You are on page 1of 3

Asuhan Keperawatan Cor Pulmonal Pada Pasien.

DEFINISI Cor pulmonal adalah kondisi terjadinya pembesaran jantung kanan (dengan atau
tanpa gagal jantung kiri) sebagai akibat dari penyakit yang memengaruhi struktur, fungsi, atau
vaskularisasi
paru-paru.
ETIOLOGI
Banyak penyakit yang berhubungan dengan hipoksemia dapat memengaruhi paru-paru dapat
menyebabkan corpulmonal. Secara umum, penyakit cor pulmonal disebabkan oleh:
1. Penyakit paru-paru yang merata
Terutama emfisema, bronkhitis kronis (salah satu deretan penyakit chronic obstructive
pulmonary diseaseCOPD), dan fibrosis akibat tuberkulosis.
2. Penyakit pembuluh darah paru-paru
Terutama trombosis dan embolus paru-paru, fibrosis akibat penyinaran menyebabkan penurunan
elastisitas pembuluh darah paru-paru.
3. Hipoventilasi alveolar menahun
Adalah semua penyakit yang menghalangi pergerakan dada normal, m isalnya:
a. Penebalan pleura bilateral.
b. Kelainan neuromuskuler, seperti
poliomielitis dan distrofi otot.
c. Kiposkoliosis yang mengakibatkan penurunan kapasistas rongga toraks sehingga pergerakan
toraks berkurang.
PATOGENESIS
Secara umum cor pulmonal dibagi menjadi dua bentuk:
1. Cor Pulmonal Akut
Merupakan dilatasi mendadak dari ventrikel kanan dan dekompensasi.
Etiologi:
Terjadinya embolus multipel pada pare-paru secara masif di mana secara mendadak akan
menyumbat aliran darah dan ventrikel kanan.
Gejala:
a. Biasanya segera disusul oleh kematian
b. Terjadinya dilatasi dari jantung kanan
2. Cor Pulmonal Kronis
Merupakan bentuk cor pulmonal yang paling sering terjacli. Dinyatakan sebagai hipertropi
ventrikel kanan akibat penyakit paru-paru atau adanya kelainan pada toraks, sehingga akan
menyebabkan hipertensi dan hipoksia sehingga terjadi hipertropi ventrikel kanan.
PATOFISIOLOGI
Pembesaran ventrikel kanan pada cor pulmonal merupakan fungsi pembesaran atau kompensasi
dari peningkatan dalam afterload. Jika resistensi vaskuler paru-paru meningkat dan tetap
meningkat, seperti pada penyakit vaskuler atau parenkim paru-paru, peningkatan curah jantung

dan pengerahan tenaga fisis dapat meningkatkan tekanan arteri pulmonalis secara bermakna.
Afterload ventrikel kanan secara kronis meningkat jika volume paru-paru membesar seperti pada
penyakit COPD yang dikarenakan adanya pernaniangan pernbuluh paru-paru dan kompresi
kapiler alveolar.
Penyakit paru-paru dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang pada suatu waktu akan
memengaruhi jantung, menyebabkan pembesaran ventrikel kanan, dan sering kali berakhir
dengan gagal jantung. Beberapa kondisi yang menyebabkan penurunan oksigenasi paruparu,dapat mengakibatkan hipoksemia (penurunan PaO2), hiperkapnia (pen ingkatan PaCO2),
dan insufisiensi ventilasi. Hipoksia dan hiperkapnia akan menyebabkan vasokonstriksi arteri
pulmonar dan memungkinkan penurunan vaskularisasi pull-part seperti pada emfisema dan
emboli paru-parti. Akibatnya, akan terjadi peningkatan tahanan pada sistem sirkulasi pulmonal,
sehingga menyebabkan hipertensi pulmonal. Arterial mean pressure pada paru-paru sebesar 45
mmHg atau lebih dan dapat menimbulkan cor pulmonal. Ventrikel kanan akan hipertropi dan
mungkin diikuti oleh gagal jantung kanan.
MANIFESTASII KLINIS
Gejala klinis yang muncul pada pasien dengan penyakit cor pulmonal adalah:
1. Sesuai dengan penyakit yang melatarbelakangi, contohnya COPD akan menimbulkan gejala
napas pendek dan batuk.
2. Gagal ventrikel kanan: edema, distensi vena leper, organ hati teraba, efusi pleura, ascites, dan
murmur jantung.
3. Sakit kepala, bingung, dan somnolen terjadi akibat dari peningkatan PCO,.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Radiologi
Batang pulmonal dan hilus membesar. Perluasan hilus dapat dihitung dari perbandingan jarak
antara permulaan percabangan pertama arteri pulmonalis utama kanan dan kiri dibagi dengan
diameter transversal toraks. Perbandingan > 0,36 menunjukkan hipertensi pulmonal.
2. Ekokardiografi
Ekokardiografi memungkinkan pengukuran ketebalan dinding ventrikel kanan. Meskipun
perubahan volume tidak dapat diukur, teknik ini dapat memperlihatkan pembesaran kavitas
ventrikel kanan dalam hubungannya dengan pembesaran ventrikel kiri. Septum interventrikel
dapat tergeser ke kiri.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Berguna untuk mengukur massa ventrikel kanan, ketebalan dinding, volume kavitas, dan jumlah
darah yang dipompa.
4. Biopsi Paru-paru
Dapat berguna untuk menunjukkan vaskulitis pada beberapa tipe penyakit vaskuler paru-paru
seperti penyakit vaskuler kolagen, artritis rhematoid, dan granulomatosis wagener.
PENATALAKSANAAN MEDIS

Tujuan dari penatalaksanaan medis adalah untuk meningkatkan ventilasi pasien dan mengobati
penyakit yang melatarbelakangi beserta manilestasi dari gagal jantungnya.
Penatalaksanaan medis secara umum:
1. Pada pasien dengan penyakit asal COPD: pemberian 02 sangat dianjurkan untuk memperbaiki
pertukaran gas dan menurunkan tekanan arteri puhnonal serta tahanan vaskuler pulmonal.
2. Higienis bronkhial: diberikan obat golongan bronkodilator.
3. Jika terdapat gejala gagal jantung: perbaiki kondisi hipoksemia dan hiperkapnia.
4. Bed rest, diet rendah sodium, pemberian diuretik.
5. Digitalis: bertujuan untuk meningkatkan kontraktilitas dan menurunkan denyut jantung, selain
itu juga mempunyai efek digitalis ringan.
Selain hal tersebut di atas, dianjurkan pula perawatan yang dilakukan di rumah (home care)
karena penatalaksanaan dari penyakit ini berhubungan dengan pengobatan terhadap penyakit
yang menyebabkannya, dan biasanya dalam jangka waktu yang lama. Pasien dengan COPD
dianjurkan untuk menghindari alergen yang dapat mengiritasi jalan napas.

You might also like