You are on page 1of 4

TEKNIK PRODUKSI BERSIH

Dosen: Ir. Mukhtar Ghozali., MSc.

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Teknik Produksi Bersih

Disusun oleh:
Endang Yuniarti
NIM 141411009
3A

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2016

PROSES DI SCRUBBER PADA CO2 LIQUIFIED AND PURIFICATION


1. Prinsip Kerja
Gas scrubber adalah suatu bejana separator dua fasa yang berfungsi untuk membersihkan
aliran gas dari cairan dan kotoran terikut. Gas scrubber biasanya dipasang setelah separator
produksi dan untuk selanjutnya gas dialirkan kebeberapa tempat. Gas scrubber biasanya
berupa tabung vertikal atau horizontal. Pemisahan gas dengan menggunakan gas scrubber
terjadi pada saat gas masuk dan menabrak pelat deflector, pelat ini menahan atau
memperlambat laju aliran pada bejana sehingga memungkinkan cairan yang terikut gas akan
terpisah. Cairan akan turun kebawah dan gas naik keatas melewati demister. Demister ini
dibuat dari rajutan kawat, sehingga menyebabkan gas secara terus menerus merubah arah
alirannya, sehingga akan memudahkan terjadinya penyatuan butir cairan dan akhirnya jatuh
ke dalam cairan didalam bejana. Fungsi dari gas scrubber adalah memisahkan uap air serta
butiran-butiran sulfur yang masih terikut pada gas yang dapat merusak peralatan pada proses
selanjutnya. Misalnya gas yang keluar dari gas outlet separator sebelum dialirkan ke flare
untuk dibakar atau dialirkan ke peralatan proses selanjutnya, seperti untuk pemakaian gas
engine, atau untuk suplai tenaga pada peralatan , harus dibebaskan dari kandungan cairan
atau kata lain gas tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu. Dengan cara ini cairan yang
tinggal didalam scrubber sebagai kondensat bisa memberikan nilai tambah, semakin besar
jumlah gas yang dikeringkan semakin besar jumlah barel cairan yang didapat.
2. Hal yang mempengaruhi proses
Proses absorbsi sangat dipengaruhi oleh:

Target kemurnian gas yang diinginkan.


Konsentrasi pengotor dalam gas yang diolah
Kapasitas gas yang akan diolah
Jenis solvent atau absorbent yang dipakai
Konsentrasi amine

3. Kendala dalam proses


a. Spesifikasi pemisahan tidak terpenuhi

Tidak tercapainya spesifikasi gas keluar dari absorber (misalnya konsentrasi gas keluar
tinggi) dapat berasal dari beberapa faktor antara lain:

a.

Perubahan konsentrasi gas masuk ke menara penyerap


Perubahan suhu dari umpan
Perubahan suhu dari solven penyerap
Perubahan konsentrasi solven penyerap
Perubahan kondisi menara:
Perubahan tekanan sistem (pressure drop)
Perubahan suhu system
Perubahan kecepatan sirkulasi solven
Perubahan kecepatan aliaran gas
Kerusakan mekanis pada peralatan menara penyerap
Terjadinya foaming

Di setiap industri yang mengoperasikan menara penyerap, tidak dapat dihindari akan
kehilangan solven karena terjadinya foaming namun hal tersebut sebisa mungkin
diminimalisir. Foaming yang terjadi di dalam salah satu column, akan mengurangi derajat
kontak antara phase uap dengan cairan sehingga akan menurunkan effektivitas di dalam
operasinya.
Foaming dapat terjadi karena partikel yang halus seperti carbon yang lembut, kotoran atau
karat. Nampak jelas potensial untuk mengurangi foaming adalah dengan carbon atau dengan
penapisan secara mekanis atas larutan. Foaming juga dapat disebabkan oleh rich dan lean
loading yang tingginya berlebihan. Secara umum foaming terjadi karena perbedaan tegangan
dua molekul yang berbeda hal ini bisa disebabkan lean loading atau jumlah CO 2 yang
terkandung dalam lean amine masih terlalu tinggi (lebih dari 0.2 mol/mol). Kotoran akan
menyebabkan turunnya tegangan permukaan cairan. Partikel halus tersebut akan
mengakibatkan amine berbuih. Foaming yang terjadi di dalam column Stripper terjadi pada
kosentrasi amine pada air regenerasi refluks tinggi. Sedangkan foaming yang terjadi
pada Absorber akan mengakibatkan terbawanya amine keluar bersama hydrocarbon pada saat
pemisahan. Foaming dapat ditunjukkan pula oleh adanya perubahan pressure drop yang tidak
menentu yang terjadi pada column atau tinggi permukaan cairan pada dasar dari Stripper atau
Absorber yang berubah-ubah, sehingga indicator panel akan menunjukkan level cairan yang
naik turun tidak beraturan. Apabila terjadi foaming, maka injeksikan anti-foam ke dalam
sistem sesuai kebutuhan. Penambahan anti foam yang berlebihan, dapat menyebabkan

kekacauan yang tiba-tiba di dalam operasi, sebab foaming itu sendiri menyebabkan
instabilitas. Permukaan cairan pada Stripper suatu ketika akan turun sampai pada batas yang
membahayakan pada saat penambahan anti-foam, untuk mengantisipasinya peristiwa seperti
itu, level cairan pada Stripper kadangkala harus dinaikkan terlebih dahulu sebelum
ditambahkan anti-foam. Foaming dapat disebabkan oleh :

Partikel padat yang sangat lembut. Suspended solids (FeS, karbon, koloidal besi oksida,

material filter)
Asam organic yang dibawa oleh aliran gas.
Hydrocarbon yang terlarut dan terikut dalam aliran gas.
Produk yang mengalami degradasi.
Water make up yang memiliki kandungan kimia organic yang tinggi.
b. Kehilangan solven
Kehilangan solven dapat disebabkan beberapa hal:

Mekanis
o Kebocoran pada pipa, sambungan, dan sistem pemompaan
o Pengambilan sample atau purging
Entrainment
o Tray atau plate rusak atau tersumbat
o Tekanan menara dibawah tekanan perancangan
o Diameter menara terlalu kecil untuk ukuran aliran gas yang digunakan
o Distributor dari dari solven terlalu kecil atau tersumbat
Kelarutan
o Konsentrasi solven terlalu tinggi (lebih besar dari 40 %)
o Tekanan sistem terlalu rendah
o Suhu didalam menara terlalu tinggi
Penguapan
o Konsentrasi solven yang tinggi
o Tekanan sistem terlalu rendah
4. Cara memaksimalkan kinerja proses
Water make up harus selalu dikontrol agar water make up tidak memiliki
kandungan kimia organic yang tinggi, sehingga dapat memaksimalkan kinerja dalam
proses absorbsi di scrubber.

You might also like