Professional Documents
Culture Documents
Jujur jika diartikan secara baku adalah "mengakui, berkata atau memberikan suatu nformasi
yang sesuai kenyataan dan kebenaran". Dalam praktek dan penerapannya, secara hokum tingkat
kejujuran seseorang biasanya dinilai dari ketepatan pengakuan atau apa yang dibicarakan
seseorang dengan kebenaran dan kenyataan yang terjadi. Bila berpatokan pada arti kata yang
baku dan harafiah maka jika seseorang berkata tidak sesuai dengan kebenaran dan kenyataan
atau tidak mengakui suatu hal sesuai yang sebenarnya, orang tersebut sudah dapat dianggap atau
dinilai tidak jujur, menipu, mungkir, berbohong, munafik atau lainnya.
Kenapa harus jujur?
Saya sering mendengar orang tua menasehati anak supaya harus menjadi orang yang jujur.
Dalam mendidik dan memotivasi supaya seorang anak menjadi orang yang jujur, kerap kali
dikemukakan bahwa menjadi orang jujur itu sangat baik, akan dipercaya orang, akan disayang
orang tua, dan bahkan mungkin sering dikatakan bahwa kalau jujur akan disayang/dikasihi oleh
Tuhan. Tapi setelah mencoba merenungkan dan menyelami permasalahan kejujuran ini, saya
masih merasa tidak mengerti: "Kenapa jadi orang harus jujur?"Umumnya jawaban yang saya
dapat adalah bahwa kejujuran adalah hal yang sangat baik dan positif, dan kadang saya juga mendapat
jawaban bahwa "Pokoknya jadi orang harus jujur!"Jawaban-jawaban tersebut sampai saat ini memang
sudah saya anggap "benar", tapi saya masih selalu tergelitik untuk terus mempertanyakan:
"Kenapa orang harus jujur? Apakah baik dan positifnya ? Lalu bagaimana juga
jika dikaitkan dengan proses Siu Tao ( ) kita?
Bagaimana bersikap jujur
Selain pertanyaan - pertanyaan diatas, selanjutnya dalam benak saya timbul pertanyaan:
"Bagaimanakah kejujuran itu dapat dipraktekkan dalam sehari-hari, serta bagaimanakah sikap
kita sebagai (dibaca: agar dapat menjadi) seorang Tao Yu ( ) yang jujur?"
y
Apakah kita sama sekali tidak boleh berbohong?
y
Dan mungkinkah kita selalu jujur dalam kehidupan sehari-hari ini?
y
Ataukah masih ada toleransi bagi kita untuk berbohong dalam hal-hal tertentu ataudemi
kepentingan tertentu? Nah, sekali lagi saya mengajak para pembaca untuk merenungkannya
bersama
Keenam
, dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda, ''Jika engkau ingin dicintai oleh
Allah dan Rasul-Nya, maka tunaikanlah jika engkau diberi amanah, jujurlah jika engkau bicara,
dan berbuat baiklah terhadap orang sekelilingmu.'' (HR Ath-Thabrani).
Demikianlah, jujur penting sekali, terutama di masa ketika segala aspek kehidupan dipenuhi
kepalsuan dan dusta. Di manapun berada, kejujuran harus di atas segalanya. Jujur adalah simbol
profesionalisme kerja dan inti dari kebaikan hati nurani seseorang.
Kejujuran Adalah Aset
Menurut Robert T.Kiyosaki,aset adalah
apa yang dapat memasukkan uang ke kantong anda dan bisa dijual
Sedang menurut saya,aset adalah
sesuatu yang berharga,atau bahkan sangat berharga yang bisa menghasilkan sesuatu
.Agak mirip ya?Tidak juga! Kalau pendapat Kiyosaki,segalanya menyangkut uang,sedangkan
pendapat saya lebih dari itu,lebih luas daripada sekedar mendapatkan uang.Yang didapatkan bisa
hubungan baik dengan orang lain,persahabatan,kebahagiaan,dan lain-lain yang menurut
saya lebih berharga dari uang. Saya tidak mengesampingkan fungsi uang dalam kehidupan.Uang
memang sangat penting.Tapi,mengaitkan segala sesuatu dengan uang adalah sifat orang yang
materialistis.Orang semacam ini,akan sulit sekali mempunyai sifat tulus dan mungkin akan
kehilangan hal-hal berharga yang tidak bisa dibeli dengan uang.Salah satu aset berharga yang
kita sungguh beruntung apabila memilikinya adalah kepercayaan orang lain kepada kita.
Kepercayaan bisa menghasilkan sesuatu yang berharga kepada kita,termasuk uang.Untuk
mendapatkan kepercayaan,banyak hal yang harus kita miliki,misal tanggung jawab,dedikasi,dan
kejujuran.Yang menjadi pembahasan kita kali ini adalah tentang kejujuran,bagaimana perannya
sebagai aset yang harus kita jaga,agar asset lainnya,yaitu kepercayaan bisa terjaga.Kejujuran
merupakan sifat yang sangat baik.Bahkan saya berani mengatakan orang yang baik pasti
jujur.Orang yang jujur akan mendapat tempat yang baik pada hati manusia.Sifat jujur harus
dimiliki oleh setiap pedagang,pengusaha,pegawai,apalagi seorang pemimpin.Tapi kenyataan
sekarang,sering kita lihat orang-orang semacam mereka yang mengorbankan kejujuran hanya
untuk meraup keuntungan yang sedikit.Mereka tidak segan-segan merugikan orang lain untuk
itu. Saya berpikir,bagaimana kalau kepercayaan orang lain hilang sementara dia sangat
membutuhkan,pastinya dia akan sangat kesulitan.Apabila anda ditipu oleh seseorang,apakah
anda mau lagi mempercayakan sesuatu kepadadia? Jawabannya pasti anda tidak mau,kecuali
anda mempunyai alasan tertentu.Sebaliknya,ketika anda mempercayakan sesuatu kepada orang
yang ternyata jujur,membeli kepada pedagang yang anda lihat jujur,rasa cinta anda kepada
kejujurannya bisa menjadikan keinginan untuk kembali kepada dia.Ini salah satu dampak
kejujuran.Dan selain itu banyak sekali dampak positifnya.
Pengertian Jujur
Jujur adalah sikap seseorang yang menyatakan sesuatu dengan sesungguhnya secara
benar dan apa adanya, tidak menamba h-nambah ataupun tidak mengkurang-kurangi.
Jadi sifat jujur merupakan sifat yang disampaikan sebenar-benarnya sesuai kenyataan,
dan jika sebaliknya atau tidak disampaikan sesuai kenyataan maka itu dinamakan
berbohong atau dusta.
Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia. Sebab, sifat jujur sangat penting bagi
diri seseorang. Wajib hukumnya bagi kita untuk selalu berusaha jujur dalam hal
perkataan atau perbuatan dan dalam keadaan atau situasi apapun. Sifat ini adalah
sebuah dasar dan menjadi patokan sebuah kepercayaan diberikan. Jika kita sekali dapat
dipercaya, orang lain akan mempercayai kita terus dan akan memberi penilaian baik.
Namun jika sekali mengingkari, maka kepercayaan seseorang kepada kita akan menjadi
menurun dan bahkan bisa hilang.
Kepercayaan yang diberi oleh seseorang tidaklah mudah untuk bisa didapat kedua
kalinya. Oleh
karena
itu
jangan
sekali-kali mengecewakan
orang
yang
sudah
mempercayai kita. Berusaha selalu jujur adalah hal yang tepat. Namun kadang kondisi
membuat seseorang menjadi berubah dan sifat jujur sering kali dilupakan, untuk
menghindari hal itu maka kunci utama agar selalu jujur adalah niat dan buktikan bahwa
Anda orang baik yang mampu menjadi kebanggaan semua orang disekitar karena
kejujuran Anda.
Memang penulis juga bukan orang yang bisa selalu jujur, hanya saja penulis juga
berusaha untuk jujur dan informasi ini dibagi agar kita sesama dapat mengingat dan
tidak melupakan bahwa jujur itu penting demi kebaikan pribadi seseorang.
Perilaku jujur tidak akan pernah merugikan kita. Namun kejujuran akan membawa
manfaat yang begitu banyak bagi kita dan orang lain. Orang jujur saat ini sudah
mencapai titik sangat sulit dicari karena perkembangan zaman yang semakin maju dan
waktu demi waktu orang-orang banyak yang hanya merebutkan kekuasaan, pangkat,
serta membesarkan nafsu mereka yang terlepas dari kejujuran.
seharusnya diketahui oleh orang lain, maka wajib bagi Anda untuk menjaga sesuatu itu
dan tidak membicarakannya kepada orang lain.
Bila saja Anda mengetahui keburukan seseorang maka hendaknya lebih baik
dirahasiakan saja hal tersebut dan jangan dibeberkan atau dibicarakan kepada orang
lain. Allah menyukai seorang hamba yang bisa menjaga rahasia dan pandai mengatur
omongan supaya keluar ucapan yang baik-baik saja.
Sebagai pepatahnya sering terucap " Mulutmu adalah harimau-mu, ucapan-mu
menandakan akhlakmu "
2. Melaksanakan Amanah Seseorang
Kadang-kadang orang lain menitipkan sesuatu kepada kita, baik itu berupa pesan,
uang, barang, atau yang lain untuk disampaikan kepada orang lain yang mana hal ini
tidak berhak untuk kita ambil atau mungkin barang itu hanya sekedar dititipkan sampai
pada saatnya diambil kembali.
Bila terjadi hal seperti itu, maka solusi tepat agar kita tidak menjadi orang yang buruk
adalah harus selalu menjaga dan melaksanakan apa yang disampaikan pemberi
amanah. Ketika amanah yang diberikan oleh seseorang dapat terlaksana dengan baik,
artinya anda dapat memegang amanah dan menjalankan kepribadian yang jujur sesuai
tata perilaku yang baik.
3. Menjadi Siswa Yang Jujur dalam Ulangan
Sebagai siswa yang sama seperti yang lain, tentu tidak jarang menjumpai anak yang
mencontek bila sedang mengerjakan ulangan. Hal ini wajar, tapi tidak baik dan harus
segera diusahakan agar tidak dilakukan lagi supaya besok kelak menjadi pribadi yang
baik dan jujur.
Sebenarnya mengerjakan ulangan secara mandiri dan terima hasil apa adanya itu jauh
lebih baik dari pada hasil memuaskan namun dari teman-teman. Jika hasil kurang
memuaskan tapi hasil mengerjakan sendiri, coba evaluasi diri dan lakukan belajar
dengan lebih serius pada saat sebelum ulangan lagi agar pada saat kemudian pada
waktu ada ulangan bisa mengerjakan soal dengan lebih percaya diri sehingga hasilnya
tentu akan lebih memuaskan dan itupun dari usaha sendiri yang mana tentu jauh
membanggakan. Beda dengan mencontek terus, jika mencontek terus nanti dampaknya
akan menjadikan diri semakin sulit mengevaluasi apa kekurangan dan hasilnya akan
jauh mengecewakan.
Tanamkan keyakinan bahwa dengan jujur akan ada keajaiban yang baik,
sehingga semangat belajar untuk mengerjakan sendiri pada saat ujian
dapat meningkat.
4. Selalu Jujur Dalam Hal Apapun
Pada contoh terakhir ini memang bisa dikatakan sulit. Tapi kalau ada kemauan, niat dan
mau melakukan secara bertahap sedikit demi sedikit maka nanti lama-kelamaan
kepercayaan bahwa jujur itu sulit akan menjadi luntur sedikit demi sedikit dan akhirnya
akhlak akan menjadi baik dan jujur dalam hal apapun dapat dilakukan dengan mudah.
Pokoknya usaha dulu, masalah hasil lihat belakangan saja. Ingat !!! Lebih baik sudah
berusaha dari pada belum berusaha sama sekali.
Selain itu Allah pun menjadikan sabar dan yakin sebagai sebab
untuk mencapai kedudukan tertinggi yaitu kepemimpinan dalam hal
agama. Dalilnya adalah firman Allah taala, Dan Kami menjadikan di
antara mereka (Bani Israil) para pemimpin yang memberikan petunjuk
dengan titah Kami, karena mereka mau bersabar dan meyakini ayat-ayat
Kami. (QS. As Sajdah [32]: 24) (Lihat Taisir Lathifil Mannaan, hal. 375)
Sabar Dalam Ketaatan
Sabar Dalam Menuntut Ilmu
[51]: 52). Begitu juga Allah azza wa jalla berfirman, Dan demikianlah
Kami menjadikan bagi setiap Nabi ada musuh yang berasal dari kalangan
orang-orang pendosa. (QS. Al Furqaan [25]: 31). Namun, hendaknya
[65] : 2-3).
Disebutkan dalam sebuah riwayat bahwa Nabi shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,Ketahuilah, sesungguhnya datangnya kemenangan itu
bersama dengan kesabaran. Bersama kesempitan pasti akan ada jalan
keluar. Bersama kesusahan pasti akan ada kemudahan.(HR. Abdu bin
Bukankah itu semua terjadi hanya karena satu sebab saja yaitu
maksiat kepada Allahtabaaraka wa taala. Karena hak Allah adalah
untuk ditaati tidak boleh didurhakai, maka kemaksiatan kepada
Allah merupakan kejahatan yang sangat mungkar yang akan
menimbulkan kemurkaan, kemarahan serta mengakibatkan
turunnya siksa-Nya yang sangat pedih. Jadi, salah satu macam
kesabaran adalah bersabar untuk menahan diri dari perbuatan
maksiat kepada Allah. Janganlah mendekatinya.
Dan apabila seseorang sudah terlanjur terjatuh di dalamnya
hendaklah dia segera bertaubat kepada Allah dengan taubat yang
sebenar-benarnya, meminta ampunan dan menyesalinya di hadapan
Allah. Dan hendaknya dia mengikuti kejelekan-kejelekannya dengan
berbuat kebaikan-kebaikan. Sebagaimana difirmankan Allah azza wa
jalla, Sesungguhnya kebaikan-kebaikan akan menghapuskan kejelekankejelekan. (QS. Huud [11] : 114). Dan juga sebagaimana disabdakan
oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Dan ikutilah kejelekan dengan
kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapuskannya. (HR. Ahmad, dll,
dihasankan Al Albani dalam Misykatul Mashaabih 5043) (Thariqul
wushul, hal. 15-17)
Sabar Menerima Takdir
gerakan pun di alam raya ini, begitu pula tidak ada suatu kejadian
atau urusan melainkan Allah lah yang mentakdirkannya. Maka
bersabar itu harus. Bersabar menghadapi berbagai musibah yang
menimpa diri, baik yang terkait dengan nyawa, anak, harta dan lain
sebagainya yang merupakan takdir yang berjalan menurut
ketentuan Allah di alam semesta (Thariqul wushul, hal. 15-17)
Sabar dan Tauhid
mencela usaha untuk mencari rezki maka berarti dia telah mencela sunnah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam (Dinukil oleh Abu Nuaim alAshbahani dalam kitab Hilyatul auliyaa).
Tawakkal yang Termasuk Syirik dan yang Diperbolehkan
Dalam hal ini juga perlu diingatkan bahwa tawakkal adalah salah satu ibadah
agung yang hanya boleh diperuntukkan bagi Allah Taala semata, dan
mamalingkannya kepada selain Allah Taala adalah termasuk perbuatan
syirik. Oleh karena itu, dalam melakukan usaha hendaknya seorang muslim
tidak tergantung dan bersandar hatinya kepada usaha/sebab tersebut,
karena yang dapat memberikan manfaat, termasuk mendatangkan rezki dan
menolak bahaya adalah Allah Taala semata, bukan usaha/sebab yang
dilakukan manusia, bagaimanapun tekun dan sunguh-sungguhnya dia
melakukan usaha tersebut. Maka usaha yang dilakukan manusia tidak akan
mendatangkan hasil kecuali dengan izin Allah Taala (Lihat kitab al-Irsyaad
ila shahiihil Itiqaad). Dalam hal ini para ulama menjelaskan bahwa
termasuk perbuatan syirik besar (syirik yang dapat menyebabkan
pelakuknya keluar dari Islam) adalah jika seorang bertawakkal (bersandar
dan bergantung hatinya) kepada selain Allah Taala dalam suatu perkara
yang tidak mampu dilakukan kecuali olah Allah Taala semata.
Adapun jika seorang adalah jika seorang bertawakal (bersandar dan
bergantung hatinya) kepada makhluk dalam suatu perkara yang mampu
dilakukan oleh makhluk tersebut, seperti memberi atau mencegah
gangguan, pengobatan dan sebagainya, maka ini termasuk syirik kecil (tidak
menyebabkan pelakunya keluar dari Islam, tapi merupakan dosa yang
sangat besar), karena kuatnya ketergantungan hati pelakunya kepada selain
Allah Taala, dan juga karena perbuatan ini merupakan pengantar kepada
syirik besar, nauudzu bilahi min dzalik. Sedangkan jika seorang melakukan
usaha/sebab tanpa hatinya tergantung kepada sebab tersebut serta dia
meyakini bahwa itu hanyalah sebab semata, dan Allah-lah yang menakdirkan
dan menentukan hasilnya, maka inilah yang diperbolehkan bahkan
dianjurkan dalam Islam (Lihat al-Irsyaad ila shahiihil Itiqaad dan atTamhiid lisyarhi kitaabit tauhiid).
Penutup
Tawakkal yang sebenarnya kepada Allah Taala akan menumbuhkan dalam
hati seorang mukmin perasaan ridha kepada segala ketentuan dan takdir
Allah, yang ini merupakan ciri utama orang yang telah merasakan kemanisan
RELA
Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya kesediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Dalam pengertian yang lebih sederhana,
rela berkorban adalah sikap dan perilaku yang tindakannya dilakukan dengan ikhlas
serta mendahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri sendiri.
Rela berkorban artinya bersedia dengan ikhlas, dan tidak mengharapkan imbalan untuk
kepentingan orang lain.
RIDHA
Ridha menurut bahasa artinya rela. Sedangkan menurut istilah Ridha adalah menerima dengan
senag hati atas segala yang di berikan oleh Allah SWT baik berupa hukuman atau ketentuan yang
telah di tetapkan- Nya.
Sikap Ridha harus di tunjukan baik ketika menerima nikmat maupun pada saay menrima cobaan.
Kebanyakan manusia berat menerima keadaan yang menimpa dirinya seperti kemiskinan, kerugian,
kehilangan barang, perangkat, kedudukan, kematian keluarganya dan lain-lain.
Ridha terhadap takdir bukan berarti menyerah atau pasrah tanpa usaha lebih dulu untuk mencari
jalan keluarnya. Menyerah dan putus asa tidak di benarkan oleh tatanan hidup dan tidak di benarkan
pula oleh ajaran islam. Allah memberikan cobaan atau ujian dalam rangka menguji keimanan dan
ketakwaan hamba-Nya.
Wujud Nyata dari sifat Ridha antara lain :
1. Sabar dalam melaksanakan kewajiban hingga selesai dengan kesunguhan dan penuh dengan
tanggung jawab.
2. Senantiasa mengingat Allah dan tetap melaksanakan salat dengan Khusuk.
3. Tidak iri hati atas kekurangan atau kelebihan orang lain serta tidak riya'.
4. Bersyukur atas nikmat yang telah di berikan oleh Allah SWT.
Demikian, ilmu yang dapat sampaikan. Dan, semoga bermanfaat bagi kalian smua.
Qona'ah artinya rela menerima dan merasa cukup dgn apa yg dimiliki, dan menjauhkan diri dari sifat
tdk puas dan merasa kurang yg berlebihan.
Qona'ah bukan berarti hidup bermalas2an/ tdk mau berusaha sebaik2nya utk meningkatkan
kesejahteraan hidup. Justru orang yg Qona'ah itu selalu giat bekerja dan berusaha, namun apabila
hasilnya tdk sesuai dgn apa yg diharapkan, ia akan rela hati menerima hasil tersebut dgn rasa
syukur pada Allah SWT. Rosulallah SAW bersabda:
''Sesungguhnya beruntung bagi orang yg masuk islam dan rizkinya cukup dan merasa cukup dgn
apa- apa yg telah Allah berikan kepadanya.'' (HR. Muslim) Orang yg mempunyai sifat Qona'ah
memiliki pendirian bahwa apa yg diperoleh atau apa yg ada pada dirinya adalah kententuan Allah.
Firman Allah SWT: ''Tiada sesuatu yg melata di bumi melainkan di tangan Allah rizkinya.'' (Hud:8)
Qona'ah harusnya menjadi sifat dasar setiap muslim, karena sifat tersebut dapat menjadi pengendali
agar tidak seorang muslim yg mempunyai sifat Qona'ah akan selalu berlapang dada, berhati
tentram, merasa kaya dan berkecukupan, bebas dari keserakahan, karena pada hakikatnya
Kekayaan dan kemiskinan terletak pada hati bukan pada harta yg dimilikinya. Bila kita perhatikan
banyak orang yg lahirnya nampak berkecukupan bahkan mewah, namun hatinya dipenuhi dengan
keserakahan dan kesengsaraan, sebaliknya banyak orang yg sepintas lalu sprti kekurangan namun
hidupnya tenang, penuh kegembiraan, bahkan masih sanggup mengeluarkan sebagian hartanya
utk kepentingan sosial.
Dari Abu Hurairah r.a. Rosulallah SAW bersabda: ''Kekayaan itu bukanlah banyaknya harta benda,
tapi kekayaan sebenarnya adalah kekayaan hati.'' (HR. Bukhari dan Muslim) Karna hatinya selalu
merasa berkecukupan, maka orang yg mempunyai sifat Qona'ah terhindar dari sifat loba/tamak, yg
cirinya
antara lain suka meminta kepada kepada sesama manusia karena merasa masih kurang puas
Dengan apa yg diberikan Allah kepadanya.
Disamping itu Qona'ah juga berfungsi sebagai dinamisator, yaitu kekuatan batin yg selalu
mendorong seseorang utk meraih kemajuan hidup berdasarkan kemandirian dgn tetap bergantung
pada karunia Allah. Qona'ah itu bersangkut paut dgn sikap hati atau sikap mental. Oleh karena itu
utk menumbuhkan sifat Qona'ah diperlukan latihan dan kesabaran. Pada tingkat permulaan mungkin
memberatkan hati, namun jika sifat Qona'ah sdh menjadi bagian dr kehidupan maka kebahagian
didunia akan dpt dinikmatinya dan kebahagian akhirat kelak akan dicapainya. Demikianlah betapa
pentingnya sifat Qona'ah dlm hidup, karna akan membangun pribadi muslim yg menerima rela apa
adanya,memohon tambahan yg pantas kepada Allah serta usaha & ikhtiar, menerima ketentuan
Allah dgn sabar, bertawakal kepadaAllah, dan tdk tertarik oleh tipu daya dunia.
Berdasarkan uraian yang pernah saya dapatkan dari para penulis, motivator maupun
ustadz, pola pikir menerima apa adanya bisa mengandung makna yang positif dan juga
negatif. Saya akan mencoba untuk menguraikan pola pikir ini dari dua sudut pandang
yang berbeda tadi berdasarkan analogi pribadi saya. Pola pikirmenerima apa
adanya bisa menjadi makna yang kurang baik jika di posisikan kepada sesuatu hal
yang tidak menjadikan seseorang mau belajar atau mengambil pembelajaran dari
setiap hal yang di terimanya. Misalkan ketika kita mencintai seseorang dan berusaha
menerima dia apa adanya, tanpa kita sadari kita membiarkan orang yang di cintai tidak
ada spirit fighterr (semangat pejuang) dan soul of learners (jiwa pembelajar), tidak ada
keinginan untuk merubah dan memperbaiki dirinya. Pesimis terhadap dirinya sendiri
yang apa adanya. Sedangkan kita semua tahu, hidup ini akan terus berjalan, roda
kehidupan senantiasa berputar, dan untuk bisa menjalaninya dengan benar harus ada
keinginan dari diri sendiri untuk mengubah nasib menjadi lebih baik dengan terus
memperbaiki diri.
Untuk masalah cinta ataupun sesuatu yang ada kaitannya dengan sebuah hubungan, di
mana ada dua pihak yang terlibat di dalamnya, cinta akan senantiasa menuntutadanya
perubahan ke arah yang lebih baik. Jika kita hidup bersama seseorang yang tidak
pernah ingin mengubah diri dan kehidupannya menjadi lebih baik, bagaimana dia akan
bisa membimbing kita menjadi lebih baik pula? Begitu juga sebaliknya, ketika kita
pesimis terhadap diri dan kehidupan kita, kita tidak akan bisa membantu dan
memberikan pengaruh yang positif untuk pasangan maupun orang-orang di sekitar kita.
Jauhilah prinsip menerima apa adanya untuk kondisi yang satu ini, bangunlah
semangat pembelajar. Tanamkanlah sikap ingin terus mencari ilmu, memperbaiki diri
dan tidak pernah puas terhadap kemampuan dan kapasitas diri, demi perubahan dan
kehidupan yang lebih baik. Saya yakin, seseorang yang mau terus belajar dan
memperbaiki diri, semakin hari karakter dan kehidupannya akan semakin baik, semakin
berkembang dan pola pikirnya akan senantiasa luas dan bijak.
Untuk sudut pandang yang kedua, yaitu prinsip menerima apa adanya yang
mengandung makna positif yaitu erat hubungannya dengan sikap ikhlas. Hal yang
harus di tegaskan di sini adalah pasrah tidak selalu memiliki konteks yang negatif.
Pasrah bisa mengandung makna berserah diri. Dan berserah diri dekat sekali
hubungannya dengan sikap ikhlas. Prinsip menerima apa adanya mengandung makna
ikhlas ketika seseorang yakin akan kekuasaan Allah dan senantiasa berprasangka baik
terhadap kehendak-Nya. Arti menerima apa adanya di sini lebih erat hubungannya
dengan makna mensyukuri. Menerima apa yang telah Allah gariskan dan takdirkan
untuk kita. Setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing, tidak semuanya sama.
Apa Sebenernya Yang Dimaksud "Menerima Apa Adanya" ???
Mungkin istilah "Menerima Apa Adanya" itu sudah sangat umum dikala kita menjalin
sebuah hubungan, atau bahkan saat kita masih mencari orang yang tepat untuk kita
jadikan teman hidup / pacar.
Kita pasti pernah mendengar kata-kata " Maukah kau menerima apa adanya aku? "
atau " Kalau kamu mau jadi pacarku, apa kamu mau menerima apa adanya aku? " .
Ya mungkin ga da yang salah dari kalimat / pertanyaan di atas. Tapi apa kalian
memahami apa sebenarnya arti dari menerima apa adanya. Yang aku lihat sih
sebenarnya masih banyak orang yang terlampau mengandalkan kata-kata ini untuk
memberikan gambaran tentang siapa sebenarnya dia dan berharap pasangan yang
mendengar kata-kata atau pertanyaan itu mau mengerti tentang keadaan dia, dan
menerima dengan sepenuh hati apapun yang ada pada dirinya walaupun itu adalah
sebuah hal yang buruk / jelek.
Sebenarnya konteks yang boleh / tepat digunakan untuk kata-kata tersebut itu adalah
hanya hal yang menggambarkan keadaan yang tidak dapat dirubah. Misal fisik seperti
cacat itu kan ga bisa dirubah, otomatis itu memang harus bisa diterima dan harus
dibutuhkan pengertiannya. Satu lagi keadaan ekonomi yang mungkin walaupun masih
bisa dirubah tapi itu juga ga bisa dipaksakan secepatnya dapat berubah mesti butuh
proses dan yang namanya rejeki kan hanya Tuhan yang tahu.
Lah sekarang aku mau ngasih tahu konteks yang sebenarnya ga pas atau ga tepat
untuk kata-kata "menerima apa adanya" yaitu seperti contohnya sikap / sifat .
Contohnya " Aku itu pemarah & suka berkata kasar, itu apa adanya aku, kalau kamu
mau jadi pacarku kamu harus menerima apa adanya aku" . Itu adalah contoh yang
salah soalnya sifat / sikap walaupun sulit untuk dirubah tapi itu kan masih bisa dirubah
yang penting keyakinan kita kalau sifat / sikap itu sebenarnya hal negatif yang bisa
merugikan atau menyakiti orang lain. Dan otomatis dalam menjalin hubungan itu harus
lah sesuatu yang memang memberikan kebahagiaan bukan sebaliknya. Kalau sifat
pemarah & berkata kasar itu sudah mengganggu dan dirasa membuat kurang nyaman
hubungan ya otomatis hal itu harus dirubah agar hubungan itu bisa berjalan dengan
baik, kalau tidak mau atau tidak bisa dengan dalih kalau itu sifat yang tidak bisa
dirubah, ya buat apa dipertahankan hubungan itu kalau hanya isinya berusaha
menerima dia dengan hati yang dongkol atau tidak legowo. Dan yang dimaksud
menerima apa adanya itukan haruslah menerima dengan ikhlas tanpa ada perasaan
yang mengganjal.
Dan satu lagi hal yang salah kaprah untuk konteks menerima apa adanya yaitu
kebiasaan. Ya .. kebiasaan itu tidak termasuk hal yang tidak dapat dirubah, soalnya
kebiasaan memang ada kebiasaan buruk dan kebiasaan baik. Dan disini pastinya yang
harus dirubah itu adalah kebiasaan buruk, seperti contohnya suka minum2an keras,
suka merokok atau mungkin kebiasaan suka ketawa keras2 dll. Itu hal yang sebenarnya
tidak membutuhkan pengertian, karena kebiasaan2 itu memang masih bisa dirubah.
Dalam hal kalimat "menerima apa adanya" memang tersirat komitmen untuk
memberikan sepenuhnya pengertian atau rasa mengerti tentang hal yang dimiliki
pasangan. Yang dimana disitu dapat diartikan bahwa kata2 itu adalah hal
yang HARUS dimengerti dan tidak bisa dilawan, kalau kita membantah nya nantinya
kita akan dicap sebagai orang yang suka mengatur ataupun egois karna tidak mau
mengerti
tentang
hal2
pada
diri
pasangan.
Padahal kalau kita pahami, bahwa orang yang egois itu sebenarnya adalah orang yang
memaksakan diri untuk dimengerti dengan kata2 menerima apa adanya itu, itu lah
orang yang egois, orang yang tidak mau merubah sifat / sikap atau kebiasaan buruk
nya dan tetep kekeuh minta dimengerti dan harus diterima apa adanya dia, padahal apa
adanya dia itu masih bisa dirubah.
Kalau ada yang bilang "Aku ini memang cuek, suka ngambekan, cemburuan tapi ini apa
adanya aku, jadi kalau kamu memang sayang aku, kamu harus mengerti dan mau
menerima apa adanya aku " .
Itu bukan lah kalimat orang yang sayang sama kamu tapi itu adalah bentuk dari orang
yang ingin memaksakan dirinya agar dimengerti dan diterima, walaupun itu adalah sifat
buruk. So, berikanlah pengertian tentang apa sebenarnya yang dimaksud menerima
apa adanya, menerima apa adanya itu adalah hal yang penuh keikhlasan tanpa
paksaan dan pastinya tanpa ada sesuatu yang disimpan.
Kalau hal2 yang dikemukakan itu membuat kita terpaksa mengertikannya atau
memahaminya, sebaiknya katakan apa yang dirasa agar dia mau merubah sifat / sikap
atau kebiasaan buruknya. Agar nantinya hubungan itu bisa dijalani tanpa ada paksaan
dan dijalani dengan rasa yang ikhlas.
Seperti kata Om Mario Teguh
JANGANLAH MENERIMA APA ADANYA, JIKA YANG LEBIH BAIK MASIH MUNGKIN.
MENGUPAYAKAN YANG LEBIH BAIK, adalah sikap yang mensyukuri apa pun yang
telah ada pada diri ini, UNTUK MENCAPAI YANG TERBAIK bagi diri, keluarga, dan
sesama.
Mungkin, tidak ada orang yang lebih disia-siakan hidupnya, daripada dia yang
diharuskan menerima apa adanya, saat yang lebih baik masih mungkin baginya.
Mario Teguh Loving you all as always
Mario Teguh
"Menerima apa adanya bukanlah sikap yang mewakili keberserahan kepada Tuhan."
" Jangan berharap menemukan wanita / pria yang mau menerima Anda apa adanya,
jika Anda tidak ada apa-apanya."
SUMELEH. Artinya: lepas, tulus ikhlas, tanpa beban, tidak ada pretensi negatif apa pun
di belakangnya. Ada makna kepasrahan diri di sana.
Sumeleh, yang dalam tutur keseharian orang Jawa sering dilafalkan dengan semeleh,
berasal dari kataseleh (=deleh) dan mendapat sisipan -um. Seleh dandeleh berarti
meletakkan; sumeleh kira-kira berarti meletakkan (kata sifat) atau sikap meletakkan
(kata keadaan, kata benda?). Tak ubahnya sleep + ing = sleeping; kira-kira begitulah.
Secara tata bahasa dan pembentukan kata saya kurang mengerti. Tapi secara
maknawi,
jika
diterjemahkan
dalam
bahasa
Indonesia, sumeleh berarti
berserah. Bukan menyerah.
Untuk sampai pada tahapan sumeleh (Jw: berserah), biasanya seseorang telah
melampaui (baca: melakoni) yang berat-berat. Atau, telah dan tengah menghadapi ujian
hidup yang berat. Sehingga ketika di-seleh-kan atau diletakkan, apa yang tadinya berat
terasa ringan. Jadi dengan sumeleh, seseorang akan diringankan dari beban-beban
berat (abstrak) yang selama ini dipanggulnya.
Dan memang, untuk sampai pada tahap sumeleh, seseorang harus mau dan berani
meletakkan atau membebaskan diri dari sesuatu yang sangat berat; yaitu keakuan.
Aku yang bisa melakukan ini itu, aku yang telah melakukan ini itu, aku yang telah
memberikan semua yang dimiliki, mengorbankan semua yang bisa dikorbankan, aku
yang telah memberikan semua upaya terbaik, bahkan aku yang telah mengikuti semua
perintah-Nya . Aku .
Sumeleh, meletakkan sesuatu, melepaskan keterikatan pada sesuatu, dan
menyerahkannya kepada Yang Maha Agung. Menerima semua kehendak-Nya, atas diri
kita dan atas sesuatu yang selama ini kita panggul, kita ikat, kita lekati, kita miliki.
Semua itu berarti apapun, termasuk menerima yang tidak kita kehendaki atau tidak kita
harapkan terjadi.
Sumeleh, berserah, bagi saya adalah sebuah pengakuan tulus atas kebesaran-Nya,
dan pengakuan atas kecilnya kita, kerdilnya kita. Kita tidak sedang membincang
tentang merendahkan diri yang secara umum diartikan negatif. Karena kita sedang
merendahkan diri di hadapan Sang Pencipta yang memang layak memandang kita
rendah dengan segala kebesaran-Nya. Bukankah tak ada yang setara dengan-Nya?
Kini saya mulai memahami, meringankan/mengecilkan diri membuat kita mampu
melihat kemahabesaran-Nya .
Dan konsekuensi dari sumeleh itu ringan sekaligus berat. Ringan karena beban psikis
kita terangkat. Kita bernafas dan melangkah dengan lega. Melanjutkan kehidupan
alias move on. Berat, karena setelah itu biasanya Dia memberi kita pertolongan yang
bobotnya istimewa, tak dinyana-nyana, lebih dari yang kita harapkan sebelumnya
. Subhanallah
Tapi sumeleh iku abot, berserah itu berat. Tahapan ini tidak datang suatu merta. Bukan
pula suatu keahlian yang menetap. Suatu ketika bisa saja kita sampai pada
tahap sumeleh. Akan tetapi itu tidak menjadikan kita mampu langsung sumeleh saat
menghadapi peristiwa-peristiwa atau pengalaman-pengalaman hidup berikutnya .
Ah, ini hanyalah grambyangan (celotehan) saya, selapis pemikiran di pagi hari, hasil
tanya jawab antara papan tuts dan layar monitor. Tulisan ini sekedar dokumentasi
pemikiran pribadi, tidak mewakili pemahaman orang Jawa terhadap sumeleh yang
sering salah kaprah diartikan sebagai menyerah. Kalau Anda tiba di laman ini karena
ingin mengetahui tentang sumeleh, semeleh, atau konsep berserah ala orang Jawa,
yuk mari cari referensi lain yang lebih kredibel.
SABAR SAREH SUMEH DAN SEMELEH
Istilah ini sudah sering saya dengar dari almarhum simbah saya,dari sejak kecil sebagai
cucu yang serumah saya termasuk cucu yang
paling tutug di momong simbah. Saat itu sebagai anak kecil saya belum paham benar
kalimat itu apa artinya, kenapa setiap kali simbah memberikan wejangan atau nasihat
kalimat itu selalu terdengar. Bahkan saya sangat hafal kalimat itu,
Pernah suatu sore ibu saya pulang kerja ibu bercerita kepada simbah tentang
pekerjaannya,dan kalimat sakti simbah itupun keluar lagi, saking penasarannya saya
bertanya sama ibu itu artinya apa,kok sabar,
sareh, sumeh dan semeleh itu selalu diucapkan simbah.dan ibu pun menjelaskan
bahwa kurang
lebih artinya Sabar, sareh itu tenang dan sumeh itu artinya tersenyum dan semeleh itu
artinya Pasrah dan apabila kata itu dirangkai maka kurang lebih artinya dalam
menghadapi segala sesuatu kita harus tetap sabar, tenang tetap tersenyum dan pasrah
serta Percaya kepada penyelenggaraan Ilahi dalam hidup kita.
Peristiwa itu kembali terlintas di dalam pikiran saya, dan sekarang saya tau bahwa apa
yang diucapkan simbah saat itu sangat pas bila diterapkan dalam hidup saya.kadang
saya kurang sabar dalam menghadapi masalah,menjadi cepat emosi dan pada
akhirnya semuanya justru berantakan.
Rasa cinta yang tulus terhadap orang lain bisa menyebabkan seseorang masuk surga
Terkait
Mata yang Menangis Karena Allah
Allah Menutup Diri dari Penguasa yang Abaikan Urusan Kaum Muslim
Cintailah, Jangan Saling Mendengki
Dibully Karena Larang Acara Syiah, Bima Arya: Saya Bertindak Karena Allah
tidak akan ada yang menyamai satu timbangan (pahala) seorangpun dari
mereka, juga tidak akan sampai setengahnya. (HR.Bukhari)
Pokok Masalah
Sebenarnya pokok pangkal sebuah amal tergantung kepada lidah dan hati.
Diriwayatkan bahawa Lukman al-Hakim, pernah disuruh majikannya membeli
daging yang baik untuk menjamu para tamunya. Lukman membeli hati dan lidah.
Majikannya merasa marah dengan tindakan Lukman dan bertanya kepadanya
kenapa dia membeli hati dan lidah.
Tidakkah ini daging yang baik seperti tuan pesan. Hati merupakan sumber amal
perbuatan yang baik, sedang lidah dapat menjalin persaudaraan. Dari keduanya
orang dapat membangun kebaikan, jawab Lukman.
Pada satu hari majikannya kembali menyuruh Lukman membeli daging yang
busuk. Tujuan majikannya ialah untuk mengetahui jenis daging apa yang akan
dibeli oleh Lukman.
Ternyata, Lukman sekali lagi membeli hati dan lidah. Tindakan ini mengejutkan
majikannya dan bertanya kenapa dia berbuat demikian sedangkan yang disuruh
dibeli ialah daging yang busuk.
Benar tuan, ini daging terbusuk. Hati adalah daging yang paling baik dan
sekaligus juga paling busuk. Ia sumber kedengkian dan rasa bongkak. Lidah
merupakan alat untuk melaknat, mencerca dan mencaci orang lain.
Lidah merupakan cermin hati seseorang. Bila hati bersih, lidah niscaya tidak
akan berkata
kecuali yang baik. Sebaliknya bila hati busuk, maka lidah akan mudah
mengucapkan kata-kata yang buruk.
Oleh karena itu dalam rangka memelihara persaudaraan Islam maka kita perlu
menjaga lidah untuk tidak mencaci dan memaki sesama Islam. Perbedaan
apapun yang terjadi, jangan sampai menodai persaudaraan Islam.
Allah menggambarkan orang yang menjaga dalamnya persaudaraan Islam
(ukhuwah Islamiah), menggunakan kata ikhwah, yang berarti saudara
Dalam beberapa ayat, Allah senantiasa menyebutkan MATA, TELINGA, dan AKAL.. Karena ketiga
elemen ini adalah alat kita untuk mengetahui dan mengenal kebenaran.. Kemudian HATI kitalah
yang membenarkan atau yang mendustakannya..
Ketahuilah mata kita, Allah ciptakan untuk dapat melihat kebenaran.. Telinga kita, Allah ciptakan
untuk dapat mendengarkan kebenaran.. Dan akal (hati) kita, Allah ciptakan untuk MEMIKIRKAN
dan MEMAHAMI penjelasan dari apa yang kita lihat maupun kita dengar
Apabila seseorang melihat kebenaran dengan matanya, mendengar kebenaran dengan telinganya,
kemudian ia TAHU dan PAHAM (dengan menggunakan akalnya) bahwa hal tersebut adalah
KEBENARAN.. Akan tetapi hatinya malah mendustakan..
Maka pantas kita sebut orang ini BUTA, TULI dan BODOH Sekalipun matanya, telinganya dan
akalnya berfungsi tapi karena hatinya tidak membenarkan apa yang dipersaksikan mata, dan
telinganya.. maka SIA-SIAlah fungsi ketiganya tersebut..
Oleh karenanya, orang yang demikian LEBIH JELEK daripada BINATANG TERNAK.. Benar,
binatang ternak punya mata, telinga, serta akal (yang sangat terbatas).. Maka tidak salah jika
perbuatan mereka tidak dikontrol..
Tapi manusia? mereka memiliki AKAL yang SEMPURNA untuk MEMIKIRKAN.. Mengapa tidak
mempergunakannya?!
Benarlah firmanNya:
atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka* itu mendengar atau memahami. Mereka itu
tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang
ternak itu).
(Al-Furqaan: 44)
*Yaitu orang kafir secara khusus dan orang sesat secara umum
Mengapa? Allah berfirman:
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (kebenaran)
dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (kebenaran, dan tandatanda kekuasaan Allah lainnya),
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (kebenaran).
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang
lalai.
(Al-Araaf: 179)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan dan hati; tetapi
pendengaran, penglihatan dan hati mereka itu tidak berguna sedikit juapun bagi mereka, karena
mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan mereka telah diliputi oleh siksa yang dahulu selalu
mereka memperolok-olokkannya.
(Al-Ahqaf: 26)
Allah berfirman:
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan
Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
(An-Nahl: 78)
Allah berfirman:
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia
menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
(as Sajdah: 9)
Allah berfirman:
Katakanlah: Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan
dan hati. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur.
(Al-Mulk: 23)
Maka gunakanlah matamu, telingamu, dan hatimu.. untuk melihat, mendengar dan
memikirkan/memahami kebenaran.. dan berdoalah kepada Allah, agar engkau dianugerahkan dan
diteguhkan hati yang saliim (yang selamat) yang tunduk dan patuh kepadaNya, Sang Pemilik
Kebenaran, Yang Maha Benar. Sehingga apa yang nampak jelas dari penglihatan dan
pendengaranmu, engkau dapat pikirkan dan pahami dengan baik, dan mengikutinya setelah engkau
memahaminya (bukannya malah berpaling).
Maka janganlah gunakan matamu dalam hal-hal yang baathil (seperti membaca buku yang penuh
dengan kesesatan, kekufuran dan kebidahan; atau mengumbar pandangan kepada non mahram,
apalagi sampai melihat aurat-aurat mereka!), sehingga menghalangimu untuk melihat kebenaran
yang sedemikian terangnya..
Jangan gunakan juga telingamu dalam hal-hal yang baathil (seperti mendengarkan ghibah,
mendengarkan musik[1. Simaklah:http://abuzuhriy.com/haramnya-musik-dan-nyanyian/],
mendengarkan ceramah-ceramah kesesatan, kekufuran, kesyirikan maupun kebidahan) sehingga
menghalangimu untuk mendengarkan kebenaran yang sedemikian jelasnya
Jangan gunakan akalmu dalam perkara yang baathil, yang mana justru akan menjadikannya tidak
berfungsi lagi.. Akan tetapi gunakanlah akalmu.. untuk memikirkan dan memahami kebenaran
janganlah engkau melebihkan akal dari kapasitasnya.. yaitu mendahulukannya daripada syariat,
sehingga engkau menjadikan akal sebagai hakim, sehingga engkau lebih merasa puas dengan
ketetapan akalmu, daripada ketetapan Allah dan RasulNya.. Sehingga engkau mengagungkan
akalmu, dan meninggalkan Allaah dan RasulNya.
Beruntunglah mereka yang mempergunakan telinga, mata dan hati mereka dengan baik..
Beruntunglah mereka..
Dalam beberapa ayat, Allah senantiasa menyebutkan MATA, TELINGA, dan AKAL.. Karena
ketiga elemen ini adalah alat kita untuk mengetahui dan mengenal kebenaran.. Kemudian HATI
kitalah yang membenarkan atau yang mendustakannya..
Ketahuilah mata kita, Allah ciptakan untuk dapat melihat kebenaran.. Telinga kita, Allah ciptakan
untuk dapat mendengarkan kebenaran.. Dan akal kita, Allah ciptakan untuk MEMIKIRKAN dan
MEMAHAMI penjelasan dari apa yang kita lihat maupun kita denga
Apabila seseorang melihat kebenaran dengan matanya, mendengar kebenaran dengan telinganya,
kemudian ia TAHU dan PAHAM (dengan menggunakan akalnya) bahwa hal tersebut adalah
KEBENARAN.. Akan tetapi hatinya malah mendustakan..
Maka pantas kita sebut orang ini BUTA, TULI dan BODOH Sekalipun matanya, telinganya
dan akalnya berfungsi tapi karena hatinya tidak membenarkan apa yang dipersaksikan mata,
telinga dan akalnya.. maka SIA-SIAlah fungsi dari ketiga hal tersebut..
Oleh karenanya, orang yang demikian LEBIH JELEK daripada BINATANG TERNAK.. Benar,
binatang ternak punya mata, telinga, akal (yang sangat terbatas).. Maka tidak salah jika
perbuatan mereka tidak dikontrol..
Tapi manusia? mereka memiliki AKAL yang SEMPURNA untuk MEMIKIRKAN.. HATI untuk
MEMUTUSKAN.. mengapa tidak mempergunakannya?!
(dirasakan) akan selalu dipikirkan dengan otak dan ditanyakan ke hati kecil sebagai kontrol..baik
atau buruk suatu perbuatan.
Makanya Belajarlah Jadi Orang Bijaksana,..Banyak Melihat Dengan Seksama Dan Banyak
Mendengar dari Pada Banyak Bicara Yang Menimbulkan Bahaya Lisan.Pergunakan Otak Tanya
ke Hati Kecil Kita Sebagai kontrol Dalam Setiap Tindakan(Perbutan) Serta Berkata dan Menulis.
Jadilah ORANG Bijaksana yang BERAKAL, yang seharusnya lebih banyak mempergunakan
kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi telinga dua buah,
sedangkan diberi mulut hanya satu adalah supaya dia lebih banyak mendengar daripada
berbicara. Seringkali orang menyesal di kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya,
sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan. Dan menarik diri dari perkataan
yang belum diucapkan adalah lebih mudah dari pada menarik perkataan yang telah terlanjur
diucapkan. Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataanperkataannya akan menguasai dirinya. Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan
mampu mengontrol perkataan-perkataannya.
"LISAN seorang BIJAKSANA yang BERAKAL berada di bawah kendali hatinya. Ketika dia
hendak berbicara, maka dia akan bertanya terlebih dahulu kepada hatinya. Apabila perkataan
tersebut bermanfaat bagi dirinya, maka dia akan bebicara, tetapi apabila tidak bermanfaat, maka
dia akan diam. Adapun orang yang bodoh, hatinya berada di bawah kendali lisannya. Dia akan
berbicara apa saja yang ingin diucapkan oleh lisannya. Seseorang yang tidak bisa menjaga
lidahnya berarti tidak paham terhadap ILMU yang dia PELAJARI"
"Orang BIJAKSANA yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara. Hal itu karena
betapa banyak orang yang menyesal karena bicara, dan sedikit yang menyesal karena diam.
Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya
senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan".
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Imam Ali ra. dia berkata, Jadilah kalian lebih perhatian dengan
terkabulnya amal daripada amal itu sendiri. Sebab satu amal tidak dianggap sedikit jika dia dibarengi
dengan takwa, lalu bagaimana dengan amal yang terkabulkan ?
Abu Nuaim meriwayatkan bahwa Ali ra. berkata, Kerabat dekat adalah yang didekatkan oleh rasa cinta
walaupun nasabnya jauh, sedangkan orang jauh adalah yang dijauhkan oleh permusuhan meskipun
dekat nasabnya. Tidak ada satupun yang lebih dekat daripada tangan kepada jasad. Sesungguhnya jika
tangan rusak, maka dia akan dipotong dan jika dia dipotong maka akan terputus .
Said bin Mansur meriwayatkan dalam sunannya, bahwa Ali ra. berkata, Ambilah lima nasehat dariku :
1.
2.
3.
4.
Mengucap dua kalimat syahadat dan menerima bahwa Allah SWT itu esa dan
Nabi Muhammad SAW itu rasul Allah.
Menunaikan salat lima kali sehari.
Mengeluarkan zakat.
Syahadat
Rukun pertama : Bersaksi tidak ada ilah yang berhak disembah secara hak melainkan Allah dan
Muhammad adalah utusan Allah.
Syahadat merupakan pintu masuk menuju Islam; syarat sahnya iman adalah bersaksi dengan dua
kalimat syahadah.Syahadat (persaksian) ini memiliki makna mengucapkan dengan lisan, membenarkan
dengan hati lalu mengamalkannya melalui perbuatan. Adapun orang yang mengucapkannya secara lisan
namun tidak mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak ada manfaat sama sekali
dengan
syahadatnya
Shalat
Shalat lima waktu sehari semalam merupakan perintah Allah Swt yang disyariatkan untuk menjadi sarana
interaksi antara Allah dengan seorang muslim dimana ia bermunajat dan berdoa kepada-Nya. Juga untuk
menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim dari perbuatan keji dan mungkar sehingga ia
memperoleh kedamaian jiwa dan badan yang dapat membahagiakannya di dunia dan akhirat.
Allah mensyariatkan dalam Shalat, suci badan, pakaian, dan tempat yang digunakan untuk Shalat. Maka
seorang muslim membersihkan diri dengan air suci dari semua barang najis seperti air kecil dan besar
dalam rangka menyucikan badannya dari najis lahir dan hatinya dari najis batin.
Penjelasan selengkapnya baca pada artikel pembahasan tentang shalat
Puasa Ramadhan
Rukun yang selanjutnya yaitu puasa pada bulan Ramadan yaitu bulan kesembilan dari bulan
hijriyah.Seorang muslim berniat puasa sebelum waktu shubuh (fajar) terang. Kemudian menahan dari
makan, minum dan jima (mendatangi istri) dan segala hawa nafsu hingga terbenamnya matahari selama
sebulan penuh di bulan Ramadhan.
Zakat
Rukun islam yang selanjutnya adalah mengeluarkan zakat.Allah telah memerintahkan setiap muslim yang
memilki harta mencapai nisab untuk mengeluarkan zakat hartanya setiap tahun. Ia berikan kepada yang
berhak menerimanya yaitu 8 asnaf atau golongan sebagaimana yang diterangkan dalam Al Quran
Penjelasan selengkapnya baca pada artikel pembahasan tentang Zakat
Haji
Rukun Islam kelima adalah menunaikan ibadah haji ke baitullah Mekkah sekali seumur hidup bagi yang
mampu. Adapun lebihnya maka merupakan sunnah.Kewajiban sekali seumur hidup dan bagi yang
mampu ini merupakan kasih sayang Allah kepada umatnya yang tidak memiliki kemampun untuk
berhaji.Namun sekurang kurangnya bagi yang tidak mampu pun harus memiliki niat dan keinginan untuk
melaksanakannya.
Penjelasan selengkapnya baca pada artikel pembahasan tentang Haji
SAHADAT
Bacaan Syahadat, Arti, dan Maknanya
Syahadat (Bahasa Arab: ) asy-syahdah merupakan asas dan dasar dari
lima rukun Islam dan merupakan ruh, inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Syahadat
berasal dari kata bahasa Arab yaitu syahida ( ), yang artinya ia telah menyaksikan.
Kalimat itu dalam syariat Islam adalah sebuah pernyataan kepercayaan dalam keesaan
Tuhan (Allah) dan Muhammad sebagai RasulNya.
Syahadat sering disebut dengan Syahadatain karena terdiri dari 2 kalimat (Dalam
bahasa arab Syahadatain berarti 2 kalimat Syahadat). Kedua kalimat syahadat itu
adalah
Kalimat pertama :
penolakan segala bentuk sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa
satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Allah
Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti
didahulukan daripada rukun-rukun Islam yang lain. Di samping itu Rasulullah pun
menyatakan: "Barang siapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas maka
akan masuk ke dalam surga.
Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah memahami, mengamalkan dan
mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung
tauhid yang karenanya Allah menciptakan alam.
Rasulullah (Muhammad) tinggal selama 13 tahun di Makkah mengajak orang-orang
dengan perkataan beliau "Katakan Laa Ilaaha Illallah" maka orang kafir pun menjawab
"Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang
demikian dari orang tua kami". Orang Suku Quraisy di zaman nabi sangat paham
makna kalimat tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan
menyeru/berdoa kepada selain Allah.
Kandungan syahadat
Ikrar
Sumpah
Syahadat juga bermakna sumpah. Seseorang yang bersumpah, berarti dia bersedia
menerima akibat dan risiko apapun dalam mengamalkan sumpahnya tersebut. Seorang
muslim harus siap dan bertanggung jawab dalam tegaknya Islam dan penegakan
ajaran Islam.
Janji
Syahadat juga bermakna janji. Artinya, setiap muslim adalah orang-orang yang
berjanji setia untuk mendengar dan taat dalam segala keadaan terhadap s emua perintah
Allah, yang terkandung dalam Al Qur'an maupun hadist Rasul.
"I bear witness that there is no God except Allah and Muhammad is the messenger of
Allah "
Karena Syahadat merupakan syarat masuk islam,maka dalam pengucapannya tidak
bisa sembarangan atau asal asalan.ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar
Syahadat kita diterima. Apabila seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat tanpa
memenuhi syarat-syaratnya, bisa dikatakan syahadatnya tidak sah.Adapun Syarat
syaratnya adalah seperti dibawah ini!
Syarat Syahadat
Pengetahuan
Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Orang
yang bersangkutan wajib memahami isi dari dua kalimat yang dinyatakan serta
bersedia menerima konsekuensi ucapannya.
Keyakinan
Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari
Pintu masuk menuju Islam; syarat sahnya iman adalah bersaksi dengan dua
kalimat syahadah
Intisari ajaran Islam; pokok dari ajaran Islam adalah kedua kalimat syahadat,
sebagaimana ajaran yang dibawa para Nabi dan rasul sebelumnya
Dasar iman; bangunan iman dan Islam berdiri di atas dua kalimat syahadah
Pembeda antara muslim dengan kafir; hal ini berkenaan dengan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban syariat yang akan diterima atau ditanggung oleh seseorang
setelah dia mengucapkan dua kalimat syahadah
Jaminan masuk surga; Allah SWT memberi jaminan surga kepada orang
yang bersyahadatain,amiiin.
Pengertian Iman Dalam Agama Islam - Iman (bahasa Arab: )secara etimologis
berarti 'percaya'. Perkataan iman ( )diambil dari kata kerja 'aamana' ( )-- yukminu'
( )yang berarti 'percaya' atau 'membenarkan'.
Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan). Sedangkan secara istilah syari,
iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan,
bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat". Para ulama
salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah
dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi
menurut Imam Malik, Imam Syafii, Imam Ahmad, Al Auzai, Ishaq bin Rahawaih,
madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.
Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter: keyakinan hati, perkataan lisan, dan
amal perbuatan, bisa bertambah dan bisa berkurang.
Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.
QS. Al Fath [48] : 4
Imam Syafii berkata, Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah
dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab
kemaksiatan. Imam Ahmad berkata, Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia
bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan
amal. Imam Bukhari mengatakan, Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang
ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih
bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.
Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan
dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan
dan perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang - orang beriman adalah
mereka yang di dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka
orang beriman dapat juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki
prinsip. atau juga pandangan dan sikap hidup.
Para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman ini, antara lain, seperti
diucapkan oleh Imam Ali bin Abi Talib: "Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan
yang benar dengan hati dan perbuatan dengan anggota." Aisyah r.a. berkata: "Iman
kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan
Keimanan adalah hal yang paling mendasar yang harus dimiliki seseorang. Allah
memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah
yang artinya:
Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya
(Muhammad) dan kepada Kitab (Al Quran) yang diturunkan kepada RasulNya, serta
kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh
orang itu telah tersesat sangat jauh. (Q.S. An Nisa : 136)
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan
mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan
kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya
adalah untuk kebaikan manusia.Maka pegang teguhlah keimanan yang sudah anda
miliki!!!
Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang Nabi-Nya tetapkan untuk
Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memalingkan makna,
mempertanyakan, dan menyerupakanNya
Jadi Iman kepada Allah Ta'ala maksudnya meyakini dengan pasti tentang eksistensi
Allah, rububiyah, uluhiyah, nama-nama dan sifat-Nya.Serta menjauhi sikap
menghilangkan
makna,
memalingkan
makna,
mempertanyakan,
dan
menyerupakanNya.Penjelasanya adalah sebagai berikut:
Pertama: Mengimani akan eksistensi-Nya (keberadaan-Nya).
Eksistensi (keberadaan) Allah Ta'ala ini dapat dibuktikan dengan dalil fitrah, akal,
apalagi dalil syar'inya yang banyak sekali.
Dalil Fitrah. Setiap manusia secara fitrah telah mengimani keberadaan penciptanya,
tanpa didahului proses berpikir atau belajar. Dan tidak berpaling dari kenyataan ini
kecuali orang yang di dalam hatinya ada penyakit. Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda :
"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), kedua orang tuanyalah yang
menjadikan ia yahudi, nasrani atau majusi." (HR; Bukhari, no: 1358 dan Muslim, no:
2658).
Dalil Akal. Setiap manusia baik yang sudah ada maupun yang akan ada, pastilah ada
pencipta yang menciptakannya. Karena tidak mungkin sesuatu itu mengadakan dirinya
sendiri, dan tidak mungkin pula ia ada secara tiba-tiba (spontan). Mereka tidak
diciptakan tanpa ada asalnya, dan mereka tidak menciptakan dirinya sendiri. Dalilnya
adalah firman Allah Ta'ala :
"Apakah mereka ini diciptakan tanpa sesuatupun ataukah mereka yang menciptakan
(diri mereka sendiri)." (Q.S; Ath Thur : 35).
Yakni, mereka tidak diciptakan tanpa pencipta. Tidak pula mereka menciptakan diri
sendiri. Maka dari itu tertetapkan bahwa pencipta mereka adalah Allah.
Oleh karena itu pada saat Jubair bin Muth'im mendengar Nabi shallallahu alaihi wa
sallam membaca surat Ath-Thur hingga ayat 37, ia berkata (waktu itu ia masih dalam
keadaan kafir, "Seolah-olah hatiku terbang (meninggalkan jasad), dan itulah asal mula
menetapnya iman di hati ini. HR. Bukhari.
Kita ambilkan contoh untuk memperjelas persoalan ini.
Jika ada seseorang yang bercerita kepadamu mengenai istana yang megah, yang
dikelilingi oleh kebun-kebun indah dan mengalir di bawahnya sungai-sungai.
Ruangannya dipenuhi oleh dipan dan permadani serta diperindah dengan segala warna
penyempurna. Lalu ia berkata, "Istana ini dan segala isinya adalah ada dengan
sendirinya, atau ada dengan spontan tanpa ada yang menciptakannya. Maka serta
merta anda mengingkarinya dan mendustakan ucapannya.
Jika demikian, bagaimana mungkin alam semesta yang luas, yang meliputi bumi, langit,
bintang-bintang dan ciptaan yang agung, sarat dengan keteraturan, ia ada dengan
sendirinya atau terjadi secara tiba-tiba tanpa ada pencipta-Nya?
Dalil akal ini dapat dipahami oleh orang Arab badui yang hidupnya di pedalaman, ia
ungkapkan dengan bahasanya yang sederhana saat ia ditanya, "Dengan apa engkau
mengenal Tuhanmu?."
Ia menjawab, "Adanya kotoran yang menandakan adanya unta, dengan bekas tapak
kaki yang menunjukan adanya kafilah yang telah mengadakan perjalanan, langit yang
menjulang tinggi, bumi yang terhampar luas, lautan yang berombak. Bukankah itu
semua menjadi bukti adanya Dzat yang Maha Mendengar dan Maha Melihat?.
Kedua; mengimani rububiyah Allah Ta'ala.
Maksudnya meyakini bahwa hanya Allah Ta'ala saja sebagai Rabb, tidak ada sekutu
bagi-Nya dan tidak ada yang membantu-Nya (tauhid rububiyah).
Rabb artinya: Pencipta, Raja, dan Pengatur (pemelihara). Tiada pencipta, raja dan
pengatur urusan makhluk selain Allah. Allah Ta'ala berfirman:
"Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah." (Q.S; Al Araf : 54).
Juga firman-Nya,
(31)
"Katakanlah, "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang
mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup
dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan menjawab: "Allah".
Maka katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?." (QS. Yunus: 31).
"Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (QS. AsSajdah: 5).
"Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan
menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang
ditentukan. Yang (berbuat) demikian Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya lah kerajaan. Dan
orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa
walaupun setipis kulit ari." (QS. Fathir: 13).
Renungkanlah, terdapat dalam surat al Fatihah ayat yang ke-empat, "Maaliki yaumid
din" (Yang menguasai hari pembalasan), dan tertera dalam qira'at mutawatir (Maliki
yaumid din", kata "Malik" dibaca dengan pendek.
Apabila kita padukan antara "Maaliki dengan Maliki", keduanya mengandung makna
yang mengadakan. "Malik", lebih dalam maknanya daripada "Maalik" dalam kekuasaan
dan kerajaan-Nya. Karena raja (di dunia) terkadang hanya "label" saja tanpa ada
kekuasaan untuk berbuat yang dia kehendaki. Artinya dia tak memiliki kekuatan apapun
untuk mengatur urusan apapun. Maka pada saat itu ia menjadi raja, tetapi bukanlah raja
yang sesungguhnya. Maka jika Allah adalah "Maalik" dan "Malik", maka sempurnalah
Dia sebagai Penguasa, dan Pengatur urusan (makhluk-Nya).
Ketiga; mengimani uluhiyah Allah.
Maksudnya Dia adalah sesembahan yang haq, tiada sekutu bagi-Nya.
Ilah artinya; Dzat yang pantas disembah dengan penuh kecintaan dan pengagungan.
Allah Ta'ala berfirman :
"Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa, dan tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkani Dia, yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang." (Q.S; Al
Baqarah :163).
"Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu
(juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak
disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali Imran: 18).
Setiap tuhan yang disembah selain Allah, maka penyembahannya adalah bathil. Allah
berfirman,
(62)
"(Kuasa Allah) yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah (Tuhan)
Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang
batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar." (QS. Al Hajj:
62).
Sesembahan selain Allah disebut dengan 'alihah' tidak memberikan hak kepadanya
untuk diibadahi. Allah berfirman terkait dengan "Latta" dan "Uzza" (yang disembah oleh
masyarakat Quraisy), "Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak
kamu mengadakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk
(menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa
yang diingini oleh hawa nafsu mereka dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada
mereka dari Tuhan mereka." (QS. An Najm: 23).
Allah Ta'ala mengisahkan Nabi Yusuf alaihis salam yang sewaktu di penjara berkata
kepada temannya, "Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya
(menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah
tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu
hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah
selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(QS. Yusuf: 40).
Tiada sesuatupun yang berhak untuk diesakan dan disembah selain Allah. Dan tak
satupun yang bersekutu dengan Allah dalam kepantasan mendapatkan hak untuk
diibadahi. Baik itu malaikat yang dekat dengan Allah, tidak pula Nabi yang diutus. Untuk
itu dakwah para Rasul dari yang pertama sampai yang terakhir, seluruhnya mengajak
umatnya untuk merealisasikan 'laa ilaaha illallah'.
Allah Ta'ala berfirman,
(25)
"Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan
kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah
olehmu sekalian akan Aku." (QS. Al Anbiya': 25).
(36)
"Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada orangorang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah
pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul)." (QS. An Nahl:
36).
Akan tetapi orang-orang musyrik enggan dan menolak ajakan dan dakwah ini, bahkan
mereka menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah. Mereka menyembah sekutu-sekutu Allah
tersebut, mereka minta pertolongan dan bantuan kepadanya.
Keempat; Mengimani Nama-Nama dan Sifat Allah.
Maksudnya; Menetapkan nama-nama Allah Ta'ala dan sifat-sifat-Nya, sebagaimana
yang telah ditetapkan Allah untuk-Nya dalam kitab-Nya, atau melalui lisan Nabi-Nya
dalam hadits-haditsnya, dengan tanpa mengubah makna, meniadakan, menanyakan
bagaimana hakikatnya dan menyerupakannya. Allah Ta'ala berfirman :
\
"Hanya milik Allah asma'ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asma'ul husna itu." (QS; Al A'raf : 180).
Ini merupakan dalil yang menunjukan adanya nama-nama bagi Allah.
Sedangkan firman-Nya,
(27)
"Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan
(menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu adalah lebih mudah bagiNya. Dan bagi-Nya-lah sifat yang Maha Tinggi di langit dan di bumi; dan Dialah Yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. Ar Rum: 27).
Ayat ini menunjukan sifat-sifat Allah Ta'ala yang Maha Sempurna. Hal yang demikian itu
karena "al matsalul a'la" adalah sifat yang sempurna.
Kedua ayat di atas, secara umum menunjukan nama-nama dan sifat-sifat Allah,
sedangkan secara rinci, tersebut dalam banyak ayat dan hadits Nabi shallallahu alaihi
wa sallam.
Nama-nama dan sifat Allah merupakan bagian dari salah satu pintu ilmu. Maksudnya,
bab nama-nama dan sifat Allah merupakan perkara yang paling banyak diperselisihkan
oleh umat Islam, di mana umat ini berbeda pendapat dalam masalah ini dengan
perbedaan yang cukup luas.
Dan sikap kita terhadap perbedaan ini adalah kembali kepada perintah Allah Ta'ala,
yakni merujuk kepada al Qur'an dan Sunnah, "Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran)
dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An
Nisa': 59).
Berdasarkan ayat di atas, bahwa setiap perselisihan dan perbedaan pendapat kita
kembalikan kepada Allah (al Qur'an) dan kepada Sunnah Rasulullah shallallahu alaihi
wa sallam, dengan berpedoman pada pemahaman salafus shalih, dari para sahabat
dan tabi'in terkait dengan ayat-ayat di atas (nama-nama dan sifat Allah). Karena mereka
adalah generasi umat ini yang paling mengetahui maksud kalam Allah dan sabda Nabi
mereka.
Benarlah apa yang pernah dikatakan oleh Abdullah bin Mas'ud radhiallahu anhu
menggambarkan tentang para sahabat, "Jika kalian ingin mengikuti Sunnah, maka
ikutilah Sunnah orang yang telah wafat. Karena yang masih hidup belum aman dari
sapaan fitnah, mereka itulah para sahabat Muhammad, yang paling bersih hatinya,
dalam ilmunya, paling sedikit kelemahannya. Suatu kaum yang Allah telah memilih
mereka untuk menegakkan agama-Nya, menyertai Nabi-Nya. Oleh karena itu, kenalilah
hak-hak mereka, berpegang teguhlah dengan petunjuk mereka. Karena mereka
senantiasa berada dalam petunjuk dan jalan yang lurus."
Barangsiapa yang menyelisihi manhaj salaf dalam masalah asma dan sifat Allah, maka
ia telah keliru dan tersesat jalannya serta telah mengikuti jalan yang tidak dilalui oleh
orang-orang mukmin dan ia berhak mendapatkan ancaman Allah Ta'ala:
"Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan
mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa
terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam
Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali." (QS. An Nisa: 115).
Dalam ayat yang lain, Allah mensyaratkan petunjuk-Nya bagi orag-orang yang beriman
seperti imannya para sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. "Maka jika
mereka beriman kepada apa yang kamu telah beriman kepadanya, sungguh mereka
telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling, sesungguhnya mereka berada
dalam permusuhan (dengan kamu). Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka.
Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al Baqarah: 137).
Siapa yang menentang dan menjauhi manhaj salaf, maka berarti ia telah menjauhi
hidayah Allah untuknya sebatas ia menjauhi manhaj salaf dalam bab nama-nama dan
sifat Allah ini.
Untuk itu, wajib bagi kita dalam bab asma' dan sifat Allah; menetapkan bagi Allah namanama dan sifat yang telah ditetapkan untuk Diri-Nya atau yang telah ditetapkan oleh
Rasul-Nya, dan memahami nash Kitab dan Sunnah (dalam masalah ini) secara
tekstual, mengimaninya seperti yang diimani oleh para sahabat Nabi, mereka adalah
umat yang terbaik dan paling memahami ilmunya.
Yang perlu kita waspadai adalah, ada empat larangan yang apabila kita terjatuh pada
salah satunya, maka tidak akan terwujud makna iman kepada nama-nama dan sifat
Allah. Yakni; merubah nakna, mengingkarinya, menyerupakan dengan sifat-sifat
makhluk-Nya dan menanyakan bagaimana hakikatnya.
1.
Maksudnya merubah makna nash dari al Qur'an dan Sunnah dari makna yang
sebenarnya (nama-nama dan sifat Allah) kepada makna lain, yang tidak Allah dan
Rasul-Nya kehendaki.
Misalnya, merubah makna "Tangan" dalam banyak nash, dan artinya dirubah menjadi
"nikmat" dan "kekuatan".
2.
3.
At Tamtsil (menyerupakan).
Selama ini secara umum kita mengetahui bahwa di tubuh kita terdapat 5 Indera atau yang disebut Panca
Indera. Mereka adalah penglihatan, penciuman, perasaan, pendengaran dan peraba. Tapi ada yang
mengatakan bahwa Indera di manusia itu ada 9. Apa sajakah itu? Simak ulasannya berikut.
1. Penglihatan
2. Pendengaran
Pendengaran adalah kemampuan dalam merasakan suara. Dan suara menyebarkan getarannya melalui
media seperti angin. Dan proses ini di sebut "pendengaran"
3. Penciuman
Penciuman adalah kemampuan mencium sesuatu melewati hidung kita. Dan proses ini di sebut
"Penciuman"
4. Rasa
Rasa adalah kemampuan mengetahui rasa yang terjadi pada lidah kita, dan ada 4 rasa yang ada di lidah
kita manis, garam, asam, dan pahit. Dan proses ini di sebut rasa
5. Sentuhan
Sentuhan adalah kemampuan mengetahui sentuhan yang biasanya ada di kulit kita, namun tidak hanya di
kulit. Dan proses ini di sebut "Sentuhan"
Seimbang adalah pengertian yang memungkinkan suatu organisme untuk merasakan gerakan tubuh,
arah, dan kecepatan, dan untuk mencapai dan memelihara keseimbangan dan keseimbangan postural.
Rasa sakit adalah kemampuan merasakan sakit di sekujur tubuh kita. Rasa sakit di bagi 3 yaitu cutaneous
(kulit), somatic (sendi dan tulang), visceral (organ tubuh)
Kesadaran tubuh tidak datang dari organ tertentu, tetapi dari sistem saraf secara keseluruhan. Input
berasal dari reseptor sensoris sentuhan yang berbeda dari reseptor - saraf dari dalam tubuh daripada di
permukaan. Kemampuan Kesadaran tubuh dapat dilatih, seperti dapat setiap aktivitas motorik. contoh,
Tanpa kesadaran tubuh, supir tidak akan mampu untuk menjaga mata mereka di jalan saat mengemudi,
karena mereka perlu memperhatikan posisi tangan dan kaki mereka saat bekerja pedal dan kemudi.
Thermoception adalah rasa panas dan tidak adanya panas (dingin) dengan kulit dan bagian lainnya.
berkembang pada abad ke-10 Masehi, menyusul penerjemahan karyakarya ilmuwan Yunani kuno ke dalam bahasa Arab. Para psikolog
Muslim pada masa itu banyak dipengaruhi oleh teori-teori jiwa Plato
dan Aristoteles. Tak mengherankan, sebab Aristoteles mengupas
aneka persoalan jiwa manusia dengan sangat logis dan terperinci.
Teori-teorinya tertuang dalam bukunya De Anima (tentang hakikat
jiwa dan aneka ragam kekuatannya) dan Parva Naturalia (risalahrisalah pendek mengenai persepsi inderawi dan hubungannya dengan
jiwa, daya hapal dan ingatan, hakikat tidur dan mimpi, firasat dan
ramalan). Adapun Plato ialah filsuf yang pertama kali melontarkan
teori tiga aspek jiwa manusia: rasional (berdaya pikir), animal
(hewani), dan vegetatif (berdaya tumbuh).
Hampir semua filsuf Muslim yang menulis karya tentang jiwa bertolak
dari pandangan Aristoteles. Mulai dari Miskawayh yang menulis kitab
Tahdzib al-Akhlaq dan Abu Bakr ar-Razi pengarang kitab at-Thibb arRuhani hingga Ibnu Rusyd dan Abu Barakat al-Baghdadi. Menurut
mereka, jiwa manusia adalah penyebab kehidupan. Tanpa jiwa,
manusia tak berarti apa-apa. Kecuali ar-Razi, semua filsuf percaya
bahwa jiwa manusia itu tunggal dan sendiri. Karenanya mereka
menolak teori transmigrasi jiwa dari satu tubuh ke tubuh yang lain,
seperti dalam kepercayaan agama tertentu. Dalam salah satu kitabnya,
Ibnu Sina menegaskan pentingnya penyucian jiwa dengan ibadah
seperti shalat dan puasa. Sebab, menurutnya, jiwa yang bersih akan
mampu menangkap sinyal-sinyal dari alam ghaib yang dipancarkan
melalui Akal Suci (al-aql al-qudsi). Kemampuan semacam inilah yang
dimiliki oleh para nabi, tambahnya. Jiwa para nabi itu begitu bersih
dan kuat sehingga mereka mampu menerima intuisi, ilham dan wahyu
ilahi (Lihat: kitab an-Nafs, ed. Fazlur Rahman, hlm 248-50 dan
Avicennas Psychology, hlm 36-7).
Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit,
bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul
amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan
dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat
zalim dan amat bodoh
Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus bergerak
maju ke arah kesempurnaan.
Kata al-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27
Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini
setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.
ABINENO J. I
Manusia adalah tubuh yang berjiwa dan bukan jiwa abadi yang
berada atau yang terbungkus dalam tubuh yang fana
UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa,
pikiran, dan prana ataubadan fisik
I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya,
yaitu cipta, rasa dan karsa
ERBE SENTANU
1.
2.
3.
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah,
Pencipta Yang Paling Baik.
Menurut Alfat (1997: 17-19), manusia terdiri dari dua unsur, yaitu
jasmani dan rohani. Jasmani adalah unsur yang dapat dilihat dan
disentuh oleh panca indera. Jasmani merupakan bagian manusia yang
melakukan gerakan-gerakan fisik, seperti bernafas, makan, minum,
dan sebagainya. Sedangkan, rohani merupakan unsur yang tak dapat
dilihat dan disentuh oleh kelima indera manusia, yang dapat
mendorong manusia untuk melakukan aktifitas berfikir. Dari aktifitas
berfikir inilah manusia dapat membedakan yang baik dan yang buruk,
yang benar dan mana yang salah. Bahkan untuk lebih sempurnanya,
manusia diberi bentuk tubuh yang bagus di antara makhluk-makhluk
lainnya. Sebagaimana dalam firman-Nya :
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka
bumi. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya
dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan
memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman:
Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!
Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana
Allah berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka namanama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka
nama-nama benda itu, Allah berfirman: Bukankah sudah Ku-katakan
kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan
bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis;
ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang
yang kafir.
Dan Kami berfirman: Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu
surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik
dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini,
yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan
dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: Turunlah
kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu
ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu
yang ditentukan.
1.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu
mamang benar orang-orang yang benar!
Mereka menjawab: Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Allah berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka namanama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka
nama-nama benda itu, Allah berfirman: Bukankah sudah Ku-katakan
kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan
bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu
sembunyikan?
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:
Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis;
ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang
yang kafir.
Dan Kami berfirman: Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu
surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik
dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini,
yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.
1.
Share this:
Indera ke 6, sejatinya adalah kemampuan terpendam dari manusia. Karena pada hakekatnya kita dapat
mendayagunakan kemampuan indra ke 6 ini bila saja kita semua mengetahui caranya.
Terlepas dari itu semua, indera ke 6 sangat bisa sekali untuk di kembangkan dan di miliki oleh siapapun.
Karena kini telah begitu banyak metode yang di kembangkan agar seseorang dapat menguasai indra ke 6
itu sendiri. Indra ke 6 dapat muncul / bangkit bila seseorang senantiasa mampu mengolah
pikiran,jiwa,raga,rasa dan juga karsanya. Hal ini dapat di tempuh dengan cara meditasi / bertapa / tafakur.
Kesemua cara itu bisa di pelajari, yang di butuhkan hanyalah ketekunan dan kemauan dan tentu saja
kesungguhan hati dalam menjalankannya dengan niat Lillahi taala.
Dengan cara-cara tersebut, akan terjadi suatu loncatan fungsi indera, yaitu dari panca indera ke indera
ke 6. Loncatan indera ini bisa kita ibaratkan seperti orang tidur, karena tak seorangpun yang dengan
kesadaran penuh, bahwa dirinya telah tertidur. Batas kesadarannya sangat tipis sekali.
Perbedaan budaya antara Timur dan Barat membuat munculnya perbedaan persepsi tentang indra ke 6
ini. Budaya barat yang lebih mengedepankan hal-hal yang bersifat rasional berpendapat bahwa indera ke
6 ini lebih di kategorikan sebagai suatu kemampuan yang merupakan salah satu percabangan dari
kekuatan pikiran bawah sadar manusia yang belum banyak di gali.
Sedangkan budaya timur, budaya yang tidak asing lagi dengan hal-hal yang bersifat Irasional atau ghaib,
membuat indra ke 6 ini mendapatkan kedudukan istimewa pada diri seseorang. Merupakan suatu
karomah yang luar biasa yang hanya di miliki oleh orang-orang tertentu.
Bagi sedulur-sedulur
semua yang mungkin ingin mengaktifkan kemampuan indra ke 6 secara sempurna, berikut ini saya
paparkan beberapa tips pengaktifan indra ke 6.
Mata batin adalah mata yang tak terlihat dan melekat pada
hati kita, sedangkan mata batin itu sendiri lebih diartikan sebagai
ketajaman dalam meyakini sebuah keberadaan suatu benda,
mahluk dan juga kondisi suatu perkara.
Jadi mata batin sangat berguna bagi mereka yang sering menjadi
Orang Tua bagi yang lain.
baca disini
maaf sebelumnya...saya hanyalah plagiat yang hoby ngecopas..tapi artikel yang satu
ini menarik tetapi tidak dapat dicopas jadi agan sendiri yang mengunjungi sumbernya.
trimakasih
http://www.wattpad.com/801121-beberapa-cara-untuk-membuka-mata-batin-cara
Pada postingan kali ini saya akan berbagi informasi tentang Doa mustajab yang
bertujuan membuka batin.walaupun sebenarnya doa mustajab yang ini mempunyai
banyak nama antara lain;pandang suhut,urat seribu,penunduk alam,dll.
Tujuan utama mengamalkan doa mustajab ini adalah terbukanya mata batin sehingga
sampai pada tingkat yang di namakan suhudil kasyrah fil wahdwah,suhudil
wahdah fil kasyrahartinya kira kira memandang yang banyak dalam yang
satu,pandang yang satu didalam yang banyak.
Memang doa mustajab ini lebih mengarah kepada ilmu tasawuf karena memang doa
ini merupakan ilmu lanjutan dari pengenalan asma dan afal dan sifat Allah.cara
pengamalannya pun memakai metode tasawuf yaitu
Mohon maaf kalau saya tidak menyertakan bacaan dari doa membuka mata batin ini.
Bagi anda yang akan mengamalkan doa membuka batin ini silakan klik Izajah di
pojok atas sebelah kanan atau email langsung ke fathul.ahadi@yahoo.com
Sekian dari saya ,semoga apa yang saya sampaikan bisa bermanfaat bagi anda dan diri
saya.
Wasalam
Mata Batin atau dalam Istilah Tasawuf Al Bathinah merupakan Indera keenam yang
Allah berikan kepada setiap manusia, Mata Batin ibarat kaca yang dapat melihat
sesuatu (bercermin) atau ibarat pisau tumpul yang dapat diasah sampai tajam sehingga
dapat memotong sesuatu benda.
Setiap manusia mempunyai mata batin yang asal mulanya Allah ciptakan bersih tanpa
ada noda sedikitpun tetapi kemudian dinodai oleh sifat-sifat buruk dan keduniawian
Ketika kita masih kecil mata batin kita masih bersih sehingga dapat melihat hal-hal
yang ghoib dan mudah menangkap Ilmu Pengetahuan dengan mudah tetapi setelah
kita besar mata batin kita sudah ternodai oleh sifat-sifat buruk dan keduniawian
sehingga tidak dapat melihat lagi hal-hal yang ghoib (tertutup), tempat mata hati
adalah Qalbu ( hati nurani ) yang selalu berubah setiap saat sesuai dengan perbuatan
manusia sehari-hari jika berbuat jahat akan lupa kepada Allah maka Qalbu itu menjadi
kotor dan jika berbuat baik atau berzikir Qalbu itu akan bersih kembali.
Dalam Hadist Nabi disebutkan : "Hati manusia itu ibarat sehelai kain putih yang
apabila manusia itu berbuat dosa maka tercorenglah / ternodailah kain putih tersebut
dengan satu titik noda kemudian jika sering berbuat dosa lambat-laun sehelai kain
putih itu berubah menjadi kotor / hitam". Jika hati nurani sudah kotor maka terkunci
nuraninya akan sulit menerima petunjuk dari Allah.
Pertama,Mengosongkan hati dari sifat-sifat buruk seperti iri, dengki, benci, dan dari
sifat keduniawian.
1. Zikir
>
2. Do'a
>
3. Shalawat Nabi
>
>
>
>
7. Bersedekah ( Dermawan )
>
>
>
Beberapa hal tersebut diatas apabila diamalkan, Insya Allah seseorang akan memiliki
cahaya/kekuatan batin yang kuat sehingga apa yang terprogram dalam hati akan cepat
terlaksana.
1. Z i k i r.
Zikir memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecemerlangan cahaya batin. Hati yang
selalu terisi dengan Cahaya Zikir akan memancarkan Nur Allah dan keberadaannya
akan mempengaruhi perilaku yang serba positif.
Kebiasaan melakukan zikir dengan baik dan benar akan menimbulkan ketentraman
hati dan menumbuhkan sifat ikhlas. Hikmah zikir amatlah besar bagi orang yang ingin
membangkitkan kekuatan indera keenamnya ( batin ). Ditinjau dari sisi ibadah, zikir
merupakan latihan menuju Ikhlasnya hati dan Istiqomah dalam berkomunikasi dengan
Al Khaliq ( Sang Pencipta ).
Ditinjau dari sisi kekuatan batin, zikir merupakan metode membentuk dan
memperkuat Niat Hati, sehingga dengan izin Allah SWT, apa yang terdapat dalam
hati, itu pula yang akan dikabulkan oleh Allah SWT. Dengan kata lain, zikir memiliki
beberapa manfaat, diantaranya : Membentuk, Memperkuat Kehendak, Mempertajam
Batin, sekaligus bernilai Ibadah.
Dengan zikir berarti membersihkan dinding kaca batin, ibarat sebuah bohlam
lampu yang tertutup kaca yang kotor, meyebabkan cahaya-sinarnya tidak muncul
keluar secara maksimal. Melalui zikir, berarti membersihkan kotoran yang melekat
sehingga kaca menjadi bersih dan cahaya-sinarnya bisa memancar keluar.
Sampai disini mungkin timbul suatu pertanyaan. Apakah zikir memiliki pengaruh
terhadap kekuatan batin? untuk menjawab pertanyaan ini, kiranya perlu diketahui
bahwa hal tersebut merupakan bagian dari karunia Allah SWT.
Dalam sebuah Hadist. Bahwa dengan selalu mengingat Allah menyebabkan Allah
membalas ingat kepada seorang hamba-Nya "Aku selalu menyertai dan
membantunya, selama ia mengingat Aku" karena itu, agar Allah senantiasa mengingat
Anda, perbanyaklah mengingat-Nya dengan selalu berzikir.
2. Do'a.
Menurut para Ahli Hikmah, seseorang yang mendo'akan sesamanya maka reaksi do'a
itu akan kembali kepadanya, contohnya : Anda mendo'akan si "A" yang sedang
dirundung duka agar Allah berkenan mengeluarkan dari kedukaan, maka yang
pertama kali merasakan reaksi do'a itu adalah orang yang mendo'akan, baru setelah itu
reaksi do'anya untuk orang yang dituju.
Karena itu semakin banyak anda berdo'a untuk kebaikan sahabat, guru anda, orang
yang dikenal / tidak dikenal, siapa pun juga, maka akan semakin banyak kebaikan
yang akan anda rasakan. Sebaliknya jika anda berdo'a untuk kejelekan si "A"
sementara si "A" tidak patut di do'akan jelek maka reaksi do'a tersebut akan kembali
kepada Anda. Contohnya : Anda berdo'a agar si "A" jatuh dari sepeda motor, maka
boleh jadi anda akan jatuh sendiri dari sepeda motor, setelah itu baru giliran si "A".
Tetapi dalam sebuah Hadist disebutkan, Seseorang yang berdo'a untuk kejelekan
sesamanya maka do'a itu melayang-layang di Angkasa, jika orang yang dido'akan
jelek itu orang zalim maka Allah SWT akan memperkenankan do'anya, sebaliknya
jika orang yang dituju itu orang baik-baik, maka do'a itu akan kembali menghantam
orang yang berdo'a.
Dari sini lalu timbul konsep "Saling Do'a men Do'akan" seperti guru memberikan atau
menghadiahkan do'a berupa surat Al Fatehah kepada muridnya. Sebaliknya murid pun
berdo'a untuk kebaikan gurunya. Lalu siapa yang patut disebut guru?. Guru adalah
orang yang memberikan informasi pengetahuan akan suatu ilmu. Dimana ilmu itu
selanjutnya kita amalkan dan bermanfaat.
Dalam Hadist yang lain disebutkan bahwa do'a yang mudah dikabulkan adalah do'a
yang diucapkan oleh seorang sahabat Secara Rahasia, Mengapa ?? ini disebabkan
karena do'a itu diucapkan secara Ikhlas. Keikhlasan memiliki nilai (kekuatan) yang
sangat tinggi.
Karena itu perbanyaklah berdo'a atau mendo'akan sesama yang sedang dirundung
duka. Insya Allah reaksi dari do'a itu akan anda rasakan terlebih dahulu, selanjutnya
baru orang yang anda do'akan, semoga .
3. Shalawat Nabi.
Mungkin sudah sering/ pernah mendengar nasihat dari orang-orang tua kita bahwa
kalau ada bahaya, kita disarankan salah satunya adalah untuk memperbanyak
Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Konon dengan mendo'akan keselamatan kepada Nabi, Allah SWT akan mengutus para
malaikat untuk ganti mendo'akan keselamatan kepada orang itu. Dalam beberapa
hadist Rasullullah SAW banyak kita temukan berbagai keterangan tentang Afdalnya
bershalawat. Diantaranya : "Setiap do'a itu Terdindingi, sampai dibacakan Shalawat
atas Nabi ". (HR. Ad- Dailami).
Pada hadist yang lain yang diriwayatkan oleh Ahmad, Nasa'I dan Hakim, Rasullullah
SAW bersabda, "Barang siapa membaca Shalawat untuk Ku sekali, maka Allah
membalas Shalawat untuknya sepuluh kali dan menanggalkan sepuluh kesalahan
darinya dan meninggikannya sepuluh derajat ".
Yang berkaitan dengan urusan kekuatan batin, terdapat dalam Hadist yang
diriwayatkan Ibnu Najjar dan Jabir, "Barangsiapa ber-Shalawat kepada Ku dalam satu
hari seratus kali, maka Allah SWT memenuhi seratus hajatnya, tujuh puluh
daripadanya untuk kepentingan akhiratnya dan tiga puluh lagi untuk kepentingan
dunianya".
Berdasarkan hadist-hadist itu, benarlah adanya jika orang-orang tua kita menyuruh
anak-anaknya untuk memperbanyak shalawat kepada anak cucunya. Karena selain
merupakan penghormatan kepada junjungannya juga memiliki dampak yang amat
menguntungkan dunia dan akhirat.
Seseorang yang ingin memiliki kekuatan batin bersumber dari tenaga Ilahiyah
harus memperhatikan makanannya. Baginya pantang kemasukan makanan yang
haram karena keberadaannya akan mengotori hati. Makanan yang haram akan
membentuk jiwa yang kasar dan tidak religius. Makanan yang haram disini bukan
hanya dilihat dari jenisnya saja ( Misal ; Babi, bangkai, dll. ), tapi juga dari cara dan
proses untuk mendapatkan makanan tersebut.
Efek dari makanan yang haram ini menyebabkan jiwa sulit untuk diajak menyatu
dengan hal-hal yang positif, seperti : dibuat zikir tidak khusuk, berdo'a tidak sungguhsungguh dan hati tidak tawakal kepada Allah.
Daging yang tumbuh dari makanan yang haram selalu menuntut untuk diberi
makanan yang haram pula. Seseorang yang sudah terjebak dalam lingkaran ini sulit
untuk melepaskannya, sehingga secara tidak langsung menjadikan hijab atau
penghalang seseorang memperoleh getaran/ cahaya Illahiyah.
Disebutkan, setitik makanan yang haram memberikan efek terhadap kejernihan hati.
Ibarat setitik tinta yang jatuh diatas kertas putih, semakin banyak unsur makanan
haram yang masuk, ibarat kertas putih yang banyak ternoda tinta. Sedikit demi sedikit
akan hitamlah semuanya.
Hati yang gelap menutupi hati nurani, menyebabkan tidak peka terhadap nilai-nilai
kehidupan yang mulia. Seperti kaca yang kotor oleh debu-debu, sulitlah cahaya
menembus nya. Tapi dengan zikir dan menjaga makanan haram, hati menjadi bersih
bercahaya.
Begitu halnya jika anda menghendaki dijaga para malaikat Allah, jangan kotori diri
anda dengan darah dan daging yang tumbuh dari makanan yang haram. Inilah
mengapa para ahli Ilmu batin sering menyarankan seorang calon siswa yang ingin
suatu ilmu agar memulai suatu pelajaran dengan laku batin seperti puasa.
Konon, puasa itu bertujuan menyucikan darah dan daging yang timbul dari makanan
yang haram. Dengan kondisi badan yang bersih, diharapkan ilmu batin lebih mampu
bersenyawa dengan jiwa dan raga. Bahkan ada suatu keyakinan bahwa puasa tidak
terkait dengan suatu ilmu. Fungsinya hanya untuk mempersiapkan wadah yang bersih
terhadap ilmu yang akan diwadahinya.
Walau lima hal ini belum mencakup keseluruhan dosa besar tetapi kelimanya diyakini
sebagai biang dari segala dosa. Judi umpamanya, seseorang yang sudah terlilit judi
andaikan ia seorang pemimpin maka cendrung korup dan hanya kecil kejujuran yang
masih tersisa padanya.
Seseorang yang sudah "Kecanduan" satu diantara yang lima perkara ini bukan hanya
rendah dipandang Allah, dipandangan manusia biasa pun ikut rendah. Nurani yang
kotor menyebabkan do'a-do'a tidak terkabul.
Hikmah suatu amalan (bacaan) biasanya terkait dengan perilaku manusianya. Dalam
hadistnya Turmudzi meriwayatkan, "Seseorang yang mengucapkan Laa ilaha illallah
dengan memurnikan niat, pasti dibukakan untuknya pintu-pintu langit, sampai
ucapannya itu dibawa ke Arsy selagi dosa-dosa besar dijauhi".
Hadist ini bisa ditafsiri bahwa suatu amalan harus diimbangi dengan pengamalan.
Adanya keselarasan antara ucapan mulut dengan tindakan menyebabkan orang itu
mencapai hakikatnya "Kekuatan-Kesaktian".
Seseorang yang memiliki hati ikhlas, tidak rakus dengan dunia lebih memiliki
kepekaan dalam menyerap pelajaraan ilmu batin. Secara logika, orang yang berhati
ikhlas lebih mudah memusatkan konsentrasinya pada satu titik tujuan, yaitu persoalan
yang dihadapinya.
Disebutkan bahwa orang yang berhati ikhlas diperkenankan Allah SWT untuk :
Berbicara, Melihat, Berpikir dan Mendengar bersama dengan Lidah, Mata, Hati dan
Telinga Allah ( baca hadist Thabrani ).
Hati yang ikhlas identik dengan ketiadaan rasa tamak. Orang yang memiliki sifat
ikhlas dan tidak tamak amat disukai manusia. Rasullullah SAW pernah didatangi
seorang sahabat yang ingin meminta resep agar disukai Allah SWT dan disukai
sesama manusia. Rasullullah bersabda : "Jangan rakus dengan Harta Dunia, tentu
Allah akan menyenangimu, dan jangan tamak dengan hak orang lain, tentu banyak
orang yang menyenangimu ".
Hadist ini jika dikaitkan dengan kehidupan para spiritualis mereka memiliki
power pertama kali disebabkan karena kharismanya, jika seseorang itu banyak disukai
sesamanya maka apa yang diucapkan pun akan dipercaya. Sebaliknya walau orang itu
berilmu tinggi tetapi kalau tidak disukai sesamanya maka apa yang diucapkannya pun
tidak akan ada yang menggubris.
7. Bersedekah ( Dermawan ).
Bersedekah selain untuk tujuan ibadah sosial juga memiliki pengaruh terhadap
menyingkirnya bahaya. Banyak hadist membahas masalah sedekah berkaitan dengan
tolak-balak. Dengan banyak bersedekah, seseorang akan memperoleh limpahan rezeki
dan kemenangan.
Dalam kehidupan bermasyarakat kita bisa melilhat hikmah dari sedekah ini.
Seseorang yang memiliki jiwa dermawan amat disukai sesamanya. Logikannya jika
orang itu disukai banyak orang maka ia jauh dari bahaya.
Kisah nyata terjadi pada suatu daerah. Dua orang yang sama-sama memiliki ilmu
batin memiliki kebun mangga. Ketika hampir musim panen, mangga dari seorang
dermawan itu tidak ada yang mencurinya, sebaliknya kebun mangga yang milik orang
bakhil itu banyak dicuri anak-anak muda.
Disinyalir, pencurian itu terjadi karena unsur "Tidak Suka" dengan pemilik
kebun. Sedangkan anak-anak muda itu mengapa tidak mau mencuri kebun milik sang
dermawan, rata-rata mereka mengutarakan keengganannya "Ah dia orang baik kok
kita kerjain" katanya, nah anda ingin menang dan sakti dunia akhirat ?? perbanyaklah
sedekah.
Sebuah laku tirakat yang universal yang berlaku untuk seluruh makhluk hidup
adalah puasa. Ulat agar bisa terbang menjadi kupu-kupu harus berpuasa terlebih
dahulu, ular agar bisa ganti kulit harus puasa terlebih dahulu dan ayam agar bisa
beranak pun harus puasa terlebih dahulu.
Secara budaya banyak hal yang dapat diraih melalui puasa. Orang-orang
terdahulu tanpa mempermasalahkan sisi ilmiahnya aktivitas puasa telah berhasil
mendapatkan segala daya linuwih atau keistimewaan melalui puasa yang lazim
disebut tirakat.
Tradisi kita, ketika secara budaya sudah tiada lagi tempat untuk bertanya, melalui
puasa seseorang bisa mendapatkan telinga yang baru dan ketika ia tak lagi mampu
berkata, dengan puasa seseorang mampu memperoleh mulut yang baru.
Hati yang diprogram dengan singguh-sungguh akan menghasilkan seseuatu yang luar
biasa. Karena itu dalam menempuh ilmu batin, aktivitas puasa mutlak dibutuhkan.
Karena didalam puasa itu tidak hanya bermakna melaparkan diri semata. Lebih dari
itu, berpuasa memiliki tujuan manonaktifkan nafsu syaithoni.
Non aktifnya nafsu secara tidak langsung meninggikan taraf spiritual manusia,
sehingga orang-orang yang berpuasa do'a nya makbul dan apa yang terusik dalam
hatinya sering menjadi kenyataan.
Menurut Imam Syafi'i dengan berpuasa seseorang terhindar dari lemah beribadah,
berat badanya, keras hatinya, tumpul pikirannya dan kebiasaan mengantuk. Dari
penyelidikan ilmiah puasa diyakini memiliki pengaruh terhadap kesehatan manusia.
Orang-orang terdahulu memiliki ketajaman mata batin dan manjur Ilmu kanuragannya
karena kuatnya dalam Laku Melek atau mengurangi tidur malam hari. Bahkan burung
hantu yang dilambangkan sebagai lambang ilmu pengetahuan pun disebabkan karena
kebiasannya "Tafakur " pada malam hari.
Dalam filosofi ilmu batin, memperbanyak tafakur malam hari menyebabkan seseorang
memiliki "Mata Lebar", yaitu ketajaman dalam melihat dan membaca apa-apa yang
tersirat dibalik kemisterian alam semesta ini.
Bahkan ketika agama Islam datang pun membenarkan informasi sebelumnya yang
dibawa oleh agama lain. Hanya Islam yang menginformasikan bahwa dengan ber-
Tahajud ketika orang lain terlelap dalam tidur, menyebabkan orang itu akan
ditempatkan Allah SWT pada tempat yang terpuji.
Pada keheningan malam terdapat berbagai hikmah. Melawan "Nafsu" tidur menuju
ibadah kepada Allah SWT dan dalam suasana hening itu konsentrasi mudah menyatu.
Saat inilah Allah SWT memberikan keleluasaan kepada hamba-hamba-Nya guna
memohon apa saja yang diinginkan.
Banyak para spiritualis yang memiliki keunikan dalam ilmu batin bukan karena
banyaknya ilmu dan panjangnya amalan yang dibacanya, melainkan karena laku
prihatin pada malam harinya. Insya Allah seseorang yang membiasakan diri tafakur
dan beribadah pada malam hari, maka Allah SWT akan memberikan keberkahan
dalam ilmu-ilmunya.
Ada hal-hal yang tersembunyi dibalik zikir kalimah Toyyibah "La ilaha illallah"
pertama, zikir ini disebut sebagai sebaik-baiknya zikir, berdasarkan hadist riwayat
Nasa'i, Ibnu Majjah, Ibnu Hibban, dan Hakim "Afdhaluzd dzikri La ilaha Illallaahu"
yang artinya : sebaik-baik zikir adalah La ilaha illallah.
Kemudian pada hadist yang lain disebutkan bahwa dengan zikir kalimah Toyyibah ini
menyebabkan pintu langit terbuka, selagi yang membaca kalimah itu orang yang
menjauhi dosa-dosa besar. Sedangkan dengan mengamalkan zikir kalimah ini,
sepanjang zikir ini diamalkan secara tulus ikhlas mengharap ridho Allah SWT, justru
Allah yang akan mengatur potensi manusia.
Dalam hadist Qudsy tersurat : "Barang siapa disibukkan zikir kepada-Ku sehingga
tidak sempat memohon dari-Ku maka Aku akan memberikan yang terbaik dari apa
saja yang Ku berikan".
Artinya : hikmah dari zikir kalimah Toyyibah itu, seseorang akan diberi karunia
oleh Allah SWT walau jenis karunia itu tidak dimintanya. Ini Yang disebut dengan
rezeki yang tak terduga-duga.
Hikmah lain, dari membiasakan diri berzikir kalimah "La ilaha illallah ", secara tidak
langsung berarti merekam kalimat itu pada alam bawah sadar manusia. Seseorang
dalam kondisi kritis, kalimat yang reflek muncul dari alam bawah sadarnya adalah
kalimat yang paling akrab dengan lidah dan hatinya.
Maka, seseorang yang istiqomah dalam zikir kalimah "La ilaha illallah ", bila saat
sakaratul maut hendak menjemput, Insya Allah kalimat itu yang akan muncul dari
mulutnya. Dengan demikian berlakulah janji Allah SWT bahwa seseorang yang
diakhir hayatnya mengucapkan kalimat "La ilaha illallah", maka sorgalah balasannya.
Menyimak hal-hal dibalik kalimah Toyyibah ini, ada dua keuntungan yang bisa kita
raih. Pertama keuntungan dunia berupa ketenangan hati akibat bias dari aktivitas zikir,
juga keuntungan dunia berupa datangnya karunia yang dilimpahkan yang lebih baik
dibanding hamba lain yang meminta.
Kalau kekuatan fisik seseorang ditentukan dari ototnya. Kekuatan ilmu batin
ditentukan dari roh. Memperkuat roh, salah satu caranya dengan wewangian. Karena
itu orang yang sedang mempelajari ilmu batin atau ingin melestarikan kekuatan ilmu
batin dalam jiwa raganya, ia dituntut selalu mengenakan wewangian.
Disebutkan, wewangian amat dibenci setan dan disukai para malaikat. Pengertian
"Wangi" disini bukan sekedar wangi karena bau minyak wangi. Wangi yang hakiki
adalah wanginya kepribadian, dan itu berarti Ahlakul Karimah. Tentu saja,
melengkapi antara syareat dan hakikat itu seseorang memang disunahkan memakai
wewangian sekaligus menghiasi diri dengan Ahlak yang baik.