You are on page 1of 5

5.1.

4 Aminoglikosida
Golongan ini meliputi amikasin, gentamisin, neomisin, netilmisin, streptomisin
dan tobramisin. Semua aminoglikosida bersifat bakterisidal dan terutama aktif
terhadap kuman bakteri gram negatif. Amikasin, gentamisin dan tobramisin juga
aktif terhadap Pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif terhadap
Mycobacterium tuberculosis dan penggunaan-nya sekarang sebagai cadangan
untuk tuberkulosis.
Aminoglikosida tidak diserap melalui saluran cerna (walaupun ada risiko absorpsi
pada inflammatory bowel disease dan gagal hati), sehingga harus diberikan
secara parenteral untuk infeksi sistemik. Ekskresi terutama melalui ginjal dan
terjadi akumulasi pada gangguan fungsi ginjal.
Sebagian besar efek samping antibiotik golongan ini tergantung dari dosis, oleh
karena itu dosis perlu diperhatikan dengan seksama dan pemberian obat
sebaiknya tidak lebih dari 7 hari. Efek samping utamanya ototoksisitas dan
nefrotoksisitas yang biasa terjadi pada lansia atau pasien dengan gangguan
fungsi ginjal.
Jika terjadi gangguan fungsi ginjal (atau kadar serum yang tinggi sebelum
pemberian obat), interval pemberian harus diperpanjang. Jika gangguan fungsi
ginjal berat, maka dosis sebaiknya diturunkan.
Aminoglikosida dapat mengganggu transmisi neuromuskular dan sebaiknya
dihindari pada pasien miastenia gravis. Dosis besar yang diberikan pada waktu
pembedahan dapat menimbulkan sindrom miastenia yang bersifat sementara
pada pasien dengan fungsi neuromuskular normal.
Aminoglikosida sebaiknya tidak diberikan bersama diuretika yang potensial
ototoksik (misalnya furosemid). Bila pemberian bersama tidak dapat dihindarkan,
jarak pemberian kedua obat sebaiknya diusahakan sepanjang mungkin.
KADAR SERUM. Pemantauan kadar obat dalam serum dapat menghindari kadar
yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, sehingga dapat mencegah toksisitas dan
juga menjamin efikasi. Pada pasien dengan fungsi ginjal normal, kadar
aminoglikosida sebaiknya diukur setelah 3 atau 4 regimen dosis ganda harian.
Pasien dengan gangguan ginjal memerlukan pengukuran kadar aminoglikosida
yang lebih awal dan lebih sering.
Untuk regimen dosis ganda harian, sampel darah sebaiknya diambil kira-kira 1
jam setelah pemberian intramuskular atau intravena (kadar puncak) dan juga
sesaat sebelum pemberian dosis berikutnya (kadar terendah). Untuk regimen
dosis sekali sehari, lihat panduan pemantauan kadar serum. Pengukuran kadar
serum sebaiknya dilakukan pada semua pasien, termasuk anak, bayi, neonatus,
lansia, dan pasien obes dan fibrosis sistik, atau pada pemberian dosis tinggi atau
pada gangguan ginjal.
Dosis satu kali sehari. Aminoglikosida umumnya diberikan 2-3 kali sehari dalam
dosis terbagi, namun sekarang lebih sering digunakan dosis satu kali sehari
asalkan kadar serum memadai. Namun demikian sebaiknya mengacu pada
panduan lokal mengenai kesetaraan dosis dengan kadar dalam serum.

Fibrosis sistik. Untuk anak dengan fibrosis sistik kadang diperlukan


aminoglikosida secara parenteral dalam dosis yang lebih tinggi karena klirens
aminoglikosida meningkat. Tobramisin dalam sediaan nebulizer dapat digunakan
untuk infeksi paru oleh pseudomonas pada fibrosis sistik, namun resistensi dapat
terjadi dan pada beberapa anak tidak responsif terhadap obat.
Endokarditis. Gentamisin digunakan dalam kombinasi dengan antibiotik lain
untuk terapi endokarditis bakterial. Kadar serum gentamisin sebaiknya diukur
dua kali seminggu dan perlu lebih sering pada gangguan ginjal. Streptomisin
dapat digunakan sebagai alternatif dalam endokarditis enterokokal yang resisten
terhadap gentamisin. Gentamisin merupakan aminoglikosida yang banyak dipilih
dan digunakan secara luas untuk terapi infeksi serius. Gentamisin memiliki
spektrum antibakteri yang luas, tapi tidak efektif terhadap kuman anaerob, serta
memiliki aktifitas yang lemah terhadap Streptococcus hemolyticus dan
pneumokokus. Bila digunakan pada terapi infeksi berat yang tidak berdasarkan
diagnosa yang belum diketahui penyebabnya, sebaiknya dikombinasi dengan
penisilin dan/atau metronidazol. Gentamisin digunakan dalam kombinasi dengan
antibiotik lain untuk terapi endokarditis.
Dosis muatan dan dosis pemeliharaan gentamisin dapat dihitung berdasarkan
berat badan pasien dan fungsi ginjal (misalnya: menggunakan nomogram);
penyesuaian dosis dilakukan berdasarkan kadar gentamisin dalam serum. Dosis
tinggi kadang diindikasikan pada infeksi berat, terutama pada neonatal atau
pasien immunocompromised. Sebaiknya pemberian jangan lebih dari 7 hari.
Amikasin lebih stabil daripada gentamisin terhadap inaktivasi enzim. Amikasin
digunakan pada terapi infeksi serius yang disebabkan oleh basilus Gram negatif
yang resisten terhadap gentamisin.
Netilmisin memiliki aktivitas yang sama dengan gentamisin, namun ototoksisitas
lebih jarang terjadi pada pasien yang memerlukan terapi lebih dari 10 hari.
Netilmisin aktif terhadap sejumlah basilus Gram-negatif yang resisten terhadap
gentamisin namun dibandingkan gentamisin atau tobramisin, kurang efektif
terhadap Pseudomonas aeruginosa.
Tobramisin memiliki aktivitas yang serupa dengan gentamisin. Dibandingkan
dengan gentamisin, tobramisin sedikit lebih aktif terhadap Pseudomonas
aeruginosa, tapi kurang aktif terhadap kuman gram negatif lainnya. Tobramisin
dapat diberikan melalui nebulizer berdasarkan siklus dasar (28 hari diberi
tobramisin diikuti dengan periode 28 hari bebas tobramisin) untuk terapi infeksi
paru kronis fibrosis sistik karena Pseudomonas aeruginosa. Namun, resistensi
dapat muncul sehingga beberapa pasien tidak responsif terhadap terapi.
Neomisin terlalu toksik bila diberikan secara parenteral. Obat ini hanya
digunakan untuk infeksi kulit, mukosa dan untuk mengurangi populasi bakteri di
kolon sebelum operasi atau pada kegagalan fungsi hati. Pemberian per oral
dapat menyebabkan malabsorpsi. Pada pasien dengan kegagalan fungsi hati,
sebagian kecil neomisin akan diabsorpsi. Karena pasien seperti ini juga akan
mengalami uremia, dapat terjadi akumulasi yang pada akhirnya menyebabkan
ototoksisitas. Neonatus. Karena aminoglikosida dieliminasi terutama melalui
ginjal, pemberian obat pada neonatus harus memperhitungkan perubahan filtrasi
glomerulus. Pada pasien neonatus yang diberi regimen dosis tunggal, mungkin
diperlukan perpanjangan interval dosis menjadi lebih dari 24 jam jika kadar
terendahnya ternyata masih terlalu tinggi.

Monografi:
AMIKASIN
Indikasi:
infeksi Gram negatif yang resisten terhadap gentamisin.
Peringatan:
lihat gentamisin.
Kontraindikasi:
lihat gentamisin.
Efek Samping:
lihat gentamisin.
Dosis:
injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infus, 15 mg/kg bb/hari dibagi
dalam 2 kali pemberian. Lihat juga catatan di atas.
Keterangan:
kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 30 mg/liter dan kadar lembah tidak
boleh lebih dari 10 mg/liter.
GENTAMISIN
Indikasi:
septikemia dan sepsis pada neonatus, meningitis dan infeksi SSP lainnya, infeksi
bilier, pielonefritis dan prostatitis akut, endokarditis karena Streptococcus
viridans atau Streptococcus faecalis (bersama penisilin), pneumonia nosokomial,
terapi tambahan pada meningitis karena listeria.
Peringatan:
gangguan fungsi ginjal, bayi dan lansia (sesuaikan dosis, awasi fungsi ginjal,
pendengaran dan vestibuler dan periksa kadar plasma); hindari penggunaan
jangka panjang. Lihat juga keterangan di atas.
Interaksi:
lampiran 1 (aminoglikosida).
Kontraindikasi:
kehamilan, miastenia gravis.
Efek Samping:
gangguan vestibuler dan pendengaran, nefrotoksisitas, hipomagnesemia pada
pemberian jangka panjang, kolitis karena antibiotik.
Dosis:
injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infus, 2-5 mg/kg bb/hari (dalam
dosis terbagi tiap 8 jam). Lihat juga keterangan di atas. Sesuaikan dosis pada
gangguan fungsi ginjal dan ukur kadar dalam plasma. ANAK di bawah 2 minggu,
3 mg/kg bb tiap 12 jam; 2 minggu sampai 2 tahun, 2 mg/kg bb tiap 8 jam. Injeksi
intratekal: 1 mg/hari, dapat dinaikkan sampai 5 mg/hari disertai pemberian
intramuskuler 2-4 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi tiap 8 jam. Profilaksis
endokarditis pada DEWASA 120 mg. Untuk ANAK di bawah 5 tahun 2 mg/kg bb.
Keterangan:

Kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 10 mg/liter dan kadar lembah
(trough) tidak boleh lebih dari 2 mg/liter.
KANAMISIN
Indikasi:
(lihat catatan di atas).
Peringatan:
lihat gentamisin.
Kontraindikasi:
lihat gentamisin.
Efek Samping:
lihat gentamisin.
Dosis:
injeksi intramuskuler, 250 mg tiap 6 jam atau 500 mg tiap 12 jam. Lihat juga
keterangan di atas.
Injeksi intravena: 15-30 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi tiap 8-12 jam.
Keterangan:
kadar puncak tidak boleh lebih dari 30 mg/liter dan kadar lembah tidak boleh
lebih dari 10 mg/liter.
NEOMISIN
Indikasi:
sterilisasi usus sebelum operasi. Lihat juga keterangan di atas.
Peringatan:
lihat gentamisin. Terlalu toksik untuk penggunaan sistemik.
Kontraindikasi:
lihat gentamisin.
Efek Samping:
lihat gentamisin. Lihat juga keterangan di atas. Hindari penggunaan pada
obstruksi usus dan gangguan fungsi ginjal.
Dosis:
oral, 1 gram tiap 4 jam.
NETILMISIN
Indikasi:
infeksi berat kuman gram negatif yang resisten terhadap gentamisin.
Peringatan:
lihat gentamisin.
Kontraindikasi:
lihat gentamisin.
Efek Samping:

lihat gentamisin.
Dosis:
injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infus: 4-6 mg/kg bb/hari sebagai
dosis tunggal atau dosis terbagi tiap 8 -12 jam. Pada infeksi berat dosis dapat
naik sampai 7,5 mg/kg bb/hari dalam tiga kali pemberian (dosis segera
diturunkan bila terdapat perbaikan klinis, biasanya setelah 48 jam). NEONATUS
kurang dari 1 minggu: 3 mg/kg bb tiap 12 jam; di atas 1 minggu, 2,5-3 mg/kg bb
tiap 12 jam; ANAK 2-2,5 mg/kg bb tiap 8 jam. Infeksi saluran kemih, 150 mg/hari
(dosis tunggal) selama 5 hari. Gonore: 300 mg dosis tunggal.
Keterangan:
kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 12 mg/liter dan kadar lembah tidak
boleh lebih dari 2 mg/liter.
TOBRAMISIN
Indikasi:
lihat gentamisin dan catatan di atas.
Peringatan:
lihat gentamisin.
Kontraindikasi:
lihat gentamisin.
Efek Samping:
lihat gentamisin.
Dosis:
injeksi intramuskuler, intravena lambat atau infus 3 mg/kg bb/hari dalam dosis
terbagi tiap 8 jam. Pada infeksi berat dapat ditingkatkan sampai 5 mg/kg bb/hari
dalam dosis terbagi tiap 6-8 jam (turunkan menjadi 3 mg/kg bb/hari setelah
terjadi perbaikan klinis). NEONATUS: 2 mg/kg bb tiap 12 jam. BAYI/ANAK di atas 1
minggu 2-2,5 mg/kg bb tiap 8 jam.
Infeksi saluran kemih, 2-3 mg/kg bb/hari, intramuskular, dosis tunggal.
Keterangan:
kadar puncak (1 jam) tidak boleh lebih dari 10 mg/liter dan kadar lembah tidak
boleh lebih dari 2 mg/liter.

You might also like