Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
NAMA
: AZHARY ABDULLAH.M
NIM
: D41
1 14 525
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK GOWA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, makalah Tentang OFDM, Perkembangan
Teknologi Jaringan seluler dan 4G LTE ini terselesaikan. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada Dosen mata kuliah komunukasi Digital , Bapak Indra bayu, dan
seluruh teman teman Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin yang
telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memberikan penjelasan mengenai OFDM
perkembangan teknologi jaringan seluler dan 4G LTE, yang dimana LTE (long
term evolution) merupakan teknologi terbaru dari generasi 4G yang direleasis
oleh 3GPP. LTE sendiri telah digunakan oleh bebrapa Negara di Eropa, Amerika
dan Jepang.
Kami menyadari bahwa maklah ini masih memiliki kekurangan, untuk itu
bagi pembaca mohon kritikan dan saran sari pembaca untuk kesempurnaan pada
makalah berikutnya. Teimakasih semoga makalah ini dapat bermanfaat.
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
.ii
DAFTAR
ISI
.iii
BAB I PENDAHULUAN
I
II
1.
LATAR
BELAKANG
1
2.
TUJUAN
.2
BAB II PEMBAHASAN
I
II
III
OFDM
&
OFDMA
3
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
SELULER.6
APLIKASI
OFDMA
PADA
4G
LTE.10
KESIMPULAN
..24
SARAN
.24
DAFTAR
PUSTAKA
..25
BAB I
PENDAHULUAN
peralatan pendukungnya terus dilakukan hingga saat ini lahirlah teknologi LTE (Long Term
Evolution).
I.2 TUJUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Deretan data informasi yang akan dikirim
dikonversikan kedalam bentuk parallel, sehingga bila bit rate semula adalah R , maka bit
rate di tiap-tiap jalur parallel adalah R/M dimana M adalah jumlah jalur parallel (sama
dengan jumlah sub-carrier). Setelah itu, modulasi dilakukan pada tiap-tiap sub-carrier.
Modulasi ini bisa berupa BPSK, QPSK, QAM atau yang lain, tapi ketiga teknik tersebut
sering digunakan pada OFDM. Kemudian sinyal yang telah termodulasi tersebut
diaplikasikan ke dalam Inverse Discrete Fourier Transform (IDFT), untuk pembuatan
simbol OFDM.
Penggunaan IDFT ini memungkinkan pengalokasian frekuensi yang saling tegak lurus
(orthogonal), mengenai hal ini akan dijelaskan lebih lanjut. Setelah itu simbol-simbol
OFDM dikonversikan lagi kedalam bentuk serial, dan kemudian sinyal dikirim. Sinyal
yang terkirim tersebut, dalam persamaan matematik bisa diekspresikan sebagai berikut,
Dimana Re(.) adalah bagian real dari persamaan, f(t) adalah respons implus dari filter
transmisi, T adalah periode, simbol, v o adalah frekuensi pembawa (carrier frequency)
3
dalam
bentuk
radian,
adalah
fase
pembawa (carrier phase), dan bn adalah data informasi yang telah termodulasi yang
menjadi input dari IDFT. Untuk mempermudah, maka pembahasan mengenai keadaan
sinyal ketika melewai jalur komunikasi (channel) akan dibahas pada bagian lain.
Sedangkan pada stasiun penerima, dilakukan operasi yang berkebalikan dengan apa yang
dilakukan di stasiun pengirim. Mulai dari konversi dari serial ke parallel, kemudian
konversi sinyal parallel dengan Fast Fourier Transform (FFT), setelah itu
informasi.
II.1.3
OFDM adalah salah satu jenis dari multicarrier (FDM), tetapi memiliki
efisensi pemakaian frekuensi yang jauh lebih baik. Pada OFDM overlap antar
frekuensi yang bersebelahan diperbolehkan, karena masing-masing sudah saling
orthogonal, sedangkan
pada sistem multicarrier konvensional untuk mencegah interferensi antar
frekuensi yang bersebelahan perlu diselipkan frekuensi penghalang (guard band),
dimana hal ini memiliki efek samping berupa menurunnya kecepatan transmisi bila
dibandingkan dengan sistem single carrier dengan lebar spektrum yang sama.
Sehingga salah satu karakteristik dari OFDM adalah tingginya tingkat efisiensi
dalam pemakaian frekuensi. Selain itu pada multicarrier konvensional juga
diperlukan band pass filter sebanyak frekuensi yang digunakan, sedangkan pada
OFDM cukup menggunakan FFT saja.
II.1.3.1.2
Karakter utama yang lain dari OFDM adalah kuat menghadapi frequency
selective fading. Dengan menggunakan teknologi OFDM, meskipun jalur
komunikasi yang digunakan memiliki karakteristik frequencyselective fading
(dimana bandwidth dari channel lebih sempit daripada bandwidth dari transmisi
sehingga mengakibatkan pelemahan daya terima secara tidak seragam pada
beberapa frekuensi tertentu), tetapi tiap sub carrier dari sistem OFDM hanya
mengalami flat fading (pelemahan daya terima secara seragam). Pelemahan yang
disebabkan oleh flat fading ini lebih mudah dikendalikan, sehingga performansi
dari sistem mudah untuk ditingkatkan. Teknologi OFDM bisa mengubah frequency
selective fading menjadi flat fading, karena meskipun sistem secara keseluruhan
memiliki kecepatan transmisi yang sangat tinggi sehingga mempunyai bandwidth
yang lebar, karena transmisi menggunakan subcarrier (frekuensi pembawa) dengan
jumlah yang sangat banyak, sehingga kecepatan transmisi di tiap subcarrier sangat
4
rendah dan bandwidth dari tiap subcarrier sangat sempit, lebih sempit daripada
coherence bandwidth (lebar daripada bandwidth yang memiliki karakteristik yang
relatif sama).
I.1.3.1.3
Kelemahan OFDM
Sebagai sebuah sistem buatan menusia, tentunya teknologi OFDM pun tak luput dari
kekurangan-kekurangan. Diantaranya, yang sangat menonjol dan sudah
lama menjadi topik penelitian adalah frequency offset dan nonlinear
distortion (distorsi nonlinear).
II.1.3.2.1
Frequency Offset
Sistem ini sangat sensitif terhadap carrier frequency offset yang disebabkan
oleh jitter pada gelombang pembawa (carrier wave) dan juga terhadap Efek
Doppler yang disebabkan oleh pergerakan baik oleh stasiun pengirim maupun
stasiun penerima.
II.1.3.2.2
Distorsi Nonlinear
Teknologi OFDM adalah sebuah sistem modulasi yang menggunakan multifrekuensi dan multi-amplitudo, sehingga sistem ini mudah terkontaminasi oleh
distorsi nonlinear yang terjadi pada amplifier dari daya transmisi.
II.1.3.2.3
Sinkronisasi Sinyal
Transform (FFT) ketika sinyal OFDM tiba di stasiun penerima adalah hal
yang relatif sulit. Atau dengan kata lain, sinkronisasi daripada sinyal OFDM adalah
hal yang sulit.
ditumpangkan
diserialkan
kembali.
pada
Untuk
tiap
subcarriers
lingkungan
multi
sebelum
user,
akhirnya
OFDM
perlu
dikombinasikan dengan teknik akses jamak sehingga muncul OFDMTDMA, OFDM-CDMA (disebut juga MC-CDMA) dan OFDMA. Pada OFDMTDMA, akses jamak dilakukan dengan menempatkan user pada time
slot-time slot yang tersedia dalam satu frame. Satu time slot terdiri dari
beberapa simbol OFDM, dengan kata lain tiap user akan dimodulasi
pada keseluruhan subcarriers pada spektrum sebelum menduduki time
slot tertentu. Sedangkan pada OFDMA, satu user akan dimodulasi OFDM
pada beberapa subcarriers saja, namun keuntungan dibanding FDMA
saja adalah guard band antar subcarriers yang diberikan pada tiap user
lebih sempit karena boleh saling overlap sehingga pektrum frekuensi
lebih efisien dan dapat meningkatkan kapasitas.Keuntungan dari sistem
OFDMA adalah : dapat menghilangkan ISI dengan penggunaan guard
time yang lebih panjang dari nilai delay spread dan dapat mengurangi
ICI dengan penambahan cyclic prefix pada tiap simbol OFDM, efisien
terhadap
penggunaan
orthogonal,
spektral
lebih
karena
tahan
antar
terhadap
frekuensi
subcarriers
saling
frequency
selective
fading
(FDMA). Teknik ini memungkinkan untuk membagi-bagi alokasi frekuensi pada suatu sel
untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel tersebut, sehingga setiap pelanggan saat
melakukan pembicaraan memiliki frekuensi sendiri (prinsipnya seperti pada stasiun radio
dimana satu stasiun radio hanya menggunakan satu frekuensi untuk siarannya).
Kemampuan teknologi 1 G
Kemampuan teknologi 1 G ini hanya dapat bisa melayani komunikasi suara saja
tidak dapat melayani komunikasi data dalam kecepatan tinggi dan besar.
Kelemahan teknologi 1 G
Kapasitas trafik yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel
sedikit, penggunaan spektrum frekuensi yang boros karena satu pengguna menggunakan
satu buah kanal frekuensi, dan suara tidak jernih.
3.TEKNOLOGI GENERASI KEDUA (2G)
Teknologi generasi kedua muncul karena tuntutan pasar dan kebutuhan akan
kualitas yang semakin baik. Generasi 2G sudah menggunakan teknologi digital. Generasi
ini menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access (TDMA) dan Code Division
Multiple Access (CDMA) dalam teknik komunikasinya
Kemampuan teknologi 2G
Generasi kedua selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa untuk SMS
(Short Message Service adalah layanan dua arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak
160 karakter), voice mail, call waiting, dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600
bps (bit per second). Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari segi
kapasitas juga lebih besar. suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih, karena berbasis
digital, maka sebelum dikirim sinyal suara analog diubah menjadi sinyal digital. Tenaga
yang diperlukan untuk sinyal sedikit sehingga dapat menghemat baterai, sehingga handset
dapat dipakai lebih lama dan ukuran baterai bisa lebih kecil
8
Kelemahan teknologi 2 G
Kecepatan transfer data masih rendah, tidak efisien untuk trafik rendah, jangkauan
jaringan masih terbatas dan sangat tergantung oleh adanya BTS (cell Tower).
4.TEKNOLOGI GENERASI DUA SETENGAH (2.5G)
Teknologi 2.5G merupakan peningkatan dari teknologi 2G terutama dalam platform
dasar GSM telah mengalami penyempurnaan, khususnya untuk aplikasi data. Untuk yang
berbasis GSM teknologi 2.5G di implementasikan dalam GPRS (General Packet Radio
Services) dan WiDEN, sedangkan yang berbasis CDMA diimplementasikan dalam
CDMA2000 1x.
5.TEKNOLOGI GENERASI KETIGA (3G)
Teknologi generasi ketiga (3G Third Generation) dikembangkan oleh suatu
kelompok yang diakui para ahli dan pelaku bisnis yang berkompeten dalam bidang
teknologi wireless di dunia. 3G (Third Generation) sebagai teknologi yang berfungsi
mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan user 100 km/jam,
mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada kecepatan berjalan kaki,
mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user diam (stasioner).
Kemampuan teknologi 3G:
Memiliki kecepatan transfer data cepat (144kbps-2Mbps) sehingga dapat melayani
layanan data broadband seperti internet, video on demand, music on demand, games on
demand, dan on demand lain yang memungkinkan kita dapat memilih program musik,
video, atau game semudah memilih channel di TV. Kecepatan setinggi itu juga mampu
melayani video conference dan video streaming lainnya.
Kelebihan 3G dari generasi-genersi sebelumnya :
Kualitas suara yang lebih bagus, keamanan yang terjamin, kecepatan data mencapai 2
Mbps untuk lokal/Indoor/slow-moving access dan 384 kbps untuk wide area access,
support beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh, pengguna dapat browse internet
9
bersamaan dengan melakukan call (telepon) ke tujuan yang berbeda, infrastruktur bersama
dapat mensupport banyak operator dilokasi yang sama. Interkoneksi ke other mobile dan
fixed users, roaming nasional dan internasional, bisa menangani packet-and circuitswitched service termasuk internet (IP) dan videoconferencing. Juga high data rate
communication services dan asymmetric data transmission, efiensi spektrum yang
bagus, sehingga dapat menggunakan secara maksimum bandwidth yang terbatas, support
untuk multiple cell layer, co-existance and interconnection dengan satellite-based services,
mekanisme billing yang baru tergantung dari volume data, kualitas service dan waktu.
Kelemahan Teknologi 3G
Memerlukan Kontrol Daya Ideal dan belum mencukupinya kecepatan transfer
data dalam melayani layanan multimedia yang memerlukan kecepatan yang mumpuni.
6.TEKNOLOGI GENERASI TIGA SETENGAH (3.5G)
Teknologi 3.5 G atau disebut juga super 3G merupakan peningkatan dari teknologi
3G, terutama dalam peningkatan kecepatan transfer data yang lebih dari teknologi 3G (>2
Mbps) sehingga dapat melayani komunikasi multimedia seperti akses internet dan video
sharing.
7.TEKNOLOGI
GENERASI
KEEMPAT (4G-
FOURTH
GENERATION)
Teknologi fourth generation (4G) adalah teknologi yang baru memasuki tahap uji
coba. Salah satunya oleh Jepang dimana pihak NTT DoCoMo, perusahaan ponsel di
Jepang, memanfaatkan tenaga hingga 900 orang insinyur ahli untuk mewujudkan teknologi
generasi ke 4.
Motivasi Teknologi 4G
Mendukung service multimedia Interaktif, telekonfrensi, Wireless Intenet,
bandwidth yang lebar, bit rates lebih besar dari 3G, global mobility, Service Portability,
Low-cost service, dan skalabilitas untuk jaringan mobile.
Teknologi yang baru dalam 4G
10
11
quality of
service (QOS).
3. Pengembangan teknologi packet switching.
4. Mengurangi biaya operasional karena arsitektur jaringan yang sederhana.
Bandwidth LTE adalah dari 1,4 MHz hingga 20 MHz. Operator jaringan
dapat memilih bandwidth yang berbeda dan memberikan layanan yang berbeda
berdasarkan spektrum. Itu juga merupakan tujuan desain dari LTE yaitu untuk
meningkatkan efisiensi spektrum pada jaringan, yang memungkinkan operator untuk
menyediakan lebih banyak paket data pada suatu bandwidth.
Beberapa kelebihannya lainnya dari LTE 4G ialah ;
a. Mendukung bandwidth yang bervariasi, yaitu 1.4, 3, 5, 10, 15 and 20
MHz.
b. Dukungan untuk semua gelombang frekuensi yang saat ini digunakan
oleh sistem IMT dan ITU-R, Kompatibel dengan teknologi 3GPP
sebelumnya dan teknologi lainnya.
c. Di daerah kota dan perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi (seperti
2.6 GHz di Uni Eropa) digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi
mobile broadband.
12
latency
yang
berbeda dengan arsitektur teknologi GSM dan UMTS yang memiliki struktur lebih
kompleks dengan adanya radio network controller (RNC). Beberapa keuntungan
yang dapat diperoleh dengan hanya adanya single node pada jaringan akses adalah
pengurangan
Gambar 2.3
13
internet protocol
(IP).
melalui interface S1 seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4. Pada LTE terdapat
2logical gateway, yaitu serving gateway (S-GW) dan packet data network
gateway (P-GW). S-GW bertugas untuk melanjutkan dan menerima paket ke dan
dari eNodeB yang melayani
interface
dengan jaringan packet data network (PDN), seperti internet dan IMS. Selain itu P- GW
juga melakukan beberapa fungsi lainnya, seperti alokasi alamat,
dan routing.
14
packet filtering,
Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa E-UTRAN sangat fleksibel. Satu eNodeB
dapat berhubungan dengan MME/UPE yang manapun, tidak seperti NodeB yang hanya
dapat berhubungan dengan satu RNC. Sedangkan arsitektur lengkap LTE ada pada
dibawah ini:
a. eNodeB
Jaringan akses pada LTE terdiri dari satu elemen, yaitu eNodeB. eNodeB (eNB)
merupakan interface dengan UE (User Equipment). eNodeB berfungsi untuk Radio
Resurce Management (RRM) dan sebagai transceiver. Sebagai RRM, fungsi eNodeB
adalah untuk mengontrol dan mengawasi pengiriman sinyal yang dibawa oleh sinyal
radio, berperan dalam autentikasi atau mengontrol kelayakan data yang akan melewati
eNodeB, dan untuk mengatur scheduling.
b. Mobility Management Entity (MME)
MME dapat dianalogikan sebagai MSC pada jaringan GSM. MME adalah
node-kontrol utama pada jaringan akses LTE. Ia bertanggung jawab untuk prosedur
paging untuk idlemode UE termasuk retransmisi. MME juga bertanggung jawab dalam
prosesaktivasi/deaktivasi dan autentikasi user (dengan bantuan HSS). MME juga
berfungsi untuk mengatur handover, yaitu memilih MME lain untuk handover dengan
MME lain, atau memilih SGSN untuk handover dengan jaringan akses 2G/3G.
15
anchor saat handover antar eNodeB dan untuk menghubungkan LTE dengan
jaringan lain yang sudah ada.
d. Home Subscriber Server (HSS)
HSS adalah database utama yang ada pada jaringan LTE. HSS adalah sebuah
super
HLR
yang
mengkombinasikan
fungsi
HLR
sebagai autentikasi.
C. Aspek Interface Radio LTE
Spesifikasi LTE telah ditetapkan oleh 3GPP untuk
user equipment
(UE) dan
eNodeB. Adapun spesifikasi teknik LTE yang telah ditetapkan meliputi mode akses radio,
teknik akses jamak, mode transmisi MIMO, dan modulasi yang digunakan .
1
Teknik Akses
Pada LTE teknik akses yang digunakan pada transmisi dalam arah downlink dan uplink
berbeda. Arah downlink adalah arah komunikasi dari eNodeB ke UE, sementara arah
uplink adalah arah dari UE menuju eNodeB seperti yang ditunjukkan pada Gambar
5.
Pada arah
division modulation
teknik
akses
digunakan adalah
16
yang
subcarrier adalah
salah satu kelemahan teknik akses ini adalah tingginya peak average power ratio (PAPR)
yang dibutuhkan. Tingginya PAPR dalam OFDM membuat 3GPP melihat skema teknik
akses yang berbeda pada arah uplink karena akan sangat mempengaruhi konsumsi daya
pada
SC-
FDMA dipilih karena teknik ini mengkombinasikan keunggulan PAPR yang rendah
dengan daya tahan terhadap gangguan lintasan jamak dan alokasi frekuensi yang
fleksibel dari OFDMA .
2. Mode Akses Radio
Pada komunikasi seluler sangat penting untuk mempertimbangkan kemampuan jaringan
untuk melakukan komunikasi dalam dua arah secara simultan atau dikenal dengan istilah
komunikasi
full duplex. Oleh karena itu untuk dapat melakukan komunikasi dua arah
secara simultan, maka dibutuhkan suatu teknik duplex. Pada umumnya terdapat dua
teknik duplex yang biasanya digunakan, yaitu
frequency division duplex (FDD) dan time division duplex(TDD).FDD merupakan
teknik duplex yang menggunakan dua frekuensi yang berbeda untuk melakukan
komunikasi dalam dua arah. Dengan menggunakan FDD dimungkinkan untuk
mengirim dan menerima sinyal secara simultan dengan frekuensi yang berbedabeda. Dengan teknik ini dibutuhkan guard frequency untuk memisahkan frekuensi
pengiriman dan penerimaan secara simultan, serta dibutuhkan proses
filtering
frekuensi yang harus akurat. Sedangkan TDD menggunakan frekuensi tunggal dan
frekuensi tersebut digunakan oleh semua kanal untuk melakukan pengiriman dan
penerimaan data. Setiap kanal tersebut di-multiplexing dengan menggunakan basis
waktu sehingga setiap kanal memiliki time slot yang berbeda. Perbedaan teknik
FDD dan TDD dapat dilihat pada Gambar 6.
17
frekuensi
yang
tersedia.
FDD
lebih
unggul
dalam menangani
latency dibandingkan TDD karena kanal harus lebih lama menunggu waktu
pemprosesan dalam multiplexing.
Interface
time divison
duplex(TDD), yang masing-masing memiliki struktur frame yang berbeda- beda. Pada
LTE terdapat 15 band operasi FDD dan 8 band operasi TDD pada LTE. LTE juga dapat
menggunakan fasilitas half-duplex FDD yang mengizinkan sharing hardware di antara
uplink dan
uplink dan
simultan. LTE dapat menggunakan kembali semua band frekuensi yang digunakan pada
UMTS.
3. Konfigurasi Antena Pada LTE
Pada LTE terdapat beberapa konfigurasi antena yang digunakan untuk mengoptimasikan
kinerja pada arah
maupun
di
penerima
sesuai dengan tujuan sistem jaringan yang diinginkan, seperti untuk memperbaiki
kinerja penerimaan sinyal pada kondisi link radio yang buruk.
a. Single Input Multiple Output (SIMO)
18
Pada konfigurasi ini hanya digunakan satu buah antena pada ENodeB dan user
equipment(UE) harus memiliki minimal dua antena penerima seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 7. Konfigurasi ini disebut
maximum
kondisi propagasi yang buruk, sehingga sinyal yang akan diproses selanjutnya adalah
sinyal dengan kualitas SNR terbaik.
19
men
dukung konfigurasi dua atau empat antena pengirim dan dua atau empat
antena penerima. Konfigurasi MIMO yang mungkin pada arah downlink
adalah MIMO 2x2, MIMO2x4, MIMO 4x2, dan MIMO 4x4. Akan
tetapi UE dengan 4 antena penerima yang dibutuhkan untuk konfigurasi
MIMO 4x4 hingga saat ini masih belum diimplementasika
Gambar 9. Konfigurasi MIMO : (a) Spatial Multiplexing. (b) Transmit
diversi
20
spatial multiplexing
dan transmit
spatial multiplexing
mengirimkan data yang berbeda pada masing-masing antena pemancar seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 9(a), sedangkan teknik
yang sama pada masing-masing antena pemancar seperti yang ditunjukkan pada Gambar
9(b). Masing-masing teknik ini memiliki keuntungan tersendiri tergantung dari skenario
yang ada. Misalnya, pada beban jaringan yang tinggi atau pada tepi sel, teknik spatial
multiplexing keuntungan yang terbatas karena pada kondisi ini kondisi SNR cukup buruk.
Sebaliknya teknik
dengan beamforming. Selanjutnya pada skenario dimana kondisi SNR tinggi, misalnya
pada sel yang kecil, maka
spatial multiplexing
video conference
berkualitas tinggi dan nomadic access yang aman ke jaringan korporat. Semua
layanan ini memerlukan
khususnya untuk teknologi Long Term Evolution (LTE). Berdasarkan tinjauan pustaka
menyebutkan ada beberapa penyebab layanan dari
generasi 4G tersebut belum dapat kita gunakan, penyebab-penyebab yang
paling sering dibahas oleh media maupun oleh para ahli di bidang ini ialah dalam
aspek Regulasi, dan Hardware serta Software pendukung.
Regulasi
Regulasi memegang peranan yang paling dalam bisnis telekomunikasi. Ada
banyak aspek regulasi yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis telekomunikasi
bergerak pita lebar seperti ketersedian spektrum frekuensi, tarif, interkoneksi,
konten, dan penomoran.
Regulasi yang berkaitan dengan masalah pengadaan jaringan LTE ini ialah
berkaitan dengan regulasi frekuensi. Frekuensi merupakan sumber daya yang
terbatas, oleh karena itu pemanfaatannya harus untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Berikut ini daftar regulasi telekomunikasi di Indonesia. Referensi diambil
dari website Ditjen Postel (sekarang Ditjen Pos dan Penyelenggaraan Informatika)
Kementerian Kominfo. UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH
UU
a. No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
b.
PP
No.52
Tahun
2000
tentang
Penyelenggaraan
Telekomunikasi Jaringan
Telekomunikasi.
c.
Kepmenhub
No.
20
Tahun
2001
Penyelenggaraan
Jaringan
Telekomunikasi.
Pemerintah sudah memberikan jatah frekuensi kepada MNC Skyvision (Indovision),
perusahaan televisi berbayar sebesar 2.6Ghz yang baru diberikan 150MHz dan belum
22
digunakan sepenuhnya. Sedangkan untuk frekuensi rendah yang bisa digunakan oleh LTE
adalah 800Mhz masih digunakan oleh stasiun TV analog.(www.teknoup.com).
Indonesia.
"Seperti
3G,
saat
awal
belum
banyak
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Long Term Evolution (LTE) adalah generasi teknologit elekomunikasi
selular. Menurut standar, LTE memberikan kecepatan uplink hingga 50 megabit per
detik (Mbps) dan kecepatan downlink hingga 100
bandwidth yang bervariasi, yaitu 1.4, 3, 5, 10, 15 and 20 MHz. Di daerah kota dan
perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi (seperti 2.6 GHz di Uni Eropa)
digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi mobile broadband. Mendukung
MBSFN (Multicast Broadcast Single Frequency Network). Fitur ini dapat
memberikan layanan seperti Mobile TV menggunakan infrastruktur LTE, dan
merupakan pesaing untuk layanan DVB-H berbasis siaran TV.
Arsitektur jaringan LTE dirancang untuk tujuan mendukung trafik packet
switching dengan mobilitas tinggi,
latency
yang
kecil. Oleh karena itu pada arsitektur jaringan LTE dirancang sesederhana mungkin,
yaitu hanya terdiri dari dua node yaitu eNodeB dan mobility
management
24
DAFTAR PUSTAKA
https://tomorrow4life.wordpress.com/2013/02/07/sejarah-dan-perkembanganjaringan-seluler-2g-3g-4g/
https://aripujiono.wordpress.com/teknologi-telekomunikasi/4g/4g-lte-long-termevolution/