You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osiloskop sinar katoda (cathode ray oscilloscop, selanjutnya
disebut CRO) adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan
terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk
gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Pada
dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar (plotter) X-Y yang
sangat cepat yang memperagakan sebuah sinyal masukan terhadap
sinyal lain atau terhadap waktu. Pena (stylus) plotter ini adalah sebuah
bintik cahaya yang bergerak melalui permukaan layar dalam memberi
tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan.
Di samping tegangan, CRO dapat menyajikan gambaran visual dari
berbagai

fonemena

dinamik

melalui

pemakaian

transducer

yang

mengubah arus, tekanan, regangan, temperatur, percepatan, dan banyak


besaran fisis lainnya menjadi tegangan.
CRO digunakan untuk menyelidiki bentuk gelombang, peristiwa
transien dan besaran lainnya yang berubah terhadap waktu dari frekuensi
yang sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi. Pencatatan kejadian
ini dapat dilakukan oleh kamera khusus yang ditempelkan ke CRO guna
penafsiran kuantitatif.
Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk bermacam-macam
pengukuran besaran fisika. Besaran listrik yang dapat diukur dengan
menggunakan alat itu antara lain tegangan searah, tegangan bolak-balik,
arus searah, arus bolak-balik, waktu, sudut fasa, frekuensi, dan untuk
bermacam kegiatan penilaian bentuk gelombang seperti waktu timbul dan
waktu turun. Banyak besaran nirlistrik seperti tekanan, gaya tarik, suhu,
dan kecepatan dapat diukur dengan menggunakan tranduser sebagai
pengubah ke besaran tegangan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun masalah yang dapat dirumuskan dari makalah ini adalah
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Apa saja jenis jenis osiloskop itu?


Bagaimana diagram rangkaian osiloskop?
Bagaimana diagram kerja osiloskop?
Seperti apa bagian bagian osiloskop?
Apa perbedaan osiloskop analog dengan digital?

1.3 Manfaat dan Tujuan


Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah memberikan
pengetahuan dan informasi mengenai osiloskop kepada pembaca. Dan
tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang
Osiloskop, serta mampu mengoprasikan osiloskop. Dan dapat mengukur
gelombang pada saat pengukuran.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Osiloskop


Dalam bidang elektronika, osiloskop merupakan instrument
ukur yang memiliki posisi yang sangat vital mengingat sifatnya yang
mampu menampilkan bentuk gelombang yang dihasilkan oleh
rangkaian yang sedang diamati. Dewasa ini secara prinsip ada dua
tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART analog real time oscilloscope),
dan tipe digital (DSO digital storage oscilloscope), masing-masing
memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun
praktisi yang bekerja di laboraturium perlu mencermati karakter
masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana
yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan
dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau di uji
kinerjanya. Untuk itulah disini akan ditinjau karakter masing-masing
tipe osiloskop tersebut.
2.1.1

Osiloskop Analog
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar

bentuk-bentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran


electron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT
Cathode Ray Tube) dari kiri ke kanan. Pancaran electron dari bagian
senapan electron (electron gun) yang membentur atau menumbuk
dinding dalam tabung tersebut Mengeksitasi electron dalam lapisan
fosfor pada layar tabung mengeksitasi electron dalam lapisan fosfor
pada layar tabung sehingga terjadi perpendaran atau nyala pada layar
yang menggambarkan bentuk dasar gelombang. Dalam perjalanannya
dari senapan electron menuju layar yang berfosfor tadi, electronelektron dipengaruhi oleh medan listrik dalam arah vertical (ke atas
maupun ke bawah) oleh sepasang pelat pembelok (defleksi) vertical
dan dalam arah horizontal oleh sepasang pelat defleksi horizontal.
Apabila tegangan pada semua pelat tersebut nol Volt, electron akan
berjalan lurus membentuk layar sehingga hanya terlihat sebuah bintik
nyala di ditengah layar saja. Untuk membuat gambar garis pada

layar, diperlukan gelombang gigi gergaji yang diberikan kepada


pasangan pelat horizontal tersebut. Tegangan gigi gergaji ini
dihasilkan oleh time base generator/sweep generator atau generator
sapu, yang kemudian diperkuat oleh penguat horizontal. Tegangan
gigi gergaji ini naik secara linier terhadap waktu sehingga berkas
electron pada layar bergerak dari kiri ke kanan. Setelah sampai di
bagian paling kanan layar, tegangan gigi gergaji turun dengan cepat
ke nol sehingga memulai gerakan berulang dari bagian kiri layar.
Gerakan balik yang cepat ini tidak dapat ditangkap oleh mata
sehingga yang terlihat adalah gambar garis horizontal lurus pada layar
yang tidak terputus. Agar osiloskop dapat menggambarkan bentuk
gelombang

yang

sedang

diamati

maka

gelombang

tersebut

diumpankan ke rangkaian vertical. Rangkaian vertical ini berfungsi


memperkuat atau melemahkan simpangan vertical dari gelombang
masukan, sehingga tegangan yan g diberikan ke pasangan pelat
defleksi

vertical

menghasilkan

medan

listrik

yang

dapat

mempengaruhi gerakan vertical electron secara proposional selagi ia


bergerak menuju ke layar, yang berakibat bentuk gelombang pada
layar dapat diperbesar atau diperkecil. Karena arah gerak electron
berdasar vector medan listrik horizontal dan vertical, CRT nya disebut
direcdt viev vector CRT.
Agar gambar pada layar dapat stabil, digunakan rangkaian picu
(trigger). Jika suatu gelombang listrik dihubungkan ke ART, rangkaian
picu akan memonitor gelombang masukan tersebut dan menunggu
event yakni saat terjadinya peristiwa atau kondisi yang dapat dipakai
untuk pemicuan. Event picu ini berupa suatu sisi atau tebing
gelombang yang memenuhi persyaratan yang telah didefinisikan atau
ditentukan melalui suatu pilihan tombol pada panel depan osiloskop.
Sekali event picu ini terjadi, osiloskop akan menstart generator sapu
dan meragakan bentuk gelombang yang sedang diukur. Proses ini

akan berulang sepanjang osiloskop tersebut dapat mendeteksi eventevent picu.


Selain menyangkut

vertical

dan

horizontal,

osiloskop

analog

mempunyai dimensi ketiga yang disebut dengan gray scaling


(skala/tingkatan

atau

intensitas

kelabu).

Tingkatan

kelabu

ini

diciptakan intensitas pancaran electron pada tabung gambar, yang


meragakan detil gambar bagian tertentu secara sekilas saja. Kondisi
ini terjadi karena kecepatan pancaran electron mempengaruhi
kecerahan jejaknya. Makin cepat pancaran bergerak dari satu titik ke
titik yang lain pada bagian tertentu, makin sedikit waktu ia dapat
mengeksitasi electron-elektron pada fosfor yang terdapat pada dinding
layar. Akibatnya jejak yang membentuk gambar gelombang abgian
tersebut akan lebih redup daripada gambar bagian gelombang yang
lainnya.
Skala kelabu ini juga menunjukan frekuensi relative dari event-event
individual (gejala khusus) yang terjadi dalam suatu gelombang yang
sifatnya berulang (repetitif). Pancaran electron yang menggambarkan
bagian gelombang yang bentuknya sama secara berulang akan
menyebabkan bagian yang dapat tergambar dengan terang di layar,
sedangkan event lekuk gelombang yang jarang terjadi akan mendapat
lebih sedikit waktu eksitasi. Akhirnya menjadi jelas bahwa daerah dari
lapisan fosfor yang dirangsang/dieksitasi secara berulang Nampak
lebih terang daripada daerah yang kurang distimulasi.
2.1.2

Osiloskop Digital
Jika

dalam

osiloskop

analog

gelombang

yang

akan

ditampilkan langsung diberikan ke rangkaian vertikal sehingga


berkesan diambil begitu saja (real time), maka dalam osiloskop
digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling
(dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilainilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya
di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan
5

menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia


mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan.
DSO mempunyai dua cara untuk menangkap atau mencuplik
gelombang, yakni dengan teknik single shot atau real time sampling.
Dengan kedua teknik ini, osiloskop memperoleh semua cuplikan
dengan satu event picu. Sayangnya laju cuplik DSO membatasi lebar
pita osiloskop ketika beroperasi dalam waktu nyata (real time). Secara
teori (sesuai dengan Nyquist samplinjg theorema), osiloskop digital
membutuhkan masuka dengan sekurang-kurangnya dua cuplikan per
periode gelombang untuk merekontruksi suatu bentuk gelombang.
Dalam praktek, tiga atau lebih cuplikan per periode menjamin akurasi
akuisisi. Jika pencuplik tidak dapat sama cepat dengan sinyal
masukannya, osiloskop tidak akan dapat mengumpulkan suatu jumlah
yang cukup berakibat menghasilkan suatu peragaan yang lain dari
bentuk gelombang aslinya. Yakni osiloskop akan menggambarkan
struktur keseluruhan sinyal masukan pada suatu frekuensi yang jauh
lebih rendah dari frekuensi sinyal sesungguhnya.
Kebanyakan DSO, apakah ia menggunakan teknik real time
atau equivalent time akan mencuplik pada laju maksimum tanpa
mengacu berapa dasar waktu (time base) yang dipilih. Pada
kecepatan sapuan yang lebih rendah osiloskop digital menerima jauh
lebih banyak cuplikan daripada yang dapat disimpannya. Tergantung
pada model akuisisi yang kita pilih, suatu DSO akan membuang
cuplikan ekstra atau menggunakannya untuk pemprosesan sinyalsinyal tambahan seperti deteksi puncak gelombang (peak detect),
maupun sampul gelombang (envelope).

2.2 Bagian-Bagian Osiloskop


Wujud/bangun dari osiloskop mirip-mirip sebuah pesawat televisi
dengan beberapa tombol pengatur. kecuali terdapat garis-garis(grid)
pada layarnya.

Osiloskop

sangat

penting

untuk

analisa

rangkaian

elektronik.

Osiloskop penting bagi para montir alat-alat listrik, para teknisi dan
peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan osiloskop
kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis
yang dihasilkan oleh sebuah transducer. Para teknisi otomotif juga
memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah
mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal
listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang
berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.
Contoh beberapa kegunaan osiloskop :
1. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap
waktu.
2. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.
3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.
4. Membedakan arus AC dengan arus DC.
2.2.1 Kalibrasi Oscilloscope
Tombol Umum:
On/Off

: Untuk menghidupkan/mematikan Oscilloscope

Ilumination

: Untuk menyalakan lampu latar.

Intensity

: Untuk mengatur terang/gelapnya garis frekuensi

Focus

: Untuk mengatur ketajaman garis frekuensi

Rotation

: Untuk mengatur posisi kemiringan rotasi garis


frekuensi

CAL

: Frekuensi Sample yg dpt diukur utk mengkalibrasi


oscilloscope Tombol di Vertikal Block

Position

: Untuk mengatur naik turunnya garis.

V. Mode

: Untuk mengatur Channel yg dipakai

Ch1

: Menggunakan Input Channel1

Ch2

: menggunakan Input Channel 2

Alt

: (Alternate) menggunakan bergantian Channel1 dan


Channel 2

Chop

: Menggunakan potongan dari Channel 1 dan


Channel2

Add

: Menggunakan penjumlahan dari Ch1 dan Ch2

Coupling

: Dipilih sesuai input Channel yg digunakan,

Source

: Sumber pengukuran bisa dari Channel1 atau

Channel2
Slope

: Normal digunakan yang +. Gunakan yang untuk


kebalikan gelombang.

AC-GND-DC

: Pilih AC utk gelombang bolak-balik (peak to peak)


Pilih DC utk gelombang/tegangan searah DC Pilih
GND

utk

menonaktifkan

gelombang

mis:Utk

menentukan posisi awal


VOLTS/DIV

: Untuk menentukan skala vertikal tegangan dlm satu


kotak/DIV Vertikal.

Tombol di Horizontal Block


Position

: Untuk mengatur posisi horizontal dari garis


gelombang.

TIME/DIV

: Untuk megatur skala frekuensi dlm satu kotak/DIV

Horizontal.
X10 MAG

: Untuk memperbesar/ Magnificient frekuensi menjadi


10x lipat.

Variable

: Untuk mengatur kerapatan gelombang horizontal.

Trigger Level

: Untuk mengatur agar frekuensi tepat terbaca.

Rumus frekuensi dengan Time(Waktu):


Frekuensi

: Hertz (Hz)

Time

: Detik/Second (s)

Sumber sinyal untuk kalibrasi


Pada umumnya, tiap osiloskop sudah dilengkapi sumber sinyal acuan
untuk

kalibrasi.

Sebagai

contoh,

osiloskop

GW

tipe

tertentu

mempunyai acuan gelombang persegi dengan amplitudo 2V peak to


peak dengan frekuensi 1 KHz. Misalkan kanal 1 yang akan dikalibrasi,
maka BNC probe dihubungkan ke terminal masukan kanal 1, seperti
ditunjukkan pada gambar berikut:
Gambar di samping
menggunakan
probe 1X, dengan
ujung probe yang
merah dihubungkan
ke
kalibrasi.

terminal
Capit

buaya yang hitam


tidak

perlu

dihubungkan ke ground osiloskop karena sudah terhubung secara


internal. Pada layar osiloskop akan nampak gelombang persegi. Atur
tombol kontrol VOLTS/DIV dan TIME/DIV sampai diperoleh gambar

yang jelas dengan amplitudo 2 V peak to peak dengan frekuensi 1


KHz, seperti ditunjukkan pada gambar berikut:

Panel Kendali
Setelah pentanahan osiloskop, perhatikan bagian depan. Bagian ini
dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama Vertical, Horizontal, and
Trigger.

Osilosokop

anda

mungkin

mempunyai

bagian-bagian

tambahan lainnya tergantung pada model dan tipe osiloskop (analog


atau digital). Perhatikan bagian input. Bagian ini adalah tempat anda
memasukkan input. Kebanyakan osiloskop paling sedikit mempunyai
2 input dan masing-masing inpu

dapat menampilkan tampilan

gelombang di monitor peraga. Penggunaan secara bersamaan


digunakan untuk tujuan membandingkan.
Pengendali Vertikal
Pengendali ini digunakan untuk merubah
posisi

dan

skala

gelombang

secara

10

vertikal. Osiloskop memiliki pula pengendali untuk mengatur masukan


coupling dan kondisi sinyal lainnya yang dibahas pada bagian ini.
Gambar disamping menunjukkan tampilan panel depan dan menu onscreen untuk kontrol vertikal.
Tombol Posisi
Tombol posisi vertikal digunakan untuk menggerakkan gambar
gelombang pada layar ke arah atas atau ke bawah.
Tombol Volts / Div
Tombol Volts / div menagtur skala tampilan pada arah vertikal.
Pemilihan posisi. Misalkan tombol Volts/Div diputar pada posisi 5
Volt/Div, dan layar monitor terbagi atas 8 kotak (divisi) arah vertikal.
Berarti, masing-masing divisi (kotak) akan menggambarkan ukuran
tegangan 5 volt dan seluruh layar dapat menampilkan 40 volt dari
dasar sampai atas. Jika tombol tersebut berada pada posisi 0.5
Volts/dDiv, maka layar dapat menampilkan 4 volt dari bawah sampai
atas, dan seterusnya. Tegangan maksimum yang dapat ditampilkan
pada layar adalah nilai skala yang ditunjukkan pada tombol Volts/Div
dikali dengan jumlah kotak vertikal. Jika probe yg digunakan
menggunakan faktor pelemahan 10x, maka tegangan yang terbaca
harus dikalikan 10. Seringkali skala Volts/Div dilengkapi dengan
tombol variabel penguatan( variable gain) atau fine gain control.
Tombol ini digunakan untuk melakukan kalibrasi tegangan.

Filter Frekuensi
Kebanyakan osiloskop dilengkapi dengan rangkaian filter frekuensi.
Dengan

membatasi

frekuensi

sinyal

yang

boleh

masuk

memungkinkan untuk mengurangi noise/gangguan yang kadang-

11

kadang muncul pada tampilan gelombang, sehingga didapat tampilan


sinyal yang lebih baik.

Operasi Matematik
Osilioskop juga memiliki sistem kerja untuk menjumlahkan dua buah
fungsi gelombang bersama-sama, sehingga menciptakan tampilan
bentuk gelombang baru. Osiloskop analog menggabungkan sinyalsinyal sedangkan osiloskop digital membentuk sinyal baru secara
matematik.

Pengendali Horizontal
Pengendali horizontal digunakan untuk mengatur posisi dan skala
pada bagian horizontal gelombang. Kontrol Horizontal Tombol Posisi
Tombol posisi horizontal menggerakkan gambar gelombang dari sisi
kiri ke kanan atau sebaliknya sesuai keinginan kita pada layar. Tombol
Time / Div ( time base control) Tombol kontrol Time/div memungkinkan
untuk mengatur skala horizontal. Mengubah Time/div membuat kita
bisa melihat interval sinyal lebih besar atau lebih kecildari semula,
pada layar osiloskop, gambar gelombang akan ditampilkan lebih rapat
atau renggang. Seringkali skala Time/Div dilengkapi dengan tombol
variabel (fine control) untuk mengatur skala horsiontal. Tombol ini
digunakan untuk melakukan kalibrasi waktu.

2.3 Perbedaan Osiloskop Analog dengan Digital


Ditinjau dari kesetiaan (fidelity) terhadap bentuk sinyal
sesungguhnya yang sedang diukur, secara umum ART lebih unggul.
Hal ini disebabkan sifat osiloskop analog hanya mengkondisikan
sinyal

masukan,

melemahkan

(memperkecil)

dan

menguatkan
12

(memperbesar) dalam peragaannya di layar, maka kebutuhan esensi


dari senyal masukan tetap utuh. Kesetiaan sinyal (signal fidility)
menyatakan suatu ukuran seberapa dekat bentuk gelombang yang
diragakan oleh osiloskop sesuai dengan bentuk gelombang masukan
sesungguhnya. Namun demikian dengan teknologi yang sudah maju
sekarang ini, keunggulan osiloskop analog dalam bidang ini sudah
dapat dipatahkan oleh osiloskop digital.
Karena pancaran berkas electron dalam osiloskop analog
bergerak pada suatu kecepatan yang sebanding dengan frekuensi
gelombang yang di ukur, makin cepat frekuensi yang diukur, makin
lekas pula pancaran menggambarkannya sehingga jejak yang
Nampak di layar makin redup disbanding dengan bagan-bagian yang
lebih lambat dari gelombang yang diukur (gray scaling). Kondisi ini
memberikan gelagar tentang frekuensi relative ketika menganalisa
phenomena sinyal yang saling tumpang indih atau ober-layed seperti
halnya pada bentuk gelombang video.
Osiloskop digital juga mempunyai periode-periode holdoff,
tetapi waktu mati ini digunakan untuk pemrosesan gelombang dan
fungsi-fungsi

penyimpanan.

Karena

osiloskop

digital

harus

membentuk begitu banyak operasi sebelum meragakan suatu bentuk


gelombang, ia mempunyai waktu holdoff yang substansial dengan
cela yang tetap dalam orde puluhan mili detik diantara saat
penerimaan gelombang. Untuk produk peralatan yang baru, waktu
holdoff yang relative besar pada DSO dapat di konpensasi dengan
memori yang lebih besar dan menggunakan fungsi-fungsi pemicuan
khusus sebagai pengganti pemicuan secara sekuensial. Dengan
metode picu khusus ini osiloskop digital dapat disep untuk memicu
dlam semua kejadian dari bentuk gelombang yang sedang diamati.
Dalam hal penyimpanan bentuk gelombang yang di ukur,jelas
di sini DSO memiliki keunggulan karena ia memiliki memori. Osiloskop

13

analog tidak dapat secara otomatis menyimpan gelombang yang


diukurnya. Paling osiloskop analog mungkin dapat mengirim kopi
gelombang yang diukur ke printer, tetapi pekerjaan ini hanya untuk
gelombang-gelombang

yang

relatif

stabil.

Perekaman

bentuk

gelombang dapat pula dengan menggunakan kamera osiloskop di


depan peraga ART dengan menggunakan teknik fotografi.
Dalam hal pengukuran gelombang tunggal (sigle shoot), tak
terkecuali osiloskop digital juga dapat menyimpannya. Namun
tergantung pada laju pencuplikannya, karena seringkali osiloskop
digital mempunyai lebar pita yang lebih rendah dari pada akisisi
gelombang yang relative. Ketika sebuah osiloskop digital dalam mode
gelombang bentuk tunggal berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
gelombang dengan frekuensi yang lebih tinggi dari pada lebar pita
gelombang bentuk tunggalnya, ia akan meragakan suatu fersi caat
yang disebut aliasing.
Osiloskop analog meragakan gelombang bentuk tunggal atau
yang berulang sampai ke lebar pita penuh yang dimilikinya. Tetapi
dapat terjadi suatu kejadian satu waktu yang biasanya terjadi
sedemikian cepat sehingga hanya sebuah kamera osiloskop yang
dapat menagkap kejadian tersebut. Kejadian-kejadian gelombang
bentuk tunggal seringkali Nampak begitu suram dalam peragaan
osiloskp analog karena sifat transien dan kecepatannya. Namun
demikian seperti yang telah disebutkan di atas bahw kendala ini dapat
diatasi melalui penerapan teknologi MCP.

2.4 Cara Pengunaan Osiloskop


2.4.1

Prinsip Kerja Osiloskop


Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda.

Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar


katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada
dua tipe osiloskop,yakni tipe analog (ART-analog real time

14

oscilloscope) dan tipe digital(DSO-digital storage osciloscope),masingmasing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi
maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati
karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop
mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang
berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau
diuji kinerjanya.
2.4.2

CARA KERJA OSILOSKOP


Kegunaan osiloskop adalah untuk menampilkan suatu

bentuk gelombang pada layar dan seluruh dari pengatur dan


rangkaian dalamnya tersedia untuk kegunaan tersebut. Cara yang
terbaik untuk memahami sebuah osiloskop adalah memahami apa
yang terjadi pada layar.Layar adalah sebuah tabung gambar serupa
dengan tabung gambar yang ada dalam sebuah pesawat tv, akan
tetapi dalam kasus ini tabung gambar hanya menampilkan satu warna
(biasanya hijau). CRT terbuat dari kaca dan udara didalamnya banyak
dibuang. Suatu tegangan dihubungkan ke elemen pemanas yang
menyala dengan warna merah panas dan memanaskan katoda.
Pemanas tersebut merupakan sumber dari nyala merah yang kadangkadang tampak ketika anda melihat lubang ventilasi pada bagian
belakang sebuah pesawat televisi. Ketika katoda yang dekat dengan
pemanas

tersebut

mengemisikan

menerima

electron-elektron

panas
yang

maka

katoda

meninggalkan

tersebut

permukaan

katoda tersebut.Apabila electron-elektron telah meninggalkan katoda


maka semua electron tersebut memiliki potensial negatif dan ditarik ke
arah tegangan-tegangan positif. CRT memiliki kisi-kisi logam dan platplat yang memiliki tegangan positif pada setiap kisi dan plat menarik
dan mempengaruhi electron-elektron.

15

Kisi-kisi percepatan menarik electron-elektron dan dengan gaya


demikian itu maka grid-grid mempercepatnya untuk lewat melalui
kisikisi percepatan dan dipacu selanjutnya turun ke leher CRT.
Kemudian kisi-kisi pemfokus membentuk electron-elektron yang telah
dipercepat menuju ke titik focus electron yang disebut dengan berkas
electron.

Apabila

berkas

electron

menabrak

phospor

akan

menghasilkan sebuah titik acahaya pada layar. Cahaya ini akan tetap
menyala pada layar untuk suatu perioda waktu yang singkat dan
kemudian lama-kelamaan menjadi pudar, sifat ini dinamakan daya
mempertahankan cahaya dari phospor. Jika berkas electron ini
dipertahankan untuk menabrak phospor kembali pada titik yang sama
maka akan muncul seolah-olah titik yang terus-menerus menyala
dikarenakan secara terus-menerus diperbaharui atau disegarkan
kembali. Masih terdapat lagi kisi yang lain yang disebut kisi
pengendali yang sangat dekat dengan katoda. Kisi ini memiliki
tegangan negatif dan mencoba untuk menolak electron-elektron yang
negatif.

Jika

tegangan

negatif

cukup

besar

maka

ia

akan

menghentikan berkas electron dan tidak ada cahaya yang akan


tampak pada layar. Pada tegangan negatif yang lebih rendah maka
tegangan ini akan mengendalikan kecerahan dari titik pada layar.
Plat-plat pembelok mengendalikan kemana baerkas electron tersebut
menumbuk layar. Dua pasang plat diperlukan funtuk mengendalikan
berkas tersebut, yuaitu plat pembelok horizontal dan plat pembelok
vertical. Plat pembelok horizontal bisa memindahkan berkas dan bintik
cahaya yaitu menghasilkan berkas cahaya secara horizontal terhadap
layar sedangkan plat-plat vertical bisa memindahkan berkas dan titik
cahaya ke atas dan ke bawah layar.Plat pembelok vertical bagianf
atas memiliki suatu tegangan positif dan plat bagian bawah memiliki
suatu tegangan negatif. Dengan demikian berkas electron ditarik ke
arah tegangan positif dan ditolak oleh tegangan negatif sehingga

16

berkas electron dan bintik cahaya tersebut digerakkan ke bagian atas


layar. Dengan membalikkan tegangan pada plat-plat pembelok vertical
maka akan memindahkan titik tersebut menuju ke bagian bawah layar.
Tegangan positif pada plat pembelok horizontal sebelah kanan
menarik berkas electron dan titik cahaya menuju ke arah kiri layar..
Plat pembelok kiri memiliki tegangan negatif yang menolak berkas
electron menjauhi sisi layar sebelah kiri. Dengan mengubah besar dan
polaritas dari tegangan-tegangan yang dihubungkan ke plat pembelok
horizontal dan vertical maka berkas electron bisa dipindahkan ke
keseluruhan layar. Gerakan bintik cahaya tersebut dipindahkan atas
lintasan yang sama kemudian layar akan menampilkan suatu garis
cahaya yang tetap.
Berkas electron tersebut biasanya bergerak dari kiri ke kanan dan
menghasilkan suatu garis melalui layar yang disebut sweep
(penyapuan). Ketika berkas tersebut telah mencapai sisi bagian kanan
dari layar maka berkas tersebut dikembalikan dengan cepat ke bagian
kiri

dari

layar

pengembalian

untuk
atau

penyapuan

waktu

berkas

kembali

selanjutnya.

berkas

electron

Selama
tersebut

dipadamkan sehingga tidak tampak pada layar. Diagram blok akan


membantu kita dalam hal memahami bagaimana seluruh bagian dari
suatu system bekerja secara bersama-sama. Berkas electron pada
layar bisa dipindahkan dalam dua arah, yaitu secara horizontal atau
secara vertical dari layar. Hal ini berarti bahwa osiloskop memiliki dua
area didalamnya yang ditujukan ke gerakan-gerakan ini. Mereka
dinamakan rangkaian pembelok horizonrtal dan rangkaian pembelok
vertical.
Gerakan horizontal sesuai menurut waktu yang telah berlalu; dan
kenyataannya waktu ini merupakan waktu yang diambil oleh berkas
electron untuk berjalan dari kiri layar menuju ke kanan layar. Layar ini
serupa dengan selembar kertas grafik yang menampilkan suatu grafik

17

tegangan dengan waktu. Sumbu horizontal sesuai dengan waktu yang


telah dilewati dan sumbu vertical sesuai dengan amplitudo tegangan.
Berkas electron bisa dijalankan melalui layar pada berbagai macam
kecepatan yang terrentang dari kira-kira 1 mikrodetik sampai lebih dari
1 detik.Gerakan ini melalui layar ini disebut sapuan basis waktu
(Timebase Sweep) dan bagian dari osiloskop yang menduplai
rangkaian pembelok horizontal dengan sinyal ini disebut dengan
pembangkit basis waktu. Blok rangkain basis waktu yang dihubungkan
ke blok pembelok horizontal Saklar dihubungkan ke blok basis waktu
mewakili saklar pengendali basis waktu pada bagian panel depan dari
osiloskop yaitu mengizinkan kepada para pemakai untuk memilih
basis kecepatan basis waktu yang benar agar sesuai dengan
kegunaan mereka.
Gerakan vertical bersesuaian dengan amplitudo dari tegangan yuang
sedang diukur. Jika jejak bintik cahaya bergerak menuju ke atas layar
maka tegangannya positif dan jika jejak cahaya bergerak menuju ke
bagian bawah layar maka tegangannya negatif.Semakin besar
tegangan

yang

diukur

maka

semakin

banyak

jejak

cahaya

dipindahkan. Jika tegangan terlalu besar maka jejak cahaya akan


melebihi layar dan tidak tampak oleh mata. Apabila hal ini terjadi maka
taraf tegangan harus diubah secara internal untuk mengarahkan
kembali jejak cahaya pada layar , pengaturan ini merupakan fungsi
dari saklar rentang tegangan pada masukan dari blok penguat vertical.
Tegangan yang sedang diukur yang keluar dari rangkaian yang ingin
kita uji dan dihubungkan ke osiloskop melalui suatu penghubung
khusus yang disebut probe. Apabila sinyal tersebut memasuki
osiloskop maka sinyal tersebut melalui sakalr batas rentang sehingga
rentang yang lebar dari tegangan dapat dilihat dan dapat diukur.
Saklar

batas

rentang

merupakan

suatu

pembagi

tegangan

18

menggunakan resistor serupa dengan pembagi tegangan yang telah


anda pelajari terdahulu dalam pengajaran ini.
Setelah melalui saklar batas rentang tegangan masukan dikuatkan
dalam penguat vertical dan diumpankan ke rangkaian pembelok
vertical sehinga rangkaian ini bisa mengendalikan tampilan layar.
Jejak berkas sinar merupakan nama yang diberikan kepada sebuah
titik cahaya yang bergerak pada layar. Bintik ini biasanya bergerak
sedemikian cepat sehingga tampaknya sebagai suatu garis. Pengaruh
ini adalah sama seperti ilusi dari gerakan gambar pada televisi dan
filem.
Jejak berkas sinar bisa disimulasikan dengan menggambarkan suatu
garis dengan pena anda pada sepotong kertas. Berkas sinar ini
memakan waktu untuk pena agar berpindah melalui halaman dari kiri
menuju ke bagian kanan dan karena ia bergerak meninggalkan suatu
berkas cahaya atau garis pada halaman tersebut. Garis tersebut lurus
atau tarafnya memberi indikasi bahwa tidak ada gerakan vertical.
Untuk sebuah osiloskop gerakan ini akan mengindikasikan tidak
adanya tegangan masukan.
Sekarang gambarkan sebuah garis melalui kertas sambil pada saat
yang sama memindahkan pena ke arah atas dan bawah halaman .
Kali ini pena tersebut meninggalkan gambar vertical dari gerakan
anda, dan anda bisa lihat di mana pena tersebut berada pada
sembarang titik dari lama waktu jejak tersebut bergerak. Kejadian ini
serupa dengan yang ada pada sebuah osiloskop dengan suatu
tegangan dihubungkan ke masukannya.
Sekarang pindahkan pena pada bagian halaman yang lain pada
kecepatan yang sama seperti sebelumnya. Kali ini garis tersebut

19

mengindikasikan suatu amplitudo sinyal yang lebih besar, dengan kata


lain yang sedang diukur adalah tegangan yang lebih besar.
Waktu yang pena jalani pada kertas mewakili basis waktu dari
osiloskop. Dengan mengubah kecepatan garis tersebut digambarkan
maka serupa dengan mengubah kecepatan dari penyapuan berkas
electron melalui layar.
Gerakkan pena keatas dan ke bawah halaman pada kecepatan yagn
sama seperti sebelumnya akan tetapi kali ini pindahkan pena diatas
kerta secara cepat. Catatlah bagaimana gambar muncul telah
berkembang dalam skala waktu. Jika kita telah mengulangi hal ini
akan tetapi kali ini memindahkan pena melalui halaman kertas secara
perlahan maka gambar akan tertekan dalam hal skala waktu
Nama yang diberikan untuk suatu tegangan yang ditampilkan adalah
bentuk gelombang. Bentuk gelombang yang terlihat pada layar suatu
CRO adalah suatu versi elektronik tentang apa yagn telah anda
lakukan dengan pena dan kertas.
2.4.3

LANGKAH-LANGKAH PERCOBAAN

1. Masukan Kabel Power pada Socket Input 220 V yang terdapat


pada bagian belakang Osiloskop.
2. Masukan Socket Probe Osiloskop pada chanel 1 ( X ) atau
chanel 2 (Y).
3. Masukan Kabel Power ( Steker ) pada stop kontak.
4. Atur MODE pada chanel 1 ( X ) atau chanel 2 ( Y ).
5. Atur COUPLING pada AC / DC & SOURCE pada chanel 1 ( X )
atau chanel 2 ( Y ).
6. Hidupkan Osiloskop dengan menekan tombol power & lampu
indikatorpun akan menyala.
7. Kalau di layar osiloskop belum ada tampilan garis horisontal
maka atur holdoff pada posisi auto & pada level tombol lock
ditekan.

20

8. Setelah ada tampilan garis horisontal pada layar osiloskop atur


focus & intensitas cahaya agar tampilan gelombang bisa dilihat
dengan jelas.
9. Hubungkan Ujung Probe Osiloskop pada Calibrasi (CAL) seperti
Gambar 4:

Gambar 4. Ujung Probe Osiloskop dihubungkan pada Kalibrasi


10. Pada layar akan tampil gambar gelombang (gelombang kotak)
seperti gambar 5:

1.

Atur posisi vertikal & horisontal gelombang agar mudah


dalam melakukan penghitungan (Periode, Frekuensi, Vpp,
Vp dan VRMS) untuk pengkalibrasian osiloskop.
21

2.

Atur Volt / Div pada posisi 1 V & Time / Div pada 0,5 mS

3.

( .5 mS ).
Tinggi gelombang harus 2 Div (2 kotak) karena pada
kalibrasi tercatat 2 Vpp, kalau tidak sampai 2 Vpp atur
variable pada chanel 1 ( X ) atau chanel 2 ( Y ) untuk

4.

5.
6.
7.
8.
9.

mengatur tinggi gelombang agar mencapai 2 Vpp.


Panjang 1 gelombang penuh harus 2 div horisontal (2
kotak horisontal).
Hitung Periode menggunakan rumus :
T = Div Horisontal x Time/Div = . S
Hitung Frekuensi menggunakan rumus:
F = 1/T = Hz
Hitung Volt Peak to Peak menggunakan rumus:
Vpp = Div Vertikal x Volt/Div = ... Vpp
Hitung Volt Peak menggunakan rumus:
Vp = Vpp / 2= ... Vp
Hitung Volt RMS (Root Mean Square) menggunakan
rumus:
VRMS = Vp x 70,7% = Vp x 0,707 = VRMS

2.5 Diagram Kerja Osiloskop


Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar bentukbentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran elektron
(electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -cathode
ray tube) dari kiri ke kanan. Pancaran elektron dari bagian senapan
elektron ( electron gun) yang membentur atau menumbuk dinding
dalam tabung tersebut. mengeksitasi elektron dalam lapisan fosfor
pada layar tabung sehingga terjadi perpendaran atau nyalapada
layar yang menggambarkan bentuk dasar gelombang. Dalam
perjalanannya dari senapan elektron menuju layar yang berfosfor
tadi, elektron-elektron dipengaruhi oleh medan listrik dalam arah
vertikal (ke atas maupun ke bawah) oleh sepasang pelat pembelok
(defleksi) vertikal dan dalam arah horisontal oleh sepasang pelat
defleksi horisontal. Apabila tegangan pada semua pelat tersebut nol
Volt, elektron akan berjalan lurus membentur layar sehingga hanya
terlihat sebuah bintik nyala ditengah layar saja. Untuk "membuat"

22

gambar garis pada layar, diperlukan gelombang gigi gergaji yang


diberikan kepada pasangan pelat horisontal tersebut. Tegangan gigi
gergaji ini dihasilkan oleh time base generator/sweep generator
atau generator sapu, yang kemudian diperkuat oleh penguat
horisontal. Tegangan gigi gergaji ini naik secara linier terhadap
waktu sehingga berkas elektron pada layar bergerak dari kiri ke
kanan. Setelah sampai di bagian paling kanan layar, tegangan gigi
gergaji turun dengan cepat ke nol sehingga memulai gerakan
berulang dari bagian kiri layar. Gerakan balik yang cepat ini tidak
dapat ditangkap oleh mata sehingga yang terlihat adalah gambar
garis horisontal lurus pada layar yang tidak terputus. Agar osiloskop
dapat menggambarkan bentuk gelombang yang sedang diamati
maka gelombang tersebut diumpankan ke rangkaian vertikal.
Rangkaian vertikal ini berfungsi memperkuat atau melemahkan
simpangan vertikal dari gelombang masukan, sehingga tegangan
yang diberikan ke pasangan pelat defleksi vertikal menghasilkan
medan listrik yang dapat mempengaruhi gerakan vertikal elektron
secara proporsional selagi ia bergerak menuju ke layar, yang
berakibat bentuk gelombang pada layar dapat diperbesar atau
diperkecil. Karena arah gerak elektron berdasar vektor medan listrik
horisontal dan vertikal, CRT nya disebut direct viev vector CRT. Dari
prinsip kerja yang demikian itu, gambar blok ART secara prinsip
dapat disederhanakan seperti terlihat pada gambar

23

Agar gambar pada layar dapat stabil, digunakan rangkaian picu (trigger).
Jika suatu gelombang listrik dihubungkan ke ART, rangkaian picu akan
memonitor gelombang masukan tersebut dan menunggu event - yakni
saat terjadinya peristiwa atau kondisi yang dapat dipakai untukpemicuan. Event picu ini berupa suatu sisi atau tebing gelombang yang
memenuhi persyaratan yang telah didefinisikan atau ditentukan melalui
suatu pilihan tombol pada panel depan osiloskop. Sekali event picu ini
terjadi, osiloskop akan menstart generator sapu dan meragakan bentuk
gelombang yang sedang diukur. Proses ini akan berulang sepanjang
osiloskop tersebut dapat mendeteksi event-event picu.

2.6 Diagram Rangkaian Osiloskop


Inti dari Oscilloscope adalah tabung sinar katoda. Bagian ini
berfungsi untuk mengubah sinyal listrik menjadi gambar yang
tertera pada layar. Tabung sinar katoda dapat dibuat dari bahan
gelas yang didalamnya hampa udara, serta dilengkapi dengan
bagian penembak elektron. Penembak elektron (elektron gun)
berfungsi untuk membangkitkan berkas elektron dengan kecepatan
tinggi. Elektron dikeluarkan oleh katoda didalam Oscilloscope
kemudian elektron dibelokkan oleh cermin elektron dan dipercepat
dengan

tegangan

tinggi

hingga

akhirnya

elektron

tersebut

menumbuk ke layar.

24

Prinsip Kerja Oscilloscope


Pada saat elektron menumbuk layar, maka pada layar akan terlihat
cahaya berpendar. Bagian cermin pembelok berfungsi untuk
mengontrol arah berkas elektron. Jika berkas elektron melalui celah
antara kedua cermin pembelok, maka elektron tersebut akan
dibelokkan. Kemana arah elektron dibelokan tergantung pada arah
dan besar tegangan yang diberikan pada cermin tersebut. Bagian
layar merupakan bagian dimana gambar dapat diamati oleh mata
kita yanga mana pada sisi layar ini dilapisi dengan phosphor.
Phospor akan mengeluarkan cahaya berpendar jika ada elektron
dengan kecepatan tinggi menumbuknya, sehingga pada layar akan
terdapat gambar atau cahaya berpendar. Karena simpangan berkas
elektron sesuai dengan sinyal input yang diberikan, maka gambar
yang terdapat pada layar juga akan sesuai dengan bentuk
gelombang inputnya.

25

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa beberapa jenis bentuk
gelombang lebih baik jika diamati dengan osiloskop analog sementara
jenis yang lainnya dengan osiloskop digital.
Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti, harganya
relatif

murah

daripada

osiloskop

digital,

sifatnya

real

time

dan

pengaturannya mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara


gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan dilayar, serta mampu
26

meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat
gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya signal video di TV dan
signal RF yang dimodulasi amplitude. Keterbatasannya adalah tidak dapat
menangkap bagian gelombang sebelum terjadi epenticu serta adanya
kedipan pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendfah (sekitar
10-20 Hz). Keterbatasan osiloskoop analog tersebut dapat diatasi oleh
osiloskop digital.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugastugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang
membantu para insiyur dan teknisi dapat menangkap dan menganalisa
aktivitas signal yang penting.
Pada akhirnya yang paling baik adalah jika kita memiliki osiloskop yang
mampu menggabungkan keunggulan osiloskop analog dan osiloskop
digital, dan saat ini kerja osiloskop seperti itu memang dapat diperoleh di
pasaran. Oleh sebab itu, sebelum memutuskan untuk memiliki atau
menggunakan sebuah osiloskop kenali lebih dulu keunggulan atau
fasilitas yang dimilikinga melalui buku petunjuk atau brosur.

3.2 Saran
Kepada para pembaca dimohon dapat memberikan saran maupun kritik
yang sifatnya membangun

demi kelengkapan dan perbaikan makalah

selanjutnya.

27

You might also like