You are on page 1of 42

BAB I

PEMBUKAAN
A. Latar Belakang
Berbicara mengenai anak (yang termasuk bayi dan balita) tidak dapat
dilepaskan dari tumbuh kembang anak. Proses tumbuh kembang anak
merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Ini
berarti bahwa tumbuh kembang anak merupakan sesuatu tahapan proses yang
harus dilalui oleh setiap anak. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh
kembang yang optimal, sesuai dengan anak lain seusianya dan sesuai dengan
parameter baku perkembangan anak.
Dalam melaksanakan tugasnya yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan
anak, bidan juga bertugas memberikan asuhan kebidanan pada bayi dan balita
dengan melibatkan keluarga. Salah satu diantaranya adalah mengkaji
kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh kembang bayi dan balita.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penilaian pertumbuhan ?
2. Bagaimana penilaian perkembangan ?
3. Bagaimana upaya pencegahan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan ?
4. Apa Konsep DDST ?
5. Apa penyimpangan atau gangguan tumbuh kembang ?
6. Bagaimana Konsep Stimulasi Tubuh Kembang ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penilaian pertumbuhan ?
2. Untuk mengetahui penilaian perkembangan ?
3. Untuk mengetahui upaya pencegahan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan ?
4. Untuk mengetahui Konsep DDST ?
5. Untuk mengetahui penyimpangan atau gangguan tumbuh kembang
?
6. Untuk mengetahui Konsep Stimulasi Tubuh Kembang ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penilaian Pertumbuhan

Menurut (A.Aziz, 2008) Dalam melakukan penilaian terhadap


pertumbuhan anak, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi tumbuh kembang anak, di antaranya dengan pengukuran
antropometri, pemeriksaan fisik, pemeriksaan labotarium dan pemeriksaan
radiologi.
1. Pengukuran antropometri
Pengukran antropometri ini meliputi pengukuran berat badan,
tinggi badan (panjang badan), lingkar kepala dan lingkar lengan atas. Dalam
pengukuran atropometri terdapat dua cara dalam pengukuran, yaitu
pengukuran berdasarkan usia dan pengukuran tidak berdasarkan usia.
Pengukuran berdasarkan usia misalnya berat badan berdasarkan usia, tinggi
badan berdasarkan usia dan lain-lain. Sedangkan pengukuran tidak
berdasarkan usia misalnya pengukuran berat badan berdasarkan tinggi
badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan dan lain-lain.
a. Pertumbuhan Berat Badan
Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil
peningkatan atau penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh,
misalnya tulang, otot, lemak, organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga
dapat diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Selain
itu, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis
dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan.
Penilaian berat badan berdasarkan usia menurut WHO dengan
standar NCHS (National Center for Health Statics) yaitu menggunakan
persentil sbagai berikut: persentil ke 50-3 dikatakan normal, sedangka
persentil kurang atau sama dengan tiga termasuk kategori malnutrisi.
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO
yaitu menggunakan persentase dari median sebagai berikut: antara 80100% dikatakan malnutrisi sedang dari kurang dari 80% dikatakan
malnutrisi akut (wnsting)
Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut standar
baku NCHS yaitu menggunakan persentil sebagai berikut : persentil 7525 dikatakan normal, persentil 10-5 dikatakan malnutrisi sedang dan
kurang dari persentil 5 dikatakan malnutrisi berat.
2

b. Pengukuran tinggi badan


Pengunukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan
gizi. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam
menilai

gangguan pertumbuhan dan

perkembangan

anak. Cara

pengukuran dapat dilihat pada gambar 3.1-3.4


Penilaian tinggi badan berdasarkan usia menurut WHO dngan
standar baku NCHS yaitu menggunakan persentase dari median sebagai
berikut: lebih dari atau sama dengan 90% dikatakan normal, sedangkan
kurang dari 90% dikatakan malnutrisi kronis (abnormal)

Gambar 3.1 kurva pertumbuhan fisik anak laki-laki usia 0-36 bulan
menurut persentil NCHS

Gambar 3.2 kurva pertumbuhan fisik anak perempuan usia 0-36 bulan
menurut persentil NCHS

Gambar 3.3 kurva pertumbuhan fisik anak laki-laki usia 2 tahun


menurut persentil NCHS

Gambar 3.4 kurva pertumbuhan fisik anak perempuan usia 2 tahun


menurut persentil NCHS
c. Pengukuran lingkar kepala
Pengukuran lingkar kepala ini digunakan sebagai salah satu
parameter untuk menilai pertumbuhan otak. Dengan penilaian ini, dapat
dideteksi secara dini apabila terjadi pertumbuhan otak mengecil yang
abnormal (mikrosefali) yang data mengakibatkan adanya retardasi mental
atau pertumbuhan otak membesar yang abnormal ( volume kepala
meningkat) yang dapat disebabkan oleh penyumbatan pada aliran cairan
serebrospinalis. Penalain ini dapat dilakukan dengan cara menggunakan
kurva lingkar kepala sebagaimana tampak pada gambar 3.5.

Gambar 3.5 grafik lingkar kepala anak perempuan

Gambar 3.6 grafik lingkar kepala anak laki-laki


d. Pengukuran Lingkar Lengan Atas
Penilaian ini digunakan untuk menilai jaringan lemak dan
otot, namun penilaian tidak banyak berpengaruh pada keadaan
jaringan tubuh apabila dibandingkan dengan berat badan. Penilain ini
juga dapat dipakai untuk menilai status gizi pada anak.

2. Pemeriksaan Fisik

Penilaian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak juga


dapat ditentukan dengan melakukan pemeriksaan fisik; melihat bentuk
tubuh; membandingkan bagian tubuh dan anggota gerak lainnya;
menentukan jaringan otot dengan memeriksa lengan atas, bokong dan
paha; menentukan jaringan lemak; melakukan pemeriksaan pada triseps;
serta menentukan pemeriksaan rambut dan gigi
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan ini dilakukan guna menilain keadaan pertumbuhan
dan perkembangan anak yang berkaitan dengan keberadaan penyakit.
Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain pemeriksaan kadar
hemoglobin, pemeriksaan serum protein (albumim dan globulin),
hormonal, dan pemeriksaan-pemeriksaan lain yang dapat menunjang
penegakan diagnosis suatu penyakit ataupun evaluasinya.
4. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai usia tumbuh kembang,
seperti usia tulang apabila dicurigai adanya gangguan pertumbuhan.
B. Penilaian Perkembangan
(Dwi maryatii, 2011 ) Tujuan penilaian perkembangan :
1. Mengetahui kelainan perkembangan anak dan hal-hal lain yang
merupakan resiko terjadinya perkembangan tersebut.
2. Mengetahui berbagai masalah perkembangan yang

memerlukan

pengobatan atau kesling genetic.


3. Mengetahui anak perlu dirujuk.
Untuk menilai perkembangan anak, hal yang dapat dilakukan pertama
kali adalah melakukan wawancara tentang faktor kemungkinan yang
menyebabkan gangguan dalam perkembangan, tes skrining perkembangan
anak dengan DDST, tes IQ dan tes psikologi, atau pemeriksaaan lainnya.
Selain itu, juga dapat dilakukan tes seperti evaluasi dalam lingkungan anak ,
yaitu interaksi anak selama ini ; evaluasi fungsi pengelihatan, pendengaran,
bicara, bahasa; serta melakukan pemeriksaan fisik lainnya, seperti
pemeriksaan neurologis, metabolik, dan lain-lain.
C. Upaya pencegahan Gangguan Pertumbuhan Dan perkembangan
1. Speech Delay (Keterlambatan Kemampuan Bicara)

Speech Delay adalah kegagalan mengembangkan kemampuan


berbicara pada anak, yang diharapkan bisa dicapai pada usianya. Dengan
kata lain, perkembangan anak (dalam hal bicara) tertinggal beberapa bulan
dari teman-teman seusianya.
Cara Mengatasi :
Berikut ini beberapa cara mengatasi anak yang mengalami speech
delay atau keterlambatan dalam kemampuan berbicara :
1. Bacakan buku atau cerita bergambar sehingga anak dapat menunjuk
atau memberi nama benda-benda yang ia kenal.
2. Gunakan bahasa yang sederhana ketika berbicara pada anak.
3. Mengoreksi ucapan yang salah dari anak. Misalnya ketika anak
mengatakan Atit saat mengutarakan rasa sakit, orang tua segera
membenarkanya dengan mengucapkan Oh, sakit ya. Usahakan untuk
selalu mengulang kata-kata yang diucapkan anak pada kita
4. Berikan pujian pada anak ketika anak berbicara benar.
5. Jangan abaikan anak dan selalu berikan respon terhadap apa yang
dikatakan anak.
6. Jangan memaksa anak untuk berbicara karena hal ini hanya akan
membuat anak menjadi semakin tertekan.
7. Berkonsultasi kepada tenaga ahli seperti dokter anak atau ahli tumbuh
kembang anak

2. Keterlambatan Kemampuan Berjalan


Rentang kemampuan anak bisa berjalan tanpa bantuan berada
dalam usia 8 bulan sampai dengan 18 bulan. Bila anak berumur lebih dari
18 bulan belum bisa berjalan, baru dikategorikan delay atau terlambat,
sehingga diperlukan intervensi. Jadi, anak usia 15 bulan yang belum bisa
berjalan, dinyatakan belum siap, bukan dianggap terlambat, karena
rentang toleransinya cukup panjang. Namun jangan menganggap remeh
dengan kondisi tersebut. Lebih baik Anda melakukan deteksi awal
mengenai keterlambatan tersebut supaya bisa diantisipasi dan dicari
jalan keluarnya.
Cara Mengatasi :

Menatih dengan penuh kesabaran. Masa menatih (titah, bahasa Jawa)


merupakan masa yang membutuhkan tenaga dan kesabaran ekstra.
Karena tangan kita harus mendampingi kemanapun si kecil bergerak.
Pada awalnya kita menggunakan dua tangan untuk menatih, namun
dengan bertahap kita lepas satu tangan, hingga akhirnya kita lepas dia
berjalan tanpa bantuan kita.

Gunakan berbagai alat sebagai bantuan. Kursi plastik yang kokoh,


meja kecil yang ringan, maupun galon air mineral yang tidak terisi
penuh bisa menjadi alat yang menarik untuk didorong-dorong anak.

Pastikan lingkungan di sekitar anak cukup aman. Hal ini bertujuan


untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan. Seperti menyingkirkan
benda-benda yang mudah diraih dan mudah pecah.

Lakukan dengan kegembiraan. Ambillah jarak dari si kecil dengan


memegang mainan atau benda yang menarik perhatiannya. Mintalah
anak untuk mengambilnya dan berikan pelukan hangat saat dia
berhasil

menjangkaunya.

Perlebar

jarak

untuk

meningkatkan

kemampuannya.

Hindari baby walker. Faktor praktis dan bisa ditinggal mengerjakan


hal lain seringkali membuat orangtua berlebihan dalam memanfaatkan
baby walker. Padahal, hal seperti itu bisa menyebabkan anak jadi
malas berjalan ketika dilepas tanpa baby walker. Penggunaan baby
walker tetap harus dengan pengawasan karena terbukti pada beberapa
kasus dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan seperti tergelincir di
tangga, kamar mandi, maupun kolam renang.

Terus berikan semangat pada anak. Belajar berjalan merupakan


kombinasi dari latihan kemandirian, kepercayaan diri, pantang
menyerah, dan kesabaran.

Konsultasikan dengan dokter ahli jika anak tidak juga menunjukkan


kemajuan dalam kemampuan berjalan meskipun sudah dilakukan
stimulasi yang memadai.

3. Autisme
9

Istilah autisme berasal dari kata Autos yang berarti diri sendiri
dan isme yang berarti suatu aliran, sehingga dapat diartikan sebagai
suatu paham tertarik pada dunianya sendiri. Autisme merupakan gangguan
perkembangan yang kompleks yang umumnya muncul sebelum usia tiga
tahun sebagai hasil dari gangguan neurologis yang mempengaruhi fungsi
normal otak. Gangguan ini mempengaruhi perkembangan dalam area
interaksi sosial dan keterampilan komunikasi.
Cara Mengatasi :

Modifikasi perilaku dengan bantuan tenaga profesional. Misalnya


dengan pendekatan ABA (Applied Behavioral Analysis) untuk
menguasai keterampilan yang diperlukan dalam lingkungan, terapi
integrasi sensori untuk menghadapi stimulasi sensori, dan metode
pendekatan yang hangat dan akrab untuk membangun hubungan
dengan anak sebagai individu dan untuk membantu memperbaiki
proses perkembangan anak melalui bahasa tubuh, kata-kata, serta
media bermain

Sarana pendukung dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan orang


tua diluar waktu-waktu terapi. Contohnya seperti :
Pendukung

visual

agar

anak

lebih

mudah

berkomunikasi,

mengutarakan keinginan, dan membantu anak memahami kehidupan.


Selain itu, dengan menunjukkan objek secara nyata pada anak juga
dapat membantu anak mengembangkan pemahaman tentang waktu
dan pentingnya menghargai lingkungan.

Berenang, berkuda, naik sepeda, sepatu roda, atau naik turun tangga.
Kegiatan-kegiatan tersebut sejalan dengan prinsip terapi integrasi
sensori.

Berinteraksi dengan anak dalam situasi bermain yang melibatkan


sentuhan dan kontak mata yang memadai.

Terapi wicara (dibantu dokter dan terapis)

4. Disleksia

10

Disleksia

merupakan

kesulitan

belajar

khusus

yang

dikarakteristikkan oleh kesulitan dalam belajar membaca. Namun,


beberapa anak juga ditemukan memiliki kesulitan dalam belajar menulis,
mengeja, menggunakan kata-kata yang tepat, atau kebingungan arah dalam
membaca (dari kiri ke kanan atau sebaliknya).
Cara mengatasi:
1. Orang tua dapat memberikan kegiatan mendengarkan, bersajak,
membuat kata dari balok-alok alfabet yang menyenangkan.
2. Dirujuk ke tenaga profesional, seperti terapis remedial, neurolog,
atau psikolog agar mendapat treatment yang tepat.

D. Konsep DDST (DENVER DEVELOMPMENT SCREENING TEST)

11

1. Definisi

12

Salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak.


Tes ini bukan tes diagnostic atau tes IQ.
2. Tujuan
1. Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
2. Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan.
3. Manfaat
1. Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak
2. Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini
mungkin
3. Meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha
menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan
4. Dilakukan
1. Tahap pertama : dilakukan pada usia 0-6 tahun
a. 3-6 bulan
b. 9-12 bulan
c. 18-24 bulan
d. 3 tahun
e. 4 tahun
f. 5 tahun
2. Tahap kedua
Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan
pada tahap pertama, kemudian dilanjutkandengan evaluasi diagnostic
yang lengkap.
Aspek yang dinilai
Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, yang dikelompokkan
menjadi 4 sektor, yaitu :
1) Sektor personal social.
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri
bersosialisasi dan berin teraksi dengan lingkungan.
2) Sektor gerakan motorik halus.
Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak
untuk mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan
gerak-gerak tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil tetapi
memerlukan koordinisasi yang crmat. Contohnya koordinasi
mata,tanagan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil.
3) Sektor bahasa.
Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan.
4) Sektor gerakan motorik kasar.

13

Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan


sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan
otot-otot besar. Contoh duduk, melompat, berjalan, dll.
Persiapan
1) Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang
tenang/tidak bising, dan bersih.
2) Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.
3) Formulir denver.
o Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur>6
tahun, berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir
menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi.
o Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi
dari umur dalam bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia
6 tahun.
o Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai
anak berumur 24 bulan, kemudian mewakili 3 bulan, sampai
anak berusia 6 tahun.
o Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah 125,
terdapat batas kemampuan perkembangan yaitu 25%, 50%,
dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas perkembangan
tersebut.
25%

50%

75%

90%

o Pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka


pada ujung kotak sebelah kiri, contohnya R singkatan dari
report , artinya tugas perkembangan tersebut dapat lulus
berdasarkan laporan dari orang tua/pengasuh anak, tetapi
apabila memungkinkan maka penilaian dapat memperhatikan
apa yang biasa dilakuakan oleh anak.
o Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai
dengan nomor yang ada pada formulir.
R
1

14

4) Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.


5) Dekat dengan anak
6) Menjelaskan pada orangtua bahwa DDST bukan test IQ.
7)

lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman


selama dilakukan test

Alat
1) Gulungan benang wol merah (diameter 10 cm)
2) Kismis /manik-manik
3) 10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru 2,5 cm x 2,5
cm
4) Kerincing dengan gagang yang kecil
5) Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm
6) Bel/lonceng kecil
7) Bola tennis
8) Pensil merah
9) Boneka kecil dengan botol susu
10) Cangkir plastic dengan ganggang/pegangan
11) Kertas kosong
Prosedur
1) Sapa orang tua/pengasuh anak dengan ramah
2) Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua
3) Buat komunikasi yang baik dengan anak
4) Hitung umur anak dan buat garis umur
o Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan
tanggal pemeriksaan pada formulir
o Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan
dikurangi tanggal lahir.
5) Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas. Untuk
anak yang lahir lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan
dan berumur kurang dari 2 tahun, maka harus dilakukan koreksi
6) Tarik garis dari aats ke bawah dan cantumkan tanggal
pemeriksaan pada ujung atas dari garis umur. Formulir denver
dapat digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur
dengan warna yang berbeda
7) Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa
mainan dari kit sesuai dengan apa yang ingin ditestkan

15

8) Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan


dimulai dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan
tugas perkembangan yang terletak disebelah kiri garis umur,
kemudian dilanjutkan sampai kekanan garis umur.
o Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan
yang paling dekat disebelah kiri garis umur serta tiap tugas
perkembangan yang ditembus garis umur.
o Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji
coba

pada

langkah

(gagal/menolak/tidak

ada

kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri


garis umur pada sektor yang sama sampai anak dapat
lulus 3 tugas perkembangan
o Bila anak mampu melakukan
perkembangan

pada

langkah

salah
1,

satu

tugas

lakukan

tugas

perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada


sektor yang sampai anak : gagal pada 3 tugas
perkembangan.
9) Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada
perilaku yang khas, dibandingkan anak lainnya. Bila ada
perilaku yang khas tanyakan kepada orang tua/ pengasuh anak,
apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang
dimiliki anak tersebut
2) Bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat
memberikan perilaku yang menghambat test
3) Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk
memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua
4) Memberikan pujian walaupun gagal melakukan
5) Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban
6) Interpretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang
tua bahwa test hasil normal atau abnormal
7) Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua
8) Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak
merupakan kemampuan atau perilaku pada waktu lain

16

Skoring
1) Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik,
atau ibu/ pengasuh anak memberi laporan (tepat/dapat
dipercaya bahwa anak dapat melakukannya.
2) Failure atau gagal (F/G). anak tidak dapat melakukan uji coba
dengan baik atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat)
bahwa anak tidak dapat melakukan dengan baik.
3) Refuse atau menolak (R/M). anak menolak untuk melakukan
uji coba. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada
anak apa yang harus dilakukan, jika tidak menanyakan
kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang
dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak tidak diskor sebagai
penolakan).
4) By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak
tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena
ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba
dengan tanda R.
Intepretasi Penilaian Individual
1. Lebih (advanced)
Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di
kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji
coba tersebut.
Garis umur
P

2. Normal
Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas
perkembangan disebelah kana
n garis umur dikategorikan sebagai normal.
Garis umur

garis umur

17

Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R)
pada tugas perkembangan diaman garis umur terletak diantara
persentil 25 dan 75, maka dikatagorikan sebagai normal.
Garis umur

garis umur

F
Garis umur
R

3. Caution / peringatan
Bila seorang anak gagal (F)

atau menolak (R) tugas

perkembanga, dimana garis umur terletak pada atau antara


persenil 75-90.
Garis umur
F

garis umur
R

Garis umur

garis umur

4. Delay / keterlambatan
Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan uji
coba yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur.
Garis umur
F

garis umur
R

18

5. No

opportunity

tidak

ada

kesempatan.

Pada

tugas

perkembangan yang berdasarkan laporan, orang tua melaporkan


bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas
perkembangan tersebut. Hasil ini tidak siamsukkan dalam
mengambil kesimpulan.
Garis umur

garis umur

NO

NO

Langkah Mengambil Kesimpulan


1. Normal
Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu
caution.
Lakukan ulangan pada control berikutnya.
2. Suspect / di duga
Bila didapatkan 2 caution dan / atau 1 keterlambatan.
Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu untuk menghilangkan
factor sesaat seperti rasa takut, keadaan skit atau kelelahan.
3. Untestable / tidak dapat diuji
Bila ada skor menolak pada 1uji coba terletak disebelah
kiri garis umur atau menolak 1 uji coba yang ditembus

garis umur pada daerah 75-90%


Lakukan uji ulang dalam 1-2 minggu

Tindak Lanjut

Skrining perkembangan

Suspek/curiga ada
ganguan

Evaluasi untuk
diagnostic
19
(development

Normal

Monitoring
perkembangan seacra
rutin

Masalah
perkembangan

Normal

Intervensi diri

Monitoring perkembangan
seacra rutin

20

21

22

23

24

25

PETUNJUK PELAKSANAAN
1. Mengajak anak untuk tersenyum degan member senyman, berbicara dan
melambaikan tangan, jangan menyuruh anak.
2. Anak harus mengamati tanganya selama beberapa detik.
3. Orang tua dapat member petunjuk cara menggosok gigi dan menaruh pasta
pada sikat gigi
4. Anak tidak harus mampu menalikan sepatu atau mangkancing baju /
menutup ris;eting di bagian belakang.
5. Gerakan benang perlahan lahan, seperti busur secara bolak-balik dari satu
sisi kesisi lainnya kir-kira berjarak 20 cm (8 inchi) diatas muka anak.
6. Lulus jika anak memegang kericikan yang disentuhkan pada belakang atau
ujung jariya.
7. Lulus jika anak berusaha mencari kemana benang itu menghilang. Benang
harus dijatuhkan seccepatnya dari pandanga anak tanpa pemeriksa
menggerakan tanganya.
8. Anak harus memindahkan balok dari tangan satu ketangan lainnya tanpa
bantuan dari tubuhnya, mulut atau meja.
9. Lulus jika anak dapat mengambil manic-manik dengan menggunakan ibu
jari dari jarinya (menjimpit)
10. Garis boleh bervariasi, sekitar 30 derajat atau kurang dari garis yng dibuat
oleh pemeriksa.
11. Buatlah genggaman tangan dengan ibu jari menghadap keatas dan
digoyangkan ibu jari. Lulus jika anak dapat menirukan gerakan tanpa
menggerakann jari selain ibu jarinya

12. Lulus

jika

membentuk
26

lingkaran

gerakan

tertutup.

terus

Gagal jika

melingkar

lebih

besar).

Putarlah
keatas terbaik
dan

ulangi.

(lulus 3 dai 3
atau 5 dan 6)
13. Garis

mana

yang

ebih

jika

kedua

garis

berpotongan
mendekati
titk tengah

15. Biarkan anak


mencontoh
dahulu, bila

panjang?
(bukan

14. Lulus

gagal berilah
yang

petunjuk.

27

Waktu menguji no 12,13, dan 15 jangan menyebutkan nama bentuk, untuk


no 12 dan 14 jangan member pwtunjuk/contoh
16. Waktu menilai, setiap pasang (2 tangan, 2 kaki dan seterusnya) hitunglah
sebaga satu bagian.
17. Masukkan satu kubus kedalam cangkir kemudian koco perlahan-lahan
didkat telinga anak tetapi diluar pandangan anak ulangi pada telinga yang
lain.
18. Tunjukkan gambar dan suruh anak menyebutkan namanya (tidak diberi
nilai jika hanya bungi saja). Jika menyebutkan kurang dari 4 nama gambar
yag benar, maka suruh anak menunjuk ke gambar sesuai dengan yang
disebutkan oleh pemeriksa.

19. Gunakan boneka. Katakana pada anak untuk menunjukkan mana hidung,
telinga, mulut, tangan, kaki, perut dan rambut. Lulus 6 dari 8.
20. Gunakan gambar, tanyakan pada anak : mana yang terbang?...........
berbunyi

meong?........

berbicara?..........

berlari

menggogong?............. lulua 2 dari 5, 4 dari 5.


21. Tanyakan pada anak apa yang kamu

menderap?...........

lakukan

bila

kamu

dingin?..........capai?.......... lapar?........ lulus 2 dari 3, 3 dari 3


22. Tanyakan pada anak : apa gunanya cangkir?........... apa gunanya kursi?.......
apa gunanya pensil?........ kata-kata yang menunjukkan kegiatan harus
termasuk dalam jawaban anak.
23. Lulus jika anak meletakkan dan menyebutkan dengan benar berapa
banyaknya kubus diatas kertas/meja (1,5)
24. Katakan pada anak : letakkan kubus diatas meja, dibawah meja, dimuka
pemeriksa, dibelakang pemeriksa. Lulus 4 dari 4. ((jangan membantu anak
dngan menunjuk, menggerakkan kepala atau mata).
25. Tanyakan pada anak : apa itu bola?........... danau?......... meja?.........
rumah?.......

pisang?......

korden?.........

pagar?...........

langit-

langit?.........lulus jika dijelaskan sesuai dengan gunanya, bentuknya,


dibuat dari apa ata kategori umum (seperti pisang itu buah bukan hanya
kuning). Luls 5 dari 8 atau 7 dari 8.

26. Tanyakan pada anak : jika kuda besar, tikus itu____?....... jika api itu
panas, es itu____?....... jika matahari bersinar pada siang hari, bulan
bercahaya pada____?........ lulus 2 dari 3.
27. Anak hanya boleh menggunakan dinding atau kayu palang bukan orang.
Tidak boleh merangkak.
28. Anak harus melemparkan bola diatas bahu kea rah pemeriksa pada jarak
aling sedikit 1 meter (3kaki).
29. Anak harus melompat melampaui lebar kertas 22 cm (8,5 inchi).
30. Katakana pada anak untuk berjalan lurus kedepan

tumit

berjarak 2,5 cm (1 inchi) dari ibu hari kaki pemeriksa boleh member
contoh. Anak harus berjalan 4 langkah berturutan.
31. Pada tahun kedua, separuh dari anak normal tidak selalu patuh.
Pengamatan :
E. Penyimpangan atau Gangguan Tumbuh kembang
7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu diketahui :
1. Gangguan bicara dan bahasa,
2. Cerebral palsy, merupkan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang
tidak progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel sel motorik
pada susunan saraf pusat yang sedang tumbuh.
3. Sindrom down, individu yang dapat dikenal dari fenotipnya dan
mempunyai kecerdasan yang terbatas,
4. Parawakan pendek, penyebabnya dapat dikarenkan variasi normal,
ganggua gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik, atau karena
kelainan endokrin.
5. Gangguan social, marupakan gangguan perkembangan pada anak yang
gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun
6. Retardasi mental, merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia
yang rendah ( IQ < 70 ) yang masyarakat atas kemampuan yang dianggap
normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas ( GPPH ), merupakan
gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk pemusatan perhatian
yang seringkali disertai hiperaktivitas.

F. Konsep Stimulasi Tubuh Kembang


1. Pengertian Stimulasi
Menurut (Dinkes,2009), Orang tua harus selalu memberikan
rangsang / stimulasi kepada anak dalam semua aspek perkembangan baik
motorik kasar maupun halus, bahasa dan personal sosial. Stimulasi ini
harus di berikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang,
metode bermain dan lain-lain. Sehingga perkembangan anak akan berjalan
optimal. Kurangnya stimulasi dari orang tua dapat mengakibatkan
keterlambatan perkembangan anak, karena itu para orang tua atau
pengasuh harus diberi penjelasan cara-cara melakukan stimulasi kepada
anak-anak.
Stimulasi adalah adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru
lahir (bahkan sebaiknya sejak di dalam kandungan) dilakukan setiap hari,
untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran, penglihatan,
perabaan, pembauan, pengecapan).
2. Tujuan Stimulasi
Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah untuk
membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal atau sesuai
dengan yang diharapkan. Tindakan ini meliputi berbagai aktifitas untuk
merangsang perkembangan anak, seperti latihan gerak, berbicara, berfikir,
kemandidian dan sosialisasi. Stimulasi dilakukan orangtua dan keluarga
setiap ada kesempatan atau sehari hari, secara berkala dan terus menerus.
Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi ( Suherman,
2000 ). Adapun prinsip dari stimulasi adalah sebagai berikut :
1 Stimulasi dilakukan dengan dilandasi rasa cinta dan kasih sayang.
2 Selalu tujukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan meniru
3
4

tingkah laku orang-orang yang terdekat dengan anak.


Berikan stimulasi sesuai dengan kelompok umur anak.
Lakukan stimulasi dengan cara mengajak anak bermain, bernyanyi,

bervariasi menyenangkan, tanpa paksaan dan tidak ada hukuman.


Lakukan stimulasi secara bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak,

terhadap 4 (empat) aspek kemampuan dasar anak.


Gunakan alat bantu atau permainan yang sederhana, aman dan ada

7
8

disekitar anak.
Berikan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.
Berikan selalu pujian bila perlu hadiah atas keberhasilannya.

3. Tahap-Tahap Stimulasi
a. Tahapan Stimulasi Sesuai Usia
a) Usia 0 - 3 bulan
Berikan si kecil stimulasi yang mengutamakan rasa nyaman
aman, dan menyenangkan. Anda bisa menstimulasinya dengan cara
memeluk, menggendong, menatap mata bayi, berbicara atau
mengajaknya tersenyum. Mainan yang digantung dengan warnawarna menarik dan mengeluarkan bunyi-bunyian juga merupakan
stimulasi yang menyenangkan bagi si kecil. Menjelang akhir usia 3
bulan,

cobalah

melatihnya

tengkurap,

telentang

atau

menggulingkannya ke kanan dan kiri. Rangsang si kecil untuk


meraih dan memegang mainan, jika tangannya sudah cukup kuat.
Agar keterampilan motorik bayi tumbuh dan berkembang
secara

optimal,

Anda

perlu

memahami

tahap-tahap

perkembangannya dan memberikan stimulasi (rangsangan) yang


tepat sesuai dengan tahapan usia bayi. Hal ini penting karena jika
terjadi keterlambatan atau gangguan pada kemampuan motoriknya
bisa segera terdeteksi dan dikoreksi.
Pada umumnya perkembangan motorik dibedakan menjadi
dua yaitu motorik kasar dan motorik halus :
a Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang
mencakup keterampilan otot-otot besar, misalnya merangkak,
b

tengkurap, mengangkat leher dan duduk.


Motorik halus adalah bagian dari aktivitas motorik yang
melibatkan gerak otot-otot kecil, seperti mengambil benda kecil
dengan ibu jari dan telunjuk, menggambar dan menulis.
Pada saat bayi baru lahir,saat itu refleks tubuh bayilah yang

bekerja sempurna. Gerakan refleks adalah gerakan-gerakan yg


terjadi secara otomatis, tanpa bayi sadari. Seiring dengan waktu,
gerak refleks ini akan tergantikan dengan gerak motor kasar.
Beberapa gerak refleks yang dimiliki bayi adalah :
o Refleks menghisap (sucking reflex)
Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika Anda
menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi.
o Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)

Bayi Anda akan otomatis menggenggam jari Anda ketika


Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya.
o Refleks leher (tonic neck reflex)
Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan
dan tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.
o Refleks mencari (rooting reflex)
Ketika pipi bayi Anda disentuh maka otomatis mulutnya
akan terbuka dan memalingkan wajahnya ke arah sentuhan.
o Refleks Moro (Moro reflex)
Refleks ini berbeda dengan refleks lainnya yang termasuk
dalam ketegori gerakan motor. Menurut para ahli, refleks moro
ini termasuk reaksi emosional yg timbul dari kemauan atau
kesadaran bayi dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu
yg singkat. Refleks moro ini timbul ketika bayi dikejutkan
secara tiba-tiba atau mendengar suara yang keras. Bayi
melakukan

gerakan

refleks

dengan

melengkungkan

punggungnya dan mendongakkan kepalanya ke arah belakang.


Bersamaan dengan gerakan tersebut, kaki dan tangan bayi
digerakkan ke depan. Reaksi yang berlangsung sesaat ini pada
umumnya diiringi dengan tangisan yang keras.
b) Usia 3 - 6 bulan
Rangsang si kecil untuk tengkurap, telentang, bolak- balik,
serta

duduk.

Anda

bisa

menambahkan

stimulasi

dengan

mengajaknya bermain "cilukba". Pada rentang usia 3-6 bulan


kebanyakan bayi sudah mulai menunjukkan polah tingkah yang
mengundang gemas yang melihatnya, karena pada renatng usia
tersebut kondisi fisik sang buah hati sudah mendukung untuk
melakukan beragam aktifitas, seperti:
Berbalik dari telungkup ke telentang
Mengangkat kepala setinggi 900
Mempertahankan posisi kepala tetap tegak dan stabil
Menggenggam pensil
Meraih benda yang ada di dalam jangkauannya
Memegang tangannya sendiri
Berusaha memperluas pandangan
Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil
Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik

Tersenyum ketika melihat mainan / gambar yang menarik saat

bermain sendiri.
c) Usia 6 - 9 bulan
Di usia ini, Anda bisa mulai meningkatkan stimulasi, dengan
cara melatih tangan anak bersalaman, duduk dan berdiri sambil
berpegangan. Penting juga bagi Anda untuk mulai membiasakan diri
membacakan dongeng untuk si kecil sebelum tidur. dalam memberikan
stimulasi pada bayinya, ada 4 hal cara stimulasi bayi yang benar benar
harus diperhatikan, yaitu :
Pertama adalah bicaralah selalu padanya,apa pun yang Anda
lakukan ajaklah bayi Anda berbicara. Tataplah matanya dan bicaralah
perlahan-lahan. Bayi sedang mendengarkan suara maupun kata - kata
yang Anda ungkapkan dan bayi pun belajar untuk meresponnya.
Kedua adalah biarkan bayi bermain di lantai, tentunya lantai
harus bersih dan aman, seringlah menaruh bayi dilantai untuk
merangsangnya lebih leluasa bergerak dan bisa mengontrol gerakannya.
Jangan sering menggendong atau menaruh bayi dikereta dorongnya.
Meski aman baginya namun tidak membantunya mengembangkan otot
- otot geraknya.
Ketiga adalah berikan aktivitas fisik, berrmainan permainan
yang menggunakan fisik akan membantu perkembangan dan kerja otot otot tubuhnya. Orang tua bisa membantu, misalnya, meletakan bayi
dalam posisi terlentang kemudian menggerakan kedua kakinya seolah
membuat gerakan mengayuh sepeda. Bisa juga dengan menegakkan
bayi sambil kita pegang tubuhnya, lalu biarkan ia melakukan loncatan loncatan dengan kedua kakinya atau bermain di lantai dengan
merangkak dan mengejarnya.
Keempat adalah dengan memberikan pujian, setiap kali bayi
menunjukan kemajuan pesat berilah pujian, ia pasti sering dan
bersemangat

untuk

selalu

mencoba

serta

mengulang

kembali

kemampuannya.
d) Usia 9 - 12 bulan
Pada retang masa mur 9-12 bulan si kecil sudah menunjukkan
beberapa aktifitas:

o Mengangkat badannya ke posisi berdiri


o Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan pada
kursi
o Dapat berjalan dengan dituntun
o Mengulurkan lengan / badan untuk meraih mainan yang
o
o
o
o
o

diinginkan
Menggenggam erat pensil
Memasukkan benda ke mulut
Mengulang menirukan bunyi yang didengar
Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa

saja
o Bereaksi terhadap suara yang perlahan atau bisikan
o Senang diajak bermain CILUK BA
o Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang
belum dikenal.
Dari hal-hal yang bisa dilakukan si kecil maka Mulailah
mengajar si kecil memanggil mama-papa atau ibu-ayah, kakak atau
adik. Anda juga sudah bisa melatih si kecil untuk berdiri, berjalan
dengan berpegangan, meminum dari gelas, menggelindingkan bola,
dan bermain memasukkan mainan ke wadah.
e) Usia 12 - 18 bulan
si kecil bermain bersama menyusun kubus, menyusun potongan
gambar sederhana, memasukkan dan mengeluarkan benda kecil dari
wadahnya, atau bermain boneka. Ajari juga ia cara menggunakan
peralatan makan dan memegang pensil lalu biarkan ia mencoret-coret
kertas dengan pensil warna. Lanjutkan stimulasi dengan melatihnya
berjalan tanpa berpegangan, berjalan mundur, memanjat tangga,
menendang bola,melempar dan menangkap bola, melepas celana,
mengerti dan melakukan perintah sederhana, menyebutkan nama, dan
menunjukkan benda-benda.
f) Usia 18 - 24 bulan
Di usia ini mulailah merengasang si kecil dengan memintanya
menyebutkan, dan menunjukkan bagian tubuh seperti mata, hidung,

telinga, dan mulut. Minta pula ia menyebutkan nama-nama binatang,


gambar atau benda-benda di sekitar rumah. Cobalah membiasakan
mengajak si kecil berbicara tentang kegiatan sehari-hari (makan,
minum, mandi, main, dan sebagainya). Latih ia ia menggambar garis,
mencuci tangan, memakai celana, baju, melempar bola, dan
melompat.,selain itu bisa melatih keseimbangan berdiri dengan satu
kaki bergantian,melatih anak menggambar bulatan dan segitiga, Melatih
anak mau menceritakan apa yang dilihatnya, Melatih anak tentang
kebersihan diri (buang air kecil/besar pada tempatnya), melatih anak
bernyanyi.
g) Usia 2 - 3 tahun
Saatnya Anda mengajari si kecil untuk mengenal warna,
menghitung benda, menggunakan kata sifat (besar-kecil, panas-dingin,
tinggi-rendah, banyak-sedikit), menggambar garis, lingkaran dan
manusia. Ajari pula cara memakai baju, menyikat gigi, buang air kecil
dan besar di toilet. Stimulasi juga bisa diberikan dengan mengajaknya
latihan berdiri satu kaki, menyebutkan nama teman, bermain kartu,
boneka, dan masak-masakan,Melatih anak menyusun balok.
h) Usia 3 tahun ke atas
Stimulasi yang bisa Anda berikan pada si kecil lebih mengarah
pada pengembangan kemampuan kognitif, psikomotorik, dan bahasa
serta untuk kesiapan sekolahnya.
Ajari ia melakukan motorik kasar seperti berlari, senam sehat,
lalu latih juga motorik halusnya seperti memegang pensil dengan baik,
menulis, mengenal huruf dan angka, berhitung sederhana, mengerti
perintah sederhana, buang air kecil dan besar di toilet, berbagi dengan
teman, serta kemandirian. Tidak hanya di rumah, stimulasi juga bisa
dilakukan di kelompok bermain dan taman kanak-kanak.
4. Macam-Macam Stimulasi
a. Komunikasi
Jalinlah komunikasi dengan sang buah hati sesering mungkin, bisa
menceritakan apa saja untuk mendukung pengetahuan bahasa dan
mengembangkan pikirannya, tentunya bercerita tentang hal-hal ringan

saja, ajaklah anak untuk berbicara. Salah satu contoh berkomunikasih


adalah:
a) Ceritakan kesibukan Kita.
Ceritakan dengan lantang apa saja yang sedang di kerjakan
dan lemparkan pertanyaan-pertanyaan untuk batita. Teruslah
bicara, walaupun nampak konyol karena batita tak bisa menjawab,
usul Pam Quinn, terapis wicara di RS Rehabilitasi Schwab,
Chicago.
b) Jadi role model.
Bila batita Anda mengatakan cucu untuk susu, gunakan
pengucapan yang benar ketika Anda merespon, Ini susumu.
Kembangkan penguasaan bahasanya dengan menambahkan katakata baru, misalnya Susumu warnanya putih, enak sekali. Strategi
ini tak hanya akan menambah jumlah kosa katanya tapi juga
mengajarkan cara kombinasi kata. Namun hindari mengoreksi
ucapannya. Menunjukkan kesalahan anak bisa membuatnya tak
nyaman. Bahkan anak seusia itupun dapat mulai merasa bahwa
apapun yang dilakukannya selalu salah di mata ibu, kata Pam lagi.
c) Berlagak bodoh.
Beri batita kesempatan untuk meminta dan mengungkapkan
kebutuhannya sebelum Anda memberikan padanya. Contohnya, saat
bermain, ia menggulirkan bola dan Anda tahu ia ingin Anda
mengembalikan bola itu padanya, pura-pura saja Anda tidak
mengerti, berikan ekspresi wajah bingung dan bertanya, Ibu harus
apa? Jeda seperti ini akan menyemangatinya untuk berkomunikasi.
d) Tetap nyata.
Hindari untuk mengucapkan kata berlebihan atau berbicara
dalam

bahasa

slang

atau

bahasa

pergaulan

yang

tak

dimengerti balita usia 1-2 tahun. Orangtua wajib berbicara dalam


kalimat-kalimat reguler dan dalam bahasa yang benar, yang akan
membantu anak mengerti cara memadukan kata menjadi kalimat
yang bermakna.
e) Mengenalkan anggota tubuh
Ajaklah bayi berkomunikasi dengan mengenalkan anggota
tubuh. Misalnya menunjuk kepala, pundak, hidung, kaki, mata dan
sebagainya. Memperlihatkan cerita bergambar, atau kumpulan

gambar buah, hewan dan benda sehari-hari. Latih gerak motorik


tangan dengan membuat garis, berlatih mencuci tangan sendiri,
latihan melempar bola.
f) Menggunakan Bahasa Isyarat
Membangun rasa percaya dan meningkatkan interaksi.
Secara psikologis bayi akan merasa lebih dekat dengan orang yang
berkomunikasi. Dengan mengerti apa yang dikomunikasikan bayi,
orangtua menjadi lebih mengetahui kebutuhan yang diinginkan bayi
saat itu.
Mendorong berkomunikasi lebih awal. Sebenarnya bayi
usia muda, dengan kemampuan pergerakan koordinasi mulut yang
belum

sempurna,

mempunyai

keterbatasan

dalam

berbahasa.

Meskipun terdapat beberapa parameter kemampuan bahasa yang dapat


dinilai dengan bunyi-bunyian yang keluar dari mulut atau mimic muka
dan posisi tubuh bayi. Dengan keterbatasanya tersebut tampaknya
bahasa isyarat dapat digunakan untuk alternatif dalam berkomunikasi.
Kesulitan berkomunikasi dengan anak akan menimbulkan perasaan
yang cemas dan frustasi baik pada anak dan orangtua. Seringkali
orangtua tidak mengetahui keinginan anak, sebaliknya anak sulit
mengungkapkan

keinginannya.

Apalagi

ungkapan

yang

membingungkan tersebut disertai tangisan yang hebat. Dengan bahasa


isyarat kesenjangan komunikasi dapat diminimalkan, pada akhirnya
membuat perasaan orangtua lebih nyaman bila keinginan anak dapat
dipahami.
b. Permainan
Menurut para ahli, idealnya Mama memiliki cara-cara kreatif
untuk terus menstimulasi anak. Adakalanya Anda juga kehabisan ide.
Kabar baiknya, Alvin N. Eden, MD., penulis buku Positive Parenting:
Raising Healthy Children from Birth to Three Years, memberikan
beberapa rekomendasi alat apa saja yang perlu Anda miliki untuk bisa
menstimulasi si 2-3 tahun dengan optimal. Ini dia beberapa di
antaranya:
1 Sepeda roda tiga. Ajarkan anak untuk mengayuh pedalnya, juga
mengarahkan setangnya. Tentu dampingi ia selalu saat mencoba.

Gerobak sorong roda satu (wheelbarrow). Anak bisa membawa


mainan untuk dibawa ke ruang lain (atau untuk dibereskan). Jangan
lupa memastikan gerobaknya bersih.

Perlengkapan memanjat, bisa berupa tangga, pagar, tali pengaman,


dll. Tentu saja Anda harus mengawasi ketika anak bermain panjat-

panjatan, bukan lalu melarangnya sama sekali.


Perkakas dan meja kerja. Ketika anak berusaha memalu paku
mainan atau memasang sekrup, sebetulnya dia sedang mengasah
keterampilan motorik halusnya.
Alat Permainan Edukatif adalah alat permainan yang dapat

mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan


tingkat perkembangannya. Berikut contoh permainan pada stimulasi
anak:
1) Main senyum, cium, dan suara (0-3 bulan)
Pada periode yang sangat awal ini, rangsang penglihat,
peraba, pencium, dan pendengar penting untuk perkembangan otak
atau kognisi bayi. Stimulasi seperti mendaratkan ciuman ke kening,
pipi, mata, atau bagian tubuh yang lain, mengelus-elus, memberikan
senyuman terindah, mengajak bicara, dan mendengarkan musik,
membantu si buah hati belajar sense of sensations, sensasi.
Hasilnya, bayi mampu memberikan senyum balasan di umur 6
atau 8

minggu.

Otak bayi diajak

belajar

menginterpretasikan

berbagai hal seperti ekspresi wajah atau suara dan membantu


mengembangkan

ukuran

otaknya

dua

kali

lipat. Bayi akan

mengurangi perhatian pada rangsang yang berulang dan akan


menambah perhatiannya saat
rangsang itu berubah.
2) Main gerak dan tebak (Usia 3-6
bulan).
Di

usia

bulan, bayi mulaimengenal


dan

menjalani

rutinitas

seperti bangun, tidur, atau makan. Anda dapat mengenalkan

rutinitas lain yang


membantu
perkembangan
otaknya

seperti

mengikuti
aktivitas bermain
sambil gym atau
aktivitas motorik.
Kegiatan ini membantu bayi belajar sebab-akibat, misalnya ia
dapat menggapai mainan yang terjuntai di atasnya bila ia duduk
dan merentangkan tangannya ke atas. Selain itu, bermain belajar
mengenal anggota tubuh dari cermin juga seru. Anda menunjuk
lalu mengucapkan bagian tubuh apa secara jelas dan perlahan.
Misalnya Ini apa? (sambil menyentuh matanya) Ini mata.
Meski ia masih dalam tahap bergumam atau bubble, perlahan ia
belajar mengucap satu akhiran kata, misalnya ta dari mata. Bayi pun

bisa

memperlajari
anggota tubuh dan
3)

Main

belajar bicara.
Petak Umpet(Usia

6-9

bulan)
Pencapaian kekonstanan atau objek
permanen sebuah benda bisa diraih
pada periode usia ini. Maksud dari
konstan yaitu pemahaman bahwa
benda sebenarnya tetap ada walaupun tidak terlihat.
Umumnya, bayi akan berusaha terus mencari, menemukan
benda yang disembunyikan. Berhubung dia sedang belajar merangkak,
tentu bayi akan mencari dengan cara merangkak.
Biarkan ia merangkak sesukanya.
Aktivitas ini dapat menstimulasi koordinasi otak kiri dan kanannya.
Bermain Cilukba, menutup benda dengan sapu tangan, atau
sembunyi di bawah selimut bisa menjadi permainan sederhana yang
menstimulasi otak bayi untuk pemahaman objek permanen.

4) Bermain kreatif
Dalam periode usia ini terjadi peningkatan mobilitas dan
pengenalan lingkungan sekitar. Ia semakin aktif dan cenderung
mencoba memberikan stimulus pada orang lain. Misalnya ia
mulai menarik perhatian Anda dengan menarik-narik pakaian
Anda, menggapai dan mengambil barang-barang di sekitarnya,
atau meniru suara Anda. Ia paham situasi yang ia rasakan. Kalau
ia merasa sedang tidak mendapat perhatian Anda, langsung ia
mencari

perhatian!

Idenya sangat fantastis.


Memanfaatkan situasi
ini,

Anda

bisa

mengajaknya bermain
yang

menstimulasi

kreativitasnya

serta

mengenalkan perintahperintah sederhana. Misalnya meminta dia menyusun balok


kemudian meruntuhkannya, menaruh barang di tempatnya, atau
bermain tepuk-tepuk tangan sambil bernyanyi.
c. Teman Sebaya
Mengajakanakbertemudanbermaindengantemansebayamerupakans
alahsatucarauntukmenstimulasikecerdasananakdalambersosialisasi.
Melatih anak bersosialisai sebenarnya dapat dilakukan di rumah. Misalnya
anak diajak berkenalan dengan anak sebaya di sekitar rumah, atau diajak
ke playground agar bayi bisa melihat anak-anak seusianya. Memasukkan
anak ke sekolah bayi bisa menjadi pilihan bila anak tinggal di rumah
dengan lingkungan sekitar tidak ada playground atau teman sebaya,
sehingga ia harus di rumah saja. Pada usia dini 0-6 tahun, otak
berkembang sangat cepat hingga 80 persen. Pada usia tersebut otak
menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat baik
dan buruk. Itulah masa-masa yang dimana perkembangan fisik, mental
maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Karena itu, banyak yang
menyebut masa tersebut sebagai masa-masa emas anak (golden age).

BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Penilaian Pertumbuhan terdapat beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mendeteksi tumbuh kembang anak, di antaranya dengan pengukuran
antropometri, pemeriksaan fisik, pemeriksaan labotarium dan pemeriksaan
radiologi.
Untuk menilai perkembangan anak, hal yang dapat dilakukan pertama kali
adalah melakukan wawancara tentang faktor kemungkinan yang menyebabkan
gangguan dalam perkembangan, tes skrining perkembangan anak dengan
DDST, tes IQ dan tes psikologi, atau pemeriksaaan lainnya.
DDST atau Denver adalah salah satu dari metode skrinning terhadap
kelainan perkembangan bayi/anak usia 0-6 tahun yang dilakukan secara
berkala dengan 125 tugas perkembangan.
Stimulasi adalah upaya orang tua atau keluarga untuk mengajak anak
bermain dalam suasana penuh gembira dan kasih sayang. Aktifitas bermain
dan suasana cinta ini pentig guna merangsang seluruh sistem indera, melatih
kemampuan motorikhalus dan kasar, kemampuan berkomunkasi serta
perasaan pikiran si anak.

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sebagai mahasiswi untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan Serta bermanfaat bagi institusi/bidan
sebagai bahan pertimbangan untuk perbandingan dalam meningkatkan
pelayanan asuhan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Suwariiyah, Puji. 2013. Tesperkembengan bayi / anak. Jakarta. Trans Info Media.

Hidayat,A.Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan


Kebidanan. Jakarta: Salembang Medika.
Maryanti,Dwi dkk. 2011. Buku Ajar Neonatus,Bayi dan Balita. Jakarta: TIM

You might also like

  • Cover PPM
    Cover PPM
    Document3 pages
    Cover PPM
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • TUMBUHKEMBANG
    TUMBUHKEMBANG
    Document42 pages
    TUMBUHKEMBANG
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Jeje Jej
    Jeje Jej
    Document7 pages
    Jeje Jej
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Makalah Perubahan Sosial Budaya
    Makalah Perubahan Sosial Budaya
    Document22 pages
    Makalah Perubahan Sosial Budaya
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Pemberian Imunisasi 2
    Pemberian Imunisasi 2
    Document10 pages
    Pemberian Imunisasi 2
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Cover Pijat Bayi
    Cover Pijat Bayi
    Document3 pages
    Cover Pijat Bayi
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Pijat Bayi
    Pijat Bayi
    Document29 pages
    Pijat Bayi
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soap
    Soap
    Document88 pages
    Soap
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KB Pil
    KB Pil
    Document3 pages
    KB Pil
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soal Epid
    Soal Epid
    Document3 pages
    Soal Epid
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Kaitan Hati Nurani dan Dampak Psikologis Anak Bank Sperma
    Kaitan Hati Nurani dan Dampak Psikologis Anak Bank Sperma
    Document3 pages
    Kaitan Hati Nurani dan Dampak Psikologis Anak Bank Sperma
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • COVER
    COVER
    Document3 pages
    COVER
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Definisi Menstruasi
    Definisi Menstruasi
    Document19 pages
    Definisi Menstruasi
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Kasus Dila
    Kasus Dila
    Document8 pages
    Kasus Dila
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Bab I Pendahuluan
    Bab I Pendahuluan
    Document31 pages
    Bab I Pendahuluan
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • POSTPARTUM
    POSTPARTUM
    Document5 pages
    POSTPARTUM
    Khariza Fadhila Syahnaz
    100% (2)
  • Soal Epid Baru
    Soal Epid Baru
    Document1 page
    Soal Epid Baru
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soap 2
    Soap 2
    Document9 pages
    Soap 2
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Epidemiologi 4
    Epidemiologi 4
    Document4 pages
    Epidemiologi 4
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Document 1
    Document 1
    Document5 pages
    Document 1
    wulan
    No ratings yet
  • KONSELING KEHAMPILAN
    KONSELING KEHAMPILAN
    Document2 pages
    KONSELING KEHAMPILAN
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KB Sederhana Dngan Menggunakan Alt
    KB Sederhana Dngan Menggunakan Alt
    Document18 pages
    KB Sederhana Dngan Menggunakan Alt
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • TALI PUSAT
    TALI PUSAT
    Document3 pages
    TALI PUSAT
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Soal Bunda Ps
    Soal Bunda Ps
    Document7 pages
    Soal Bunda Ps
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KLP 2
    KLP 2
    Document12 pages
    KLP 2
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Askeb Persalinan
    Askeb Persalinan
    Document5 pages
    Askeb Persalinan
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • KLP 4
    KLP 4
    Document12 pages
    KLP 4
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Huknah Rendah Tinggi
    Huknah Rendah Tinggi
    Document4 pages
    Huknah Rendah Tinggi
    Donny Hartawinata
    No ratings yet
  • KLP 5
    KLP 5
    Document17 pages
    KLP 5
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet
  • Bahan Ajar Askeb Keluarga
    Bahan Ajar Askeb Keluarga
    Document18 pages
    Bahan Ajar Askeb Keluarga
    Khariza Fadhila Syahnaz
    No ratings yet