suku dari koefisien x 3 . Supaya
setiap suku bernilai satu maka nilai a, b, c masing-masing disubsitusikan dengan
1. sehingga jika hal ini dijalankan maka diperoleh:
Px 1 3x 5x 2 6 x 3 5x 4 3x 5 x 6

22

Px 1 x 1 x x 2 x 3 1 x x 2

Bentuk Px ini disebut fungsi pembangkit biasa dari permasalahan. Jadi


banyaknya cara mengambil n obyek adalah koefisien dari x n dalam Px
Fungsi Pembangkit untuk Permutasi
Masalah:
Diberikan tiga obyek berbeda a, b, dan c. Ada berapa kata sandi dengan n yang
dapat dibentuk dari a, b, dan c sedemikian sehingga dalam setiap kata sandi:
1. Huruf a muncul paling banyak 1
2. Huruf b muncul paling banyak 3
3. Huruf c muncul paling banyak 2
Pemecahan:
untuk n 3

abc

3!
1!1!1!

bbc

3!
2!1!

abb
bcc

3!
bbb 3!
3!
1!2!

3!
1!2!

acc

3!
1!2!

Perhatikan ekspresi berikut:


ax 0 ax 1 bx 0 bx 1 bx 2 bx 3 cx 0 cx 1 cx 2

Px

0! 1! 2! 3! 0! 1! 2!
0
!
1
!

2 2
3 3
2 2
1 ax 1 bx b x b x 1 cx c x

2!
3! 0! 1!
2!
0! 1! 0! 1!

23

ac
b2
c2 2
a b c ab
x
1 x

1! 1! 1! 0!1!1! 0!1!1! 0!2!0! 0!0!2!


b3
ab 2 abc ac 2 bc 2
b 2c 3

0!3!0! 1!2!1! 1!1!1! 1!2! 0!1!2! 0!2!1!


Jika kita subsitusikan a b c 1 maka diperoleh:
2
x 3 x x 2
x x x
Px 1 1 1
1! 1! 2! 3! 1! 2!

Ini merupakan fungsi pembangkit dari permasalahan banyaknya kata sandi dengan
xn
dalam Px
n!

panjang n adalah koefisien dari

Contoh Soal Pemecahan Masalah Materi Fungsi Pembangkit


Tentukan banyaknya cara mengambil n huruf dari kata MATEMATIKA dengan
syarat setiap vokal harus terambil dan konsonan M terambil paling banyak 10, dan
konsonan K terambil paling sedikit 5 dan paling banyak 15. tentukan banyaknya
cara pengambilan n obyek.
Penyelesaian:
Banyak huruf yang berbeda dalam kata MATEMATIKA adalah 6, yaitu M, T, K, A,
E, I dan huruf-huruf vokalnya adalah A, E, I.
Fungsi pembangkit dari permasalahan di atas adalah:

Px 1 x x 2 x 3 ... x10 1 x x 2 x 3 ... x 5 x 6 x 7 ... x15 x x 2 x 3 ...


M terambil 10

T terambil 0

K terambil 5 K 15 A, E, I 1

24

Selanjutnya dicari koefisien x n dalam Px

1 x11 1 5
3
2
10

Px
x 1 x x ... x x1 x x ...
1 x 1 x

1 x11 1
3 3
2
10
5


1 x x ... x x 1 x x ... x
1 x 1 x

1 x11 1 1 x11 1

1 x 1 x 1 x 1 x

11

2 1
x 8 1 x11

1 x

x 1 2x x
8

22

x 8 2 x19 x 30

1 x

6 kk 1x
n

k 0

x 8 2 x19 x 30

k k 5 x
n

k 0

n
n
k 5 k 8
k 5 k 19 n k 5 k 30
x 2
x
x


k 0 k
k 0 k
k 0 k

Jika k 8 n k n 8; jika k 19 n k n 19; jika k 30 n k n 30


~
~
n 3 n
n 14 n ~ n 25 n
x 2
x
x
Px
n 8 n 8
n 19 n 19
n 30 n 30

Jadi banyaknya cara mengambil n huruf adalah koefisien dari x n dalam Px


yaitu:

25

;n 8
0

n 3
: 8 n 19
n 8

a n n 3 n 14
;19 n 30
n 8 2 n 19

n 3 n 14 n 25
2

; n 30

n 8 n 19 n 30

Contoh 2
Tentukan banyaknya cara menempatkan n bola yang identik ke dalam k kotak
yang berbeda dengan syarat tidak boleh ada kotak yang kosong.
Penyelesaian :
Fungsi pembangkitnya dari permasalahan di atas adalah:

P( x ) x x 2 x 3

x(1 x x 2 x 3 )
1
xk

1 x

~
k t 1 t
x
x k
t
t 0
~
k t 1 k t
x

t
t 0

Jika n k t maka t n k
Jika t 0 maka n k
~
n 1 n
x
Diperoleh: P( x)
nk n k

26

Jadi banyaknya cara menempatkan n obyek yang identik ke dalam k kotak yang
berbeda sedemikian sehingga tidak ada kotak yang kosong ditunjukkan oleh
;nk
0
n 1
koefisien x dalam P(x), yaitu an

; k n
n k

(Budayasa, 2001: 2)
2.6 Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian terdahulu mengenai masalah kemampuan
pemecahan masalah yaitu:
1) Penelitian yang dilakukan oleh Kalaka (2014)
Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Kalaka (2014) yang berjudul : Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah
Mahasiswa Matematika pada Mata Kuliah Program Linear. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan
mendeskripsikan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa matematika dalam
memodelkan dan menentukan solusi masalah-masalah program linier pada mata
kuliah program linier. Berdasarkan Analisis data diperoleh hasil bahwa
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa matematika pada mata kuliah
program linear yang terwakili atas 6 subjek penelitian tergolong rendah. Penelitian
yang dilakukan oleh Kalaka sama dengan penelitian ini yaitu mendeskripsikan
kemampuan pemecahan masalah matematika oleh mahasiswa namun dengan
materi yang berbeda. Dimana Kalaka melakukan penelitiannya pada materi
Program Linear sedangkan peneliti menggunakan materi Fungsi Pembangkit pada
mata kuliah Matematika Diskrit.

27

2) Penelitian yang dilakukan oleh Munandar (2014)


Penelitin yang berjudul meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan metakognitif ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis peningkatan kemampuan
pemecahan masalah matematik siswa melalui pendekatan metakognitif. Jenis
penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian ini adalah kelompok
eksperimen dan kontrol dengan pretest dan posttest. Subyek penelitiannya
(sampel) adalah siswa SMP Negeri kelas VIII sebanyak dua kelas sebagai sampel
penelitian berdasarkan pertimbangan kemampuan rata-rata siswa yang hampir
sama di setiap kelasnya, kelas VIII sudah dapat menggunakan pendekatan
metakognitif, dan belum ada yang melakukan penelitian khususnya bidang studi
matematika di SMP tersebut yang menggunakan pendekatan metakognitif. Salah
satu dari kelas tersebut dijadikan sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas yang
satunya lagi sebagai kelas kontrol.
Namun penelitian yang dilakukan Munandar (2014) mengacu pada jenis
penelitian eskperimen dan subjek penelitiannya adalah siswa SMP dengan
variabel penelitian yang sama dengan penelitian ini yaitu pemecahan masalah.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian


Arikunto (2013: 150) mengemukakan bahwa pendekatan penelitian atau
rancangan penelitian banyak dipengaruhi oleh jenis dan banyaknya variabel, dan
sebaliknya jenis variabel juga dipengaruhi oleh jenis pendekatan. Karena
penelitian ini merupakan penelitian yang sifatnya ingin menggambarkan
kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa dalam menyelesaikan
soal-soal Matematika Diskrit, maka penelitian ini menitikberatkan pada
pendekatan kualitatif
Ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, subjek, tempat, dan waktu
penelitian maka penulis menggunakan penelitian deskriptif dalam bentuk studi
kasus. Yin (2002: 1) mengemukakan bahwa studi kasus atau penelitian kasus
merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu pnelitian
berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang
untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bila mana focus
penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam konteks
kehidupan nyata.
3.2 Kehadiran Peneliti dan Lokasi Penelitian
3.2.1

Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lokasi penelitian bertindak sebagai instrumen

sekaligus pengumpul data. Alasan peneliti bertindak sebagai instrumen

29

diantaranya adalah proses pemberian makna terhadap data yang dijaring dengan
wawancara. Peran peneliti adalah sebagai pengamat partisipan, artinya peranan
peneliti secara terbuka diketahui oleh subjek penelitian.
Kehadiran peneliti diawali dari penjajakan awal, pengumpulan data yang
dilakukan pada dua tahap, yaitu pada tahap pertama data dikumpul melalui tes dan
tahap kedua melalui wawancara.
3.2.2

Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas

MIPA Universitas Negeri Gorontalo.


3.3 Definisi Konseptual
Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah upaya individu atau
kelompok untuk menemukan solusi permasalahan berdasarkan langkah-langkah
atau strategi dalam menyelesaikan masalah dan memerlukan ide matematika.
3.4 Definisi Operasional
Indikator digunakan sebagai acuan untuk menilai kemampuan pemecahan
masalah matematika mahasiswa jurusan pendidikan matematika. Kemampuan
pemecahan masalah diukur dengan mengunakan beberapa indikator, meliputi:
a. Mengidentifikasi

unsur-unsur

yang diketahui,

yang ditanyakan,

dan

kecukupan unsur yang diperlukan.


b. Merumuskan masalah matematika atau menyusun model matematika.
c. Menyelesaikan masalah dengan menerapkan strategi untuk menyelesaikan
masalah yang diberikan
d. Memberikan kesimpulan dari hasil

30

3.5 Sumber Data


Berdasarkan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini, maka akan
terdapat dua jenis data, yaitu data yang diperoleh dari mahasiswa berdasarkan
hasil/lembar jawaban setelah diberikan tes dan data yang diperoleh dengan
wawancara terhadap subjek penelitian. Dengan demikian, sumber data dalam
penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas
Negeri Gorontalo yang memprogramkan mata kuliah Matematika Diskrit
pada tahun akademik 2014/2015.
2. Dosen pengajar mata kuliah Matematika Diskrit
3.6 Prosedur Pengumpulan Data
3.6.1

Kegiatan Awal
Adapun kegiatan pada tahap ini meliputi penjajakan awal (orientasi dosen

dan mahasiswa), penyusunan dan pengembangan instrumen (tes), pemberian tes


dan penentuan subjek penelitian.
1) Penjajakan Awal
Penjajakan awal dilakukan dengan maksud untuk memperoleh gambaran
tenatang objek dan subjek penelitian. Informasi yang diperoleh berupa gambaran
tentang aktivitas belajar dalam pembelajaran Matematika Diskrit.
2) Penyusunan dan Pengembangan Instrumen
Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode
(Arikunto, 2013: 192). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes
dan wawancara.

31

Kegiatan awal yang dilakukan adalah mempersiapkan seperangkat tes


yang disesuaikan dengan silabi mata kuliah Matematika Diskrit yang berlaku di
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo.
Bentuk tes adalah tes uraian sebanyak 4 butir soal dengan materi yang meliputi
Fungsi Pembangkit Biasa (FPB), Fungsi Pembangkit Eksponensial (FPE), dan
Fungsi Pembangkit untuk Kombinasi. Adapun tes yang dimaksud dapat dilihat
pada lampiran 1.
Selanjutnya Sebelum tes diujikan, perangkat tes tersebut terlebih dahulu
dinilai validitas isinya. Untuk keperluan penilaian validasi , diberikan lembar
validasi instrumen (lampiran 2) yang disertai kisi-kisi instrumen tes kemampuan
pemecahan masalah (lampiran 5), lembar soal (lampiran 1), penyelesaian
soal/marking scheme (lampiran 3), dan pedoman penskoran/rubrik penilaian
kemampuan pemecahan masalah (lampiran 4). Proses pengujian tersebut
dilakukan oleh validator selaku dosen jurusan Pendidikan Matematika Universitas
Negeri Gorontalo. Adapun validator tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1 Daftar Penilai validasi Konstruk Tes
No

Nama

Keterangan

1.

Drs. sumarno Ismail, M.Pd

Dosen Jurusan Pend. Matematika

2.

Drs. Madjid, M.Pd

Dosen Jurusan Pend. Matematika

32

Hasil penilaian validasi konstruk adalah sebagai berikut:


Tabel 3.2 Hasil Validasi Soal
Butir Soal
No

Validator
1

1.

Drs. Sumarno Ismail, M.Pd

2.

Drs. Madjid, M.Pd

Keterangan : L = Layak
3) Pemberian Tes dan Penentuan Subjek Penelitian
Pemberian tes bertujuan untuk menjaring informasi yang berkaitan dengan
kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa dalam menyelesaikan
soal-soal Matematika Diskrit dan utnuk memantapkan kegiatan wawancara.
Penentuan subjek penelitian dilakukan berdasarkan hasil penjajakan awal
dan hasil/lembar jawaban subjek pada saat pemberian tes. Usman dan Setiawati
(dalam Bito 2003: 174) mengelompokkan peserta tes berdasarkan jawaban dan
nilai yang diperoleh atas tiga kelompok, yaitu :
a. Kelompok pandai/Upper (25 % dari rangking atas).
b. Kelompok sedang/Middle ( 50 % dari rangking tengah).
c. Kelompok bawah/Lower (25 % dari rangking bawah).
Mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah Matematika Diskrit ada
sebanyak 144 orang yang tersebar dalam 4 Kelas. Mengingat keterbatasan waktu,
biaya dan kemampuan peneliti, maka subjek penelitian yang dipilih berjumlah
enam orang, dengan ketentuan untuk kelompok pandai dua orang, kelompok
sedang dua orang, dan kelompok bawah dua orang.

33

3.6.2

Kegiatan Inti
Kegiatan inti meliputi pengumpulan data, analisis data, dan teknik

pemeriksaan data
1. Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data di mulai dengan pemberian tes kepada
Mahasiswa peserta mata kuliah Matematika Diskrit pada tahun akademik
2014/2015.
Selanjutnya, untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dari hasil
pemberian tes maka digunakan teknik wawancara. Kegiatan wawancara lebih
menitikberatkan pada pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana dalam
setiap langkah penyelesaian. Hal ini bertujan untuk menelusuri kemampuan
pemecahan masalah matematika mahasiswa pendidikan matematika dalam
menyelesaikan soal-soal Matematika Diskrit.
2. Teknik Analisis Data
Adapun analisis data dilapangan dalam penelitian ini menggunakan model
Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012: 246) adalah sebagai berikut :
1) Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi dilaksanakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas
mengenai suatu data dan akan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data
selanjutnya. Reduksi data meliputi penyusunan, penyeleksian, penyederhanaan
dan pengfokusan data yang diperoleh dari hasil kerja siswa dan wawancara, serta
membuang data yang tidak relevan dengan penelitian, lalu dicari tema dan
polanya.

34

2) Penyajian Data (Data Display)


Setelah proses reduksi data selesai, langkah selanjutnya adalah proses
penyajian data. Pada tahap ini, data yang telah diseleksi dan disederhanakan
disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart,
dan sejenisnya. Dalam penelitian ini data yang akan disajikan berupa deskripsi
mengenai kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika
diskrit khususnya materi fungsi pembangkit baik pada saat tes maupun wawancara
sekaligus dengan proses kemampuan pemecahan masalah matematikanya.
3) Penarikan Kesimpulan/ verifikasi (Conclusion Drawing/ Verification )
Verifikasi merupakan tahap penarikan kesimpulan hasil penelitian setelah
tahapan penyajian data dilakukan. Data yang diperoleh akan disimpulkan sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu menggambarkan kemampuan dari subjek
penelitian. Kesimpulan akan menjadi kredibel apabila didukung dengan temuantemuan di lapangan berupa bukti-bukti yang valid dan konsisten.
3. Teknik Pemeriksaan Data
Moleong (2010: 324) mengemukakan bahwa ada 4 kriteria yang
digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
kebergantungan (dependability) dan kepastian (confirmability). Pada penelitian
ini, peneliti menggunakan kriteria derajat kepercayaan dengan teknik pemeriksaan
yaitu triangulasi. Moleong (2010: 330) mengemukakan bahwa triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.

35

Adapun upaya triangulasi dalam penelitian ini adalah :


1. Memeriksa

hasil

kerja

mahasiswa

secara

berturut-turut

dengan

memperhatikan langkah-langkah penyelesaiannya dan kemudian meminta


tanggapan dari dosen tentang data yang diperoleh
2. Membandingkan hasil kerja mahasiswa pada saat menjawab tes dengan
hasil wawancara.

36

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1

Deskripsi Hasil Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah pada Bab I, maka dalam Bab ini akan disajikan
data dan analisisnya, adapun data yang akan dianalisis adalah kemampuan
pemecahan masalah matematika mahasiswa pendidikan matematika pada mata
kuliah Matematka Diskrit materi Fungsi Pembangkit yang setiap item soal
memenuhi empat indikator kemampuan pemecahan masalah, yaitu kemampuan
mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah/membuat model matematika,
menyelesaikan masalah, dan memberikan kesimpulan dari hasil. Data untuk
mengukur kemampuan ini diperoleh melalui tes dan wawancara yang kemudian
dianalisis hasilnya.
Pada Bab III telah dijelaskan bahwa sampel diambil dari 144 populasi
mahasiswa semester 5 tahun akademik 2014 yang memprogramkan mata kuliah
matematika diskrit pada tahun akademik 2014/2015. Jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian ini dan diberikan tes kemampuan pemecahan masalah
matematika adalah sebanyak 39 mahasiswa yang tersebar dalam satu kelas.
Berdasarkan hasil lembar pekerjaan mahasiswa (lampiran 8) diperoleh
gambaran kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa untuk setiap
butir soal yang akan disajikan berdasarkan indikator kemampuan pemecahan
masalah seperti berikut.

37

1. Indikator I ( Kemampuan Mengidentifikasi Masalah)


Kemampuan

mengidentifikasi

masalah

merupakan

kemampuan

mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal.


Adapun gambaran kemampuan mahasiswa untuk indikator mengidentifikasi
masalah pada setiap item soal dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah
Nomor Soal
Predikat

Dari

Tinggi

30 orang

26 orang

36 orang

38 orang

Sedang

2 orang

3 orang

3 orang

1 orang

Rendah

7 orang

10 orang

dilihat

kemampuan

tabel

4.1

dapat

mahasiswa

dalam

mengidentifikasi masalah. Mahasiswa yang memperoleh predikat tinggi


mengandung arti bahwa mahasiswa tersebut mampu menuliskan semua unsurunsur yang diketahui dan ditanyakan dalam semua soal fungsi pembangkit.
Terlihat pada tabel untuk soal nomor 1 dan 2 bahwa hampir sebagian besar
mahasiswa yang memenuhi indikator kemampuan dalam mengidentifikasi
masalah sedangkan untuk soal nomor 3 dan 4 sebagian besar mahasiwa yang
memenuhi indikator tersebut.
Untuk predikat

sedang pada

indikator mengidentifikasi

masalah

menyatakan bahwa mahasiswa hanya mampu menuliskan salah satu unsur,

38

baik hanya menuliskan apa yang diketahui atau hanya menuliskan apa yang
ditanyakan dalam soal fungsi pembangkit nomor 1 sampai 4. Berdasarkan
tabel 4.1 dapat dilihat bahwa untuk semua nomor soal nomor hanya terdapat
beberapa mahasiswa yang memenuhi predikat sedang untuk indikator
mengidentifikasi masalah yaitu 2 orang untuk soal nomor 1, 3 orang untuk
soal nomor 2 dan soal nomor 3, dan untuk soal nomor 4 hanya terdapat 1
mahasiswa yang memenuhi indikator mengidentifikasi masalah dalam
pemecahan masalah.
Selanjutnya indikator kemampuan mengidentifikasi masalah dengan
predikat rendah menyatakan bahwa mahasiswa tersebut tidak mampu
menuliskan unsur-unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal fungsi
pembangkit nomor 1 sampai 4. Terlihat pada tabel 4.1 predikat rendah
didominasi oleh mahasiswa yang tidak dapat mengidentifiksasi permasalahan
fungsi pembagkit pada nomor 3 dan 4. Selain itu mahasiswa dengan predikat
rendah dalam mengidentifikasi masalah yaitu pada soal nomor 1 sebanyak 7
orang, dan soal nomor 2 sebanyak 10 orang.
2. Indikator II : Kemampuan merumuskan masalah
Deskripsi

kemampuan

mahasiswa

untuk

indikator

kemampuan

merumuskan masalah pada setiap item soal dapat dilihat pada tabel berikut:

39

Tabel 4.2 Kemampuan mahasiswa dalam merumuskan masalah


Nomor Soal
Predikat
1

Tinggi

29 orang

13 orang

34 orang

38 orang

Sedang

2 orang

7 orang

4 orang

Rendah

8 orang

19 orang

1 orang

1 orang

Untuk indikator kedua dari kemampuan pemecahan masalah, mahasiswa


dengan predikat tinggi mengandung arti bahwa mahasiswa tersebut mampu
merumuskan masalah atau merubah masalah ke dalam model matematika dengan
benar dan tepat. Untuk soal nomor 1 menyatakan bahwa mahasiswa mampu
menemukan pola dari barisan yang diketahui berdasarkan definisi fungsi
pembangkit biasa (FPB). Sedangkan soal nomor 2 Mahasiswa mampu
menemukan formula dari fungsi pembangkit eksponensial (FPE) yang sudah
diketahui. Lain halnya dengan soal nomor 3 dan 4 yaitu menemukan model fungsi
pembangkit dengan syarat-syarat tertentu yang terdapat dalam soal.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa soal nomor 1 merupakan soal
yang hampir sebagian besar mahasiswa memperoleh predikat tinggi untuk
indikator kemampuan merumuskan masalah. Sedangkan untuk soal nomor 2
hampir sebagian mahasiswa yang memiliki kemampuan tinggi indikator
kemampuan merumuskan masalah. Serta soal nomor 3 dan 4 merupakan soal yang
sebagian besar mahasiswa dengan predikat tinggi pada indikator kemampuan
merumuskan masalah.

40

Selanjutnya untuk indikator kedua dari kemampuan pemecahan masalah


dengan predikat sedang yaitu menyatakan bahwa mahasiswa mampu merumuskan
masalah tetapi hanya sebagian yang benar atau kurang tepat. Untuk soal nomor 1
dengan predikat sedang mahasiswa tersebut dapat menemukan pola dari barisan
yang diketahui berdasarkan definisi fungsi pembangkit biasa (FPB) tetapi pola
yang ditemukan kurang tepat. Untuk soal nomor 2 dengan predikat sedang
mahasiswa tersebut dapat menemukan formula dari Fungsi Pembangit
Eksponensial (FPE) yang diketahui tetapi formula yang digunakan kurang tepat.
Sedangkan untuk soal nomor 3 dan 4 dengan predikat sedang mahasiswa tersebut
dapat menemukan model fungsi pembangkit dan formula yang digunakan dalam
menyelesaikan masalah yang diberikan tetapi kurang tepat.
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa dalam indikator kemampuan
merumuskan masalah masih terdapat beberapa mahasiswa yang memenuhi
predikat sedang diantaranya 2 orang untuk soal nomor 1, 7 orang untuk soal
nomor 2, dan 4 orang untuk soal nomor 3. Sedangkan untuk soal nomor 4 tidak
ada mahasiswa yang memperoleh predikat sedang pada indikator kemampuan
merumuskan masalah.
Selanjutnya untuk indikator kemampuan merumuskan masalah dengan
predikat rendah menyatakan bahwa mahasiswa salah merumuskan masalah/
merubah masalah kedalam model matematika atau mahasiswa tersebut tidak
merumuskan masalah/merubah masalah kedalam model matematika. Untuk soal
nomor 1 dengan predikat rendah mahasiswa tidak dapat menuliskan definisi
fungsi pembangkit biasa (FPB) dan menemukan pola dari barisan yang diketahui

41

berdasarkan definisi FPB. Untuk soal nomor 2 mahasiswa tersebut tidak dapat
menemukan formula dari fungsi pembangkit eksponensial yang diketahui dalam
soal. Sedangkan untuk soal nomor 3 dan 4 mahasiswa tersebut tidak dapat
menemukan dan menuliskan model fungsi pembangkit atau formula yang
digunakan dalam meyelesaikan soal.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dalam indikator kemampuan
merumuskan masalah masih terdapat beberapa mahaiswa yang memperoleh
predikat rendah diantaranya 8 orang untuk soal nomor 1, 1 orang untuk soal
nomor 3 dan 4. Dan sebagian mahasiswa dengan predikat rendah untuk soal
nomor 2 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 19 orang.
3. Indikator III : Kemampuan menyelesaikan masalah
Deskripsi

kemampuan

mahasiswa

untuk

indikator

kemampuan

menyelesaikan masalah pada setiap item soal dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan masalah
Nomor Soal
Predikat
1

Tinggi

2 orang

22 orang

33 orang

Sedang

25 orang

3 orang

13 orang

4 orang

Rendah

12 orang

36 orang

4 orang

2 orang

Indikator ketiga dari kemampuan pemecahan masalah dengan predikat


tinggi menyatakan bahwa mahasiswa mampu menyelesaikan masalah dari soal
secara sistematis dan benar serta memperoleh hasil yang benar pula. Sedangkan
predikat sedang menunujukkan bahwa mahasiswa mampu menyelesaikan masalah

42

dari soal yang diberikan secara sistematis tetapi kurang tepat atau mahasiswa
tersebut mampu menyelesaikan masalah dari soal tetapi hasilnya salah. Kemudian
untuk predikat rendah menunjukkan bahwa dalam penyelesaian soal mahasiswa
tersebut keliru dalam menentukan langkah-langkah penyelesaian dan hasil
penyelesaiannyapun keliru atau mahasiswa

tersebut

tidak

sama

sekali

menyelesaikan masalah dari soal yang diberikan.


Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa kemampuan menyelesaikan masalah
dengan predikat tinggi paling banyak diperoleh mahasiswa pada soal nomor 4 dan
paling sedikit diperoleh mahasiswa pada soal nomor 1. Bahkan pada soal nomor 2
tidak ada mahasiswa yang memperoleh predikat tinggi. Untuk predikat sedang
paling banyak diperoleh mahasiswa pada soal nomor 1 dengan jumlah mahasiswa
25 orang. Predikat sedang lainnya diperoleh mahasiswa pada soal 2,3, dan 4 yaitu
masing-masing 3 orang untuk soal 2, 13 orang untuk soal nomor 3, dan 4 orang
untuk soal nomor 4. Untuk predikat rendah didominasi mahasiswa pada soal
nomor 2 , yaitu sebanyak 36 orang. Predikat rendah lainnya diperoleh mahasiswa
pada soal nomor 1,3, dan 4 yaitu masing-masing 12 orang untuk soal nomor 1, 4
orang untuk soal 3, dan 2 orang untuk soal nomor 4.
4. Indikator IV : Kemampuan memberikan kesimpulan dari hasil
Deskripsi kemampuan mahasiswa untuk indikator memberikan kesimpulan
dari hasil pada setiap item soal dapat dilihat pada tabel berikut:

43

Tabel 4.4 Kemampuan mahasiswa dalam memberikan kesimpulan dari hasil


Nomor Soal
Predikat
1

Tinggi

6 orang

6 orang

Sedang

1 orang

2 orang

2 orang

Rendah

38 orang

37 orang

31 orang

33 orang

Indikator ke empat dari kemampuan pemecahan masalah dengan predikat


tinggi

menyatakan

bahwa

mahasiswa

tersebut

mampu

memberikan

kesimpulan/menjawab apa yang ditanyakan dari soal dengan benar dan tepat.
Sedangkan

predikat

sedang

yaitu

mahasiswa

mampu

memberikan

kesimpulan/menjawab apa yang ditanyakan dari soal dengan benar tetapi kurang
tepat. Dan untuk predikat rendah menyatakan bahwa mahasiswa salah dalam
memberikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh/menjawab pertanyaan dari soal
atau tidak menunjukkan sama sekali kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa paling banyak mahasiswa
memperoleh predikat rendah untuk semua soal tes kemapuan pemecahan masalah.
Hal ini membuktikan bahwa kemampuan mahasiswa pada indikator memberikan
kesimpulan dari hasil yang diperoleh masih sangat rendah. Bahkan pada soal
nomor 1,2, dan 4 terlihat tidak ada mahasiswa yang memenuhi predikat tinggi
maupun sedang.

44

4.1.2

Deskripsi Hasil Tes dan Wawancara


Ditinjau berdasarkan indikator kemampuan pemecahan masalah, hasil tes

yang sudah dipaparkan di atas terlihat bahwa banyak mahasiswa dengan


kemampuan pemecahan masalah yang rendah. Banyak mahasiswa yang
memperoleh

predikat

rendah

pada

indikator

Mengidentifikasi

masalah,

menyelesaikan masalah, dan memberikan kesimpulan dari hasil. Oleh karena itu
akan diungkapkan kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa dalam
menyelesaikan ke empat soal yang diberikan melalui kegiatan wawancara.
Berdasarkan data skor hasil tes mahasiswa (lampiran 7), peserta tes dapat
dikelompokkan menjadi kelompok pandai berjumlah 12 orang yaitu peserta tes
dengan skor di atas 74, kelompok sedang berjumlah 21 orang yaitu peserta tes
dengan skor di antara 74 dan 50, dan kelompok bawah berjumlah 6 orang yaitu
peserta tes dengan skor di bawah 50.
Sebagaimana telah disebutkan pada Bab III bahwa mengingat keterbatasan
waktu, biaya, dan kemampuan penulis maka keperluan analisis data kualitatif
peneliti membatasi pada lingkup subjek penelitian yang berjumlah 6 (enam) orang
mahasiswa yaitu terdiri 2 orang yang termasuk kelompok pandai, 2 orang yang
termasuk kelompok sedang, dan 2 orang yang termasuk kelompok bawah. Subjek
penelitian yang terpilih dapat dilihat pada tabel 4.5.

45

Tabel 4.5 Subjek Penelitian


No

Nama Subjek

Skor

Kode

89,5

SP-1

Putri Ekawaty Kobandaha

Irvan Mustapa

84

SP-2

Regina A. Cendana

76

SP -3

Clara Rahman

63,5

SP -4

Istiqomah

48

SP -5

Ariyanti Inombi

26

SP -6

Setelah

subjek

penelitian

ditetapkan,

tahap

selanjutnya

adalah

pengumpulan data. Untuk memperoleh data yang akurat, digunakan teknik


wawancara/interviu. Tabel 4.6 menyajikan jadwal pelaksanaan interviu.
Tabel 4.6 Jadwal Pelaksanaan Interviu terhadap Subjek Penelitian
No

Nama Subjek / Kode

Tanggal Pelaksanaan

Putri Ekawaty Kobandaha /SP-1

Rabu, 25 Februari 2015

Irvan Mustapa/SP -2

Rabu, 25 Februari 2015

Regina A. Cendana/SP-3

Kamis, 26 Februari 2015

Clara Rahman /SP-4

Kamis, 26 Februari 2015

Istiqomah /SP-5

Jumat, 27 Februari 2015

Ariyanti Inombi /SP-6

Selasa, 24 Februari 2015

46

Hasil interviu untuk tiap subjek pada setiap butir soal adalah sebagai
berikut :
1. Subjek Penelitian Pertama (SP-1)
Soal Nomor 1
Hasil pekerjaan Subjek :

Gambar 4.1 Hasil Pekerjaan SP-1 untuk Soal Nomor 1


Dari jawaban Subjek terlihat bahwa mahasiswa belum dapat menemukan
hasil penyelesaian yang tepat. Subjek langsung mengalikan 1 dengan

dan

suku-suku yang ada dalam tanda kurung tidak dijabarkan dengan mengalikannya
dengan tanda negatif (-) di luar tanda kurung. Subjek juga tidak dapat memberikan
kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
Cuplikan wawancara :
P : Apakah ini hasil pekerjaan anda?
R : Ya
P : Coba baca kembali soal nomor 1 dengan cermat !
R : (Membaca soal sejenak)
P : Apakah anda paham dengan soal tersebut ?
R :Iya
P : Sebutkan apa yang diketahui dalam soal ini?
R : yang diketahui dalam soal ini yaitu barisan (

47

P : Apa yang ditanyakan dalam soal ini ?


R : yang ditanyakan yaitu fungsi pembangkit biasa
P : Menurut anda, alternatif apa yang dapat ditempuh untuk memperoleh bentuk
FPB?
R : Alternatif yang saya tempuh yaitu menggunakan defini awal dari fungsi
pembangkit biasa yaitu ( )
P : Jelaskan setiap langkah dalam hasil pekerjaan anda !
R : (Menjelaskan setiap langkah penyelesaiannya)
P : Pada langkah ketiga kenapa anda menambahkan barisan
dan
mengurangkannya dengan barisan itu pula ?
R : Karena formula yang sesuai dengan barisan yang diketahui dalam soal
adalah

dimana hasil dari formula tersebut adalah


karena yang diketahui barisannya mulai dari

sehingga kita tambahkan dengan


Agar bentuknya sama seperti
sebelumnya maka kita kurangkan dengan barisan yang kita tambahkan
tersebut. Sehingga barisan yang terbentuk tersebut membentuk formula
P : Apakah anda yakin dengan jawaban yang anda berikan ?
R : Ya, cukup yakin
P : Coba lihat kembali hasil penyelesaian anda pada langkah terakhir !
R : (melihat kembali hasil penyelesaiannya pada langkah terakhir)
P : Apakah anda bisa menunjukkan bentuk lain dari langkah itu tanpa
mengalikan 1 dengan
?
R : Iya bisa, Yaitu
jadi (
)
P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal ini ?
R : Sebenarnya tidak.
P : Mengapa ?
R : Karena kemungkinan saya keliru dalam menyelesaikan soal ini.
P : Konsep apa saja yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal ini ?
R : Konsep FPB
P : Jelaskan apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda !
R : Kesimpulannya yaitu untuk memperoleh FPB maka kita gunakan definisi dari
FPB, setelah proses penyelesaian selesai maka saya dapatkan fungsi
pembangkit biasa yaitu
keliru.

) Akan tetapi jawaban saya masih

Dari hasil wawancara memberikan informasi bahwa subjek dapat


mengungkapkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Selanjutnya
Subjek dapat mengungkapkan definisi barisan fungsi pembangkit biasa untuk

48

menemukan pola barisan yang diketahui dalam soal. Subjek juga mampu
menggunakan alternatif yang tepat dalam menyelesaikan masalah, akan tetapi
Subjek belum dapat memperoleh hasil yang tepat sehingga mengakibatkan Subjek
keliru dalam memberikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh.
Soal Nomor 2
Hasil pekerjaan Subjek :

Gambar 4.2 Hasil Pekerjaan SP-1 untuk Soal Nomor 2


Dari hasil tes tersebut Subjek dapat menuliskan hal yang diketahui dalam
soal yaitu

( )

akan tetapi Subjek tersebut tidak menuliskan hal yang

ditanyakan dalam soal yaitu

. Subjek dapat merumuskan masalah FPE dari soal

atau menemukan formula dari FPE tersebut dengan benar dan tepat yaitu
(

. Selanjutnya Subjek keliru dalam menunjukkan langkah-

langkah penyelesaian yang tepat. Sehingga barisan

yang diperoleh Subjek pada

kesimpulan hasil akhir juga keliru.


Cuplikan wawancara
P : Coba anda baca kembali dengan cermat soal nomor 2 !
R : (membaca soal sejenak)
P : Apakah anda paham dengan soal tersebut ?

49

R : iya saya paham


P : Menurut anda, alternatif apa yang dapat digunakan untuk memperoleh
?
R : alternaif yang saya gunakan adalah mencari formula atau bentuk sigma dari
(
). Dan dari defini fungsi pembangkit eksponensial itu sendiri.
P : Coba anda baca kembali soal, dan lihat apa yang ditanyakan dalam soal !
R : yang ditanyakan dalam soal yaitu
P : Dapatkah anda menuliskan definisi FPE ?
R : (menuliskan definisi FPE) ( )
P : lihat kembali hasil pekerjaan anda dan kemudian sesuaikan dengan definisi
FPE yang anda tulis tadi !
R : (melihat hasil pekerjaannya dan mencocokkan langkah pekerjaannya dengan
defini FPE yang ditulis Subjek )
P : Apakah sesuai ?
R : tidak
P : Jelaskan langkah-langkah penyelesaian yang anda gunakan dalam
menyelesaikan soal ini !
R : (menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya)
P : Pada lembar pekerjaanmu tertulis
(
) . Jelaskan !
R :Saya hanya menggunakan definisi dari fungsi pembangkit biasa

sehingga jika disesuaikan dengan defini FPB menjadi

(
) .
P : Jelaskan
yang anda peroleh !
R : karena saya hanya menggunakan definisi FPB maka
yang saya peroleh
koefisien dari
yaitu (
). Jadi = (
).
P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut ?
R : sebenarnya saya tidak mengalami kesulitan, hanya saya kurang mengerti
dengan apa yang ditanyakan dalam soal
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda?
R : yang dapat saya simpulkan dari hasil penyelesaian saya adalah saya
memperoleh

=(

Berdasarkan hasil wawancara di atas memberikan informasi bahwa subjek


dapat mengungkapkan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal dengan
tepat. Subjek juga mampu mengungkapkan definisi FPE dan menemukan formula
dari FPE tersebut. Namun, langkah-langkah penyelesaian yang digunakan Subjek
masih keliru karena berdasarkan wawancara subjek mengungkapkan bahwa
Subjek kurang paham dengan soal tersebut serta keliru dalam menyesuaikan

50

formula yang didapat dengan definisi FPE yang dia tulis pada saat wawancara.
Sehingga hasil yang diperoleh masih keliru.

Soal Nomor 3
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.3 Hasil Pekerjaan SP-1 untuk Soal Nomor 3


Berdasarkan hasil tes tersebut Subjek tidak dapat menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal. Subjek mampu merumuskan masalah atau
menemukan model fungsi pembangkit dari soal yang diberikan yaitu P(X) =
(

) (

) .

Langkah

langkah

penyelesaian yang ditempuh Subjek juga sudah tepat sehingga hasil yang

51

diperolehpun sudah benar dan tepat. Akan tetapi kesimpulan yang diuraikan
Subjek pada hasil penyelesaiannya kurang maksimal.

Cuplikan Wawancara
P : Coba anda baca kembali soal nomor 3 !
R : (membaca soal sejenak)
P : Apa saja yang diketahui dalam soal tersebut dan apa yang ditanyakan ?
R : yang diketahui adalah terdapat kata BERSIH yang terdiri dari 4 huruf
konsonan dan 2 huruf vokal dan yang ditanyakan cara memilih 10 huruf dari
kata bersih tersebut sedemikian sehingga setiap konsonan terpilih
P : apa artinya setiap konsonan terpilih ?
R : artinya setiap konsonan harus
. Tidak ada kemungkinan untuk tidak
terambil
P : Bagaimana model fungsi pembangkit yang anda peroleh ?
) karena huruf konsonan ada 4 huruf jadi
R : P(X) = (
dipangkatkan 4 dan setiap konsonan harus terpilih (
) sehingga sukunya
mulai dari
dan seterusnya kemudian dikali dengan (
) karena huruf vokal terdiri dari 2 huruf jadi dipangkatkan 2 dan
huruf vokal tidak disyaratkan (
) jadi sukunya mulai dari dan seterusnya
. sehingga model fungsi pembangkit yang diperoleh P(X) = (
) (
)
P : Pada langkah kedua, mengapa terdapat faktor pengali ?
R : supaya mendapatkan formula
dimana hasil dari formula tersebut
. agar sesuai dengan
maka dikali dengan x
P : Jelaskan langkah selanjutnya!
R : (menjelaskan langkah penyelesaiannya dengan benar)
P : Dapatkah anda jelaskan langkah ke-4 pada hasil pekerjaan anda, mengapa
anda menggunakan formula tersebut ?
R : (Menjelaskan langkah ke-4)
P : Mengapa dimisalkan k+4 = n sehingga k = n-4, dan batas pada notasi
sigmanya pun berubah menjadi n=4 ?
R :Karena mempermudah untuk mencari cara memilih 10 huruf seperti yang
ditanyakan dalam soal. karena k kita misalkan n sehingga batas k pada
sigmapun berubah menjadi n. Dan karena sebelumnya pada notasi sigma
batas k=0; k=n 4. sehingga n=4.
P : Lalu bagaimana cara memilih 10 Huruf dari kata BERSIH seperti yang
ditanyakan dalam soal ?

52

R : cara meilih 10 huruf tersebut dari koefisien


diperoleh (
(

yaitu

. Sedangkan

). n diganti dengan 10 sehingga menjadi (

yang
)

. Kita cari kombinasinya didapat 462 cara.

P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut ?


R : Tidak
P : Kenapa?
R : Karena saya paham dengan soal ini
P : Konsep apa yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal ini ?
R : Fungsi pembangkit biasa
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda ?
R : yang dapat saya simpulkan dari penyelesaian saya banyaknya cara mamilih
10 huruf dari kata BERSIH sedemikian sehingga setiap konsonan terpilih ada
462 cara.

Berdasarkan wawancara di atas subjek dapat mengungkapkan apa yang


diketahui dan ditanyakan dalam soal, serta mampu mengubah masalah ke dalam
model

matematika

atau

model

fungsi

pembangkit,

langkah-langkah

penyelesaiannyapun sudah benar dan tepat, serta mampu memberikan kesimpulan


dari hasil penyelesaian yang diperoleh.

53

Soal Nomor 4
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.4 Hasil Pekerjaan SP-1 untuk Soal Nomor 4

Berdasarkan hasil tes di atas subjek belum dapat memenuhi indikator


kemampuan pemecahan masalah dalam mengidentifikasi unsur yang diketahui
dan ditanyakan dalam soal. Model fungsi pembangkit yang diperoleh serta
langkah-langkah penyelesaian yang yang ditempuh sudah benar dan tepat. Subjek
juga dapat menuliskan kesimpulan dari hasil penyelesaian yang diperoleh dengan
benar dan tepat.
Cuplikan Wawancara
P : Coba anda baca kemabali dengan cermat soal nomor 4 !
R : (membaca soal sejenak)
P : Apa tanggapan anda mengenai soal tersebut ?
R : Setiap anak harus mendapatkan 3 kelereng, tidak boleh kurang dari 3. Jadi
harus
.
P : Apa yang diketahui dalam soal ini ?

54

R : Setiap anak harus memperoleh kelereng sekurang-kurangnya 3, tedapat 20


kelereng yang akan dibagi kepada 5 anak.
P : Apa yang ditanyakan dalam soal tersebut ?
R : Berapa cara untuk membagi 20 kelereng tersebut kepada 5 anak sedemikian
sehingga setiap anak memperoleh sekurang-kurangnya 3.
P : Apa artinya setiap anak mendapat sekurang-kurangnya 3 kelereng ?
R : artinya, anak tersebut harus memperoleh kelereng 3 atau lebih atau
P : Jelaskan langkah penyelesaian anda pada langkah kedua dan ketiga !
R : (menjelaskan lagkah-langkah penyelesaian dengan benar)
P : Jelaskan
yang anda tulis dalam lembar jawaban anda !
R:

= 0 ketika

dan jika n

ketika

=(

P : Kenapa n
atau 15
R : karena ketika diubah k =0 dari k=n-15 menjadi n=15 sehingga
(

) ketika n mulai dai 15.

P : Lalu bagaimana anda memperoleh banyaknya cara membagi 20 kelereng


yang identik terhadap 5 orang anak tersebut seperti pada soal ?
R : dengan mengganti n=20 pada
( )

= (

) menjadi (

cara.

P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut ?


R : Tidak
P : Apakah anda yakin dengan hasil penyelesaian anda ?
R : ya
P : Konsep apa yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal ini ?
R : konsep yang saya pakai sama dengan konsep nomor 3 yaitu fungsi
pembangkit biasa
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda ?
R : banyaknya cara untuk membagi 20 kelereng terhadap 5 orang anak adalah
126 cara
P : Apakah soal ini tergolong mudah atau rumit ?
R : Bagi saya soal ini mudah dikerjakan
Dari hasil wawancara tersebut mengungkapkan bahwa Subjek dapat
mengungkapkan unsur-unsur yang diketahui, merumuskan masalah dari soal,
menyelesaikan

masalah,

serta

mengungkapkan

penyelesaiannya dengan benar dan tepat.

kesimpulan

dari

hasil

55

2. Subjek Penelitian Kedua (SP-2)


Soal Nomor 1
Hasil pekerjaan Subjek :

Gambar 4.5 Hasil Pekerjaan SP-2 untuk Soal Nomor 1

Berdasarkan hasil tes di atas dapat dilihat bahwa subjek menuliskan apa
yang diketahui dan ditanyakan. Selanjutnya subjek dapat merumuskan masalah
atau menuliskan definisi dari fungsi pembangkit biasa (FPB)

kemudian

menemukan pola barisan yang diketahi dalam soal berdasarkan definisi FPB
tersebut. Akan tetapi langkah-langkah penyelesaian soal yang ditempuh oleh
subjek masih keliru. Subjek tidak dapat melanjutkan hasil pekerjaannya dan
menemukan hasil yang tepat pula.
Cuplikan Wawancara
P : Apakah ini hasil pekerjaan anda ?
R : iya

56

P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 1!


R : (membacaca soal sejenak)
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut ?
R : yang diketahui adalah barisan yang ditanyakan FPB
P : Alternatif apa yang anda gunakan utnuk memperoleh FPBnya ?
R : menggunakan definisi FPB yaitu ( )
karena barisan yang
diketahui
jadi barisan tersebut sebagai
berdasrkan definisi FPB
tadi
P : Pada hasil pekerjaan anda terdapat faktor pengali ?
R : (Menjelaskan langkah sebelumnya dengan benar)

merupakan hasil faktorial

dari
P : Bisakah anda melanjutkan hasil pekejaan anda ?
R : belum bisa
P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal ini ?
R : ya
P : Mengapa ?
R : karena yang saya pahami definisi fungsi pembangkit biasa itu tidak
menggunakan faktrorial, yang menggunakan faktorial hanya fungsi
pembangkit eksponensial. Sehingga saya mengalami kesulitan
P : Lalu apa yang dapat anda simpulkan pada hasil penyelesaian anda ?
R : yang dapat saya simpulkan adalah saya belum bisa menyelesaikan soal
tersebut karena saya tidak dapat memodifikasi definisi FPB sesuai dengan
soal yang ada. Jadi saya tidak bisa menentukan FPBnya.
Berdasarkan hasil wawancara di atas subjek dapat mengungkapkan unsurunsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Selanjutnya subjek dapat
mengungkapkan defiinisi FPB dan menyesuaikan barisan yang diketahui dari soal
dengan definisi FPB tersebut. Namun subjek belum dapat mengungkapkan
langkah-langkah penyelesaian soal tersebut dengan benar dan tepat, serta tidak
dapat melanjutkan penyelesaiannya. Sehingga kesimpulan yang diungkapkan
subjek adalah subjek tidak dapat menemukan FPB dari barisan yang diketahui
dalam soal.

57

Soal Nomor 2
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.6 Hasil Pekerjaan SP-2 untuk Soal Nomor 2


Berdasarkan hasil tes di atas dapat diketahui bahwa subjek dapat menuliskan
unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Subjek juga dapat menuliskan
definisi fungsi pembangkit eksponensial (FPE) dan menemukan formula dari FPE
yang diketahui dalam soal. Akan tetapi subjek keliru dalam menyelesaikan soal
tersebut. Hal ini terlihat pada hasil pekerjaan subjek bahwa subjek tidak dapat
menemukan hasil dari

seperti yang ditanyakan dalam soal. Akibatnya

kesimpulan dari penyelesaiannya tidak ada.

58

Cuplikan Wawancara
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 2 !
R : (Membaca soal sejenak)
P : Apa tanggapan anda mengenai soal ini ?
R : Menurut saya soal ini terlihat mudah akan tetapi pada saat dikerjakan
ternyata sulit
P : Informasi apa yang anda dapatkan dalam soal tersebut ?
R : Informasi yang saya dapatkan yaitu ( )
adalah FPE. Yang dicari
adalah barisannya atau
P : Jelaskan setiap langkah penyelesaian yang anda tulis dalam lembar jawaban
anda !
R : (menjelaskan setiap langkah dalam lembar pekerjaannya)
P : Kenapa
anda definisikan sebagai ?
R : karena berdasarkan definisi FPE yaitu ( )
. Untuk mencari
terlebih dahulu kita cari dulu formula dari FPE tersebut (
dari formula kita anggap sebagai
berdasarkan definisi FPE.

). Hasil

P : Pada langkah terakhir hasil pekerjaan anda terdapat


. Jelaskan!
R : Dari hasil perkalian
dan . Akan tetapi saya keliru mengalikannya.
P : Dapatkah anda melanjutkan penyelesaian anda ?
R : Saya belum bisa melanjutkannya
P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal ini ?
R : iya saya mengalami kesulitan
P : Mengapa ?
R : Karena manipulasi dalam menyesuaikan dengan definisi FPE agak rumit
P : Apa yang dapat anda simpulkan pada hasil penyelesaian anda ?
R : Saya belum bisa menyelesaikan soal ini karena saya megalami kesulitan
memanipulasi formula yang ada dengan defnisi FPE.
Berdasarkan hasil wawancara di atas Subjek dapat mengungkapkan unsur
yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Selanjutnya Subjek dapat menentukan
formula dari fungsi pembangkit eksponensial (FPE) yang diketahui dalam soal
dengan benar dan tepat. Akan tetapi Subjek masih keliru dalam menentukan
langkah-langkah penyelesaiannya. Akibatnya kesimpulan yang diungkapkan
adalah Subjek tidak dapat menyelesaikan soal tersebut sehingga hasilnya atau an
yang diperoleh tidak dapat dijelaskan.

59

Soal Nomor 3
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.7 Hasil Pekerjaan SP-2 untuk Soal Nomor 3


Berdasarkan hasil tes Subjek tersebut menunjukkan bahwa Subjek mampu
menuliskan unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Model fungsi
pembangkit yang diperolehpun sudah benar dan tepat. Serta langkah-langkah
penyelesaian soal tersebut sudah tepat dilakukan oleh Subjek. Hasilnyapun sudah
benar dan tepat. Akan tetapi Subjek tidak dapat menuliskan kesimpulan dari hasil
penyelesaiannya.
Cuplikan Wawancara
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 3 !
R : (membaca soal sejenak)
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal ini ?

60

R : Unsur yang berbeda yaitu kata BERSIH ada 6 unsur yang berbeda..
Syaratnya setiap konsonan terpilih. Yang ditanyakn berapa cara memilih 10
huruf dari kata tersebut.
P : Apa artinya setiap konsonan terpilih ?
R : Artinya setiap konsonan harus ada atau
.
P : Berapa huruf konsonan dari kata tersebut?
R : ada 4 huruf konsonan
P : Bagaimana model fungsi pembangkit yang anda peroleh ?
(
) (
)
R : ( )
karena
jumlah huruf konsonan 4 sehingga dipangkatkan 4 dan setiap konsonan
terplih maka sukunya mulai dari
. Kemudian jumlah huruf vokal 2
sehingga dipangkatkan 2. Huruf vokal tidak disyaratkan jadi boleh terpilih
boleh juga tidak sehingga sukunya mulai dari
P : Jelaskan formula yang anda gunakan dalam menyelesaiakan soal ini (pada
langkah ke-6)!
)=
R : Formula tersebut saya dapatkan dari (
P : Dalam lembar jawabanmu tertulis k+4 = n sehingga k = n-4. Mengapa anda
mengganti k dengan n-4 ?
R : Kita akan mencari an yang merupakan koefisien
sehingga k diganti dengan
n dengan memisalkan k+4=n, k= n-4 sebelumnya k=0 maka dari k=n-4
menjadi n=4.
P : Dalam perubahan ini notasi sigmapun ikut berubah menjadi n=4 sampai
dengan (~). Mengapa demikian ?
R : sebelumnya k=0 maka dari k=n-4 ketika k=0 maka n=4.
P : Nah, bagaimana anda menentukan cara memilih 10 huruf tersebut seperti
yang ditanyakan dalam soal ?
R :dari an yang sudah saya daptkan yaitu kombinasi dari (

). Kita

mengganti n dengan 10 maka kombinasi yang didapat adalah (

)=(

P : Berapa cara ?
R : 462 cara
P : Apakah anda yakin dengan jawaban anda ?
R : Yakin
P : Apakah anda mengalami kesulitan pada saat menyelesaikan soal ini ?
R : Tidak
P : Kenapa?
R : formula yang akan digunakan juga sudah dapat diketahui dan saya paham
dengan unsur-unsur yang terdapat dalam soal.
P : Konsep apa yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal ini ?
R : Fungsi pembangkit biasa untuk kombinasi
P : Apa yang dapat anda simpulkan pada hasil penyelesaian anda ?
R : Yang dapat saya simpulkan adalah saya dapat memperoleh cara untuk
memilih 10 huruf dari kata bersih berdasarkan an.

61

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, subjek dapat mengungkapkan


unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Subjek mampu mengungkapkan
dan menjelaskan model fungsi pembangkit yang diperoleh beserta langkahlangkah penyelesaiannya dengan benar. Sehingga subjek dapat menjelaskan
kesimpulan dari hasil penyelesaiannya dengan benar dan tepat pula.
Soal Nomor 4
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.8 Hasil Pekerjaan SP-2 untuk Soal Nomor 4


Berdasarkan hasil tes Subjek di atas, subjek dapat menunjukan hal yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal. Subjek juga dapat menemukan model fungsi
pembangkit dari soal serta menentukan langkah-langkah penyelesaiannya dengan

62

benar dan tepat. Akan tetapi setelah hasil dari penyelesaian diperoleh subjek tidak
menyimpulkan hasil tersebut untuk menjawab apa yang ditanyakan dalam soal .
Cuplikan Wawancara
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 4 !
R : (membaca soal sejenak)
P : Apa tanggapan anda mengenai soal tersebut ?
R : Soal tersebut cukup mudah
P : Lalu apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut ?
R :Jumlah kelereng 20 buah. Unsur yang berbeda adalah 5 anak. Syaratnya
setiap anak memperoleh kelereng sekurang-kurangnya 3. Yang ditanyakan
cara membagi 20 kelereng tersebut
P : Apa artinya setiap anak memperoleh sekurang-kurangnya 3 kelereng?
R : Artinya modifikasi dari ( ) nya mulai dari
dan seterusnya
P : Bagaimana model fungsi pembangkit yang anda peroleh ?
(
)
R: ( )
P : Jelaskan langkah selanjutnya !
R : (menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya dengan benar)
P : Bagaimana anda menentukan cara untuk membagi 20 kelereng tersebut
seperti yang ditanyakan dalam soal ?
R :Berdasarkan an yang diperoleh. karena n=20 dan
(

)=

) sehingga didapatkan kombinasi dari ( )

P : Terdapat berapa cara ?


R :126 cara
P : Apakah anda yakin dengan hasil penyelesaian anda ?
R : iya saya yakin
P : Konsep apa yang anda gunakan dalam menyelesaiakan soal ini ?
R : Sama dengan konsep pada nomor 3 yaitu fungsi pembangkit biasa untuk
kombinasi
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda ?
R : Berdasarkan an tersebut kita dapatkan cara untuk membagi 20 kelereng
terhadap 5 anak sesuai yang disyaratkan dalam soal, jawabannya 126 cara..
Berdasarkan wawancara tersebut Subjek dapat mengungkapkan hal-hal yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal. Subjek juga mampu menjelaskan model
fungsi pembangkit serta formula yang digunakan dalam proses penyelesainnya

63

dengan benar. Kesimpulan yang diungkapkan juga berdasarkan apa yang di


tanyakan dalam soal.
3. Subjek Penelitian Ketiga (SP-3)
Soal Nomor 1
Hasil pekerjaan Subjek :

Gambar 4.9 Hasil Pekerjaan SP-3 untuk Soal Nomor 1

Berdasarkan hasil tes tersebut, Subjek belum dapat menunjukkan unsur


yang ditanyakan dalam soal. Subjek juga dapat menuliskan definisi FPB dan
menemukan pola barisan berdasarkan definisi FPB tersebut dengan benar. Akan
tetapi langkah-langkah penyelesaian yang digunakan Subjek kurang tepat.
Sehingga hasil yang diperoleh Subjekpun masih keliru.

64

Cuplikan Wawacara
P : Apakah ini hasil pekerjaan anda ?
R : Ya
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 1 !
R : (Membaca soal sejenak)
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal ?
R : yang diketahui an. yang ditanyakan FPB
P : Jelaskan defini FPB!
R :
P : Jelaskan langkah ke-4 pada hasil penyelesaian anda !
R : Langkah keempat kita tinggal menyesuaikan barisan yang ada ke dalam
bentuk sigma sesuai dengan definisi FPB tadi.
P:
diperoleh dari mana?
R :Dengan menerka formula yang sesuai dengan barisan yang ada. Sehingga
pangkatnya n-3 dengan n mulai dari 3 samapi tak hingga

P : Selanjutnya pada lembar jawaban anda tertulis F1 =>


,
Jelaskan !
R : Itu adalah formula yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut karena
bentuk barisan yang diketahui mengandung faktorial
P : Hubungannya dengan langkah ke-4 ?
R : Sama sama terdapat n!.
P : Selanjutnya setelah anda menguraikan
terdapat operasi penjumlahan,
mengapa demikian ?
R : Itu teknik yang saya gunakan untuk mendekati formula
jadi saya
tambahkan
P : Langkah selanjutnya anda mengalikannya dengan . Kenapa?
R : Untuk memperoleh bentuk
.
P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menjawab soal tersebut ?
R : Kesulitannya pada saat kita mencocokkan formula dengan barisan yang ada
untuk memperoleh bentuk sigma sesuai definisi fungsi pembangkit
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda?
R : Dari hasil penyelesaian tersebut saya memperoleh
Dari wawancara di atas, Subjek dapat mengungkapkan dengan jelas unsur
yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Akan tetapi Subjek kurang tepat
menjelaskan bentuk sigma yang digunakan untuk menyesuaikan dengan barisan
yang diketahui. Karena menurut penjelasan Subjek bahwa Subjek hanya menerka
bentuk sigma tersebut. Selanjutnya penyelesaian Subjek masih keliru dan hasil

65

akhir yang diperolehpun keliru. Karena Subjek mengalami kesulitan dalam


menggunakan formula dan menyesuaikannya dengan barisan (

).

Subjek juga tidak dapat menunjukkan kesimpulan dari hasil akhir yang diperoleh.

Soal Nomor 2
Hasil Pekerjaan Subjek :
Subjek tidak mengerjakan soal nomor 2
P : Coba anda baca kembali dengan cermat soal nomor 2!
R : (Membaca soal sejenak)
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut ?
R : yang diketahui FPE
Sedangkan definisi FPE
. Yang ditanya
an
P : Apa tangapan anda mengenai soal tesebut, sehingga anda tidak menjawab
soalnya ?
R : Saya sudah mencoba mencari . Karena
= (
) tetapi saya lupa
dengan formula

sehingga soal tersebut saya lewati.

Dari wawancara di atas, menunujukkan subjek mengalami kesulitan pada


saat mencari formula
tersebut.

. Akibatnya subjek tidak dapat menyelesaikan soal

66

Soal Nomor 3
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.10 Hasil Pekerjaan SP-3 untuk Soal Nomor 3

Berdasarkan Hasil tes tersebut, Subjek belum dapat menunjukkan unsur


yang diketahui dan ditanyakan melainkan langsung menyelesaikan soal tersebut.
Subjek dapat menuliskan model fungsi pembangkit dan formula dari masalah
yang diberikan dengan benar. Langkahlangkah penyelesaian yang ditempuh
Subjek juga sudah benar dan tepat sehingga hasil yang diperolehpun sudah tepat.
Akan tetapi Subjek tidak memberikan kesimpulan dari hasil penyelesaiannya.
Cuplikan Wawancara
P : Coba anda baca kembali dengan cermat soal nomor 3 !
R : (membaca sejenak soal nomor 3)
P : Informasi apa yang anda dapatkan dalam soal tersebut, serta apa yang
ditanyakan ?
R :Dari kata BERSIH berapa cara untuk memilih 10 huruf sehingga setiap
konsona terpilih?
P : Apa artinya setiap konsonan terpilih dalam soal ?
R : Tidak ada yang tidak terpilih dari 4 huruf konsonan tersebut. Dan sukunya
mulai dari

67

P : Bagaimana model fungsi pembangkit yang anda dapatkan dari masalah


tersebut?
R : (menjelaskan model fungsi pembangkit pada lembar jawabannya dengan
benar)
P : Jelaskan langkah ke-3!
R : (mejelaskan langkah ketiga pada hasil pekerjaannya dengan benar)
P : Dari mana anda dapatkan
?
R : Dari rumus yang diajarkan pola

P : Bagaimana notasi sigma dari formula tersebut (


R:

) ?

P : Langkah selanjutnya ?
R : (menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya sesuai pada lembar
jawabannya)
P : Selanjutnya anda mengganti k dengan n. Mengapa ? Jelaskan !
R : Seperti yang saya dapatkan dalam pembelajaran variabel
diganti dengan
dengan
P : Lalu bagaimana anda menentukan banyaknya cara untuk memilih 10 huruf
sepertiyang ditanyakan dalam soal ?
R: Dari kombinasi an (

). Kita substitusi n=10. Jadi didapat (

). Dari

kombinasi tersebut diperoleh 462 cara


P : Konsep apa yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut ?
R : Konsep yang dipakai yaitu fungsi pembangkit biasa untuk kombinasi
P : Apa anda mengalami kesulitan dalam menjawab soal ini ?
R : Kesulitan itu muncul saat menganalisis soal untuk mendapatkan model fungsi
pembangkit
P : Kesimpulan apa yan anda peroleh dari hasil penyelesaian and ?
R : Cara yang diperoleh berdasarkan yang ditanyakan dalam soal adalah 462
cara.
Berdasarkan wawancara di atas, subjek mampu mengungkapkan unsur
yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Akan tetapi subjek keliru dalam
menjelaskan dengan benar formula dari (

) atau (

) . Langkah-langkah

penyelesaian yang digunakan oleh subjek untuk menyelesaikan soal tersebut


sudah benar dan tepat. Subjek juga dapat mengungkapkan kesimpulan dalam hasil
penyelesaiannya dengan benar karena hasil yang diperolehpun sudah tepat.
Namun berdasarkan penjelasan yang diungkapkan subjek bahwa subjek sulit

68

dalam menganalisis soal yang diberikan agar memperoleh model fungsi


pembangkit.
Soal Nomor 4
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.11 Hasil Pekerjaan SP-3 untuk Soal Nomor 4

Berdasarkan hasil pekerjaan subjek di atas, menunjukkan bahwa subjek


sudah tepat dalam menentukan langkah-langkah penyelesaiannya dengan benar
dan tepat serta menemukan model fungsi pembangkit dan formula untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Akan tetapi subjek tidak dapat menunjukkan
unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal serta memberikan kesimpulan
dari hasil yang diperoleh.
Cuplikan Wawancara
P : Coba anda baca kembali dengan cermat soal nomor 4 !
R : (membaca sejenak nomor 4)
P : Informasi apa yang anda peroleh dari soal tersebut ?
R :Cara untuk membagi 20 kelereng terhadap 5 anak sehingga setiap anak
memperoleh sekurang-kurangnya 3 kelereng.

69

P : Apa artinya setiap anak memperoleh sekurang-kurangnya 3 dalam soal ?


R : Setiap anak bisa memperoleh 3 kelereng atau lebih. Atau
P : Bagaimana model fungsi pembangkit yang anda peroleh ?
R : (menjelaskan model fungsi pembangkit pada lembar jawabannya dengan
benar)
P : Bagaimana anda menentukan cara untuk membagi 20 kelereng tersebut
seperti yang ditanyakan dalam soal ?
R : Setelah dapat an. n=20 kemudian disubstitusikan ke an yang sudah diperoleh
tadi
P : Berapa cara ?
R : Ada 126 cara
P : Apa anda menglami kesulitan dalam menjawab soal tersebut ?
R : Kesulitannya sama dengan nomor 3 yaitu menganalisis soal dan mengubah ke
dalam bentuk model fungsi pembangkit
P : Konsep apa yang anda gunakan untuk menyelesaikan soal tersebut ?
R : Fungsi pembamgkit biasa untuk kombinasi
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda ?
R :Cara untuk membagi 20 kelereng terhadap 5 anak dan 5 anak tersebut harus
memperoleh sekurang-kurangnya 3, ada 126 cara.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti terhadap subjek bahwa
subjek dapat mengungkapkan unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal.
Serta dapat mengungkapkan dengan jelas model fungsi pembangkit dan formula
yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut . Kesimpulan yang
diungkapkan untuk menunjukkan hasil yang diperoleh sudah benar. Akan tetapi
subjek mengungkapkan bahwa subjek sulit dalam menganalisis soal-soal yang
bentuknya seperti nomor 3 dan 4.

70

4. Subjek Penelitian Keempat (SP-4)


Soal Nomor 1
Hasil pekerjaan Subjek :

Gambar 4.12 Hasil Pekerjaan SP-4 untuk Soal Nomor 1


Berdasarkan hasil tes respoden di atas, menunjukkan bahwa subjek dapat
menuliskan unsur yang diketahui dalam soal namun subjek belum dapat
menunjukkan unsur yang ditanyakan. Selanjutnya subjek menuliskan dengan
benar definisi FPB dan mensubstitusikan pola barisan yang diketahui ke dalam
definisi FPB tersebut. Akan tetapi subjek keliru menggunakan formula
menyelesaikan

soal

yang

diberikan

sehingga

untuk

langkah-langkah

penyelesaiannyapun keliru. Akibatnya hasil yang diperoleh subjek juga keliru dan
subjek tidak dapat memberikan kesimpulan pada hasil penyelesaiannya.

71

Cuplikan Wawancara
P : Apakah ini hasil pekerjaan anda ?
R : ya
P : Coba anda baca kembali dengan cermat soal nomor 1 !
R : (membaca soal sejenak)
P : Apa tanggapan anda mengenai soal tersebut ?
R : Soal tersebut rumit
P : Mengapa?
R : karena polanya cukup lama untuk ditentukan
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut ?
R : yang diketahui
sedangkan yang ditanya FPB dari barisan
tersebut
P : Bagaimana defini FPB ?
R :P(x)=

P : Dalam lembar jawabanmu tertulis


. Jelaskan !
R : Karena saya mencari formula yang mendekati dengan penyelesaian saya
P : Mengapa anda mengalikannya dengan
?
R : Karena pada pekerjaan saya sebelumnya, saya sudah menjabarkan
dikali dengan . Sehingga formula tersebut saya kalikan
biar bentuknya
sama. Jadi saya bisa mensubstitusikan hasilnya pada langkah selnjutnya
P : Bentuk
Diperoleh dari mana ?
R : Karena saya menyesuaikan dengan pola barisan yang ada.
P : Coba anda jabarkan sigmanya!
R : (menjabarkan sigma) Sebenarnya batas sigmanya bukan n=0 tapi n=3.
Karena kebiasaan menulis n=0
P : Jelaskan langkah selanjutnya!
R : (Menjelaskan langkah penyelesaiannya)
P : Bagaimana FPB yang anda dapatkan ?
R : (Menjelaskan FPB yang diperoleh sesuai pada lembar jawabannya)
P : Apakah anda megalami kesulitan dalam menjawab soal tersebut ?
R : Iya, untuk mencari p(x) nya
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda ?
R : Yang dapat saya simpulkan, hasil penyelesaian saya kurang tepat
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa subjek dapat
mengungkapkan unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Hal ini berbeda
dengan hasil tes subjek yang tidak dapat menunjukkan unsur yang ditanyakan
dalam soal seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Subjek menggunakan
formula

dan mengalikan formula tersebut dengan

menyesuaikannya dengan bentuk

untuk

seperti pada hasil pekerjaannya. Disinilah

72

Subjek keliru untuk menyelesaikan soal yang diberikan sehingga hasil akhir yang
diperoleh subjek juga keliru.

Soal Nomor 2
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.13 Hasil Pekerjaan SP-4 untuk Soal Nomor 2

Dari hasil tes tersebut menunjukkan bahwa subjek tidak dapat menuliskan
unsur ditanyakan dalam soal. Model fungsi pembangkit eksponensial dan formula
yang diperoleh subjek dari masalah yang diberikan juga keliru. Akibatnya hasil
yang diperoleh subjek juga keliru.
Cuplikan Wawancara
P : Coba anda baca kembali dengan cermat soal nomor 2 !
R : (Membaca sejenak soal nomor 2)
P : Apa anda paham dengan soal tersebut ?
R : Iya
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut ?
R : Yang diketahui P(x) =
yang ditanyakan an dari P(x) tersebut
P : an artinya apa?
R : an itu barisan
P : Bagaimana definisi FPE ?

R: ( )

73

P : Jelaskan penyelesaian anda pada

R : Sebelumnya saya dapatkan (


) maka formula (
)=
P : Dari mana anda mendapatkan formula tersebut ?
R : Dari buku
P : Bagaimana anda memperoleh an ?
R : Karena saya tidak dapat melanjutkan pekerjaan saya, maka saya tidak
memperoleh an
P : Apakah anda dapat melanjutkan penyelesaian anda ?
R : Belum bisa
P : Apakah anda megalami kesulitan ?
R : Iya saya mengalami kesulitan
P : Mengapa ?
R : Karena saya bingung untuk melanjutkan hasil pekerjaan saya pada langkah
terakhir
P : Konsep apa yang dapat anda gunakan dalam menyelesaikan soal ini ?
R : Fungsi pembangkit eksponen
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda ?
R : Jawaban saya kurang tepat sehingga saya tidak memperoleh an

Berdasakan hasil wawancara tersebut, subjek dapat mengungkapkan unsur


yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Pada hasil tes Subjek keliru
menuliskan

definisi

FPE

tetapi

pada

saat

wawancara

subjek

dapat

mengungkapkan dengan benar definisi FPE tersebut. Selanjutnya formula yang


digunakan subjek dalam menyelesaikan soal nomor 2 juga masih keliru. Dari
kesimpulan yang diungkapkan subjek dapat diketahui bahwa subjek tidak dapat
memperoleh

seeperti yang ditanyakan dalam soal.

74

Soal Nomor 3
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.14 Hasil Pekerjaan SP-4 Untuk Soal Nomor 3

Hasil tes resonden di atas menunjukkan bahwa subjek tidak dapat


menuliskan unsur yang ditanyakan dalam soal. Model fungsi pembangkit dan
formula yang digunakan subjek sudah benar. Langkah-langkah penyelesaian yang
ditempuh subjek juga sudah benar. Akan tetapi subjek tidak dapat menunjukkan
hasil penyelesaiannya. Akibatnya kesimpulan dari hasil akhir yang diperoleh
subjek tidak dapat ditunjukkan.

Cuplikan wawancara
P : Coba anda baca kembali dengan cermat soal nomor 3!
R : (Membaca sejenak soal nomor 3)
P : Apa tanggapan anda mengenai soal tersebut ?
R : Soal ini cukup mudah
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal terseut ?
R : yang diketahui huruf konsonan B,R,S,H dan vokal E,I

75

P : Apa artinya setiap konsonan terpilih ?


R : Setiap huruf konsonan harus muncul
P : Bagaiman model fungsi pembangkit yang anda peroleh ?
R : (Menjelaskan model fungsi pembangkit yang diperoleh pada lembar
jawabannya dengan benar)
P : Jelaskan langkah selanjutnya !
R : (Menjelaskan setiap langkah penyelesaiannya dengan benar)
P : Jelaskan formula yang anda gunakan!
R : Dari
pada deret taylor menjadi
.
P : Selanjutnya jelaskan formula dari (

R : Saya menggunakan kombinasi dari

P : Jelaskan langkah selanjutnya!


R : (Menjelaskan langkah selanjutnya pada hasil pekerjaannya)
P : Lalu bagaimana anda memperoleh an ?
R : dari koefisien

.(

) adalah koefisien dari

P : Bagaimana anda menentukan cara memilih 10 huruf tersebut seperti yang


ditanyakan dalam soal ?
R : tinggal mensubstitusi n=10 ke an yang sudah didapat tadi.
P : dapat berapa cara ?
R : Karena angka-angka untuk mengalikannya terlalu banyak jadi saya tidak
dapat memperoleh hasilnya.
P : Apa yag dapa anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda ?
R : Untuk menentukan banyaknya cara saya belum bisa
Berdasarkan wawancara di atas, subjek belum maksimal untuk
mengungkapkan

unsur

yang

diketahui

dalam

soal,

dan

tidak

dapat

mengungkapkan unsur yang ditanyakan dalam soal. Selanjutnya model fungsi


pembangkit dan formula yang digunakan dapat dijelaskan Subjek dengan benar.
Dari hasil wawancara tersebut subjek mengungkapkan bahwa Subjek kesulitan
dalam mengalikan angka-angka pada hasil kombinasi (

) karena angka-

angkanya terlalu besar. Sehingga kesimpulan yang diungkapkan adalah subjek


tidak dapat menentukan banyaknya cara untuk memilih 10 huruf seperti yang
ditanyakan dalam soal.

76

Soal Nomor 4
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.15 Hasil Pekerjaan SP-4 untuk Soal Nomor 4


Berdasarkan hasil tes di atas subjek tidak dapat menuliskan unsur-unsur
yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Subjek dapat menemukan formula dari
permasalahan yang diberikan. Akan tetapi langkah-langkah dalam menyelesaikan
soal tersebut subjek masih keliru. Subjek juga tidak dapat melanjutkan hasil
pekerjaannya sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat ditunjukkan subjek pada
kesimpulan akhir.
Cuplikan Wawancara
P : Coba anda baca kembali dengan cermat soal nomor 4 !
R : (Membaca sejenak soal nomor 4)
P : Apa tanggapan anda mengenai soal tersebut ?
R: Cukup sulit
P : apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut ?
R : yang diketahui setiap anak memperoleh sekurang-kurangnya 3 kelereng. Dan
yang ditanya Cara untuk membagi 20 kelereng terhadap 5 anak .
P : Dalam soal apa artinya setiap anak memperoleh sekurang-kurangnya 3 ?
R: Artinya dalam pembagian kelereng tersebut setiap anak harus memperoeh
sekurang-kurangnya 3. Atau
P : Bagaimana model fungsi pembangkit yang anda peroleh ?
)
R: (
P : Kemudian ?
R : Kemudian seperti pada soal nomor 3, diubah kebentuk
P : Pada langkah kedua terdapat faktor pengali . Jelaskan!

77

) barisannya mulai dari


R : Untuk memperoleh
harusnya (
) Akan tetapi
+
. Sehingga
jadi faktor pengali (
saya tidak menuliskan pada lembar jawaban saya
P : Bisa anda tuliskan?
R : (Menuliskan Langkah sebelumnya)
P : Kenapa
tidak ikut dipangkatkan 5 ?
R : (Berpikir sambil tersenyum) Saya rasa saya keliru
P : Jelaskan langkah selanjutnya yang anda tulis !
R : (Menjelaskan langkah penyelesaiannya)
P : Dapatkah anda melanjutkan hasil penyelesaian anda ?
R : Saya belum bisa melanjutkan
P : (Mencoba mengarahkan)
R : (Mencoba melanjutkan hasil penyelesaiannya)
P : Ditanyakan dalam soal apa?
R :banyaknya cara untuk membagi 20 kelereng
P : Berapa cara yang anda dapat ?
R : (Sambil mencari hasil ) Hasilnya 126 cara
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda (Hasil
sebenarnya dan hasil yang baru dikerjakan) ?
R : Yang sebelumnya saya kurang teliti dalam mengeluarkan x3 karena masih
terdapat pangkat 5. Hasil yang saya peroleh sekarang dengan tidak melupakan
hal tadi saya dapat memperoleh hasilnya .
Berdasarkan hasil wawancara di atas, subjek dapat mengungkapkan unsurunsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal serta unsur lainnya yang
diperlukan untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Akan tetapi langkah
penyelesaian yang ditempuh Subjek masih keliru. Berdasarkan penjelasan yang
diungkapkan subjek bahwa subjek keliru dalam menjadikan

sebagai faktor

pengali karena tidak dipangkatkan dengan 5 sesuai dengan pola barisan dari
model fungsi pembangkit yang sudah diperoleh subjek. Dari wawancara tersebut
subjek tidak dapat melanjutkan hasil pekerjaannya sehingga peneliti mengarahkan
Subjek untuk menyelesaikan soal tersebut dan Subjek mencoba melanjutkan hasil
pekerjaannya. Berikut hasil pekerjaan subjek saat wawancara dilakukan :

78

Gambar 4.16 Hasil Pekerjaan SP-4 saat Wawancara


Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa jawaban subjek dapat mengerjakan
kembali soal nomor 2 dengan benar dan tepat. Kesimpulan yang diungkapkan
subjek pada hasil penyelesaian sebelumnya adalah subjek kurang teliti dalam
menjadikan faktor pengali x3 karena tidak ikut dipangkatkan 5. dan setelah subjek
memperbaiki dan melanjutkan hasil pekerjaannya, subjek dapat memperoleh hasil
yang benar.

79

5. Subjek Penelitian Kelima (SP-5)


Soal Nomor 1
Hasil pekerjaan Subjek :

Gambar 4.17 Hasil Pekerjaan SP-5 untuk Soal Nomor 1


Berdasarkan hasil tersebut, subjek dapat menentukan model fungsi
pembangkit yang diperoleh dari barisan yang diketahui berdasarkan definisi FPB.
Akan tetapi langkah penyelesaiannya masih keliru. Terlihat saat subjek langsung
mencari faktorial dari masing-masing barisan yang diketahui. Akibatnya
penyelesaiannya tidak ada. Hasil yang diperolehpun tidak dapat dapat ditunjukkan
oleh subjek.
Cuplikan Wawancara
P : Apakah ini hasil pekerjaan anda ?
R : Iya
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 1 !
R : (membaca soal sejenak)
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam saal tersebut ?
R : Barisan
dan ditanyakan FPB
P : Bagaimana definisi FPB?
R : FPB yaitu
P : Jelaskan langkah ke-4 pada hasil pekerjaan anda!
R : (menjelaskan langkah-langkah pekerjaanya)
P : Kenapa suku pertama dimulai dari 0 ?

80

R : Karena = 0
P: =?
R : (berpikir) = 1
P : Dari mana anda memperoleh barisan
?
R : Saya menjabarkan faktorialnya
P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menjawab soal ini ?
R : Iya
P : Dapatkah anda melanjutkan hasil pekerjaan anda ?
R : Tidak
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil pekerjaan anda ?
R : Saya belum bisa mengerjakan soal nomor 1 dalam menentukan FPB karena
saya tidak paham.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa subjek dapat
menuliskan unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Akan tetapi subjek
tidak dapat menyelesaikan soal tersebut. Hal ini terlihat pada saat subjek
menjelaskan langkah penyelesaiannya yang kurang tepat. Sehingga hasil yang
diperoleh tidak ada.
Soal Nomor 2
Subjek tidak menjawab soal nomor 2
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 2!
R : (membaca sejenak soal nomor 2)
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal ?
R : yang ditanyakan FPE dari an. Yang diketahui ( )
P : Mengapa anda tidak menjawab soal tersebut ?
R : Karena saya tidak paham dengan soalnya
P : Apa yang tidak dipahami?
R : tentang an tersebut
P : Apa artinya an?
R : Barisan
P : Apa anda mengalami kesulitan dalam menjawab soal tersebut ?
R : Ya
P : kesulitannya hanya menentukan an?
R : Ya

81

Berdasarkan hasil wawancara tersebut Subjek tidak dapat menyelesaikan


soal yang diberikan karena Subjek tidak paham dengan soal tersebut, serta
langkah-langkah penyelesaiannya tidak data ditemukan Subjek.
Soal Nomor 3
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.18 Hasil Pekerjaan SP-5 untuk Soal Nomor 3

Berdasarkan hasil tes di atas, subjek belum dapat menunjukkan unsurunsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Model fungsi pembangkit dan
formula yang digunakan subjek dalam menyelesaikan masalah tersebut sudah
benar dan tepat. Akan tetapi subjek belum maksimal menyelesaikan permasalahan
di atas. Hal ini terlihat pada langkah-langkah penyelesaian soal yang ditempuh
subjek masih keliru. Akibatnya hasil yang diperoleh juga keliru dan kesimpulan
hasil akhir yang diperolehpun tidak dapat ditunjukkan Subjek.

82

Cuplikan Wawancara
P : Coba anda baca kembali soal nomor 3!
R : (membaca soal sejenak)
P : Apa tanggapan anda mengenai soal tersebut ?
R : Bisa dikerjakan
P : karena?
R : bentuk soalnya sudah sering saya pelajari
P : Apa anda paham dengan soal tersebut ?
R : paham
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut ?
R : diketahui kata BERSIH ditanyakan cara memilih 10 huruf
P : Apa artinya setiap konsonan terpilih ?
R : Maksudnya setiap konsonan pasti terpilih tidak pernah tidak terpilih atau
sukunya mulai dari pangkat 1 (
)
P : Bagaimana model fungsi pembangkit yang anda peroleh ?
R : (Menjelaskan model fungsi pembangkit sesuai pada lembar jawabannya
dengan benar)
P : Jelaskan kenapa P(x) huruf konsonan dimulai dari x dan dipangkatkan 4,
kemudian huruf vokal mulai dari 1 dan dipangkatkan 2 ?
R : Konsonan ada 4 huruf dan setiap konsonan tersebut harus terpilih sehingga
P(x) dari konsonan dipangkatkan 4 dan sukunya mulai x1 . Kemudian vokal
boleh terpilih boleh juga tidak sehingga dimulai dari x0 . Banyak huruf vokal
ada 2 jadi dipangkatkan 2
P : Jelaskan langkah selanjutnya!
R : (Menjelaskan langkah penyelesaian dalam lembar jawabannya dengan benar)
P : Pada langkah ke-5 hasil pekerjaan anda tertulis

Jelaskan !
R : Seharusnya k+5 karena 6-1 = 5. Saya salah mengurangkan
P : Lalu kenapa variabelnya ?
R : Karena yang saya ingat saat proses pembelajaran seperti itu
P : langkah selanjutnya anda menuliskan

). Jelaskan!

R : (Diam sambil berpikir)


P : lalu bagaimana anda memperoleh cara untuk memilih 10 huruf sepertiyang
ditanyakan dalam soal ?
R : Dari an. n diganti dengan 10 (menjelaskan cara mencari faktorial dari an
yang diperoleh )
P : Apa anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut?
R : Ya,
P : kesulitannya dimana?
R : Ketika mengganti k dengan n
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil pekerjaan anda?
R :Dari an saya dapatkan cara untuk memilih 10 huruf seperti yang ditanyakan
dalam soal. Cara yang saya dapatkan ada 330 cara. Jawaban saya tersebut
masih kurang maksimal.

83

Dari wawancara di atas, subjek dapat mengungkapkan unsur yang


diketahui dan ditanyakan dalam soal. Selanjutnya subjekpun dapat menjelaskan
model fungsi pembangkit dan formula yang digunakan dengan benar. Akan tetapi
langkah penyelesaiannya masih keliru. Hal ini berdasarkan penjelasan yang
diungkapkan subjek bahwa subjek keliru dalam mengoperasikan

. Dan

subjek tidak dapat menjelaskan variabel xn yang tertulis dalam lembar jawabannya
pada langkah ke enam. Subjek juga tidak dapat menjelaskan dengan benar
langkah-langkah penyelesaiannya. Sehingga hasil yang diperoleh juga keliru.
Soal nomor 4
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.19 Hasil Pekerjaan SP-5 untuk Soal Nomor 4


Dapat dilihat pada hasil pekerjaan subjek di atas bahwa subjek belum
dapat menunjukkan unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Subjek dapat
merumuskan masalah yang diberikan dengan benar. Akan tetapi langkah-langkah
penyelesaian yang ditempuh subjek masih keliru. Hal ini terlihat pada

yang

84

diperoleh subjek untuk memperoleh cara membagi 20 kelereng seperti yang


ditanyakan dalam soal masih keliru.
Cuplikan Wawancara
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 4 !
R : (Membaca sejenak soal nomor 4)
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan dalam soal tersebut ?
R : Ditanyakan banyak cara untuk membagi 20 kelereng, diketahui tiap anak
memperoleh sekurang-kurangnya 3
P : Apa artinya setiap anak memperoleh sekurang-kurangnya 3 !
R : P(x) yang diperoleh
P : Bagaimana model fungsi pembangkit yang anda peroleh ?
R : (Menjelaskan model fungsi pembagkit pada lembar jawabannya dengan
benar)
P : Kenapa dipangkatkan 5 ?
R : Karena diketahui terdapat 5 anak, dan 5 anak tersebut harus memperoleh
sekurang-kurangnya 3 kelereng.
P : Jelaskan langkah Selanjutnya !
R : (menjelaskan lagkah penyelesaiannya dengan benar)
P : Jelaskan langkah ke-6 pada

)!

R : Sebenarnya K+4. Saya keliru mengurangkan 5-1 pada langkah sebelumnya


P : Bagaimana anda menentukan cara untuk memilih 10 huruf seperti yang
ditanyakan dalam soal ?
R : dari an. Kombinasi dari (

)= 126 cara

P : apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal ini ?


R : Ya
P : Kesulitannya dimana?
R : Ketika mengganti k dengan n
P : Kesulitan lainnya ?
R: Mengalikan variabel di belakang sigma dan di depan sigma
P : Konsep apa yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal ini ?
R : fungsi pembangkit biasa untuk kombinasi
P : Apa yang daapat anda simpulkan dari hasil pekerjaan anda ?
R : Saya masih keliru menentukan an. Cara yang saya dapat 126 cara hanya
langkah-langkah penyelesaian saya belum tepat.
Berdasarkan hasil wawancara di atas subjek dapat mengungkapkan unsur
yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Selanjutnya subjek mampu
menemukan model fungsi pembangkit dan formula yang akan digunakan dengan

85

benar . Akan tetapi subjek keliru dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal
ini terlihat pada hasil wawancara yaitu subjek keliru dalam mengoperasikan
variabel variabel yang terdapat dalam lembar jawabannnya serta mengganti
variabel k dengan n. Sehingga hasil penyelesaiannya juga keliru berdasarkan
kesimpulan yang telah diungkapkan.
6. Subjek Penelitian Keenam (SP-6)
Soal Nomor 1
Hasil pekerjaan Subjek :

Gambar 4.20 Hasil Pekerjaan SP-6 untuk Soal Nomor 1

Berdasarkan hasil tes tersebut, subjek tidak dapat menuliskan unsur yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal. Definisi fungsi pembangkit yang
ditunjukkan subjek masih keliru, akibatnya subjek tidak dapat menunjukkan hasil
penyelesaiannya.
Cuplikan Wawancara
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 1 !
R : (membaca soal sejenak)
P : Apakah ini hasil pekerjaan anda ?
R : ya
P : Informasi apa yang anda dapatkan dari soal tersebut dan apa yang
ditanyakan?
R: Terdapat barisan (
tersebut!

) . dan yang ditanyakan FPB dari barisan

86

P : Dalam lembar jawabanmu tertulis bahwa P(X) =


. Apa artinya ?
R : Itu rumus untuk mencari FPB
P : Dapatkan anda menjelaskan langkah kedua?
R : karena n=0, maka barisan dimulai dari
P : Kenapa koefisiennya
?
R :Karena a=0, jadi kita mulai a dari 0
P : Bagaimana anda menentukan FPB nya?
R : Tidak tahu
P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut?
R : Ya saya mengalami kesulitan saat membuka sigmanya
P : Anda yakin dengan hasil pekerjaan anda ?
R : Belum terlalu yakin
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil pekerjaan anda?
R : Belum tahu
Berdasarkan hasil wawancara tersebut, subjek dapat mengungkapkan
unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam saol dengan benar. Selanjutnya subjek
keliru dalam mengungkapkan rumus atau definisi fungsi pembangkit biasa (FPB).
Penjabaran sigma yang diperoleh juga keliru yaitu pada suku pertama

serta

tanda operasi yang digunakan masih keliru. Akibatnya subjek tidak dapat
melanjutkan hasil pekerjaannya dan menunujukan hasil penyelesaiannya.
Soal Nomor 2
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.21 Hasil Pekerjaan SP-6 untuk Soal Nomor 2

87

Berdasarkan hasil tersebut, subjek tidak dapat menyelesaiakan masalah


yang diberikan. Hal ini terlihat pada saat subjek hanya menuliskan definisi fungsi
pembangkit eksponensial (FPE) pada lembar jaawabannya.
Cuplikan Wawancara
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 2!
R : (membaca soal sejenak)
P : Apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal ?
R : yang diketahui ( )
dan yang ditanyakan yaitu FPE
P : Jelaskan apa yang anda tulis dilembar jawaban anda !
R : saya hanya menuliskan rumus untuk mencari FPE yaitu ( )
P : Apakah anda yakin itu fungsi pembangkit eksponensial (FPE)?
R : ya, saya yakin
P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal ini ?
R : ya, karena yang diketahui P(x) dan saya tahu hanya untuk mencari barisan
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil pekerjaan anda ?
R :Saya tidak dapat memberikan kesimpulan, sebab saya tidak dapat
menyelesaikan soal ini .
Dari hasil wawancara di atas, subjek dapat mengungkapkan unsur yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal. Akan tetapi model fungsi pembangkit
eksponensial yang dijelaskan subjek masih keliru. Subjek juga mengungkapkan
bahwa subjek tidak dapat menyelesaikan soal tersebut sehingga kesimpulan yang
diungkapkan tidak ada.

88

Soal Nomor 3
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.22 Hasil Pekerjaan SP-6 untuk Soal Nomor 3


Berdasarkan hasil tes tersebut menunjukkan bahwa subjek dapat
mengidentifikasi masalah yang diberikan yaitu dapat menuliskan unsur yang
diketahui dan ditanyakan dalam soal. Subjek juga dapat menentukan model fungsi
pembangkit dari masalah tersebut. Akan tetapi langkah-langkah penyelesaiannya
masih keliru. Kesimpulan dari hasil penyelesaiannya tidak dpat ditunujukkan oleh
subjek.

89

Cuplikan Wawancara
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 3 !
R : (membaca soal sejenak)
P : Apa yang diketahui dari soal tersebut ?
R : huruf konsonan dari kata BERSIH adalah B,R,S,H ada 4 dan huruf vokal E,I
P : Apa yang ditanyakan dalam soal tersebut ?
R : Tentukan banyak cara memilih 10 huruf dari kata BERSIH tersebut
P : Jelaskan langkah-langkah penyelesaian yang anda tulis dalam lembar
jawaban anda!
R : (menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya)
P : Kenapa P(x) pada huruf konsonan dipangkatkan 4 dan huruf vokal
dipangkatkan 2?
R : Karena huruf konsonan dari kata BERSIH ada 4 huruf yaitu BRSH dan vokal
2 huuruf yaitu E,I
P : Lalu?
R : Agar P(x) dari huruf konsonan sama dengan huruf vokal saya menjadikan x
sebagai faktor pengali. Tujuannnya mendapatkan pola barisan
P : Lalu?
R : Dari
= ( ) lalu saya substitusikan n=4 dan n=2.
Kemudian saya jumlahkan pangkat dari vokal dan konsonan tersebut.
P : Jelaskan formula yang anda tulis dalam lembar jawaban anda!
R : setelah saya menjumlahkan pangkat dari n tersebut, menjadi (
membuat sigma. yang hasilnya (

) saya

. Kemudian x dijumlahkan

dengan
P : langkah selanjutnya dalam sigma kenapa k+5 ?
R : Pada langkah sebelumnya n=6 jadi saya substitusikan ke (K+n-1 ). (K+6-1) =
(K+5). Untuk mempermudah mengerjakan langkah selanjutnya saya
memisalkan K+1=n. k=n-1.
P : Jelaskan langkah selanjutnya!
R : Setelah itu menentukan an
P : Jelaskan an yang tertulis dalam lembar jawaban anda !
R : (menjelaskan an yang diperoleh)
P : Lalu bagaimana hasil yang anda peroleh? Bagaimana anda menentukan
banyaknya cara memilih 10 huruf seperti yang ditanyakan dalam soal?
R : saya tidak dapat melanjutkan pekerjaan saya
P : apakah anda megalami kesulitan dalam meyelesaikan soal ini ?
R : ya, saat menentukan cara memilih 10 huruf itu
P : Konsep apa yang digunakan dalam soal ini ?
R : Tidak tahu
P : Apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian anda ?
R : Hasil yang saya peroleh kurang maksimal
P : Apakah anda yakin dengan hasil pekerjaan anda?

90

R : Ya, saya yakin

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, subjek dapat mengungkapkan


unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Model fungsi pembangkit yang
dijelaskanpun sudah benar dan tepat sesuai dengan syarat yang terdapat dalam
soal. Akan tetapi langkah penyelesaian yang digunakan belum tepat. Hal ini
terlihat pada penjelasan subjek saat menjadikan x sebagai faktor pengali untuk
mendapatkan pola barisan (

). Padahal barisan tersebut

mempunyai pangkat 4 . Sehingga faktor pengali tersebut masih keliru. Akibatnya


langkah selanjutnya juga keliru, hasil dari penyelesaian masalah tersebut tidak
dapat ditunjukkan.
Soal Nomor 4
Hasil Pekerjaan Subjek :

Gambar 4.23 Hasil Pekerjaan SP-6 untuk Soal Nomor 4

Berdasarkan hasil tes di atas, subjek belum dapat mengidentifikasi


masalah yang diberikan. Subjek juga masih keliru dalam menentukan model
fungsi

pembangkit

pada

langkah

kedua

sehingga

langkah-langkah

91

penyelesaiannya

pun keliru dan subjek tidak dapat menunjukkan hasil

peenyelesaiannya
Cuplikan Wawancara
P : Coba baca kembali dengan cermat soal nomor 4 !
R : (membaca soal nomor 4)
P : Apa tanggapan anda mengenai soal tersebut ?
R :Soal ini mudah, karena saya tidak belajar jadi saya tidak dapat
meyelesaikannya
P : Apakah anda paham dengan soal tersebut ?
R : Ya, saya paham
P : Apa yang diketahui dan ditanyakan salam soal tersebut ?
R : Setiap anak memperoleh sekurang-kurangnya 3 kelereng, yang ditanya cara
membagi 20 kelereng terhadap 5 anak dan membaginya sekurang-krangnya 3.
P : Dalam lembar jawabanmu tertulis = 5. Artinya ?
R : Membai kelereng tersebut kepada 5 anak, jadi saya menentukan an=5
P : Jelaskan setiap langkah pekerjaan anda !
R:(menjelaskan langkah-langkah penyelesaiannya sesuai dengan lembar
jawabanya) Saya tidak dapat melanjutkan hasil pekerjaan saya.
P : Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut ?
R : ya, pada saat saya membuka sigmanya

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, subjek dapat mengidentifikasi


unsur yang diketahui dan ditanyakan dalam soal. Subjek keliru dalam menentukan
model fungsi pembangkit ( )

) berdasarkan syarat yang

ditentukan dalam soal. Selanjutnya subjek tidak dapat melanjutkan hasil


pekerjaannya, sehingga hasil yang diperolehpun tidak ada.
4.2 Pembahasan
Dari hasil tes dan wawancara dapat dilihat kemampuan pemecahan masalah
matematika mahasiswa yang diklasifikasikan dengan predikat tinggi, sedang, dan
rendah. Berdasarkan hasil tersebut akan dijelaskan karakteristik masing-masing
predikat yaitu sebagai berikut:

92

a. Subjek dengan Predikat Tinggi


SP-1
Subjek dengan predikat tinggi untuk Subjek penelitian 1 (SP-1) dapat dilihat
dari hasil tes dan wawancara. Subjek tersebut memiliki kemampuan
menyelesaikan soal yang baik khususnya pada soal nomor 3 dan 4. Hal ini
disebabkan karena subjek dapat memenuhi indikator kemampuan pemecahan
masalah yaitu dapat mengidentifikasi masalah yang diberikan, merumuskan
masalah, menyelesaikan masalah, serta memberikan kesimpulan dari hasil yang
diperoleh. Untuk soal nomor 1 dan 2 subjek belum dapat menyelesaikan
permasalahan yang diberikan dan hanya mampu memenuhi beberapa indikator
saja. Diantaranya soal nomor 1 subjek tidak dapat memenuhi indikator
kemampuan menyelesaikan masalah karena hasil yang diperoleh subjek masih
keliru serta kemampuan memberikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh pada
hasil tes. Untuk soal nomor 2 subjek tidak dapat memenuhi indikator kemampuan
mengidentifikasi masalah serta kemampuan menyelesaikan masalah karena hasil
yang diperoleh Subjek juga masih keliru.
SP-2
Subjek dengan predikat tinggi untuk subjek penelitian kedua (SP-2) dapat
dilihat dari hasil tes dan wawancara. Subjek tersebut memiliki kemampuan
menyelesaikan soal dengan baik khususnya pada soal nomor 3 dan 4. Hal ini
disebabkan karena subjek dapat memenuhi indikator kemampuan pemecahan
masalah yaitu dapat mengidentifikasi masalah yang diberikan, merumuskan

93

masalah, menyelesaikan masalah, serta memberikan kesimpulan dari hasil yang


diperoleh. Untuk soal nomor 1 dan 2 subjek belum dapat menyelesaikan
permasalahan yang diberikan dan hanya mampu memenuhi beberapa indikator
saja. Diantaranya soal nomor 1 subjek tidak dapat memenuhi indikator
kemampuan menyelesaikan masalah karena hasil yang diperoleh subjek masih
keliru serta kemampuan memberikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh pada
hasil tes. Untuk soal nomor 2 subjek tidak dapat memenuhi inidikator kemampuan
menyelesaikan masalah karena hasil yang diperoleh subjek juga masih keliru.
b. Subjek dengan Predikat Sedang
SP-3
Subjek dengan predikat sedang untuk subjek penelitian 3 (SP-3) dapat dilihat
dari hasil tes dan wawancara bahwa subjek tersebut memiliki kemampuan
menyelesaikan soal yang baik khususnya pada soal nomor 3 dan 4. Hal ini
disebabkan karena subjek dapat memenuhi indikator kemampuan pemecahan
masalah yaitu dapat mengidentifikasi masalah yang diberikan, merumuskan
masalah, menyelesaikan masalah, serta memberikan kesimpulan dari hasil yang
diperoleh. Untuk soal nomor 1 dan 2 Subjek belum dapat menyelesaikan
permasalahan yang diberikan dan hanya mampu memenuhi beberapa indikator
saja. Diantaranya soal nomor 1 subjek tidak dapat memenuhi indikator
kemampuan menyelesaikan masalah karena hasil yang diperoleh subjek masih
keliru serta kemampuan memberikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh pada
hasil tes. Untuk soal nomor 2 subjek tidak dapat memenuhi inidikator kemampuan
pemecahan masalah matematika. Karena subjek tidak menjawab soal tersebut.

94

SP-4
Subjek dengan predikat sedang untuk subjek penelitian keempat (SP-4) dapat
dilihat dari hasil tes dan wawancara bahwa subjek tersebut memiliki kemampuan
menyelesaikan soal dengan baik, namun dalam menyelesaikan soal tersebut
terdapat beberapa indikator yang tidak dapat dipenuhi oleh Subjek. Untuk semua
nomor soal subjek belum mampu memenuhi indikator kemampuan menyelesaikan
masalah karena ada beberapa nomor soal yang penyelesaiaannya keliru serta ada
beberapa yang tidak dapat dilanjutkan subjek penyelesaiannya. Untuk indikator
kemampuan mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, serta memberikan
kesimpulan dari hasil yang diperoleh sudah dapat diungkapkan subjek pada saat
wawancara.
c.

Subjek dengan Predikat Rendah

SP-5
Subjek dengan predikat rendah untuk subjek penelitian kelima (SP-5) dapat
dilihat dari hasil tes dan wawancara bahwa subjek tersebut tidak memiliki
kemampuan menyelesaikan soal yang baik. Hal ini disebabkan karena subjek
belum dapat memenuhi indikator kemampuan pemecahan masalah. untuk soal
nomor 1,3, dan 4 subjek tidak dapat memenuhi indikator menyelesaikan masalah
sedangkan untuk indikator mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, dan
kemampuan memberikan kesimpulan dari hasil dapat diungkapkan subjek pada
saat wawancara. Untuk soal nomor 2 tidak satupun indikator kemampuan
pemecahan masalah yang dapat dipenuhi karena subjek tidak menjawab soal
tersebut.

95

SP-6
Subjek dengan predikat tinggi untuk subjek penelitian keenam 2 (SP-6) dapat
dilihat dari hasil tes dan wawancara bahwa subjek tersebut tidak memiliki
kemampuan menyelesaikan soal yang baik. Hal ini disebabkan karena subjek
belum dapat memenuhi indikator kemampuan pemecahan masalah. untuk soal
nomor 1,2, dan 4 subjek tidak dapat memenuhi indikator kemampuan
merumuskan masalah, dan kemampuan menyelesaikan masalah sedangkan untuk
indikator mengidentifikasi masalah, dan kemampuan memberikan kesimpulan
dari hasil dapat diungkapkan subjek pada saat wawancara. Untuk soal nomor 3
subjek tidak dapat memenuhi indikator kemampuan pemecahan masalah pada
kemampuan menyelesaikan masalah. Sedangkan indikator lainnya dapat
diungkapkan subjek pada saat wawancara.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui secara jelas bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa pendidikan matematika
masih tergolong sedang.
Faktor-faktor yang mempengaruhi setiap indikator kemampuan pemecahan
masalah matematika mahasiswa yaitu mahasiswa kurang memahami masalah
dalam soal atau kurang teliti dalam membaca soal serta tidak menggunakan
informasi-informasi lain yang terdapat dalam soal yang mangakibatkan
mahasiswa keliru dalam penentuan alternatif pemecahan masalah. Selanjutnya
mahasiswa kurang memahami definisi, rumus, atau formula yang digunakan
untuk merumuskan masalah yang diberikan. Selanjutnya untuk menyelesaikan
masalah mahasiswa kurang memahami

konsep

yang digunakan

untuk

96

menyelesaikan masalah fungsi pembangkit dengan langkah-langkah yang tepat


dan sistematis. Serta pada pemberian kesimpulan hasil akhir dipengaruhi oleh
tidak adanya hasil yang diperoleh mahasiswa, selain itu karena kebiasaan
mahasiswa dan terburu-buru untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
Untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan pemecahan masalah
matematika mahasiswa dalam mata kuliah Matematika Diskrit khususnya materi
Fungsi Pembangkit, diperlukan latihan-latihan secara terus-menerus oleh
mahasiswa itu sendiri dalam menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan
dengan materi tersebut. Pengetahuan mahasiswa tidak hanya terbatas saat
menerima materi perkuliahan berlangsung, namun juga harus mengembangkan
konsep-konsep yang telah dipelajarinya. Selain itu, kemampuan pemecahan
masalah juga dapat dikembangkan dengan membaca dengan cermat permasalahan
yang diberikan sehingga kemampuan dalam mengidentifikasi permasalahan akan
lebih baik.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa pada mata kuliah
matematika diskrit materi fungsi pembangkit pada umumnya terbagi dalam 3
golongan yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Level dari kemampuan pemecahan
masalah yang dimiliki oleh subjek penelitian pada mata kuliah matematika diskrit
materi fungsi pembangkit dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Level Kemampuan Pemecahan Masalah
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Subjek Penelitian

SP-1

SP-2

SP-3

SP-4

SP-5

SP-6

Indikator
No
Pemecahan

Level yang Dimiliki

Soal
Masalah
1

I-1

I-2

I-3

I-4

I-1

I-2

I-3

I-4

97

98

I-1

I-2

I-3

I-4

I-1

I-2

I-3

I-4

Keterangan:
I-1

= Indikator memahami masalah

I-2

= Indikator merumuskan masalah

I-3

= Indikator menyelesaikan masalah

I-4

= Indikator Memberikan kesimpulan dari hasil yang diperoleh

= Tinggi

= Sedang

= Rendah
Dari tabel 5.1 dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah yang

dimiliki mahasiswa dapat dikategorikan sedang karena sebagian besar subjek


belum bisa menjawab soal-soal yang diberikan dengan menggunakan pemecahan
masalah yang baik dan benar.

99

5.2 Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa
kemampuan pemecahan masalah matematika mahasiswa pendidikan matematika
masih tergolong sedang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa belum mampu
mengembangkan kemampuan pemecahan masalahnya dalam menyelesaikan soalsoal yang kompleks. Dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan
matematika,

maka

seorang

pendidik

harusnya

berkontribusi

dalam

mengembangkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa. Oleh karenanya


dalam pembelajaran matematika itu sendiri latihan soal-soal kepada mahasiswa
sangat penting untuk mengembangkan kemampuan pemecahan masalahnya.
Mahasiswa sebagai calon guru matematika harus cukup mendapatkan kesempatan
untuk mengembangkan kemampuannya dalam pemecahan masalah, mengingat
tugasnya nanti ketika menjadi guru adalah membimbing peserta didik untuk
belajar memecahkan masalah matematika. Oleh karenanya pembimbingan dosen
pengampuh mata kuliah baik melalui proses pembelajaran langsung di dalam
kelas maupun tidak sangat diperlukan untuk mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah mahasiswa.
5.3 Saran
Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa hendaknya memahami dengan baik definisi masing-masing
fungsi pembangkit baik Fungsi Pembangkit Biasa (FPB) maupun Fungsi
Pembangkit Eksponensial (FPE) dan formula-formula yang digunakan serta

100

keterkaitannya. Selanjutnya melakukan latihan-latihan soal-soal khususnya


soal-soal yang berkaitan dengan fungsi pembangkit biasa, fungsi pembangkit
eksponensial terlebih untuk mencari an jika fungsi pembangkitnya diketahui
atau mungkin sebaliknya.
2. Bagi tenaga pendidik agar dapat memberikan soal-soal yang bervariasi kepada
mahasiswa seperti yang dijelaskan pada saran nomor 1 baik latihan soal pada
saat proses pembelajaran berlangsung atau mungkin tugas yang akan diberikan
di luar pembelajaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya agar kiranya dapat menjadikan hasil penelitian ini
sebagai pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan
dengan kemampuan pemecahan masalah matematika.

101

DAFTAR PUSTAKA
Amir, Zubaidah. 2012. Matematika Diskrit. Pekan Baru: Zanafa Publishing.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Bito, Nursia. 2003. Deskripsi Kesulitan Belajar Mahasiswa Pada Mata Kuliah
Analisis Real II. Skripsi. Gorontalo: Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo.
Budayasa, I Ketut. 2001. Matematika Diskrit 1. Surabaya: UNESA University
Press
Dalyono, M. 2001. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Kalaka, Febry. 2014. Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah Mahasiswa
Matematika pada Mata Kuliah Program Linear. Skripsi. Gorontalo:
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan IPA Universitas
Negeri Gorontalo.
Liberna, Hawa. 2014. Metode Pembelajaran Matematika. Jakarta: Mitra Abadi
Moleong, Lexy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : RosdaKarya
Munandar, Hendris. 2014. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
matematik siswa melalui pembelajaran dengan pendekatan metakognitif.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika ProgramPasca
Sarjana STKIP Siliwangi Bandung. Volume 1. ISSN: 2355-0473.
Sugiyono. 2012 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Tinungki, Georgina. 2013. Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Komunikasi
Matematis Mahasiswa Dalam Materi Analisis Regresi Linier. Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika STKIP
Siliwangi Bandung. Vol 1. ISSN : 977-2338831
Tiro, Muhammad. 2010. Cara Efektif Belajar Matematika. Makasar: Andira
Publisher Makassar
Uno, Hamzah. 2010. Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Uno, Hamzah. 2011. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

102

Utomo, Dwi. 2012. Pembelajaran Lingkaran Dengan Pendekatan Pemecahan


Masalah Versi Polya Pada Kelas VIII Di SMP PGRI 01 DAU. Jurnal
Pogram Studi Pendidikan Matematika-FKIP Universitas Muhammadiyah
Malang. ISSN: 0854-1981
Widjajanti, Djamilah. 2009. Kemampuan pemecahan masalah matematis
Mahasiswa calon guru matematika. Seminar Nasional Matematika dan
Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY.
ISBN : 978-979-16353-3-2.
Yin, Robert. 2002. Studi Kasus Desain & Metode. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada

103

Lampiran 1
Soal Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Mahasiswa
Pendidikan Matematika pada Mata Kuliah Matematika Diskrit Materi
Fungsi Pembangkit

Soal :
1. Tentukan FPB dari barisan (
2. Jika P(x) =

FPE dari (

)!
) Tentukan

3. Tentukan banyaknya cara memilih 10 huruf dari kata BERSIH


sedemikian sehingga setiap konsonan terpilih!
4. Tentukan banyaknya cara untuk membagi 20 kelereng yang identik
kepada 5 anak sedemikian sehingga setiap anak memperoleh sekurangkurangnya 3 !

104

Lampiran 2
VALIDASI INSTRUMEN
Petunjuk :
1. Berdasrkan pendapat bapak/ibu, berilah tanda jika pertanyaan dalam
butir soal sesuai dengan kriteria telaah dan tanda X jika pertanyaan
dalam butir soal tidak sesuai dengan kriteria telaah.
2. Jika ada yang perlu dikomentari maka tuliskan pada lembar komentar/
saran yang tersedia.

No
A
1.
2.
3.
B.
4.

5.
C.
6.

7.

8.

Kriteria Telaah
Materi
Soal sesuai dengan indikator yang
akan dicapai
Batasan jawaban atau ruang
lingkup yang hendak diukur
Isi materi yang ditanyakan sesuai
dengan tujuan pengukuran
Konstruksi
Rumusan butir soal menggunakan
kata Tanya/perintah yang menuntut
Jawaban uraian
Rumusan butir soal tidak
menimbulkan penafsiran ganda
Bahasa
Rumusan butir soal menggunakan
bahasa yang sederhana,
komunikatif, dan mudah dipahami
Rumusan butir soal menggunakan
kata-kata/kalimat yang tidak
menimbulkan penafsiran ganda
atau salah pengertian
Rumusan butir soal menggunakan
kaidah bahasa Indonesia yang baik
dan benar

Nomor Soal
2
3

Ket.

105

Komentar/ Saran :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
Gorontalo,

Februari 2015

Validator

106

Lampiran 3
PEDOMAN PEMBERIAN SKOR DAN JAWABAN
TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
MAHASISWA
PADA MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT
(MARKING SCHEME)
Pedoman Pemberian Skor :
1. Jika jawaban benar dan setiap langkah sesuai dengan jawaban maka skor
diberikan sesuai dengan skor setiap langkah pada jawaban.
2. Jika cara yang digunakan sama seperti pada jawaban, tetapi tidak ditulis
secara lengkap dan hasil akhirnya benar maka tetap diberi skor penuh.
3. Jika cara yang digunakan tidak sama dengan jawaban tetapi menunjukkan
cara berpikir yang benar dan hasil akhirnya benar, tetap diberi skor penuh.
4. Setiap kesalahan pada setiap langkah yang dilakukan, skor dikurangi
sesuai dengan skor yang diberikan untuk setiap langkah pada alternatif
jawaban.
5. Jika jawaban salah total (dikerjakan tetapi tiap tahap salah) diberi skor 1/2
6. Jika tidak dikerjakan diberi skor 0
Alternatif Jawaban

No
1.

Dik : Barisan (

Skor

Total Skor

16

Dit : Fungsi Pembangkit Biasa (FPB) dai barisan


tersebut
Penyelesaian :
Definisi FPB =
Sehingga model matematika yang diperoleh :
(

)
8
(

107

)
(

Jadi FPB dari barisan (


(

2.

) adalah

adalah FPE dari (

Dik : P(X) =
Dit :

Penyelesaian :
P(X) =
Model Fungsi Pembangkit Ekponensial (FPE) = =

P(X) =
P(X) =

((

P(X) = (

P(X) =

10

)
(

Atau :

merupakan koefisien dari


Sehingga
adalah
Jadi

Atau
1

18

108

3.

Dik : Huruf Konsonan dari kata BERSIH = 4

huruf ( B,R,S,H Huruf Vokal dari kata BERSIH


= 2 huruf (E,I)
Dit : Cara memilih 10 Huruf dari kata BERSIH
sedemikian sehingga tiap konsonan terpilih
Penyelesaian :
Huruf konsonan (B,R,S,H)
P(X) = (

1
)

Huruf vokal (E,I)

P(X) = (

Sehingga model FPB yang diperoleh adalah :


= (

P(X)

) (

)
(

P(X) =

) (
)

) (

)
)
)

Mis.

maka

Sehingga diperoleh :
{

20

31

109

Maka cara untuk memilih 10 huruf dari kata


BERSIH
(

cara
Jadi cara untuk memilih 10 huruf dari kata

BERSIH adalah 462 cara


4.

Dik : Terdapat 20 kelereng dan


5 Anak (A1, A2, A3, A4, A5) yang akan
memperoleh kelereng sekurang- kurangnya 3
Dit : Cara Membagi 20 kelereng tersebut terhadap 5
orang anak sedemikian sehingga setiap anak
memperoleh kelereng sekurang-

kurangnya 3

kelereng
Penyelesaian :
)

(A1,A2,A3,A4,A5

Model FPB dari masalah di aas adalah


P(X) = (

=(

) (

Mis.
=

)
)
)
maka

10
22

35

110

Sehingga diperoleh :
{

Maka cara untuk membagi 20 kelereng yang identic


kepada 5 anak adalah
(
(

)
)

( )

cara
Jadi, cara untuk membagi 20 kelereng yang identik

kepada 5 anak adalah 126 cara


Jumlah Skor Total

100

100

111

Lampiran 4
Rubrik Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
No

Indikator

Deskripsi

Skor

Level/
Kategori

1.

Kemampuan

Menuliskan dengan benar apa yang

Tinggi

Sedang

Sedang

Rendah

Rendah

Tinggi

Sedang

Sedang

Rendah

Mengidentifi diketahui dan apa yang ditanyakan


kasi

dari soal.

Masalah

Menuliskan apa yang diketahui dan


apa yang ditanyakan dari soal, tetapi
salah satunya salah.
Menuliskan salah satu apa yang
diketahui atau apa yang ditanyakan
dari soal.
Salah menuliskan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan dari soal.
Tidak menuliskan apa yang diketahui
dan apa yang ditanyakan dari soal.

2.

Kemampuan

Menuliskan dengan benar model

Merumuska

matematika yang akan digunakan

n masalah

dalam menyelesaikan masalah.


Menuliskan model matematika yang
akan digunakan dalam menyelesaikan
masalah tetapi hanya sebagian yang
benar.
Menuliskan model matematika yang
akan digunakan dalam menyelesaikan
masalah, tetapi kurang tepat.
Salah menuliskan model matematika
yang

akan

digunakan

menyelesaiakan masalah

dalam

112

Tidak menuliskan model matematika

Rendah

Tinggi

Sedang

Sedang

penyelesaian

Rendah

penyelesaian

Rendah

Tinggi

Sedang

Sedang

Rendah

Rendah

sama sekali.
3

Kemampuan

Menuliskan

penyelesaian

Menyelesaik

dari soal secara sistematis dan benar.

an Masalah

Menuliskan

penyelesaian

masalah

masalah

dari soal secara sistematis tetapi


kurang tepat.
Menuliskan

penyelesaian

masalah

dari soal secara sistematis tetapi


penyelesaiannya salah.
Salah

menuliskan

masalah dari soal.


Tidak

menuliskan

masalah dari soal.


4.

Kemampuan

Menuliskan

memberikan

menjawab

kesimpulan

dengan benar dan tepat.

dari hasil

Menuliskan
menjawab

kesimpulan
apa

yang

ditanyakan

kesimpulan
apa

yang

atau

atau

ditanyakan

dengan benar
Menuliskan atau menjawab apa yang
ditanyakan

dengan

benar,

tetapi

kurang tepat
Salah menuliskan atau menjawab apa
yang ditanyakan dengan benar
Tidak menuliskan kesimpulan atau
tidak menjawab apa yang ditanyakan
dari soal

113

Lampiran 5
KISI-KISI TES KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH
MATEMATIKA
Indikator Kemampuan
Pemecahan Masalah
Identifikasi Masalah
Merumuskan
Masalah/Membuat Model
Matematika
Menyelesaikan Masalah
Membuat Kesimpulan
dari hasil
Identifikasi Masalah
Merumuskan
Masalah/Membuat Model
Matematika
Menyelesaikan Masalah
Membuat Kesimpulan
dari hasil
Identifikasi Masalah
Merumuskan
Masalah/Membuat Model
Matematika
Menyelesaikan Masalah
Membuat Kesimpulan
dari hasil

Materi
Indikator Materi
Menentukan
Fungsi
Fungsi Pembangkit Pembangkit
Biasa (FPB) dari
Biasa (FPB)
barisan yang
diketahui

Nomor Soal
1

Menentukan
barisan
dari
Fungsi Pembangkit
Eksponensial

Fungsi
pembangkit
eksponensial
(FPE)

Menentukan
Fungsi Pembangkit
Biasa Untuk
Kombinasi

Fungsi
pembangkit
biasa untuk
kombinasi

3,4

114

Lampiran 6
PEDOMAN WAWANCARA
DESKRIPSI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
MAHASISWAPENDIDIKAN MATEMATIKA PADA MATA KULIAH
MATEMATIKA DISKRIT MATERI FUNGSI PEMBANGKIT

Tujuan Wawancara : Mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematika


oleh Mahasiswa
Hari/tanggal

Alat bantu

: 1. Hasil kerja siswa sebagai panduan wawancara


2. Handphone sebagai alat perekam suara

Kegiatan 1. Mengetahui gambaran kemampuan yang dimiliki Mahasiswa dalam


mengidentifikasi masalah yang diberikan.
1. Mahasiswa diberikan soal tes yang telah diujikan.
2. Mahasiswa diminta menyebutkan apa yang diketahui dalam soal.
3. Mahasiswa diminta menyebutkan apa yang ditanya dalam soal.
4. Berdasarkan jawaban yang diucapkan subjek perlu ditelusuri lebih lanjut
pemahaman Mahasiswa terhadap kemampuan pemecahan masalah
terhadap soal tersebut.

Kegiatan 2. Mengetahui gambaran kemampuan mahasiswa dalam tahap


merumuskan masalah kedalam matematika.
1. Dari soal tes yang diberikan, Mahasiswa diminta untuk menyebutkan
informasi lain yang diperlukan dalam merumuskan masalah kedalam
matematika.
2. Mahasiswa diminta untuk mengungkapkan alasan mengapa mereka
memilih informasi tersebut.
3. Jika Mahasiswa menggunakan informasi yang kurang tepat, maka perlu
ditelusuri dan diarahkan.

115

Kegiatan 3. Mengetahui gambaran kemampuan mahasiswa dalam tahap


menyelesaikan masalah
1. Mahasiswa diminta untuk menyelesaikan rencana yang telah ditetapkan.
2. Mahasiswa diminta untuk menjelaskan langkah-langkah penyelesaian
yang digunakan dalam menjawab soal yang diberikan
3. Mahasiswa diminta untuk menghubungkan informasi yang diketahui,
informasi yang ditanyakan dan informasi lain yang dibutuhkan.
4. Jika terjadi kesalahan perlu ditelusuri lebih lanjut.

Kegiatan 4. Mengetahui gambaran kemampuan mahasiswa dalam tahap


memberikan kesimpulan dari hasil akhir
1. Mahasiswa diminta untuk memberikan kesimpulan berdasarkan jawaban
yang telah diberikan
2. Jika terjadi kekeliruan atau kesalahan maka perlu ditelusuri lebih lanjut
atau diarahkan

116

INSTRUMEN WAWANCARA
1. Apakah ini hasil pekerjaan anda?
2. Coba baca kembali dengan cermat soal yang diberikan !
3. Apakah anda paham dengan soal tersebut ?
4. Sebutkan apa yang diketahui dalam soal!
5. Apa yang ditanyakan dalam soal?
6. Menurut anda, alternatif apa yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan soal
yang diberikan?
7. Jelaskan alasan anda memilih alternatif tersebut !
8. Bagaimana langkah-langkah dalam menyelesaikan soal yang diberikan?
9. Konsep apa saja yang anda gunakan dalam menyelesaikan soal yang
diberikan?
10. Apakah anda mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang diberikan ?
Mengapa ?
11. Jelaskan apa yang dapat anda simpulkan dari hasil penyelesaian soal tadi !
12. Apakah anda yakin dengan jawaban yang anda berikan ?

117

Lampiran 7
Data Skor Hasil Capaian Mahasiswa
Skor/ Item Soal
No

Nama Mahasiswa
1

Nilai

Peringkat

1*

Putri Ekawaty Kobandaha

13

10,5

31

35

89,5

Hilda Manjaliku

10

10

31

35

86

3*

Irvan Mustapa

10

10

30

34

84

Ni Gusti Ayu Meidawati

10

10

30

34

84

Ni Wayan Aswindawati

10

31

35

83

Siti Lailam Koem

11

28

34

82

Aji Akbarsyah Putra S

15

30

34

81

Arif Purwo Wibowo

12,5

27,5

35

81

Intan Madina

10

30

34

81

10

Revan Djenaan

10

31

34

78

11

Aji Akbarsyah Putra S

12

30

34

78

12

Endriyanto Y. Tunai

11

27

34

76

13

Riyan Abdullah

31

35

76

14*

Rebvvcgina A. Cendana

12

30

34

76

15

Saleh

10

11

20

35

76

16

Novita Moomin

11

10

20,5

34

75,5

17

Chairunnisa Daud

11

30

32

75

10

18

Ratna Arifin

10

11

20

34

75

19

Sopyan Abdul Habieb

10

30

34

75

118

20

Rahmad N. Yusuf

11

27

34

74

11

21

Rauf Taha

11

27

34

72

12

22

Fatma Pakaya

11

27

32

71

13

23

Rahmiyati Ismail

31

34

68

14

24

Suwirno. L

11

20

34

65

15

25*

Clara Rahman

7,5

20

34

63,5

16

26

Istiqama Tapate

12

14

34

62

17

27

Maya A. Ali

10

10

20

22

62

28

Sopyan Lakudju

27

34

61

29

Dyah Dwi Anggraeni

20

32

61

30

Arton Ibrahim

27

17

60

19

31

Sufitroh Kalapati

12

11

34

58

20

32

Darlis

11

34

57

21

33

Nurzanah A. Naiyo

14

34

56

22

34

Vina Riyanti

10

34

54

23

35

Sandrawati Hasania

18

34

52

24

36*

Istiqomah

20

22

48

25

37

Susanti Paramata

20

22

42

26

38

Nurmila S. Mahmud

12

22

39

27

39*

Ariyanti Inombi

20

26

28

18

119

Ket :
Kriteria kemampuan pemecahan masalah matematika siswa berdasarkan
skor tes yang ditetapkan
Rentang skor tes kemampuan
pemecahan masalah matematika

Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah

= Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah


* = Subjek Penelitian

120

Lampiran 8
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA
MAHASISWA PADA SETIAP ITEM SOAL
Nomor Soal
No

II

III

IV

II

III

IV

0,5 2

10

Total
Skor

II III IV

II

III IV

20

10

22

1 89,5

20

10

22

86

20

10

22

84

20

10

22

84

20

10

22

83

18

10

22

82

20

10

22

81

0,5

17 0,5 2

10

22

81

20

10

22

81

20

10

22

78

11

20

10

22

78

12

17

10

22

76

13

20

10

22

76

14

20

10

22

76

15

10

10

22

76

16

10 0,5 2

10

22

0 75,5

17

20

10

20

75

18

10

10

22

75

19

20

10

22

75

121

20

17

10

22

74

21

17

10

22

72

22

17

22

71

23

20

10

22

68

24

10

10

22

65

25

0,5 2

10

10

22

0 63,5

26

10

22

62

27

10

10

10

62

28

17

10

22

61

29

10

10

20

61

30

17

10

60

31

10

22

58

32

10

22

57

33

10

22

56

34

10

22

54

35

10

22

52

36

10

10

10

48

37

10

10

10

42

38

10

10

39

39

10

26

122

Lampiran 9
DOKUMENTASI PENELITIAN

123

124

CURICULUM VITAE

Asmianta S. Podilito, putri dari pasangan Salim Podilito dan Harlin


Mooduto ini lahir di Gorontalo pada tangal 26 Juni 1994. Putri
pertama dari 3 bersaudara ini memulai pendidikan formal di TK
Teratai Mekar pada tahun 1998. Satu tahun kemudian penulis
melanjutkan pendidikan dasar di SDN INPRES BILUNGALA dan
lulus pada tahun 2005. Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikannya ke
SMP Negeri 1 Bonepantai dan dinyatakan lulus pada tahun 2008. Kemudian penulis
meneruskan langkahnya ke jenjang pendidikan menengah kejuruan di SMK Negeri I
Bonepantai dengan Kompetensi Keahlian Agribisnis Rumput Laut (ARL) dan
berhasil menyelesaikan studi tersebut pada tahun 2011. Selanjutnya penulis
melanjutkan pendidikannya pada jenjang Strata Satu (S1) di Jurusan Pendidikan
Pendidikan Matematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo melalui Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).
Banyak pengalaman yang penulis dapatkan di awal menyandang status sebagai
mahasiswa, di antaranya yaitu:
1) Sebagai peserta Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMB) ditingkat Universitas
tahun 2011
2) Sebagai peserta Penerimaan Mahasiswa Jurusan (PMJ) dengan Program
Penanaman Seribu Pohon (PSP) di Desa Bubode tahun 2012

125

3) Panitia pelaksana kegiatan Masa Orientasi Mahasiswa Baru (MOMB) Jurusan


Pendidikan Maatematika Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo tahun
2012 dan 2013.
4) Peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina se-Provinsi Gorontalo tahun
2013
5) Peserta Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) II di SMP Negeri I Tapa tahun
2014
6) Sebagai peserta Kuliah Kerja Sibermas (KKS) di Desa Talulobutu Selatan
Kecamatan Tapa Kabupaten Bonebolango tahun 2014
7) Sebagai Pengurus dan Wakil Bendahara Umum diorganisasi kemahasiswaan
Persatuan Aksi Pelajar Mahasiswa Indonesia Bonebolango-Gorontalo (PAPMIBG) tahun 2012 dan tahun 2014
8) Pengurus Organisasi Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia Gorontalo
(HPMIG) dan PEMUDA SATU DARMA Kabupaten Bonebolango tahun 2014
sampai sekarang.

You might also like