Professional Documents
Culture Documents
oleh:
NIM 112310101015
NIM 112310101029
NIM 112310101032
NIM 112310101035
NIM 112310101043
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, insidensi dari katub endokarditis murni sejumlah 1,7 sampai
6,2 kasus tiap 100.000 orang per tahun. Endocarditis infektif rata-rata tertinggi
didapatkan pada pengguna obat secara intravena, dengan insidensi sekitar 1502000 tiap 100000 orang pertahun. Risiko katup buatan pada infektif
endocarditismenurun setelah implantasi katub dan risiko kumulatif sekitar 2
sampai 3 persen setelah 60 bulan.
Sejauh ini belum ada data epidemiologis penduduk tentang prevalensi atau
insidensi penyakit endokarditis di Indonesia. Prevalensi yang ada hanya tentang
jumlah perkiraan prevalensi endokarditis di masyarakat adalah sekitar 5/100.000
penduduk pertahun, dan meningkat menjadi 150-200/100.000 penduduk
pertahun pada penyalahgunaan obatintravena.Endokarditis lebih sering terjadi
pada orang dewasa. Sekitar 50% kasus yang ada terjadi pada pasien dengan
umur diatas 50 tahun. Endokarditis lebih sering terjadi pada laki-laki disbanding
dengan perempuan. Sedangkan pada anak-anak, endokarditis terjadi pada anakanak dengan kelainan kongenital.
1.2
Anatomi Fisiologi
Jantung merupakan salah satu organ vital dalam tubuh yang berfungsi
memompakan darah ke paru-paru dan seluruh tubuh. Jantung terdiri dari empat
ruang yaitu atrium dekstra yang berfungsi menampung darah kaya CO2 dari
seluruh tubuh dan mengalirkannya melalui katup trikuspidalis ke ventrikel
dekstra. Ventrikel dekstra berfungsi menampung darah dari atrium dekstra dan
memompakannya ke paru-paru. Selanjutnya atrium sinistra berfungsi untuk
menampung darah kaya O2 dari paru-paru selanjutnya mengalirkannya melalui
Perikardium
Miokardium
Miokardium merupakan lapisan tengah jantung yang terdiri dari jaringan otot
jantung yang berkontraksi untuk memompa darah. Ketebalan miokardium ini
bervariasi dari satu ruang jantung ke ruang jantung lainnya.kontraksi
miokardium ini nantinya bias menekan darah keluar ruang menuju arteri besar.
c.
Endokardium
Merupakan lapisan dalam yang tersusun dari lapisan endotel; yang terletak di
atas jaringan ikat. Lapisan ini melapisi jantung, katup, dan menyambung dengan
lapisan endotel yang melapisi pembuluh darah yang memasuki dan
meninggalkan jantung, (Sloanne, 2004).
2.1
Definisi Endokarditis
menimbulkan efek serius. Mereka menjadi awal terjadinya suatu proses yang
bertahap menebalkan bilah-bilah katup, menyebabkannya menjadi memendek
dan menebal dibanding yang normal, (Suzanne, 2002).
Sedangkan endokarditis infeksi adalah infeksi katup dan permukaan endotel
jantung yang disebabkan infeksi langsung dari bakteri atau organisme yang
menyebabkan deformitas bilah katup, (Suzanne, 2002).
2.2
Etiologi
2.
3.
streptococcus faecalis, sumber bakteri berasal dari aborsi dan kateterisasi
genitourinarius
4.
enterococcus
5.
Organisme lain yang menyebabkan endokarditis adalah jamur atau fungi. Jamur
atau fungi yang paling sering menginvasi adalah candida, aspergillus, dan
histoplasma. Penyebab lainnya adalah coxiella burnetii yang menyebabkan
demam Q.
2.3
Patofisiologi
2. Endokarditis Infeksi
Endokarditis ini disebabkan oleh infeksi katup dan permukaan endotel jantung
sebagai akibat dari invasi langsung bakteri, fungi, riketsia, dan streptokokus
viridans sehingga menyebabkan deformitas bilah katup. Endokarditis ini juga
bisa disebabkan oleh riwayat penyakit katup jantung pasien maupun riwayat
melakukan tindakan invasif pada jantung. Selain itu endokarditis ini juga banyak
menyerang manula akibat dari penurunan respon imunologis terhadap
infeksi. Secara umum patofisiologi ini dapat dijelaskan sebagai berikut
Kuman paling sering masuk melalui saluran napas bagian atas selain itu juga
melalui alat genital dan saluran pencernaan, serta pembuluh darah dan kulit.
Endokard yang rusak dengan permukaannya tidak rata mudah sekali terinfeksi
dan menimbulakan vegetasi yang terdiri atas trombosis dan fibrin. Vaskularisasi
jaringan tersebut biasanya tidak baik, sehingga memudahkan mikroorganisme
berkembang biak dan akibatnya akan menambah kerusakan katub dan
endokard, kuman yang sangat patogen dapat menyebabkan robeknya katub
hingga terjadi kebocoran. Infeksi dengan mudah meluas ke jaringan sekitarnya,
menimbulkan abses miokard atau aneurisme nekrotik. Bila infeksi mengenai
korda tendinae maka dapat terjadi ruptur yang mengakibatkan terjadinya
kebocoran katup
Pembentukan trombus yang mengandung kuman dan kemudian lepas dari
endokard merupakan gambaran yang khas pada endokarditis infeksi. Besarnya
emboli bermacam-macam. Emboli yang disebabkan jamur biasanya lebih besar,
umumnya menyumbat pembuluh darah yang besar pula. Tromboemboli yang
terinfeksi dapat teranggkut sampai di otak, limpa, ginjal, saluran cerna, jantung,
anggota gerak, kulit, dan paru. Bila emboli menyangkut di ginjal. akan
meyebabkan infark ginjal, glomerulonepritis. Bila emboli pada kulit akan
menimbulkan rasa sakit dan nyeri tekan.
2.4
Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala yang muncul akibat endokarditis
adalah:
1.
Embolisasi pertumbuhan vegetatif jantung yang disebabkan oleh toksisitas
infeksi akibat bakteri maupun organisme yang menyerang jantung
2.
keluhan umum yang dirasakan adalah malaise, anoreksia, penurunan berat
badan, nyeri punggung dan persendian
3.
demam intermiten
4.
hemoragi splinter dibawah kuku jari dan jari kaki, peteki pada konjungtiva
dan membran mukus
5.
6.
manifestasi pada jantung yang dialami adalah kardiomegali, gagal jantung
kongestif, dan bising jantung yang menginikasikan kerusakan pada katup
7.
manifestasi pada sistem saraf yaitu, sakit kepala, iskemia serebal transien,
lesi neurologis fokal, dan stroke
8.
emboli yang dapat menyebabkan pneumoni kambuhan, dan abses paru
yang selanjutnya mengakbatkan sesak napas, krekels, dan mengi. sedangkan
pada ginjal hematuria dan gagal ginjal.
2.5
Prosedur Diagnostik
Gejala umum
Ptekia timbul pada mukosa tenggorok, muka dan kulit (bagian dada). umumya
sukar dibedakan dengan angioma. Ptekia di kulit akan berubah menjadi
kecoklatan dan kemudian hilang, ada juga yang berlanjut sampai pada masa
penyembuhan. Emboli yang timbul di bawah kuku jari tangan (splinter
hemorrhagic).
3.
Gejala Jantung
2.6
Penatalaksanaan Medis
Pembedahan
b.
Terdapat tanda-tanda disfungsi katup prostetik dari penilaianekokardiografi
trans-esofageal
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Pengkajian
Pengkajian awal
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi:
a.
Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, agama, alamat.
b.
Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan klien saat pengkajian yaitu nyeri,demam tinggi, sesak
nafas.
3.1.2
a.
Riwayat Kesehatan
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat penyakit yang diketahui dari pasien endokarditis adalah adanya nafas
pendek, kelemahan, demam tinggi, nyeri pada dada dan tidak khas, adanya
tanda kemerahan di kulit tangan dan kaki
b.
Riwayat penyakit dahulu yang sering dialami pasien adalah mempunyai riwayat
penyakit demam rematik
c.
b.
Nutrisi metabolik
DO: Suhu tubuh pasien 39, kulit pucat, Kulit tampak kering
DS: Pasien mengeluh demam
c.
Eliminasi
Hal yang perlu dikaji: pola BAB, BAK, fungsi ekskresi kulit, penggunaan alat untuk
eliminasi
DO: urine pasien normal,
DS: Pasien mengatakan bahwa ia jarang makan sehingga jarang BAB
d.
Aktivitas / latihan
3.1.4
1.
Pemeriksaan Fisik
Respirasi : (B1: Breathing)
data subyektif:
Napas pendek ,memburuk pada malam hari
data obyektif:
a.
Dyspnea nocturnal
b.
Batuk
c.
Inspirasi wheezing
d.
Takipnea
e.
f.
Respirasi lambat
2.
data subyektif :
a.
Mempunyai riwayat demam rematik, keturunan penyakit jantung, pernah
operasi jantung, by-pass sering berdebar
data obyektif :
a.
Takikardi, disritmi , friction rub perikardia, murmur, disfungsi otot-otot
papila,irama gallop S3/S4 , edem
b.
c.
d.
e.
3.
4.
data subyektif :
a.
b.
data obyektif :
Konsentrasi urine keruh/pekat
5.
Pencernaan (B5:Bowel):
6.
Aktivitas/istirahat :
Takikardia
b.
c.
3.1.5
Pemeriksaan penunjang
1.
EKG menunjukkan adanya iskemia, hipertropi, blok konduksi, disritmia
(elevasi ST), PR depresi
2.
Echocardiografi: adanya efusi perikardial, hipertropi perikardial, disfungsi
katub, dilatasi atrium
3.
4.
5.
6.
3.1.6
Prioritas keperawatan:
1.
Timbulnya nyeri
2.
3.
4.
5.
3.1.7
Tujuan Intervensi:
1.
2.
3.
4.
5.
3.2
Diagnosa
1.
Penurunan curah jantung berhubungan dengan keterbatasan pengisian
jantung/konstraktilitas ventricular, disritmia dan peningkatan kerja ventricular
2.
Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakadekuatan oksigenasi
akibat pengisian jantung yang tidak adekuat
3.
Ketidakefektifan pola nafas berhunbungan dengan penurunan suplai darah
dari jantung dan penurunan ekspansi paru karena edema pada paru
4.
gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan inflamasi
jaringan (agen biologis)
5.
Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap pandangan diri
sendiri ( perubahan status kesehatan)
6.
gangguan konsep diri berhubungan dengan keterbatasan dalam melakukan
aktivitas
7.
8.
9.
intake nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidaknyamanan saat makan (sesak dan cemas)
3.3
Intervensi
Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan menggunakan skala nyeri.
b.
c.
d.
e.
b.
c.
d.
Instruksikan kepada pasien atau keluarga bahwa mereka harus memberi
tahu perawat pada saat terjadi ketidakefektifan pola pernafasan.
e.
Kolaborasikan pemberian tindakan nebulizer dan oksigenasi sesuai dengan
program.
Gangguan pola tidur
a.
Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor-faktor fisik dan
psikologis yang mengganggu pola tidur pasien.
b.
Bantu pasien untuk mengurangi faktor-faktor yang memungkinkan
mengganggu pola tidur.
c.
d.
Ajarkan pasien untuk tidak makan dan minum yang dapat mengganggu
pola tidurnya.
e.
Lakukan pengaturan posisi yang nyaman pada pasien untuk
mengoptimalkan pola tidurnya.
3.4
Evaluasi
Evaluasi diagnosa 1
S: Pasien berkata, Sus, saya merasa nyeri dada yang saya rasakan sudah agak
mendingan, dan saya sudah dapat berjalan sendiri
O: Turgor kulit pasien mulai kembali ke keadaan normal
A: Curah jantung pasien mulai membaik
P:Intervensi dilanjutkan dan di modifikasi
Evaluasi Diagnosa 2
S: pasien berkata, Sus, sekarang saya sudah dapat berjalan sendiri
O: Pasien dapat berjalan sendiri dengan kecapatan yang lambat
A: Intoleransi aktivitas pasien teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan untuk pelatihan mobilisasi fisik
Evaluasi Diagnosa 3
S: Pasien berkata: Sus, saya masih merasa sesak
O: Pasien nampak terengah-engah
A: Pasien belum bisa batuk efektif
P: Intervensi dilanjutkan untuk pengajaran batuk efektif pada pasien
Evaluasi Diagnosa 4
S: Pasien berkata, Sus, nyeri yang saya rasakan sudah agak mendingan
O: Pasien tidak memegang dadanya lagi
A: Nyeri yang dirasakan pasien sudah dalam kategori ringan
P: Intervensi dilanjutkan dan dimodifikasi
Evaluasi Diagnosa 5
S: Pasien berkata, Sus, saya takut dengan penyakit ini dan saya takut tidak
dapat sembuh
O: Pasien terlihat gelisah
A: Pasien belum bisa mengatasi kecemasan yang dialami
P: Intervensi dilanjutkan pemberian teknik relaksasi pada pasien
Evaluasi Diagnosa 6
S: pasien berkata, Sus, saya malu dengan istri saya karena saya tidak dapat
mencari nafkah
O: Pasien terlihat cemas dan gelisah
A: Masalah konsep diri pasien belum teratasi
P: Intervensi dimodifikasi dengan pemberian konsultasi dan pendidikan kepada
pasien
Evaluasi Diagnosa 7
S: Pasien berkata, Sus, saya merasa suhu badan saya sudah turun
O: Suhu badan pasien 370C
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Evaluasi Diagnosa 8
S: Pasien berkata: Sus, tadi malam saya tidak bisa tidur
O: Mata pasien terlihat kehitaman, pasien nampak lelah dan sering menguap
A: Pasien masih belum bisa mengembalikan pola tidurnya
P: Intervensi 1,2,3,4,5 dilanjutkan dan dimodifikasi
Evaluasi Diagnosa 9
S: pasien berkata, Sus, saya sekarang sudah merasa enak makan
O: Porsi makan pasien habis
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
3.5
Discharge Planning
1.
Berikan informasi kepada pasien tentang adanya resiko tinggi untuk
terjadinya kekambuhan
2.
Berikan informasi yang diperlukan untuk deteksi dini dan pencegahan
penyakit
3.
Instruksikan pasien untuk memberikan informasi kepada tenaga
kesehatan, termasuk dokter gigi, riwayat endokarditis mereka, karena mereka
9.
Ajarkan pasien untuk memonitor dan mengukur suhu setiap hari pada
waktu yang sama.
10.
11.
Anjurkan pasien untuk melaporkan tanda-tanda gagal jantung dan
embolisasi, serta demam terus, menggigil, kelelahan, malaise, atau penurunan
berat badan.
BAB 4. PENUTUP
4.1
Kesimpulan
4.2
Saran