You are on page 1of 30

KOMUNIKASI DIGITAL

OFDM , PERKEMBANGAN TEKNOLOGI


SELULER & 4G LTE

DI SUSUN OLEH :
NAMA

: AZHARY ABDULLAH.M

NIM

: D41

1 14 525

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK GOWA
2015/2016

KATA PENGANTAR

Syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, makalah Tentang OFDM, Perkembangan
Teknologi Jaringan seluler dan 4G LTE ini terselesaikan. Terima kasih juga kami
ucapkan kepada Dosen mata kuliah komunukasi Digital , Bapak Indra bayu, dan
seluruh teman teman Jurusan Teknik Elektro Universitas Hasanuddin yang
telah memberikan bimbingan dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memberikan penjelasan mengenai OFDM
perkembangan teknologi jaringan seluler dan 4G LTE, yang dimana LTE (long
term evolution) merupakan teknologi terbaru dari generasi 4G yang direleasis
oleh 3GPP. LTE sendiri telah digunakan oleh bebrapa Negara di Eropa, Amerika
dan Jepang.

Kami menyadari bahwa maklah ini masih memiliki kekurangan, untuk itu
bagi pembaca mohon kritikan dan saran sari pembaca untuk kesempurnaan pada
makalah berikutnya. Teimakasih semoga makalah ini dapat bermanfaat.

GOWA , APRIL 2016

PENULIS

DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR
.ii
DAFTAR
ISI
.iii
BAB I PENDAHULUAN
I

II

1.
LATAR
BELAKANG
1
2.
TUJUAN
.2

BAB II PEMBAHASAN
I

II
III

OFDM
&
OFDMA
3
PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
SELULER.6
APLIKASI
OFDMA
PADA
4G
LTE.10

BAB III PENUTUP


I
II

KESIMPULAN
..24
SARAN
.24

DAFTAR
PUSTAKA
..25

BAB I
PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG


Teknologi telekomunikasi saat ini sangat mengalami perkembangan yang sangat
pesat. Mulai dari perkembangan 1G sampai pada 4G yang banyak dikembangkan saat ini.
Hal ini sangat menuntut operator maupun konsumen untuk mampu mengunakan dan
mengembangkan dari kemajuang teknologi telekomunikasi itu. karena jika tidak maka
suatu negara akan mengalami ketinggalan dalam perkembangan teknologi telekomunikasi.
Dalam kurun waktu 10 tahun sejak lahirnya AMPS sudah terjadi perkembangan
yang sangat pesat dengan berbagai penemuan atau inovasi teknologi komunikasi dan pada
akhir tahun 90-an muncullah teknologi 2G (Generasi Kedua). Perbedaan utama dari
teknologi 1G dan 2G adalah 1G masih menggunakan sistem Analog sedangkan 2G sudah
menggunakan sistem digital. Dengan adanya kehadiran teknologi generasi kedua, maka
muncullah teknologi selular yang baru yaitu, GSM. yang merupakan suatu sistem
komunikasi wireless2G.
Pada awal tahun 2000-an muncullah teknologi generasi 2.5 (2.5 G) yang
mempunyai kemampuan transfer data yang lebih cepat. Yang terkenal dari generasi ini
adalah GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data rates for GSM
Evolution). Suatu protokol yang mengatur cara kerja transfer data pada sistem wireless
GSM. Dalam teorinya kecepatan transfer data EDGE dapat mencapai 384 Kbps. Setelah
adanya teknologi generasi pertama, kedua dan teknologi 2.5 G, maka disusul kemudian
dengan generasi ketiga (3G) yang menawarkan kelebihan yang lebih baik lagi baik dari
segi kemampuan fitur dan transfer data dengan memiliki kecepatan transfer data lebih
cepat dari sebelumnya dalam menghadirkan layanan yang sangat dibutuhkan oleh
pelanggan. Selanjutnya setelah teknologi 3G pengembangan akan jaringan dan berbagai

peralatan pendukungnya terus dilakukan hingga saat ini lahirlah teknologi LTE (Long Term
Evolution).

I.2 TUJUAN

UNTUK MENGETAHUI PENGERTIAN OFDM DAN OFDMA


UNTUK MENJELASKAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SELULER
UNTUK MENJELASKAN PEKEMBANGAN 4G LTE

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 OFDM & OFDMA


II.1.1. OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing )
Kalu kita bicara OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing ) berarti kita
akan berbicara tentang sebuah teknik transmisi yang menggunakan beberapa buah
frekuensi yang saling tegak lurus (orthogonal).
II.1.2. Prinsip dasar OFDM
OFDM adalah sebuah teknik transmisi dengan banyak frekuensi (multicarrier),
menggunakan Discrete Fourier Transfor (DFT). Bagan dasar dari OFDM ditampilkan
Sebagai berikut

Gambar 2.1 Bagan Dasar OFDM

Cara kerjanya adalah sebagai berikut. Deretan data informasi yang akan dikirim
dikonversikan kedalam bentuk parallel, sehingga bila bit rate semula adalah R , maka bit
rate di tiap-tiap jalur parallel adalah R/M dimana M adalah jumlah jalur parallel (sama
dengan jumlah sub-carrier). Setelah itu, modulasi dilakukan pada tiap-tiap sub-carrier.
Modulasi ini bisa berupa BPSK, QPSK, QAM atau yang lain, tapi ketiga teknik tersebut
sering digunakan pada OFDM. Kemudian sinyal yang telah termodulasi tersebut
diaplikasikan ke dalam Inverse Discrete Fourier Transform (IDFT), untuk pembuatan
simbol OFDM.
Penggunaan IDFT ini memungkinkan pengalokasian frekuensi yang saling tegak lurus
(orthogonal), mengenai hal ini akan dijelaskan lebih lanjut. Setelah itu simbol-simbol
OFDM dikonversikan lagi kedalam bentuk serial, dan kemudian sinyal dikirim. Sinyal
yang terkirim tersebut, dalam persamaan matematik bisa diekspresikan sebagai berikut,
Dimana Re(.) adalah bagian real dari persamaan, f(t) adalah respons implus dari filter
transmisi, T adalah periode, simbol, v o adalah frekuensi pembawa (carrier frequency)
3

dalam

bentuk

radian,

adalah

fase

pembawa (carrier phase), dan bn adalah data informasi yang telah termodulasi yang
menjadi input dari IDFT. Untuk mempermudah, maka pembahasan mengenai keadaan
sinyal ketika melewai jalur komunikasi (channel) akan dibahas pada bagian lain.
Sedangkan pada stasiun penerima, dilakukan operasi yang berkebalikan dengan apa yang
dilakukan di stasiun pengirim. Mulai dari konversi dari serial ke parallel, kemudian
konversi sinyal parallel dengan Fast Fourier Transform (FFT), setelah itu
informasi.
II.1.3

Kelebihan dan kekurangan OFDM

II.1.3.1 Keunggulan OFDM


II.1.3.1.1

Efisien dalam pemakaian frekuensi

OFDM adalah salah satu jenis dari multicarrier (FDM), tetapi memiliki
efisensi pemakaian frekuensi yang jauh lebih baik. Pada OFDM overlap antar
frekuensi yang bersebelahan diperbolehkan, karena masing-masing sudah saling
orthogonal, sedangkan
pada sistem multicarrier konvensional untuk mencegah interferensi antar
frekuensi yang bersebelahan perlu diselipkan frekuensi penghalang (guard band),
dimana hal ini memiliki efek samping berupa menurunnya kecepatan transmisi bila
dibandingkan dengan sistem single carrier dengan lebar spektrum yang sama.
Sehingga salah satu karakteristik dari OFDM adalah tingginya tingkat efisiensi
dalam pemakaian frekuensi. Selain itu pada multicarrier konvensional juga
diperlukan band pass filter sebanyak frekuensi yang digunakan, sedangkan pada
OFDM cukup menggunakan FFT saja.
II.1.3.1.2

Kuat menghadapi frequency selective fading

Karakter utama yang lain dari OFDM adalah kuat menghadapi frequency
selective fading. Dengan menggunakan teknologi OFDM, meskipun jalur
komunikasi yang digunakan memiliki karakteristik frequencyselective fading
(dimana bandwidth dari channel lebih sempit daripada bandwidth dari transmisi
sehingga mengakibatkan pelemahan daya terima secara tidak seragam pada
beberapa frekuensi tertentu), tetapi tiap sub carrier dari sistem OFDM hanya
mengalami flat fading (pelemahan daya terima secara seragam). Pelemahan yang
disebabkan oleh flat fading ini lebih mudah dikendalikan, sehingga performansi
dari sistem mudah untuk ditingkatkan. Teknologi OFDM bisa mengubah frequency
selective fading menjadi flat fading, karena meskipun sistem secara keseluruhan
memiliki kecepatan transmisi yang sangat tinggi sehingga mempunyai bandwidth
yang lebar, karena transmisi menggunakan subcarrier (frekuensi pembawa) dengan
jumlah yang sangat banyak, sehingga kecepatan transmisi di tiap subcarrier sangat
4

rendah dan bandwidth dari tiap subcarrier sangat sempit, lebih sempit daripada
coherence bandwidth (lebar daripada bandwidth yang memiliki karakteristik yang
relatif sama).
I.1.3.1.3

Tidak sensitif terhadap sinyal tunda

Keuntungan yang lainnya adalah, dengan rendahnya kecepatan transmisi


ditiap subcarrier berarti periode simbolnya menjadi lebih panjang sehinnga
kesensitifan sistem terhadap delay spread (penyebaran sinyal-sinyal yang datang
terlambat) menjadi relatif berkurang.
II.1.3.2

Kelemahan OFDM

Sebagai sebuah sistem buatan menusia, tentunya teknologi OFDM pun tak luput dari
kekurangan-kekurangan. Diantaranya, yang sangat menonjol dan sudah
lama menjadi topik penelitian adalah frequency offset dan nonlinear
distortion (distorsi nonlinear).
II.1.3.2.1

Frequency Offset

Sistem ini sangat sensitif terhadap carrier frequency offset yang disebabkan
oleh jitter pada gelombang pembawa (carrier wave) dan juga terhadap Efek
Doppler yang disebabkan oleh pergerakan baik oleh stasiun pengirim maupun
stasiun penerima.
II.1.3.2.2

Distorsi Nonlinear

Teknologi OFDM adalah sebuah sistem modulasi yang menggunakan multifrekuensi dan multi-amplitudo, sehingga sistem ini mudah terkontaminasi oleh
distorsi nonlinear yang terjadi pada amplifier dari daya transmisi.
II.1.3.2.3

Sinkronisasi Sinyal

Transform (FFT) ketika sinyal OFDM tiba di stasiun penerima adalah hal
yang relatif sulit. Atau dengan kata lain, sinkronisasi daripada sinyal OFDM adalah
hal yang sulit.

II.2. OFDMA Orthogonal Frequency Division Multiple Access

OFDMA merupakan teknik akses jamak yang berdasarkan OFDM


sebagai teknik modulasinya. OFDM sebagai salah satu teknik modulasi
multicarrier pada dasarnya akan meneruskan satu bit stream pada satu
kanal komunikasi dengan satu simbol OFDM dengan cara bit stream dari
satu user akan dibagi-bagi menjadi rate yang lebih rendah secara
pararel

ditumpangkan

diserialkan

kembali.

pada

Untuk

tiap

subcarriers

lingkungan

multi

sebelum
user,

akhirnya

OFDM

perlu

dikombinasikan dengan teknik akses jamak sehingga muncul OFDMTDMA, OFDM-CDMA (disebut juga MC-CDMA) dan OFDMA. Pada OFDMTDMA, akses jamak dilakukan dengan menempatkan user pada time
slot-time slot yang tersedia dalam satu frame. Satu time slot terdiri dari
beberapa simbol OFDM, dengan kata lain tiap user akan dimodulasi
pada keseluruhan subcarriers pada spektrum sebelum menduduki time
slot tertentu. Sedangkan pada OFDMA, satu user akan dimodulasi OFDM
pada beberapa subcarriers saja, namun keuntungan dibanding FDMA
saja adalah guard band antar subcarriers yang diberikan pada tiap user
lebih sempit karena boleh saling overlap sehingga pektrum frekuensi
lebih efisien dan dapat meningkatkan kapasitas.Keuntungan dari sistem
OFDMA adalah : dapat menghilangkan ISI dengan penggunaan guard
time yang lebih panjang dari nilai delay spread dan dapat mengurangi
ICI dengan penambahan cyclic prefix pada tiap simbol OFDM, efisien
terhadap
penggunaan
orthogonal,

spektral
lebih

karena

tahan

antar

terhadap

frekuensi

subcarriers

saling

frequency

selective

fading

dibandingkan system single carrier, mampu memberikan data rate yang


tinggi sehingga mendukung aplikasi multimedia dan memungkinkan
penerapan adaptive data rate dalam alokasi daya tiap subcarriers
sehinggga secara signifikan meningkatkan kapasitas.

II.3 Perkembangan Jaringan Seluler 2G, 3G, 4G


Perkembangan teknologi komunikasi berlangsung sangat cepat, kini teknologi
komunikasi sudah mencapat pada kecepatan 4G LTE. Tertarik? Silahkan baca lebih lanjut.
1.TEKNOLOGI GENERASI AWAL / ZERO GENERATION (0G)
Generasi awal (0G) atau Mobile radio telephone ini merupakan teknologi telepon
selular modern permulaan, dimana menggunakan jaringan gelombang radio khusus dengan
jangkauan jaringan yang terbatas dan dapat terhubung dengan jaringan telepon umum
biasa. Biasa pada mobil dan truk agar dapat berkomunikasi. Mobile radio telephone ini
dikenal dengan nama dagang WCCs (Wireline Common Carriers), RCCs (Radio Common
Carriers), and two-way radio dealers. Prinsipnya seperti jaringan komunikasi Polisi atau
Taxi (walkie-talkie), hanya saja Mobile radio telephone ini mempunyai nomor telepon
tersendiri dan terhubung dengan jaringannya tersendiri.
Kemampuan teknologi 0 G (Zero Generation)
Kemampuan teknologi 0 G ini hanya dapat bisa melayani komunikasi suara saja
dan merupakan teknologi awal komunikasi bergerak (mobile) yang di implementasikan dan
di komersilakan.
Kelemahan teknologi 0 G
Metoda transmisinya masih half-duplex meski pada perkembangannya mendukung
full-duplex, jumlah pelangan dan jangkauan jaringannya sangat terbatas, tidak mendukung
komunikasi data, oleh karena itu generaasi 0G tidak dapat bertahan lama.

2.TEKNOLOGI GENERASI PERTAMA (1G)


Generasi pertama atau 1G merupakan teknologi handphone pertama yang
diperkenalkan pada era 80-an dan masih menggunakan sistem analog. Generasi pertama ini
menggunakan teknik komunikasi yang disebut Frequency Division Multiple Access
7

(FDMA). Teknik ini memungkinkan untuk membagi-bagi alokasi frekuensi pada suatu sel
untuk digunakan masing-masing pelanggan di sel tersebut, sehingga setiap pelanggan saat
melakukan pembicaraan memiliki frekuensi sendiri (prinsipnya seperti pada stasiun radio
dimana satu stasiun radio hanya menggunakan satu frekuensi untuk siarannya).
Kemampuan teknologi 1 G
Kemampuan teknologi 1 G ini hanya dapat bisa melayani komunikasi suara saja
tidak dapat melayani komunikasi data dalam kecepatan tinggi dan besar.
Kelemahan teknologi 1 G
Kapasitas trafik yang kecil, jumlah pelanggan yang dapat ditampung dalam satu sel
sedikit, penggunaan spektrum frekuensi yang boros karena satu pengguna menggunakan
satu buah kanal frekuensi, dan suara tidak jernih.
3.TEKNOLOGI GENERASI KEDUA (2G)
Teknologi generasi kedua muncul karena tuntutan pasar dan kebutuhan akan
kualitas yang semakin baik. Generasi 2G sudah menggunakan teknologi digital. Generasi
ini menggunakan mekanisme Time Division Multiple Access (TDMA) dan Code Division
Multiple Access (CDMA) dalam teknik komunikasinya

Kemampuan teknologi 2G
Generasi kedua selain digunakan untuk komunikasi suara, juga bisa untuk SMS
(Short Message Service adalah layanan dua arah untuk mengirim pesan pendek sebanyak
160 karakter), voice mail, call waiting, dan transfer data dengan kecepatan maksimal 9.600
bps (bit per second). Kelebihan 2G dibanding 1G selain layanan yang lebih baik, dari segi
kapasitas juga lebih besar. suara yang dihasilkan menjadi lebih jernih, karena berbasis
digital, maka sebelum dikirim sinyal suara analog diubah menjadi sinyal digital. Tenaga
yang diperlukan untuk sinyal sedikit sehingga dapat menghemat baterai, sehingga handset
dapat dipakai lebih lama dan ukuran baterai bisa lebih kecil
8

Kelemahan teknologi 2 G
Kecepatan transfer data masih rendah, tidak efisien untuk trafik rendah, jangkauan
jaringan masih terbatas dan sangat tergantung oleh adanya BTS (cell Tower).
4.TEKNOLOGI GENERASI DUA SETENGAH (2.5G)
Teknologi 2.5G merupakan peningkatan dari teknologi 2G terutama dalam platform
dasar GSM telah mengalami penyempurnaan, khususnya untuk aplikasi data. Untuk yang
berbasis GSM teknologi 2.5G di implementasikan dalam GPRS (General Packet Radio
Services) dan WiDEN, sedangkan yang berbasis CDMA diimplementasikan dalam
CDMA2000 1x.
5.TEKNOLOGI GENERASI KETIGA (3G)
Teknologi generasi ketiga (3G Third Generation) dikembangkan oleh suatu
kelompok yang diakui para ahli dan pelaku bisnis yang berkompeten dalam bidang
teknologi wireless di dunia. 3G (Third Generation) sebagai teknologi yang berfungsi
mempunyai kecepatan transfer data sebesar 144 kbps pada kecepatan user 100 km/jam,
mempunyai kecepatan transfer data sebesar 384 kbps pada kecepatan berjalan kaki,
mempunyai kecepatan transfer data sebesar 2 Mbps pada untuk user diam (stasioner).
Kemampuan teknologi 3G:
Memiliki kecepatan transfer data cepat (144kbps-2Mbps) sehingga dapat melayani
layanan data broadband seperti internet, video on demand, music on demand, games on
demand, dan on demand lain yang memungkinkan kita dapat memilih program musik,
video, atau game semudah memilih channel di TV. Kecepatan setinggi itu juga mampu
melayani video conference dan video streaming lainnya.
Kelebihan 3G dari generasi-genersi sebelumnya :
Kualitas suara yang lebih bagus, keamanan yang terjamin, kecepatan data mencapai 2
Mbps untuk lokal/Indoor/slow-moving access dan 384 kbps untuk wide area access,
support beberapa koneksi secara simultan, sebagai contoh, pengguna dapat browse internet
9

bersamaan dengan melakukan call (telepon) ke tujuan yang berbeda, infrastruktur bersama
dapat mensupport banyak operator dilokasi yang sama. Interkoneksi ke other mobile dan
fixed users, roaming nasional dan internasional, bisa menangani packet-and circuitswitched service termasuk internet (IP) dan videoconferencing. Juga high data rate
communication services dan asymmetric data transmission, efiensi spektrum yang
bagus, sehingga dapat menggunakan secara maksimum bandwidth yang terbatas, support
untuk multiple cell layer, co-existance and interconnection dengan satellite-based services,
mekanisme billing yang baru tergantung dari volume data, kualitas service dan waktu.
Kelemahan Teknologi 3G
Memerlukan Kontrol Daya Ideal dan belum mencukupinya kecepatan transfer
data dalam melayani layanan multimedia yang memerlukan kecepatan yang mumpuni.
6.TEKNOLOGI GENERASI TIGA SETENGAH (3.5G)
Teknologi 3.5 G atau disebut juga super 3G merupakan peningkatan dari teknologi
3G, terutama dalam peningkatan kecepatan transfer data yang lebih dari teknologi 3G (>2
Mbps) sehingga dapat melayani komunikasi multimedia seperti akses internet dan video
sharing.
7.TEKNOLOGI

GENERASI

KEEMPAT (4G-

FOURTH

GENERATION)

Teknologi fourth generation (4G) adalah teknologi yang baru memasuki tahap uji
coba. Salah satunya oleh Jepang dimana pihak NTT DoCoMo, perusahaan ponsel di
Jepang, memanfaatkan tenaga hingga 900 orang insinyur ahli untuk mewujudkan teknologi
generasi ke 4.
Motivasi Teknologi 4G
Mendukung service multimedia Interaktif, telekonfrensi, Wireless Intenet,
bandwidth yang lebar, bit rates lebih besar dari 3G, global mobility, Service Portability,
Low-cost service, dan skalabilitas untuk jaringan mobile.
Teknologi yang baru dalam 4G
10

Sepenuhnya untuk jaringan packet-switched, semua komponen jaringan digital,


bandwidth yang besar untuk mendukung multimedia service dengan biaya yang murah
( Sampai 100 Mbps), dan jaringan keamanan data yang kuat.

II.4 APLIKSI OFDM


Salah satu aplikasi OFDM adalah 4G LTE Long Term Evolution (LTE) adalah
generasi teknologi telekomunikasi selular. Menurut standar, LTE memberikan kecepatan
uplink hingga 50 megabit per detik (Mbps) dan kecepatan downlink hingga 100
Mbps. Tidak diragukan lagi, LTE akan membawa banyak manfaat bagi jaringan
selular. Perkembangan telekomunikasi menurut standar 3GPP (third generation
partnership project) terlihat pada Gambar 3

Gambar 1. Evolusi 3GPP

11

Gambar 2.2 Evolusi Jaringan LTE


Pada Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa LTE merupakan evolusi dari jaringan
seluler yang dipersiapkan untuk teknologi 4G. Adapun tujuan pengembangan
teknologi pada 3GPP adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan akan pengembangan jaringan 3G dalam waktu yang akan
datang.
2. Kebutuhan pelanggan akan kecepatan data yang tinggi dan

quality of

service (QOS).
3. Pengembangan teknologi packet switching.
4. Mengurangi biaya operasional karena arsitektur jaringan yang sederhana.
Bandwidth LTE adalah dari 1,4 MHz hingga 20 MHz. Operator jaringan
dapat memilih bandwidth yang berbeda dan memberikan layanan yang berbeda
berdasarkan spektrum. Itu juga merupakan tujuan desain dari LTE yaitu untuk
meningkatkan efisiensi spektrum pada jaringan, yang memungkinkan operator untuk
menyediakan lebih banyak paket data pada suatu bandwidth.
Beberapa kelebihannya lainnya dari LTE 4G ialah ;
a. Mendukung bandwidth yang bervariasi, yaitu 1.4, 3, 5, 10, 15 and 20
MHz.
b. Dukungan untuk semua gelombang frekuensi yang saat ini digunakan
oleh sistem IMT dan ITU-R, Kompatibel dengan teknologi 3GPP
sebelumnya dan teknologi lainnya.
c. Di daerah kota dan perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi (seperti
2.6 GHz di Uni Eropa) digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi
mobile broadband.

12

d. Dukungan untuk MBSFN (Multicast Broadcast Single Frequency


Network). Fitur ini dapat memberikan layanan seperti Mobile TV
menggunakan infrastruktur LTE, dan merupakan pesaing untuk layanan
DVB-H berbasis siaran TV.
B. Arsitektur Long Term Evolution
Arsitektur jaringan LTE dirancang untuk tujuan mendukung trafik packet
switching dengan mobilitas tinggi,

quality of service(QOS), dan

latency

yang

kecil. Pendekatan packet switching ini memperbolehkan semua layanan termasuk


layanan voice menggunakan koneksi paket. Oleh karena itu pada arsitektur jaringan
LTE dirancang sesederhana mungkin, yaitu hanya terdiri dari dua node yaitu
eNodeB dan mobility

management entity/gateway (MME/GW). Hal ini sangat

berbeda dengan arsitektur teknologi GSM dan UMTS yang memiliki struktur lebih
kompleks dengan adanya radio network controller (RNC). Beberapa keuntungan
yang dapat diperoleh dengan hanya adanya single node pada jaringan akses adalah
pengurangan

latency dan distribusi beban proses RNC untuk beberapa eNodeB.

Pengeliminasian RNC pada jaringan akses memungkinkan karena LTE tidak


mendukung

soft handover. Arsitektur dasar jaringan LTE dapat dilihat pada

Gambar 2.3

13

Gambar 2.3 Arsitektur Jaringan LTE


Semua interface jaringan pada LTE adalah berbasis
eNodeB saling terkoneksi dengan interface

internet protocol

(IP).

X2 dan terhubung dengan MME/SGW

melalui interface S1 seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4. Pada LTE terdapat

2logical gateway, yaitu serving gateway (S-GW) dan packet data network
gateway (P-GW). S-GW bertugas untuk melanjutkan dan menerima paket ke dan
dari eNodeB yang melayani

user equipment (UE). P-GW menyediakan

interface

dengan jaringan packet data network (PDN), seperti internet dan IMS. Selain itu P- GW
juga melakukan beberapa fungsi lainnya, seperti alokasi alamat,
dan routing.

14

packet filtering,

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa E-UTRAN sangat fleksibel. Satu eNodeB
dapat berhubungan dengan MME/UPE yang manapun, tidak seperti NodeB yang hanya
dapat berhubungan dengan satu RNC. Sedangkan arsitektur lengkap LTE ada pada
dibawah ini:
a. eNodeB
Jaringan akses pada LTE terdiri dari satu elemen, yaitu eNodeB. eNodeB (eNB)
merupakan interface dengan UE (User Equipment). eNodeB berfungsi untuk Radio
Resurce Management (RRM) dan sebagai transceiver. Sebagai RRM, fungsi eNodeB
adalah untuk mengontrol dan mengawasi pengiriman sinyal yang dibawa oleh sinyal
radio, berperan dalam autentikasi atau mengontrol kelayakan data yang akan melewati
eNodeB, dan untuk mengatur scheduling.
b. Mobility Management Entity (MME)
MME dapat dianalogikan sebagai MSC pada jaringan GSM. MME adalah
node-kontrol utama pada jaringan akses LTE. Ia bertanggung jawab untuk prosedur
paging untuk idlemode UE termasuk retransmisi. MME juga bertanggung jawab dalam
prosesaktivasi/deaktivasi dan autentikasi user (dengan bantuan HSS). MME juga
berfungsi untuk mengatur handover, yaitu memilih MME lain untuk handover dengan
MME lain, atau memilih SGSN untuk handover dengan jaringan akses 2G/3G.

c. Serving Gateway (SGW)


SGW terdiri dari dua bagian, yaitu 3GPP Anchor dan SAE Anchor.
3GPP Anchor berfungsi sebagai gateway paket data yang berasal dari
jaringan 3GPP, sedangkan SAE Anchor berfungsi sebagai gateway jaringan non3GPP. SGW merutekan dan memforward paket datauser, sambil juga berfungsi
sebagai mobility

15

anchor saat handover antar eNodeB dan untuk menghubungkan LTE dengan
jaringan lain yang sudah ada.
d. Home Subscriber Server (HSS)
HSS adalah database utama yang ada pada jaringan LTE. HSS adalah sebuah
super

HLR

yang

mengkombinasikan

fungsi

HLR

sebagai database dan AuC

sebagai autentikasi.
C. Aspek Interface Radio LTE
Spesifikasi LTE telah ditetapkan oleh 3GPP untuk

user equipment

(UE) dan

eNodeB. Adapun spesifikasi teknik LTE yang telah ditetapkan meliputi mode akses radio,
teknik akses jamak, mode transmisi MIMO, dan modulasi yang digunakan .
1

Teknik Akses

Pada LTE teknik akses yang digunakan pada transmisi dalam arah downlink dan uplink
berbeda. Arah downlink adalah arah komunikasi dari eNodeB ke UE, sementara arah
uplink adalah arah dari UE menuju eNodeB seperti yang ditunjukkan pada Gambar
5.

Pada arah

downlink teknik akses yang digunakan adalah orthogonal frequency

division modulation

access (OFDMA) dan pada arah uplink

teknik

akses

digunakan adalah

single carrier frequency division multiple access (SC-FDMA).

OFDMA adalah variasi dari orthogonal frequency division modulation (OFDM).

16

yang

Gambar 2.3 Arah transmisi downlink dan uplink


Pada teknik OFDM setiap

subcarrier adalah

spektrum frekuensi dan setiap

orthogonal sehingga akan menghemat

subcarrier tidak akan saling mempengaruhi . Akan tetapi

salah satu kelemahan teknik akses ini adalah tingginya peak average power ratio (PAPR)
yang dibutuhkan. Tingginya PAPR dalam OFDM membuat 3GPP melihat skema teknik
akses yang berbeda pada arah uplink karena akan sangat mempengaruhi konsumsi daya
pada

UE sehingga pada arah

uplink LTE menggunakan teknik SC-FDMA.

SC-

FDMA dipilih karena teknik ini mengkombinasikan keunggulan PAPR yang rendah
dengan daya tahan terhadap gangguan lintasan jamak dan alokasi frekuensi yang
fleksibel dari OFDMA .
2. Mode Akses Radio
Pada komunikasi seluler sangat penting untuk mempertimbangkan kemampuan jaringan
untuk melakukan komunikasi dalam dua arah secara simultan atau dikenal dengan istilah
komunikasi

full duplex. Oleh karena itu untuk dapat melakukan komunikasi dua arah

secara simultan, maka dibutuhkan suatu teknik duplex. Pada umumnya terdapat dua
teknik duplex yang biasanya digunakan, yaitu
frequency division duplex (FDD) dan time division duplex(TDD).FDD merupakan
teknik duplex yang menggunakan dua frekuensi yang berbeda untuk melakukan
komunikasi dalam dua arah. Dengan menggunakan FDD dimungkinkan untuk
mengirim dan menerima sinyal secara simultan dengan frekuensi yang berbedabeda. Dengan teknik ini dibutuhkan guard frequency untuk memisahkan frekuensi
pengiriman dan penerimaan secara simultan, serta dibutuhkan proses

filtering

frekuensi yang harus akurat. Sedangkan TDD menggunakan frekuensi tunggal dan
frekuensi tersebut digunakan oleh semua kanal untuk melakukan pengiriman dan
penerimaan data. Setiap kanal tersebut di-multiplexing dengan menggunakan basis
waktu sehingga setiap kanal memiliki time slot yang berbeda. Perbedaan teknik
FDD dan TDD dapat dilihat pada Gambar 6.

17

Gambar 6. FDD dan TDD pada LTE


Pada Gambar 6 dapat dilihat bahwa dalam teknik FDD lebih banyak menggunakan
spektrum

frekuensi

yang

tersedia.

FDD

lebih

unggul

dalam menangani

latency dibandingkan TDD karena kanal harus lebih lama menunggu waktu
pemprosesan dalam multiplexing.
Interface

radio LTE mendukung

frequency divison duplex dan

time divison

duplex(TDD), yang masing-masing memiliki struktur frame yang berbeda- beda. Pada
LTE terdapat 15 band operasi FDD dan 8 band operasi TDD pada LTE. LTE juga dapat
menggunakan fasilitas half-duplex FDD yang mengizinkan sharing hardware di antara
uplink dan

downlink dimana koneksi

uplink dan

downlink tidak digunakan secara

simultan. LTE dapat menggunakan kembali semua band frekuensi yang digunakan pada
UMTS.
3. Konfigurasi Antena Pada LTE
Pada LTE terdapat beberapa konfigurasi antena yang digunakan untuk mengoptimasikan
kinerja pada arah

downlink dalam kondisi

linkradio yang bervariasi. Konfigurasi ini

mengkombinasikan jumlah antenna, baik dibagian pengirim

maupun

di

penerima

sesuai dengan tujuan sistem jaringan yang diinginkan, seperti untuk memperbaiki
kinerja penerimaan sinyal pada kondisi link radio yang buruk.
a. Single Input Multiple Output (SIMO)
18

Pada konfigurasi ini hanya digunakan satu buah antena pada ENodeB dan user
equipment(UE) harus memiliki minimal dua antena penerima seperti yang ditunjukkan
pada Gambar 7. Konfigurasi ini disebut

single input multiple output (SIMO) atau

receive diversity. Konfigurasi ini d iimplementasikan menggunakan teknik


ratio combining (MRC)

maximum

pada aliran data yang diterima untuk memperbaiki SNR pada

kondisi propagasi yang buruk, sehingga sinyal yang akan diproses selanjutnya adalah
sinyal dengan kualitas SNR terbaik.

Gambar 7 Konfigurasi SIMO


b. Multiple Input Single Ouput (MISO)
Pada mode ini jumlah antena yang digunakan pada sisi penerima
lebih dari satu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 8. Konfigurasi
Antena ini digunakan untuk skema transmit diversity dan tipe beam
formingyang berbeda. Tujuan utama beam forming adalah untuk
memperbaiki SNR dan tentunya memperbaiki kapasitas sistem dan
daerah layanan.

19

Gambar 8. Konfigurasi MISO


c. Multiple Input Multiple Output (MIMO)
Teknik ini menggunakan antena lebih dari satu, baik di penerima
maupun di pengirim. Teknik ini dapat digunakan untuk meningkatkan
bit ratedan perbaikan BER. Transmisi dengan teknik MIMO

men
dukung konfigurasi dua atau empat antena pengirim dan dua atau empat
antena penerima. Konfigurasi MIMO yang mungkin pada arah downlink
adalah MIMO 2x2, MIMO2x4, MIMO 4x2, dan MIMO 4x4. Akan
tetapi UE dengan 4 antena penerima yang dibutuhkan untuk konfigurasi
MIMO 4x4 hingga saat ini masih belum diimplementasika
Gambar 9. Konfigurasi MIMO : (a) Spatial Multiplexing. (b) Transmit
diversi
20

Pada umumnya teknik MIMO terdiri atas teknik

spatial multiplexing

diversity seperti yang ditunjukkan pada Gambar 9. Teknik

dan transmit

spatial multiplexing

mengirimkan data yang berbeda pada masing-masing antena pemancar seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 9(a), sedangkan teknik

transmit diversity mengirimkan data

yang sama pada masing-masing antena pemancar seperti yang ditunjukkan pada Gambar
9(b). Masing-masing teknik ini memiliki keuntungan tersendiri tergantung dari skenario
yang ada. Misalnya, pada beban jaringan yang tinggi atau pada tepi sel, teknik spatial
multiplexing keuntungan yang terbatas karena pada kondisi ini kondisi SNR cukup buruk.
Sebaliknya teknik

transmit diversity seharusnya digunakan untuk memperbaiki SNR

dengan beamforming. Selanjutnya pada skenario dimana kondisi SNR tinggi, misalnya
pada sel yang kecil, maka

spatial multiplexing

lebih baik digunakan untuk

memberika n bit rateyang tinggi.


D. Layanan-Layanan LTE
Melalui kombinasi downlinkdan kecepatan transmisi (uplink) yang sangat
tinggi, lebih fleksibel, efisien dalam penggunaan spektrum dan dapat mengurangi
paket latensi, LTE menjanjikan untuk peningkatan pada layanan mobile broadband
serta menambahkan layanan value-added baru yang menarik. Manfaat besar bagi
pengguna antara lain streaming skala besar, download dan berbagi video, musik dan
konten multimedia yang semakin lengkap

Untuk pelanggan bisnis LTE dapat

memberikan transfer file besar dengan kecepatan tinggi,

video conference

berkualitas tinggi dan nomadic access yang aman ke jaringan korporat. Semua
layanan ini memerlukan

throughput yang signifikan lebih besar untuk dapat

memberikan quality of service. Tabel 1 berikut menggambarkan beberapa layanan


dan aplikasi LTE :

E. Penyebab-penyebab Layanan 4G belum dapat digunakan di Indonesia


Seperti kita ketahui bersama bahwa generasi teknologi Telekomunikasi terakihr yang
dapat kita gunakan atau rasakan sebagai warga di Indonesia baru hanya sebatas pada
generasi 3.5G dan belum dapat menggunakan secara maksimal dari layanan generasi 4G
21

khususnya untuk teknologi Long Term Evolution (LTE). Berdasarkan tinjauan pustaka
menyebutkan ada beberapa penyebab layanan dari
generasi 4G tersebut belum dapat kita gunakan, penyebab-penyebab yang
paling sering dibahas oleh media maupun oleh para ahli di bidang ini ialah dalam
aspek Regulasi, dan Hardware serta Software pendukung.
Regulasi
Regulasi memegang peranan yang paling dalam bisnis telekomunikasi. Ada
banyak aspek regulasi yang mempengaruhi pertumbuhan bisnis telekomunikasi
bergerak pita lebar seperti ketersedian spektrum frekuensi, tarif, interkoneksi,
konten, dan penomoran.
Regulasi yang berkaitan dengan masalah pengadaan jaringan LTE ini ialah
berkaitan dengan regulasi frekuensi. Frekuensi merupakan sumber daya yang
terbatas, oleh karena itu pemanfaatannya harus untuk sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Berikut ini daftar regulasi telekomunikasi di Indonesia. Referensi diambil

dari website Ditjen Postel (sekarang Ditjen Pos dan Penyelenggaraan Informatika)
Kementerian Kominfo. UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN PEMERINTAH
UU
a. No.36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi
b.

PP

No.52

Tahun

2000

tentang

Penyelenggaraan

Telekomunikasi Jaringan

Telekomunikasi.
c.

Kepmenhub

No.

20

Tahun

2001

Penyelenggaraan

Jaringan

Telekomunikasi.
Pemerintah sudah memberikan jatah frekuensi kepada MNC Skyvision (Indovision),
perusahaan televisi berbayar sebesar 2.6Ghz yang baru diberikan 150MHz dan belum
22

digunakan sepenuhnya. Sedangkan untuk frekuensi rendah yang bisa digunakan oleh LTE
adalah 800Mhz masih digunakan oleh stasiun TV analog.(www.teknoup.com).

Hardware dan Software


Di Indonesia hardware berupa teknologi dari LTE sendiri yang telah di uji
coba oleh beberapa operator di Indonesia bukanlah merupakan teknologi standard dari
LTE 4G yang sebenarnya. Teknologi yang telah diuji coba di Indonesia merupakan
LTE release 8 yang mana teknologi tersebut hanya masih memenuhi spesifikasi
3GPP (Third Generation Partneurship Project) dan belum memenuhi spesifikasi
standar IMT-andvanced.
Selain itu, menurut Division Head Public Relation Indosat Bapak Djarot Handoko pada
salah satu media cetak mengatakan perluasan teknologi 4G di Indonesia masih terkendala
terbatasnya modem pendukungnya. "Modem untuk 4G
masih sangat terbatas dan infrastruktur yang mendukung 4G belum
merata di seluruh
perangkat

Indonesia.

"Seperti

3G,

saat

awal

belum

banyak

yang mendukung, seiring bertambahnya permintaan maka perangkat

itu akan muncul dengan sendirinya, tambahnya

23

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Long Term Evolution (LTE) adalah generasi teknologit elekomunikasi
selular. Menurut standar, LTE memberikan kecepatan uplink hingga 50 megabit per
detik (Mbps) dan kecepatan downlink hingga 100

Mbps. LTE Mendukung

bandwidth yang bervariasi, yaitu 1.4, 3, 5, 10, 15 and 20 MHz. Di daerah kota dan
perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi (seperti 2.6 GHz di Uni Eropa)
digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi mobile broadband. Mendukung
MBSFN (Multicast Broadcast Single Frequency Network). Fitur ini dapat
memberikan layanan seperti Mobile TV menggunakan infrastruktur LTE, dan
merupakan pesaing untuk layanan DVB-H berbasis siaran TV.
Arsitektur jaringan LTE dirancang untuk tujuan mendukung trafik packet
switching dengan mobilitas tinggi,

quality of service(QOS), dan

latency

yang

kecil. Oleh karena itu pada arsitektur jaringan LTE dirancang sesederhana mungkin,
yaitu hanya terdiri dari dua node yaitu eNodeB dan mobility

management

entity/gateway (MME/GW). Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan


hanya adanya single node pada jaringan akses adalah pengurangan latency dan
distribusi beban proses RNC untuk beberapa eNodeB.
B. Saran
Bagi mahasiswa hendaknya melakukan penelitian lebih lagi terkait
LonG Term Evolution (LTE) karena tidak akan di hindarkan lagi, teknologi LTE
akan berkembang pesat di dunia telekomunikasi kedepannya. Sebab fitur dan
keuntungan yang di berikan oleh LTE sangat besar. Hal ini bertujuan agar
mahasiswa atau ahli telekomunikasi siap untuk ikut serta mengembangkan LTE
terkhusus di Indonesi

24

DAFTAR PUSTAKA
https://tomorrow4life.wordpress.com/2013/02/07/sejarah-dan-perkembanganjaringan-seluler-2g-3g-4g/
https://aripujiono.wordpress.com/teknologi-telekomunikasi/4g/4g-lte-long-termevolution/

You might also like