Professional Documents
Culture Documents
A DENGAN FRAKTUR
CLAVIKULA DAN HUMERUS di RUANG SERUNI RSD dr.
SOEBANDI JEMBER
Oleh
Fakhrun Nisa Fiddaroini, S.Kep
NIM 12231101064
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan pada Tn.A dengan Fraktur Klavikula dan Humerus di
Ruang Rawat Inap Seruni telah disetujui dan disahkan pada:
Hari, tanggal :
Oktober 2016
Jember,
Oktober 2016
Pembimbing Klinik
Mahasiswa
Pembimbing Akademik
I.
Nama Mahasiswa
NIM
: 122311101064
Tempat Pengkajian
Tanggal
: 17 Oktober 2016
Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pendidikan
Alamat
: Tn.A
: 24 tahun
: Laki-laki
: Islam
: S1
: Dusun Temorgo
Umbulsari, Jember
No. RM
Pekerjaan
Status Perkawinan
Tanggal MRS
Tgl Pengkajian
Sumber Informasi
: 1425**
: Pelajar
: Belum Kawin
: 16 Oktober 2016
: 17 Oktober 2016
: Pasien, keluarga
pasien dan Rekam
Medis
Genogram
Tn.A
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
III. Pengkajian Keperawatan
1. Persepsi kesehatan & pemeliharaan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa sehat adalah keadaan tanpa adanya gangguan sakit
dan dapat melakukan kegiatan sehari-hari dengan baik. Persepi pasien tentang
sakit adalah keadaan yang tidak dapat melakukan kegiatan. Saat sakit pasien
dan keluarga biasanya membeli obat di apotek dan melakukan pemeriksaan
kesehatan ke mantri.
Interpretasi: Pasien dan keluarga memanfaatkan pelayanan kesehatan. Persepsi
dan pemeliharaan kesehatan pasien dan keluarga baik.
2. Pola nutrisi/ metabolik (ABCD)
- Antropometri
BB : 62 Kg
TB : 171 cm = 1,71 m
Interpretasi:
Indeks Massa Tubuh (IMT) pasien adalah sebagai berikut:
IMT = BB/TB2
= 62 kg /(1,71 m)2
IMT = 62/1,712
= 21,2. Hal ini menunjukkan bahwa IMT pasien termasuk dalam
kategori normal.
Kurus
Normal
Gemuk
Kategori
Kekurangan BB tingkat berat
Kekurangan BB tingkat ringan
Kelebihan BB tingkat ringan
Kelebihan BB tingkat berat
IMT
<17,0
17,0-18,5
18,0-25,0
25,0-27,0
>27,0
Biomedical sign :
Tanda biomedis yang dapat dilihat pada pasien adalah dilakukan
pemeriksaan penunjang yaitu:
Hemoglobin: 14,9 gr/dL (Pria: 14-18 gr/dL), (Wanita: 12-16 gr/dL)
Hematokrit: 42,6 % (Pria: 40-50%), (Wanita: 35%-45%)
SGOT : 69 U/L (5-35 U/L)
SGPT : 68 U/L (5-35 U/L)
BUN : 14 mg/dL (6-20 mg/dL)
Serum Creatinin : 0,6 mg/dL (0,6-1,3 mg/dL)
Interpretasi:
Berdasarkan hasil biomedical sign, pasien mengalami peningkatan pada
SGOT dan SGPT. Peningkatan kadar SGOT dapat terjadi pada penyakit
hati, pankreatitis akut, trauma, anemia hemolitik akut, penyakit ginjal
akut, luka bakar parah, dan penggunaan berbagai obat seperti isoniazid,
eritromisin, kontrasepsi oral. Sedangkan peningkatan kadar SGPT dapat
terjadi pada penyakit hepatoseluler, sirosis aktif, obstruksi biler, dan
hepatitis.
Clinical Sign :
Kulit lembab, tidak ada distensi kandung kemih, rambut tidak rontok
dan tebal, rambut berwarna hitam, sklera ikterik, konjungtiva tidak
anemis, tampak lemah, terlihat lemas, mukosa bibir kering, dan tampak
nyeri.
Interpretasi:
Tanda klinis pasien menunjukkan bahwa pasien tidak mengalami
masalah pada status nutrisinya.
Diet Pattern (intake makanan dan cairan):
No
1.
2
3
Pola nutrisi
Frekuensi makan
Porsi makan
4
5
Varian makanan
Nafsu makan
Lain-lain
Interpretasi :
sakit.
Baik
-
Pola eliminasi
Frekuensi
Jumlah
Warna
Bau
Karakter
Bj
Alat bantu
Kemandirian
Lain-lain
BAB
No
1
Pola eliminasi
Frekuensi
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumlah
Konsistensi
Warna
Bau
Karakter
Bj
Alat bantu
Kemandirian
Lain-lain
Padat
Kuning
Bau khas BAB
Mandiri
-
kadang)
Padat
Kuning kecoklatan
Bau khas BAB
Dibantu
-
Interpretasi:
Balance cairan:
Input :
= 2,945
= 1,72 m2
WM = 350 x LPT
= 350 x 1,72
= 602 cc
Total input = 1500 + 2400 + 602 = 4502 cc/24 jam
Output
Urine 1500 cc/24 jam
IWL (Insensible Water Loss) = 2xWM = 2 x 602 = 1204 cc
Total ouput = 1500 + 1204 = 2704 cc
Balance cairan = input output
= 4502 2704 cc
= + 1,798 cc
4. Pola aktivitas & latihan
Sebelum masuk rumah sakit, aktivitas sehari-hari pasien lebih banyak di luar
rumah.
c.1. Akrivitas harian (Activity Daily Living)
Kemampuan perawatan diri
0
Makan/ minum
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ ROM
Interpretasi:
Dilihat dari pola aktivitas harian pasien, kondisi pasien saat ini dikatakan
memerlukan bantuan petugas atau keluarga untuk memenuhi kebutuhan
aktivitas sehari-harinya.
Status oksigenasi: pasien bernapas spontan, tidak tampak penggunaan otototot bantu pernapasan, pasien mengatakan tidak sesak napas, pasien tidak
menggunakan alat bantu pernapasan.
Fungsi kardiovaskuler:
Tekanan darah = 120/80 mmHg, nadi = 80 x/menit, RR = 20 x/menit.
Terapi oksigen:
Pasien bernapas spontan dan tidak sesak napas sehingga tidak dibantu dengan
pemberian oksigen.
Interpretasi:
Pasien susah melakukan aktivitas karena mengalami fraktur.
siang 1 jam
Tidur malam : 8
jam/hari.
Gangguan tidur
siang
Tidur malam = 8
jam/hari.
nyenyak.
Keadaan bangun
Lebih segar
tidur
4
Lain-lain
Interpretasi :
lampu
Pasien merasa badannya
sakit semua terutama
Pasien mengalami gangguan pada pola tidur dan istirahat saat hari pengkajian
6. Pola kognitif & perseptual
Fungsi Kognitif dan Memori :
Pasien mampu berhitung, mampu mengingat kejadian masa lalu.
Fungsi dan keadaan indera :
jelas.
Hidung : normal dapat mencium bau, tampak bersih.
Telinga : pasien mampu mendengar suara mahasiswa saat dilakukan
Pemeriksaan Fisik
Pengkajian tanggal 17 Oktober 2016.
Keadaan umum : cukup
GCS : E4 V5 M6
Tanda vital :
Tekanan darah = 120/80 mmHg
Nadi = 80 x/menit
RR = 20 x/menit
Interpretasi:
Pasien dalam keadaan compos mentis
Pengkajian fisik
1. Kepala
Inspeksi : kepala bulat, simetris, rambut hitam, tidak rontoh, persebaran
rambut merata, rambut agak kotor, tidak tampak benjolan, wajah simetris,
tidak ada benjolan abnormal pada wajah dan terdapat beberapa luka pada
wajah.
Palpasi : tidak teraba benjolan
2. Mata
Inspeksi : pupil isokor, reflek cahaya positif, sklera tidak ikhterik,
konjungtiva tidak anemis, bulu mata rata dan hitam.
Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal pada kedua mata, ada nyeri tekan
3. Telinga
Inspeksi : telinga simteris, tampak bersih, warna sama dengan kulit
lainnya.
Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal pada kedua telinga, tidak ada
nyeri tekan.
4. Hidung
Inspeksi : tidak tampak pernapasan cuping hidung, tulang hidung simetris,
lubang hidung bersih, tidak terdapat luka/lesi, tidak terpasang alat bantu
pernapasan
Motorik
Kekuatan otot kanan / kiri : bagian tubuh kiri memiliki kekuatan otot
pergerakan aktif dengan mengeliminasi gravitasi, bagian tubuh
kanan memiliki kekuatan otot dengan pergerakan aktif melawan
penuh tanpa adanya kelelahan otot (kekuatan otot normal)
b.
Sensori
-
2222
5555
2
5555
5
5555
5
5
Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal, akral hangat, tidak ada
krepitasi, ada nyeri tekan, turgor kulit baik (<2 detik), CRT< 2 detik
Ekstremitas bawah
a. Motorik
-
b. Sensori
-
V. Terapi
VI. VII.
N
nis terapi
O
XIII. XIV.
1.
Je
Ri
VIII.
Farmakodinami
k dan farmakokinetik
IX.
Dosis dan
Indikasi dan
XI.
Efek samping
XII.
Implik
kontraindikasi
asi
XVII. Dosisi
Keperawatan
XXIII. Membe
disesuaikan dengan
mengembalikan
rikan obat
kebutuhan cairan,
keseimbangan elektrolit
secara 12
umumnya 30-40
pemberiannya termasuk
benar
pada dehidrasi
XX. Kontraindikasi :
XV.
Farmakodinami
memulihkan cairan
normal atau
keseimbangan
rute pemberian
X.
dewasa
XVIII. Rute :
intravena
hipernatremia, kelainan
ginjal, kerusakan sel
hati, asidosis laktat
elektrolit.
XVI. Farmakokinetik
penyuntikan, ekstravasasi.
XXII. Jika terjadi efek
: dimetabolisme di
dalam
XXIV.XXV. Ce
glukoneogenesis.
XXVIII.
Farmak
2.
odinamik : ceftriaxone
emberikan
adalah golongan
obat secara 12
cefalosporin dengan
ceftriaxone
XXXII.
membunuh bakteri
ditingkatkan menjadi
dengan menghambat
ftriaxone
XXVI. 2x
10 gram
XXVII.
Kontrain
Gangguan
dikasi : hipesensitivitas
terhadap antibiotik
kelas sefalosforin
reaksi anafilaktik
XXXV.
Hematologi :
eosinofil, anemia hemolitik,
mempunyai waktu
trombositosis, leukopenia
XXXVI.
Efek
garam sodium.
XXIX. Farmakokinetik
: ceftriaxone secara
cepet terdifusi ke
XXXIX.
benar
diekskresikan dalam
SGPT
Ra
nitidin
XLII. 3x
10 gram
XLV. Rute :
XLVIII.
k : ranitidin
melalui intravena
rikan obat
menghambat reseptor
duodenum, refluks
secara 12
esofagitis, dispepsia
benar
reversible. Reseptor H2
akan merangsang
akbiat AINS
XLVII. Kontraindikasi :
penderita diketahui
hipersensitif terhadap
ranitidin
Sakit kepala,
XLIX. Membe
penyakit hati.
LIII. Farmakodinami
L.
LI.
4.
torolac
k:
LII. 3 x LIV.
Efeknya
5 ml (10
menghambat
gram/ml)
biosintesis
prostglandin. Kerjanya
menghambat enzim
sklooksogenase
(prostaglandin
sintetase). Selain
menghambat sistesis
prostaglandin, juga
menghambat
tromboksan A2.
LV.
Farmakokinetik
:
LVI.
LVII. Perdarahan
LX.
abdominal setelah
menghambat proses
rikan obat
operasi : 1 gram 3 x
secara 12
sehari (injeksi
operasi
LIX. Kontraindikasi :
memperpanjang waktu
benar
Ketorolac
tromethamine 99%
hipersensitif terhadap
ketorolac tremethamine
dan pernah
menunjukkan reaksi
alergi terhadap aspirin
atau obat AINS lainnya.
perdarahan
LXI.
Membe
LXV. Nilai
normal
(rujukan)
LXXIII. LXXIV.
LXXVII.
13,5-
LXXII.
17-102
0
1
6
LXXVIII. LXXIX.
gr/dL
14,9
LXXXIV.
4,5-
LXXXV.
10 9
LXXXVI.
16,9
LXXXVII.
LXXXVIII.
XCI.
41-53
XCII.
%
XCIV.
XCV.
XCVII.
T
romb
osit
CIII. CIV. Faal
2
hati
XCVIII.
150-
XCIX.
10 9
CI.
CII.
CV.
nilai
CVI.
Satu
CVIII.
CIX.
CXI. SGOT
CXII. SGPT
CXIII.
10-35
CXIV.
9-43
CXXIII.
nilai
CXV.
U/L
CXVI.
U/L
CXXIV.
Satu
CXIX.
CXX.
CXXX.
CXXXI.
XCIII. 4
2
,
6
C.
3
2
4
CVII. 1
7
1
0
2
0
1
6
CXVII.6
9
CXVIII.
68
CXXV.
17-102
0
1
6
CXXXII.
LXXVI.
H
emogl
obin
LXXXIII. L
eukos
it
XC. Hema
tokrit
CXXI.
CXXII.
G
3 ula darah
CXXIX.
LXX.
nilai
LXVI. Hasil
LXVII.
(hari/tanggal)
LXXI.
Satu
LXXX. LXXXI.
CXXVI. CXXVII.
CXXXIII.CXXXIV.
ula darah
sewaktu
CXXXVI.
5-35
U/L
CXXXVII.
CXXXVIII. CXXXIX.
CXL.
CXLIV.
Nilai
CXLV.
Satu
CXLVII. CXLVIII.
CL. Kreatini
n serum
CLI.
0,6-1,3
CLII.
mg/d
CLVII.BUN
CLVIII.
6-20
CLIX.
mg/d
CXLVI.
17-102
0
1
6
CLIII. 1
,
2
CLX. 1
4
CLXV.
12-43
CLXVI.
mg/d
CLXVII.
31
CLXVIII.CLXIX.
CXLII.
CXLIII.
F
4 aal ginjal
CLXIV.
rea
46
CXLI.
CLIV.
CLV.
CLXI.
CLXII.
CLXX.
CLXXI.
CLXXVIII.
CLXXX.
CLXXXI.
CLXXXII.
CLXXXIII.
CLXXXIV.
CLXXXV.
CLXXXVI.
CLXXXVII.
Pemeriksaan Penunjang
CLXXXVIII.
Rontgen Thorax
CLXXXIX.
CXC.
CXCI. Rontgen Klavikula
CXCII.
CXCIII.
CXCIV.
CXCV.
CXCVI.
CXCVII.
CXCVIII.
CXCIX.
CC.
CCI. Rontgen Humerus
CCII.
CCIII.
CCIV. Rontgen Metakarpal
CCV.
CCVI.
CCXII.
CCXXXVII.
CCXXXVIII.
CCXXXIX.
N
DATA
PENUNJANG
CCXLII.
CCXLIII. DS:
ANALISA DATA
CCXL.
ETI
OLOGI
ASAL
CCXLVI. Opera
AH
CCLIV. Ny
CCXLI.
si
CCXLVII.
eri akut
CCXLVIII. Jari
ngan
terputus
CCXLIX.
CCL. Merang
dilakukannya pembedahan,
sang
saraf
sensori
CCLI.
CCLII. Nyeri
akut
CCLIII.
DO:
CCLV.CCLVI.
DS :
a. Pasien takut
CCLVII.
CCLXV. Fraktu
r
Hambatan
untuk menggerakan
CCLXVI.
tangannya
CCLXVII. Kete
CCLVIII. b. Pasien
mengatakan tangan
kanannya terasa kaku
CCLIX.
CCLXI.
DO:
mobili
tas
rbatasan
fisik
pergerak
regio
an fisik
CCLXVIII.
CCLXIX. Kons
CCLX.
CCLXXIII.
ervatif
(balut)
CCLXX.
CCLXXI. Ham
batan
mobilita
s fisik
CCLXXII.
dekstr
a
kanannya
CCLXIV. c. Terdapat
terderness (nyeri
tekan)
CCLXXIV.
CCLXXV. DO:
CCLXXVIII.Pr
osedur
Risiko infeksi
pembed
ahan
CCLXXIX.
CCLXXX. Jarin
gan
terbuka
CCLXXXI.
CCLXXVI.
CCLXXXVIII.
CCLXXXII. Po
CCLXXVII.
rt the
entry
CCLXXXIII.
CCLXXXIV. Ji
ka
Proteksi
kurang,
imun
menuru
n, invasi
bakteri
CCLXXXV.
CCLXXXVI. R
isiko
infeksi
CCLXXXVII.
CCLXXXIX.
CCXC.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
CCXCIII. Tan
CCXCIV. Tan
ggal
perumu
pencap
san
CCXCVII. 17
CCXCV.
CCXCVI. Nyeri akut
1
ggal
berhubungan
Oktober
2016
CCXCVIII.
pembedahan)
aian
CCCV.20
Oktober
2016
CCCVI.
CCCVII.
ditandai dengan
CCXCIX.
pasien mengeluh
CCC.
CCCVIII.
CCCIX.
CCCI.
CCCX.
yang di operasi
CCCII.
CCCXI.
CCCIII.
CCCIV.
CCCXII.
CCCXIII. Hambatan
2
CCCXIX. 20
mobilitas fisik
CCCXIV. 17
berhubungan
Oktober
dengan penurunan
2016
kekuatan otot
CCCXV.
ditandai dengan
CCCXVI.
CCCXVII.
kuat untuk
Oktober
2016
CCCXVIII.
mengangkat tangan
kanannya
CCCXX.
CCCXXI. Risiko infeksi
3
CCCXXII. 17
CCCXXV. 20
berhubungan
Oktober
Oktober
dengan prosedur
2016
2016
pembedahan (insisi
CCCXXIII.
post operasi)
CCCXXIV.
CCCXXVI.
CCCXXVII.
CCCXXVIII.
CCCXXIX.
CCCXXX.
CCCXXXI.
CCCXXXII.
CCCXXXIII.
CCCXXXIV.
CCCXXXV.
CCCXXXVI.
CCCXXXVII.
CCCXXXVIII.
CCCXXXIX.
CCCXL.
CCCXLI.
CCCXLII.
CCCXLIII.
CCCXLIV.
CCCXLVII.
CCCXLVIII.
N
DIAGNOSA
CCCXLIX.
TU
CCCL.
INTERVENSI (NIC)
CCCLI.
RASIONAL
JUAN DAN
KRITERIA
CCCLII.
CCCLIII. Nyeri
1
HASIL (NOC)
CCCLIV. Setelah
akut
dilakukan
berhubun
tindakan
gan
keperawatan
dengan
selama 3 x24
agen
jam pasien
injuri
dapat
fisik
mengontrol
(pasca
nyeri dengan
operasi
kriteria hasil:
pembeda
a. Melaporkan nyeri
CCCLXI.
1.
diberikan
2.
ditandai
berkurang
3.
han)
CCCLXII.
4.
dengan
pasien
c. Menggunakan metode
meningkatkan kenyamanan
pasien
mengeluh
non-analgetik untuk
sakit
mengurangi nyeri
pada
d. Menggunakan
daerah
analgetik sesuai
yang di
kebutuhan
operasi
CCCLV.
CCCLX.
CCCLVIII.
CCCLXVI.
CCCLXIII.
6.
CCCLVII.
CCCLXIV.
CCCLXV. Hamb
5.
CCCLVI.
nyeri
meningkatkan kenyamanan
analgetik
pasien
7.
Sete
CCCLXVII.
atan
lah dilakukan
mobilitas
tindakan
fisik
keperawatan
berhubun
selama 4 x 24
gan
gangguan
dengan
mobilitas fisik
penuruna
teratasi dengan
dengan kebutuhan
n otot
ditandai
dengan
pasien
tampak
tidak kuat
kriteria hasil:
a. Klien meningkat
dalam aktivitas fisik
b. Mengerti tujuan dari
peningkatan mobilitas
c. Memverbalisasikan
perasaan dalam
mengang
meningkatkan
sesuai kemampuan
kat
kekuatan dan
tangan
kemampuan berpindah
d. Memperagakan
untuk mobilisasi
Setelah dilakukan
berhubun
tindakan
gan
keperawatan
dengan
selama 3x 24
mandiri
CCCLXXI.
CCCLXXII.
7.
Membantu klien
8.
melakukan aktivitas
Membantu
mengawali latihan
CCCLXXIII.
CCCLXXIV.
6.
memerlukan.
Risiko infeksi
penyembuhan
Mengetahui
kemampuan klien menentukan
untuk
kanannya
5.
CCCLXXVI.
1. Pertahankan teknik aseptif
CCCLXXX.
1.
Mengurangi
2.
penyebab infeksi
Mengurang jumlah
3.
paparan infeksi
Mencegah terjadina
prosedur
jam pasien
pembeda
tidak
han
mengalami
(insisi
infeksi dengan
post
kriteria hasil:
operasi)
CCCLXXVIII.
8.
b. Menunjukkan
kemampuan untuk
infeksi
CCCLXXVII.
cross infection
CCCLXXXI.
4.
Meminimalisir
9.
CCCLXXXII.
5.
Untuk menurunkan
mencegah timbulnya
infeksi
drainase
infeksi
CCCLXXXIII.
10.
Mengetahui secara
dini infeksi primer
CCCLXXXIV.
batas normal
CCCLXXXV.
CCCLXXXVI.
CCCLXXXVII.
CCCLXXXVIII.
CCCLXXXIX.
CCCXC.
CCCXCI.
CCCXCII.
CCCXCIII.
CCCXCIV.
CATATAN PERKEMBANGAN
CCCXCV.
CCCXCVI.
CCCXCVII. CCCXCVIII.
CCCXCIX.
WAKT
PAR
CDI.
IMPLEMENTASI
U
S 1. Melakukan pengkajian nyeri
CDX.
Fakh
hasil :
CDV.
i
n
,
CDII. 1
7
k
t
o
b
dilakukannya pembedahan,
kualitas (Q): nyeri panas dan
nyeri berdenyut (throbbing
pain), regio (R): klavikula
pasien terlihat menahan nyeri
(dari skala: tidak nyeri (0)
nyeri berat (10): nyeri skala
4, waktu (T): nyeri setiap
saat berusaha untuk
digerakkan.
e
2. Mengobservasi reaksi non
r
verbal daerah ketidaknyaman
2
dengan respon sering melihat
0
daerah sekitar operasinya
1 3. Mengkaji dampak nyeri pada
6
EVALUASI
Provokatif (P):
CD.
Pukul 12.00
CDXIII.
S:
CDXIV.
a. Pasien mengatakan di
bahu dan tangan saya terasa
panas setelah operasi.
CDXV.
b. Pengkajian
CDIII. P
CDXVI.
O:
CDXVII.
CDXVIII.
CDVI.
Respon:
CDVII.
Pasien mengatakan
sakiit
CDVIII.
CDIV.
CDXIX.
c. Skala nyeri 4
CDXX.
A: Masalah keperawatan
CDIX.
CDXXIV.
CDXXXII. CDXXXIII.
Selasa,
Fakh
CDXXVI.
hasil :
CDXXIX. Provokatif (P):
18
dilakukannya pembedahan,
Selasa,
CDXXXIV.
18 Oktober 2016
CDXXXV.
Pukul 18.40
CDXXXVI.
CDXXXVII.
S:
CDXXXVIII.
a. Pasien mengatakan di
1
6
digerakkan.
2. Mengobservasi reaksi non
CDXXVII.
Pukul
CDXXXIX.
b. Pengkajian
nyeri didapatkan
penyebab: luka insisi post
operasi, kualitas nyeri
berdenyut (throbbing
pain), regio klavikula dan
humerus, skala : pasien
terlihat menahan nyeri
(dari skala: tidak nyeri (0)
nyeri berat (10): nyeri
skala 4, waktu : nyeri
hilang timbul
CDXL.O:
CDXLI.
a. Injeksi antibiotik
diberikan
CDXLII.
b. Pasien menggunakan
teknik relaksasi
napas dalam
ketika nyeri
CDXLIII.
c. Skala nyeri 4
CDXLIV.
CDXLV.
A: Masalah keperawatan
nyeri akut belum
teratasi
CDXLVI.
CDXLVII.
P : Lanjutkan intervensi
CDXLVIII.
a. Melakukan pengkajian
nyeri secara komprehensif
CDXLIX.
b. Mengobservasi reaksi nonverbal dari
ketidaknyamanan
CDL.
c. Mengkaji dampak nyeri
pada kualitas hidup pasien
dengan bahasa yang mudah
dipahami
CDLI.
d. Melakukan kolaborasi
CDLII.R 1. Melakukan pengkajian nyeri
a
b
u
,
1
secara komprehensif
CDLIV. Provokatif (P):
dilakukannya pembedahan,
kualitas (Q): nyeri berdenyut
(throbbing pain), regio (R):
klavikula dan humerus, skala
CDLV.
Fakh
pemberian antibiotik
CDLVI.
Rabu, 19 Oktober 2016
CDLVII.
Pukul 12.00
CDLVIII.
S:
CDLIX.
a. Pasien mengatakan
sakitnya sudah
mulai berkurang
t
o
kualitas nyeri
berdenyut
(throbbing pain),
CDLIII.
regio klavikula
Pukul
dan humerus,
1
skala : pasien
terlihat menahan
P : Intervensi dilanjutkan
CDLXIV.
CDLXV.
CDLXVIII.
IMPLEMENTASI
CDLXIX. CDLXX.
PAR
EVALUASI
CDLXXIII. CDLXXVI.
Senin,
CDLXXVII.
CDLXXV.
Fakh
Pukul 21.30
CDLXXVIII.
S:
kemampuan
tangan saya
CDLXXIX.
O:
CDLXXX.
pasien
melakukan ambulasi
CDLXXXI.
b. Pasien masih harus bedrest
CDLXXII.
CDLXXXII.
Pukul
A: Masalah keperawatan
1
belum teratasi
.
3
0
CDLXXXIII.
P : Lanjutkan intervensi
c. Melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital
d. Melakukan konsultasikan
tentang rencana ambulasi
sesuai dengan kebutuhan
(ROM Pasif)
e. Mengukur kemampuan
pasien dalam mobilisasi
CDLXXXIV.
1. Mengajarkan pasien untuk
CDLXXXVII.
CDXC.
Selasa,
CDXCI.
CDLXXXIX.
Fakh
Pukul 21.00
CDXCII.
S:
CDXCIII.
menjelaskan pentingnya
a. Pasien mengatakan
tangan saya sudah
ambulasi dini
pasien memerlukan.
CDLXXXVI.
kemarin.
CDXCIV.
b. Pasien mengatakan
digerakkan tapi
hanya sedikit.
CDLXXXV.
CDXCV.
Pukul
O:
1
CDXCVI.
ROM dengan
sesekali menahan
sakit
CDXCVII.
b. Pasien belum mampu
melakukan
mobilisasi aktif
CDXCVIII.
c. Pasien tampak menahan
sakit saat tangannya
ditekuk
CDXCIX.
D.
A: Masalah
keperawatan
hambatan mobilitas
fisik belum teratasi
DI.
P : Lanjutkan
intervensi
DII.
a. Mengajarkan
pasien untuk ROM
DIII.
b. Mengukur
kemampuan pasien
dalam mobilisasi
DIV.
c. Mengajarkan
pasien merubah
posisi
DV.
d. Memberikan alat
bantu jika pasien
memerlukan
ROM
DX.
2016
DXI.
posisi
DVI.
DXIII. Rabu, 19 Oktober
DXIV. Pukul 13.30
DXV. S:
DXII.
DXVI. a. Pasien
mengatakan tangan
Fakh
diangkat dengan
kemampuan
sakit lagi.
DIX.
DXVII.
b. Pasien mengatakan
o
b
lebih nyaman
menggunakan ini
(armsling).
DXVIII.
O:
DVIII. P
mampu mobilisasi
secara aktif
DXX.
DXXI. A: Masalah
keperawatan
hambatan mobilitas
fisik teratasi
sebagian
DXXII.
P : Lanjutkan intervensi
DXXIII.
DXXIV.
DXXV.
DXXVI. Diagnosa : Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur
pembedahan (insisi post operasi)
DXXVII.
WAK
DXXXI.1.
DXXVIII. IMPLEM
ENTASI
Mencuci tangan
DXXIX.
PAR
DXXX.
EVALUASI
DXXXIV. DXXXVII.
Senin,
DXXXII.
Pukul
2.
DXXXV.
sesudah tindakan
DXXXVIII.
DXXXVI.
keperawatan
Melakukan
pengkajian kondisi luka
tempat operasinya
mukosa terhadap
DXLI. O:
kemerahan, panas,
drainase
3.
Mengajarkan pasien
infeksi
DXLIII.
gejala infeksi
DXLIV.
DXXXIII.
A: Masalah
a. Membatasi
DXLVIII. c. Mengajarkan
keluarga untuk
meningkatkan kebersihan
dengan cara menyeka pasien
DXLIX.
DL.
DLII. 1. Membatasi pengunjung
Selasa,
DLV.
DLI.
DLVIII.
Selasa, 18 Oktober 2016
DLVI. DLIX.
DLIII.
Pukul
sesudah tindakan
DLVII.
DLX. S:
keperawatan
Fakhr
Pukul 22.00
meningkatkan kebersihan
tempat operasinya
DLXII.
pasien
DLIV.
DLXIII.
O:
DLXIV.
A: Masalah
DLXVII.
P: Lanjutkan intervensi
DLXVIII.
1. Membatasi pengunjung
DLXXI.
DLXXV.
Rabu,
DLXXII.
Pukul
sesudah tindakan
keperawatan
DLXX.
DLXXVI.
DLXXIII.
Fakhr Pukul 13.00
DLXXVII.
S:
DLXXIV.
DLXXVIII.
Pasien mengatakan keluarga datang
sesuai jam kunjungan
DLXXIX.
O:
DLXXXI.
DLXXXII. A: Masalah
keperawatan risiko infeksi
belum teratasi
DLXXXIII.
P: Lanjutkan intervensi
DLXXXIV.