You are on page 1of 17

asuhan keperawatan pada pasien moniliasis

Sabtu, 27 April 2013


asuhan keperawatan endokarditis

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN ENDOKARDITIS

oleh:

Ria Rohma Wati

NIM 112310101015

Ratna Lauranita Anggraeni

NIM 112310101029

Ayesie Natasa Zulka

NIM 112310101032

Silvi Anita Uslatu Rodyah

NIM 112310101035

Wahyu Elok Pambudi

NIM 112310101043

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2012

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1

Epidemiologi

Di Amerika Serikat, insidensi dari katub endokarditis murni sejumlah 1,7 sampai
6,2 kasus tiap 100.000 orang per tahun. Endocarditis infektif rata-rata tertinggi
didapatkan pada pengguna obat secara intravena, dengan insidensi sekitar 1502000 tiap 100000 orang pertahun. Risiko katup buatan pada infektif
endocarditismenurun setelah implantasi katub dan risiko kumulatif sekitar 2
sampai 3 persen setelah 60 bulan.
Sejauh ini belum ada data epidemiologis penduduk tentang prevalensi atau
insidensi penyakit endokarditis di Indonesia. Prevalensi yang ada hanya tentang
jumlah perkiraan prevalensi endokarditis di masyarakat adalah sekitar 5/100.000
penduduk pertahun, dan meningkat menjadi 150-200/100.000 penduduk
pertahun pada penyalahgunaan obatintravena.Endokarditis lebih sering terjadi
pada orang dewasa. Sekitar 50% kasus yang ada terjadi pada pasien dengan
umur diatas 50 tahun. Endokarditis lebih sering terjadi pada laki-laki disbanding
dengan perempuan. Sedangkan pada anak-anak, endokarditis terjadi pada anakanak dengan kelainan kongenital.
1.2

Anatomi Fisiologi

Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh yang berfungsi
memompakan darah ke paru-paru dan seluruh tubuh. Jantung terdiri dari empat
ruang yaitu atrium dekstra yang berfungsi menampung darah kaya CO2 dari
seluruh tubuh dan mengalirkannya melalui katup trikuspidalis ke ventrikel
dekstra. Ventrikel dekstra berfungsi menampung darah dari atrium dekstra dan
memompakannya ke paru-paru. Selanjutnya atrium sinistra berfungsi untuk
menampung darah kaya O2 dari paru-paru selanjutnya mengalirkannya melalui

katup bikuspidalis ke ventrikel sinistra untuk selanjutnya dialirkan ke seluruh


tubuh melalui aorta.
Kemudian selain terdiri Dario empat ruang, jantung tersusun dari beberapa
lapisan, yaitu perikardium, miokardium, dan endokardium, berikut penjelasan
mengenai masing-masing lapisan tersebut:
a.

Perikardium

Pericardium merupakan kantong berdinding ganda yang dapat membesar dan


mengecil, membungkus jantung dan pembuluh darah besar. Kantong ini melekat
pada diafragma, sternum, dan pleura yang membungkus paru.
b.

Miokardium

Miokardium merupakan lapisan tengah jantung yang terdiri dari jaringan otot
jantung yang berkontraksi untuk memompa darah. Ketebalan miokardium ini
bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang jantung lainnya.kontraksi
miokardium ini nantinya bias menekan darah keluar ruang menuju arteri besar.
c.

Endokardium

Merupakan lapisan dalam yang tersusun dari lapisan endotel; yang terletak di
atas jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan
lapisan endotel yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan
meninggalkan jantung, (Sloanne, 2004).

BAB 2. KONSEP DASAR PENAKIT

2.1

Definisi Endokarditis

Endokarditis pertama kali ditemukan oleh Rivera tahun 1946. Endokarditis


adalah infeksi permukaan endokardial yang biasanya meliputi dinding ventrikel,
katup-katup jantung, dinding arteri besar, septum, yang ditandai dengan mudah
terjadinya aggregasi dari trombin dan platelet yang disebut vegetasi, ini berisi
makroorganisme (Japardi, tanpa tahun).
Endokarditis merupakan infeksi katup dan permukaan endotel jantung yang
disebabkan oleh invasi langsung bakteri atau organisme lain dan menyebabkan
deformitas bilah katup (Muttaqin, 2009).
Endokarditis merupakan penyakit yang disebabkan infeksi mikroba pada lapisan
endotel jantung, ditandai oleh vegetasi yang biasanya terdapat pada katup
jantung, namun dapat terjadi pada endokardium di tempat lain (Mansjoer, 2000).
Endokarditis pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu endokarditis rematik dan
endokarditis infeksi. Endokarditis rematik merupakan endokarditis yang terjadi
akibat demam rematik, yaitu suatu penyakit sistemik yang disebabkan oleh
infeksi streptokokus grup A. endokarditis rematik secara anatomis
dimanifestasikan dengan adanya tumbuhan kecil yang transparan, yang
menyerupai manic dan ukurannya sebesar kepala jarum pentul, tersusun dalam
deretan sepanjang tepi bilah katup, namun yang lebih sering mereka

menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang
bertahap menebalkan bilah-bilah katup, menyebabkannya menjadi memendek
dan menebal dibanding yang normal, (Suzanne, 2002).
Sedangkan endokarditis infeksi adalah infeksi katup dan permukaan endotel
jantung yang disebabkan infeksi langsung dari bakteri atau organisme yang
menyebabkan deformitas bilah katup, (Suzanne, 2002).

2.2

Etiologi

Endokarditis disebabkan oleh beberapa bakteri maupun mikroorganisme yang


merupakan agen ifeksius yang menyerang lapisan jantung. Bakteri yang
menyebabkan endokarditis antara lain:
1.

streptococcus viridans alpha hemolytic, sumber berasal dari gigi

2.

staphylococcus coagulase positiv

3.
streptococcus faecalis, sumber bakteri berasal dari aborsi dan kateterisasi
genitourinarius
4.

enterococcus

5.

group A beta Streptococcus hemolitikus

Organisme lain yang menyebabkan endokarditis adalah jamur atau fungi. Jamur
atau fungi yang paling sering menginvasi adalah candida, aspergillus, dan
histoplasma. Penyebab lainnya adalah coxiella burnetii yang menyebabkan
demam Q.

2.3

Patofisiologi

1. Patofisiologi Endokarditis Rematik


Endokarditis rematik disebabkan oleh demam rematik yang ditimbulkan oleh
reaksi sensitivitas terhadap bakteri streptokokus hemolitikus grup A. Reaksi
sensitivitas terhadap bakteri ini menyebabkan inflamasi pada lapisan jantung
yaitu miokardium, perikardium, dan endokardium. Leukosit darah yang berperan
sebagai pertahanan tubuh akan tertimbun pada jaringan yang terkena dan
membentuk nodul. Pada endokardium, inflamasi yang terjadi mengenai bagian
bilah jantung sehingga menyebabkan penebalan dan pemendekan pada katup
jantung yang menyebabkan jantung tidak dapat menutup dengan sempurna.
Katup jantung yang menutup tidak sempurna ini menyebabkan kebocoran yang
disebut regurgitasi katup jantung. Namun apabila katup yang mengalami
perlengketan satu sama lain maka hal ini akan menyebabkan stenosis katup
sehingga mengakibatkan pasien dengan kasus seperti ini akan mengalami gagal
jantung, disritmia, dan pneumonia rematik.

2. Endokarditis Infeksi
Endokarditis ini disebabkan oleh infeksi katup dan permukaan endotel jantung
sebagai akibat dari invasi langsung bakteri, fungi, riketsia, dan streptokokus
viridans sehingga menyebabkan deformitas bilah katup. Endokarditis ini juga
bisa disebabkan oleh riwayat penyakit katup jantung pasien maupun riwayat
melakukan tindakan invasif pada jantung. Selain itu endokarditis ini juga banyak
menyerang manula akibat dari penurunan respon imunologis terhadap
infeksi. Secara umum patofisiologi ini dapat dijelaskan sebagai berikut
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu juga
melalui alat genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan kulit.
Endokard yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi
dan menimbulakan vegetasi yang terdiri atas trombosis dan fibrin. Vaskularisasi
jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga memudahkan mikroorganisme
berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan katub dan
endokard, kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub
hingga terjadi kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya,
menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi mengenai
korda tendinae maka dapat terjadi ruptur yang mengakibatkan terjadinya
kebocoran katup
Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari
endokard merupakan gambaran yang khas pada endokarditis infeksi. Besarnya
emboli bermacam-macam. Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar,
umumnya menyumbat pembuluh darah yang besar pula. Tromboemboli yang
terinfeksi dapat teranggkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung,
anggota gerak, kulit, dan paru. Bila emboli menyangkut di ginjal. akan
meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan
menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan.

2.4

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala yang muncul akibat endokarditis

adalah:
1.
Embolisasi pertumbuhan vegetatif jantung yang disebabkan oleh toksisitas
infeksi akibat bakteri maupun organisme yang menyerang jantung
2.
keluhan umum yang dirasakan adalah malaise, anoreksia, penurunan berat
badan, nyeri punggung dan persendian
3.

demam intermiten

4.
hemoragi splinter dibawah kuku jari dan jari kaki, peteki pada konjungtiva
dan membran mukus

5.

munculnya bintik roth

6.
manifestasi pada jantung yang dialami adalah kardiomegali, gagal jantung
kongestif, dan bising jantung yang menginikasikan kerusakan pada katup
7.
manifestasi pada sistem saraf yaitu, sakit kepala, iskemia serebal transien,
lesi neurologis fokal, dan stroke
8.
emboli yang dapat menyebabkan pneumoni kambuhan, dan abses paru
yang selanjutnya mengakbatkan sesak napas, krekels, dan mengi. sedangkan
pada ginjal hematuria dan gagal ginjal.
2.5

Prosedur Diagnostik

Prosedur diagnostic yang dapat dilakukan pada kasus


endokarditis ini antara lain:
1.

Gejala umum

Demam dapat berlangsung terus-menerus retermiten / intermiten atau tidak


teratur sama sekali. Suhu 38-40 C terjadi pada sore dan malam hari, kadang
disertai menggigil dan keringat banyak. Anemia ditemukan bila infeksi telah
berlangsung lama. pada sebagian penderita ditemukan pembesaran hati dan
limpha.
2.

Gejala Emboli dan Vaskuler

Ptekia timbul pada mukosa tenggorok, muka dan kulit (bagian dada). umumya
sukar dibedakan dengan angioma. Ptekia di kulit akan berubah menjadi
kecoklatan dan kemudian hilang, ada juga yang berlanjut sampai pada masa
penyembuhan. Emboli yang timbul di bawah kuku jari tangan (splinter
hemorrhagic).
3.

Gejala Jantung

Tanda-tanda kelainan jantung penting sekali untuk menentukan adanya kelainan


katub atau kelainan bawaan seperti stenosis mitral, insufficiency aorta, patent
ductus arteriosus (PDA), ventricular septal defect (VCD), sub-aortic stenosis,
prolap katub mitral. Sebagian besar endokarditis didahului oleh penyakit jantung,
tanda-tanda yang ditemukan ialah sesak napas, takikardi, palpasi, sianosis, atau
jari tabuh (clubbing of the finger). Perubahan murmur menolong sekali untuk
menegakkan diagnosis, penyakit yang sudah berjalan menahun, perubahan
murmur dapat disebabkan karena anemia . Gagal jantung terjadi pada stadium
akhir endokarditis infeksi, dan lebih sering terjadi pada insufisiensi aorta dan
insufisiensi mitral, jarang pada kelainan katub pulmonal dan trikuspid serta
penyakit jantung bawaan non valvular .

2.6

Penatalaksanaan Medis

Penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotika


intravena dosistinggi. Pemberian antibiotika saja tidak cukup pada infeksi katup
buatan. Mungkin perlu dilakukan pembedahan jantung untuk memperbaiki atau
mengganti katupyang rusak dan membuang vegetasi. Endokarditis infektif
dengan vegetasi ukurankurang dari 1 cm biasanya akan sembuh dengan

pemberian antibiotika selama 4-6minggu. Sedangkan untuk vegetasi yang


berukuran lebih dari 1 cm dan tidak respon terhadap pemberian antibiotika
selama 3 minggu biasanya memerlukanterapi pembedahan. Terapi dan prognosis
pada endokarditis bergantung padakeadaan yang mendasari terjadinya
endokarditis dan sensitifitas organismeterhadap jenis antibiotika tertentu
Selain beberapa hal diatas terdapat pula penatalaksanaan lainnya seperti:
1.
pemberian antibiotik sesuai dengan bakteri yang menyerang pada
endokarditis (contoh : penisilin G pada streptococus)
2.
pemberian obat-obatan apabila terjadi gagal jantung seperti digitalis,
diuretic, dan vasodilator
3.

Pembedahan

Tindakan pembedahan dilakukan apabila:


a.

Terjadi komplikasi gagal jantung kongestif

b.
Terdapat tanda-tanda disfungsi katup prostetik dari penilaianekokardiografi
trans-esofageal
c.

Vegetasi yang besar

d.

Emboli sistemik yang berulang

e.

Aneurisma katup mitral

f.

Abses pada katup atau endokard jantung.

g.

Sepsis yang sulit diatasi

h.

Terjadi relaps setelah pemberian terapi yang adekuat

Sasaran pengobatan adalah eradikasi total organism penyerang melalui dosis


adekuat agen antimicrobial yang sesuai
a.
isolasikan organism penyebab melalui seri kultur darah. Kultur darah
dilakukan untuk memantau perjalanan terapi
b.
setelah pemulihan dari prosese infeksi, kerusakan katp serius mungkin
membutuhkan penggantian katup
c.
suhu tubuh pasien dipantau untuk keefektifan pengobatan, (Dianne,
2000).

BAB 3. ASUHAN KEPERAWATAN


3.1
3.1.1

Pengkajian
Pengkajian awal
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi:

a.

Identitas Pasien

Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, agama, alamat.
b.

Keluhan Utama

Keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian yaitu nyeri,demam tinggi, sesak
nafas.
3.1.2
a.

Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat penyakit yang diketahui dari pasien endokarditis adalah adanya nafas
pendek, kelemahan, demam tinggi, nyeri pada dada dan tidak khas, adanya
tanda kemerahan di kulit tangan dan kaki
b.

Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit dahulu yang sering dialami pasien adalah mempunyai riwayat
penyakit demam rematik
c.

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga mempunyai penyakit yang menurun atau menular.


3.1.3
a.

Pengkajian Menurut Gordon


Persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan

Hal-hal yang perlu dikaji meliputi:


1)
Status kesehatan, status promosi dan praktek pencegahan kesehatan,
persepsi pengobatan atau perawawatan, follow up perawatan.
DO: Pasien terlihat cemas, dan tidak bersemangat
DS: Pasien mengatakan bahwa ia baru pertama kali mengalami sakit yang
seperti ini dan hanya mengobati dengan obat toko
2)
Keamanan / proteksi : bahaya lingkungan, sumber-sumber yang potensial
menimbulkan cidera fisik, terpapar dengan penyakit menular dan pathogen,
alergi, daya tahan tubuh dan respon terhadap pathogen.
DO: catatan medis pasien meliputi: riwayat penyakit seperti demam rematik
DS: Keluarga pasien mengatakan tentang kebiasaan pasien seperti merokok ,
selain itu keluarga pasien juga mengatakan tentang kondisi lingkungan yang
kotor , dan Pasien mengatakan bahwa ia sering terkena batuk dan sulit sembuh

b.

Nutrisi metabolik

Hal-hal yang perlu dikaji meliputi:


1)
Konsumsi makanan dan cairan tipe dan kuantitas, dari makanan dan
cairan, jenis makanan, waktu makan, diet khusus.
DO: Badan pasien tampak kurus, BB pasien tidak ideal
DS: Pasien mengatakan mengenai kebiasaan makan pasien yang buruk seperti
mengonsumsi alkohol dan kebiasaan makan makanan yang kurang bersih
2)

Status cairan, kulit, integritas jaringan dan thermoregulasi

DO: Suhu tubuh pasien 39, kulit pucat, Kulit tampak kering
DS: Pasien mengeluh demam
c.

Eliminasi

Hal yang perlu dikaji: pola BAB, BAK, fungsi ekskresi kulit, penggunaan alat untuk
eliminasi
DO: urine pasien normal,
DS: Pasien mengatakan bahwa ia jarang makan sehingga jarang BAB
d.

Aktivitas / latihan

Hal-hal yang perlu dikaji:


1)
Pola latihan, ADL, aktifitas waktu luang, / rekreasi, keseimbangan energi,
focus pada aktifitas yg penting
DO: pasien tampak lemah, Pasien dipapah oleh keluarga saat di rumah sakit
DS: Pasien mengatakan bahwa ia merasa cepat lelah, dan sesak saat
beraktivitas
2)

Status kardiopulmonal dan pengaruhnya terhadap aktifitas

DO: RR > 20, nadi teraba lemah


DS: Pasien mengatakan lelah saat beraktivitas, pasien merasa sesak
Istirahat / tidur
Hal yang perlu dikaji: frekwensi dan durasi periode istirahat tidur, penggunaan
obat tidur, kondisi lingkungan saat tidur.
DS: pasien sering terbangun saat malam hari karena nyeri dan sesak
Kognitif / perceptual
Hal yang perlu dikaji: fungsi sensori ( pendengaran, penglihatan, perasa,
pembau, perabaan ) kenyamanan dan nyeri, fungsi kognitif ( bahasa, memori,
penilaian, pengambilan keputusan ).
DO: Pasien tampak memegangi dadanya, skala nyeri 10
DS: Pasien mengatakan bahwa dadanya sering terasa nyeri

Persepsi diri / konsep diri


Hal yang perlu dikaji: perasaan harga diri secara umum, sikap tentang dirinya,
identitas diri, pola emosional umum.
DS: Pasien mengatakan bahwa dirinya merasa takut mengenai penyakitnya
Peran /hubungan
Hal yang perlu dikaji: peran kelurga dan peran social, kepuasan dan
ketidakpuasan dengan peran, persepsi terhadap peran yang terbesar dalam
hidup
DS: Keluarga mengatakan bahwa selama sakit pasien tidak bekerja dan jarang
keluar rumah
Seksual / reproduksi
Hal yang perlu dikaji: focus pasutri terhadap kepuasan atau ketidakpuasan
dengan seks, pola reproduksi ; menstruasi
DS: Pasien mengatakan bahwa selama sakit pasien jarang melakukan hubungan
intim dengan suami / istri.

Koping /toleransi stress


Hal yang perlu dikaji: metode untuk mengatasi atau kooping terhadap stress,
mendefinisakan stressor, toleransi terhadap stress, efektifitas koping.
DS: Pasien mengatakan pasien merasa frustasi dengan penyakitnya yang sulit
untuk diobati
Nilai / kepercayaan
Hal yang perlu dikaji: nilai, tujuan, dan kepercayaan berhubungan dengan
pilihan, atau membuat keputusan, kepercayaan spiritual, issu tentang hidup
yang penting, hubungan antara pola nilai kepercayaan dengan masalah dan
praktek kesehatan.
DS: Pasien mengatakan bahwa kebutuhan spiritual pasien terganggu selama
sakit.

3.1.4
1.

Pemeriksaan Fisik
Respirasi : (B1: Breathing)

data subyektif:
Napas pendek ,memburuk pada malam hari
data obyektif:

a.

Dyspnea nocturnal

b.

Batuk

c.

Inspirasi wheezing

d.

Takipnea

e.

creackles dan ronchi lemah

f.

Respirasi lambat

2.

Sirkulasi (B2: blood)

data subyektif :
a.
Mempunyai riwayat demam rematik, keturunan penyakit jantung, pernah
operasi jantung, by-pass sering berdebar

data obyektif :
a.
Takikardi, disritmi , friction rub perikardia, murmur, disfungsi otot-otot
papila,irama gallop S3/S4 , edem
b.

Peningkatan vena jugularis,ptekia (konjungtiva dan membran mukus)

c.

Perdarahan pada bagian tertentu

d.

Oslers nodes pada jari/jari kaki

e.

Janeway lessions (telapak tangan,dan kaki)

3.

Persyarafan (B3: Brain): biasanya composmentis

4.

Perkemihan (B4: Bladder):

data subyektif :
a.

Riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal

b.

Riwayat frkwensi pemasukkan urin menurun

data obyektif :
Konsentrasi urine keruh/pekat

5.

Pencernaan (B5:Bowel):

6.

Aktivitas/istirahat :

data subyektif : Keletihan, kelemahan


data obyektif :
a.

Takikardia

b.

Tekanan darah menurun

c.

Dispnoe pada saat aktivitas

3.1.5

Pemeriksaan penunjang

1.
EKG menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok konduksi, disritmia
(elevasi ST), PR depresi
2.
Echocardiografi: adanya efusi perikardial, hipertropi perikardial, disfungsi
katub, dilatasi atrium
3.

Enzim jantung: peningkatan CPK, tapi MB inzuenzim tidak ada

4.

Rontgen: terlihat pembesaran jantung, infiltrat pulmonal

5.

Kultur darah : untuk mengisolasi penyebab bakteri , virus dan jamur

6.

BUN: mengevaluasi uremia (kemungkinan faktor pencetus)

3.1.6

Prioritas keperawatan:

1.

Timbulnya nyeri

2.

Peningkatan istirahat dan membantu perawatan diri

3.

Kaji pengobatan / penyebab yang mendasari

4.

Mengatur sistim penyakit yang mendasari/ dan mencegah komplikasi

5.

Petunjuk penyebab penyakit, pengobatan dan pencegahan

3.1.7

Tujuan Intervensi:

1.

Nyeri dapat dikontrol

2.

Tingkat aktifitas (kebutuhan dasar) dapat dipenuhi

3.

Infeksi dapat dikontrol : tidak terjadi demam

4.

Mempertahankan hemodinamik yang stabil; bebas keluhan payah jantung

5.

Perubahan gaya jantung

3.2

Diagnosa

1.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan keterbatasan pengisian
jantung/konstraktilitas ventricular, disritmia dan peningkatan kerja ventricular
2.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigenasi
akibat pengisian jantung yang tidak adekuat
3.
Ketidakefektifan pola nafas berhunbungan dengan penurunan suplai darah
dari jantung dan penurunan ekspansi paru karena edema pada paru

4.
gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan inflamasi
jaringan (agen biologis)
5.
Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap pandangan diri
sendiri ( perubahan status kesehatan)
6.
gangguan konsep diri berhubungan dengan keterbatasan dalam melakukan
aktivitas
7.

hipertermi berhubungan dengan adanya inflamasi

8.

gangguan pola tidur berhubungan pernapasan saat tidur

9.
intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidaknyamanan saat makan (sesak dan cemas)
3.3

Intervensi

Gangguan rasa nyaman: nyeri


a.

Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan menggunakan skala nyeri.

b.

Berikan lingkungan yang nyaman pada pasien.

c.

Ajarkan teknik relaksasi pada pasien untuk mengurangi rasa nyeri.

d.

Batasi aktivitas pada pasien.

e.

Kolaborasikan pemberian analgesik sesuai indikasi pada pasien.

Ketidakefektifan pola nafas


a.

Pantau kecepatan irama, kedalaman, dan usaha respirasi pada pasien.

b.

Berikan pasien posisi yang nyaman dan optimal untuk bernafas.

c.

Ajarkan pasien untuk relaksasi

d.
Instruksikan kepada pasien atau keluarga bahwa mereka harus memberi
tahu perawat pada saat terjadi ketidakefektifan pola pernafasan.
e.
Kolaborasikan pemberian tindakan nebulizer dan oksigenasi sesuai dengan
program.
Gangguan pola tidur
a.
Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik dan
psikologis yang mengganggu pola tidur pasien.
b.
Bantu pasien untuk mengurangi faktor-faktor yang memungkinkan
mengganggu pola tidur.
c.

Fasilitasi pasien untuk mempertahankan rutinitas tidurnya.

d.
Ajarkan pasien untuk tidak makan dan minum yang dapat mengganggu
pola tidurnya.
e.
Lakukan pengaturan posisi yang nyaman pada pasien untuk
mengoptimalkan pola tidurnya.

3.4

Evaluasi

Evaluasi diagnosa 1
S: Pasien berkata, Sus, saya merasa nyeri dada yang saya rasakan sudah agak
mendingan, dan saya sudah dapat berjalan sendiri
O: Turgor kulit pasien mulai kembali ke keadaan normal
A: Curah jantung pasien mulai membaik
P:Intervensi dilanjutkan dan di modifikasi

Evaluasi Diagnosa 2
S: pasien berkata, Sus, sekarang saya sudah dapat berjalan sendiri
O: Pasien dapat berjalan sendiri dengan kecapatan yang lambat
A: Intoleransi aktivitas pasien teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan untuk pelatihan mobilisasi fisik

Evaluasi Diagnosa 3
S: Pasien berkata: Sus, saya masih merasa sesak
O: Pasien nampak terengah-engah
A: Pasien belum bisa batuk efektif
P: Intervensi dilanjutkan untuk pengajaran batuk efektif pada pasien

Evaluasi Diagnosa 4
S: Pasien berkata, Sus, nyeri yang saya rasakan sudah agak mendingan
O: Pasien tidak memegang dadanya lagi
A: Nyeri yang dirasakan pasien sudah dalam kategori ringan
P: Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi

Evaluasi Diagnosa 5
S: Pasien berkata, Sus, saya takut dengan penyakit ini dan saya takut tidak
dapat sembuh
O: Pasien terlihat gelisah
A: Pasien belum bisa mengatasi kecemasan yang dialami
P: Intervensi dilanjutkan pemberian teknik relaksasi pada pasien

Evaluasi Diagnosa 6
S: pasien berkata, Sus, saya malu dengan istri saya karena saya tidak dapat
mencari nafkah
O: Pasien terlihat cemas dan gelisah
A: Masalah konsep diri pasien belum teratasi
P: Intervensi dimodifikasi dengan pemberian konsultasi dan pendidikan kepada
pasien

Evaluasi Diagnosa 7
S: Pasien berkata, Sus, saya merasa suhu badan saya sudah turun
O: Suhu badan pasien 370C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Evaluasi Diagnosa 8
S: Pasien berkata: Sus, tadi malam saya tidak bisa tidur
O: Mata pasien terlihat kehitaman, pasien nampak lelah dan sering menguap
A: Pasien masih belum bisa mengembalikan pola tidurnya
P: Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan dan dimodifikasi

Evaluasi Diagnosa 9
S: pasien berkata, Sus, saya sekarang sudah merasa enak makan
O: Porsi makan pasien habis
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

3.5

Discharge Planning

1.
Berikan informasi kepada pasien tentang adanya resiko tinggi untuk
terjadinya kekambuhan
2.
Berikan informasi yang diperlukan untuk deteksi dini dan pencegahan
penyakit
3.
Instruksikan pasien untuk memberikan informasi kepada tenaga
kesehatan, termasuk dokter gigi, riwayat endokarditis mereka, karena mereka

mungkin membutuhkan terapi antibiotik profilaksis untuk mencegah


kekambuhan
4.
Pastikan pasien mengerti semua obat, termasuk dosis, rute, reaksi, dan
efek samping. Anjurkan pasien untuk mencari bantuan medis segera jika terjadi
efek samping.
5.
Pastikan pasien atau keluarga pasien dapat menunjukkan metode yang
tepat dalam administrasi obat-obatan atau antibiotik.
6.
Anjurkan pasien pada kateter infus perawatan situs yang tepat, serta
tanda-tanda infiltrasi.
7.
Mendorong kebersihan mulut yang baik, dan menyarankan pasien untuk
menggunakan sikat gigi yang lembut dan sikat setidaknya dua kali sehari.
8.

Ajarkan pasien untuk menghindari perangkat irigasi dan flossing.

9.
Ajarkan pasien untuk memonitor dan mengukur suhu setiap hari pada
waktu yang sama.
10.

Anjurkan pasien untuk mengambil antipiretik sesuai dengan perintah

11.
Anjurkan pasien untuk melaporkan tanda-tanda gagal jantung dan
embolisasi, serta demam terus, menggigil, kelelahan, malaise, atau penurunan
berat badan.

BAB 4. PENUTUP

4.1

Kesimpulan

Endokarditis adalah suatu penyakit yang disebabkan


infeksi langsung bakteriatau organisme lain pada lapisan endotel
jantung, yang ditandai oleh vegetasi yang biasanya terdapat pada katup jantung,
namun dapat terjadi pada endokardium di tempat lain. Infeksi
endokarditis biasanya terjadi pada jantung yang telah mengalami kerusakan.
Penyakit ini didahului dengan endokarditis, biasanya berupa penyakit jantung
bawaan, maupun penyakit jantung yang didapat.
Endokarditis tidak hanya terjadi pada endokard dan katub yang telah mengalami
kerusakan, tetapi juga pada endokard dan katub yang sehat, misalnya
penyalahgunaan narkotik perintravena atau penyakit kronik.

4.2

Saran

Agar dalam memberi asuhan keperawatan menjadi lebih efektif, sebaiknya


perawat lebih mengeksplorasi pengetahuannya mengenai penyakit endokarditis

sehingga diharapkan perawat dapat membantu pasien dalam proses mencapai


kesembuhan.

You might also like